• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi DIII Kebidanan Retno Wulandari, SST NIK. 200985034

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi DIII Kebidanan Retno Wulandari, SST NIK. 200985034"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh

Duwi Murniati

NIM B12 122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI IPA TENTANG

PENTINGNYA MENGKONSUMSI TABLET FE SAAT

MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 SRAGEN

Diajukan Oleh :

Duwi Murniati NIM B12 122

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal November 2014

Pembimbing

(3)

iii

PENTINGNYA MENGKONSUMSI TABLET FE SAAT

MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Oleh :

Duwi Murniati NIM B12 122

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal November 2014

Penguji I Penguji II

Retno Wulandari, SST Ika Budi Wijayanti, SST. M.Sc NIK. 200985034 NIK.200680024

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Ka.Prodi DIII Kebidanan

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI IPA tentang

Pentingnya Mengkonsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen”.

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi

tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Sunaryo, S.Pd selaku kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sragen yang telah

memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan

Proposal Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan

(5)

v

masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, November 2014

(6)
(7)
(8)
(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Keaslian Studi Kasus... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7

1. Pengetahuan ... 7

2. Remaja... 15

3. Tablet Fe... 18

4. Menstruasi ... 24

B. Kerangka Teori... 27

(10)

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Definisi Operasional ... 32

F. Instrumen... 32

G. Teknik Pengumpulan data ... 35

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 35

I. Etika Penelitian ... 38

J. Jadwal Penelitian ... 39

(11)

xi

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 32

(13)

xiii

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 4. Surat Permohonan menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian

Lampiran 7. Kunci Jawaban Kuesioner

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis

dan sosial. Masuknya berbagai informasi yang bebas tidak melalui saringan

yang benar menurut etika dan moral, menyebabkan remaja rentan terhadap

pengaruh yang merugikan. Keadaan ini diperberat dengan kurang pedulinya

keluarga dan masyarakat yang menganggap tabu membicarakan masalah

reproduksi. Inilah sebabnya remaja perlu dibekali pengetahuan dan

keterampilan kesehatan reproduksi agar peduli serta dapat menentukan sikap

dan bertanggung jawab. Pertumbuhan yang pesat pada remaja perempuan

umum pada usia 10 – 11 tahun. Perkembangan payudara merupakan tanda

awal dari pubertas dimana daerah putting susu dan sekitarnya mulai

membesar, kemudian rambut pubis keluar. Pengeluaran sekret vagina terjadi

pada usia 10 – 13 tahun karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga

menyebabkan keringat ketiak mempunyai bau yang khas. Menstruasi terjadi

pada usia 11 – 14 tahun (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan anak remaja umur ini juga sangat pesat, kemudian

kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olah raga juga pada kondisi puncaknya.

Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk

pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang

(15)

terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe,

oleh karena itu jika konsumsi makanan khususnya Fe kurang, maka akan

terejadi anemia (Notoadmodjo, 2011).

Menstruasi adalah perdarahan yang berasal dari uterus (rahim) sebagai

tanda bahwa alat kandungan menunjukkan fungsinya, terjadi setiap bulan

secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dann tidak hamil.

Terdapat beberapa stadium dalam siklus menstruasi yang sering disebut

dengan stadium dalam tiap bulannnya. Stadium menstruasi adalah keluarnya

darah disertai lapisan endometrium dan lendir dari serviks. Darah yang keluar

tidak membeku karena zat (fermen) yang mencegah pembekuan darah dan

mencairkan potongan-potongan lapisan endometrium tersebut. Bila menstruasi

banyak sekali maka fermen tidak mencukupi sehingga timbul bekuan-bekuan

darah menstruasi. Banyaknya perdarahan selama haid normalnya ± 50 cc

(Asrinah dkk, 2011).

Kehilangan darah yang cukup banyak seperti saat menstruasi dapat

menghilangkan zat besi dari tubuh. Wanita yang mengalami menstruasi setiap

bulan beresiko menderita anemia. Kehilangan darah secara pelan-pelan di

dalam tubuh seperti ulserasi, polip kolon dan kanker kolon juga dapat

mengakibatkan anemia (Briawan, 2014).

Pemberian suplemen besi dapat digunakan untuk pengobatan (terapi)

bagi penderita anemia dan juga untuk upaya preventif kejadian anemia.

Suplemen zat besi untuk terapi (intervensi terapeutik) dilakukan jika telah

(16)

3

peningkatan frekuensi konsumsi pangan yang kaya sumber zat besi

(Briawan, 2014)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 2

Sragen pada Oktober 2014 jumlah siswi kelas XI IPA sebanyak 142 siswa

setelah dilakukan wawancara kepada 10 siswi tentang pentingnya tablet Fe

didapatkan 7 siswa belum mengetahui pentingnya tablet Fe sedangkan 3 siswi

mengetahui pentingnya tablet Fe saat menstruasi. Sehubungan dengan hal

tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Tingkat

Pengetahuan Siswi Kelas XI IPA tentang Pentingnya Mengkonsumsi Tablet

Fe Saat Menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen.

B. Perumusan Masalah

”Bagaimana tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang pentingnya

mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang pentingnya

menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI tentang pentingnya

menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen pada

(17)

b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang

pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2

Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang

pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2

Sragen pada tingkat pengetahuan kurang.

d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

siswi kelas XI tentang pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat

menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan disiplin

ilmu tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pentingnya

menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi dan dapat menambah wacana

kepustakaan khususnya tentang pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat

menstruasi.

2. Bagi diri sendiri

Menambah wawasan dan memberi pengalaman nyata dalam melakukan

(18)

5

3. Bagi Institusi

a. Bagi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan

peningkatan kualitas pendidikan kesehatan khsusunya pentingnya

menkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi.

b. Bagi SMA Negeri 2 Sragen

Menambah pengetahuan siswi SMA Negeri 2 Sragen tentang kesehatan

reproduksi remaja khususnya pentingnya menkonsumsi Tablet Fe saat

menstruasiserta meningkatkan kualitas pendidikan.

E. Keaslian Penelitian

1. Warsiti S (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “

Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI tentang Pentingnya Mengkonsumsi

Tablet Fe Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun

2013”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian diskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian terhadap 34 siswi

kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Sragen diperoleh hasil 4 siswi

(11,8%) dalam kategori baik, 23 siswi (67,6%) dalam kategori cukup, 7

siswi (20,6%) dalam kategori kurang. Kesimpulan : Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi kelas XI di SMA

Muhammadiyah 1 Sragen mempunyai pengetahuan cukup 23 siswi

(19)

2. Kumalasari, R.D (2008), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Tentang Mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi

Pada Siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta”. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

penelitian cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat

pengetahuan siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tentang pentingnya

mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi dalam kategori baik 7 siswi

(28%), cukup 14 siswi (56%), kurang 4 siswi (16%).

Persamaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu terletak pada variabel penelitian dan perbedaannya pada waktu, tempat

(20)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa

(21)

sebagainya

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi

ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan

seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk

(22)

9

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya

dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut

tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah

(23)

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,

pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia

pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata

(24)

11

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research

methodology).

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), terdapat 7 faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

(25)

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan

yaitu pertumuhan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri

lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf

berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia

mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

(26)

13

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang

cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.

Sebaliknya jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara

psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan

membekas dalam emosi kejiawaan seseorang. Pengalaman baik ini

akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap

pribadi atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup

(27)

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi

(28)

15

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke

dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Menurut Riwidikdo (2013),

maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang

pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya

perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental maupun peran

sosial (Ardhyantoro dan Kumalasari, 2010).

Masa remaja merupakan salah periode dari perkembangan

manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik,

perubahan psikologi, dan perubahan sosial (Notoatmodjo, 2007).

b. Batasan Remaja

Menurut Ardhyantoro dan Kumalasari (2010), batasan remaja

(29)

a) Lebih dekat dengan teman sebaya

b) Ingin bebas

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

d) Mulai berpikir abstrak

2) Masa remaja tengah yaitu 13 – 15 tahun

a) Mencari identitas diri

b) Timbul keinginan untuk berkencan

c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

e) Berkhayal tentang aktivitas seks

3) Masa remaja akhir yaitu 16 – 21 tahun

a) Pengungkapan kebebasan diri

b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c) Mempunyai ciri tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri

c. Aspek perkembangan pada masa remaja

Menurut Handoyo (2010), aspek perkembangan remaja

meliputi:

1) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik pada remaja adalah perubahan-perubahan

pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik.

Perubahan pada tubuh diatandai dengan pertambahan tinggi dan

berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, serta kematangan organ

(30)

17

Menurut Notoatmodjo (2007), antara remaja putra dan putri

kematangan seksual terjadi dalam usia yang agak berbeda.

Kematangan seksual pada remaja pria biasanya terjadi pada usia 10

– 13,5 tahun sedangkan pada remaja putri terjadi apda usia 9 – 15

tahun. Bagi remaja laki-laki perubahan itu ditandai oleh

perkembangan pada organ seksual, mulai tumbuhnya rambut

kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi pertama melalui wer

drem atau mimpi basah. Sedang pada remaja putri pubertas ditandai

dengan menarche (haid pertama), perubahan pada dada (mammae).

2) Perkembangan kognitif

Seorang remaja termotivasi memahami dunia kaena perilaku

adaptasi secara biologis mereka. Remaja secara aktif membangun

dunia kognitif mereka dimana informasi yang didapatkan tidak

langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka.

Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang

lebih penting dibanding ide lainnya.

Menurut Notoatmodjo (2007), labilnya emosi erat kaitannya

dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan

emosi dalam bentuk amarah, sensitif bahkan perbuatan nekat.

Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin

tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan

intelektual pada remaja cenderung membuat mereka bersikap kritis,

tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan

(31)

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu

berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik,

sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam

berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang

penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian

identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran

yang penting dalam hidup.

3. Tablet Fe a. Pengertian

1) Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem

biologi di dalan tubuh dan sebagai unsur esensial untuk sintesis

hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai

komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi

adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel. Zat besi

disimpan dalam hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70% zat

besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin dan 3%

dalam mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler). Difisiensi zat

besi akan mengakibatkan anemia yang menurunkan jumlah

maksimal ogsigen yang dapat dibawaoleh darah (Jordan, 2004).

2) Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini

terutama diperlukan dalam hemopobesis (pertumbuhan darah),

yaitu dalam sintesis hemoglobin (Hb). Disamping itu berbagai

(32)

19

b. Manfaat Zat Besi

Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), besi merupakan unsur

vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen

penting pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom-oksidase,

katalase peroksidase. Fungsi utama zat besi adalah untuk

mengantarkan oksigen kedalam jaringan-jaringan tubuh (fungsi

hemoglobin) dan berperan pada mekanisme oksidase seluler (fungsi

sistem sitokrom).

Transferin mengandung Fe bentuk ferro. Transferin merupakan

kunjugat Fe yang berfungsi mentransfor Fe tersebut di dalam plasma

darah dari tempat penimbunan Fe ke jaringan-jaringan (sel) yang

memerlukan (sumsum tulang tempat terdapat jaringan hemopoietik)

tranferin terdapat juga dalam berbagai jaringan tubuh dan mempunyai

karakteristik yang berlainan (Paath, 2005).

Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), metabolisme besi

dalam tubuh merupakan salah satu kunci penanggulangan masalah

kekurangan zat besi, empat bentuk zat besi dalam tubuh meliputi zat

besi dalam hemoglobin, zat besi dalam depot (cadangan) terutama

sebagai feritin dan hemosiderin, zat besi yan ditranspor dalam

transferin dan zat besi parenkin atau zat besi dalam jaringan mioglobin

dan beberapa enzim yaitu sitokrom, katalase dan peroksidase. Proses

metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin, dimana

zat besi digunakan secara terus-menerus. Sebagian besar zat besi yang

(33)

keringat. Terdapat 3 tingat kekurangan zat besi, yaitu:

1) Tingkat 1

Iron depletion yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak ada

cadangan besi sehingga feritin plasma akan menurun dan absorbsi

zat besi akan meningkat.

2) Tingkat II

Keseimbangan zat besi yang negatif menjadi lebih progresif, maka

terjadilah keadaan yang dinamakan iron deficiency erythropoesis

dengan tanda penurunan cadangan zat besi (depot iron) dalam

tubuh, penurunan besi dalam serum dan penurunan kadar jenuh

transferin sampai kurang 16% tetapi belum ada tanda-tanda anemia.

3) Tingkat III

Dinamakan iron deficiency erythropoesis pada tingkat ini

keseimbangan zat besi yang negatif ditandai dengan adanya anemia

yang nyata disertai dengan kelainan-kelainan seperti pada tingkat II

c. Sumber Zat Besi

Menurut Misaroh dan Proverawati (2013), sayuran merupakan

jenis makanan kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa.

Sayuran yang paling banyak dikonsumsi yaitu buncis, daun singkong,

wortel, kacang panjang, kol, sawi, daun bayam, labu siam daun atau

biji melinjo, jamur kangkung, nangka muda, tauge atau ketimun.

Menurut Waryana (2010), makanan sumber Fe yang baik antara

(34)

21

pisang ambon. Fe yang berasal dari makanan hewani lebih mudah

diserap oleh tubuh daripada Fe yang berasal dari makanan nabati.

d. Faktor yang mempengaruhi Absorbsi Zat Besi

Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), ada tiga faktor penting

yang mempengaruhi absorbsi zat besi, yaitu :

1) Faktor endogen

a) Bila jumlah zat besi yang disimpan dalam depot berkurang,

maka absorbsi zat besi akan bertambah dan demikian pula

sebaliknya.

b) Bila aktifitas eritropoisis naik, maka absorbsi zat besi akan

bertambah dan demikian pula sebaliknya.

c) Bila kadar Hemoglobin berkurang, maka absorbsi zat besi akan

bertambah dan demikian pula sebaliknya.

2) Faktor eksogen

a) Komposisi zat besi dalam bentuk Fe2+ atau Fe3+ yang

didapati dalam sumber makanan.

b) Sifat kimiawi makanan yang dapat menghambat atau

mempermudah absorbsi zat besi.

c) Vitamin C mempermudah absorbsi zat besi karena dapat

mereduksi dari bentuk feri ke bentuk fero.

3) Faktor usus sendiri

(35)

merubah bentuk Fe3+ menjadi Fe2+ (Keasaman lambung

dapat meningkatkan daya larut besi.

e. Efek Samping Zat Besi

Menurut Ibrahim dan Proverawati (2011), untuk mengurangi

mual muntah, yaitu :

1) Makanlah dalam jumlah sedikit tapi sering.

2) Hindari makanan yang menggunakan bumbu yang merangsang

(terlalu pedas, terlalu gurih, terlalu asam), memiliki aroma yang

menyengat, berlemak, dan berminyak.

3) Cara lain dengan mengonsumsi vitamin B kompleks dan B6 di

awal-awal kehamilan. Kedua vitamin tersebut dapat merangsang

penyebab mual dan muntah.

4) Mintalah obat kepada dokter ahli yang menangani.

5) Jangan membiarkan perut dalam keadaan kosong atau lapar. Bila

sedang tak nafsu makan, cobalah untuk mengonsumsi telur,

kacang-kacangan rendah garam, atau gandum. Bagaimanapun,

janin membutuhkan asupan nutrisi.

f. Kebutuhan Tablet Fe pada remaja

Menurut Briawan (2013), kebutuhan zat besi terabsorbsi pada

remaja wanita diperkirakan sekirat 1,9 mg/hari berdasarkan rata –rata

kebutuhan untuk tumbuh (0,5 mg) basal 0, 75 mg dan kehilangan darah

menstruai (0,6 mg). Apabila AKG zat besi 15 mg/hari. Kehilangan zat

(36)

23

empedu 0,222 – 0,28 mg/hari. Peluruhan di saluran cerna 0,24 mg/hari,

urine 0,5 – 1,0 mg/hari. Pada remaja jumlah kebutuhan zat besi sesuai

dengan ukuran tubuh dan terjadinya menstruasi. Kebutuhan remaja

dihitung dari peningkatan total volume darah (0,18 mg/hari pada

remaja pria dan 0,14 mg/hari pada remaja wanita) dan peningkatan

simpanan besi karena peningkatan simpanan besi masa tubuh aktif

(lean body mass) (0,55 mg/har pada remaja pria, 0,33 mg pada remaja

wanita. Peningkatan kebutuhan zat besi tersebut peningkatan volume

darah yang diiringi dngan peningkatan rata-rata konsentrasi Hb selama

pertumbuhan yang pesat (growth spurt)

Tambahan zat besi untuk remaja wanita diperlukan untuk

menggantikan kehilangan zat besi selama menstruasi. Bahwa

menstruasi selama remaja tiak berbeda degnan usia reproduksi lainnya.

Rata-rata kehilangan darah menstruasi 84 ml dengan asumsi

kehilangan Hb 133 g/l, membutuhkan tambahan zat besi 0,56 mg/hari.

Tambahan zat besi untuk persentil ke-10 sebesar 0,17 mg/hari. Dan

persentil ke 90 sebesar 1,08 mg/hari. Tambahan zat besi untuk

mempertahankan keseimbangan akibat kehilangan darah menstruasi

dibutuhkan sebanyak 2,1 mg/hari untuk persentil ke 75

(37)

a. Pengertian

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari

uterus disertai pelepasan (dekuamasi) endometrium (Proverawati dan

Misaroh, 2009).

Menstruasi adalah perdarahan yang berasal dari uterus (rahim)

sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan fungsinya, terjadi

setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan

tidak hamil (Asrinah, dkk, 2011).

b. Permasalahan menstruasi

permasalahan menstruasi, antara lain:

1) Pre Menstrual Syndrome (PMS)

Pre Menstrual Syndrome (PMS) atau premenstruasi tension

merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu

sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang

sesudah datangnya haid, walaupun kadang-kadang berlangsung

terus sampai haid berhenti (Asrinah, dkk, 2011).

2) Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri menstruasi yang merupakan suatu gejala

dan bukan suatu penyakit. Timbul akibat kontraksi disritmik

miometrium (lapisan rahim) yang menampilkan satu atau lebih

gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian

bawah, bokong dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha

(38)

25

Menurut Nugroho dan Setiawan (2010), gangguan menstruasi meliputi:

1) Hipermenorea yaitu haid banyak (6 – 7 kali ganti pembalut/hari)

2) Hipomenorea adalah darah sedikit ganti pembalut 1 – 2 kali/hari,

lama menstruasi 1-2 hari.

3) Menorhagia adalah perdarahan haid yang banyak dari normal atau

lebih lama dari normal.

4) Amenorea adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih.

5) Psuedoamenore adalah haid ada tetapi darah haid tidak keluar

karena tertutupnya saluran alat kelamin.

6) Mentrorhagia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada

hubungannya dengan haid.

c. Penyebab gangguan menstruasi

Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), penyebab gangguan

menstruasi, yaitu:

1) Fungsi hormon terganggu

Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur oleh otak,

tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim

sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem

pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi akan

terganggu.

2) Kelainan sistemik

Keadaan seseorang yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini

bisa mempengaruhi siklus menstruasi karena sistem metabolisme di

(39)

siklus menstruasi tidak teratur.

3) Stress

Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh karena

stress tubuh jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan

sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.

4) Kelenjar gondok

Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi

penyebab tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa

produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun

terlalu rendah (hipotiroid) sehingga sistem hormonal tubuh ikut

terganggu

5) Hormon prolaktin berlebihan

Produksi hormon prolaktin ini sering kali membuat menstruasi tak

kunjung datang karena memang hormon ini menekan tingkat

(40)

27

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2007), Depkes RI (2007) Faktor yang mempengaruhi

5. Efek Samping Zat Besi

(41)

Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI IPA tentang Pentingnya Tablet Fe

Baik

Cukup

Kurang

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman

6. Kebudayaan lingkungan sekitar

7. Informasi

(42)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut

Nursalam (2008), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini.

Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada

data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang

digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil

pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini

meneliti tingkat pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang pentingnya

mengkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi di SMA Negeri 2 Sragen.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2004). Penelitian ini akan dilakukan

di SMA Negeri 2 Sragen.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

(43)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,

masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik

(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

siswi Kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Sragen yang berjumlah 142 siswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi

(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100

maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,

maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sehingga sampel dalam

penelitian dengan perhitungan (142 x 25% = 36). Jadi sampel dalam

penelitian ini 36 siswi.

3. Teknik Pengambilan sampling

Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Pengambilan

sampel menggunakan simple random sampling. Teknik simple random

sampling atau acak sederhana adalah setiap anggota atau unit dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian pengambilan sampel dengan

(44)

31

Menurut Arikunto (2010), untuk mendapatkan sampel dari tiap kelas

digunakan perhitungan sebagai berikut:

n : Sampel dari masing-masing

N : Jumlah semua populasi

F : Jumlah responden di masing-masing kelas:

a. Kelas XI IPA I = 36=

Jadi sampel yang digunakan pada penelitian adalah 36 siswa.

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan siswi kelas XI IPA tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe

(45)

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis. Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner adalah

daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah daftar pernyataan dimana sudah disediakan jawabannya

(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif

(46)

33

pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan

dengan skor 1 untuk jawaban salah.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.

Rencana uji validitas akan dilakukan di SMA Negeri 3 Sragen pada siswi

kelas XI IPA dikarenakan karakteristik siswa sama.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan

SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat

(47)

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Pada penelitian ini menggunakan taraf

signifikan 0,05 dan rtabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

(48)

35

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005).

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2011), teknik pengumpulan data adalah cara peneliti

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian Teknik

pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe saat menstruasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari yaitu

(49)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)

adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap

tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

(50)

37

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya

mendeskirpsikan pengetahuan remaja tentang pentingnya tablet Fe.

Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Notoatmodjo (2007), dengan bantuan program komputer SPSS

for Windows versi 16.0, rumus mean yaitu:

Rumus : X =

: Jumlah seluruh jawaban responden

(51)

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan siswi

kelas XI IPA tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi

di SMA Negeri 2 Sragen digunakan rumus persentase. Menurut Riwidikdo

(2010), rumus persentase yaitu:

Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan

Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah total responden

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

(52)

39

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah dkk, 2011. Menstruasi dan Permasalahannya. Yogyakarta: Pustaka Panasea

Ardhiyantoro dan Kumalasari, 2010. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC

Briawan, D. 2014. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC

Depkes RI, 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta: Depkes RI

Ghozali, I, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoyo, A, 2010. Remaja dan Kesehatan: Permasalahan dan Solusi Praktisnya. Jakarta: PT Perca

Hidayat A. A, 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medik

Ibrahim dan Proverawati, 2011. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil dan Cara membuat Otak Janin Cerdas. Yogyakarta: Nuha Medika

Kumalasari, R.D, 2008. Tingkat Pengetahuan Tentang Mengkonsumsi Tablet Fe saat Menstruasi Pada Siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Tidak dipublikasikan

Mubarak, W.I, 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Proverawati dan Misaroh, 2009. Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Medical Book.

(62)

–––––––––––––––––––, 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

Cipta

–––––––––––––––––––, 2011. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

Cipta

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Paath, E. F. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Riwidikdo, H, 2013. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press

Riduwan, 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Silalahi, U, 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Sugiyono, 2010., Statistika untuk Penelitian, Bandung

Gambar

Tablet Fe saat menstruasi
Gambar 2.2
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan analisis dilakukan dengan mengkonfirmasi spesifikasi desain kemudian menuju technical requirements selanjutnya menuju kebutuhan desain tangan prosthetic kaitannya

Apakah rata – rata pencapaian kinerja anda pada khususnya dan divisi kerja anda pada umumnya sudah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan..

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti penyebab sakit pingang disebabkan oleh 4 faktor yaitu yang pertama dari metode, pada proses pengemasan di PT Karya Kita

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Good Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan, pengungkapan Corporate

Penelitian ini berjudul Upaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah dengan media pohon huruf pada anak Kelompok B TK PGRI 2 Karangsari Kecamatan Punggelan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab perilaku penyimpangan, bentuk penyimpangan perilaku, dampak perilaku penyimpangan, serta upaya yang dapat

Dan pada tanggal 18 Agustus 2009, perusahaan menjual seluruh kepemilikan hak atas saham PT Citra Kendedes Pratama yang berlokasi di Sidoardjo kepada pihak minoritas Bp. Rudy

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, yang digunakan untuk meningkatkan percaya diri mengemukakan pendapat, pada