• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DENGAN TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DENGAN TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI

KEUANGAN

NOMOR 214/PMK.1/2011

TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DENGAN TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

(2)

DASAR HUKUM

UU Nomor 8 Tahun 1974 jo. UU Nomor 43 Tahun

1999

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1971

(3)

KETENTUAN UMUM

PNS

CPN

S

Telah terbit

SK CPNS

Belum

terbit SK

CPNS

(4)

GAMBARAN UMUM

PM

K

XX

Kewajiban

Mengisi

Daftar Hadir

Pelanggaran

Jam Kerja

Pemotongan

TKPKN

Pemberlakua

n

(5)

KEWAJIBAN MENGISI DAFTAR

HADIR

(6)

Pegawai Wajib

Mengisi Daftar

Hadir

Pegawai Wajib

Mengisi Daftar

Hadir

Sistem

Kehadira

n

Elektroni

k

Sistem

Kehadira

mengalami kerusakan/

tidak berfungsi

Pegawai belum terdaftar

dalam sistem presensi elektronik

Pegawai belum terdaftar

dalam sistem presensi elektronik

Sidik jari tidak terekam Sidik jari

tidak terekam

Terjadi keadaan

force majeure;

Terjadi keadaan

force majeure;

Lokasi kerja tidak memungkinka

n untuk disediakan

sistem kehadiran elektronik Contoh: Pos penjagaan Bea

Cukai Lokasi kerja

tidak memungkinka

n untuk disediakan

sistem kehadiran elektronik Contoh: Pos penjagaan Bea

(7)
(8)

KETENTUAN UMUM

KETENTUAN UMUM

Pelanggaran Jam

Kerja

Pelanggaran Jam

Kerja

tidak masuk bekerja

tidak masuk bekerja

terlambat masuk

bekerja

terlambat masuk

bekerja

pulang sebelum

waktunya

pulang sebelum

waktunya

tidak berada di

tempat tugas

tidak berada di

tempat tugas

tidak mengganti

waktu keterlambatan,

dan/atau

tidak mengganti

waktu keterlambatan,

dan/atau

tidak mengisi daftar

hadir

(9)

ALASAN YANG SAH

ALASAN YANG SAH

(10)

PEJABAT YANG BERWENANG

PEJABAT YANG BERWENANG

PEJABAT PERMOHONAN IZIN YANG DIAJUKAN OLEH

Eselon I Pejabat Eselon II

Eselon II Pusat

Pejabat Eselon III, IV, Fungsional Pada Unit Yang

Bersangkutan (Khusus Kepala BDK Diajukan Kepada Sekretaris BPPK)

Eselon II Vertikal

Pejabat Eselon III, IV, Fungsional di Lingkungan Kantor Wilayah (Termasuk

Kepala Kantor Pelayanan)

Eselon III Pusat Pelaksana di Lingkungannya

(11)

JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN

PERMOHONAN IZIN

JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN

PERMOHONAN IZIN

≤ 3 hari

Apabila dinyatakan sah, maka tidak melanggar jam kerja

> 3 hari

Sah atau tidak, dinyatakan tidak berlaku dan dianggap

sebagai pelanggaran Jam Kerja

(12)

PENGHITUNGAN WAKTU

PELANGGARAN

PENGHITUNGAN WAKTU

PELANGGARAN

Perhitungan kumulatif waktu pelanggaran

dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada

tanggal 31 Desember Tahun berjalan

Perhitungan kumulatif waktu pelanggaran

dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada

tanggal 31 Desember Tahun berjalan

Pelanggaran Jam Kerja Dihitung Secara Kumulatif dengan Konversi 7 ½ Jam sama dengan 1 hari tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah

(13)

PENGHITUNGAN

KUMULASI

PENGHITUNGAN

KUMULASI

Dihitung sebagai tidak

masuk bekerja selama 1

hari

Dihitung sebagai tidak

masuk bekerja selama 1

hari

Dihitung sebagai tidak

masuk bekerja selama 1

hari

Dihitung sebagai tidak

masuk bekerja selama 1

hari

TL + PSW

= 7 ½ Jam

TL + PSW

= 7 ½ Jam

Dihitung dengan konversi

3¾ jam

Dihitung dengan konversi

3¾ jam

tidak mengisi daftar

hadir masuk bekerja

atau daftar hadir

pulang kerja

tidak mengisi daftar

hadir masuk bekerja

(14)

PENGHITUNGAN

KUMULASI

PENGHITUNGAN

KUMULASI

Dihitung jumlah waktu

ketidakberadaan

pegawai dibuktikan

dengan keterangan

atasan langsung

Dihitung jumlah waktu

ketidakberadaan

pegawai dibuktikan

dengan keterangan

atasan langsung

Tidak berada

ditempat tugas

Tidak berada

ditempat tugas

Dihitung berdasarkan

waktu keterlambatan

Dihitung berdasarkan

waktu keterlambatan

Tidak

mengganti

waktu

keterlambata

n

Tidak

mengganti

waktu

(15)

PELANGGARAN DISIPLIN

(16)

PENYAMPAIAN INFORMASI

AKUMULASI

Pejabat yang

menangani

Daftar Hadir

Menyampaika

n kepada

atasan

langsung

Pegawai yang

melanggar

(17)
(18)

KETENTUAN UMUM

Pegawai yang tidak masuk

bekerja atau tidak berada

ditempat tugas selama 7 ½ jam

atau lebih sehari

Pegawai yang tidak masuk

bekerja atau tidak berada

ditempat tugas selama 7 ½ jam

atau lebih sehari

Pegawai yang terlambat masuk

bekerja

Pegawai yang terlambat masuk

bekerja

Tidak mengganti waktu

keterlambatan

Tidak mengganti waktu

keterlambatan

Tidak mengisi daftar hadir

Tidak mengisi daftar hadir

Pegawai yang dijatuhi hukuman

disiplin

Pegawai yang dijatuhi hukuman

disiplin

Pegawai

yang

dikenakan

pemberhentian sementara dari

jabatan negeri

Pegawai

yang

dikenakan

pemberhentian sementara dari

jabatan negeri

(19)

P

N

Tidak Masuk Bekerja/tidak berada ditempat

tugas selama 7

Tidak Masuk Bekerja/tidak berada ditempat

tugas selama 7

½ jam atau lebih sehari

½ jam atau lebih sehari

Dipotong 5 % per hari

Cuti Tahunan

Cuti Tahunan

• Dipotong 0 %

Cuti Alasan Penting

Cuti Alasan Penting

Dipotong 0 %

Cuti Sakit

Cuti Sakit

Dipotong 0% dan 2,5 % per hari

Cuti Bersalin

Cuti Bersalin

(20)

Tidak Masuk / Tidak Berada

Di Tempat Tugas

Tidak Masuk / Tidak Berada

Di Tempat Tugas

Bagi Bagi

Bagi yang tidak berada di tempat tugas

selama 7 ½ jam dalam sehari yang

dibuktikan dengan surat keterangan atasan

langsung, dikenakan pemotongan sebesar 5

% untuk setiap 1 hari.

(21)

Terlambat dan/atau Pulang

Sebelum Waktunya

Terlambat dan/atau Pulang

Sebelum Waktunya

DKI Jakarta

(22)

KETERLAMBATAN (TL)

WAKTU MASUK

BEKERJA PERSENTASE POTONGAN

TL 1 07.31 s.d. < 08.01

0 %

dengan kewajiban mengganti waktu

keterlambatan

TL 2 08.01 s.d. < 08.31 1 %

TL 3 08.31 s.d. < 09.01 1,25 %

TL 4

≥ 09.01 dan/atau tidak mengisi daftar hadir masuk

bekerja

2,5 % PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKN

BAGI PEGAWAI YANG TERLAMBAT MASUK BEKERJA YANG BERLOKASI KERJA DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

(23)

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKN

BAGI PEGAWAI YANG PULANG SEBELUM WAKTUNYA YANG BERLOKASI KERJA DI PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA PULANG

SEBELUM

WAKTU (PSW) WAKTU PULANG BEKERJA

PERSENTA SE

POTONGAN

PSW 1

17.00 s.d. < 17.30

bagi yang tidak mengganti waktu keterlambatan

---16.31 s.d. < 17.00

0,5 %

PSW 2

16.31 s.d. < 17.00

dan tidak mengganti waktu keterlambatan

---16.01 s.d. <16.31

1 %

PSW 3

16.01 s.d. < 16.31

dan tidak mengganti waktu keterlambatan

---15.31 s.d. < 16.01

1,25 %

PSW 4

< 16.01 dan tidak mengganti waktu keterlambatan

---< 15.31 dan/atau tidak mengisi daftar hadir pulang bekerja

(24)

KETERLAMBATAN (TL)

WAKTU MASUK

BEKERJA PERSENTASE POTONGAN

TL 1 07.31 s.d. <08.01 0,5 %

TL 2 08.01 s.d. <08.31 1 %

TL 3 08.31 s.d. <09.01 1,25 %

TL 4

≥09.01 dan/atau tidak mengisi daftar hadir masuk

bekerja

2,5 %

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKN

(25)

PERSENTASE PEMOTONGAN TKPKN

BAGI PEGAWAI YANG PSW

Non DKI Jakarta

PULANG SEBELUM WAKTU (PSW)

WAKTU PULANG

BEKERJA PERSENTASE POTONGAN

PSW 1 16.31 s.d. < 17.00 0,5 %

PSW 2 16.01 s.d. < 16.31 1 %

PSW 3 15.31 s.d. < 16.01 1,25 %

PSW 4

< 15.31 dan/atau tidak mengisi daftar

hadir pulang bekerja

(26)

PEMOTONGAN TKPKN

KARENA HUKUMAN

DISIPLIN

PEMOTONGAN TKPKN

KARENA HUKUMAN

DISIPLIN

Hukuman

Disiplin

Administr

atif

Tidak

dipotong

Dipotong

Non

Administr

(27)

HUKUMAN DISIPLIN

ADMINISTRATIF

Tidak dipotong TKPKN :

jam kerja;

pencapaian sasaran kerja;

SOP yang tidak memiliki unsur merugikan

keuangan negara atau memperkaya diri

sendiri dan/atau orang lain;

prosedur laporan perkawinan dan izin

perceraian;

prosedur izin berpoligami;

prosedur izin usaha;

prosedur izin ke luar negeri; atau

(28)

HUKUMAN DISIPLIN NON

ADMINISTRATIF

Dipotong TKPKN :

penyalahgunaan wewenang;

indikasi terjadinya tindak pidana/kejahatan;

tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang langsung/

tidak langsung menyebabkan kerugian Negara;

tindakan yang mencoreng harkat dan martabat PNS;

tindakan yang dengan sengaja menghalangi atau

mempersulit salah satu pihak yang dilayani yang

mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

tidak melaporkan dengan segera kepada atasannya

apabila terdapat indikasi kerugian negara yang akan

terjadi; atau

(29)

Pemotongan TKPKN

Hukuman Disiplin Ringan

Non Administratif

Jenis Hukuman

Disiplin Persentase Potongan Lamanya Pemotongan

Teguran Lisan 25% 2 (dua) bulan

Teguran Tertulis 25% 3 (tiga) bulan

Pernyataan Tidak Puas Secara

(30)

Pemotongan TKPKN

Hukuman Disiplin Sedang

Non Administratif

Jenis Hukuman

Disiplin Persentase Potongan Lamanya Pemotongan

Penundaan KGB selama 1 (satu)

tahun 50% 6 (enam) bulan

Penundaan

kenaikan pangkat selama 1 (satu)

tahun

50% 9 (sembilan) bulan

Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1

(satu) tahun

(31)

Pemotongan TKPKN

Hukuman Disiplin Berat

Non Administratif

Jenis Hukuman

Disiplin Persentase Potongan Lamanya Pemotongan penurunan pangkat

setingkat lebih rendah selama 3

(tiga) tahun

85% 12 (dua belas) bulan

pemindahan dalam rangka penurunan

jabatan setingkat lebih rendah

90% 12 (dua belas) bulan

pembebasan dari

jabatan 95% 12 (dua belas) bulan PDHTAPS atau

PTDH dan mengajukan

banding administratif

(32)

HUKUMAN DISIPLIN

ADMINISTRATIF

Dipotong TKPKN :

jam

kerja

(berulang-ulang

dengan

kesengajaan);

pencapaian sasaran kerja dikarenakan murni

kesalahan Pegawai yang bersangkutan;

SOP yang memiliki unsur merugikan

keuangan negara atau memperkaya diri

sendiri dan/atau orang lain;

proses perceraian tanpa izin murni

kesengajaan Pegawai yang bersangkutan;

dan/atau

melakukan pernikahan kedua dan

(33)

Pemotongan TKPKN

Pemberhentian Sementara

diberlakukan

pemotongan

TKPKN sebesar 100% selama

dalam masa pemberhentian

sementara dari jabatan negeri

diberlakukan

pemotongan

TKPKN sebesar 100% selama

dalam masa pemberhentian

sementara dari jabatan negeri

Berdasarkan

pemeriksaan

atau

keputusan pengadilan yang berkekuatan

hukum tetap dinyatakan tidak bersalah,

maka TKPKN Pegawai yang dikenakan

pemotongan

selama

masa

pemberhentian sementara dari jabatan

negeri dibayarkan kembali

(34)

Penentuan Hukuman Disiplin

Administratif

Dalam

(35)
(36)

D

Dipotong 0 %

Cuti Cuti

Dipotong

Cuti Sakit Cuti Sakit

Dipotong

Cuti Bersalin Cuti Bersalin

(37)

Ketentuan Cuti Alasan Penting

Diberikan

P

P

(38)

Ketentuan Cuti Sakit

Besar

Potongan

Persyaratan

0 %

Menjalani

rawat

inap

di

Puskesmas/rumah sakit yang dibuktikan

dengan surat keterangan rawat inap dan

fotokopi rincian biaya rawat inap dari

Puskesmas/rumah sakit untuk paling

lama 25 (dua puluh lima) hari kerja, dan

hari selanjutnya sebesar 2,5%.

Pegawai wanita yang mengalami gugur

kandungan namun tidak menjalani rawat

inap yang dibuktikan dengan surat

keterangan dokter untuk paling lama 5

(lima) hari kerja, dan hari selanjutnya

sebesar 5%.

(39)

Ketentuan Cuti Sakit

Besar

Potongan

Persyaratan

2,5 %

Setelah menjalani rawat inap dan

menjalani rawat jalan dengan

surat keterangan rawat jalan dari

Dokter;

Surat Keterangan Dokter sesuai

ketentuan mengenai cuti PNS

(40)

Ketentuan Cuti Bersalin

Bagi

Bagi

Untuk

Untuk

(41)

PEMBERLAKUAN

PEMOTONGAN TKPKN

PEMBERLAKUAN

(42)

MASA BERLAKU

PEMOTONGAN TKPKN

MASA BERLAKU

PEMOTONGAN TKPKN

Alasan Pemotongan

TKPKN Mulai Berlaku

Hukuman Disiplin Ringan dan Hukuman Disiplin Berat kecuali PDH TAPS atau PTDH

bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan

Hukuman Disiplin Sedang kecuali Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1 Tahun (tidak mengajukan keberatan)

bulan berikutnya sejak hari ke lima belas setelah Pegawai menerima hukuman disiplin

Hukuman Disiplin Sedang kecuali Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1 Tahun (mengajukan keberatan)

(43)

MASA BERLAKU

PEMOTONGAN TKPKN

MASA BERLAKU

PEMOTONGAN TKPKN

Alasan Pemotongan

TKPKN Mulai Berlaku

Hukuman Disiplin Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun oleh Menteri Keuangan

bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan

Hukuman Disiplin Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun oleh Pejabat Eselon II di instansi vertikal (tidak mengajukan keberatan )

bulan berikutnya sejak hari ke-15 setelah Pegawai menerima hukuman disiplin

Hukuman Disiplin Sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun oleh Pejabat Eselon II di instansi vertikal (mengajukan keberatan )

(44)

MASA BERLAKU

PEMOTONGAN TKPKN

MASA BERLAKU

PEMOTONGAN TKPKN

Alasan Pemotongan

TKPKN Mulai Berlaku

Hukuman Disiplin Berat berupa PDH TAPS atau PTDH

bulan berikutnya sejak hari ke-15 setelah Pegawai menerima hukuman disiplin

pemberhentian sementara dari jabatan negeri

(45)

Hukuma n Disiplin

A

Hukuma n Disiplin

A

Hukuma n Disiplin

B

Hukuma n Disiplin

B

pemotonga

n TKPKN

berdasarka

n

hukuman

disiplin

yang

paling

berat

pemotonga

n TKPKN

berdasarka

n

hukuman

disiplin

yang

paling

berat

(46)

KETENTUAN

disiplin yang

(47)

KETENTUAN PERALIHAN

KETENTUAN PERALIHAN

Peringatan Tertulis dan hukdis sebelum berlakunya PMK

ini dan sedang dijalani oleh Pegawai, diberlakukan

pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK Nomor

41/PMK.01/2011.

Pemotongan TKPKN yang dilakukan terhadap Pegawai

yang mendapat Peringatan Tertulis dan/atau hukuman

disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang

menghukum sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dan

masih dijalani oleh Pegawai yang bersangkutan, dinyatakan

tetap berlaku sesuai ketentuan sebelumnya.

Hukdis yang diajukan keberatan kepada atasan pejabat

yang berwenang menghukum sebelum berlakunya PMK ini

dan

keputusan

atas

keberatan

ditetapkan

setelah

(48)

KETENTUAN PERALIHAN

KETENTUAN PERALIHAN

Hukdis yang diajukan banding administratif dan sampai

dengan mulai berlakunya PMK ini belum ada keputusan

atas

banding

administratif

tersebut,

diberlakukan

pemotongan TKPKN sesuai ketentuan PMK ini.

Pegawai yang sedang menjalani pemberhentian sementara

dari jabatan negeri dan sampai dengan mulai berlakunya

PMK ini masih dalam status pemberhentian sementara dari

jabatan negeri, diberlakukan pemotongan TKPKN sesuai

ketentuan PMK ini.

(49)

TERIMA KASIH

Email : pdau.sdm@depkeu.go.id

Telf. : 021-3449230

Referensi

Dokumen terkait

Segenap Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang telah banyak membantu.. peneliti selama

Pemanfaatan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien yang ada atau tersedia dalam

Peserta ujian sekolah tahun 2021 yang dinyatakan lulus berdasarkan kriteria kelulusan Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Grabag, Kabupaten Magelang adalah

Studi Peningkatan Perah LPMP Dalam Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada LPMP Provinsi

Pola Pertumbuhan tanaman dari umbi anak Berbeda dengan umbi empu, pola pertumbuhan tunas taka bila bibit yang digunakan berasal dari umbi anak memiliki 6 tahap perkembangan, yakni

Dari hasil uji t untuk variabel yang sama adalah memiliki nilai signifikan 0,001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga mempunyai pengaruh positif

Hasil analisis petrografi batuan beku Gunung Singa, Nanggung, Bo- gor, Jawa Barat, secara umum mem- perlihatkan tekstur porfiritik berbutir halus sampai

Jual Beli Pakaian Bekas Impor di Tugu Pahlawan Kota Surabaya Pelaksanaan jual beli pakaian bekas impor yang terjadi di Tugu Pahlawan Surabaya, sebenarnya barang yang dijual dan