• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

55 | P a g e HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT

DENGAN KINERJA PERAWAT

DALAM PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG

Dewi Srimauli Simorangkir*, Sofia Gusnia Saragih**, Monica Saptiningsih*** Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

: dewisimoo@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah insiden pasien jatuh saat peneliti praktik di rumah sakit.Studi pendahuluan lebih lanjut melalui wawancara pada perawat didapatkan program sosialisasi mengenai keselamatan pasien sudah dilakukan secara berkala.Data K3RS Santo Borromeus didapatkan insiden keselamatan pasien (KTD dan KNC) pada tahun 2014 cenderung meningkat dan fluktuatif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap perawat dengan kinerja perawat dalam penerapan keselamatan pasien (patient safety) di

Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.Pengetahuan merupakan hasil tahu.Sikap merupakan kecenderungan bertindak terhadap suatu objek, sedangkan kinerja merupakan penampilan dari hasil karya seseorang. Penelitian

menggunakan metode kuantitatif dan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan secara cross sectional.

Teknik sampling menggunakan cluster sampling dengan sampel 141 perawat. Instrumen penelitian

menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan sikap serta lembar checklist untuk mengukur

kinerja.Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja perawat (p=0,989) dan terdapat hubungan antara sikap dengan kinerja perawat (p=0,017). Peneliti menyarankan agar pelaksanaan sosialisasi tentang sasaran keselamatan pasien di tiap ruang rawat inap terus dipertahankan agar pengetahuan, sikap, motivasi, dan kesadaran perawat lebih baik.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kinerja, Sasaran Keselamatan Pasien

ABSTRACT

The background of this research was the incidence of patient falls when the researcher in the hospital. Further preliminary research on nurse obtained through interview obtained from socialization program of patient safety have been conducted periodically. K3RS Data of Santo Borromeus got by patient safety incident (KTD and KNC) in 2014 tended to rise and fluctuate. This research aims to discover the relationship of knowledge and attitude of nurses and the nurse’s performance in implementing patient safety at the Hospital Santo Borromeus Bandung. Knowledge is the result out. Attitude is the tendency to act on an object, while the performance is the appearance of one's work. The study uses quantitative methods and correlational descriptive design with cross sectional approach. The sampling technique using cluster sampling with a sample of 141 nurses. The research instrument was using questionnaires to measure knowledge and attitudes as well as checklist sheet to measure performance. Univariate analysis using frequency distribution and multivariate analysis using multiple logistic regression test. The results showed no correlation between knowledge with the performance of nurses (p = 0.989) and there is a relationship between attitude and performance of nurses (p = 0.017). Researchers suggested that the implementation of the socialization of patient safety goals in each of the wards continue to be maintained so that the knowledge, attitudes, motivation, and awareness of better nurse.

(2)

56 | P a g e Pendahuluan

Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Parson dalam Asmadi (2005) mendefinisikan kesehatan sebagai kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif. Keadaan yang tidak sehat baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial, serta tidak mampu menjalankan peran dengan optimal maka seseorang tersebut dikatakan sakit.

Sakit merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas normal (Asmadi, 2005).Perkins dalam buku Asmadi (2005) menyatakan bahwa sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas seseorang.Berdasarkan definisi sakit tersebut keadaan sakit adalah keadaan fisiologis seseorang yang tidak optimal, sehingga kondisi sakit membawa masyarakat untuk mencari tempat yang membantu dalam pemulihan. Masyarakat akan membawa seseorang dengan kondisi sakit untuk masuk ke rumah sakit.

Rumah sakit menurut World HealthOrganization

(WHO) adalah bagianintegral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) kepada masyarakat. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/MenKes/PER/III/2010 menyatakan rumah sakit merupakan institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna membawa fungsi rumah sakit menjadi tujuan utama masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional, sehingga berdasarkan fungsi rumah sakit muncul suatu istilah akreditasi yang menunjukan mutu pelayanan rumah sakit.

Mutu secara umum berfokus pada keselamatan pasien. Keselamatan pasien menurut Komite Keselamatan

Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) tahun 2007

merupakan suatu kondisi pasien bebas dari

cedera/harm (penyakit, cedera fisik, sosial,

penderitaan, cacat, kematian, dll) yang tidak seharusnya terjadi atau cedera potensial terkait pelayanan kesehatan. Ketika asuhan yang diberikan

menjadi tidak aman maka mengakibatkan insiden keselamatan pasien.

Insiden keselamatan pasien sacara idealnya di rumah sakit harus mencapai target 0 % (Keselamatan Pasien RS Santo Borromeus, 2014). Oleh karenanya perawat yang berada bersama pasien 24 jam dituntut untuk memiliki pengetahuan dan sikap yang baik.

Metodelogi

Metode dan desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan variabel

secara cross sectional untuk mengukur hubungan

pengetahuan dan sikap perawat dengan kinerja perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 141 perawat dengan status karyawan tetap yang bekerja di bagian rawat inap. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cluster

sampling. Teknik cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012). Cara penentuan sampel, peneliti mengundi siapa saja yang akan menjadi responden. Peneliti menuliskan nomor absensi perawat yang ada di setiap ruangan rawat inap pada

kertas kecil-kecil, satu nomor untuk satu

kertas.Kemudian kertas digulung, dengan tanpa prasangka kertas diambil sebanyak 141 gulungan kertas, sehingga nama-nama yang tertera pada kertas yang terambil itulah yang merupakan sampel dari penelitian.

Responden yang sudah terpilih melakukan pengisian kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap perawat dalam penerapan keselamatan pasien, selanjutnya setelah mengisi kuesioner peneliti akan melakukan observasi mengenai penerapan keselamatan pasien pada responden. Pengolahan dat dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, dilakukan analisa menggunakan distrbusi frekuensi, Chi-square dan uji regresi logistik ganda.

Hasil

(3)

57 | P a g e Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pengetahuan Perawat dalam Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus

Bandung bulan Mei – Juni tahun 2015 (n=141)

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik 104 73,8

Cukup 36 25,5

Kurang 1 0,7

Jumlah 141 100

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Perawat dalam Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung

bulan Mei – Juni tahun 2015 (n=141)

Sikap Frekuensi Persentase

Perawat

Mendukung 73 51,8

Tidak

68 48,2

Mendukung

Jumlah 141 100

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kinerja Perawat dalam Penerapan Sasaran

Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung bulan Mei – Juni tahun 2015 (n=141)

Kinerja

Frekuensi Persentase

Perawat

Melaksanakan 83 58,9

Tidak Melaksanakan

58 41,1

Jumlah 141 100

Hasil analisis multivariat mengenai hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan kinerja perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4

Analisis Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung bulan Mei – Juni tahun 2015 (n=141).

Variabel p-value OR 95% C.I

Pengetahuan 0,989 0,995

Sikap

Mendukung 0,017 2,305 1,160 – 4,580

Tidak Mendukung

Variabel pengetahuan memiliki p-value 0,989 yang

artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja perawat dalam penerapan sasaran keselamatan

pasien (α > 0,05). Variabel sikap memiliki p-value 0,017 yang artinya terdapat hubungan antara sikap dengan kinerja dalam penerapan sasaran keselamatan pasien (α < 0,05). Nilai OR pada variabel sikap 2,305 artinya perawat yang memiliki sikap mendukung mempunyai peluang 2,305 kali untuk melaksanakan kinerja penerapan sasaran keselamatan pasien.

Data silang pengetahuan dan sikap perawat dengan kinerja perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung bulan Mei – Juni tahun 2015 (n=141)

Kinerja Perawat

Pengetahuan Tidak Melaksanaka

n

Total Melaksanaka

n

F % F % F %

Baik 42 40,4 62 59.6 104 100

Cukup 16 44,4 20 55.6 36 100

Kurang 0 0 1 100 1 100

Jumlah 58 41,1 83 58,9 141 100

(4)

58 | P a g e

Jumlah 41,1 83 58,9 141100

PEMBAHASAN

Dari analisa univariat pengetahuan perawat didapatkan sebanyak 73,8% responden memiliki pengetahuan baik, 25,5% responden memiliki pengetahuan cukup dan 0,7% responden memiliki pengetahuan kurang dalam penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Pengetahuan responden yang masih kurang dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Peneliti menyimpulkan bahwa adanya latar belakang

pendidikan formal akan mempengaruhi

pengetahuan perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien. Pendidikan non formal yang diperoleh dalam bentuk sosialisasi juga dapat

mempengaruhi pengetahuan perawat dalam

penerapan sasaran keselamatan pasien. Pendidikan yang sudah didapatkan tersebut diharapkan akan membuat perawat menjadi kompeten. Perawat yang kompeten adalah perawat yang harus memiliki pengetahuan baik, oleh sebab itu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang perawat.Seorang perawat yang memiliki pengetahuan baik, maka perawat tersebut diharapkan mampu mengaplikasikan

asuhan keperawatan dengan efektif dan

efisien.Penelitian yang dilakukan oleh Zuhriana, Nurhayani dan Balqis (2012) menyatakan hal yang

selaras bahwa pengetahuan yang dimiliki

seorangperawat sangat menentukan keberhasilan tugas yang dibebankan kepadanya. Dengan pengetahuan yang baik, perawat akan mampu melaksanakan semua tugasnya secara efektif dan efisien, sehingga kinerja pun semakin membaik.

Analisa univariat sikap perawat didapatkan sebanyak 51,8% atau 73 responden memiliki sikap yang mendukung dan 48,2% atau 68 responden tidak memiliki sikap yang mendukung dalam penerapan sasaran keselamatan pasien. Sarnoff dalam Sarwono (2000) mengidentifikasi sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi

(disposition to react) secara positif

(favorably) atau secara negatif (unfavorably)

terhadap objek-objektertentu. Sikap adalah

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tententu. Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau

reaksi tertutup (Newcomb dalam buku

Notoatmodjo, 2010). Peneliti menyimpulkan bahwa sikap merupakan kecenderungan bertindak atau keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat oleh karena adanya stimulus atau objek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan (2011) diantaranya adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta adanya faktor emosional. Sedangkan Rusmanto (2013) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap diantaranya adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan dan pengetahuan.

Analisa univariat observasi sikap perawat

didapatkan 83% melaksanakan penerapan sasaran keselamatan pasien dan 58% tidak melaksanakan penerapan sasaran keselamatan pasien.Secara keseluruhan dari penerapan sasaran keselamatan pasienmenunjukkan belum sepenuhnya perawat melakukan sesuai dengan standar operasional yang ada.Sementara penerapan sasaran keselamatan

pasien sangat penting dalam mewujudkan

pemberian asuhan keperawatan yang

aman.Berdasarkan hasil observasi peneliti

mengamati hal tersebut terjadi karena adanya beban kerja yang tidak sesuai dengan ketersediaan staf maupun perawat.Beban kerja merupakan sejumlah tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Depkes RI, 2007).Dalam jangka

waktu 1 shift tenaga keperawatan harus

melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien. Imbalo (2007) menambahkan bahwa beban kerja tenaga perawat dirumah sakit antara lain mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi perawatan. Oleh sebab itu kinerja dipengaruhi oleh juga beban kerja ruangan perawatan.

Hasil analisa multivariat penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan

Kinerja Perawat dalam Penerapan Sasaran

Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo

Borromeus Bandung dengan uji statistik

(5)

59 | P a g e Pengetahuan selalu dihubungkan dengan tingkat

pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih (2013) memaparkan bahwa dalam

penelitiannya mengenai Peningkatan Kinerja

Perawat dalam Penerapan MPKP dengan Supervisi oleh Kepala Ruang di RSJD Surakarta menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat (p=0,12). Herpan dan Yuniar (2012) menyatakan hal yangsama bahwa tidak ada hubungan antara

pendidikan dengan kinerja perawat dalam

pengendalian INOS di RSU KPU Bantul

Yogyakarta (p=0,486). Bertentangan dengan hasil penelitian ini Yuliastuti (2007) tentang Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung di RSUP H. Adam Malik menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kinerja

perawat (p=0,045). Peneliti menyimpulkan

berdasarkan hasil analisis dan hasil penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa pengetahuan bukan satu–satunya faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang.Kinerja seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor sikap, motivasi, disiplin kerja, fasilitas kerja, dan juga imbalan jasa terhadap kinerja yang sudah dilakukan.

Perilaku atau dalam hal ini kinerja perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama dibandingkan dengan kinerja yang tidak didasari pengetahuan. Kesimpulan ini didukung oleh

pernyataan Notoatmodjo (2003) yakni dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan juga merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang.Hasil penelitian dengan uji statistik menggunakan uji regresi logistik ganda untuk sikap dengan kinerja perawat diperoleh p-value 0,017 < 0,05 (p-value< α) maka dapat disimpulkan

Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan kinerja perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien di RS Santo Borromeus. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanty (2013) tentang Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Motivasi dan Monitoring terhadap Kinerja Klinis Perawat di RSUD KabupatenKaranganyar. Hasil penelitian tersebut didapatkan ada pengaruh positif dan signifikan antara sikap terhadap kinerja klinis perawat di RSUD Kabupaten Karanganyar (p=0,013). Peneliti menyimpulkan bahwa kinerja perawat tidak selalu dipengaruhi oleh sikap, namun dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi, disiplin kerja, fasilitas kerja

dan juga imbalan jasa yang

positif.Keselamatanpasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih

aman. (Departemen Kesehatan R.I, 2006).

Pelaksanaan penerapan sasaran keselamatan pasien yang tidak sesuai dengan SOP akan membuat asuhan keperawatan menjadi tidak aman serta tidak

mewujudkan tujuan keselamatan pasien (patient

safety) di rumah sakit. Dampak lain tidak dilaksanakannya peneraapan sasaran keselamatan pasien yang tidak sesuai dengan SOP adalah tidak terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, menurunnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, meningkatnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit,

serta tidak terlaksananya program-program

pencegahan sehingga dapat terjadi pengulangan

kejadian tidak diharapkanDaftar

Pustaka

A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2010).Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:PT Refika AditamaAngganis,

Roswhita, Deby. (2012).

Hubungan Sikap dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Umum RS X di Tanggerang. (Online) http://dspace.library.uph.edu:8080/ bitstream/123456789/2673/1/ncj-02-01-2014-hubungan_sikap_perawat_dengan.pdf Diakses 24 Juni 2015 pukul 22:13 WIB

Arikunto, Suharsimi. (2013). ProsedurPenelitian: Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. (2005). Sikap Manusia:Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahri, Bethan dan Haskas.(2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Puskesmas

Cempa Kab.Pinrang. (Online)http://library.stikesnh.ac.id/files/dis

k1/6/e-library%20stikes%20nani%20hasa nuddin--nurulazmib-255-1-artikel - 0.pdf Diakses 30 Juni 2015 pukul 00:35

Batuah, Latif dan Haskas. (2012).

Hubungan Beban Kerja Perawat terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Pemberian Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar.(Online)http://library.stikesnh.ac.id/files/dis k1/1/e-library%20stikes%20nani%20hasa nuddin--nurnanings-29-1-artikel5.pdf Diakses 30 Juni 2015 pukul 00:26

Dahlan, M. Sopiyudin. (2013). StatistikUntuk Kedokteran dan Kesehatan.Cetakan ketiga. Jakarta: Salemba Medika

Darmawan, Deni. (2013). MetodePenelitian Kuantitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset

(6)

60 | P a g e Hasil Penelitian.Cetakan pertama.Jakarta: CV. Trans Info Media

Departemen Kesehatan R. I. (2006). Panduan Nasional KeselamatanPasien Rumah Sakit: PatientSafety.

Bandung: Bakti HusadaDepartemen Kesehatan R. I. (2007) ProfilKesehatan Indonesia. Jakarta

Hasibuan, Malayu S. P. (2006).Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah – Edisi Revisi, Cet. 5.Jakarta: Bumi Askara

Herpan dan Wardani Y. (2012).AnalisisKinerja Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.(Online)http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/ viewFile/1053/780 Diakses 25 Juni 2015 pukul 21:35

Herwyndianata, Balqis, Dharmawansyah. (2013). Analisis Faktor YangBerpengaruh dengan Kinerja Perawat

dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Unit Rawat Inap RSU Anutapura Palu.

(Online)http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5882/Jurnal%20MKMI%20windy.p

df?sequenc e=1. Diakses 23 Januari 2015 pukul 4:12 WIB

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). RisetKeperawatan dan Teknik PenulisanIlmiah. Jakarta: Salemba Medika

Ilyas, Yaslis. (2001). Kinerja: Teori,Penilaian dan Penelitian. Depok:Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (2007). Pedoman PelaporanInsiden Keselamatan Pasien (IKP).

Jakarta: PERSI

Muhmidayeli. (2011). Filsafat Pendidikan.Bandung: PT Refika Aditama

Mulyaningsih.(2013). PeningkatanKinerja Perawat dalam Penerapan MPKP dengan Supervisi oleh Kepala

Ruang di RSJD Surakarta.(Online) http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/arti cle/view/48 Diakses 24 Juni 2015 pukul 21:45

Mulyatiningsih, Sri. (2013). DeteminanPerilkau Perawat dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien di Rawat

Inap RSAU Dr. Esnawan Antariksa. (Online)http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2 0334194-T32569-Sri%20Mulyatiningsih.pdf Diakses 23 Juni 2015 pukul 15:42

Notoatmojo.(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

_____________________. (2010). IlmuPerilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Nurmalia, Handiyani, Pujasari. (2013).

Pengaruh Program Mentoring Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan

Pasien.(Online)http://download.portalgaruda.org/ar ticle.php?article=137445&val=508 6. Diakses 27 Januari 2015 pukul 20:32 WIB

Nursalam.(2003). Konsep dan PenerapanMetodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi.Jakarta:

Salemba Medika

Potter & Perry. (2005). FundamentalKeperawatan: Konsep, Proses danPraktik. Jakarta: EGC

Setiadi.(2013). Konsep dan PraktikPenulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Sitorus, Ratna. (2011). ManajemenKeperawatan: Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat.Jakarta: CV

Sagung Seto

Sri, Susanti. (2013). PengaruhPengetahuan, Sikap, Motivasi, dan Monitoring terhadap Kinerja Klinis Perawat

di RSUD Kabupaten Karanganyar.(Online)http://eprints.uns.ac.id/12511/1/320000110201309515.pdf Diakses 24 Juni 2015 pukul 20:47

Sugiyono. (2012). Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sule, Erni dan Kurniawan. (2010) Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana

Sumijatun.(2010). Konsep Dasar MenujuKeperawatan Profesional. Jakarta

Gambar

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat dengan Kinerja Perawat dalam Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung bulan Mei – Juni tahun 2015 (n=141)

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya berdasarkan hasil uji Regresi Logistik disimpulkan bahwa model penelitian adalah signifikan, artinya usia, status aktivitas, dan nutrisi berpengaruh secara

Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku caring perawat pelaksana serupa dengan penelitian Ramadhan (2017) yang mengatakan bahwa sebesar

Berdasarkan hasil uji statistik Regresi Logistik Ganda yang didasarkan pada tingkat kemaknaan  = 0,05 didapatkan p = 0,078 dimana p &gt;  maka Ho diterima, jadi tidak

Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat (P=0,029), yang mana pada

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Pratiwi (2017) yang menunjukan bahwa sebesar 54,4% perawat memiliki pengetahuan yang baik mengenai caring dan hasil

Hasil penelitian menyatakan bahwa: (1) ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dan praktek keselamatan pasien, diketahui pula bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan

Berdasarkan hasil uji statistik Regresi Logistik Ganda yang didasarkan pada tingkat kemaknaan  = 0,05 didapatkan p = 0,078 dimana p &gt;  maka Ho diterima, jadi tidak

Vol 5, No.1 | |212 Sosialisasi Sasaran Keselamatan Pasien Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Pelabuhan Ratu 1*Tri Utami, 2Burhanuddin Basri 1* Universitas Muhammadiyah