• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semest

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semest"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

38 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dengan menerapkan tiga

tahap penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

observasi, dan refleksi.

4.1.1.1Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan

digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain:

menelaah materi pembelajaran matematika kelas 4 dan mengkaji

indikator-indikatornya, menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran, melakukan uji validitas instrumen, menyiapkan lembar

observasi, menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam

pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

4.1.1.2Pelaksanaan Tindakan dan Obsrvasi

Pertemuan pertama dalam siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02

April 2014. Materi yang diajarkan adalah sifat bangun ruang sederhana dan

hubungan antar bangun datar, sub pokok bahasan sifat- sifat bangun ruang (balok

dan kubus). Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun. Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan melakukan doa

bersama siswa-siswanya. Guru melakukan absensi dan mengkondisikan kelas

dengan serta memberikan motivasi. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan mengenai permainan monopoli dan menanyakan

benda-benda di sekitar siswa yang berbentuk dadu kemudian diteruskan dengan

menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan

tentang pembelajaran NHT dan juga menjelaskan langkah-langkahnya kepada

siswa.

Pada kegiatan inti siswa mengamati gambar/alat peraga bangun ruang

(2)

kubus dan balok dilanjutkan dengan penjelasan gutu mengenai sifat-sifat bangun

ruang kubus dan balok, pasangan rusuk dan sisi yang sehadap dan sejajar.

Kemudian guru menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

tipe NHT dengan pembentukan kelompok dengan berhitung satu sampai 6.

Setelah itu siswa diminta guru untuk bergabung sesuai nomor yang di dapat.

Siswa bergabung dengan kelompoknya. Guru membagikan nomor pada setiap

siswa dalam kelompok. Lalu siswa diberikan alat peraga berupa bangun ruang

kubus dan balok serta lembar kerja siswa. Siswa diminta untuk mendiskusikan

sifat-sifat bangun ruang tersebut bersama anggota kelompoknya. Kemudian guru

memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Siswa yang nomornya sesuai menjawab pertanyaan atau

mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk

bertanya atau memberikan pendapat pada siswa yang presentasi.

Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman materi

yang diajarkan dengan menjelaskan unsur-unsur dari bangun ruang melalui alat

peraga yang dibawa. Sehingga siswa bersama guru menyimpulkan materi

pembelajaran. Pada kegiatan akhir siswa dan guru saling memberi umpan balik

mengenai sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus. Di akhir pertemuan, guru

memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian

guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

Pertemuan kedua dilaksanakan pasa hari Kamis tanggal 03 April 2014.

Materi yang diajarkan adalah sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar

bangun datar, sub pokok bahasan sifat- sifat bangun ruang (tabung, kerucut dan

bola). Dalam pertemuan 2 ini, guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru

mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan

tentang materi sebelumnya dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang

akan dipelajaridipelajari yaitu sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola,

(3)

Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk mengamati alat peraga bangun

ruang yang dibawakan oleh guru dan bertanya jawab tentang benda apa saja yang

berbentuk tabung, kerucut, dan bola. Guru menjelaskan tentang sifat-sifat bangun

ruang tabung, kerucut, dan bola. Setelah guru selesai menjelaskan materi, siswa

diminta untuk bergabung dengan kelompoknya. Setelah itu, siswa diminta untuk

mendiskusikan tentang sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut, dan bola. Siswa

dipanggil guru dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai

mencoba menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan

pendapat pada siswa yang presentasi. Guru dan siswa bertanya jawab tentang

materi yang kurang jelas atau belum diketahui siswa. Siswa dibimbing guru

meluruskan kesalah pahaman dan diberi penguatan.

Pada kegiatan akhir dilakukan tahap kesimpulan, siswa dan guru saling

memberi umpan balik mengenai sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola.

Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan

penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam

penutup.

Tabel 9

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together Siklus 1

Berdasarkan tabel 8, hasil observasi menunjukkan bahwa padapertemuan

pertama guru masih belum terbiasa terlihat sedikit canggung ketika melaksanakan

pembelajaran NHT. Hal ini terlihat dari guru yang tidak menyiapkan siswa

dengan baik ketika memulai pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang

memperhatikan guru ketika membuka kegiatan pembelajaran dan asyik

mengobrol dengan temannya. Guru juga masih belum bisa menguasai kelas

(4)

ramai. Guru juga masih belum maksimal dalam memberikan motivasi belajar

kepada siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Guru juga belum memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

Ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru juga belum memberikan

kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya atau mengomentari

jawaban yang disampaikan oleh temannya. Hal ini menyebabkan siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga belum mengajak siswa untuk menarik

kesimpulan bersama dan melakukan refleksi.

Pada pertemua kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Guru sudah menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga suasana

kelas menjadi lebih kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga

sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum dipahami sehingga siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan

menanggapi pertanyaan dari guru. Siswa juga tampak sangat antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Namun ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya,

guru masih belum memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk bertanya. Sehingga belum ada interaksi aktif diantara siswa. Guru juga

belum mengajak siswa unuk menarik kesimpulan bersama.

Selama melakukan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kedua

kalinya, secara keseluruhan penyajiannya sudah cukup sistematis. Guru mengelola

kelas dengan baik, memberikan motivasi kepada siswa saat proses pembelajaran.

Memberikan arahan kepada siswa saat melakukan pengamatan. Hanya saja masih

ada dua indikator yang belum dilaksanakan oleh guru. Sehingga perlu diadakan

perbaikan agar dapat mencapai semua indikator yang telah ditentukan.

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Jumat tanggal 04 April 2014.

Pertemuan ketiga ini digunakan untuk memberikan evaluasi kepada siswa dengan

tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran matematika dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru menyampaikan tata tertib

dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan. Guru membagi

(5)

mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran. Setelah selesai, siswa mengumpulkan

hasil pekerjaannya kepada guru. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatanpenutup, guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 4.1.2.1Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan siklus II ini agar

efektivitas pembelajaran dapat meningkat dibandingkan pada siklus I yaitu

melihat dan menelaah hasil refleksi siklus 1. Mencari strategi untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan serta mempertahankan dan meningkatkan kelebihan pada

siklus 1. Mencari referensi dan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

indikatornya, menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan

dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan langkah selanjutnya

yaitu menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai

pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT.

4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 April 2014.

Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menentukan jaring-jaring

balok. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru dan siswa berdoa.

Setelah itu guru mengabsensi siswa dan mengkondisikan kelas, melakukan

apersepsi dengan memberikan umpan pertanyaan seputar benda di dalam ruangan

kelas, kemudian guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan

dipelajari yaitu jaring-jaring balok dilanjutkan menyampaikan topik dan tujuan

pembelajaran.

Pada kegiatan inti pembelajaran diawali dengan mengamati bangun balok

yang dibawa oleh guru dan siswa memperhatikan guru membuka balok sehingga

membentuk jaring-jaring balok. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

jaring-jaring balok kemudian siswa dan guru bertanya jawab tentang jaring-jaring

(6)

kelompoknya masing-masing kemudian setiap siswa dalam kelompok diberi

nomor. Siswa diberikan alat peraga berupa potongan bangun datar persegi dan

persegi panjang beserta lembar kerja siswa. Siswa diminta untuk merangkai

bangun datar persegi dan persegi panjang agar dapat menjadi jaring-jaring balok.

Siswa saling berdiskusi dan bekerjasama menyusun bagian-bagian yang sudah

terpotong menjadi beberapa jenis jaring-jaring balok dan tiap jenis jaring-jaring

balok yang terbentuk di gambar dalam lembar kerja. Siswa yang mengalami

kesulitan mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru selama proses diskusi

berlangsung. Setelah selesai, siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai, mempresentasikan hasil diskusinya.

Setiap kelompok akan menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain, sehingga

pada tahap penyimpulan nanti akan ada hasil pembahasan dari diskusi bersama.

Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalah pahaman materi

yang diajarkan dengan mengajak siswa untuk membentuk balok dari

masing-masing jaring yang telah dibuat. Akan terlihat apakah jaring-jaring yang dibuat

siswa akan membentuk balok atau tidak. Siswa dan guru saling memberi umpan

balik mengenai bentuk jaring- jaring balok. Di akhir pertemuan, guru memberikan

beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian guru

mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014.

Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah menentukan jaring-jaring kubus.

Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru member dan meminta salah satu

siswa memimpin berdoa bersama. Guru mengabsen sisiswa dan mengkondisikan

kelas, melakukan apersepsi dengan memberikan umpan pertanyaan seputar materi

sebelumnya dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari

yaitu jaring-jaring kubus dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti pembelajaran siswa mengamati bangun kubus yang

dibawa oleh guru dan memperhatikan guru membuka bangun kubus sehingga

(7)

jaring-jaring kubus. Siswa dan guru bertanya jawab tentang jaring-jaring-jaring-jaring kubus. Guru

membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan bimbingan. Siswa

bergabung dengan kelompoknya masing-masing kemudian setiap siswa dalam

kelompok diberi nomor. Siswa diberikan alat peraga berupa bangun datar persegi

dan lembar kerja siswa. Siswa menyusun persegi tersebut agar menjadi

jaring-jaring kubus. Siswa saling berdiskusi dan bekerjasama menyusun bangun datar

persegi agar menjadi beberapa jenis jaring-jaring kubus dan tiap jenis jaring-jaring

kubus yang terbentuk di gambar dalam lembar kerja. Siswa yang mengalami

kesulitan mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru selama proses diskusi

berlangsung. Setelah diskusi selesai, siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai mencoba mempresentasikan hasil

diskusinya. Setiap kelompok akan menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain,

sehingga pada tahap penyimpulan nanti akan ada hasil pembahasan dari sikusi

bersama.

Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman materi yang

diajarkan dengan mengajak siswa untuk membentuk kubus dari masing-masing

jaring yang telah dibuat. Akan terlihat apakah jaring-jaring yang dibuat siswa

akan membentuk kubus atau tidak. Siswa dan guru saling memberi umpan balik

mengenai bentuk jaring-jaring kubus. Di akhir pertemuan, guru memberikan

beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian guru

mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

Tabel 10

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together Siklus 2

Berdasarkan tabel 9, hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah

melaksanakan semua indikator pembelajaran NHT yang sudah ditentukan. Secara

(8)

dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai kelas. Guru

sudah mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif sehingga

pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru juga sudah memberikan kesempatan

sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk bertanya dan menyatakan pendapatnya

sehingga siswa lebih aktif dan mudah memahami materi yang diajarkan. Melalui

kegiatan diskusi yang dilakukan siswa bersama anggota kelompoknya, siswa

menjadi lebih antusias dalam mengerjakan tugas. Hal ini dikarenakan melalui

kegiatan diskusi siswa dapat saling berpartisipasi untuk menyalurkan semua ide

yang dimilikinya agar dapat menemukan bentuk jaring-jaring balok secara

bersama-sama.

Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa guru semakin

menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah

melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik. Guru mampu

membimbing jalannya diskusi dengan baik sehingga suasana kelas menjadi

terkontrol. Siswa juga sudah mampu melaksanakan apa yang seharusnya

dilaksanakan tanpa harus menunggu perintah dari guru. Hal ini disebabkan karena

siswa sudah memahami dan menguasai langkah-langkah pembelajaran NHT

dengan baik. Melalui kegiatan diskusi, siswa menjadi lebih kreatif dan aktif untuk

menemukan jaring-jaring kubus. Dalam kegiatan diskusi siswa dapat menjadi

tutor sebaya bagi siswa lainnya. Kreativitas siswa juga bertambah karena

didukung dengan alat peraga yang memadai.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 April 2014.

Pertemuan ketiga ini digunakan untuk evaluasi pembelajaran matematika dengan

tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran matematika dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dalam kegiatan intiguru

menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran yang akan

dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi dan siswa mengerjakan soal

evaluasi. Guru mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran. Setelah selesai, siswa

mengumpulkan soal evaluasi dan jawaban siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Apabila hasil

(9)

pembelajaran ini akan berhenti sampai siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus

berikutnya.

4.1.3 Data Hasil Belajar

4.1.3.1Data Hasil Belajar Siklus 1

Data hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi hasil evaluasi siswa

kelas 4 di SD Negeri Ledok 06 adalah sebagai berikut:

Tabel 11

Hasil Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Rentang

Nilai Frekuensi

Persentase (%)

53 - 58 2 8,70

59 - 64 3 13,04

65 - 70 6 26,09

71 - 76 4 17,39

77 - 82 3 13,04

83 - 88 3 13,04

89 - 94 1 4,35

95 - 100 1 4,35

Jumlah 23 100

Hasil evaluasi siklus I menunjukkan rentang nilai yang diperoleh siswa.

Rentang nilai 53 – 58 sebanyak 2 siswa, 59 – 64 sebanyak 3 siswa, 65 – 70

sebanyak 6, 71 – 76 sebanyak 4 siswa, 77 – 82 sebanyak 3 siswa, 83 – 88

sebanyak 3 siswa, 89 – 94 sebanyak 1 siswa, dan 95 – 100 sebanyak 1.

(10)

Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Gambar 1 menunjukkan rentang nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1.

Rentang nilai 53–58 sebanyak 2 siswa, 59–64 sebanyak 3 siswa, 65–70 sebanyak

6, 71–76 sebanyak 4 siswa, 77–82 sebanyak 3 siswa, 83–88 sebanyak 3 siswa,

89–94 sebanyak 1 siswa, dan 95–100 sebanyak 1.

4.1.2.1Data Hasil Belajar Siklus 2

Data hasil evaluasi siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 12

Hasil Evaluasi Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Rentang

Nilai Frekuensi

Persentase (%)

65 - 70 3 13,04

71 - 76 4 17,39

77 - 82 4 17,39

83 - 88 4 17,39

89 - 94 5 21,74

95 - 100 3 13,04

Jumlah 23 100

Hasil evaluasi siklus II menunjukkan rentang nilai yang di peroleh siswa.

Rentang nilai 65–70 sebanyak 3 siswa, 71–76 sebanyak 4 siswa, 77–82

(11)

95–100 sebanyak 3 siswa. Data tabel 6 dapat disajikan ke dalam diagram

sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siklus II Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Gambar 2 menunjukkan rentang nilai yang di peroleh siswa pada siklus 2.

Rentang nilai 65–70 sebanyak 3 siswa, 71–76 sebanyak 4 siswa, 77–82 sebanyak

4 siswa, 83–88 seabanyak 4 siswa, 89–94 sebanyak 5 siswa, dan 95–100

sebanyak 3 siswa.

4.1.4 Analisis Data

4.1.4.1Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan dilakukan dengan membandingkan data mentah

dengan nilai KKM pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together.

Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa setelah pembelajaran

siklus I ini dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat

setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together, terbukti dari sebagian besar siswa yang tuntas KKM. Hal ini dapat

(12)

Tabel 13

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Ketuntasan Frekuensi Persentase ( % )

Tuntas 18 78,3

Tidak tuntas 5 21,7

Jumlah 23 100

Maximum 100

Minimum 55

Rata –rata 72,8

Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam gambar diagram berikut ini:

Gambar 3. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Gambar 3 menunjukkan hasil analisis data siklus 1 bahwa dari 23 siswa

yang mengikuti evaluasi pembelajaran, terdapat 18 siswa (78,3%) mampu

mencapai KKM (65) dan 5 siswa (21,7%) masih berada di bawah KKM.

Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yang belum

mencapai target, maka dilakukan refleksi untuk memperbaiki dan merancang

pembelajaran siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini didapatkan hasil belajar

siswa yang meningkat dibanding dengan hasil pada siklus I. Peningkatan

(13)

Tabel 14

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Ketuntasan Frekuensi Persentase ( % )

Tuntas 23 100

Tidak tuntas 0 0

Jumlah 23 100

Maximum 100

Minimum 70

Rata –rata 82,83

Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam diagram 4

berikut ini:

Gambar 4. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Gambar 4 menunjukkan ketuntasan hasil belajar sikus 2 mata pelajaran

matematika kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga bahwa dari 23 siswa yang

mengikuti evaluasi pembelajaran, 100 %siswa mampu mencapai KKM (≥65) dan

tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

4.1.4.2Analisis Komparatif Hasil Belajar Matematika

Pengolahan data hasil belajar matematika dari pra siklus, siklus I dan

siklus II akan dianalisa dengan analisis komparatif. Berikut ini adalah tabel

(14)

Tabel 15

Perbandingan Hasil Belajar MatematikaPra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas 4 SD N Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

Tuntas 12 52,2 18 78,3 23 100

Tidak tuntas 11 47,8 5 21,7 0 0

Jumlah 23 100 23 100 23 100

Rata -rata 64,57 72,82 82,83

Maksimum 93 95 100

Minimum 50 55 70

Berdasarkan tabel 14, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pra siklus,

siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus, siswa yang

tuntas sebanyak 12 orang dengan persentase 52,2%, sedangkan siswa yang tidak

tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase 47,8%. Pembelajaran siklus I terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil pra siklus, siswa yang tuntas

dalam siklus I adalah 18 siswa (78,3%), sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 5 orang dengan persentase 21,7%. Kemudian pembelajaran siklus II

terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa yang

tuntas sebanyak 23 orang dengan persentase 100%. Nilai rata-rata pra siklus,

siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan yaitu 64,57 pada prasiklus,

72,82 pada siklus I, dan 82,83 pada siklus II. Dari hasil belajar yang diperoleh

pada siklus II, ketercapaian indikator keberhasilan sangat sangat baik, karena

melebihi standar indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu 80% dan

sebagian besar siswa mampu menguasai materi dengan baik. Sehingga tidak perlu

diadakan tindakan siklus berikutnya.

Berikut ini merupakan gambar perbandingan dari hasil evaluasi

(15)

Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Matematika

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II SD N Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

4.2 Pembahasan

Dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II serta membandingkan

dengan kondisi awal (Pra Siklus), ternyata penerapan pembelajaran kooperatif tipe

NHT mampu meningkatkan hasil belajar. Seperti yang diharapkan oleh peneliti,

peningkatan terjadi cukup signifikan. Hal itu terlihat dari hasil belajar siswa yang

diperoleh setelah melakukan tindakan.

Analisis hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan

pembelajaran siklus I dan II persentase siswa yang tuntas meningkat dari 78%

menjadi 100%. Mengingat standar patokan yang di harapkan peneliti yaitu dengan

indikator keberhasilan sebesar 80% Hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II

yaitu sebesar 100% siswa tuntas, merupakan gambaran bahwa pelaksanaan

tindakan siklus II sudah seperti yang diharapkan oleh peneliti. Karena sudah

melebihi indikator keberhasilan mengajar, peningkatan hasil belajar juga dapat

dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam setiap siklus yakni pada prasiklus

rata-rata 64,57 naik menjadi 72,82 dalam siklus 1 kemudian naik lagi menjadi

82,83 pada siklus 2.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa hasil

(16)

proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas

interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”. Melalui pembelajaran NHT, siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mempertimbangkan jawaban

yang tepat. Siswa saling mengeluarkan ide yang dimilikinya. Siswa juga dapat

menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya dimana siswa yang kurang mampu

bertanya pada siswa yang mampu, sedangkan siswa yang mampu membantu

temannya yang kurang mampu. Sehingga terjalin interaksi positif diantara siswa

yang kemudian dapat memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik lagi agar

kelompoknya mendapatkan hasil yang paling baik. Pembelajaran NHT juga dapat

memudahkan siswa dalam memahami materi karena siswa dapat bertanya kepada

temannya tanpa ada rasa canggung atau takut jika dibandingkan saat bertanya

dengan guru, siswa akan merasa takut salah dan sebagainya. Hasil penelitian ini

juga menjawab teori yang dikemukakan oleh Sadker dan Sadker (dalam Miftahul Huda, 2011: 66) “Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi, hal ini

khususnya berlaku bagi siswa-siswa SD untuk mata pelajaran matematika”. Teori

tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan dengan

menerapkan struktur-struktur pembelajaran kooperatif maka akan meningkatkan

kemampuan siswa terutama pada hasil belajarnya. Dalam penelitian ini juga

menunjukkan adanya peningkatan rata-rata dan jumlah persentase siswa yang

tuntas dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dialakukan oleh Yuni Winarti (2012), berjudul “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Menaksir dan

Membulatkan Operasi Hitung Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Bagi Siswa Kelas IV SD Kepohkencono 01 Semester 1 Tahun 2011/2012”.

Hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus, siklus I, dan siklus II

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena penerapan

pembelajaran NHT dilakukan dengan sistematis dan sesuai dengan

(17)

menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Melalui nomor yang dimilikinya siswa menjadi lebih sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas karena sewaktu-waktu guru akan memanggil siswa dengan

nomor tertentu untuk memprsentasikan hasil diskusinya. Siswa yang selalu

berpartisipasi dalam kelompok maka akan lebih mudah dalam memahami materi.

Gambar

Tabel 11 Hasil Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4
Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran Matematika
Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siklus II Mata Pelajaran Matematika
Tabel 13 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali apakah terdapat pengaruh antara Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Orang, Proses dan Bukti Fisik secara

Begitu pun dengan budaya politik partisipan, masyarakat tidak menerima langsung keputusan politik, karena merasa sebagai anggota aktif dalam kehidupan politik yang memiliki hak

Dari rata-rata prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor (Tabel 1) terlihat bahwa siswa yang belajar.. menggunakan Guided Inquiry Model LKS terbimbing dan

Jika secara visual tidak nampak adanya suatu bentuk fungsional yang terbaik yang menunjukkan hubungan tersebut secara jelas , maka kita perlu melakukan analisis regresi dengan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kreativitas siswa dengan

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

MELALUI JALUR SELEKSI BERSAMA UJIAN MASUK POLITEKNIK NEGERI (UMPN) POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN AKADEMIK 2016/2017.. PROGRAM STUDI : D3

Faktor fisik yang menyebabkan aktivitas pertannian lebih banyak dilakukan pada wilayah beting gisik yang relatif jauh dari garis