• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING TEHADAPKEMAMPUAN LITERASI INFORMASI “WANITA TUNA SUSILA(WTS)” DI LOKALISASI GAMBILANGU SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING TEHADAPKEMAMPUAN LITERASI INFORMASI “WANITA TUNA SUSILA(WTS)” DI LOKALISASI GAMBILANGU SEMARANG"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING

TEHADAPKEMAMPUAN LITERASI INFORMASI

“WANITA TUNA SUSILA(WTS)”

DI LOKALISASI GAMBILANGU

SEMARANG

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora

Oleh : Seno Tri Bayu Aji

A2D009016

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Seno Tri Bayu Aji

NIM : A2D009016

Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan

Fakultas Ilmu Budaya

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Lokalisasi Gambilangu Semarang” adalah benar-benar karya ilmiah saya sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah saya sebutkan sumber aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.

   

Semarang, 02Agustus2013

Yang Menyatakan,

   

Seno Tri Bayu Aji

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO

I Don't Care What You Think About Me...

I Don't Think About You At All...

(Coco Chanel)

PERSEMBAHAN

Dengan terselesaikannya skripsi ini, maka penulis mempersembahkannya kepada :

1. Bapak dan Ibuku Gogor Hendronoto dan Wf. Indoen, terima kasih atas cinta, kasih sayang, Kepercayaan, do’a dan pengorbanan yang telah diberikan.

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

 

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

 

Hari : Tanggal :

   

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing

   

Heriyanto, S. Sos., M. IM. NIP. 197704082010121001

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

 

 

(6)

PRAKATA

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat, hidayah serta ridhonya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat serta semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Lokalisasi Gambilangu Semarang” ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Soedharto P. Hadi, MES. Ph. D, sebagai Rektor Universitas Diponegoro

2. Bpk. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang

(7)

4. Bpk. Heriyanto, S. Sos., M. IM. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu. Yuli Rohmiyati, S.Sos., M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan.

6. Bapak/Ibu Staf pengajar Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

7. Bpk. Drs. Mulyono, M.Pd selaku Kepala UPT Perpustakaan Daerah Jawa Tengah yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

8. Bpk. Lukman Wibowo A.Md, Asrofi, Muhammad Ali, Rusmin, serta mas Galih selaku team petugas Layanan Perpustakaan Keliling Perpustakaan Daerah Jawa Tengah yang telah membantu penulis di lapangan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

9. Wanita Tuna Susila yang bersedia menjadi Informan Penelitian dan telah membantu penulis dengan memberikan data sebenar-benarnya.

10.Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan restunya yang tiada henti kepada penulis.

11.Kakak serta semua saudara yang telah memberi doa, semangat dan motivasi.

12.Teman-temanRicky, Rohman (omen), Aziza, Tika, Yunidan Seluruh Teman-teman Ilmu Perpustakaan Angkatan 2009 yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.

(8)

14.Orang-orang yang meremehkan dan menjelekkan saya, Terimakasih Karena Kalianlah penulis menjadi termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca serta pengembangan Ilmu Perpustakaan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

   

Semarang, 02 Agustus 2013 Penulis,

 

Seno Tri Bayu Aji NIM. A2D009016  

       

(9)

ABSTRAK

Perpustakaan Keliling merupakan sebuah Perpustakaan yang dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya yang letaknya jauh dan tidak memungkinkannya untuk dibangunnya Perpustakaan Tetap. Layanan Perpustakaan Keliling bergerak dengan membawa serta bahan-bahan pustaka yang ada seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya yang disesuaikan dengan tempat dan lokasi yang akan dikunjungi. Dalam skripsi ini, Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling yang akan di teliti. Tujuan dari penelitian ini adalah unutk mengetahui Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila di Lokalisasi Gambilangu Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan jenis Deskriptif. Dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana informan diperoleh dari pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan hasil secara maksimal, dan diperoleh 5 orang Wanita Tuna Susila sebagai Informan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Miles dan Huberman.

Dari hasil penelitian ini diketahui hasil bahwa Layanan Perpustakaan Keliling sangat efektif. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang menjadi anggota di perpustakaan keliling. Meskipun masih adanya kekurangan-kekurangan yang disampaikan oleh para informan, diantaranya Jumlah dan Keragaman koleksi, waktu Kunjungan serta Layanan yang dirasa masih kurang memenuhi kebutuhan Pemustaka di kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang. Sebagian besar informan berpendapat positif terhadap Layanan Perpustakaan Keliling ini yang melayani di kawasan Gambilangu semarang.

(10)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN LITERATUR 2.1. Perpustakaan Umum ... 9

(11)

2.2.1 Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Keliling ... 12

2.2.2 Maksud Dan Tujuan Perpustakaan Keliling ... 13

2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Keliling ... 14

2.2.4 Jenis-jenis Layanan Perpustakaan Keliling ... 15

2.3. Literasi Informasi ... 16

2.3.1 Pengertian ... 16

2.3.2 Tujuan Literasi Informasi ... 18

2.3.3 Manfaat literasi Informasi ... 20

2.4 Kemampuan Literasi Informasi Untuk Beberapa Golongan Masyarakat .. 22

2.5 Penelitian Sebelumnya ... 23

(12)

BAB IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN  

4.1. Perpustakaan Daerah Jawa Tengah ... 37

4.1.1 Sejarah Singkat ... 37

4.1.2 Struktur Organisasi ... 39

4.1.3 Jenis Layanan ... 42

4.2Pepustakaan Keliling ... 47

4.2.1 Maksud dan Tujuan di selengarakannya perpustakaan keliling ... 49

4.2.2Pemakai Perpustakaan Keliling ... 50

4.2.3 Koleksi ... 51

4.2.4 Kegiatan Yang Dilakukan ... 52

  BAB V. HASIL PENELITIAN   5.1Pengetahuan Pemustaka Terhadap Perpustakaan Keliling ... 55

5.1.1Jumlah Dan Ragam Koleksi ... 57

5.1.2. Waktu Kunjungan ... 58

5.1.3.Layanan ... 60

5.2 Kemampuan Memahami Kebutuhan Informasi. ... 61

5.3 Kemampuan Dalam Mencari Informasi ... 62

5.4 Kemampuan Dalam Menggunakan Informasi ... 63

(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Pemikiran . ... 8

Bagan 2 Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Jawa Tengah ... 40

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Informan Penelitian ... 29

Tabel 2. Kriteria Tingkat Kunjungan Informan... 56

Tabel 3. Kendala yang dihadapi Pemustaka ... 65

Tabel 4. Wawancara dengan Pustakawan... 67

Tabel 5. Hasil Reduksi ... 79

Tabel 6. Wawancara Jumlah dan Keragaman Koleksi ... 83

Tabel 7. Wawancara Waktu Kunjungan ... 84

Tabel 8. Wawancara Layanan ... 85

Tabel 9. Identitas Subjek Penelitian ... 86

Tabel 10. Pendidikan Formal Penulis ... 94

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Hasil Wawancara ... 75

LAMPIRAN B Hasil Reduksi ... 79

LAMPIRAN C Daftar Pertanyaan ... 82

LAMPIRAN D Wawancara Jumlah dan Keragaman koleksi ... 83

LAMPIRAN E Wawancara Waktu Kunjungan ... 84

LAMPIRAN F Wawancara Layanan ... 85

LAMPIRAN GIdentitas Subjek Penelitian ... 86

(14)

LAMPIRAN ISurat Keterangan Peenelitian ... 89

LAMPIRAN J Dokumentasi Objek Penelitian ... 90

LAMPIRAN K Dokumentasi Armada Perpustakaan Keliling ... 92

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan Keliling merupakan salah satu perangkat penyelengaraan pendidikan non formal yang berupaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar 1945. Untuk melaksanakan amanat itu perpustakaan keliling mempunyai tugas mengumpulkan, memilih dan menyajikan karya- karya budaya manusia kepada masyarakat yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum. Agar tugas tersebut dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna, perpustakaan keliling perlu selalu dibina dan dikembangkan secara konseptual, terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan dalam kerangka Sistem Nasional Perpustakaan.

(16)

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang sarana belajar perlu ada perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan informasi yang tepat dan merata kepada seluruh golongan dan lapisan masyarakat indonesia. Pembanguna bangsa merupakan usaha- usaha mencerdaskan rakyat, tidak hanya ditujukan kepada masyarakat yang ada dikota- kota besar saja, tetapi juga masyarakat yang tinggal di desa- desa dan daerah- daerah terpencil.

Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, serta ledakan informasi yang berkembang amat pesat, maka masyarakat menuntut adanya diversifikasi dalam layanan perpustakaan keliling. Bukan saja layanan peminjaman bahan pustaka dan layanan penelusuran informasi, namun lebih dari itu. Masyarakat anak- anak menuntut adanya hiburan sehat dengan teknik bercerita, penyajian sandiwara boneka, pemutaran film, penyediaan kaset- kaset musik dan lebih banyak lagi. Semua tuntutan ini dialamatkan kepada perpustakaan keliling sabagai pusat informasi yang mendatangi mereka.

(17)

Mengingat pentingnya hakikat dan esensi perpustakaan maka perpustakaan keliling perlu dikembangkan sebagai sebagai sarana pendidikan formal dan lembaga pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan nasional yang berkesinambungan seumur hidup untuk menciptakan masyarakat dan bangsa yang biasa membaca, gemar belajar, bersikap ilmiah, kreatif dan inofatif sehingga mereka dapat ikut berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembangunan.

Yang mendasari pendirian perpustakan keliling di dalam perundang-undangan yang paling mendasar adalah :

a. Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1989, Tanggal 6 Maret 1989 tentang Tata kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Dalam keputusan ini, khususnya pasal 3, ayat (c), menyebutkan bahwa “Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas melaksanakan pembinaan atas semua jenis perpustakaan, baik perpustakaan instansi/ lembaga pemerintah ataupun swasta yang ada di pusat dan di daerah”

(18)

Perpustakaan Keliling merupakan usaha peningkatan perluasan pelayanan Perpustakaan Daerah/ Perpustakaan Umum Daerah Tingkat II”.

Pengertian literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi Maka literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi. Walaupun istilah literasi informasi belum begitu familiar dan menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat.

Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association Paul G.Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat. Paul Zurkowski menggunakan ungkapan tersebut untuk menggambarkan "teknik dan kemampuan" yang dikenal dengan istilah literasi informasi yaitu kemampuan untuk memanfaatkan berbagai alat-alat informasi serta sumber-sumber informasi primer untuk memecahkan masalah mereka. Istilah literasi informasi selalu dikaitkan dengan computer literacy, library skills dan critical thinking yang merupakan sebagai pendukung terhadap perkembangan literasi informasi (Wikipedia, 2008:1).

Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz

(19)

“literasi informasi adalah skill dalam mencari satu kebutuhan informasi, termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan di organisir, serta keakraban dengan sumberdaya yang mereka berikan (termasuk format informasi dan alat pencarian otomatis), dan juga pengetahuan teknik yang umum dilakukan. Konsep ini juga mencakup keterampilan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi konten informasi serta menggunakannya secara kritis dan efektif. Serta pemahaman tentang infrasturktur teknologi yang berbasis transmisi informasi, termasuk sosial, politik, dan budaya konteks serta dampaknya.”

Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi.

Berdasarkan paparan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis akan meneliti tentang “ Pengaruh layanan perpustakaan keliling terhadap kemampuan literasi informasi WTS di lokalisasi Gambilangu Semarang”, Dengan alasan untuk Mengetahui pengaruh koleksi perpustakaan keliling terhadap literasi informasi WTS di lokalisasi Gambilangu Semarang.

1.2 Perumusan masalah

(20)

perpustakaan keliling terhadap kemampuan literaasi informasi WTS di

Gambilangu Semarang?.

1.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di kawasan lokalisasi Gambilangu Semarang, waktu penelitian dimulai dari tanggal 03 Juni- 03 Juli 2013. Adapun alasan dipilihnya kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang karena tingginya minat baca dari para WTS sehingga memberi kemudahan kepada penulis dalam mencari data.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh layanan perpustakaan keliling terhadap kemampuan literasi informasi WTS di Gambilangu Semarang dan akan dilihat melalui :

1. Mengetahui kemampuan literasi informasi WTS di Gambilangu 2. Mengetahui layanan yang telah dilayankan oleh perpustakaan keliling

3. Mengetahui apakah layanan perpustakaan keliling mempengaruhi kemampuan literasi informasi WTS?

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis

(21)

2. Mengetahui secara langsung harapan para WTS dari kinerja dan sikap pustakawan perpustakaan keliling.

3. Memberikan saran supaya kegiatan layanan perpustakaan keliling bisa berjalan lebih baik dalam melayani pemustaka.

1.5.2 Manfaat Teoritis

1. Menambah khasanah pengembangan ilmu perpustakaan khususnya perpustakaan keliling dan kemampuan literasi informasi.

2. Memberikan manfaat kepada pihak terkait untuk mengembangkan layanan perpustakaan keliling khususnya di Gambilangu Semarang.

1.6 Batasan Istilah

1. Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain- lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum) yang melayani di wilayah gambilangu semarang.

2. Literasi informasi adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan etis. (Naibaho, 2007:7-8). 3. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan baik perseorangan atau kelompok yang

(22)

1.7 kerangka Pemikiran

Perpustakaan 

keliling 

Kemampuan literasi 

informasi 

Bagan I: Kerangka Pikir

Disini perpustakaan keliling merupakan suatu wadah bagi masyarakat dalam mencari informasi, perpustakaan keliling merupakan perpustakaan yang bergerak dari suatu tempat ketempat lain dengan membawa koleksi dan layanan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, disini pemuataka diharapkan bisa mengetahui cara mengakses dan memahami akan informasi apa yang dibutuhkannya. sehingga pemustaka dapat mengetahui akan kemampuannya dalam mengidentifikasi informasi- informasi apa saja yang dibutuhkannya.

Koleksi 

Layanan 

Paham akan informasi 

(23)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Perpustakaan umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dekat dengan masyarakat karena memiliki ciri yang terbuka untuk umum. Ciri- ciri perpustakaan umum menurut Sulistyo Basuki (1991: 46) yang di ungkapkan dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan adalah sebagai berikut:

a) Tidak memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.

b) Dibiayai oleh dana umum.

c) Jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma- cuma/ gratis.

(24)

ix dalam Greska 1996: 19) menyatakan bahwa: “... the estention of public library service so that they reach more and more people.” Yang artinya bahwa layanan ekstensi yang dilaksanakan oleh perpustakaan umum ialah penyelengaraan perpustakaan keliling sebagai salah satu bentuk layanan ekstensi dikarenakan perpustakaan keliling mempunyai beberapa kelebihan sebagai mana termuat dalam

“ The Australian Librarian’s manual (1982: 592 dalam Greska, 1982: 20) antara lain:

1. Sifatnya yang fleksibel karena dapat berpindah- pindah. 2. Menyediakan layanan perpustakaan secara lebih informal. 3. Menyediakan pergantian koleksi secara tetap.

4. Menghubungkan pengguna dengan layanan perpustakaan menetap secara terus menerus .

5. Memungkinkan pengguna menerima layanan professional dari perpustakaan wilayahnya.

6. Secara aktif mempromosikan layanan perpustakaan karena selalu keliatan berkeliling dimasyarakat.

2.2 Perpustakaan keliling

(25)

layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum). Perpustakaan Keliling merupakan salah satu perangkat penyelengaraan pendidikan non formal yang berupaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar 1945.

Sedangkan Menurut M.Ali (2006 : 108), Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Umum Kotamadya yang menetap.

Jadi dari beberapa pengertian perpustakaan keliling diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan membawa serta bahan- bahan pustaka seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya disesuaikan dengan tempat yang akan dikunjungi, dengan demikian perpustakaan keliling dapat melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh perpustakaan pusat (umum).

Perpustakaan keliling merupakan salah satu subsistem dalam perundang- undangan, yang mendasari pendirian perpustakan keliling adalah :

(26)

perpustakaan, baik perpustakaan instansi/ lembaga pemerintah ataupun swasta yang ada di pusat dan di daerah”

b. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 001/ Org/9/1990 Tanggal 2 September 1990 tentang Organisasi dan tata kerja perpustakaan Nasional RI Dalam keputusan ini, khususnya Bab VII pasal 81, ayat (c) tentang Perpustakaan Daerah menyebutkan bahwa “Perpustakaan Daerah mempunyai fungsi melaksanakan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan, termasuk Perpustkaan keliling. Dalam pelayanan Perpustakaan Keliling mengunjungi pusat pemukiman masyarakat. Pada hakikatnya Perpustakaan Keliling merupakan usaha peningkatan perluasan pelayanan Perpustakaan Daerah/ Perpustakaan Umum Daerah Tingkat II”.

2.2.1 Tugas dan Fungsi Perpustakaan keliling

Perpustakaan keliling memiliki fungsi dan tugas untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ketempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum).

Berikut ini merupakan beberapa tugas dan fungsi perpustakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992), diantaranya :

(27)

2. Mengenalkan layanan- layanan yang ada diperpustakaan kepada masyarakat umum yang belum mengenal perpustakaan.

3. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai dibangunnya perpustakaan menetap ditempat tersebut.

4. Perpustakaan keliling sebagai sarana untuk menemukan lokasi yang tepat dibangunnya perpustakaan menetap.

5. Sebagai perantara antar perpustakaan umum dan cabang-cabangnya.

6. Sebagai sarana pengganti dari perpustakaan menetap yang dikarenakan terdapatnya situasi tidak memungkinkan untuk dibangunya perpustakaan menetap, misalnya jumlah penduduknyanya yang terlalu sedikit.

2.2.2 Maksud dan tujuan perpustakaan keliling

Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh perpustakaan keliling, maka maksud dan tujuan diselenggarakan perpustakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992 : 4-5) adalah :

a. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil yang belum /tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap.

b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat umum.

(28)

d. Memperkenalkan jasa- jasa yang ada di perpustakaan kepada masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan pada kalangan masyarakat.

e. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

f. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.

2.2.3 Jenis koleksi perpustakaan keliling

Perpustakaan Nasional RI (1992 : 10) Pada dasarnya bahan pustaka koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan keliling dapat dikelompokkan menjadi tiga, diantaranya :

1. Bahan pustaka yang tercetak

Yang termasuk kelompok ini antara lain adalah : buku, surat kabar, majalah, buletin, selebaran, pamflet.

(29)

2. Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah antara lain adalah : slide, “filmstrip”, kaset-audio,kaset-video, dan film. Untuk perpustakaan keliling yang telah berkembang bahkan sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro (microform), seperti mickofilm dan microfishe.

3. Bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam.

Mengingat perpustakaan keliling melayani segala lapisan masyarakat termasuk melayani anak-anak, maka ada perpustakaan keliling yang menyediakan koleksi berupa: kumpulan mainan anak-anak, berbagai jenis batu-batuan, manik-manik, dan lain-lain. Koleksi ini dapat merupakan pusat sumber belajar yang bermanfaat bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun disekolah.

2.2.4 Jenis- jenis layanan perpustakaan keliling

Jenis- jenis layanan yang dapat diusahakan oleh perpustakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992 : 23-27) antara lain:

(30)

2. Layanan referensi, layanan ini mengacu pada bahan- bahan referensi seperti direktori dan penerbitan pemerintah.

3. Layanan membaca diperpustakaan, layanan ini ditujukan bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, namun hanya membaca saja, maka disediakan layanan membaca ditempat layanan (service point).

4. Pembacaan cerita (story telling), jenis layanan ini lebih populer sebagai layanan tambahan perpustakaan umum. Tujuan utamanya adalah meningkatkan minat baca anak- anak, terutama anak pra- sekolah.

5. Pemutaran film, merupakan sarana yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan- pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan dokumentasi, layanan ini berupa penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan- peraturan pemerintah serta peraturan perundang- undangan yang dikumpulkan dan dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan jasa informasi, merupak layanan yang ditujukan kepada pengunjung yang membutuhkan informasi, seperti “gunung apa yang tertinggi di dunia dan terletak di negara mana”.

2.3 Literasi Informasi

2.3.1 Pengertian

(31)

mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan etis. (Naibaho, 2007:7-8).

Pengertian literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi Maka literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi. Walaupun istilah literasi informasi belum begitu familiar dan menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat.

Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association Paul G.Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat. Paul Zurkowski menggunakan ungkapan tersebut untuk menggambarkan “teknik dan kemampuan” yang dikenal dengan istilah literasi informasi yaitu kemampuan untuk memanfaatkan berbagai alat-alat informasi serta sumber-sumber informasi primer untuk memecahkan masalah mereka. Istilah literasi informasi selalu dikaitkan dengan computer literacy, library skills dan critical thinking yang merupakan sebagai pendukung terhadap perkembangan literasi informasi (Wikipedia, 2008:1).

Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz

(32)

“literasi informasi adalah skill dalam mencari satu kebutuhan informasi, termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan di organisir, serta keakraban dengan sumberdaya yang mereka berikan (termasuk format informasi dan alat pencarian otomatis), dan juga pengetahuan teknik yang umum dilakukan. Konsep ini juga mencakup keterampilan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi konten informasi serta menggunakannya secara kritis dan efektif. Serta pemahaman tentang infrasturktur teknologi yang berbasis transmisi informasi, termasuk sosial, politik, dan budaya konteks serta dampaknya.”

Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi.

2.3.2 Tujuan literasi informasi

(33)

Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi.

Selain itu dengan memiliki literasi informasi maka para peserta didik mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.

Menurut Doyle dalam Wijetunge (2005:33) dengan memiliki keterampilan literasi informasi maka seorang individu mampu:

a. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi

dasar dalam membuat keputusan.

b. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan.

c. Memformulasikan kebutuhan informasi.

d. Mengidentifikasi sumber informasi potensial.

e. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses.

f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.

g. Mengevaluasi informasi.

(34)

i. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.

j. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3.3 Manfaat literasi informasi

Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus. Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu:

1. Membantu mengambil keputusan.

Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan suatu persoalan. Kita harus mengambil keputusan ketika memecahkan masalah, sehingga dalam mengambil keputusan tersebut seseorang harus memiliki informasi yang cukup.

2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.

(35)

3.Menciptakan pengetahuan baru.

Suatu negara dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah, sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.

Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi informasi adalah:

1. Untuk pelajar

Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi.

2. Untuk masyarakat

(36)

3. Untuk pekerja

Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi informasi akan mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.

2.4 Kemampuan literasi informasi untuk beberapa golongan masyarakat

Kemampuan seseorang dalam melakukan proses pencarian informasi memiliki perbedaan, perbedaan- perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya dapat dilihat dari faktor pendidikan. faktor pendidikan dinilai berperan penting bagi seorang literat dalam proses pencarian informasi, sehingga semua orang yang membutuhkan informasi bisa mendapatkan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkannya (ALA 2000:8 ).

(37)

kebutuhan informasinya. Seperti: setiap mahasiswa harus mampu merumuskan kebutuhan akan informasinya, serta seorang mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengakses informasi secara efektif dan efisiean baik itu pengaksesan secara manual maupun online ( ALA,2000:8 ).

Dikalangan pekerja, Kemampuan literasi informasi pekerja diperlukan untuk menghitung dan membaca dalam dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi informasi akan mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, serta dapat memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan yang tepat (Hancock 2004:1).

Sedangkan Dikalangan WTS, literasi informasi bagi WTS sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari mereka dan juga di lingkungan pekerjaannya. Agar mereka dapat mengidentifikasi informasi yang paling berguna disaat mereka mengambil keputusan dalam bidang pekerjaannya, misalnya tentang informasi yang benar agar terhindar dari berbagai macam penyakit berbahaya yang selalu membayang- bayangi pekerjaan mereka.

2.5 Penelitian sebelumnya

(38)

bahan pustaka dilembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang, karena dilembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang proses peminjaman bahan pustaka yang dilakukan menggunakan sistem perwakilan. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu melakukan pengumpulan data untuk memberikan gambaran dengan mengunakan suatu subjek penelitian serta menggunakan kategori berjenjang untuk mengelompokkan tingkat efektifitas layanan. Efektifitas layanan akan dapat tercapai apabila kebutuhan akan informasi pemustaka terpenuhi sehingga pemustaka merasa terpuaskan.

Disini kepuasan pengguna dapat diukur melalui beberapa hal sebagai berikut :

1. mengetahui Alasan Pengguna mengunjungi dan menggunakan perpustakaan tersebut.

2. Frekwensi tingkat kunjungan pengguna ke perpustakaan.

3. kepuasan pengguna terhadapat fasilitas atau sarana dan prasarana perpustakaan.

4. mengukur kepuasan pengguna terhadapa koleksi perpustakaan.

5. adanya kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan.

6. kepuasan pengguna terhadapat layanan petugas perpustakaan.

7. kepuasan pengguna terhadap tata tertib perpustakaan.

(39)

Literasi informasi, seperti penelitian yang dilakukan tarigan (2009: 34) sebelumnya mengenai Studi Deskriptif tentang Literasi Informasi Mahasiswa Departemen Studi Psikologi Fakultas Kedokteran USU menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi mahasiswa departemen psikologi USU masih kurang, sehingga harus ada kerjasama antara departemen studi psikologi USU dan perpustakaan USU untuk mengadakan bimbingan literasi informasi atau orientasi perpustakaan guna menciptakan mahasiswa yang literat informasi. Disini mahasiswa diharapkan akan memiliki keterampilan dalam merumuskan informasi, memiliki keterampilan mengakses informasi secara efektif dan efisien, serta memiliki keterampilan untuk mengevaluasi dan meganalisis informasi berikut sumbernya secara kritis, serta memiliki keterampilan menggunakan informasi secara akurat dan kreatif.

(40)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa perbedaan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, diantaranya adalah :

a. Mengenai efektifitas layanan yang diteliti. b. Subjek dari penelitian itu sendiri yang berbeda.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif Studi Kasus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif karena metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami permasalahan yang ada. Dan untuk dapat memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini peneliti memilih desain penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, maupun tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata. (Moleong, 2011:6)

3.2 Objek dan Subjek Penelitian

(42)

3.3 Informan Penelitian

Menurut sugiono dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, dikarenakan penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, akan tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari. Sampel didalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, akan tetapi sebagai narasumber, partisipan atau informan. (Sugiono, 2010:50)

Dalam penelitian ini, informannya adalah masyarakat yang tinggal di kawasan lokalisasi Gambilangu Semarang khususnya WTS, aktifitasnya adalah mencari informasi dengan memanfaatkan layanan perpustakaan keliling, sedangkan tempat penelitiannya yaitu dikawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang. Untuk menentukan informan, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu menentukan informan dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan jumlah informan yang akan diteliti sebanyak 5 orang, dalam menentukan informan peneliti menetapkan kriteria sebagai berikut :

1. Masyarakat yang sering berkunjung di layanan perpustakaan keliling.

(43)

3. Masyarkat yang tercatat secara aktif sebagai pengguna perpustakaan keliling.

(44)

5 Sulis 25 th SMA Perem puan

Setiap kali layanan

perpustakaa n keliling datang

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data. Dikarenakan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, akurat dan jelas. Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan 3 (tiga) metode pengumpulan data seperti berikut ini:

3.4.1 Observasi

(45)

ketika Perpustakaan Keliling sefang melayani di kawasan lokalisasi Gambilangu Semarang dan Observasi ini juga dilakukan untuk mengetahui data diri pemustaka yang akan menjadi informan penelitian.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Teknik wawancara digunakan oleh peneliti didalam berkomunikasi dengan responden (Sangadji, 2010:151-152). Wawancara dapat membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana kemampuan Literasi Informasi WTS. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur, jadi apabila jawaban yang didapat kurang memuaskan, tidak tepat ataupun tidak lengkap, pewawancara dapat mengajukan pertanyaan lainnya. Inforamsi yang diperoleh melalui wawancara akan lebih dipercaya kebenarannya karena apabila salah tafsir masih dapat diperbaiki sewaktu wawancara dilakukan.

(46)

persepsi informan terhadap keberadaan Perpustakaan keliling di Kawasan lokalisasi Gambilangu Semarang.

3.4.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh kriteria informan yang terdaftar sebagai anggota tetap dan frekuensi berkunjung ke perpustakaan keliling. Selain itu, tujuan dari studi dokumentasi ini adalah untuk mencari data yang berkaitan dengan subyek penelitian. Pada perpustakaan keliling yang melayani daerah Lokalisasi Gambilangu Semarang studi dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mencatat data peminjaman koleksi disebuah buku catatan petugas perpustakaan keliling.

3.5 jenis dan sumber data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata- kata, bukan dalam bentuk angka serta data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkip). (cahya suryana, 2010).

3.5.2 Sumber Data

(47)

Data Primer yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber pertama (Andi Prastowo, 2011: 204). Pendapat tersebut diperkuat Idrus bahwa data primer ini merupakan data yang diperoleh dari sumber informan secara langsung oleh penulis (2011: 86). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah pemustaka atau sampel yang menjadi informan mengenai persepsi terhadap keberadaan layanan Perpustakaan Keliling dikawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari sumber pertama (Andi Prastowo, 2011: 205). Artinya, data yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari buku- buku atau jurnal dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan layanan perpustakaan keliling.

3.6 Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan metode analisis data induktif. Pendekatan induktif ini dimaksudkan untuk menyimpulkan hasil dari observasi, wawancara dan data yang terkumpul lainnya.

(48)

1. Menelaah semua data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari hasil wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, dan sebagainya.

2. setelah dibaca, dipahami dan ditelaah, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan- pernyataan kunci yang perlu dijaga agar tetap berada didalamnya.

3. melakukan pemerikasaan keabsahan data.

4. penafsiran data, dalam langkah ini data yang telah diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner.

3.7 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Menurut Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2011). Dalam melakukan pengolahan data terdapat empat tahapan yang harus dilakukan, antara lain:

3.7.1 Pengumpulan Data

(49)

penelitian masih berupa konsep atau draft, dengan kata lain ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Maksudnya peneliti diharuskan telah melakukan analisis tema pada awal penelitian. Intinya proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini tidak memiliki waktu tersendiri, melainkan sepanjang waktu penelitian dalam proses pengumpulan data tersebut dilakukan.

3.7.2 Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang dianalisis, dengan kata lain reduksi data adalah proses pengubahan bentuk data dari hasil wawancara, Observasi, dan hasil dari studi pustaka diubah menjadi bentuk tulisan (script). Dalam penelitian ini, penulis melakukan untuk lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan data yang diperoleh pada saat penelitian mengenai Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila Di kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang, kemudian data yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan serta dipilih secara sederhana agar mempermudah penulis dalam mengolah data tersebut.

3.7.3 Display Data

(50)

dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan yang sebelumnya dilakukan yaitu reduksi data.

3.7.4 Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan/Verifikasi merupakan tahapan terakhir dalam rangkaian analisis data penelitian kualitatif. Pada tahapan terakhir ini nantinya akan diambil kesimpulan yang mana kesimpulan ini menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap “What” dan “How” dari temuan penelitian tersebut.

(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

4.1 Perpustakaan Daerah Jawa Tengah 4.1.1. Sejarah Singkat

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah didirikan pada tanggal 1 Agustus 1951 dengan nama “Perpustakaan Negara Semarang” berdasarkan surat Keputusan Menteri P dan K RI No. 18165/Keb tertanggal 23 Juli 1951. Perpustakaan ini merupakan Perpustakaan Negara yang kedua di indonesia setelah Perpustakaan Negara Yogyakarta yang pada awal berdirinya menempati bekas gedung Openbare Leeszaal Bibliothek di Jl. Bojong (Jl. Pemuda No. 147 Semarang).

Namun, Sejalan dengan pembangunan nasional, perkembangan IPTEK dan semakin meningkatnya minat baca masyarakat Jawa Tengah, gedung di Jl. Pemuda No. 147 Semarang tidak dapat menampung semua kegiatan penyelengaraan pemustaka, maka dibangunlah gedung perpustakaan baru yang lebih representatif di Jl. Sriwijaya No. 29A Semarang yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 20 Maret 1987 oleh Menteri dalam Negeri RI Bapak Soepardjo Roestam.

(52)

a. Meningkatnya peran perpustakaan sebagai sumber belajar seumur hidup, maka pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 01990/1978 tanggal 23 Juni 1978. Dimana “Perpustakaan Negara” menjadi “Perpustakaan Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan”. dan ditindak lanjuti dengan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0950/0/1979 yang menetapkan Perpustakaan Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sebagai Perpustakaan Wilayah tipe A.

b. Keputusan Presiden RI No. 11 tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional, “Perpustakaan Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan” ditingkatkan statusnya menjadi “Perpustakaan Daerah” dan merupakan satuan organisasi Perpusakaan Nasional yang berada di daerah.

c. Keputusan Presiden No. 50 tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI, “Perpustakaan Daerah” menjadi “Perpustakaan Nasional Provinsi” yang merupakan instansi vertikal.

(53)

d. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka dikeluarkan Peraturan Daerah No. 9 tahun 2001 tanggal 20 juni 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dan Susunan Organisasi Kantor di lingkungan Pemerinta Daerah, maka “Perpustakaan Nasional Provinsi Jawa Tengah” diubah menjadi

“Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah” sebagai kantor yang mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang Perpustakaan.

e. Peraturan Daerah No.7 tahun 2008 tanggal 6 juni 2008 tentang Pembentukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah digabung dengan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah menjadi “Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah”.

Di samping itu, berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 54 tahun 2008 tanggal 20 juni 2008, Perpustakaan Gubernur Jawa Tengah dibentuk sebagai unit pellayanan Teknis Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.

4.1.2. Struktur Organisasi

(54)

Urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah DaerahnKabupaten/Kota serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka diadakan perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja seperti diberikut ini :

Seksi Deposit  Sub Bagian  Tata Usaha 

Seksi Jasa  Teknis 

Perpustakaan 

Kelompok 

Jabatan 

Fungsional 

Kepala 

Perpustakaan 

Daerah 

Bagan II: Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Jawa Tengah

Adapun pembagian tugas dari masing-masing bagian tersebut antara lain :

(55)

melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang badan di bidang Perpustakaan. Pasal 5 yaitu untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksuddalam pasal 4, Perpustakaan Daerah menyelengarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana teknis operasional jasa teknis Perpustakaan dan Deposit.

2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional jasa teknis Perpustakaan dan Deposit.

3. Pemantauan, evakuasi dan pelaporan jasa teknis Perpustakaan dan Deposit.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagia tata usaha berdasarkan pasal 8 mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan.

c. Seksi jasa teknis Perpustakaan berdasarkan pasal9 mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan kegiatan jasa teknis perpustakaan. d. Seksi Deposit berdasarkan pasal 10 seksi deposit mempunyai tugas

untuk melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan penyelengaraan deposit dibidang Perpustakaan

(56)

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya kelompok jabatan fungsional ini di koordinasikan oleh kepala seksi dan seecara administratif di koordinasikan oleh kepala sub bag tata usaha.

4.1.3. Jenis Layanan

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah merupakan salah satu kelompok perpustakaan umum yang bertujuan untuk melayani masyarakat umum sehingga masyarakat yang dilayani adalah seluruh lapisan masyarakat dan golongan yang ada di Semarang tanpa terkecuali. Oleh karena itu, Perpustakaan Daerah Jawa Tengah menyediakan berbagai macam jenis layanan mulai dari layanan anak- anak hingga layanan dewasa. Jenis-jenis layanan yang ada di Perpustakaan Daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

(57)

atau SD. Story Telling dilakukan dengan memberikan orientasi atau pengenalan perpustakaan secara sekilas kepada anak-anak kemudian dilanjutkan dengan bercerita secara keseluruhan atau mendongeng. b. Layanan Referensi terletak dilantai satu. Layanan ini dibuka setiap hari

senin sampai kamis pukul 07.00 sampai 18.00 WIB, hari jum’at dan sabtu pukul 07.00 sampai 15.00WIB. Sistem layanan yang digunakan yaitu sistem layanan terbuka. Namun, koleksi yang ada tidak dipinjamkan, hanya boleh dibaca ditempat. Apabila ada pemustaka yang ingin memfotocopy buku dilayanan referensi ini, maka harus meninggalkan identitas kepada petugas dilayanan Referensi.

c. Layanan Audio Visual teletak dilantai satu. Sistem layanan Audio Visual adalah sistem layanan terbuka sehingga pemustaka dapat langsung menggunakan koleksi yang diinginkan dengan menggunakan komputer yang telah disediakan. Pemustaka sudah bisa memanfaatkan koleksi yang terdapat di layanan audio visual. Namun, sebagian pemustaka masih belum mengetahui keberadaan layanan audio visual dan belum memanfaatkan layanan ini dengan optimal.

(58)

Pemustaka haruslah memenuhi persyratan yang telah ditentukan, diantaranya :

1) Warga Kota Semarang dan sekitarnya 2) Mengisi formulir pendaftaran anggota

3) Memberi stempel dan tanda tangan dari fakultas khusus bagi mahasiswa, stempel dan tanda tangan dari petugas kelurahan bagi masyarakat umum, dan tanda tangan serta stempel bagi pegawai.

4) Melampirkan foto copy identitas diri yang sah (KTP/ KTM/ KARTU OSIS/ SIM)

5) Membayar biaya administrasi pendaftaran.

e. Layanan Sirkulasi Remaja terletak dilantai dua. Layanan ini dibuka setiap hari senin sampai kamis pukul 07-00 sampai 18.00 WIB, hari jum’at dan sabtu pukul 07.00-15.00 WIB serta minggu pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Layanan Sirkulasi Remaja ini tidak hanya dimanfaatkan oleh remaja saja tetapi juga dimanfaatkan oleh umum untuk memperoleh koleksi fiksi sebagai salah satu bahan rekreasi. f. Layanan Sirkulasi Dewasa terletak dilantai dua. Layanan ini dibuka

(59)

fasilitas hotspot tersebut secara gratis untuk memperoleh informasi dari intenet.

Layanan ini banyak dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik pemustaka mulai dari remaja hingga dewasa atau umum untuk memperoleh koleksi-koleksi umum/ nonfiksi. Sistem layanan yang digunakan adalah layanan terbuka dimana pemustaka dapat langsung memilih bahan pustaka dirak dan dapat langsung meminjamnya.

g. Layanan Warintek merupakan layanan internet yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka yang ingi memperoleh informasi melalui internet.

h. Layanan Terbitan Berkala terletak dilantai dua. Layanan ini dibuka setiap hari senin sampai kamis pukul 07-00 sampai 18.00 WIB, hari jum’at dan sabtu pukul 07.00-15.00 WIB serta minggu pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Sistem layanan yang digunakan yaitu sistem layanan terbuka. Namun, koleksi yang ada tidak untuk dipinjamkan, hanya boleh dibaca ditempat. Apabila ada pemustaka yang ingin memfotocopy koleksi layanan terbitan berkala ini, maka harus meninggalkan identitas kepada petugas layanan tersebut.

(60)

Keliling Daerah Jawa Tengah berupa kendaraan darat sejumlah tiga unit roda empat dengan rincian satu unit mobil kijang yang diperoleh dari bantuan Perpustakaan Nasional RI, satu unit mobil Mitsubishi L300 yang diperoleh dari bantuan Rotary Club Semarang dan satu unit mobil Mitsubishi Box yang diperoleh dari bantuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan untuk Mobil Pintar merupakan mobil titipan milik PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) yang berasal dari sumbangan persatuan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Dalam satu hari Perpustakaan Keliling dapat melayani 3 sampai 4 pos layanan.

Pos layanan yang digunakan untuk melakukan layanan perpustakaan keliling dipilih berdasarkan hasil dari kerjasama dengan kelurahan atau instansi tertentu yang telah mengadakan kerjasama layanan perpustakaan keliling. Perpustakaan Keliling melayani pemustaka dari seluruh lapisan tanpa masyarakat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan sebagainya, sehingga pemakainya sangat beragam mulai dari anak- anak hingga dewasa.

(61)

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999. Layanan Deposit terdiri dari tiga ruang layanan yaitu :

1. Ruang skripsi dan terbitan berkala, ruang ini merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan koran, majalah, brosur leflet, skripsi, jurnal dan lainnya.

2. Ruang Koleksi terbitan 35 kabupaten dan kota se-jawa tengah, Ruang ini merupakan ruang tempat penyimpanan dan pelayanan informasi bagi pengunjung deposit dengan fasilitas yang tersedia berupa buku, kaset, CD dan beberapa alat Recording

dan tape sebagai alat untuk mendengarkan karya-karya rekam. 3. Ruang administrasi dan pengolahan layanan deposit, Khusus

untuk ruangan administrasi dan pengolahan layanan deposit ini terletak dilantai tiga. Diruang ini pegawai melakukan aktifitas pengindekan, pengetikan, pemasukan data dan aktifitas lainnya termasuk ruang tamu dan ruang kepala seksi deposit.

4.2 Perpustakaan Keliling

(62)

ditujukan kepada masyarakat yang ada di daerah perkotaan saja, akan tetapi juga masyarakat yang berdomisili di daerah terpencil yang tidak dapat terjangkau oleh perpustakaan menetap. Disadari atau tidak bahwa masyarakat di kota Semarang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar masyarakat pedesaan dan daerah terpencil dapat menikmati layanan informasi guna meningkatkan pengetahuan mereka adalah dengan menyediakan sumber-sumber informasi melalui kegiatan meminjamkan buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain melalui perpustakaan. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan nonformal, sumber ilmu pengetahuan dan penyebaran informasi merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kemajuan masyarakat di Semarang. Namun, Pemerintah Kota Semarang belum bisa membangun perpustakaan di setiap desa karena untuk membangun sebuah perpustakaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara Perpustakaan Daerah menyelengarakan sarana yang tepat melalui perpustakaan keliling yang merupakan salah satu perluasan layanan Perpustakaan Daerah.

(63)

pedesaan yang tidak dilayani oleh perpustakaan menetap. Kondisi masyarakat yang seperti inilah yang menuntut adanya layanan perpustakaan keliling yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat untuk mengimbangi kemajuan jaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan informasi yang pesat.

4.2.1 Maksud dan Tujuan Diselenggarakannya Perpustakaan Keliling

Tujuan utama diselenggarakannya perpustakaan keliling adalah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang kegiatan perpustakaan keliling disemarang yang diselengarakan oleh Perpustakaan Daerah, dengan maksud agar :

a) Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil yang belum /tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap.

b) Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat umum.

c) Memperkenalkan buku- buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.

d) Memperkenalkan jasa- jasa yang ada di perpustakaan kepada masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan pada kalangan masyarakat.

e) Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

(64)

4.2.2 Pemakai Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling melayani pemakai secara demokratis maksudnya adalah layanan diberikan kepada seluruh pemakai tanpa terkecuali dengan tidak membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan sebagainya, sehingga pemakainya sangatlah beragam mulai dari anak- anak hingga kedewasa.

Pemakai perpustakaan keliling disini adalah masyarakat yang bekerja dikawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang maupun yang bertempat tinggal dikawasan tersebut seperti : Ibu-ibu, Bapak-bapak, dan Anak-anak. Pemakai dari luar kawasan Gambilangu juga diperbolehkan meminjam buku karena sudah mendapatkan kepercayaan oleh penanggung jawab bahwa buku tersebut akan dikembalikan. Bagi anak-ank seusia SD, proses membaca dan meminjam buku dapat dibantu dan dibimbing oleh orang tua mereka masing-masing.

(65)

Selain itu pegawai perpustakaan keliling juga bekerja sama dengan perangkat desa di kawasan lokalisasi Gambilangu seperti Rt dan Rw. Mereka diberikan tugas sebagai penanggung jawab, yang mana tugas dari penanggung jawab adalah bertanggung jawab apabila ada peminjam yang nakal atau yang tidak mengembalikan bahan bacaan kepada petugas serta bertanggung jawab atas pengembalian buku dan juga jika terjadi buku hilang/rusak. Disini penanggung jawab juga bisa mewakili masyarakat yang ingin meminjam buku tetapi tidak memiliki waktu untuk datang ke Layanan Perpustakaan Keliling mereka dapat menitipkan judul maupun jenis buku apa yang ingin mereka pinjam dengan memberikan catatan kepada penanggung jawab tersebut.

4.2.3 Koleksi

Koleksi adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah serta dilayankan (Lasa HS, 2009: 176). Koleksi yang dibawa oleh mobil Perpustakaan Keliling meliputi buku-buku fiksi dan non fiksi yang disediakan untuk masyarakat umum dari anak-anak, remaja hingga ke dewasa. Buku-buku tersebut tersedia dalam berbagai subjek, selain buku terdapat koleksi lainnya yang dibawa seperti majalah.

(66)

pustakaKantor Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Penambahan koleksi rutin dilakukan setia tahunnya, hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar koleksi tetap bervariasi dan selalu mengikuti perkembangan zaman (up to date).

Pemilihan koleksi yang akan dipergunakan dalam layanan perpustakaan keliling dilakukan ileh bagian pengadaan Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dalam pemilihan koleksi Perpustakaan Keliling disesuaikan dengan keinginan serta minat dari masyarakat yang daerahnya dilayani oleh perpustakaan keliling. Minat masyarakat dalam menggunakan koleksi Perpustakaan Keliling dijadikan acuan dalam pemilihan koleksi, hal ini sangat terlihat dari statistik peminjaman koleksi perpustakaan keliling. Kleksi koleksi yang dibawa olehperpustakaan keliling mencakup Karya Umum, Filsafat, Agama, Ilmu-ilmu Sosial, Bahasa, Ilmu Pengetahuan Murni, Teknologi, Kesenian serta Kesusastraan.

4.2.4 Kegiatan yang Dilakukan

(67)
(68)

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil dari penelitian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kemudian peneliti menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus tentang Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila di Lokalisasi Gambilangu Semarang.

Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang pemustaka yang sering berkunjung kelayanan perpustakaan keliling. Penulis mengkaji tentang pengaruh layanan perpustakaan keliling dan melakukan wawancara guna mendapatkan data yang dilaksanakan pada tanggal 03 juni- 03 juli 2013 di kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang.

(69)

5.1 Pengetahuan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling

Pandangan pemustaka merupakan penilaian atau kesan yang didapat penulis dari apa yang dilihat pada saat melakukan observasi mengenai sebuah objek, objek yang dimaksud disini adalah Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila di Lokalisasi Gambilangu Semarang. Disini penulis akan mengkaji pandangan pemustaka dari tiga indikator kenyamanan yang benar-benar dialami dan dirasakan oleh pemustaka.

Penulis memperoleh pandangan pemustaka dengan cara melakukan pendekatan dan wawancara mirip diskusi kepada informan sehingga menimbulkan suasana yang kondusif guna mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Pernyataan dalam wawancara ini telah disiapkan sebelumnya dengan urutan pertanyaan yang tidak tersetruktur. Sebelum mengajukan pertanyaan, penulis mengajukan pertanyaan awal terlebih dahulu mengenai seberapa sering informan datang (tingkat kunjungan) keperpustakaan keliling, hal ini diperlukan agar penulis mengetahui kriteria informan dan pengetahuan tentang keberadaan Layanan Perpustakaan Keliling Dikawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang.

(70)

Tabel 2 : Kriteria Tingkat Kunjungan Informan.

Mengetahui Setiap Minggu Rutin

2 Dewi Mengetahui Seitap Minggu Rutin

3 Umi Mengetahui Setiap Minggu Jarang

4 Erna Mengetahui Setiap Minggu Jarang

5 Sulis Mengetahui Setiap Minggu Rutin

Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa responden dengan tingkat kunjungan lebih dari 3 kali dalam sebulan dikategorikan sebagai informan yang sering berkunjung keperpustakaan keliling yaitu Sri Wahyu Ningsih, Dewi, Sulis. Sedangkan responden yang frequensi berkunjungnya antar 2 sampai 3 kali dalam sebulan dikategorikan sebagai informan yang jarang berkunjung yaitu Umi, dan Erna.

(71)

melakukan penelitian. Pertanyaan ini digunakan oleh penulis untuk mengurangi bias dalam proses memperoleh data dari para informan.

5.1.1 Jumlah dan Ragam Koleksi

Hasil yang diperoleh penulis dari wawancara dengan informan yang berbeda frequensi tingkat kunjungannya, jumlah koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Keliling Daerah Jawa Tengah dirasakan oleh para pemustaka dikawasan Gambilangau Semarang masih kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka serta koleksinya masih kurang beragam.

Jumlah dan Keragaman Koleksi pada Perpustakaan keliling haruslah selalu diperbarui sehingga di dalam diri pemustaka tidak muncul rasa jenuh yang disebabkan oleh kurang up date nya koleksi yang dibawa. Dari wawancara yang telah dilakukan peneliti jawaban dari para informan dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu :

Kategori pertama, jawaban dari Tiga orang informan yaitu Sri Wahyu Ningsih, Dewi, dan Sulis dapat penulis simpulkan pendapat mereka sama. Mereka berpendapat bahwa koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan keliling masih kurang banyak dan kurang beragam sehingga terkadang memunculkan rasa jenuh terhadapa koleksi itu itu saja yang dibawa oleh Perpustkaan Keliling.

(72)

saja koleksi Perpustakaan Keliling tersebut diperbarui, itupun dalam rentan waktu yang cukup lama. Berikut perkataan dari informan Sulis yang di ungkapkannya:

“Jumlah koleksi yang dipunya perpustakaan keliling masih sangat kurang mas, apalagi untuk orang seperti saya yang bekerjanya pada malam hari saja jadi untuk mengisi waktu luang saya pada siang harinya saya habiskan dengan membaca buku-buku yang saya peroleh dari pinjaman perpustakaan keliling. Kalo koleksinya Cuma itu-itu saja lama-lama bosan mas karena bisa-bisa buku yang saya sukai sudah saya baca semua seperti buku-buku tentang kesehatan dan Novel. Jadi ya kalo bisa sih koleksi yang dibawa itu harus sering diperbarui biar gak ngebosenin mas sama buku-buku buat anak itu ditambahi sehingga bisa memancing anak-anak untuk gemar membaca..”

Kategori kedua, mereka yang beranggapan bahwa jumlah dan keragaman koleksi yang dimiliki Perpustkaan keliling saat ini tidak berpengaruh karena mereka bukan merupakan pemustaka yang rutin berkunjung kePerpustakaan keliling. Menurut salah satu dari mereka yang beranggapan bahwa jumlah dan keragaman koleksi sudah cukup yaitu Erna mengatakan “ bahwa bagi dia jumlah dan keragaman koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling saat ini tidak menjadi masalah bagi dia, walaupun dia sendiri terkadang dalam mencari informasi tidak menemukan apa yang ia cari.”

Dari hasil wawancara dengan kelima orang informan, mayoritas informan mengungkapkan bahwa Jumlah dan Keragaman Koleksi yang dimiliki Perpustakaan Keliling saat ini masih sangat kurang khususnya untuk anak-anak. Hal ini berpengaruh kepada informasi yang mereka dapatkan kurang ter up date sehingga mereka akan tertinggal apabila adanya hal-hal baru seperti Novel-novel baru cara pengobatan baru.

5.1.2 Waktu Kunjungan

(73)

hanya sebentar. Tak jarang mereka sudah menunggu tetapi Layanan Perpustakaan Keliling tidak datang, jadi mereka mengharapkan penambahan jadwal kunjungan tidak hanya hari senin saja.

Dari semua pernyataan informan penulis menyimpulkan bahwa waktu kunjungan yang diberikan oleh Perpustakaan Keliling masih kurang, sehingga para informan mengharapkan penambahan waktu dan hari kunjungan Perpustakaan Keliling ke daerah mereka supaya semua orang dapat memanfaatkannya, seperti anak-anak mereka yang kalau pagi mereka pergi sekolah jadi tidak bisa ikut memanfaatkan layanan perpustakaan keliling.

Disini terlihat bahwa antusiasme warga terhadap layanan perpustakaan keliling sangat bagus, hal ini terbukti dengan pendapat dari mayoritas informan yang meminta diadakannya penambahan waktu kunjungan supaya pengguna perpustakaan keliling bisa lebih banyak lagi dan mereka bisa memanfaatkan atau menggunakan Layanan Perpustakaan Keliling itu secara lebih maksimal.

Seperti perkataan salah satu informan yaitu Dewi “Mungkin sebaiknya diberi penambahan jadwal kunjungan, mungkin sore hari jadi anak-anak kami yang

sekolah juga bisa pinjem, kan kalo pagi mereka sekolah jadikan mereka bisa

(74)

5.1.3 Layanan

Layanan yang dimaksud disini adalah layanan yang diberikan kepada pemustaka yang ada di kawasan lokalisasi Gambilangu Semarang. Disini petugas Perpustakaan Keliling ditugaskan untuk melayani pemustaka serta membantu masyarakat dalam pengembangan minat baca dan memberikan layanan sirkulasi bahan pustaka kepada masyarakat.

Dari hasil wawancara dengan para informan penulis menyimpulkan bahwa layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling saat ini masih kurang maksimal bagi para informan, seperti yang di ungkapkan oleh informan Umi yang merasa

“layanannya itu masih kurang maksimal apalagi seperti saya ini yang jarang

berkunjung otimatis butuh bantuan untuk mencari buku-buku yang saya mau,

terkadang petugasnya suka pura-pura gak tau dan terkesan membiarkan. Dan juga

buku-buku yang telah dikembalikan tidak langsung disusun kembali ke raknya oleh

petugas sehingga tak jarang harus mencari didalam keranjang tempat buku-buku

tersebut dikumpulkan, itukan sama saja dengan membuang-buang waktu.”

(75)

5.2 Kemampuan Dalam Memahami Kebutuhan Informasi

Kemampuan dalam memahami kebutuhan informasi merupakan kemampuan umum yang dimiliki oleh setiap orang. Tetapi tidak semua orang dapat dikatakan mempuanyai kemampuan literasi informasi. Seseorang dapat dikatakan mempunyai keterampilan literasi informasi apabila orang tersebut mampu memahami kebutuhan informasi dan mendapatkan informasi yang tepat dalam berbagai format lalu mampu menggunakan dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang tepat dan benar.

Dari hasil penelitian terhadap kelima orang informan di lokalisasi Gambilangu Semarang diketahui bahwa mayoritas dari kelima orang informan mampu mengetahui kebutuhan informasi apa yang mereka butuhkan. Jadi sebelum mereka berkunjung ke Perpustakaan keliling mereka sudah mengetahui koleksi- koleksi apa saja yang akan mereka pinjam.

Seperti yang terlihat ketika penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada para informan diantaranya :

• Koleksi atau informasi seperti apa yang anda butuhkan?

− Sri Wahyuningsih : “Buku tentang masakan dan Novel”

− Dewi : “Novel dan Buku Kesehatan”

− Umi : “Novel dan Buku-buku Kecantikan”

− Erna : “Novel dan Buku Memasak”

Gambar

Tabel 1: Informan Penelitian
Tabel 2 : Kriteria Tingkat Kunjungan Informan.
Tabel 3: Kendala yang dihadapi pemustaka
Tabel 4: Wawancara dengan Pustakawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Geuchiek dengan Sekretaris desa setelah pengangkatan Sekretaris desa men jadi PNS t idak ada sa ma sekali di Ga mpong Meunasah Tgk di Gadong, tetapi

Pen kendaraan pribadi dan sistem tr pergerakan tertinggi yaitu Keca Pontianak Tenggara yang suda ketergantungan di Kota Pontia Kecamatan dengan tingkat ket Pontianak

Karya ilmiah skripsi ini berjudul Interferensi Leksikal Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada Majalah Mimbar telah diuji dan disahkan oleh Program Studi Pendidikan

Peserta pelatihan higiene sanitasi DAM pada penelitian ini terdiri dari 23 orang pemilik DAM dan 12 orang operator DAM, dan berdasarkan hasil uji Wilcoxon

Dalam memberikan opini going concern , auditor akan mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhinya dan hal ini perlu diteliti karena penerbitan opini audit

dapat dilihat distribusi spasial kandungan C/N ratio pada sedimen di Sungai Sekembu Jepara menunjukkan bahwa konsentrasi C/N ratio paling besar berada pada daerah

(2) Bagaimana Dasar Hukum yang Dijadikan Hujjah Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Terhadap Jual Beli Kulit Hewan Kurban? Adapun tujuan dari penelitian ini, pertama

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut (1) Pengembangan buku ajar produk syariah berbasis scientific