• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL ANTARA SISWA PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULAR (STUDI KASUS DI SMP BATIK SURAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL ANTARA SISWA PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULAR (STUDI KASUS DI SMP BATIK SURAKARTA)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835 19

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL ANTARA SISWA

PROGRAM KHUSUS DAN SISWA REGULAR (STUDI KASUS DI SMP

BATIK SURAKARTA)

Ananta Ki dung

Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

Djumali

Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS djumali.ums@gmail.com

ABSTRACT

his research aimed to know the interpersonal competence differences between student in special and regular program in Batik Junior High School Surakarta. The populations in this research were all students in grade VIII Batik Junior high school in special and regular program in academic year 2016/2017. The numbers of sample were 84 students with proportional random sampling. The data collecting methods were questionnaire and documentation. The analysis data technique was T-test with two samples. The research found that there were some differences in interpersonal competence between special and regular program in Batik Junior High School Surakarta. The average score of special program was 153,05, whereas students from regular program was 137,41.

Keywords: Interpersonal competences, special program, regular program

PENDAHULUAN

Dalam per kembangan zaman yang semakin pesat dii kuti dengan kemajuan teknologi digital kenyataannya ber pengar uh ter hadap pola pikir ser ta tingkah laku manusia baik secar a indivi du maupun sosial. Dilihat dar i sudut pandang yang ber beda, per kembangan ini akan ber dampak posi tif dan negatif. Jika pengar uh teknologi komunikasi tidak di imbangi ol eh kemampuan manusi a akan ber dampak bur uk terhadap dir i seseor ang. Kualitas dir i manusi a akan lebih ber mar t abat jika seseor ang dapat mengendalikan tingkah l aku dir i sendir i sesuai dengan lingkungan dan dapat menyesuaikan kebudayaan yang ada. Salah satu upaya yang dapat dil akukan untuk meningkatkan kuali tas dir inya dengan menjalin komunikasi langsung dengan or ang lai n. Per kembangan teknologi komunikasi mengar ahkan

seseor ang untuk ber komunikasi melalui dunia maya.

(2)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 20

r emaj a agar ter cipta komunikasi yang efektif.

Idr us (2007:8), bahwa bukan per soal an seseor ang memli ki kecer dasan, juga bukan kar ena yang ber sangkutan memiliki kemampuan untuk mengel abor asi masalah dar i per soal an yang dihadapi, namun jika yang ber sangkutan tidak memili ki kemampuan untuk ber komunikasi kepada or ang lain, maka kemampuan-kemampuan tersebut menjadi tidak ber guna, kompetensi interper sonal mer upakan kunci bagi individu untuk mengkomunikasikan ide-ide cemer lang-nya kepada orang lai n. Nashor i (2000:15), kemampuan untuk mengelolah hubungan antar pr ibadi atau hubungan inter per sonal di butuhkan kompetensi inter per sonal yang meliputi kemampuan beri ni siati f membina hubungan inter per sonal, kemampuan untuk membuka dir i (self disclosure), kemampuan untuk ber sikap aser if, kemampuan untuk member ikan dukungan emosional (emot ional support), dan kemampuan untuk mengelola dan mengat asi konflik yang timbul dar i suatu hubungan inter personal . Dengan demikian, kompetensi inter per sonal sangat penting dalam menciptakan hubungan yang baik sesama manusia khusunya dikalangan r emaj a agar ter cipta komunikasi yang efektif.

Hi dayat (2012:97), bahwa komunikasi antar pr ibadi atau komunikasi inter personal mengandung lima ci r i sebagai beri kut : 1) Keter bukaan atau opennes, 2) Empati (empht y), 3) Dukungan (suppor t iveness), 4) Per asaan posi tif (posit ivness), dan 5) Kesamaan (equalit y)”. Kompetensi interper sonal di kal angan remaja saat ini sangat mempr ihatinkan. Hal ini di sebabkan oleh kesulitan r emaja dalam membangun hubungan inter personal . Seti ap or ang

hanya per lu duduk di depan komputernya untuk dapat menget ahui per kembangan dunia dan ber komunikasi yang ber mi l-mil jauhnya. Dengan kata lain, media teknologi infor masi telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dunia. Real ita ini kemudi an meni mbulkan per tanyaan akan pembentukan i dentitas pada r emaja. Dikalangan r emaja membangun akses untuk ber komunikasi lebih banyak dilakukan di dalam dunia maya melalui media sosi al seper ti Blog, Twit t er , Facebook, Pat h, Inst agr am, Skype

dan lai n-lain.

Kementri an Komunikasi dan Infor matika tahun 2016, penggunaan inter net di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta or ang. Dengan capaian ter sebut, Indonesia ber ada pada per ingkat ke-8 di dunia. Jumlah pengguna inter net sebagian besar di antar anya adal ah r emaja ber usia 15-19 tahun.

Remaja yang kur ang mampu membina hubungan inter per sonal cender ung banyak menghabiskan w aktu di dalam r uangan yang disibukan dengan alat-alat elektr onik sebagai penghibur salah satunya ber main Int er net seper ti media sosial.

Hasi l survei Litbang Kompas yang di lakukan pada 14-24 desember 2015 sebanyak 77,5 per sen mengaku paling ser ing mengakses facebook, 7,8 per sen mengaku pal ing ser ing mengakses Instagar m, 6 per sen mengaku paling ser ing mengakses Tw itter, 4,7 per sen mengaku pal ing ser ing mengakses pl atfr om lainnya. Angka ter sebut dapat di simpulkan bahwa pengguna media sosial saat ini di Indonesia didominasi ol eh r emaja dal am pengunaan media sosial dalam kehidupan sehar i-har inya.

(3)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 21

kesendir ian dan jar ang ber komunikasi antar pr ibadi melalui tatap muka. Teknologi komunikasi juga telah mengancam suatu budaya tatap muka yang ber ibu-ribu lamanya telah di jalankan manusia. Namun per kembangan kemajuan itu sendir i saat ini belum sampai menghancur kan ni at dan keinginan manusi a yang mer indukan komunikasi antar pr ibadi melalui tatap muka. Sosi al media dan teknologi memang menyer ang anak-anak muda, dan mengakibatkan kecanduan bagi par a pengguna khususnya bagi anak muda.

Banyak faktor yang dinilai memili ki per anan ter hadap kompetensi inter personal salah satunya adalah faktor lembaga pendidi kan. Lembaga pendidikan adalah salah satu komunitas dalam masyar akat yang memili ki per anan dal am melahir kan gener asi pener us bangsa. Anak usia sekolah akan menghabiskan sebagi an w aktunya di sekolah. Ol eh kar ena i tu, lembaga pendidikan memastikan bahwa untuk menciptakan l ingkungan yang aman dan nyaman dalam r angka mendukung pr oses tumbuh dan ber kembangnya kompetensi yang dimi liki anak khususnya kompetensi inter per sonal. Rasa aman dan nyaman ter sebut dapat tercapai ketika sel ur uh war ga atau komponen dalam sekol ah ter sebut mencapai kesejahter aan. Lembaga pendidikan mer upakan jasa yang menciptakan pr oses pelayanan untuk mentr ansfer pengetahuan, sikap dan mengembangkan kompetensi si sw a khusunya kompetensi inter per sonal. Sebab kemajuan bangsa dimasa sekar ang dan masa yang akan datang sangat di pengar uhi oleh sektor pendidikan, dengan bantuan pendi dikan setiap indivi du akan dapat ber kembang menj adi lebih baik.

Oleh kar ena itu, pendidikan di Indonesia per lu diper hatikan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang ber kualitas. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang- undang No. 12 Tahun 2012 pasal 1 bahw a: Pendidikan adalah usaha sadar dan ter encana untuk mew ujudkan suasana belajar dan pr oses pembel ajar an agar peser ta didik secar a aktif mengembangkan potensi dir inya untuk memi liki kekuatan spir itual keagamaan, pengendalian di r i, kepr ibadian, kecer dasan, akhlak mulia, ser ta keter ampil an yang diperl ukan di ri nya, masyar akat, bangsa dan negar a. Pendidikan juga mempunyai fungsi (Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3) mengembangkan kemampuan dan membentuk w atak ser ta per adaban bangsa yang ber mar tabat, ber tujuan untuk berkembangnya potensi peser ta di dik agar menjadi manusi a yang ber iman dan bert akw a kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhl ak mul ia, sehat, ber ilmu, cakap, kreatif, mandi ri dan menjadi w ar ga negara yang demokr asi ser ta ber t anggung jawab.

(4)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 22

menciptakan suatu sistem pendidikan yang dianggap mampu menjadikan peser ta didik ber saing dan ber tahan di tengah memaksimal kan per kem-bangan aspek kogni tif, afektif ser ta psikomotor ik.

Dalam hal ini ter cer min dalam visi dan misi SMP Batik Sur akar ta dan SMP Batik Pr ogram Khusus Surakar ta. SMP Batik Sur akar ta yang menyadar i bahw a upaya mencerdaskan umat di imbangi dengan pendi dikan agama yang memadai. Selain menguasai ilmu pengat ahuan dan teknologi terkini, SMP Batik Sur akar ta juga mener apkan kegiatan keagamaan yang akan dapat di gunakan untuk kemasl ahatan hidup baik di duni a dan akhir at. SMP Batik Sur akar ta secara pr ogr esif senantiasa mer espons ter hadap tuntutan per kembangan ter sebut dan ter us meni ngkatkan kualitas seluruh aspek layanan pendidikan ser t a pembelajaran bagi peser ta didik, sehingga mer eka mampu membentuk dir inya menjadi pr ibadi yang lebih unggul, tidak hanya secara intelektual tetapi juga sikap dan per ilakunya. Kemudian untuk SMP Batik Sur akar ta Pr ogram Khusus juga mempunyai visi dan mi si yang mew ujudkan gener asi yang ber akhlaqul kar imah, cer das, sehat, dan peduli lingkungan. Keunggulan yang menjadi ni lai l ebih di SMP Batik Pr ogr am Khusus Sur akar ta yaitu pemaksimalan pr est asi siswa didik melalui penambahan jam bi dang studi UN, lebi h mendalam pemahaman agama (selain penambahan jam pelajar an dan pensuasanaan amalan agama dii ntegr asikan secar a menyelur uh di semua bidang studi ), sistem pendidikan full day school yang memper kecil pengar uh bur uk dar i l uar selama si sw a ber ada dil uar pengaw asan or ang tua, si stem tar get indi vidu pada pr ogr am t ahfiz dan t akhsin melalui pendampingan sehingga sisw a dibimbing

sesuai kondisi awal masing-masing hi ngga bisa.

Peneli ti menduga adanya per bedaan kompetensi i nter per sonal antar a si sw a Pr ogr am Khusus dengan sisw a Regul er . Dalam si sw a progr am khusus yang menggunakan si stem full day school, kegiatan-kegiatan bel ajar seper ti tugas sekolah yang biasanya diker jakan di r umah dapat diker jakan di sekolah dengan bimbingan gur u yang ber tugas. Namun bukan berar ti full day school

mengekang si sw a untuk tidak ber main dan ter us mener us belajar, tetapi dalam

full day school juga ter dapat metode dan media belajar yang meliputi kelas dan alam. Dengan adanya si stem ful l day school, lamanya w aktu pembelajaran tidak menjadi beban kar ena sebagian w aktunya digunakan untuk w aktu-w aktu infor mal. Pr oses belajar mengaj ar nya di ber lakukan dar i pagi sampai sor e yang di mul ai dar i pukul 07.00 pagi sampai 15.30 sor e. Sal ah satu contoh sekolah yang mener apkan si stem full day school

(5)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 23

inter personal yang dimiliki siswa dan fasi litas yang menunjang serta menggali lebih dalam lagi tentang mater i yang akan atau sudah diber ikan. Menter i Pendi dikan dan Kebudayaan Indonesi a Muhadjir Effendy tahun 2016, dengan sistem full day school ini secar a perlahan anak didik akan ter bangun kar akter nya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika or ang tua mer eka masih belum pulang dar i ker ja. Pel aksanaan full day school merupakan salah satu alter natif untuk mengatasi ber bagai masalah pendidikan, baik dalam pr estasi maupun dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, or ang tua dapat mencegah dan menet r ali si r kemungkinan dar i kegiatan-kegiatan anak yang menjer umus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan par a or ang tua memilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dar i segi edukasi si sw a.

Widyastono (2004:33), “Kelas reguler di selengar akan berdasar kan kur ikulum nasional yang ber laku dan di dal am kelas r eguler semua peser ta didik diber ikan per lakuan yang sama tanpa melihat per bedaan kemampuan peserta didiik”. Pengembangan kuri kulum dil akukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (st eakholders) untuk menj amin r elevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, ter masuk di dal amnya kehidupan kemasyar akatan, dunia usaha dan dunia kerj a. Dalam pengembangan kur ikulum di tingkat SMP kompetensi dasar yang di mili ki meliputi sikap spir itual, sikap sosial, dasar penget ahuan dan keter ampilan (Per atur an Mentri Kebudayaan No 58 tentang Kur ikulum SMP tahun 2014).

Di lihat dar i alasan dan beber apa opini masyar akat sekitar ber anggapan bahw a siswa Pr ogram Khusus yang menggunakan sist em full day

kebanyakan adalah anak -anak yang

di masukkan or ang tuanya kar ena semata-mata or ang tua tidak memil iki w aktu yang cukup untuk mengaw asi anak-anaknya kar ena sibuk beker ja. Fungsi sekolah tidak lebih sebagai tempat penitipan anak. Orang tua har us menyempurnakan konsep berfi kir nya terhadap si stem full day school yang di ter apakan di SMP Batik Pr ogr am Khusus Sur akar ta.

Per masal ahannya adalah adakah per bedaan kompetensi inter per sonal antar a sisw a Pr ogr am Khusus SMP Batik Pr ogr am Khusus Sur akar ta dengan Pr ogr am Reguler SMP Batik Surakar ta tahun ajaran 2016/ 2017? Penel itian ini ber tujuan mencar i per bedaan kompetensi i nter per sonal antar a si sw a Pr ogr am Khusus SMP Batik Pr ogr am Khusus Sur akar ta dengan sisw a Reguler di SMP Bati k Sur akar t a.

Kompetensi mer upakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang di kuasai seseor ang yang telah menjadi bagian dar i di rinya, sehingga ia dapat melakukan per ilaku-per ilaku kogni tif, afektif, dan psikomotor ik dengan sebaik-baiknya (Safw an, 2014:134). kompetensi di anggap sebagai komunikasi global dan terbagi menjadi ber bagai j eni s kompetensi. Menter i Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Muhadjir Effendi, “Empat kompetensi yang harus di mili ki siswa di era digital yai tu Cri t ical Thinking an Pr oblem Solvi ng (ber pikir kri tis dan menyelesaikan masalah), Cr eat ivi t y

(kr eativitas), Communi cat ion Skill s (kemampuan ber komunikasi), dan

Abilit y t o Wor k Collabor at ivel y

(kemampuan untuk bekerja sama). Hubungan Inter per sonal yang efektif (seper ti per sahabatan) dapat ter bina jika masing-masing memil iki kemampuan dalam membina hubungan Inter personal .

(6)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 24

hubungan yang ter di ri dar i dua or ang atau lebih yang saling ter gantung satu sama lain dan menggunakan pol a inter aksi yang konsi sten. Hubungan tersebut akan member ikan pengar uh terhadap satu dengan yang lainnya atau dapat dikatakan juga sebagai hubungan yang ber sifat ti mbal bali k. Harapan dan Ahmad (2014:5), komunikasi antar pr ibadi ber pusat pada kualitas per tukar an infor masi antar orang-or ang yang ter libat. Sel ain membangun hubungan yang efektif diper lukannya keterampilan ber komunikasi yang baik. Ketika seseor ang ber bicar a dengan teman sebaya dengan tujuan menciptakan seperangkat har apan per ilaku individu dan per ilaku or ang lain.

Manusia adal ah makhluk sosial. Hal tersebut mengandung ar ti bahw a sebagai makhluk sosial , manusia tidak dapat hidup sendir i dan selalu menjal in hubungan dengan or ang lai n. Wisnuw ar dhani dan Mashoedi (2012:4), sebagai manusi a, mengal ami sejumlah hubungan dal am kehi dupannya. Hubungan yang pert ama dan penting dalam kehidupannya adalah hubungan dengan or ang tua atau mungkin saj a pengasuh, seper ti kakek-nenek, pembantu rumah tangga. Setelah dew asa, hubungan i ndividu dengan or ang lain menjadi lebih ber kembang, yaitu dengan teman sekolah. Semua hubungan ini akan meli batkan interaksi inter personal yang akan ber pengar uh pada kual itas kehidupan.

Hal ini menunjukkan bahw a hubungan dengan or ang lai n mer upakan aspek yang signifikan dan sangat penting bagi kehidupan. Dengan menjalin hubungan dengan or ang lai n, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk inter aksi, dan ber usaha memper tahan-kan i nter aksi ter sebut dengan efektif.

Indivi du yang dapat mel akukan komunikasi inter per sonal yang efektif di sebut memiliki kompetensi inter per sonal yang baik.

Wood (2013:35), bahwa kompetensi komunikasi Interper sonal sebagai kemampuan untuk ber komunikasi secara efektif dan sew aj ar nya. Efektivitas meli puti pencapaian ter hadap tujuan dalam ber komuni kasi. Kemampuan ber komunikasi juga menekankan pada ketepatan. Hal ini ber ar ti bahw a kemampuan berkomuni kasi menyesuai-kan dengan situasi dan orang-or ang tertentu yang sedang ber inter aksi secar a langsung. Pada situasi ini tujuan ber komunikasi mungkin untuk ber bagai gagasan, untuk melindungi teman, untuk menegaskan posi si , atau untuk meminta or ang lain merubah per ilakunya.

Nashor i (2000:15), bahw a kompetensi interper sonal memil iki 5 aspek yang terdir i dari; 1) Kemampuan ber inisiatif, 2) Kemampuan untuk ber sikap ter buka, 3) Kemampuan untuk ber sikap aser tif, 4) Kemampuan memberi kan dukungan emosional, dan 5) Kemampuan dal am mengatasi konflik. Semakin efekti f i ndividu ber komunikasi dengan or ang lain maka, semakin besar kemungkinannya untuk menjadi terampil dalam mencapai tujuan dalam ber komunikasi.

Ber dasar kan ur aian, bahw a kompetensi inter per sonal adalah penget ahuan, keter ampilan dan kemampuan yang dikuasai seseor ang yang telah menj adi bagian dar i di ri nya, untuk menjal in hubungan antar pr ibadi yang ter dir i dari dua or ang at au lebih (teman sebaya) yang efektif dengan memiliki kompetensi inter per sonal yang baik.

(7)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 25

Sikap ter buka. Sedangkan tahapan terj alinnya Kompetensi Interper sonal Rakhmat (2007:124), ber langsung melew ati tiga tahap : 1) Pembentukan hubungan, 2) Peneguhan hubungan, dan 3) Pemutusan hubungan.

Manusia sering kali tidak menyadar i bahw a dir inya tur ut andil dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ini di tandai dengan kemampuan-kemampuan int er per sonal yang har us di mili ki ol eh manusia. Terkai t per annya sebagai pengi r im ataupun pener ima dalam proses hubungan inter per sonal, keterampilan dalam ber komunikasi secara efektif dapat meningkatkan kuali tas komunikasi antar individu.

Har apan dan Ahmad (2012:65-127), bahw a dalam menciptakan hubungan inter personal yang efektif di klasi fikasikan menjadi enam konteks yaitu: 1) Membuka di ri saat ber komunikasi, 2) Menumbuhkan keper cayaan dir i, 3) Membangun konsep di ri, 4) Mengungkapkan per asaan, 5) Saling mendukung dan mener ima, 6) Mengelola konflik antar pr ibadi. Sedangkan Mulyana (2005:15), mengemukakan bahw a jenis hubungan inter personal yang efektif mel iputi : 1) Komunikasi dua or ang adalah satuan dasar komunikasi, 2) Wawancar a adalah per cakapan dengan maksud ter tentu, 3) Komunikasi Kelompok-Kecil adalah Pr oses per tukar an pesan ver bal dan nonver bal antar a tiga or ang at au lebih anggota kelompok yang ber tujuan saling mempengar uhi, 4) Komunikasi Publik adal ah adal ah komunikasi didepan umum, 5) Komuni kasi Or gani sasional adal ah ar us pesan dalam suatu jari ngan hubungan yang sali ng ber gantung, 6) Komunkasi antar budaya adalah komunikasi yang ter jadi diantar a or ang-or ang yang memiliki kebudayaan yang ber beda.

Pr ogram Khusus dengan si stem full day school, mengandung ar ti si stem pendidikan yang mener apkan pembel ajar an atau kegiat an belajar mengajar sehari penuh. Sulistyaningsih (2008:65), “Full day School mer upakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajar an agama secar a intensif yaitu dengan member i tambahan w aktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. Oleh sebab i tu, pembelajaran di mul ai pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 15.30 WIB. Dalam pener apannya, full day school dilengkapi dengan progr am r ekr eatif dalam pembel ajar an agar tidak timbul kebosanan bagi si sw a. Sel ain itu, gur u har us menjadi contoh peri laku sosial, emosional, serta spir itual yang baik bagi anak kar ena anak menghabiskan banyak w aktu di sekolah.

Masr ur oh (2014:24), dalam pr aktiknya, sekolah yang ber sist em full day school tidak hanya ber basis sekolah formal , namun juga nonfor mal. Si stem pengaj ar an yang diter apkan ti dak kaku dan monoton, akan tetapi menyenangkan kar ena seor ang gur u di tuntut untuk ber sikap profesional, kr eati f dan inovatif sedangkan siswa pun di ber i keluasaan untuk memilih tempat belajar anya. Selain itu sekolah full day school juga syar at akan permainan, tujuannya agar pr oses belajar mengajar penuh dengan kegembiraan, per mainan-per mainan yang menar ik untuk belajar , agar siswa betah ber ada disekolah dan mendaptkan nilai plus yang ber basi s keislaman.

Basuki (2008:3), “Full day school

(8)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 26

pr ogr am pendidikan yang selur uh aktivitas ber ada disekolah (sekolah sepanjang har i) dengan ci r i i nt egr at ed act ivit y dan int er get ed curi culum, ar tinya selur uh pr ogram dan aktivitas anak yang ada di sekolah, mulai dar i belajar , ber main, makan dan ber ibadah dikemas dalam suatu sist em pendidi kan. Lebih banyaknya w aktu yang tersedia dalam pr ogr am full day school memungki nkan par a staf gur u untuk mer ancang kur ikulum yang lebih dikembangkan dan member ikan pola bimbingan konseling yang efektif dengan tujuan meni ngkatkan kompetensi interper sonal yang dimi liki peser ta didik. Adapun tujuan full day school adalah membuat anak sibuk belajar di sekolah dengan mengefektifkan jam belajar anak sehingga mer eka tidak ber main dan keluyur an di l uar r umah sepulang sekolah.

Septiana (2010:31) mengemukakan manfaat dari full day school, antar a lai n : 1) Anak mendapatkan metode pembelajar an yang ber var i asi dan lain dar i pada sekolah dengan progr am r eguler , 2) Selain belajar, anak memili ki banyak w aktu ber main dengan teman sebaya, 3) Orang tua tidak akan merasa khaw atir , kar ena anak-anak akan ber ada sehar ian di sekolah yang ar tinya besar w aktu anak adalah untuk bel ajar , 4) Or ang tua tidak akan takut anak akan terkena pengar uh negatif kar ena ber ada dalam pengawasan sekolah.

Pr ogr am Reguler adalah kelas yang secara umum di selengar akan oleh sekolah-sekolah dengan si stem tetap atau biasa yang member ikan kepada siswa suatu metode pengajar an yang bi asa dil aksanakan selama ini, membutuhkan w aktu tempuh pendidikan selama enam tahu di SD dan tiga tahun di SMP/ SMA. Widyastono (2004:33), kelas r eguler diselengarakan ber dasar kan kur ikulum nasional yang

ber laku. Di dalam kelas r eguler semua peser ta didik diber ikan perl akuan yang sama t anpa melihat per bedaan kemampuan pesert a didiik. Pengembangan kuri kulum dil akukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (steakholders) untuk menjamin r elevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, ter masuk di dal amnya kehidupan kemasyar akatan, dunia usaha dan dunia kerj a. Dalam pengembangan kur ikulum di tingkat SMP kompetensi dasar yang di mili ki meli puti sikap spir itual, sikap sosial, dasar penget ahuan dan keter ampilan (Per atur an Mentri Kebudayaan No 58 tentang Kur ikulum SMP tahun 2014).

Dalam progr am r eguler peserta didik har us mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu ser ta memperoleh kesempatan untuk mengekspr esikan dir inya secara bebas, di namis dan menyenangkan ser ta di bi mbi ng oleh gur u yang mempunyai kual ifikasi yang unggul dalam penguasaan materi t r ansfer of knowledge

dan car act er buil ding. METODE

Jenis penelitian ini adal ah penelitian kausal kompar atif dan ber tujuan mencari per bedaan kompetensi inter per sonal antar a si sw a Pr ogr am Khusus SMP Batik Sur akarta dengan siswa Reguler di SMP Bati k Sur akart a. Penelitian ini di lakukan di SMP Batik Pr ogr am Khusus Sur akar t a dan SMP Batik Pr ogr am Regul er Sur akar t a.

(9)

membanding-J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 27

kan dua var iabel atau lebih, dimana dalam penelitian ini ber tuj uan untuk mengetahui per bedaan antar a kompetensi interper sonal yang di mili ki siswa progr am khusus dan siswa r egul ar . Peneliti an ini populasi nya adalah siswa kelas VIII SMP Batik Progr am Khusus Sur akar ta dan SMP Batik Sur akar ta t ahun ajaran 2016/ 2017 sebanyak 110 or ang. Dalam penelitian ini sampel yang diambil ber jumlah 84 or ang masing-masing ter dir i dar i 38 or ang dar i Pr ogr am Khusus dan 46 or ang dar i Reguler .

Teknik pengambi lan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Pr opor tional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner (angket) dan teknik dokumentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data tentang Kompetensi Inter personal si sw a Pr ogram Reguler di SMP Batik Sur akarta tahun pelajaran 2016/ 2017 diperoleh nilai ter tinggi sebesar 185, nilai ter endah sebesar 91, ni lai r ata-r ata sebesar 137,41, median atau nilai tengah sebesar 138,00 , modus atau nil ai paling seri ng muncul adalah 138 dan standar deviasi atau penyimpangan dar i r at a-r at a sebesar 23,765. Sedangkan data Kompetensi Inter personal Si sw a Pr ogr am Khusus di SMP Batik Pr ogr am Khusus Surakar ta tahun pel ajar an 2016/ 2017 diper oleh ni lai ter tinggi sebesar 194, ni lai ter endah sebesar 108, nilai r ata-r ata sebesar 153,05, median atau nil ai tengah sebesar 156,50, modus atau nilai pal ing ser ing muncul adalah 161 dan standar deviasi atau penyimpangan dari r ata-r ata sebesar 21,528.

Hasil pengujian t -t est dua sampel

untuk masing-masi ng vari abel menunjukkan bahw a Kompetensi

Inter personal antar a sisw a Pr ogr am

Reguler dengan Pr ogr am Khusus di SMP Batik Sur akar ta dan SMP Batik Pr ogr am Khusus Sur akarta tahun ajaran 2016/ 2017 ada per bedaan yang signifikan hal ini dil ihat dar i nil ai pr obabilitasnya yang l ebih kecil dari 0,05 yaitu 0,002 (P< 0,05), maka Ho ditolak dan H1 diter ima. Dar i hasil ini

menunjukkan bahw a ter dapat per bedaan kompetensi inter per sonal antar a si swa Pr ogr am Khusus dengan Reguler di SMP Batik Progr am Khusus Sur akar ta dan SMP Batik Surakar ta tahun 2016/ 2017

Ni lai r ata-r ata ( mean) Kompetensi Inter personal sisw a Pr ogr am Reguler menunjukan sebesar 137,41, sedangkan Pr ogr am Khusus sebesar 153,05, ar tinya Kompetensi Inter per sonal sisw a Pr ogr am Khusus di SMP Batik Progr am Khusus Sur akarta lebih baik di banding dengan Kompetensi Inter per sonal antar a siswa Pr ogr am reguler di SMP Batik Sur akar ta t ahun ajaran 2016/ 2017 (153,05:137,41).

Ber dasar kan dat a t er sebut dapat di ketahui bahwa Kompetensi Inter personal siswa Pr ogr am Khusus

(10)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 28

(Per atur an Menter i Kebudayaan No 58 tentang Kur ikulum SMP tahun 2014).

Sisw a pr ogr am khusus yang menggunakan si stem ful l day school, kegiatan-kegiatan belajar seper ti tugas sekolah yang biasanya diker jakan di r umah dapat diker jakan di sekolah dengan bimbingan gur u yang ber tugas. Pener apan full day school menggunakan metode dan medi a belaj ar yang meliputi kelas dan alam. Sistem full day school, lamanya w aktu pembelajar an tidak menj adi beban kar ena sebagian w aktunya digunakan untuk w aktu-w aktu infor mal. Pr oses belajar mengaj ar nya di ber lakukan dar i pagi sampai sor e yang di mul ai dar i pukul 07.00 pagi sampai 15.30 sor e. Ful l day school dapat di pahami sebagai suatu sistem yang di ter apkan ol eh sekolah kepada anak di dik dimana selur uh aktivitas anak ber ada di sekolah. Tentunya ada kemauan dar i or ang tua untuk member ikan yang ter baik kepada anaknya. Kemauan or ang tua disini yaitu har apan akan pembel ajar an yang ber mutu, akhlak anak di dik yang lebih baik dan mempunyai k ompetensi inter personal yang baik. Basuki (2008:5) “Si stem full day school adalah adanya pengatur an jadwal yang baik, pembelajar annya har us memiliki strategi yang sangat baik dalam melaksanakan suatu pembelajar an, ser ta bimbingan yang dilakukan oleh guru lebih intensif dalam hal mengembangkan kompetensi inter personal yang dimiliki siswa dan fasi litas yang menunjang serta menggali lebih dalam lagi tentang mater i yang akan atau sudah diber ikan. Masruroh (2014:24), dalam pr aktiknya, sekolah yang bersistem full day school tidak hanya berbasis sekolah for mal, namun

juga nonfor mal. Sistem pengajar an yang di ter apkan tidak kaku dan monoton, akan tetapi menyenangkan kar ena seor ang gur u di tuntut untuk ber sikap pr ofesional , kr eatif dan inovatif sedangkan sisw a pun diberi keluluasaan untuk memilih tempat belaj ar anya. Menter i Pendidi kan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy tahun 2016, dengan sist em ful l day school ini secar a per lahan anak didik akan ter bangun kar akter nya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika or angtua mer eka masih belum pulang dar i ker ja”. Pelaksanaan full day school mer upakan sal ah satu alter natif untuk mengat asi ber bagai masalah pendidi kan, baik dalam prest asi maupun dal am hal mor al atau akhl ak. Dengan mengikuti full day school, or ang tua dapat mencegah dan menet r al isi r kemungkinan dar i kegiatan- kegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan par a orang tua memil ih dan memasukkan anaknya ke full day school

adalah dari segi edukasi siswa. Sel ain itu sekolah full day school juga syar at akan per mainan, tujuannya agar pr oses belajar mengajar penuh dengan kegembir aan, per mainan-per mainan yang menari k untuk belajar , agar si sw a betah ber ada di sekol ah dan mendaptkan ni lai plus yang ber basis kei slaman.

KESIMPULAN

(11)

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISS:1412-3835 29

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, S. 2008. “Full day school, harus proporsional sesuai jenjang dan jeni s sekolah”. Jurnal pendidikan:1-6. http:/ / ww w .SMKN1l mj.Sch.id/ dl/ full dayschool.pdf. Diakses pada 9 Apr il 2016.

Har apan, Edi dan Ahmad, Syarw ani. 2014. Komunikasi Ant arpribadi: Per ilaku Insani Dalam Or gani sasi Pendidikan. Jakar ta:PT Raj aGr afindo Per sada.

Hidayat, Dasr un. 2012. Komunikasi Ant ar Pr ibadi dan Medianya. Yogyakata:Gr aha Ilmu. Idr us, M. (2012). Pendidikan Karakt er Pada Keluar ga Jawa. Jurnal Pendidikan Kar akter ,

(2).

Masr ur oh, L. (2014). Per bedaan Penyesuai an Sosial ant ara Siswa Sekolah Full Day dengan Siswa Sekolah Reguler (Doctor al disser tation, UIN Sunan Ampel Sur abaya).

Nashor i, F. 2000. Kompet ensi int er per sonal mahasiswa di t injau dar i kemat angan ber agama, konsep dir i, dan j enis kelami n (Doctoral disser t ation, Univer sitas Gadjah Mada).

Rakhmat, Jalaludi n. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung; PT Remaj a Rosdakar ya. Safw an,“Pengar uh Kompet ensi dan Motivasi t er hadap Kiner ja Pengelolaan Keuangan

Daer ah Pada Pemer int ah Daer ah Kabupat en Pide Jaya,” Jur nal Akuntansi No.,1 Volume 3 (Febr uar i 2014)

Septi ana. 2010. Pengelolaan Pembelajar an Progr am Full day School di SD Budi Mulya Yogyakar ta.

Widyastono, H. 2004. “Sist em Per cepat an Kel as (Akseler asi) Bagi Siswa yang memiliki Kemampuan dan Kecer dasan Luar Biasa”.Jur nal Pendidikan

http:/ / w w w .depdiknas.go.id/ jur nal/ 26/ sistem_per cepatan_her ry.htm. Diakses pada 31 Mar et 2016.

Wisnuw ar dhani , Di an dan Mashoedi, Sri Fat maw ati. 2012. Hubungan Int er per sonal. Jakar ta:Salemba Humani ka.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh system ahli jantung tersebut akan diberikan keluaran berupa grafik tentang kondisi jantung pasien sehingga ahli jantung dapat memanfaatkan data tersebut

[r]

Dengan ini diberitahukan bahwa, setelah diadakan Pemeriksaan dan Evaluasi oleh Panitia Pengadaan Barang Jasa ( Pokja3), Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten

DFD dalam aplikasi ini menjelaskan bagaimana aliran informasi dan proses apa saja yang terjadi pada aplikasi sistem alat tulis kantor serta bagaimana

Pada setiap paket data yang dikirimkan oleh sebuah peralatan jaringan komputer ke peralatan lainnya akan mengandung alamat IP dan Port yang digunakan oleh pengirim serta alamat IP

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke.. jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu

Waktu penelitian yaitu antara bulan November-Desember 2016. Lokasi penelitian adalah di beberapa ruas jalan di Kota Semarang dan 4 koridor BRT serta 2 shelter

Bab ini menerangkan kajian yang dilaksanakan secara keseluruhan kajian seperti objektif kajian yang berkaitan dengan pelaksanaan pengurangan sisa pepejal melalui 3R