• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL 2.1 - Analisa Kinerja Local Multipoint Distribution Service (LMDS) Sebagai Akses Layanan Nirkabel Pita Lebar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL 2.1 - Analisa Kinerja Local Multipoint Distribution Service (LMDS) Sebagai Akses Layanan Nirkabel Pita Lebar"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL

2.1 Pendahuluan

Sistem komunikasi nirkabel adalah sistem komunikasi tanpa kabel.

Merupakan sistem komunikasi yang berkembang dengan pesat seiring dengan

permintaan pelanggan. Akses untuk sistem komunikasi ini ada dua yaitu fixed

dan mobile. Masing-masing memiliki teknologi tersendiri seperti untuk fixed :

infrared, LMDS, MMDS, DCS1800 dan untuk mobile: GSM, CDMA, dan AMPS

dan masih banyak teknologi yang lainnya. Sistem komunikasi ini menggunakan

media udara untuk pentransmisiannya sehingga tidak terlepas dari teknik

propagasi. Sistem komunikasi ini memiliki dua arsitektur yaitu point-to-point

(PTP) dan point-to-multipoint (PTMP).

Point-to-point (PTP) dikenal juga dengan nama leased lines, yaitu

merupakan komunikasi antara dua lokasi misalnya komunikasi antar sebuah

kantor cabang dengan kantor perwakilan dalam satu daerah seperti terlihat dalam

Gambar 2.1 :

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) Arsitektur Point-to-Point (b) Point –to- Multipoint

Point-to-Multipoint (PTMP) sering disebut sebagai access point (AP) atau

nirkabel access point (WAP). Merupakan komunikasi antara satu sumber dengan

banyak pelanggan, misalnya sebuah Internet Service Provider (ISP) yang

(2)

2.1.1 Evolusi Sistem Nirkabel

Seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap layanan sistem

komunikasi yang baru dan berbeda sangat membutuhkan spektrum frekwensi

radio pada frekwensi yang lebih tinggi. Dengan alasan tersebut maka muncullah

beberapa layanan yang menggunakan band frekwensi seperti Very High

Frequency (VHF) (30–300 MHz), Ultra High Frequency (UHF) (300–3,000

MHz), and Super High Frequency (SHF) (3–30 GHz). Adapun jenis-jenis band

frekuensi komunikasi nirkabel adalah seperti yang terdapat dalam Tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Band Frekwensi Nirkabel

Band Frekuensi Range Frekuensi Range Panjang Gelombang

Extremely Low Frekwensi(ELF) < 30 kHz > 100.000 m

Very Low Frekwensi (VLF) 3 – 30 kHz 100.000 – 10.000 m

Frekuensi rendah dan frekuensi tinggi berbeda dalam hal propagasi. Untuk

frekuensi rendah dan medium dipancarkan dengan gelombang elektro magnetik

melalui permukaan bumi sampai ke lapisan atmosfer sehingga disebut

gelombang tanah. Sementara pada HF dan frekuensi yang lebih tinggi juga tetap

menggunakan gelombang tanah namun atenuasinya sangat besar sehingga untuk

(3)

lebih didominasi oleh gelombang langit atau gelombang yang dipropagasikan

melalui atmosfer.

2.1.2 Diagram Blok Sistem Komunikasi Nirkabel

Proses perancangan untuk sistem komunikasi pita lebar nirkabel

membutuhkan suatu perencanaan yang rumit dan perhitungan untuk memprediksi

kinerja dari sistem itu sendiri sebelum dibangun. Diagram blok ini mungkin dapat

digunakan sebagai dasar pengukuran yang akurat, sebagai contoh dalam

pengukuran radiasi directional pada antena yang digunakan, atau prediksi level

dan karakteristik lain yang sampai kepada penerima.

Semua sistem komunikasi nirkabel dapat digambarkan melalui diagram

blok dasar yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram Blok Dasar Sistem Komunikasi Nirkabel

Pada gambar dapat dilihat bahwa komunikasi dimulai dengan adanya sumber

informasi yang dapat berupa suara, video, e-mail, gambar, maupun data dalam

berbagai bentuk. Perangkat transmitter mengubah informasi menjadi format

signaling ( Coding dan Modulasi ) dan amplifier untuk menaikkan level daya

yang dibutuhkan untuk mencapai penerima dengan baik. Antena transmisi

(4)

yang dipropagasikan ke arah yang di orientasikan oleh antena. Kanal propagasi

bukanlah sebuah kanal fisik tetapi hanya mempresentasikan atenuasi, variasi, dan

distorsi lain yang mempengaruhi gelombang elektromagnetik selama

dipropagasikan melalui antena transmisi sampai kepada antena penerima. Pada

waktu pengiriman informasi dari antena pemancar ke antena penerima, pasti

terjadi interferensi yang dapat mengurangi kualitas transmisi. Interferensi bisa

saja diakibatkan oleh pengaruh gelombang elektromagnetik, pengaruh frekuensi

yang berdekatan dengan sistem itu sendiri dan juga pengaruh penggunaan kanal

frekuensi bersama. Antena penerima akan menerima informasi yang dipancarkan

namun tidak sebaik yang dipancarkan oleh pengirim informasi karena pengaruh

interferensi tersebut. Antena penerima akan meneruskan ke perangkat penerima,

tetapi sinyal itu masih mengandung noise yang diakibatkan oleh interferensi

sinyal dan juga noise yang terjadi karena pengaruh temperatur. Sinyal yang

masuk ke perangkat penerima masih mengandung noise. Untung mengurangi

pengaruh noise maka perlu dilakukan penguatan dan pemfilteran. Setelah melalui

proses tersebut maka sinyal akan didemodulasi. Sinyal informasi yang telah

didemodulasi akan diteruskan kepada penerima informasi melalui perangkat

tertentu, bisa saja berupa speaker atau monitor. Akhirnya penerima informasi

akan menerima informasi yang dikirimkan dengan kualitas yang baik.

2.2 Standar Sistem Komunikasi Nirkabel

Banyak sistem komunikasi nirkabel broadband, khususnya sistem Private

Microwave Point-to-Point menggunakan teknologi dan metode keteknikan sangat

(5)

pemakaiannya sudah dibuat untuk menertibkan persaingan komersil mereka.

Standar-standar yang ditetapkan tersebut adalah :

2.2.1 Standar IEEE 802.11

IEEE 802.11 working group adalah adalah bagian dari IEEE 802

LAN/MAN Standards Committee (LMSC), yang beroperasi dibawah naungan

IEEE, yaitu perusahaan profesional terbesar di dunia. Standard asli IEEE 802.11

disediakan untuk jaringan nirkabel pada band ISM yang menyediakan kecepatan

data 1-2 Mbps. Kecepatan ini tentunya kurang dari jaringan ethernet yang

biasanya bekerja pada 10 sampai 100 Mbps dan dapat dikembangkan dengan

biaya peralatan yang murah. Untuk mengembangkan kemampuan jaringan

nirkabel ini maka dimulailah dua proyek tambahan. Proyek IEEE 802.11b

tepatnya dimulai sebelum 1997 setelah proyek 802.11a. Standard ini selesai dan

diterbitkan pada tahun 1999 yang menyediakan jaringan nirkabel beroperasi pada

kecepatan 11 Mbps menggunakan band 2,4 GHz ISM. Dengan hadirnya standard

ini maka band yang 2,4 GHz tersebut dibagi menjadi enam kanal, masing-masing

15 MHz. Level daya dari standar ini dibatasi sampai mW, dan menggunakan

teknologi spread spektrum diijinkan untuk mengurangi interferensi berbahaya

kapada pemakai lain. Untuk magatur akses oleh pemakaian yang sangat banyak,

disediakan pendekatan collision sense multiple access (CSMA) untuk berbagi

kanal. Standard IEEE 802.11a juga diselesaikan dan di terbitkan pada tahun yang

sama. Standar ini menyediakan operasi pada 5 GHz dengan menggunakan

modulasi OFDM. Menggunakan kanal 20 MHz, dan kecepatan sampai 54 Mbps

(6)

ini adalah 802.11g, dimana kecepatan datanya lebih baik dari 802.11b tetapi

masih menggunakan band 2,4 GHz.

2.2.2 Standard IEEE 802.16

Standard ini disediakan untuk layanan Broadband Wireless Access(BWA)

dan juga masih merupakan bagian dari 802 LMSC. Awalnya diorganisasikan

untuk layanan sistem fixed broadband yang beroperasi pada 11 GHz, 24 GHz

DEMS (digital electronic messaging service), 28 GHz LMDS dan 38 GHz.

Tujuannya adalah peningkatan kecepatan dari sistem sepanjang masih

menguntungkan dari sisi standard marketing. Setelah itu muncul kembali standar

802.16a Wireless MAN yang juga merupakan standard Air Interface for Fixed

Wireless Access System dan mencakup band pada 10 sampai 66 GHz. Standard

ini dipublikasikan pada akhir tahun 2001.

Untuk standard eropa dikeluarkan oleh ETSI (European

Telecommunications Standards Institute) yang mana pengalokasian band

frekwensinya hampir sama dengan standard IEEE hanya saja berbeda dalam hal

penamaan.

2.3 Teknik Modulasi Sistem Komunikasi Nirkabel

Sinyal yang ditransmisikan memiliki tiga karakteristik yang paling

mendasar yaitu frekuensi, amplitudo dan phasa. Karakteristik ini dapat

diubah-ubah dengan sendirinya atau melalui kombinasi respon dari informasi yang akan

ditransmisikan. Pada sistem komunikasi nirkabel lebih cocok digunakan teknik

modulasi digital untuk memodifikasi frekuensi, phasa, dan amplitudo informasi

(7)

radio mores code), prosesnya dinamakan ”keying” sehingga tipe modulasinya

dapat di kumpulkan sebagai :

a. ASK : Amplitudo Shift Keying, dimana amplitudo sinyal diubah

sepanjang level amplitudo sinyal pembawa untuk menyatakan pola bit.

Ini meliputi bentuk paling sederhana, on-off keying (OOK), yang mana

sinyal dihidup-matikan (dari amplitudo maksimum sampai amplitudo

nol) sebagai respon pola bit. OOK ini biasanya digunakan oleh sistem

free space optic.

b. FSK: Frekwensi Shift Keying, yang mana frekuensi sinyal informasi

diubah menurut frekuensi pembawa sebagai pola bit.

c. PSK: Phase Shift Keying, dimana phasa dari sinyal informasi diubah

menurut phasa pembawa untuk menyatakan pola bit.

Banyak variasi metode modulasi yang diperoleh dari bentuk dasar diatas.

Sebanyak jumlah level amplitudo, frekuensi, dan phasa yang diperoleh dari

gelombang pembawa bertambah, lebih banyak lagi jumlah bit informasi yang

dapat kita sampaikan dengan satu state bentuk gelombang. Hal ini dapat

dinyatakan dengan persamaan : n = log2 (M) atau M= 2n dimana M adalah jumlah

state sinyal satu buah simbol dan n adalah jumlah bit informasi yang dapat kita

kirimkan.

Pita lebar nirkabel menggunakan teknik modulasi seperti sistem nirkabel

umumnya ( cellular dan aplikasi radio mobile lainnya) yaitu menggunakan teknik

(8)

2.3.1 BPSK, QPSK dan /4-DQPSK

Dua metode modulasi yang paling sederhana dan sempurna adalah binary

phase shift keying dan quadrature phase shift keying. Sesuai dengan namanya,

BPSK menyatukan antara dua state phasa untuk menyampaikan pola bit,

sedangkan QPSK menyatukan empat state phasa. Kontalasi sinyal dari kedua tipe

ini akan ditunjukkan oleh Gambar 2.3 .

Gambar 2.3 (a) Konstalasi Sinyal BPSK (b) Konstalasi Sinyal QPSK

BPSK dapat mengalami perubahan state phasa pada nilai 0o dan 180o .

QPSK dapat memiliki perubahan state phasa pada nilai 45o, 135o, 225o dan 315o.

Karena masing-masing state phasa untuk QPSK membawa dua bit informasi, data

yang dipakai dengan QPSK dapat dikodekan sehingga phasa yang bersebelahan

berbeda satu bit seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.3 (b). Sangat

memungkinkan adanya deteksi kesalahan dihasilkan pada phasa yang

bersebelahan (tidak dua state phasanya), pendekatan encoding ini berarti bahwa

sebuah simbol mengalami kesalahan dihasilkan pada satu bit kesalahan bukannya

dua bit. Tipe pengkodean ini dinamakan Gray coding. Dari Gambar 2.3 (b) jelas

bahwa pola bit transisi akan menyebabkan vektor sinyal menuju nol (contohnya:

00 ke 11), akan menyebabkan amplitudo pembawa menuju nol. Transisi

amplitudo pembawa yang menuju nol akan menyebabkan interferensi kanal pada

(9)

/4-DQPSK digunakan pada pola 2-bit disampaikan oleh transisi phasa antara

delapan state phasa (dengan perbedaan phasa /4). Bit yang ditransmisikan

dideteksi oleh phasa yang berbeda dari satu simbol ke simbol berikutnya sehingga

disebut diffrential QPSK atau DQPSK. Urutan bit yang menyatakan perubahan

phasa ditunjukkan oleh Tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Urutan Pola Bit DQPSK[11] Pola Bit Transisi Phasa

00 /4

01 /4

10 /4

11 +3 /4

2.3.2 Modulasi 16QAM, 64QAM, 256QAM

Jumlah bit setiap simbol yang ditransmisikan oleh BPSK dan QPSK

tidaklah peka terhadap bandwidth yang diberikan. Untuk meningkatkan

kecepatan data, simbol yang mengirimkan lebih banyak bit informasi dengan

state konstalasi sinyal yang lebih banyak sangat dibutuhkan. Tipe modulasi yang

dikenal sebagai quadrature amplitude modulation (QAM) biasanya dipilih untuk

memancarkan simbol yang memiliki efisiensi yang lebih tinggi. Gambar 2.4

mengilustrasikan konstalasi sinyal untuk keluarga QAM ini yaitu 16QAM,

64QAM. Konstalasi sinyal untuk 256QAM sama dengan 64QAM.

(10)

Dari konstalasi tersebut dapat dilihat bahwa adanya hubungan antar QPSK

dan QAM. QPSK dapat dikatakan adalah anggota dari kelompok QAM dan

disebut dengan 4QAM karena bisa dibangkitkan menggunakan modulator yang

sama dengan modulator QAM yaitu in-phase/quadrature (I/Q) modulator.

Keempat konstalasi simetris ini memiliki efisiensi pentransmisian simbol antara 2

bit/simbol sampai 8 bit/simbol.

2.3.3 OFDM (Orthogonal Frekwensi Division Multiplexing)

OFDM adalah metode modulasi multicarrier yang menggunakan sejumlah

pembawa ( subcarrier), yang masing-masing bekerja dengan kecepatan data yang

rendah[9]. Bekerja bersamaan, komposisi data pada semua subcarrier dapat

dibandingkan dengan kecepatan data sebenarnya menggunakan modulasi dasar

yang sama pada kecepatan data yang lebih tinggi tetapi dengan pembawa tunggal

pada kanal bandwidth yang sama. Keuntungan utama dari OFDM ini adalah

bahwa durasi simbol dapat lebih lama sehingga dapat mengurangi kesalahan dari

pengaruh intersymbol interferensi (ISI) dan juga dapat mengurangi waktu dispersi

multipath. Spektrum Gelombang OFDM ditunjukkan oleh Gambar 2.5:

(11)

Gambar diatas adalah bentuk spektrum OFDM dengan jumlah 16

subcarrier. Jumlah subcarrier ditentukan oleh total kecepatan data yang

dibutuhkan dan delay maksimum tersebar yang akan dialami oleh kanal. Setiap

subcarrier dapat dimodulasi menggunakan PSK atau QAM. Kesalahan kinerja

dari sebagian subcarrier dapat diabaikan sepanjang subcarrier tetap dalam posisi

orthogonal dan tidak ada interferensi antar subcarrier. OFDM juga sangat sensitif

terhadap kesalahan frekuensi pembawa yang menggeser ke-orthogonalan antara

subcarrier.

2.4Teknik Akses Jamak (Multiple-access)

Spektrum sistem komunikasi nirkabel kira-kira mulai dari 150 kHz

sampai 100 GHz disegmentasikan dalam beberapa band yang dapat di rancang

sesuai dengan jenis dari layanan nirkabel. Perancangan ini telah ditetapkan oleh

International Telecommunication Union (ITU) dan berlaku untuk setiap basis

yang ada di dunia ini. Pembagian spektrum frekwensi menjadi beberapa blok

memungkinkan pemakaian secara serentak dan akses yang secara simultan dapat

menyebabkan konflik antar pengguna sehingga mengakibatkan kualitas informasi

yang diterima kurang baik. Namun dengan adanya teknik Frekwensi Division

Multiple Access (FDMA) hal ini dapat diatasi tanpa adanya konflik frekuensi.

Akses jamak maksudnya akses secara simultan terhadap frekuensi yang sama atau

kanal yang sama dalam daerah yang sama oleh beberapa pengguna. Simultan

maksudnya sistem digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang

sesegera mungkin. Sistem yang tidak mengalami kinerja yang simultan dianggap

(12)

2.4.1 Duplexing

Duplexing adalah metode yang digunakan untuk melengkapi komunikasi

dua arah antara terminal point-to-point atau antara jaringan Hub dengan sebuah

terminal pengontrol[4]. Dua metode yang digunakan pada nirkabel pita lebar

adalah Frequency Division Duplexing (FDD) dan Time Division Duplexing

(TDD).

FDD sekarang ini lebih luas digunakan pada fixed broadband Wireless.

Dengan FDD beberapa frekuensi bekerja untuk mengontrol komunikasi antara

downlik dan uplink. FDD digunakan pada semua komunikasi 1G, 2G, dan 3G

sistem mobile.

TDD menggunakan frekuensi yang sama untuk downlink dan uplink dalam

komunikasi antara hub dan terminal pengontrol. TDD bisa dikatakan transmisi

yang sangat sederhana karena operator mengirimkan pesan dan harus menunggu

responnya tetapi sudah sangat lama digunakan yaitu sejak adanya telegraph

sekitar 150 tahun yang lalu. TDD ini masih banyak digunakan pada komunikasi

antara pesawat dengan bandara pada frekuensi yang sama untuk mengirimkan dan

menerima pesan suara.

2.4.2 Frequency Division Multiple Access (FDMA)

Melalui teknik akses jamak FDMA, spektrum yang diperoleh operator

sistem disegmentasikan kedalam kanal frekuensi. Sebuah kanal frekuensi atau

yang dalam fisiknya kanal slot yang dikenal melalui frekuensi utamanya dan

bandwidthnya. Ketika terminal pengontrol dibangun, atau inisialisasi komunikasi,

kanal frekuensi bekerja untuk mendukung komunikasi antara hub dan terminal

(13)

bekerja. Tetapi jika menggunakan TDD, hanya kanal tunggal yang bekerja yaitu

uplink saja atau downlink saja. Bandwidth slot frekuensi bisa seragam dan bisa

juga bervariasi. Kanal FDMA ditunjukkan oleh Gambar 2.6

Gambar 2.6 Kanal FDMA dengan bandwidth yang berbeda

FDMA adalah suatu metode akses jamak yang berdasarkan pembagian

frekuensi. Teknologi FDMA membagi alokasi lebar pita spektrum frekuensi yang

tersedia menjadi bagian-bagian kecil spektrum yang dialokasikan pada setiap

penggunaannya sebagai sebuah kanal komunikasi. Dalam FDMA setiap

pengguna yang sama hanya satu pengguna yang dapat memanfaatkan kanal

frekuensi tersebut. Pada metode akses jamak ini, lebar pita sistem dibagi menjadi

kanal-kanal dengan lebar pita tertentu. Pada sistem analog, biasanya 25 atau 30

KHz. Setiap satu kanal, menggunakan satu buah frekuensi pembawa yang dapat

dipakai selama waktu pembicaraan.

Teknologi FDMA digunakan pada sistem analog seperti AMPS,

NAMPS, TACS. Sebagai contoh dalam AMPS menggunakan lebar kanal separasi

30 KHz, NAMPS 10 KHz, dan sistem TACS menggunakan 25 KHz.

2.4.3 Time Division Multiple Access (TDMA)

TDMA adalah suatu metode akses jamak yang berdasarkan pada

(14)

akses ini, tiap pemakai mengirim sinyal dalam waktu yang berbeda-beda, tetapi

pada frekuensi yang sama. Seperti pada FDMA jika kapasitas maksimum telah

tercapai maka pemakai lain tidak dapat mengakses sistem. Dalam TDMA setiap

pengguna diberikan alokasi time slot tertentu sebagai sebuah kanal komunikasi

pada potongan spektrum frekuensi yang telah dialokasikan sehingga aliran

informasi tidak kontinu biasa.

Teknologi TDMA tidak mengizinkan pengguna melakukan akses pada slot

waktu yang telah diberikan pada pengguna lain sampai proses percakapannya

selesai. Sebagai contoh sistem GSM membagi pembawa 200 KHz ke dalam slot

waktu atau kanal. Pada saat ini sistem GSM memakai metode akses TDMA.

Pemilihan TDMA didasarkan pada beberapa hal antara lain :

1. TDMA lebih mudah beradaptasi dengan transmisi data

2. TDMA dapat dipakai untuksel piko, mikro dan makro sel.

Skematik slot waktu dtunjukkan oleh Gambar 2.7 :

Gambar 2.7 TDMA dengan Skematik Time Slot (TS)

Jumlah kanal tergantung dari bandwidth per-kanal dan besar frekuensinya.

Setiap kanal dibagi besar frekuensinya dengan range tertentu. Data yang

dikirimkan dapat dibuat menjadi beberapa time slot (TS) dan setiap TS memiliki

(15)

2.4.4 Code Division Multiple Access

CDMA adalah suatu metode akses jamak yang berdasarkan pada

pembagian waktu yang berbeda-beda dibandingkan TDMA dan FDMA karena

pemanfaatan kode-kode digital untuk membedakan satu pengguna dengan

pengguna lainnya. CDMA adalah suatu metode akses jamak yang berdasar pada

pembagian kode. Kode-kode digital ini dikenal dengan pseudorandom code

sequence. Setiap kanal memiliki kode yang berbeda dan frekunsi yang berbeda.

Hubungan antara kode, kanal dan frekuensi ditunjukkan oleh Gambar 2.8 :

Gambar 2.8 Code Division Multiple Access (CDMA)

Pada CDMA kanal-kanal trafik dihasilkan melalui penandaan tiap

pengguna dengan sebuah kode dalam sinyal pembawanya. Setiap kode ini yang

menandai setiap pengguna kemudian dihamparkan satu sama lain dan secara

simultan dikirimkan melalui sinyal pembawa. Pada akses jamak ini, setiap

pemakai tidak dibatasi frekuensi ataupun slot waktu. Setiap pemakai mempunyai

lebar pita yang sama dengan lebar pita sistem tersebut, sehingga setiap pemakai

dapat mengakses sistem dalam waktu yang bersamaan. Caranya adalah dengan

memberikan kode-kode ini sehingga setiap mobile station dengan mobile station

yang lain dapat dibedakan.

2.5Teknologi Sistem Komunikasi Nirkabel

Sistem komunikasi nirkabel memiliki banyak teknologi yang berkembang

sesuai dengan pertambahan waktu dan permintaan pelanggan yang menginginkan

(16)

suatu teknologi yang terbaru, terbaik, lebih efisien dan efektif. Adapun teknologi

sistem komunikasi wireless akan dijelaskan seperti dibawah ini.

2.5.1 Bluetooth

Bluetooth adalah sebuah teknologi komunikasi nirkabel (tanpa kabel) yang

beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz, unlicensed ISM (Industrial, Scientific

and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang

mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara

host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas[4].

Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit

switching dan packet switching. Bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data

asinkron, tiga kanal suara sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara

bersamaan mendukung layanan data asinkron dan suara sinkron. Setiap kanal

suara mendukung sebuah kanal suara sinkron 64 kb/s. Kanal asinkron dapat

mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana untuk arah

sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan

untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s.

Sebuah perangkat yang memiliki teknologi bluetooth nirkabel akan

mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak

jangkauan sampai dengan 10 meter (~30 feet), bahkan untuk daya kelas 1 bisa

sampai pada jarak 100 meter.

Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link

Management dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM USB

Interface), flash dan voice code. sebuah link manager. Baseband link controller

(17)

protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol tingkat tinggi

seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi.

Sistem Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402GHz sampai 2.480GHz, dengan 79

kanal RF yang masing-masing mempunyai spasi kanal selebar 1 MHz,

menggunakan sistem TDD (Time-Division Duplex). Secara global alokasi

frekuensi bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara pengalokasian

frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan berbeda.

Penggunaan spektrum frekuensi 2.4 GHz secara global belum diatur.

2.5.2 Infrared

Teknologi infrared adalah teknologi pertama dan paling memasyarakat,

sudah sangat umum yang terdapat pada pengendali yang beredar di pasaran,

misalnya remote televisi. Prinsip kerjanya sangat sederhana, processor kecil pada

remote akan menterjemahkan penekanan tombol menjadi intruksi bahasa mesin

(bilangan biner) yang dikirimkan melalui infrared ke TV. Dan data diubah

kembali menjadi instruksi yg dikenal TV. Konsorsium yang mengatur dan

megurusi infrared adalah IrDA (Infrared Data Associate), memiliki panjang

gelombang sekitar 875 nm. Sinar yang dihasilkan dan dipancarkan didapatkan

dari sebuah lampu LED biasa yang dapat diproduksi dengan sangat murah. Ada

dua versi yaitu versi 1.0 memiliki kecepatan dari 0,576 hingga 115,2 kbps,

sementara versi 2.0 memiliki kecepatan 0,576 hingga 1,152 Mbps.

2.5.3 Home Radio Frekuensi (HRF)

Singkatan dari Home Radio Frequency. Didesain sebagai nirkabel LAN

(18)

yang didesain untuk bisnis. Salah satu keunggulan homeRF yang utama adalah

masalah biaya. HomeRF lebih murah dari 802.11 dan standar-standar lainnya.

Protokol ini berbasiskan frequency hopping dan mempergunakan gelombang

radio untuk transmisi data. Protokol yang digunakan dalam HomeRF adalah

SWAP (Shared Wireless Access Protocol). Di luar semua protokol yang

disebutkan, sebagian dari pengguna komputer dan perangkat komunikasi lain

banyak pula yang berpendapat bahwa bluetooth merupakan, salah satu standar

nirkabel LAN. Sebenarnya tidaklah demikian. Bluetooth merupakan teknologi

pengganti kabel yang dipromosikan oleh Ericsson, dengan bantuan dari Intel,

Nokia, IBM, dan Toshiba. Standar ini menawarkan link point to point, namun

tidak menawarkan dukungan native untuk IP. Dalam beberapa kasus seperti

transfer data antar divais bergerak, bluetooth cocok digunakan, namun tidak

sebagai WLAN.

2.5.4 WiFi (WirelesFidelity)

Wireless Fidelity, teknologi ini pada awalnya untuk menghilangkan

keruwetan kabel dalam membangun sebuah jaringan computer, Wi-Fi bekerja

pada frekuensi sama dengan Bluetooth yaitu pada 2,4 Ghz, namun bedanya

Bluetooth menggunakan spread spectrum frequency hopping (SSFH), sedangkan

Wi-Fi menggunakan direct sequence spread spectrum (DSSS), Intinya spread

pada Wi-Fi akan lebih stabil dan tentunya lebih cepat dibandingkan dengan

Bluetooth[5]. Wi-Fi memiliki kelemahan yang sangat mengangu seperti masalah

keamanan yang dapat dibajak ditengah jalan, dan rentan terhadap konflik dengan

perangkat lain dalam waktu yang bersamaan. Wi-Fi, dikenal dengan standar IEEE

(19)

mengope-rasikannya secara hot spot di berbagai lokasi seperti Bandar udara,

kampus, hotel, coffee shop dll.

2.5.5 GPRS (General Packet Radio Service)

Di dunia industri komunikasi bergerak (mobile), data bergerak dan

multimedia kini menjadi fokus pengembangan, dan GPRS ('General Packet

Radio Service') menjadi kunci yang memungkinkan untuk meraih sukses di pasar.

Alasannya adalah melalui GPRS, ledakan pertumbuhan layanan internet melalui

jaringan kabel (telepon), sekarang dimungkinkan penyalurannya melalui

komunikasi bergerak. Nortel Networks, Ericsson, Siemens, Nokia dan banyak

industri telekomunikasi lainnya dalam publikasinya menyatakan telah mampu

mengawinkan Web dengan telepon bergerak menggunakan teknologi GPRS yang

kini mulai gencar ditawarkan kepada para operator GSM dan TDMA yang

berminat memasarkan layanan internet nirkabel. GPRS merupakan sistem

transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip 'tunnelling'. Ia

menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160

kbps dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian

tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang

pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan secara berbagi (sharing) di

antara beberapa pengguna sehingga menjadi sangat efisien. GPRS yang

menggunakan teknologi tersakelar paket (packet switching) memungkinkan

semua pengguna dalam sebuah sel dapat berbagi sumber-sumber yang sama;

dengan kata lain para pelanggan menggunakan spektrum radio hanya ketika

benar-benar mentransmisikan data. Efisiensi penggunaan spektrum pada akhirnya

(20)

menawarkan laju data sampai 115 kbps atau lebih, dengan menggabungkan

kanal-kanal dan menggunakan teknologi penyandian yang baru.

2.5.6 Fixed Wireless Access

Teknologi nirkabel tetap merupakan sistem berbasis radio yang

memungkinkan kita untuk mengakses transmisi sinyal data melalui udara tanpa

harus mempunyai koneksi fisik seperti kabel metal atau kabel fiber optik.

Jaringan nirkabel dibangun dengan menempatkan sebuah base station pada

beberapa tempat yang sesuai. Base station ini memungkinkan perusahaan fixed

nirkabel menggunakan frekuensi microwave untuk menerima sinyal radio

broadband melalui jaringan nirkabel. Radio gelombang mikro, dengan range

frekuensi sekitar 1 Gigahertz (GHz) sampai 40 GHz, yang dipasangkan pada

bagian base station dan pada bagian pelanggan. Konfigurasi jaringan akses

nirkabel tetap terdapat pada Gambar 2.9 :

Gambar 2.9 Konfigurasi Fixed Wireless 2 Pelanggan

Pada jaringan nirkabel tetap informasinya bisa berasal dari jaringan

internet ataupun jaringan LAN/MAN/WAN yang dimanajemen di modul koneksi

internet. Dari modul internet ini akan dihubungkan dengan sebuah pemancar

(21)

diakeses oleh pelanggan yang membutuhkan. Sesama pelanggan juga dapat

berhubungan satu sama lain.

2.5.7 Local Multipoint Distribution Service (LMDS)

Local Multipoint Distribution Service (LMDS) adalah sistem komunikasi

Wireless broadband point-to-multipoint communication yang beroperasi sekitar

28 GHz sampai 31 GHz (tetapi di eropa bisa mencapai 40 GHz)yang dapat

membawa informasi video, suara dan data dengan pemanfaatan lebar pita

frekwensi sekitar 1GHz[10].

LMDS merupakan sistem komunikasi point to multipoint berbasis sel yang

beroperasi pada rentang 28 GHz sampai 31 GHz atau bergantung lisensi di suatu

negara dengan bandwidth yang tersedia sebesar 1GHz hingga 3 GHz. LMDS

dapat menyediakan layanan suara, data, internet, dan video secara bidirectional.

Sebagai akibat dari propagasi sinyal pada frekuensi tersebut maka sistem LMDS

menggunakan arsitektur konfigurasi sel dengan memakai teknologi digital dan

pengulangan frekuensi. Pengiriman sinyal gelombang milimeter serta alokasi

spektrum yang besar dari sistem LMDS dapat menyediakan layanan pita lebar,

data rate yang tinggi pada radius sel yang kecil berdiameter 1 km sampai 5 km

yang line of sight, baik secara point to multipoint atau point to point.

2.5.8 Multi-Channel Multipoint Distribution Service

Multi-channel Multipoint Distribution Service (MMDS) adalah sistem

komunikasi nirkabel pita lebar. Biasanya digunakan dan dikembangkan untuk

komunikasi melalui televisi broadcast. MMDS lebih dikenal dengan “wireless

(22)

memiliki jangkauan jarak frekwensi yang lebih besar dari LMDS, yaitu sekitar 30

– 50 mil namun memiliki kecepatan yang lebih rendah karena hanya memiliki

datatrate sekitar 0.5-3 Mbps. Teknik modulasi yang digunakan hampir sama

dengan LMDS tetapi pada sistem ini bisa menggunakan teknik modulasi OFDM.

Layanan ini banyak dikembangkan di Amerika, Amerika latin Asia dan beberapa

negara di eropa.

2.5.9 Laser Transmission

Teknologi ini sering disebut dengan ”free space optic” , beroperasi pada

jarak yang dekat seperti infrared dan memiliki spektrum cahaya. Repeater Serat

optik digunakan untuk menghubungkan LAN dengan unit laser. Koneksi ke- dan

dari laser dibuat menggunakan standard serat optik, melindungi data dari

iterferensi frekuensi radio dan elektromagnetik. Monitor dapat dipasangkan di

dalam unit laser untuk mengetahui status operasional. Namun produk ini tidak

terlalu banyak di aplikasi bisnis karena transmisinya dipengaruhi oleh kondisi

atmosfir. Laser biasanya memiliki panjang gelombang 1550 nanometer (nm) dan

memiliki bandwidth sekitar 1 Gbps. Laser tidak dapat ditransmisikan pada jarak

jauh, praktisnya hanya dapat mencapai link sepanjang 500 meter.

2.5.10 Komunikasi Satelit

Ide menggunakan satelit sebagai stasiun relay untuk sistem radio telepon

gelombang mikro dimulai pada tahun 1945 ketika Arthur C. Clarke mengajukan

skema pada sebuah Jurnal Inggris. Amerika serikat meluncurkan satelit

(23)

diatas menunjukkan bagai mana hubungan antara layanan komunikasi yang ada

dengan satelit.

Gambar 2.10 Sistem Komunikasi Satelit

Layanan PSTN menggunakan perantara yang dinamakan gateway. Dari

gateway tersebut dapat mengirimkan dan menerima komunikasi yang terjadi dan

tentunya dua arah. Setiap divais menerima sebuah sinyal radio pada sebuah

frekuensi dan mengubahnya kedalam bentuk transmisi yang lain. Transmisi yang

lain maksudnya dapat berupa kabel, serat optik maupun transmisi nirkabel

lainnya.

Untuk komunikasi satelit, frekuensi uplink dan downlink dipisahkan untuk

mengurangi interferensi antara sinyal transmisi dengan sinyal terima. Komunikasi

satelit sangat cocok untuk transmisi data. Bit error rate untuk kanal satelit

memiliki 1 kesalahan dari 1 juta bit yang ditransmisikan. Namun ada juga

kesalahan yanga sangat potensial dalam komunikasi ini, yaitu delay. Teknologi

komunikasi satelit yang sangat banyak digunakan saat ini adalah VSAT (very

small aperture terminal) yang digunakan untuk layanan tetap seperti PSTN.

Untuk teknologi yang bergerak (mobile) menggunakan mobile satelit

(24)

2.6 Komunikasi Pita Lebar

Akses internet antara penyedia layanan internet (ISP) dan konsumen di

negara berkembang sedang melakukan perubahan akses dari modem dial-up

dengan kecepatan rendah (sekitar 56 kbps) menjadi akses broadband yang

memiliki range dari ratusan kbps sampai beberapa Mbps. Sistem komunikasi

broadband adalah menggambarkan link komunikasi yang memiliki bandwidth

transmisi yang besar. Link komunikasi kecepatan tinggi ini berada diatas 128

kbps[8].

Teknologi broadband dapat ditransmisikan melalui wireline maupun secara

nirkabel. Teknologi nirkabel sering dikatakan dengan Broadband Wireless Access

(BWA). Berikut ini akan dijelaskan teknologi broadband :

1. Integrated Services Digital Network (ISDN)

ISDN dikenal juga sebagai Basic Rate Interface (BRI). Menyediakan seluruh

alternatif digital kepada layanan telepon digital melalui kanal 2x64 kbps untuk

suara dan data. Pengguna mengakses layanan ini melalui sebuah switch pada

perusahaan telepon. ISDN menggunakan peralatan khusus yaitu terminal adapter

atau Router ISDN.

2. Digital Subscriber Line (DSL)

DSL adalah teknologi terbaru seperti ISDN yang mampu untuk menerima

suara, data dan video melalui line telepon tunggal. Teknologi ini telah banyak

digunakan di rumah, perusahaan maupun kampus. DSL bekerja menggunakan

pemrosesan sinyal digital untuk mengatasi noise dan atenuasi pada jaringan

telepon. Sistem ini memiliki kemampuan mendownload data sampai kepada

(25)

3. Televisi Kabel (CTV)

Awalnya dikembangkan untuk pengiriman siaran televisi, namun

sekarang ini CTV telah dikembangkan sebagai alternatif dalam pengiriman data

lewat internet melaui kabel koaksial. Kanal ini dimulai dengan banwidth

transmisi sekitar 6 MHz sampai 50MHz untuk siaran televisi. Sementara untuk

penumpangan data lewat internet memiliki banwidth yang tinggi yaitu sekitar 30

Mbps perkanal. Standard untuk internet melalui kabel fisik ada dalam bentuk

Data Over Cable Service Interface Specification (DOCSIS). Jika pelanggan telah

memiliki televisi kabel maka fasilitasnya dibatasi hanya sebatas e-mail. Intenet

ini ditumpangkan dengan menggunakan kabel modem pada serat optiknya.

4. Satelit

Banyak pelanggan telah menerima siaran televisi melalui satelit, seperti

televisi kabel, sistem ini menggunakan sistem broadcast analog. Satelit berbasis

internet telah lama digunakan sebagai backbone internet misalnya backbone

untuk daerah atlantik.

5. Cellular

Generasi pertama (1G) jaringan telepon sellular dalah masih analog.

Banyak negara di dunia yang memiliki jaringan sellular masih menggunakan

generasi kedua (2G) dimana sudah hampir seluruhnya berbasis digital dan

beberapa memakai gabungan keduanya analog-digital. Jaringan 2G menyediakan

layanan mobile voice communication dan juga mendukung komunikasi data tetapi

hanya dibatasi sebatas akses melalui nirkabel Aplication Protocol (WAP).

Beberapa negara juga sudah menggunakan 3G yang sudah memakai teknologi

(26)

sampai 2 Mbps. Teknologi masa depan 4G sedang dikembangkan dan

diperkirakan akan mampu mencapai kecepatan sampai 100 Mbps.

6. Teknologi broadband lainnya

Selain teknologi yang telah dijelaskan diatas, teknologi broadband lainnya

Gambar

Gambar 2.1  :
Tabel 2.1  Band Frekwensi Nirkabel
Gambar 2.2 Diagram Blok Dasar Sistem Komunikasi Nirkabel
Gambar 2.3 (a) Konstalasi Sinyal BPSK (b) Konstalasi Sinyal QPSK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Slabosti produkcijskih pravil pa so Dutta, 1993; Mallach, 1994: 1 sistem mora poznati kontekst vsakega pravila, 2 nekatere človeške metode reševanja problemov še posebej tiste,

pemerintah untuk melaku- kan larangan ekspor komoditas bijih nikel, dipastikan tidak merugikan dan meng- hambat iklim investasi yang selama ini.. Direktur Jenderal

ini merupakan telaah Konsep guru Profesional dari efektivitas sertifikasi guru baik kemampuan kerja maupun komitmen mengajar. Hasil penelitian menujukkan bahwa

Di Pulau Jawa dan sekitarnya dijumpai 3 arah atau pola struktur dan tektonik, yaitu dari tua ke muda, (1) pola Selat Sunda yang berarah utara-selatan, (2) pola Meratus yang

Korelasi antara konsentrasi udara ambien di ruas jalan Soebrantas dengan beban pencemar emisi kendaraan bermotor gas CO Pada hari Jum’at menunjukkan hubungan yang positif

Ho : Tidak ada perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang menggunakan model

Berdasarkan hasil pengujian dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu metode klasifikasi naïve bayes dengan perbaikan missing value

Meskipun Meskipun perjalanan perjalanan perjuangan perjuangan kaum wanita di Orde Baru tidak mendapatkan hasil yang maksimal di era itu kaum wanita di Orde Baru