• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Value Added Intellectual Coefisient (Vaictm) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Identifikasi Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Value Added Intellectual Coefisient (Vaictm) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Manajemen MOTIVASI –752 Identifikasi Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Value Added Intellectual Coefisient

(Vaictm) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Abstrak

The existence of a large difference between the market value and the reported values would make the financial statements are useless for decision making for investors who will invest in the company. The purpose of this study is as a source of information for investors to conduct analysis and investment decisions in the stock market, especially manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. The design of this research is done using secondary data and purposive sampling techniques, the overall manufacturing company in the consumer goods industry sector, listed on the Stock Exchange, from 2011 up to 2014. The research model using multiple linear regression, which was conducted to determine the effect of free variables, Value Added Intellectual Coeffisient (VAIC TM), consisting of: VACA (X1), VAHU (X2), STVA (X3) on the dependent variable is financial performance, which consists of: Ratio on Assets (ROA) (Y1) and Market Value (Y2). The conclusion of this study are: (1) simultaneously (test F), Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) effect on financial performance consisting of ratios Return on Assets (ROA) is 15.078> 2.69; 0.000 <0.05 and Market Value, is 12.047> 2.69; 0.000 <0.05; (2) partially (t test), Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) effect on the financial performance, the ROA is Physical Capital and Structural Capital, namely 0.000 <0.05, and the Market Value of variables, namely Structural Capital course , namely 0.000 <0.05, and 3) in the coefficient of determination R Square or the amount of Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) has a fairly close relationship to the Financial performance Ratio for the variable on Assets (ROA), is 0.558 and Market Value, is 0.515

Keywords: Physical Capital, Human Capital, Structural Capital Ratio on Assets and Market Value

Santy Mayda Batubara

Universitas Muhammadiyah Pontianak sasan.mamay05@gmail.com

Pendahuluan

(2)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 753 hanya dari aset berwujud tetapi juga

termasuk aset tidak berwujud.

Konsep modal intelektual atau Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM) adalah suatu istilah yang memiliki berbagai definisi dalam teori-teori ekonomi yang berbeda. Namun konsep modal intelektual atau Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM) merupakan satu-satunya definisinya yang paling netral mengenai "aktiva tak berwujud" (intangibles), dan merupakan suatu kegiatan bagi organisasi untuk dapat mentransformasi sebuah bentuk material, keuangan dan sumber daya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan stakeholder value. Kemampuan intelektual atau Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM) dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan (neraca, laba rugi), dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA). Value Added (VA) yang merupakan indikator paling objektif untuk menilai keberha-silan bisnis dan menunjukkan kemam-puan kinerja perusahaan dalam pen-ciptaan nilai (value creation). Ada tiga komponen yang menentukan Intellectual Capital (VAICTM), yaitu Capital Employee Efficiency (VACA), Human Capital Coeffisien (VAHU), dan Structural Capital Eficiency (STVA).

Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, terutama perusahaan manu-faktur harus dapat melihat peluang ter-sebut, yang mana saat ini pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program ekonominya untuk memajukan

perekonomian negara. Perusahaan-perusahaan tersebut dalam pembangun-an maupun pengembpembangun-angpembangun-an usahpembangun-anya membutuhkan dana yang sangat besar, dan oleh karenanya sudah menjadi kewajiban bagi para manajer, khususnya manajer keuangan untuk meningkatkan nilai perusahaannya dimata pasar, dengan cara memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menarik dan mengundang perhatian investor untuk berinvestasi didalamya.

(3)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 754 perusahaan memperoleh laba dan jika

diperhatikan tingkat return dari pembayaran dividen pada dasarnya lebih kecil daripada tingkat return yang diperoleh dari kenaikan harga saham. Hal inilah yang membuat investor cenderung melakukan analisis nilai pasar untuk memilih saham yang dapat menghasilkan tingkat return yang baik dan menguntungkan.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur, sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan 2014, melalui situs http://www.bei.co.id, PT. Reliance Secu-rities Tbk, dan situs lainnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research).Rancangan penelitian ini dilakukan ini dengan menggunakan data sekunder, dengan penggunaan teknik purposive sampling, yaitu keseluruhan perusahaan manufaktur pada sektor industri barang konsumsi, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan 2014, dengan periode pengamatan sebanyak 4 (empat) periode laporan keuangan, atau sebanyak 104 pengamatan, dengan kriteria sampel yang dipergunakan adalah: a). Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2014, (IPO tahun 2011), dan b). perusahaan yang mempubliksikan laporan keuangan auditan selama 4 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai

dengan 2014, artinya memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dan telah dilaporkan ke BEI, likuiditas dan memiliki ekuitas serta laba positif.

Model penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu, Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM), terdiri dari: VACA (X1), VAHU (X2), STVA (X3) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan, yang terdiri dari: Ratio on Asset (ROA) (Y1) dan Nilai Pasar (Y2), sehingga diperoleh model pada penelitian ini, yaitu:

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e; dan Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Hipotesis penelitian ini dengan

menggunakan metode VAIC™ sebagai

ukuran kinerja keuangan perusahaan

yaitu H1 ≠ 0 dan H2 ≠ 0.

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis statistik pada hipotesis pertama menyatakan bahwa data penelitian berdisribusi normal, dapat dilihat sebagai berikut,

Gambar: 1. Uji Normalitas pada Variabel ROA

(4)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 755 Coefisient (VAICTM) terhadap Kinerja

Keuangan, pada rasio Probability (ROA) berdasarkan uji Normalitas yaitu berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat bahwa titik-titik terletak mengikuti sepanjang garis diagonal. Begitu juga hasil analisis statistik pada hipotesis kedua menyatakan data berdistribusi normal, dapat dilihat sebagai berikut,

Gambar: 2. Uji Normalitas pada Variabel Nilai Pasar

Grafik 2 menjelaskan bahwa penga-ruh antara Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) terhadap Kinerja Keuangan, berdasarkan pada Nilai Pasar pada grafik normal P-P Plot terdapat titik-titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hasil anali-sis uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa uji normalitas dengan mengunakan pendekatan grafik memiliki data yang berdistribusi normal.

Hasil analisis statistik berdasarkan autokorelasi pada hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Hal ini dilakukan pengujian dengan menggunakan Durbin Watson (D-W) sebagai berikut,

Hasil Autokorelasi Berdasarkan D-W pada Variabel ROA

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil ouput pada Durbin Watson pada variabel ROA (hipotesis pertama) memiliki nilai sebesar 1,151. Angka D-W terletak diantara -2 sampai +2, yang berarti bahwa data pada penelitian tersebut tidak terdapat autokorelasi. Begitu juga hasil analisis statistik pada hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi, dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Autokorelasi Berdasarkan D-W pada Variabel Nilai Pasar

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil ouput pada Durbin Watson pada variabel Nilai Pasar (hipotesis kedua) memiliki nilai sebesar 1,995. Angka D-W terletak diantara -2 sampai +2, yang berarti bahwa data penelitian tersebut juga tidak terdapat autokorelasi.

(5)

Keuang-Jurnal Manajemen MOTIVASI - 756 an, berdasarkan rasio Probability (ROA),

data dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Uji Serempak (Uji F) pada Variabel ROA

Tabel di atas menyatakan bahwa bahwa nilai Fhitung sebesar 15,078 de-ngan signifikansi sebesar 0,000 sedang-kan Ftabel penelitian tersebut dengan nilai 2,69 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dapat menyatakan bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 15,078 > 2,69, sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. H0 ditolak, yang artinya terdapat penga-ruh secara bersama-sama antara varia-bel VAICTM terhadap variavaria-bel Kinerja Keuangan berdasarkan rasio Probability (ROA). Begitu juga pada hipotesis kedua menyatakan adanya pengaruh antara variabel VAICTM terhadap variabel Kinerja Keuangan berdasarkan Nilai Pasar, data dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Uji Serempak (Uji F) pada Variabel Nilai Pasar

Tabel di atas menyatakan bahwa bahwa nilai Fhitung sebesar 12,047 de-ngan signifikansi sebesar 0,000 sedang-kan Ftabel penelitian tersebut dengan nilai 2,69 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dapat menyatakan bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 12,047 > 2,69, sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. H0 ditolak, yang artinya terdapat penga-ruh secara bersama-sama atau serentak antara variabel VAICTM terhadap varia-bel Kinerja Keuangan berdasarkan Nilai Pasar.

Hasil analisis statistik berdasarkan uji pengaruh parsial (uji t) pada hipotesis pertama menyatakan bahwa VAICTM mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel Kinerja Keuangan, berdasarkan rasio Probability (ROA), data dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) pada Variabel ROA

(6)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 757 <0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh

signifikan antara variabel VACA terha-dap variabel ROA, (2). Nilai thitung pada variabel VAHU terhadap ROA adalah -1,069 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-1,069 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada VAHU terhadap ROA yaitu 0,287 lebih besar dari 0,05 (0,296 > 0,05). Hal ini berarti tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel VAHU terhadap variabel ROA, dan (3). Nilai thitung pada variabel STVA terhadap adalah -3,967 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-3,967 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada STVA terhadap ROA yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh signifikan antara variabel STVA terhadap variabel ROA. Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa pengaruh indepen-dent (VACA, VAHU dan STVA) terhadap variabel dependent (ROA) pada peru-sahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi, periode tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada bentuk persamaan:

Y = 0,576 - 0,38X1 + 0,000X2 - 0,486X3

Persamaan ini menjelasakan bahwa: (1). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VACA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (ROA) akan menurun sebesar 0,38 satuan, (2) Walaupun ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VAHU) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (ROA) tidak akan meningkat atau tetap, dan (3). Jika ditingkatkan

variabel Value Added Intellectual Coefisient (STVA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (ROA) akan mengalami penurunan sebesar 0,486 satuan. Begitu juga dengan penelitian pada hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel VAICTM mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel Kinerja Keuangan, berdasarkan Nilai Pasar, data dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) pada Variabel Nilai Pasar

(7)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 758 <1,66023). Tingkat signifikansi pada

VAHU terhadap Nilai Pasar yaitu 0,562 lebih besar dari 0,05 (0,562 > 0,05). Hal ini berarti tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel VAHU terhadap variabel Nilai Pasar, dan (3). Nilai thitung pada variabel STVA terhadap Nilai Pasar adalah -5,734 dan nilai ttabel adalah 1,66023 sehingga thitung < ttabel (-5,734 < 1,66023). Tingkat signifikansi pada STVA terhadap Nilai Pasar yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh signifikan antara variabel STVA terhadap variabel Nilai Pasar.

Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa pengaruh independent (VACA, VAHU dan STVA) terhadap variabel dependent (Nilai Pasar) pada perusa-haan manufaktur sektor industri barang konsumsi, periode tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada bentuk persamaan:

Y = 1.563.146,976 - 18.571,043X1 - 125,405X2 -1.535.418,898X3.

Persamaan ini menjelasakan bahwa: (1). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VACA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (Nilai Pasar) akan menurun sebesar 18.571,043 satuan, (2). Jika ditingkatkan variabel Value Added Intellectual Coefisient (VAHU) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (Nilai Pasar) akan menigkat sebesar 125,405 satuan, dan (3). Jika ditingkatkan variabel Value

Added Intellectual Coefisient (STVA) sebesar satu satuan maka variabel Kinerja Keuangan (Nilai Pasar) akan mengalami penurunan sebesar 1.533.418,898 satuan.

Hasil analisis statistik berdasarkan koefisien Determinan (R ) pada variabel ROA (hipotesis pertama) menyatakan bahwa variabel VAICTM mempunyai hubungan yang cukup erat terhadap variabel Kinerja Keuangan, berdasarkan rasio Probability (ROA), data dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Koefisien Determinan (R ) pada Vaiabel ROA

(8)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 759 hubungan yang cukup erat terhadap

variabel Nilai Pasar, data dapat dilihat sebagai berikut,

Hasil Koefisien Determinan (R ) pada Variabel Nilai Pasar

Tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan (relation) antara variabel VAICTM, yang terdiri dari: VACA, VAHU dan STVA terhadap variabel Nilai Pasar memiliki nilai R = 0,515, artinya hasil penelitian tersebut memiliki hubungan yang cukup erat juga. Sementara Adjusted R Square sebesar 0,243 berarti nilai sebesar 24,3% terdapat adanya peningkatan Nilai Pasar yang dijelaskan pada variabel VACA, VAHU, dan STVA. Sedangkan sisanya 75,7% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Pada Uji F (uji serempak) besarnya Value Added Intellectual Coefisient (VAICTM) yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan perusahaan secara signifikan. Ketiga variabel pada VAICTM, yaitu Physical Capital, Human Capital, dan Struktural Capital secara serempak mampu untuk mempengaruhi Kinerja

Keuangan yang terdiri dari rasio Return on Asset (ROA) yaitu 15,078 > 2,69; 0,000 < 0,05 dan Nilai Pasar, yaitu 12,047 > 2,69; 0,000 < 0,05.

Sementara pada Uji t (uji pengaruh parsial) besarnya VAICTM yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi tidak secara

keseluruhan mampu untuk

mempengaruhi Kinerja Keuangan secara signifikan. Pada hipotesis pertama, variabel VAICTM yang mampu mempengaruhi Kinerja Keuangan, yang terdiri rasio probability (ROA), yaitu Physical Capital dan Struktural Capital, yaitu 0,000 < 0,05. Sedangkan pada hipotesis kedua, variabel VAICTM yang mampu mempengaruhi Kinerja Keuangan, yang terdiri Nilai Pasar, yaitu hanya Struktural Capital saja, dengan nilai yaitu 0,000 < 0,05.

Pada nilai R Square atau koefisien determinasi besarnya VAICTM perusahaan yang terdiri dari Physical Capital, Human Capital, dan Struktural Capital memiliki hubungan yang cukup erat terhadap Kinerja Keuangan untuk variabel Ratio on Asset (ROA), yaitu 0,558 dan Nilai Pasar, yaitu 0,515.

Daftar Pustaka

Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

(9)

Jurnal Manajemen MOTIVASI - 760 Business Performance. Proceeding

SNA VII. Solo. pp. 694-707

Basir, Saleh, Hendy M. Fakhrudin. 2005. Aksi Korporasi: Strategi Untuk Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi. Jakarta: Salemba Empat.

Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005. An empirical investigation of the relationship between intellectual

capital and firms’ market value and

financial performance. Journal of Intellectual Capital. 6 : 159-176

Firer, S., and S.M. Williams. 2003. Intellectual capital and traditional measures of corporate performance. Journal of Intellectual Capital. 4 : 348-360.

Farah dan Arif. 2006. Analisis Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Market Value dan Financial Performance Perusahaan dengan Metode Value Added Intelectual Coefficient. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 8: 199 – 217. Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan

antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.

Kamath, G.B. 2007. The Intelectual capital performance of the Indian banking sector. Journal of Intellectual Capital. 8: 96 – 123

Mavridis, D.G. 2004. The intellectual capital performance of the Japanese banking sector. Journal of Intelectual Capital. 5: 92 – 115.

Mulyadi, 2007. Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas. Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. 2007. Intelectual capital and financial returns of companies. Journal of Intellectual Capital. 8: 76 – 95.

Ulum, Ihyaul 2008. Intelectual Capital; Konsep dan Kajian Empiris, Edisi Pertama, Yogyakarta.

Gambar

Gambar: 1. Uji Normalitas pada Variabel ROA
Tabel di atas menunjukkan bahwa

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH INTERLOCKING DIRECTORATE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR PADA PERUSAHAAN PUBLIC YANG TERDAFTAR DI. BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 –

Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya mencakup sector Pengembangan Permukiman, Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sektor

Dengan berlakunya Keputusan Bupati ini maka Keputusan Bupati Bantul Nomor 132 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Dana Revolving

Salep Salwa Efektif Kempeskan Ambeien Luar - Gejala pertama penyakit Ambeien atau wasir ini adalah muncul benjolan kecil disekitar anus yang bila tidak diobati

Alat ini juga dapat mengontrol suhu dan kelembaban pada suatu rumah budidaya yang bervolume sebesar ±15 m 3 dengan cara pembudidaya memasukan batas parameter suhu dan

1) Material yang digunakan untuk produk herbarium adalah material dengan bahan resin. Bahan ini dipilih karena ketahanannya terhadap perubahan cuaca, mudah dibuat, dan mampu

bangunan di dalam lahan yang dikuasainya, termasuk pembangunan ruang terbuka hijau, ruang terbuka, dan sirkulasi pejalan kaki dengan tetap mengacu pada syarat

Hal ini berarti bahwa hipotesis ditolak yang artinya tidak ada perbedaan dalam menggunakan metode Problem Focused Coping pada subyek pria dan wanita dalam menghadapi pacaran