• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas 3 SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas 3 SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

20 3.1 Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang terletak di Jl. Masjid Besar 15 B Tengaran. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

siswa kelas 3 SD Negeri Tengaran dengan jumlah siswa sebanyak 47 siswa, yaitu 30 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:59) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.

Variabel terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012:59) variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas sering disimbolkan dengan X atau disebut juga sebagai variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah model pembelajaran Make a Match.

Menurut Sugiyono (2012:59) variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah keaktifan dan hasil belajar IPA siswa.

3.3Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaborasi antar guru dan teman sejawat bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan

(2)

dihadapi, seperti misalnya kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran tertentu, tetapi yang lebih penting adalah memberikan solusi berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut.

Penelitian tindakan kelas merupakan studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan dan diantara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan

balikan.Penekanan dalam penelitian harus memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan tindakan beberapa siklus agar berfungsi secara efektif. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, tetapi merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pendekatan spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc. Taggart, R (1988) melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi.

Gambar 3.1

(3)

Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebanyak dua siklus yaitu:

a. Siklus 1

Meliputi:

1) Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan observasi di kelas 3 SD Negeri Tengaran. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dan observasi di kelas 3, mengidentifikasi kebutuhan siswa, mencari kendala apa saja yang dialami guru dalam mengajar IPA, mengidentifikasi kondisi keaktifan belajar siswa di kelas, dan meminta data nilai hasil belajar IPA pada siswa kelas 3.

Persiapan yang dilakukan peneliti pada Siklus I adalah:

a) Mempersiapkan silabus mata pelajaran IPA kelas 3 SD semester 2 pada pokok bahasan energi yaitu pada Kompetensi Dasar 4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari.

b) Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan.

c) Menyusun RPP dengan menggunakan Make a Match.

d) Menyiapkan sarana dan prasarana serta membuat media / alat

peraga guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran. e) Menyiapkan lembar observasi.

f) Membuat kisi-kisi soal evaluasi hasil belajar IPA. g) Melakukan uji coba instrumen.

h) Menyusun soal tes hasil belajar siswa.

i) Mengkomunikasikan rencana pembelajaran kepada guru kelas 3. 2) Tindakan

(4)

b) Guru mengkondisikan siswa.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

e) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

f) Tiap siswa memikirkan satu jawaban soal setiap siswa yang dipegang.

g) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

h) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

i) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

j) Guru memberi tugas rumah kepada siswa.

k) Guru mengevaluasi taraf serap siswa terhadap proses pembelajaran model Make a Match.

l) Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran model Make a Match yang telah dilaksanakan.

m) Kesimpulan atau penutup. 3) Observasi

Tahap observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan, dimana setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa diamati oleh observer serta jalannya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam penerapan model pembelajaran Make a Match guna

mengetahui apakah model pembelajaran tersebut dilakukan atau tidak. 4) Refleksi

(5)

Berdasarkan data-data hasil pengamatan guru bersama peneliti melakukan refleksi untuk menemukan keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil refleksi ini digunakan untuk menentukan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Pada Siklus II pelaksanaan memperhatikan

kekurangan-kekurangan pada Siklus I dengan cara memperbaikinya, agar tidak terjadi lagi kendala-kendala yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.

2) Tindakan

a) Memberikan motivasi kepada siswa.

b) Guru mengkondisikan siswa untuk menyiapkan pembelajaran. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

e) Sebagai sesi review, setiap siswa memperoleh dua buah kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban yang bukan pasangannya. f) Setiap siswa mencari kartu jawaban dan kartu soal yang dipegang. g) Jika ada siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya, akan

mendapat hukuman yang telah disepakati bersama. Siswa juga boleh bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

h) Guru memandu siswa untuk melaksanakan tes secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa melalui pembelajaran IPA model Make a Match.

i) Guru mengevaluasi taraf serap siswa terhadap proses pembelajaran

(6)

j) Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran IPA model Make a Match yang telah dilaksanakan.

3) Observasi

Tahap observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan, dimana setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh siswa diamati oleh observer serta jalannya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam penerapan model pembelajaran Make a Match guna

mengetahui apakah model pembelajaran tersebut dilakukan atau tidak. 4) Refleksi

Tujuan refleksi pada Siklus II ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal IPA, serta mengetahui peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Apabila pada Siklus II sudah terjadi peningkatan atau memenuhi indikator keberhasilan, maka Siklus II dapat dihentikan.

3.4Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, observasi, dan dokumentasi.

a. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif dimana siswa dapat menerima, memahami, menganalisis setiap soal yang diberikan oleh guru, yang diberikan setelah tindakan, yaitu setelah siswa mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match serta untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan

(7)

b. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menilai keaktifan belajar siswa yang difokuskan pada pengamtan keaktifan belajar IPA siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui keaktifan belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match. Peneliti juga melakukan observasi kegiatan guru yang difokuskan mengamati dan mengetahui kegiatan guru dalam pembelajaran IPA disesuaikan dengan model pembelajaran Make a Match.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa dalam bentuk foto pada saat pembelajaran berlangsung.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada teknik tes yaitu alatnya adalah butir soal dan teknik observasi yaitu lembar pengamatan / observasi keaktifan.

3.5Indikator Keberhasilan

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006), yaitu siswa dikatakan tuntas belajar bila memenuhi KKM yang telah ditentukan, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai KKM.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila siswa memperoleh skor atau nilai lebih besar atau sama dengan 70 sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Penelitian ini dikatakan berhasil bila terjadi peningkatan nilai ketuntasan

(8)

3.6Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data tentang ketercapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hasilnya dianalisis dengan deskriptif kuantitatif kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai Siklus I dan nilai Siklus II. Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada tes siklus digunakan rumus:

∑ X = Jumlah nilai siswa

N = Jumlah siswa

R = Nilai rata-rata

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P

= ∑

Gambar

Gambar 3.1 PTK pendekatan spiral dari Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Agitasi pada proses churning harus dilakukan dengan benar agar pembentukan mentega menjadi maksimal selain itu pengocokan atau penumbukan mentega tidak bisa

Dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan selaku pemain dalam sektor ini dapat mengetahui lebih baik akan pengaruh dari kesadaran merek, asosiasi merek,

a) Akar Imajiner, dapat terjadi jika " nilai diskriminannya kurang dari 0 (D < 0), maka persamaan kuadrat, tidak mempunyai dua akar imajiner ". b) Determinan, yang

Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada Long Shot, objek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai diatas kepala.... Objek

Dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal

Gender adalah sifat yang melekat baik pada kaum laki-laki maupun perempuan yang di kontruksikan baik secara social maupun cultural. Misalnya perempuan dikenal lemah lembut,

Local Regulation on The Protection and Empowerment of The Farmer must started from real problem which generally occur in a region with basis on it’s enactment upon

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada