KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh
Duwi Murniati
NIM B12 122
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI IPA TENTANG
PENTINGNYA MENGKONSUMSI TABLET FE SAAT
MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 SRAGEN
Diajukan Oleh :
Duwi Murniati NIM B12 122
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal November 2014
Pembimbing
iii
PENTINGNYA MENGKONSUMSI TABLET FE SAAT
MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Oleh :
Duwi Murniati NIM B12 122
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal November 2014
Penguji I Penguji II
Retno Wulandari, SST Ika Budi Wijayanti, SST. M.Sc NIK. 200985034 NIK.200680024
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi DIII Kebidanan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI IPA tentang
Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen”.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Sunaryo, S.Pd selaku kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sragen yang telah
memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan
Proposal Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan
v
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, November 2014
ix
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Keaslian Studi Kasus... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7
1. Pengetahuan ... 7
2. Remaja... 15
3. Tablet Fe... 18
4. Menstruasi ... 24
B. Kerangka Teori... 27
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30
D. Variabel Penelitian ... 31
E. Definisi Operasional ... 32
F. Instrumen... 32
G. Teknik Pengumpulan data ... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 35
I. Etika Penelitian ... 38
J. Jadwal Penelitian ... 39
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 32
xiii
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 4. Surat Permohonan menjadi Responden
Lampiran 5. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
Lampiran 7. Kunci Jawaban Kuesioner
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis
dan sosial. Masuknya berbagai informasi yang bebas tidak melalui saringan
yang benar menurut etika dan moral, menyebabkan remaja rentan terhadap
pengaruh yang merugikan. Keadaan ini diperberat dengan kurang pedulinya
keluarga dan masyarakat yang menganggap tabu membicarakan masalah
reproduksi. Inilah sebabnya remaja perlu dibekali pengetahuan dan
keterampilan kesehatan reproduksi agar peduli serta dapat menentukan sikap
dan bertanggung jawab. Pertumbuhan yang pesat pada remaja perempuan
umum pada usia 10 – 11 tahun. Perkembangan payudara merupakan tanda
awal dari pubertas dimana daerah putting susu dan sekitarnya mulai
membesar, kemudian rambut pubis keluar. Pengeluaran sekret vagina terjadi
pada usia 10 – 13 tahun karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga
menyebabkan keringat ketiak mempunyai bau yang khas. Menstruasi terjadi
pada usia 11 – 14 tahun (Depkes RI, 2007).
Pertumbuhan anak remaja umur ini juga sangat pesat, kemudian
kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olah raga juga pada kondisi puncaknya.
Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk
pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang
terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe,
oleh karena itu jika konsumsi makanan khususnya Fe kurang, maka akan
terejadi anemia (Notoadmodjo, 2011).
Menstruasi adalah perdarahan yang berasal dari uterus (rahim) sebagai
tanda bahwa alat kandungan menunjukkan fungsinya, terjadi setiap bulan
secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dann tidak hamil.
Terdapat beberapa stadium dalam siklus menstruasi yang sering disebut
dengan stadium dalam tiap bulannnya. Stadium menstruasi adalah keluarnya
darah disertai lapisan endometrium dan lendir dari serviks. Darah yang keluar
tidak membeku karena zat (fermen) yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan lapisan endometrium tersebut. Bila menstruasi
banyak sekali maka fermen tidak mencukupi sehingga timbul bekuan-bekuan
darah menstruasi. Banyaknya perdarahan selama haid normalnya ± 50 cc
(Asrinah dkk, 2011).
Kehilangan darah yang cukup banyak seperti saat menstruasi dapat
menghilangkan zat besi dari tubuh. Wanita yang mengalami menstruasi setiap
bulan beresiko menderita anemia. Kehilangan darah secara pelan-pelan di
dalam tubuh seperti ulserasi, polip kolon dan kanker kolon juga dapat
mengakibatkan anemia (Briawan, 2014).
Pemberian suplemen besi dapat digunakan untuk pengobatan (terapi)
bagi penderita anemia dan juga untuk upaya preventif kejadian anemia.
Suplemen zat besi untuk terapi (intervensi terapeutik) dilakukan jika telah
3
peningkatan frekuensi konsumsi pangan yang kaya sumber zat besi
(Briawan, 2014)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 2
Sragen pada Oktober 2014 jumlah siswi kelas XI IPA sebanyak 142 siswa
setelah dilakukan wawancara kepada 10 siswi tentang pentingnya tablet Fe
didapatkan 7 siswa belum mengetahui pentingnya tablet Fe sedangkan 3 siswi
mengetahui pentingnya tablet Fe saat menstruasi. Sehubungan dengan hal
tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Tingkat
Pengetahuan Siswi Kelas XI IPA tentang Pentingnya Mengkonsumsi Tablet
Fe Saat Menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen.
B. Perumusan Masalah
”Bagaimana tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang pentingnya
mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang pentingnya
menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang pentingnya
menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen pada
b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang
pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2
Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang
pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2
Sragen pada tingkat pengetahuan kurang.
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
siswi kelas XI tentang pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat
menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan disiplin
ilmu tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pentingnya
menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi dan dapat menambah wacana
kepustakaan khususnya tentang pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat
menstruasi.
2. Bagi diri sendiri
Menambah wawasan dan memberi pengalaman nyata dalam melakukan
5
3. Bagi Institusi
a. Bagi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan
peningkatan kualitas pendidikan kesehatan khsusunya pentingnya
menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi.
b. Bagi SMA Negeri 2 Sragen
Menambah pengetahuan siswi SMA Negeri 2 Sragen tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat
menstruasiserta meningkatkan kualitas pendidikan.
E. Keaslian Penelitian
1. Warsiti S (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “
Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI tentang Pentingnya Mengkonsumsi
Tablet Fe Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun
2013”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian diskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian terhadap 34 siswi
kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen diperoleh hasil 4 siswi
(11,8%) dalam kategori baik, 23 siswi (67,6%) dalam kategori cukup, 7
siswi (20,6%) dalam kategori kurang. Kesimpulan : Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi kelas XI di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen mempunyai pengetahuan cukup 23 siswi
2. Kumalasari, R.D (2008), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Tentang Mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi
Pada Siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode
penelitian cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat
pengetahuan siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tentang pentingnya
mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi dalam kategori baik 7 siswi
(28%), cukup 14 siswi (56%), kurang 4 siswi (16%).
Persamaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian yang penulis lakukan
yaitu terletak pada variabel penelitian dan perbedaannya pada waktu, tempat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa
sebagainya
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi
ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan
seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
9
5) Sintesa (Syntesis)
Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan
kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara
untuk memperoleh pengetahuan.
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia
pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata
11
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research
methodology).
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2012), terdapat 7 faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang
dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat
perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi
dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya
3) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan
aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,
pertumbuhan fisik terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan
yaitu pertumuhan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri
lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf
berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
13
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini
4) Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang
cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.
Sebaliknya jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara
psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan
membekas dalam emosi kejiawaan seseorang. Pengalaman baik ini
akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan
lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
15
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang
isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Menurut Riwidikdo (2013),
maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang
pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya
perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental maupun peran
sosial (Ardhyantoro dan Kumalasari, 2010).
Masa remaja merupakan salah periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik,
perubahan psikologi, dan perubahan sosial (Notoatmodjo, 2007).
b. Batasan Remaja
Menurut Ardhyantoro dan Kumalasari (2010), batasan remaja
a) Lebih dekat dengan teman sebaya
b) Ingin bebas
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
d) Mulai berpikir abstrak
2) Masa remaja tengah yaitu 13 – 15 tahun
a) Mencari identitas diri
b) Timbul keinginan untuk berkencan
c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e) Berkhayal tentang aktivitas seks
3) Masa remaja akhir yaitu 16 – 21 tahun
a) Pengungkapan kebebasan diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c) Mempunyai ciri tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri
c. Aspek perkembangan pada masa remaja
Menurut Handoyo (2010), aspek perkembangan remaja
meliputi:
1) Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada remaja adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik.
Perubahan pada tubuh diatandai dengan pertambahan tinggi dan
berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, serta kematangan organ
17
Menurut Notoatmodjo (2007), antara remaja putra dan putri
kematangan seksual terjadi dalam usia yang agak berbeda.
Kematangan seksual pada remaja pria biasanya terjadi pada usia 10
– 13,5 tahun sedangkan pada remaja putri terjadi apda usia 9 – 15
tahun. Bagi remaja laki-laki perubahan itu ditandai oleh
perkembangan pada organ seksual, mulai tumbuhnya rambut
kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi pertama melalui wer
drem atau mimpi basah. Sedang pada remaja putri pubertas ditandai
dengan menarche (haid pertama), perubahan pada dada (mammae).
2) Perkembangan kognitif
Seorang remaja termotivasi memahami dunia kaena perilaku
adaptasi secara biologis mereka. Remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka dimana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka.
Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang
lebih penting dibanding ide lainnya.
Menurut Notoatmodjo (2007), labilnya emosi erat kaitannya
dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan
emosi dalam bentuk amarah, sensitif bahkan perbuatan nekat.
Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin
tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan
intelektual pada remaja cenderung membuat mereka bersikap kritis,
tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan
Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik,
sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam
berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang
penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian
identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup.
3. Tablet Fe a. Pengertian
1) Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem
biologi di dalan tubuh dan sebagai unsur esensial untuk sintesis
hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai
komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi
adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel. Zat besi
disimpan dalam hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70% zat
besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin dan 3%
dalam mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler). Difisiensi zat
besi akan mengakibatkan anemia yang menurunkan jumlah
maksimal ogsigen yang dapat dibawaoleh darah (Jordan, 2004).
2) Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini
terutama diperlukan dalam hemopobesis (pertumbuhan darah),
yaitu dalam sintesis hemoglobin (Hb). Disamping itu berbagai
19
b. Manfaat Zat Besi
Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), besi merupakan unsur
vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen
penting pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom-oksidase,
katalase peroksidase. Fungsi utama zat besi adalah untuk
mengantarkan oksigen kedalam jaringan-jaringan tubuh (fungsi
hemoglobin) dan berperan pada mekanisme oksidase seluler (fungsi
sistem sitokrom).
Transferin mengandung Fe bentuk ferro. Transferin merupakan
kunjugat Fe yang berfungsi mentransfor Fe tersebut di dalam plasma
darah dari tempat penimbunan Fe ke jaringan-jaringan (sel) yang
memerlukan (sumsum tulang tempat terdapat jaringan hemopoietik)
tranferin terdapat juga dalam berbagai jaringan tubuh dan mempunyai
karakteristik yang berlainan (Paath, 2005).
Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), metabolisme besi
dalam tubuh merupakan salah satu kunci penanggulangan masalah
kekurangan zat besi, empat bentuk zat besi dalam tubuh meliputi zat
besi dalam hemoglobin, zat besi dalam depot (cadangan) terutama
sebagai feritin dan hemosiderin, zat besi yan ditranspor dalam
transferin dan zat besi parenkin atau zat besi dalam jaringan mioglobin
dan beberapa enzim yaitu sitokrom, katalase dan peroksidase. Proses
metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin, dimana
zat besi digunakan secara terus-menerus. Sebagian besar zat besi yang
keringat. Terdapat 3 tingat kekurangan zat besi, yaitu:
1) Tingkat 1
Iron depletion yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak ada
cadangan besi sehingga feritin plasma akan menurun dan absorbsi
zat besi akan meningkat.
2) Tingkat II
Keseimbangan zat besi yang negatif menjadi lebih progresif, maka
terjadilah keadaan yang dinamakan iron deficiency erythropoesis
dengan tanda penurunan cadangan zat besi (depot iron) dalam
tubuh, penurunan besi dalam serum dan penurunan kadar jenuh
transferin sampai kurang 16% tetapi belum ada tanda-tanda anemia.
3) Tingkat III
Dinamakan iron deficiency erythropoesis pada tingkat ini
keseimbangan zat besi yang negatif ditandai dengan adanya anemia
yang nyata disertai dengan kelainan-kelainan seperti pada tingkat II
c. Sumber Zat Besi
Menurut Misaroh dan Proverawati (2013), sayuran merupakan
jenis makanan kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa.
Sayuran yang paling banyak dikonsumsi yaitu buncis, daun singkong,
wortel, kacang panjang, kol, sawi, daun bayam, labu siam daun atau
biji melinjo, jamur kangkung, nangka muda, tauge atau ketimun.
Menurut Waryana (2010), makanan sumber Fe yang baik antara
21
pisang ambon. Fe yang berasal dari makanan hewani lebih mudah
diserap oleh tubuh daripada Fe yang berasal dari makanan nabati.
d. Faktor yang mempengaruhi Absorbsi Zat Besi
Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), ada tiga faktor penting
yang mempengaruhi absorbsi zat besi, yaitu :
1) Faktor endogen
a) Bila jumlah zat besi yang disimpan dalam depot berkurang,
maka absorbsi zat besi akan bertambah dan demikian pula
sebaliknya.
b) Bila aktifitas eritropoisis naik, maka absorbsi zat besi akan
bertambah dan demikian pula sebaliknya.
c) Bila kadar Hemoglobin berkurang, maka absorbsi zat besi akan
bertambah dan demikian pula sebaliknya.
2) Faktor eksogen
a) Komposisi zat besi dalam bentuk Fe2+ atau Fe3+ yang
didapati dalam sumber makanan.
b) Sifat kimiawi makanan yang dapat menghambat atau
mempermudah absorbsi zat besi.
c) Vitamin C mempermudah absorbsi zat besi karena dapat
mereduksi dari bentuk feri ke bentuk fero.
3) Faktor usus sendiri
merubah bentuk Fe3+ menjadi Fe2+ (Keasaman lambung
dapat meningkatkan daya larut besi.
e. Efek Samping Zat Besi
Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), untuk mengurangi
mual muntah, yaitu :
1) Makanlah dalam jumlah sedikit tapi sering.
2) Hindari makanan yang menggunakan bumbu yang merangsang
(terlalu pedas, terlalu gurih, terlalu asam), memiliki aroma yang
menyengat, berlemak, dan berminyak.
3) Cara lain dengan mengonsumsi vitamin B kompleks dan B6 di
awal-awal kehamilan. Kedua vitamin tersebut dapat merangsang
penyebab mual dan muntah.
4) Mintalah obat kepada dokter ahli yang menangani.
5) Jangan membiarkan perut dalam keadaan kosong atau lapar. Bila
sedang tak nafsu makan, cobalah untuk mengonsumsi telur,
kacang-kacangan rendah garam, atau gandum. Bagaimanapun,
janin membutuhkan asupan nutrisi.
f. Kebutuhan Tablet Fe pada remaja
Menurut Briawan (2013), kebutuhan zat besi terabsorbsi pada
remaja wanita diperkirakan sekirat 1,9 mg/hari berdasarkan rata –rata
kebutuhan untuk tumbuh (0,5 mg) basal 0, 75 mg dan kehilangan darah
menstruai (0,6 mg). Apabila AKG zat besi 15 mg/hari. Kehilangan zat
23
empedu 0,222 – 0,28 mg/hari. Peluruhan di saluran cerna 0,24 mg/hari,
urine 0,5 – 1,0 mg/hari. Pada remaja jumlah kebutuhan zat besi sesuai
dengan ukuran tubuh dan terjadinya menstruasi. Kebutuhan remaja
dihitung dari peningkatan total volume darah (0,18 mg/hari pada
remaja pria dan 0,14 mg/hari pada remaja wanita) dan peningkatan
simpanan besi karena peningkatan simpanan besi masa tubuh aktif
(lean body mass) (0,55 mg/har pada remaja pria, 0,33 mg pada remaja
wanita. Peningkatan kebutuhan zat besi tersebut peningkatan volume
darah yang diiringi dngan peningkatan rata-rata konsentrasi Hb selama
pertumbuhan yang pesat (growth spurt)
Tambahan zat besi untuk remaja wanita diperlukan untuk
menggantikan kehilangan zat besi selama menstruasi. Bahwa
menstruasi selama remaja tiak berbeda degnan usia reproduksi lainnya.
Rata-rata kehilangan darah menstruasi 84 ml dengan asumsi
kehilangan Hb 133 g/l, membutuhkan tambahan zat besi 0,56 mg/hari.
Tambahan zat besi untuk persentil ke-10 sebesar 0,17 mg/hari. Dan
persentil ke 90 sebesar 1,08 mg/hari. Tambahan zat besi untuk
mempertahankan keseimbangan akibat kehilangan darah menstruasi
dibutuhkan sebanyak 2,1 mg/hari untuk persentil ke 75
a. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus disertai pelepasan (dekuamasi) endometrium (Proverawati dan
Misaroh, 2009).
Menstruasi adalah perdarahan yang berasal dari uterus (rahim)
sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan fungsinya, terjadi
setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan
tidak hamil (Asrinah, dkk, 2011).
b. Permasalahan menstruasi
permasalahan menstruasi, antara lain:
1) Pre Menstrual Syndrome (PMS)
Pre Menstrual Syndrome (PMS) atau premenstruasi tension
merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu
sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang
sesudah datangnya haid, walaupun kadang-kadang berlangsung
terus sampai haid berhenti (Asrinah, dkk, 2011).
2) Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri menstruasi yang merupakan suatu gejala
dan bukan suatu penyakit. Timbul akibat kontraksi disritmik
miometrium (lapisan rahim) yang menampilkan satu atau lebih
gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian
bawah, bokong dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha
25
Menurut Nugroho dan Setiawan (2010), gangguan menstruasi meliputi:
1) Hipermenorea yaitu haid banyak (6 – 7 kali ganti pembalut/hari)
2) Hipomenorea adalah darah sedikit ganti pembalut 1 – 2 kali/hari,
lama menstruasi 1-2 hari.
3) Menorhagia adalah perdarahan haid yang banyak dari normal atau
lebih lama dari normal.
4) Amenorea adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih.
5) Psuedoamenore adalah haid ada tetapi darah haid tidak keluar
karena tertutupnya saluran alat kelamin.
6) Mentrorhagia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid.
c. Penyebab gangguan menstruasi
Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), penyebab gangguan
menstruasi, yaitu:
1) Fungsi hormon terganggu
Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur oleh otak,
tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim
sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem
pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi akan
terganggu.
2) Kelainan sistemik
Keadaan seseorang yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini
bisa mempengaruhi siklus menstruasi karena sistem metabolisme di
siklus menstruasi tidak teratur.
3) Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh karena
stress tubuh jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan
sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.
4) Kelenjar gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi
penyebab tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa
produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun
terlalu rendah (hipotiroid) sehingga sistem hormonal tubuh ikut
terganggu
5) Hormon prolaktin berlebihan
Produksi hormon prolaktin ini sering kali membuat menstruasi tak
kunjung datang karena memang hormon ini menekan tingkat
27
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2007), Depkes RI (2007) Faktor yang mempengaruhi
5. Efek Samping Zat Besi
Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI IPA tentang Pentingnya Tablet Fe
Baik
Cukup
Kurang
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman
6. Kebudayaan lingkungan sekitar
7. Informasi
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut
Nursalam (2008), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini.
Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada
data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang
digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil
pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini
meneliti tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang pentingnya
mengkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2004). Penelitian ini akan dilakukan
di SMA Negeri 2 Sragen.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti
tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,
masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswi Kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Sragen yang berjumlah 142 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi
(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,
maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sehingga sampel dalam
penelitian dengan perhitungan (142 x 25% = 36). Jadi sampel dalam
penelitian ini 36 siswi.
3. Teknik Pengambilan sampling
Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling. Teknik simple random
sampling atau acak sederhana adalah setiap anggota atau unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian pengambilan sampel dengan
31
Menurut Arikunto (2010), untuk mendapatkan sampel dari tiap kelas
digunakan perhitungan sebagai berikut:
n : Sampel dari masing-masing
N : Jumlah semua populasi
F : Jumlah responden di masing-masing kelas:
a. Kelas XI IPA I = 36=
Jadi sampel yang digunakan pada penelitian adalah 36 siswa.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis. Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner adalah
daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan
respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
adalah daftar pernyataan dimana sudah disediakan jawabannya
(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif
33
pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan
dengan skor 1 untuk jawaban salah.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
Rencana uji validitas akan dilakukan di SMA Negeri 3 Sragen pada siswi
kelas XI IPA dikarenakan karakteristik siswa sama.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan
SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Pada penelitian ini menggunakan taraf
signifikan 0,05 dan rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
35
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005).
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hidayat (2011), teknik pengumpulan data adalah cara peneliti
mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian Teknik
pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari yaitu
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)
adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap
tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
37
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya
mendeskirpsikan pengetahuan remaja tentang pentingnya tablet Fe.
Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), dengan bantuan program komputer SPSS
for Windows versi 16.0, rumus mean yaitu:
Rumus : X =
: Jumlah seluruh jawaban responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan siswi
kelas XI IPA tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi
di SMA Negeri 2 Sragen digunakan rumus persentase. Menurut Riwidikdo
(2010), rumus persentase yaitu:
Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan
Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah total responden
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
39
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah dkk, 2011. Menstruasi dan Permasalahannya. Yogyakarta: Pustaka Panasea
Ardhiyantoro dan Kumalasari, 2010. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Briawan, D. 2014. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC
Depkes RI, 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta: Depkes RI
Ghozali, I, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoyo, A, 2010. Remaja dan Kesehatan: Permasalahan dan Solusi Praktisnya. Jakarta: PT Perca
Hidayat A. A, 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medik
Ibrahim dan Proverawati, 2011. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil dan Cara membuat Otak Janin Cerdas. Yogyakarta: Nuha Medika
Kumalasari, R.D, 2008. Tingkat Pengetahuan Tentang Mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi Pada Siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Tidak dipublikasikan
Mubarak, W.I, 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Proverawati dan Misaroh, 2009. Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Medical Book.
–––––––––––––––––––, 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta
–––––––––––––––––––, 2011. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Paath, E. F. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Riwidikdo, H, 2013. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press
Riduwan, 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Silalahi, U, 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sugiyono, 2010., Statistika untuk Penelitian, Bandung