• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGKODEAN DATA.pdf (5,817Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGKODEAN DATA.pdf (5,817Kb)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGKODEAN DATA

Muji Lestari ST.,MMSI

muji_lestari @staff.gunadarma.ac.id

(2)

APA SIH ITU PENGKODEAN DATA?

Pengkodean data adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memberikan penegasan pada proses yang terlibat (data dan pensinyalan) transmisi data .Dalam proses

tersebut perlu diperhatikan pula fasilitas-fasilitas komunikasi dan media yang tersedia.

Fungsi Pengkodean Data

• Menjadikan tiap karakter (mempunyai arti) dalam sebuah informasi.

(3)

TUJUAN PENGKODEAN DATA

Kode-kode yang digunakan dalam komunikasi data pada system computer memiliki perbedaan dari generasi ke generasi nya karena semakin besar dan kompleks nya data yang akan dikirim atau digunakan. Adapun tujuan dari pengkodean data adalah: 1.Menjadikan setiap karakter data dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat di transmisikan.

2.Tidak ada komponen dc

3.Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level dalam waktu lama 4.Tidak mengurangi laju data

(4)

Komputer berkomunikasi menggunakan sinyal digital yang disebut bit. Bit berupa bilangan biner. bit-bit digital disusun menjadi kode seperti ASCII untuk komputer personal dan EBCDIC untuk komputer mainframe dan minikomputer IBM. Dan kode Boudot untuk teleprint dan teletype.

Sistem sandi yang umum dipakai :

1. EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal for Information Intercharge)

2. ASCII(American Standard Code for Informasi Intercharge)

(5)

EBCDIC (EXTENDED BINARY CODED DECIMAL

FOR INFORMATION INTERCHARGE)

Terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili

karakter 256 kombinasi karakter. Biasanya kode ini digunakan di sistem operasi komputer merk IBM. Kode EBCDIC ini juga dipakai untuk

beberapa jenis komputer lain seperti Fujitsu-Siemens

BS2000/OSD, HP MPE/iX, dan Unisys MCP. Kode ini merupakan

pengembangan dari kode 6-bit yang dipakai untuk kartu berlubang

(6)

ASCII(AMERICAN STANDARD CODE FOR

INFORMASI INTERCHARGE)

dikembangkan oleh ANSI (American National Standart Institution) untuk tujuan

membuat kode binary yang standar.Kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit dan banyak digunakan oleh computer generasi sekarang. Memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan. Dari 128 bit kombinasi tersebut 32 kode digunakan untuk

(7)
(8)

BAUDOT

Kode boudot terdiri atas 5 bit yang digunakan pada terminal teletype dan teleprinter. Jika kode ini dikirim dengan transmisi serial taksinkron maka pulsa stop bit pada umumnya memiliki lebar 1,5 bit.Hal ini berbeda dengan kode ASCII yang menggunakan 1 atau 2 bit untuk pulsa stop bit nya.

(9)
(10)

DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL.

(11)

DATA DIGITAL, SINYAL ANALOG.

Hal ini bisa dilakukan oleh sebuah modem yang mengubah data digital menjadi sinyal analog sehingga dapat di transmisikan sepanjang saluran analog. Contohnya

mentransmisikan data digital melalui saluran telepon umum. Tiga dasar pengkodean untuk mentransformasikan data digital menjadi sinyal-sinyal analog :

• Amplitude-shift keying (ASK) Dua biner dilambangkan dua amplitudo berbeda dari frekuensi sinyal pembawa. Teknik ini digunakan untuk mentransmisikan data digital sepanjang serat optik.

• Frequency- shift keying (FSK) Dua biner yang ditunjukkan oleh dua frekuensi berbeda didekat frekuensi pembawa.Teknik ini digunakan untuk operasi full duplex sepanjang jalur derajat suara.

(12)

DATA ANALOG, SINYAL DIGITAL

Data analog (suara dan video) diubah ke bentuk digital agar mampu menggunakan fasilitas- fasilitas transmisi digital. Perangkat yang digunakan untuk mengubah data analog menjadi data digital dan melindungi data analog yang asli dari kondisi

digital disebut kodek (koder - dekorder).

Alasan teknik digital digunakan untuk mentransmisikan data analog:

• Karena repeater yang digunakan sebagai pengganti amplifier, tidak terdapat derau tambahan.

• Time-division multiplexing (TDM) dipergunakan untuk sinyal-sinyal digital sebagai pengganti frequency-division multiplex (FDM) yang dipergunakan untuk

sinyal-sinyal analog. Dengan TDM, tidak terrdapat derau intermodulasi, seperti apa yang dihadapi bila menggunakan FDM.

(13)

DATA ANALOG, SINYAL ANALOG

Data analog di modulasikan oleh suatu frekuensi pembawa agar menghasilkan sinyal analog band frekuensi yang berlainan, yang dapat digunakan pada sistem transmisi analog. Modulasi didefinisikan sebagai proses menggabungkan suatu sinyal input m(t) dengan sinyal pembawa pada frekuensi f agar menghasilkan sebuah sinyal s(t) yang bandwidhtnya dipusatkan pada tengah-tengah. Untuk data digital, keperluan modulasi harus jelas.

Alasan digunakan modulasi analog dari sinyal-sinyal analog:

• Diperlukan frekuensi yang lebih tinggi agar transmisi yang dilakukan lebih efektif. Untuk transmisi unguided, kelihatan tidak mungkin mentransmisikan sinyal - sinyal baseband, karena diperlukan antena- antena yang memiliki diameter beberapa kilometer.

(14)

Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi : • Spektrum sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan

transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.

Clocking : menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan mekanisme synchronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.

Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal. • Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise

Biaya dan kesulitan : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya.

5 FAKTOR YANG PERLU DINILAI ATAU

DIBANDINGKAN DARI BERBAGAI TEKNIK

(15)
(16)

Nonreturn-to-Zero-Level (NRZ-L) yaitu suatu kode dimana tegangan negatif

dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya.

Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary '1'

untuk bit time tersebut; tidak ada transisi berarti binary '0'. Sehingga NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial encoding.

• Keuntungan differensial encoding : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi oleh level tegangan.

• Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI : keterbatasan dalam komponen dc (direct

current = arus listrik searah atau rus listrik yang mengalir pada suatu hantaran yang tegangannya berpotential tetap, tidak berubah-ubah. contoh adaptor) dan

kemampuan synchronisasi yang buruk

(17)

BIPOLAR-AMI

(ALTERATE MARK INVERSION)

& PSEUDOTERNARY

Bipolar-AMI yaitu suatu kode dimana binary '0' diwakili dengan tidak adanya line sinyal dan binary '1' diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif.

(18)

MANCHESTER

&

DIFFERENTIAL MANCHESTER

Manchester yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode. tiap bit : transisi low ke high mewakili '1' dan high ke low mewakili '0'. • Differential manchester yaitu suatu kode dimana binary '0' diwakili oleh

(19)
(20)
(21)

MASALAH DATA DIGITAL

Masalah Timing (pewaktu) memerlukan suatu mekanisme

untuk mensinkronkan transmitter dan receiver

Dua solusi

ASYNCHRONOUS

(22)

TRANSMISI ASYNCHRONOUS

Data ditransmisikan dengan character pada satu waktu 5

sampai 8 bit

Timing hanya perlu mengatur setiap character

(23)

TRANSMISI ASINKRON

(24)

TRANSMISI ASYNCHRONOUS

CARA KERJA :

Dalam kondisi

“steady stream”, interval

antar character

adalah uniform (panjang elemen stop)

Dalam kondisi

“idle”, receiver

melihat transisi 1 ke 0

Kemudian mencuplik tujuh interval berikutnya (panjang

char)

Kemudian melihat 1 ke 0 berikutnya untuk char

berikutnya

Mudah

Murah

Overhead 2 atau 3 bit per char (~20%)

(25)

TRANSMISI SYNCHRONOUS

• Blok data ditransmisikan tanpa bit start atau stop

• Clock harus disinkronkan

• Bisa menggunakan jalur clock yang terpisah

• Bagus pada jarak dekat

• Subject to impairments

• Sinyal clock dapat digabung kedalam data

• Manchester encoding

(26)

TRANSMISI SYNCHRONOUS

Frame

adalah data plus kontrol informasi. Format yang tepat

dari frame tergantung dari metode transmisinya, yaitu :

Transmisi

character-oriented

(27)

TRANSMISI SYNCHRONOUS

Transmisi character-oriented

• Blok data diperlakukan sebagai rangkaian karakter-karakter (biasanya 8 bit karakter).

• Semua kontrol informasi dalam bentuk karakter.

• Frame dimulai dengan 1 atau lebih 'karakter synchronisasi' yang disebut SYN, yaitu pola bit khusus yang memberi sinyal ke receiver bahwa ini adalah awal dari suatu blok.

• Sedangkan untuk postamblenya juga dipakai karakter khusus yang lain.

• Jadi receiver diberitahu bahwa suatu blok data sedang masuk, oleh karakter SYN, dan menerima data tersebut sampai terlihat karakter postamble. Kemudian

menunggu pola SYN yang berikutnya.

• Alternatif lain yaitu dengan panjang frame sebagai bagian dari kontrol informasi; receiver menunggu karakter SYN, menentukan panjang frame, membaca tanda sejumlah karakter dan kemudian menunggu karakter SYN berikutnya untuk

(28)

TRANSMISI SYNCHRONOUS

Transmisi bit-oriented

• Blok data diperlakukan sebagai serangkaian bit-bit. • Kontrol informasi dalam bentuk 8 bit karakter.

• Pada transmisi ini, preamble bit yang panjangnya 8 bit dan dinyatakan sebagai suatu flag sedangkan postamble-nya memakai flag yang sama pula.

• Receiver mencari pola flag terhadap sinyal start dari frame. Yang diikuti

(29)
(30)

TEKNIK DETEKSI DAN

KOREKSI KESALAHAN

Tiga Kelas Probabilitas Hasil

Klas 1 (P1) : frame tiba tanpa bit-bit error.

Klas 2 (P2) : frame tiba dengan satu atau lebih bit-bit error yang tidak terdeteksi.

Klas 3 (P3) : frame tiba dengan satu atau lebih bit-bit error yang terdeteksi dan tidak ada bit-bit error yang tidak terdeteksi.

• Persamaan dari probabilitas diatas dapat dinyatakan sebagai : P1 = (1 - PB)nf

P2 = 1 - P1 dimana :

nf = jumlah bit per frame

(31)

TEKNIK DETEKSI DAN

KOREKSI KESALAHAN

Teknik Deteksi Error

• 1. Parity Check

• Even parity : jumlah dari binary '1' yang genap  dipakai untuk transmisi asynchronous.

(32)

TEKNIK DETEKSI DAN

KOREKSI KESALAHAN

Teknik Deteksi Error

• 2. Cyclic Redudancy Check

(33)

TEKNIK DETEKSI DAN

KOREKSI KESALAHAN

Teknik Deteksi Error

• Cyclic Redudancy Check

• Diketahui : message M = 1010001101 (10 bit) pattern P = 110101 (6 bit)

FCS R = dikalkulasi (5 bit)

(34)

TEKNIK DETEKSI DAN

KOREKSI KESALAHAN

Teknik Deteksi Error

• Cyclic Redudancy Check

(35)
(36)

TUGAS :

Cek deteksi kesalahan Cyclic Redudancy Check (CRC),

jika diketahui

Message/M = 1110101011 (10 bit)

Pattern/ P

= 10011 (5 bit)

(37)

Sumber :

William Stalling

Lie Jasa

Gambar

TABEL BADOUT

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Jelly Drink Air Kelapa dengan Variasi Konsentrasi Karagenan” yang diajukan oleh Cecilia Senduk (6103010020)

Menurut Sridadi dan kawan-kawan (2004:5), kontrol bola forehand merupakan salah satu bentuk latihan pengenalan terhadap bola dan bet. Pemain berusaha dengan pegangannya

menyebutkan ada dua kelompok perjanjian, yaitu perjanjian yang (oleh undang-undang ) diberikan suatu nama khusus, yang biasa disebut oleh pakar hukum sebagai

Selain dapat memberikan dukungan untuk melakukan analisis prestasi kerja yang dicapai dengan standar prestasi kinerja yang direncanakan, konsep dan penerapan cara

Standar kompetensi yang berkaitan dengan penelitian ini adalah berbicara, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

positi untuk (at bermuatan negati !anoda#. 3lektrolit dalam jam lemon bertenaga adalah asam sitrat. erakan elektron dimulai ketika lapisan seng pada salah satu paku