10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1Akuntansi Biaya
2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Sebelum membahas pengertian akuntansi biaya sebaiknya kita
memahami pengertian biaya terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan biaya adalah
semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik (uang) sedangkan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung seperti biaya kesempatan dan penyusutan barang (Wikipedia).
Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber
daya yang dihitung dalam satuan monometer yang dikeluarkan untuk memperoleh
persediaan, tenaga kerja, peralatan, jasa, produk, dan benda lain untuk
memperoleh suatu manfaat. Biaya juga bisa diartikan sebagai pengeluaran,
pengorbanan, ataupun nilai tukar keperluan bisnis atau kepentingan lainnya.
Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi
proses pelacakan, pencatatan, dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan
dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
Definisi akuntansi biaya menurut Supriyono (1983:12) dalam bukunya
Akuntansi Biaya, bahwa akuntansi biaya adalah “salah satu cabang akuntansi
yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya
11 Kemudian Halim (1996:3) mengungkapkan akuntansi biaya adalah
“akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu
produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dari
pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.
Akuntansi biaya menurut Rayburn (1999:3) “mengidentifikasi,
mendefinisikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur biaya
langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran
barang dan jasa.”
Witjaksono (2006:3), menguraikan akuntansi biaya sebagai
Ilmu, dalam pengertian akuntansi biaya merupakan hal yang dapat dipelajari dan tentu saja telah memenuhi kaidah-kaidah tertentu untuk dapat diakui sebagai suatu disiplin ilmu; antara lain logis, dan telah diterima serta dipraktekkan oleh banyak orang. Dan akuntansi biaya sebagai seni, dalam pengertian bahwa akuntansi biaya merupakan bagian disiplin ilmu sosial yang karakteristiknya didasarkan atas suatu set asumsi tertentu. Asumsi tersebut dapat diungkapkan baik secara implisit maupun eksplisit. Dan perhitungan dalam akuntansi biaya sebenarnya merupakan model abstraksi dari dunia nyata, yang memiliki keterbatasan tergantung pada set asumsi yang membentuk model itu sendiri.
Mursyidi (2008:11) dalam bukunya mengartikan akuntansi biaya sebagai
“proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan biaya pabrikasi,
dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran
terhadap hasil-hasilnya”.
Carter (2009:11) akuntansi biaya adalah “penghitungan biaya dengan
tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan
efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Jadi akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu produk
12 transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk
laporan biaya yang berfungsi sebagai alat informasi bagi seorang pimpinan dalam
rangka mengambil keputusan, merencanakan, dan mengontrol serta mengevaluasi
kegiatan perusahaan.
2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan untuk menghitung biaya produksi dalam
rangka menetapkan harga pokok produk baik yang dibuat secara pesanan ataupun
missal dan menyajikannya dalam bentuk laporan biaya. Informasi biaya tersebut
berguna bagi kepentingan manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu
untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan
jasa; serta dasar pengambilan keputusan. Tujuan secara umum adalah menyajikan
informasi harga pokok produksi (biaya produksi), sedangkan secara khusus tujuan
akuntansi biaya adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi biaya untuk perhitungan harga pokok produksi.
Penentuan harga pokok produk atau jasa dapat membantu dalam penilaian
persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam proses,
penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak,
walaupun tidak selamanya penentuan harga jual berdasarkan harga pokok,
dan penetapan laba.
2. Menyajikan informasi biaya untuk pengendalian biaya.
3. Menyajikan informasi biaya untuk membantu manajemen dalam
13 informasi atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan dan selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut biaya dapat
dikendalikan dan akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan
balik untuk perbaikan di masa yang akan datang.
4. Menyajikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan.
Tujuan akuntansi biaya adalah mengkomunikasikan baik informasi
keuangan maupun non keuangan kepada manajemen untuk memudahkan fungsi
manajemen.
2.1.3 Fungsi Akuntansi Biaya dalam Perusahaan
Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba,
yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Umumnya
akuntansi biaya yang dibahas sehari-hari adalah yang diterapkan dalam
perusahaan manufaktur. Alasannya karena akuntansi biaya dalam perusahaan
manufaktur lebih kompleks apabila dibandingkan dengan jenis perusahaan lain.
Namun hal ini bukan berarti jenis perusahaan lain tidak menggunakan akuntansi
biaya dalam proses operasionalnya hanya saja penggunannya tidak sekompleks
perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah
bahan baku menjadi produk jadi ataupun setengah jadi dan kemudian melakukan
penjualan terhadap produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur
lain. Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi ataupun setengah jadi
memerlukan tiga kelompok pengorbanan sumber daya ekonomi, yakni
14 akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur meliputi fungsi produksi, fungsi
pemasaran, fungsi administrasi dan umum.
Pada perusahaan manufaktur harga pokok produksi dapat diperhitungkan
dengan dua pendekatan: full costing dan variable costing. Untuk pembuatan
laporan keuangan kepada pihak eksternal, maka informasi biaya per unit diperoleh
dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan menerima atau
menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi di bawah kapasitas
produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
Jenis perusahaan yang kedua adalah perusahaan dagang. Perusahaan
dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari
perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau
perusahaan manufaktur. Fungsi akuntansi biaya dalam perusahaan dagang
menetapkan harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya administrasi dan
umum.
Perusahaan jasa merupakan jenis perusahaan yang terakhir. Perusahaan
jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menghasilkan jasa dan bukan benda
kepada konsumen. Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya per unit,
hanya saja penggunannya tidak sekompleks perusahaan manufaktur. Hal ini
disebabkan oleh perusahaan jasa tidak memiliki persediaan.
Pada dasarnya untuk menghitung biaya per unit pada perusahaan jasa
maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan. Perusahaan jasa
15 sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan
layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa
tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena
perusahaan jasa tidak menghasilkan produk fisik.
Walaupun tidak memiliki persediaan, perusahaan jasa didukung oleh
perlengkapan yang melengkapi kegiatan usahanya dimana perlengkapan tersebut
dapat dihitung nilainya. Contoh paling sederhana dapat dilihat pada bisnis salon
yang menawarkan jasa cuci rambut dimana shampoo menjadi bagian
perlengkapan salon tersebut. Pemilik salon harus mampu menghitung biaya
perlengkapan shampoo yang dibutuhkannya dalam kegiatan bisnisnya. Untuk
itulah akuntansi biaya diperlukan.
2.2Akuntansi Manajemen
2.2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari badan usaha kecil hingga perusahaan besar membutuhkan informasi
akuntansi. Informasi akuntansi digunakan sebagai alat perncanaan, pengawasan,
maupun sebagai dasr pengambilan keputusan. Dilihat dari pengertian tersebut
akuntansi mempunyai banyak definisi. Hal ini karena luasnya ruang lingkup dari
kegiatan akuntansi akibatnya antara definisi yang satu dengan definisi yang
lainnya terdapat perbedaan penekanannya. Walaupun demikian definisi-definisi
tersebut telah memberikan pengertian definisi akuntansi yang menekankan fungsi
16 Akuntansi manajemen merupakan ilmu yang berkaitan dengan
penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak internal lainnya
untuk keperluan penentuan biaya produk, perencanaan, pengendalian, dan
evaluasi serta pengambilan keputusan.
Akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management
Accountant (1994:30) adalah
Penyatuan bagian manajemen yang mencakup penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, dan pengamanan asset.
Sadeli (2011:11) akuntansi manajemen adalah “suatu cabang akuntansi
yang berhubungan dengan penyampaian informasi kepada manajemen untuk
keperluan pengoperasian bisnis”.
Menurut Halim (2001:3) akuntansi manajemen adalah “suatu kegiatan
(proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen”.
Rudianto (2006:9) akuntansi manajemen adalah “sistem akuntansi, yakni
jenis informasi yang dihasilkannya ditujukan kepada pihak-pihak internal
organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan
sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi”.
Menurut Horngren (1993:4) definisi akuntansi manajemen diartikan
sebagai “proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan,
penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang membantu masing-masing
17 Dapat disimpulkan bahwa akuntansi manajemen adalah bagian dari
akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi
pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan
sekaligus memberikan informasi kepada pihak-pihak internal untuk mencapai
tujuan organisasinya.
2.2.2 Tujuan Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk
pihak manajemen. Jenis informasi yang diperlukan berbeda dengan informasi
yang diperlukan pihak luar. Umumnya informasi yang dihasilkan bersifat
mendalam dan tidak dipublikasikan kepada pihak luar. Tujuan akuntansi
manajemen secara umum adalah:
1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penetuan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
manajemen membantu mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikannya,
serta mengevaluasi kinerja. Jadi, informasi akuntansi manajemen
dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahapan manajemen, termasuk
18 2.2.3 Fungsi Akuntansi Manajemen dalam Perusahaan
Akuntansi manajemen dalam tiap perusahaan membantu memelihara
dan mengendalikan sumber daya perusahaan. Selain itu juga berfungsi sebagai
tracking performance, planning, dan managing costs and price. Beberapa teknik
dalam akuntansi manajemen yang menjadi dasar perencanaan dan pengambilan
keputusan :
1. Anggaran
Anggaran merupakan alat untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek
yang efektif dalam organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aliran masuk dan
keluar uang yang memprediksi konsekuensi dari keputusan operasi saat ini dan
menyatakan apakah rencana keuangan sesuai dengan tujuan organisasi.
2. Kinerja kualitas dan produktifitas
Pengukuran dan produktivitas, pemberdayaan pegawai ( Employee
empowerment), sangat diperlukan karena, manjemen memberikan kedekatan
antara pegawai dengan proses operasi, langanan dan supplier untuk membuat
keputusan.
3. Penilaian kinerja berdasarkan kepuasan pelanggan
Kepuasan konsumen adalah hal yang dirasakan konsumen apabila kinerja
perusahaan yang diterimanya sesuai dengan keinginannya. Pelanggan merasa puas
kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka
19 4. Benchmarking
Benchmarking adalah alat bantu untuk memperbaiki kualitas dengan aliansi
antar partner untuk berbagi informasi dalam proses dan pengukuran yang akan
menstimulasi praktek inovatif dan memperbaiki kinerja.
2.3Akuntansi Manajemen dalam Berbagai Faktor 2.3.1 Faktor Pengguna
Dalam akuntansi manajemen tradisional hanya berfokus pada penyediaan kepada pengguna internal seperti pabrik, divisi, atau lingkungan
internal perusahaan dan tidak mengikuti perluasan ekonomi perusahaan, terutama
pada bagian eksternal dari bisnis yang terdiri dari persediaan, joint venture, dan
tujuan khusus perusahaan yang lain. Seiring dengan tuntutan global lebih
diperhatikan fokus pada kemampuan akuntansi manajemen untuk mengukur dan
mengevaluasi secara internal dan eksternal bidang-bidang dalam perusahaan guna
mengoptimalisasikan keputusan yang akan diambil oleh pihak eksternal.
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.
Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat
dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti
manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah
akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.
Pihak eksternal merupakan pihak luar organisasi. Pihak eksternal terdiri
dari investor, pemegang saham/pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur, dan
pihak lainnya. Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk
20 investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan
menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
2.3.2 Pembatasan pada Masukan dan Proses
Akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip-prinsip akuntansi.
Akuntansi manajemen tidak memiliki lembaga khusus yang mengatur format, isi,
aturan dalam pemilihan masukan serta proses, dan penyusunan laporannya.
Manajer bebas memilih informasi apapun yang mereka inginkan dan
penyediannya dapat dibenarkan atas dasar analisis biaya manfaat.
2.3.3 Jenis Informasi
Informasi dalam akuntansi manajemen dapat berupa informasi keuangan
dan non keuangan yang bersifat lebih subyektif. Karena akuntansi manajemen
berorientasi pada masa depan dan tidak mempengaruhi pihak luar, keputusan yang
diambil oleh akuntansi manajemen hanya berdasarkan pada informasi taksiran
(perkiraan). Oleh karena itu, keputusan yang diambil harus cepat sebagai tindakan
yang akan dilakukan dari hasil pengamatan yang diperoleh (tindakan preventif).
Yaitu mencoba menaksir apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang pada
jangka pendek, memberi respon dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan
yang lebih besar.
2.3.4 Orientasi Waktu
Akuntansi manajemen berorientasi ke masa yang akan datang.
Manajemen tidak hanya ingin mengetahui berapa biaya yang telah dikeluarkan
21 dikeluarkan untuk produksi yang akan datang. Penganggaran merupakan salah
satu contoh dari orientasi masa yang akan datang.
Rentang waktu untuk pelaporan informasi akuntansi manajemen cukup
fleksibel dan bervariasi, dari laporan harian yang merupakan ikhtisar pelaksanaan
operasi perusahaan sehari-hari seperti laporan mengenai order yang diterima,
laporan mingguan, laporan bulanan yang merupakan laporan ikhtisar pelaksanaan
operasi perusahaan dalam jangka waktu satu bulan bahkan tahunan.Laporan tidak
terikat pada jangka waktu tertentu.
2.3.5 Tingkat Agregasi
Akuntansi manajemen menyediakan ukuran dan laporan internal yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, lini produk, departemen, dan
manajer. Informasi yang sangat terinci sangat dibutuhkan. Penilaian kinerja
manajer pun mengalami pergeseran. Dahulu seorang manajer cukup dinilai dari
perspektif keuangan saja namun sekarang demi mendapatkan gambaran yang
lebih komprehensif manajer harus dinilai dari dua perspektif yang merupakan
penilaian dua sisi yaitu keuangan dan non keuangan seperti penilaian pelanggan,
pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal yang lebih dikenal
dengan istilah balanced scorecard.
2.3.6 Keluasan
Cakupan akuntansi manajemen lebih luas dari akuntansi biaya ataupun akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen meliputi aspek-aspek ekonomi
22 Berdasarkan beberapa faktor di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi manajemen digunakan oleh para manajer dan berbagai jenjang organisasi di dalam
perusahaan. Lingkup informasi akuntansi manajemen merupakan bagian dari
perusahaan dengan fokus informasi berorientasi ke masa yang akan datang.
Memiliki rentang waktu fleksibel, tidak memiliki batasan. Isi dari laporan
akuntansi manajemen bersifat rinci mengenai bagian dari perusahaan. Unsur
taksiran informasi adalah besar.
Akuntansi manajemen harus siap untuk menyediakan informasi
manajemen dengan seluruh gambaran perusahaan yang disusun tanpa harus
mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak bersifat wajib untuk
kegiatan perencanaan, pengarahan dan pemberian motivasi, pengendalian,
evaluasi kerja, dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan
perusahaan.
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis
antara variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Penelitian ini tidak mengandung variabel independen maupun variabel dependen
dikarenakan oleh sifat penelitian yang deskriptif. Penelitian deskriptif hanya
meliputi penilaian sikap, atau pendapat individu terhadap individu, organisasi,
keadaan, ataupun prosedur. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini
23 Praktisi Akuntansi
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dalam kerangka konseptual di atas praktisi akuntansi dalam suatu perusahaan
akan dimintai pendapatnya mengenai akuntansi biaya dan akuntansi manajemen
dan hasil dari seluruh pendapat mereka akan menunjukkan apakah akuntansi biaya
dan akuntansi manajemen berbeda dalam penggunaanya.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara
empiris (Erlina, 2007:41). Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ho : dalam prakteknya praktisi akuntansi tidak membedakan penggunaan
akuntansi biaya dan akuntansi manajemen.
H1 : dalam prakteknya praktisi akuntansi membedakan penggunaan akuntansi
biaya dan akuntansi manajemen. VS Akuntansi
Biaya
Akuntansi