• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pad"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 01 Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah peserta didik yang diteliti sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak. Peneliti memberikan soal IPA untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum diberikan tindakan dan membagikan angket untuk mengukur seberapa tinggi motivasi belajar IPA peserta didik.

Berdasarkan pelaksanaan pemberian soal Prasiklus, diperoleh hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak

Semester 2 Tahun 2014/2015

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥70 3 11

Belum tuntas < 70 24 89

Jumlah 27 100

Rata-rata 53,4

Nilai Minimal 22

Nilai Maksimal 84

(2)

58

ketuntasan belajar peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.1

Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar PraSiklus IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak

Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dari dalam diri peserta didik sendiri dan dari guru. Peserta didik belum sepenuhnya memahami materi yang mereka pelajari, mereka tidak dibiasakan untuk berpikir ilmiah dalam pembelajaran IPA. Peserta didik hanya menjadi pendengar saja tanpa ikut secara langsung dalam kegiatan praktik atau pembuktian. Guru terlalu mendominasi pembelajaran dengan ceramah tanpa ada variasi mengajar, sehingga peserta didik menjadi malas untuk belajar dan menganggap bahwa pelajaran IPA sangat membosankan. Guru sangat jarang menggunakan alat bantu mengajar atau alat peraga, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Akibatnya hasil belajar peserta didik menjadi rendah dan motivasi belajar mereka pun kurang.

4.1.2 Siklus I 4.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I akan dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan 3. Pada perencanaan ini, sebelum melaksanakan pertemuan 1 peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas untuk menyamakan persepsi tentang model pembelajaran

11%

89%

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PraSiklus IPA

(3)

59

discovery yang akan digunakan peneliti dalam proses pembelajaran. Setelah itu peneliti meminta materi dari guru kelas untuk menyesuaikan dengan buku pegangan siswa.

Sebelum memulai pertemuan 1, peneliti menyiapkan segla sesuatu yang diperlukan untuk proses pembelajaran. Mulai dari menentukan SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran sampai mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja kelompok yang dibutuhkan serta semua alat peraga yang akan digunakan, baik untuk mengajar juga untuk keperluan percobaan/eksperimen yang akan dilakukan oleh peserta didik. Peneliti membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi siswa pada pertemuan terakhir siklus I serta menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran, format ini akan diberikan kepada observer dan diisi berdasarkan langkah-langkah pembelajaran discovery (penemuan).

Pada pertemuan 1, akan disampaikan materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Energi. Setelah melalui persetujuan dengan guru kelas, maka Peneliti yang akan mengajar dan guru kelas sebagai observer selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan 1 akan membahas tentang Energi Panas. Pertemuan 2 akan membahas tentang Energi Bunyi. Pertemuan 3 akan diadakan tes tertulis sebagai evaluasi siswa terhadap materi sekaligus tes untuk siklus I. Selama pembelajaran pertemuan 1 dan 2, peserta didik dalam kelompok akan melakukan percobaan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery.

4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

a. Pertemuan 1

(4)

60

Pada awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi sekaligus perkenalan. Setelah itu guru menyampaikan motivasi dengan mengajak peserta didik untu

menyanyi lagu “Tik Tik Tik Bunyi Hujan”, kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan stimulus/pancingan berdasarkan lagu yang dinyanyikan untuk mengarahkan peserta didik pada pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu Energi panas. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(5)

61

mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu data processing (pengolahan data), setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengolah data dari hasil percobaan yang dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis mereka dan hasil yang mereka temukan setelah percobaan. Kemudian setiap kelompok diminta untuk verification (pembuktian) dengan menyampaikan hasil temuannya secara bergantian untuk kemudian saling bertukar pendapat dan saling bertanya, guru hanya memberikan penguatan dengan memberikan contoh-contoh kejadian yang dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak.

Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu tentang Energi Bunyi.

(6)

62

observer akan diukur sejauh mana guru (peneliti) mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang.

b. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Maret 2015. Pertemuan 2 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Pada pertemuan 2, peserta didik akan belajar tentang Energi Bunyi.

Ketika awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi. Kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari peserta didik pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menunjukkan gelas kaca dan sendok. Guru memukul gelas menggunakan sendok dan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Kemudian guru membungkus gelas dengan sapu tangan dan mengajukan pertanyaan

kembali. “Jika gelas dipukul apakah menghasilkan suara?”. Kemudian

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(7)

63

menimbulkan kebingungan pada peserta didik sehingga menuntut peserta didik untuk bertanya, lalu dari definisi masalah yang diperoleh, peserta didik dibimbing untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya guna memunculkan dugaan sementara/hipotesis dari masalah yang akan dipecahkan. Guru menuliskan hipotesis di papan tulis. Langkah ketiga adalah data collection (pengumpulan data), peserta didik diminta untuk bekerja dalam kelompok (1 kelompok 4-5 anak), kelompok ini berbeda dengan kelompok pada pertemuan 1. Guru membagikan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan percobaan, serta memberikan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan peserata didik. Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan untuk mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu data processing (pengolahan data), setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengolah data dari hasil percobaan yang dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis mereka dan hasil yang mereka temukan setelah percobaan. Kemudian setiap kelompok diminta untuk verification (pembuktian) dengan menyampaikan hasil temuannya secara bergantian untuk kemudian saling bertukar pendapat dan saling bertanya, guru hanya memberikan penguatan dengan memberikan contoh-contoh kejadian yang dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak.

(8)

64

didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik belajar karena akan diadakan tes pada pertemuan selanjutnya.

Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum. Observer memberikan nilai terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian observer akan diukur sejauh mana guru (peneliti) mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang.

c. Pertemuan 3

Pertemuan 3 siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2015. Pada pertemuan 3, diadakan tes tertulis untuk evaluasi peserta didik. Soal tes berisi 30 soal pilihan ganda dilanjutkan dengan pengisian lembar angket motivasi belajar oleh peserta didik. Pembelajaran dilakukan dalam 3 jam pelajaran, dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB.

Awal pembelajaran dimulai dengan mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan dengan absensi. Kemudian guru melanjutkan dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tes. Guru menjelaskan tata tertib tes dan menyampaikan alokasi waktu untuk mengerjakan soal.

(9)

65

mempunyai waktu 20 menit untuk mengisi lembar angket. Setelah waktu selesai, peserta didik diminta mengumpulkan hasil pekerjaan tes dan angket.

Pada kegiatan akhir, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan jika ada pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab atau sulit dipahami. Kemudian guru menyampaikan tindak lanjut kepada peserta didik agar membaca materi yang akan dipelajari selanjutnya, yaitu tentang Energi Alternatif. Pembelajaran selesai dan guru menutup dengan mengucapkan salam.

4.1.2.3 Hasil Penelitian

4.1.2.3.1 Motivasi Belajar IPA Peserta Didik

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran discovery, peneliti membagikan angket motivasi belajar IPA peserta didik pada pertemuan 3 siklus I. Hasil dari angket motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Semester 2 Siklus I

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase

(%)

(10)

66

motivasi belajar IPA yang sangat rendah, yaitu sebanyak 1 anak. Dari Tabel 4.2 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.2

Grafik Persentase Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus I

Berdasarkan gambar 4.2 setelah dilaksanakan siklus I, motivasi belajar IPA peserta didik dapat terlihat bahwa 67% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang tinggi, 29% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi, dan terdapat 4% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPA peserta didik dikatakan tercapai apabila 75% dari keseluruhan peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I, indikator kinerja untuk motivasi belajar telah tercapai.

4.1.2.3.2 Hasil Belajar IPA Peserta Didik

Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery, guru mengadakan evaluasi kepada peserta didik dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pertemuan 3. Dilihat

4%

67% 29%

Motivasi Belajar IPA Peserta

Didik Kelas IV SDN 1 Ngombak

Siklus I

SANGAT RENDAH RENDAH

TINGGI

(11)

67

dari hasil belajar peserta didik pada Prasiklus, hasil belajar IPA siklus I mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dri hasil rekap nilai peserta didik pada saat prasiklus dan siklus I. Hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik sebelum dilaksanakan tindakan (siklus I) dari jumlah peserta didik sebanyak 27 siswa, jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) ada 3 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 24 siswa. setelah dilaksanakan siklus I, jumlah peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi 12 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa. Hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pesrta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus I

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase

(%)

Tuntas ≥70 12 44

Belum tuntas < 70 15 56

Jumlah 27 100

Rata-rata 61,5

Nilai Minimal 23

Nilai Maksimal 87

(12)

68

Gambar 4.3

Grafik Persentase Hasil Belajar IPA Peserta Didik kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus I

4.1.2.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery

a. Siklus I Pertemuan 1

Pada pertemuan 1 siklus I telah dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan penerapan model pembelajaran discovery. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer. Lembar observasi diisi untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery, apakah masuk kategori sangat baik, baik, cukup, atau kurang. Lembar observasi implementasi berisi langkah-langkah yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery, yang mencakup urutan sintak berdasarkan model

pembelajaran discovery meliputi stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, dan generalization.

Hasil dari observasi pada pertemuan 1 siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

56% 44%

HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 01

NGOMBAK SIKLUS I

(13)

69

Tabel 4.4

Hasil observasi Siklus I Pertemuan 1

No. Kegiatan Aspek Yang Diamati

Skor 1 2 3 4

A. Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa. 

B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi.

4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan materi

pembelajaran. 

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 

C. Inti

Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan.

7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna menemukan

permasalahan. 

8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan pada

masalah. 

9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan pendapat. 

Problem

Statement 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah.  11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis.  Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 

14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 

15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 

Data Processing 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi.

17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 

18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.  Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep.

20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil

temuannya. 

Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan

konsep. 

D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 

24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 

25. Melaksanakan tindak lanjut. 

26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. 

Jumlah masing-masing skor 8 48 24

Jumlah keseluruhan skor 80

(14)

70

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ada 4 kriteria yang mendapatkan poin 2, ada 16 kriteria yang mendapatkan point 3, dan ada 6 kriteria yang mendapatkan poin 4. Jumlah keseluruhan poin yang didapat pada pertemuan I siklus 1 adalah 80 poin. Rata-rata implementasi yang didapat adalah 3,07. Berdasarkan kriteria yang telah dibuat, jumlah poin 80 telah termasuk ke dalam kategori Baik.

Selama pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I masih ada catatan dari observer, yaitu:

1) Tujuan pembelajaran belum disampaikan.

2) Perhatikan alokasi waktu, jangan melebihi apa yang sudah direncanakan.

3) Tegur peserta didik yang kurang memperhatikan.

4) Perhatikan keseluruhan peserta didik, pantau perkembangan belajar mereka.

b. Siklus I Pertemuan 2

(15)

71

Tabel 4.5

Hasil observasi Siklus I Pertemuan 2

No. Kegiatan Aspek Yang Diamati

Skor

1 2 3 4

A. Pra

Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa. 

B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi.

4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan

materi pembelajaran. 

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 

C. Inti

Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan.

7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna

menemukan permasalahan. 

8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan

pada masalah. 

9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan

pendapat. 

Problem

Statement 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. 

11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. 

Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 

14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 

15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 

Data

Processing 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 

17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 

18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. 

Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun

konsep. 

20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan hasil temuannya. 

Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan

berdasarkan konsep. 

D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 

24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 

25. Melaksanakan tindak lanjut. 

26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. 

Jumlah masing-masing skor 45 44

Jumlah keseluruhan skor 89

(16)

72

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kriteria yang mendapatkan poin 2. Semua kriteria mendapatkan poin 3 dan 4. Ada 15 kriteria yang mendapatkan poin 3 dan 11 kriteria mendapatkan poin 4. Jumlah keseluruhan poin mengalami peningkatan dari pertemuan 1 yaitu dari 80 menjadi 86. Rata-rata implementasi juga mengalami peningkatan dari 3,07 menjadi 3,42. Berdasarkan kategori yang telah dibuat, jumlah poin 89 termasuk ke dalam kategori Sangat Baik. Akan tetapi masih ada catatan dari observer yaitu:

1) Saat kerja kelompok, perhatikan dengan baik keseluruhan peserta didik, ingatkan agar semua bekerja untuk membantu. 2) Sebaiknya percobaan dilakukan bersamaan, sehingga tidak

kerepotan untuk memantau dengan bolak-balik keluar.

c. Siklus I Pertemuan 3

Pada siklus I pertemuan 3, observer tidak mengisi lembar observasi. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 hanya dilaksanakan tes evaluasi siklus I, sehingga guru tidak menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery.

(17)

73

4.1.2.4 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan menerapkan model Discovery. Selain itu digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang ditentukan. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran discovery, guru kelas mendapat pengalaman dan wawasan baru, bagi siswa pembelajaran dirasa lebih mudah diterima dan menyenangkan serta siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya yang berkemampuan tinggi tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus I, didapatkan hasil sebanyak 67% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi, 29% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi, dan 4% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah peserta didik memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, berarti pada siklus I indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak telah tercapai.

(18)

74

dan tidak ada catatan dari observer, maka indikator proses pada siklus I belum tercapai.

Berdasarkan hasil belajar pada siklus I, sebanyak 44% peserta didik sudah tuntas belajar IPA dengan KKM 70 dan 56% peserta didik masih belum tuntas, dengan rata-rata kelas 61,5. Dilihat dari hasil belajar pada pra siklus, siklus I telah mengalami peningkatan. Akan tetapi, hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM.

Selanjutnya, sebagai pemantapan dari siklus I, akan dilaksanakan siklus II dengan menerapkan kembali model discovery dalam kegiatan pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak agar sesuai dengan indikator kinerja yang hendak dicapai. Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.

2) Peserta didik lebih antusias untuk belajar. 3) Guru sudah bisa menguasai kelas.

4) Antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

5) Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar peserta didik meningkat.

b. Kekurangan Hambatan

(19)

75

2) Masih ada peserta didik yang belum bekerjasama dalam kelompok secara optimal.

3) Alokasi waktu kurang diperhatikan.

4) Selama percobaan, masih ada peserta didik yang kebingungan dan tidak membantu dalam kelompok.

Penyelesaian

1) Selama proses pembelajaran, guru berusaha untuk membiasakan peserta didik dengan memberikan pengarahan yang maksimal terhadap setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik.

2) Guru melakukan komunikasi dan selalu mengingatkan agar peserta didik senantiasa bekerjasama membantu kelompoknya.

3) Ada pemotongan alokasi waktu untuk beberapa kegiatan pembelajaran.

4) Guru senantiasa berkeliling untuk membantu peserta didik dengan cara membimbing kelompok yang kesulitan dan kurang mengerti terhadap langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam kelompok. Selama berkeliling, guru selalu mengingatkan peserta didik untuk saling membantu.

4.1.3 Siklus II 4.1.3.1 Perencanaan

(20)

76

membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi siswa pada pertemuan terakhir siklus II serta menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran, format ini akan diberikan kepada observer dan diisi berdasarkan langkah-langkah pembelajaran discovery (penemuan).

Pada pertemuan 1, akan disampaikan materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Energi Alternatif. Seperti pada siklus I, Peneliti yang akan mengajar dan guru kelas sebagai observer selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan 2 akan membahas tentang Membuat Karya yang Mengalami Perubahan Gerak Karena Pengaruh Udara. Pertemuan 3 akan diadakan tes tertulis sebagai evaluasi siswa terhadap materi sekaligus tes untuk siklus II. Selama pembelajaran pertemuan 1 dan 2, peserta didik dalam kelompok akan melakukan percobaan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery.

4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi

a. Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilakukan pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015. Pertemuan 1 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB.

Pada awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi. Setelah itu guru menyampaikan motivasi

dengan mengajak peserta didik untu menyanyi lagu “Kring Kring Ada Sepeda”, kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan stimulus/pancingan berdasarkan lagu yang dinyanyikan untuk mengarahkan peserta didik pada pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu Energi Alternatif. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(21)

77

(22)

78

didik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak.

Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik membawa barang-barang yang diperlukan untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum.

b. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2015. Pertemuan 2 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Pada pertemuan 2, peserta didik akan belajar membuat karya yang mengalami perubahan gerak karena pengaruh udara.

(23)

79

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(24)

80

sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak.

Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik belajar karena akan diadakan tes pada pertemuan selanjutnya.

Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum.

c. Pertemuan 3

Pertemuan 3 siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Maret 2015.. Pada pertemuan 3, diadakan tes tertulis untuk evaluasi peserta didik. Soal tes berisi 30 soal pilihan ganda dilanjutkan dengan pengisian lembar angket motivasi belajar oleh peserta didik. Pembelajaran dilakukan dalam 3 jam pelajaran, dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB.

(25)

81

Pada kegiatan inti, guru membagikan lembar soal kepada peserta didik dan peserta didik diminta untuk mengerjakan soal dalam alokasi waktu 50 menit. Guru mengingatkan agar tidak terburu-buru dan teliti dalam menjawab pertanyaan. Guru memastikan semua peserta didik telah selesai dan membagikan lembar angket motivasi kepada peserta didik. Peserta didik mempunyai waktu 20 menit untuk mengisi lembar angket. Angket yang diisi pada siklus II adalah angket yang sama pada siklus I. Tujuannya adalah untuk membandingkan apakah motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran discovery. Setelah waktu selesai, peserta didik diminta mengumpulkan hasil pekerjaan tes dan angket.

Pada kegiatan akhir, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan jika ada pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab atau sulit dipahami. Kemudian guru menyampaikan tindak lanjut kepada peserta didik agar selalu belajar dan membaca. Pembelajaran selesai dan guru menutup dengan mengucapkan terima kasih serta salam.

4.1.3.3 Hasil Penelitian

4.1.3.3.1 Motivasi Belajar IPA Peserta Didik

(26)

82

Tabel 4.6

Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Siklus II

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase

(%)

Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut, dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan bahwa 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi dengan jumlah peserta didik 15 anak. 44% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi dengan jumlah peserta didik sebanyak 12 anak. Dari Tabel 4.6 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.4

Grafik Persentase Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus II

Berdasarkan gambar 4.4 setelah dilaksanakan siklus II, motivasi belajar IPA peserta didik dapat terlihat bahwa 44%

44% 56%

Motivasi Belajar IPA Peserta

Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak

Siklus II

SANGAT RENDAH RENDAH

TINGGI

(27)

83

peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang tinggi, 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPA peserta didik dikatakan tercapai apabila 75% dari keseluruhan peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I, dapat terlihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik telah mengalami peningkatan. Dari 29% peserta didik memiliki motivasi belajar sangat tinggi menjadi 56% dari keseluruhan peserta didik di kelas IV. Tidak ada lagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah. Berdasarkan hasil siklus II, indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak telah tercapai sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

4.1.3.3.2 Hasil Belajar IPA Peserta Didik

(28)

84

siswa. Hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pesrta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus II

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase

(%)

Tuntas ≥70 25 93

Belum tuntas < 70 2 7

Jumlah 27 100

Rata-rata 78,4

Nilai Minimal 23

Nilai Maksimal 100

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa peserta didik yang tuntas mencapai KKM pada siklus II meningkat dari 12 siswa dengan persentase 44% menjadi 25 siswa dengan persentase 93% sedangkan peserta didik yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 7% dari sebelumnya 15 siswa dengan persentase 56%. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 61,5 menjadi 78,4. Nilai maksimal yang diraih peserta didik adalah 100 dan nilai minimalnya 23. Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat diubah ke dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.5

Grafik Persentase Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus II

7%

93%

HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 01 NGOMBAK

SIKLUS II

(29)

85

Dengan demikian melalui penerapan model pembelajaran discovery, hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak semester II mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkan model pembelajaran discovery. Dari hasil tes evaluasi siklus II, sebanyak 25 peserta didik telah mencapai KKM IPA yaitu 70. Atau sebanyak 93% dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% peserta didik mencapai KKM. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II, indikator keberhasilan telah tercapai sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.

4.1.3.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery

a. Siklus II Pertemuan 1

(30)

86

Tabel 4.8

Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1

No. Kegiatan Aspek Yang Diamati

Skor

1 2 3 4

A. Pra

Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa. 

B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi.

4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan

materi pembelajaran. 

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 

C. Inti

Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan.

7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna

menemukan permasalahan. 

8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan

pada masalah. 

9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan

pendapat. 

Problem

Statement 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. 

11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. 

Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 

14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 

15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 

Data

Processing 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 

17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 

18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. 

Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep.

20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil

temuannya. 

Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan

konsep. 

D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 

24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 

25. Melaksanakan tindak lanjut. 

26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. 

Jumlah masing-masing skor 24 72

Jumlah keseluruhan skor 96

(31)

87

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ada 8 kriteria yang mendapat poin 3 dan 18 kriteria mendapat poin 4. Jumlah keseluruhan poin adalah 96 dan rata-rata implementasi 3,69. Dibandingkan dengan pertemuan 2 pada siklus 1, jumlah kriteria yang mendapat poin 4 mengalami peningkatan dari 11 kriteria menjadi 18 kriteria. Jumlah keseluruhan poin mengalami peningkatan dari 89 menjadi 96. Rata-rata implementasi juga mengalami peningkatan dari 3,42 menjadi 3,69. Berdasarkan kategori tang telah dibuat, jumlah keseluruhan poin 96 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 2 ini masih ada sedikit catatan dari observer yaitu jangan terlalu banyak ceramah, gunakan waktu seefektif mungkin.

b. Siklus II Pertemuan 2

(32)

88

Tabel 4.9

Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2

No. Kegiatan Aspek Yang Diamati

Skor

1 2 3 4

A. Pra

Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa. 

B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi.

4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan

materi pembelajaran. 

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 

C. Inti

Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan.

7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna

menemukan permasalahan. 

8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan

pada masalah. 

9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan

pendapat. 

Problem

Statement 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah.

11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. 

Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 

14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 

15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 

Data Processing

16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 

17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 

18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. 

Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep.

20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil

temuannya. 

Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan

berdasarkan konsep. 

D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 

24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 

25. Melaksanakan tindak lanjut. 

26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. 

Jumlah masing-masing skor 6 96

Jumlah keseluruhan skor 102

(33)

89

Berdasarkan data pada Tabel 4.9 terlihat peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Pada pertemuan 1, kriteria yang mendapatkan poin 3 ada 8 kriteria menjadi 2 kriteria saja. Ada 18 kriteria yang mendapat poin 4, pada pertemuan 2 menjadi 23 kriteria mendapat poin 4. Jumlah keseluruhan poin dari 96 menjadi 102. Rata-rata implementasi meningkat dari 3,69 menjadi 3,92. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, jumlah poin 102 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 2 siklus II sudah tidak ada lagi catatan dari observer.

c. Siklus II Pertemuan 3

Pada siklus II pertemuan 3, observer tidak mengisi lembar observasi. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 hanya dilaksanakan tes evaluasi siklus II, sehingga guru tidak menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery.

Hasil berbandingan observasi pada siklus I dan siklua II dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Analisis Komparatif Observasi Siklus I dan Siklus II

Siklus/Pertemuan Jumlah

Siklus I Pertemuan 1 Tes Evaluasi Siklus I

Siklus II Pertemuan 1 96 3,69 Sangat Baik Ada Siklus II Pertemuan 2 102 3,92 Sangat Baik Tidak ada Siklus II Pertemuan 3 Tes Evaluasi Siklus II

(34)

90

meningkat pada pertemuan 2 menjadi jumlah poin 89 dan rata-rata 3,42 dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 1 siklus II mengalami peningkatan lagi dari 89 poin dan rata-rata 3,42 menjadi 96 poin dan rata-rata 3,69 dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan kembali dari 96 poin dan rata-rata 3,69 menjadi 102 poin dan rata-rata 3,92 dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 masih ada catatan dari observer. Pada siklus II pertemuan 1 juga masih ada catatan dari observer, dan pada siklus II pertemuan 2 sudah tidak ada lagi catatan dari observer.

Hasil perbandingan observasi siklus I dan siklus II dari Tabel 4.10 dapat diubah dalam grafik batang sebagai berikut:

Gambar 4.6

Grafik Komparatif Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 01 Ngombak

Berdasarkan grafik batang pada Gambar 4.6 terlihat hasil observasi mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, kategori implementasi juga sudah termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 3 siklus II juga sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Dengan demikian, indikator keberhasilan yang dibuat

0

Grafik Batang Perbandingan Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Mata Pelajaran IPA Kelas

(35)

91

oleh peneliti yaitu hasil observasi berada pada kategori Baik/Sangat Baik serta tidak ada lagi catatan dari observer telah tercapai. Guru sudah berhasil menerapkan model pembelajaran discovery pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 01 Ngombak semester II dalam materi Energi dan Energi Alternatif.

4.1.3.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan III maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran discovery, kegiatan pembelajaran dirasa lebih menarik dan menyenangkan, peserta didik mampu berlatih untuk bekerjasama dan menumbuhkan keberanian peserta didik untuk tampil di depan kelas ataupun dalam mengemukakan pendapat.

Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus II, didapatkan hasil sebanyak 44% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi dan 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi. Hasil angket motivasi peserta didik pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah peserta didik memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, berarti pada siklus II indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak telah tercapai.

(36)

92

dan tidak ada catatan dari observer, maka indikator proses pada siklus II telah tercapai.

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 93% peserta didik sudah tuntas belajar IPA dengan KKM 70 dan 7% peserta didik masih belum tuntas, dengan rata-rata kelas 78,4. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I, siklus II telah mengalami peningkatan. Selain itu, hasil belajar peserta didik pada siklus II juga telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM.

Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

Kelebihan

1) Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.

2) Peserta didik lebih antusias untuk belajar. 3) Guru sudah bisa menguasai kelas.

4) Pemanfaatan alokasi waktu sudah baik.

5) Antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

6) Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar peserta didik meningkat.

7) Peserta didik lebih berani untuk tampil dan mengemukakan pendapat.

8) Peserta didik lebih bersemangat untuk belajar karena melakukan percobaan sendiri dan praktikum sendiri untuk menemukan jawaban/membuat sesuatu.

4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Motivasi Belajar IPA

(37)

93

hasil motivasi belajar IPA peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Analisis Komparatif Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

Kriteria

Siklus I Siklus II

Jumlah

siswa Persen %

Jumlah siswa

Persen %

Rendah - - - -

Sangat Rendah 1 4 - -

Tinggi 18 67 12 44

Sangat Tinggi 8 29 15 56

Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik dari siklus I sebanyak 1 orang siswa memiliki motivasi

belajar IPA „sangat rendah‟ dengan persentase 4%, 18 siswa memiliki motivasi belajar IPA „tinggi‟ dengan persentase 67%, dan sebanyak 8 siswa memiliki motivasi belajar IPA „sangat tinggi‟. Sedangkan pada siklus II,

sebanyak 12 siswa memiliki motivasi belajar IPA „tinggi‟ dengan persentase 44%, dan 15 siswa memiliki motivasi belajar IPA „sangat tinggi‟ dengan

persentase 56%. Tidak ada peserta didik yang motivasi belajar IPA nya

„rendah‟ dan „sangat rendah‟. Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar IPA

peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Lebih dari

50% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang „sangat tinggi‟. Hasil

(38)

94

Gambar 4.7

Grafik Komparatif Peningkatan Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi motivasi belajat IPA peserta didik pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.7. Terlihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak mengalami peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV di SDN 01 Ngombak Semester II Tahun pelajaran 2014/2015.

4.2.2 Hasil Belajar IPA

Analisis data dari hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SD Negeri 01 Ngombak pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam sebuah tabel dan grafik. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas IV pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

0

(39)

95

Tabel 4.12

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015

Kriteria

Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Berdasarkan kriteria pada tabel 4.13 di atas, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi tuntas artinya hasil belajar peserta didik ≥nilai KKM (70). Klasifikasi tidak tuntas artinya hasil belajar peserta didik < nilai KKM (70).

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar IPA peserta didik mengalami peningkatan. Jumlah peserta didik yang masuk

dalam kriteria “tuntas” meningkat dari 3 siswa dengan persentase 11% pada

prasiklus menjadi 12 siswa dengan persentase 44% pada siklus I dan 25 siswa dengan persentase 93% pada siklus II. Jumlah peserta didik yang

masuk dalam kriteria “tidak tuntas” semakin mengalami penurunan dari 24

(40)

96

Gambar 4.8

Grafik Komparatif Linear Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Prasiklus, Siklus I, dan

Siklus II

Pada tabel 4.13 dan gambar grafik linear 4.8 menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran discovery pada kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV SDN 01 Ngombak Semester II tahun pelajaran 2014/2015, hasil belajar IPA peserta didik mengalami peningkatan dalam hal ketuntasan hasil belajar. Pada setiap siklus, jumlah peserta didik yang mencapai KKM semakin bertambah dan jumlah peserta didik yang masih di bawah KKM semakin berkurang.

4.3 Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan ditemukan bahwa motivasi belajar dan hasil belajar IPA peserta didik masih rendah, hal ini disebabkan guru kelas mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah, peserta didik kurang memahami konsep ketika pembelajaran berlangsung. Sarana dan alat peraga untuk menyampaikan pembelajaran kurang memadai bahkan rusak sehingga tidak mendukung proses pembelajaran. Peserta didik hanya mempelajari IPA dengan menghapal materi tanpa melakukan praktik atau percobaan langsung.

0

Pra siklus Siklus I Siklus II

F

Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak

(41)

97

Mereka tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya sehingga motivasi belajar IPA rendah. Peserta didik menjadi malas untuk berpikir secara mandiri sehingga hasil belajar yang dicapai rendah. Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik sebelum dilakukan tindakan adalah 51,8. Peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 3 siswa dengan persentase 11%, sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 24 siswa dengan persentase 89%. Nilai tertinggi yang diperoleh sebelum tindakan adalah 84 dan nilai terendah adalah 22.

Peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA peserta didik didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus I dan siklus II sebagai berikut:

a. Siklus I

Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model discovery meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik yang dapat dilihat dari ketuntasan belajar peserta didik dengan 12 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (KKM=70) dan 15 peserta didik masih di bawah KKM. Dengan rata-rata kelas 61,5 dan nilai tertinggi 87 serta nilai terendah 23. Selain itu, berdasarkan angket motivasi belajar IPA didapat 1 orang peserta didik memiliki motivasi belajar sangat rendah, 18 peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi, dan 8 peserta didik memiliki motivasi belajar sangat tinggi.

b. Siklus II

(42)

98

Gambar

Tabel 4.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus IPA
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar
Tabel 4.2 Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak
Gambar 4.2 Grafik Persentase Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

ALlah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang hendak diperbuatnya untuk hari esok (Hari Akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh. Allah Maha Teliti terhadap apa

Selain citra toko yang dapat mempengaruhi niat pembelian, banyak toko eceran yang melakukan berbagai macam strategi promosi untuk menarik niat pembelian calon

Pada dasarnya koperasi mempunyai beberapa kegiatan usaha dan salah satunya adalah usaha simpan pinjam.Usaha simpan pinjam KPRI Tansmigrasi Surabaya diperuntukkan

Untuk mengukur volume ekspirasi dan inspirasi menggunakan alat respirometer rakitan, ditarik nafas secara normal lalu dilepaskan ujung selang dari mulut anda

16) Memasukkan A dan B yang telah dihitung 17) Memasukkan h dan ∑B yang telah dihitung 18) Memasukkan Ralat Mutlak yang telah dihitung 19) Memasukkan Ralat Nisbi yang telah dihitung

sahabat yang aku kagumi sahabat yang selalu menjadi penenang disaat sedih apapun masalahnya teruntuk kalian sukses selalu yah cepet nyusul jadi sarjananya cepet

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada

Pola Interaksi antara Pemerintah dan Masyarakat dalam Kebijakan Pengelolaam Hutan Kemasyarakatan dipengaruhi oleh 6 (enam) antara lain: 1). Hal ini dapat dilihat