T anggung J awab S osial Per usahaan S ebagai S ar ana Peningk atan
K emaslahatan Per usahaan
Oleh:
Ilham Ibnu A ffan
15810092
1. Pendahuluan
1.1.L atar B elak ang
T anggung jawab social perusahaan merupakan salah satu elemen penting dalam hubungan perusahaan dengan masyarakat. D i dalam praktiknya tanggung jawab perusahaan oleh korporasi besar, khususnya di sektor industry ekstraktif (minyak, gas, dan pertambangan lainnya) , saat ini sedang disorot tajam. K asus B uyat adalah sebuah contoh baru tentang bagaimana realisai tanggung jawab social itu.
K ajian Mr. Hamann dan A cutt sangat relevan dengan situasi implemantasi C S R di Indonesia dewasa ini. K hususnya dalam kondisi keragaman pengertian konsep dan penjabarannya dalam program-program berkenaan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. K eragaman pengertian konsep C S R adalah akibat logis dari sifat pelaksanaannya yang berdasarkan prinsip kesukarelaan. T idak ada konsep baku yang dapat dianggap sebagai acuan pokok, baik di tingkat global maupun local.
S ecara teoritis, C S R mengansumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang penting, khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok masyarakat sipil. D engan menggunakan alur motivasi dasar, berbagai stakeholder kunci dapat memnatau, bahkan menciptakan tekanan eksternal yang bias ‘ memaksa’ sebuah korporasi untuk mewujudkan konsep dan penjabaran C S R yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada di negara Indonesia ( A rijanto, 2012).
produk yang ramah lingkungan, hingga pemasaran, dan pengolahan limbah. S elain itu, secara eksternal C S R juga memastikan jangan sampai perusahaan justru mengurangi kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitarnya. A rtinya, pelaksanaan tanggung jawab social perusahaan perlu diupayakan dilingkungan internal dan eksternal. Pada lingkungan internal, perusahaan misalnya bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, memerhatikan kesejahteraan karyawan, serta menjalankan manajemen yang beretika.
T erkait dengan pelaksanaan C S R pada lingkungan eksternal perusahaan, perusahaan yang mengolah sumber daya alam maupun sumber daya manusia pada hakikatnya adalah milik public serta bertanggung jawab untuk memberi manfaat pada masyarakat. Pelaku bisnis membutuhkan dukungan lingkungannya. Oleh karena itu, sikap responsive terhadap kebutuhan lingkungan menjadi keharusan. S elain tunutan lingkungan yang tertera pada regulasi, tidak bias diabaikan pula tuntutan lingkungan yang tidak secara langsung disebutkan dalam peraturan.
1.2.R umusan M asalah
1.2. 1. A pa itu tanggung jawab social perusahaan?
1.2. 2. Mengapa harus ada tanggung jawab social perusahaan?
1.2. 3. B agaimana dampak dari penerapan tanggung jawab social perusahaan? 1.2. 4. B agaimana tanggug jawab perusahaan tersebut berdampak pada
kemaslahatan perusahaan? 1.3.T uj uan Penelitian
1.3. 1. Mengetahui maksud dan penerapan tanggung jawab perusahaan. 1.3. 2. Mengetahui esensi tanggung jawab perusahaan.
1.3. 3. Mengetahui dampak dari penerapan tanggung jawab perusahaan.
1.3. 4. Menganalisa dampak tanggun jawab perusahaan bagi kemaslahatan perusahaan itu sendiri.
2. T inj auan Pustak a
merta dipraktekkan oleh semua perusahaan. A da yang berhasil memberikan materi riil kepada masyarakat, namun di ruang publik nama perusahaan gagal menarik simpati orang. Hal ini terjadi karena C S R dilakukan secara latah dan tidak didukung konsep yang baik. S ebenarnya substansi keberadaan C S R adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri di sebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakholders yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Namun untuk memahami community relations perlu dilihat dari berbagai level analisis. Pada tataran makro, community relations dilihat dari relasi organisasi sebagai suatu sistem yang berhubungan dan saling tergantung dengan sistem yang lain. Padahal aspek sosial, ekonomi, politik, hukum maupun budaya akan mempengaruhi pola hubungan yang ada. Oleh karena itu, R eputasi organi sasi tidak hanya dilihat dari sisi seberapa besar profit yang diperoleh, namun juga dilihat dari aspek tanggungjawab sosial organisasi dalam bentuk corporate social responsibility, community investment, community involnement dan community commitment.
D ari level meso (perencanaan yang didasarkan pada kebijaksanaan yang ditetapkan) ini ditunjukkan bahwa aktivitas community relations tidak akan lepas dari pemahaman organisasi akan peran public relations. Namun posisi kewenangan dan fungsi yang dijalankan dalam organisasi akan mempengaruhi model praktek yang dijalankan. S edangkan pada level mikro yang berkaitan dengan individu pelakunya, community relations akan dipengaruhi oleh kompetensi para pelaku yang membawa implikasi pada peran yang dijalankan, apakah peran manajerial ataukah teknis. C orporate social responsibility yang merupakan bagian dari community relations akan memberikan benefit jangka panjang, jika ditempatkan sebagai bagian dari strategi besar organisasi. Oleh karena itu, kritik terhadap C S R akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. C ontohnya, ada kepercayaan bahwa program C S R seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.
3. I si dan Pembahasan
C orporate S ocial responsibility menurut lingkar studi C S R Indonesia adalah upaya yang sungguh-sungguh dari entitas bisnis, untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. S ecara implisit definisi tersebut, berarti mengajak perusahaan untuk bersungguh-sungguh dalam upaya memberikan manfaat atas kehadirannya bagi umat manusia saat ini. Meminimalkan dampak negatif adalah bagian dari usaha memberikan manfaat di masa yang akan datang (S uparman, 2013).
Menurut Philip K otler, C S R dikatakan sebagai descretionary yang dalam arti luas berarti sesuatu yang perl u dilakukan. S eandaiya tidak dilakukan akan berakibat merugikan diri sendiri, namun hal ini bukanlah suatu peraturan yang diharuskan (saat ini di Indonesia telah diharuskan melalui UU Perseroan). Menurut W orld B usiness C ouncil for S ustainable D evelopment, C S R bukan sekedar descretionary, tetapi suatu komitmen yang merupakan kebutuhan bagi perusahaan yang baik sebagai perbaikan kualitas hidup. Secara filosofis, jika perusahaan berusaha untuk berguna bagi umat manusia maka dalam jangka panjang tentunya akan tetap eksis.
D alam memberikan manfaat, perusahaan perlu memiliki prioritas dan strategi. S alah satu prioritas penting adalah eksistensi perusahaan itu sendiri, untuk menjaga lembaga bisnis berkelanjutan ( kemampuan menghasilkan laba jangka panjang). Hal ini tentunya akan menjadi tujuan yang strategis, apalagi kemampuan menghasilkan laba jangka panjang hanya akan terealisasi jika kehadiran perusahaan dapat berguna dan didukung oleh stakeholder. D ukungan stakeholder akan terwujud jika dampak negatif pada ranah sosial ekonomi dan lingkungan, bukan hanya dapat diminimalisir tetapi justeru dapat memberikan dampak positif yang besar bagi stakeholder.
pernyataan bahwa tanggung jawab sosial dikaitkan dengan profit perusahaan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika C S R bisa juga ditafsirkan sebagai investasi, yang berarti dalam melakukan investasi perusahaan akan menilai return yang didapatkan. D engan demikian C S R bisa ditafsirkan sebagai sebuah tanggung jawab perusahaan (entitas bisnis) kepada stakeholder dan shareholder.
Petkoski dan T wosw (2003), C S R sebagai komitmen bisnis yang berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan. D idalam Green Paper K omisi Masyarakat E ropa dinyatakan bahwa, kebanyakan definisi tanggungjawab sosial korporat menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian, kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya. S etidaknya ada dua hal yang terkait dengan tanggungjawab sosial korporat itu, yakni pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela (irianto, 2004).
berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya ( Idris, 2005). K endati demikian bagi perusahaan yang memiliki reputasi bagus pada umumnya menikmati enam hal. Pertama, hubungan yang baik dengan para pemuka masyarakat. K edua, hubungan positif dengan pemerintah setempat. K etiga, resiko krisis yang lebih kecil. K eempat, rasa kebanggaan dalam organisasi diantara khalayak sasaran. K elima, saling pengertian antara khalayak sasaran baik internal maupun eksternal. K eenam, meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan (A nggoro, 2002).
S edangkan C S R sendiri adalah bagian dari program community relations yang merupakan tugas dari public relations, sehingga wujud penerapan tanggung j awab sosialnya bisa dimaknai sebagai ‘ ’an institution’s planned, active, and continuing participation with and within a community to maintain and enhance its environment to the benefit of both the institution and the community’’ (B askin, 1997). S etidaknya ada ti ga dimensi dari relasi organisasi dengan publik yang menjadi bagian dari community relations, yaitu community investment involvement, dan community commitment ( L edingham & B runing, 2001).
K endati demikian antara organisasi dengan komunitas terdapat hubungan saling ketergantungan, seperti dikemukakan oleh T he C ommunity R elation’s S ection of C hampion International C orporation’s Public A ffairs Guide: W e are important to those communities. Our payroll maybe the bulwark of the area’s economy. T he taxes we pay support local schools and government. Our voluntary contributions, both financial both and in the form of employees’ personal services, help the communities grows and prosper. A nd these communities are important to us. W ithout public acceptance, no industry can realize its full potential is essential and must be earned (Grunig & Hunt, 1984)
Program community rel ations dilaksanakan untuk mencapai beberapa tujuan (C ultip, C enter & B room, 2000). Pertama, memberikan informasi pada komunitas tentang organisasi itu sendiri, produk yang dihasilkan, pelayanan yang diberikan serta aktivitas yang dilakukan. K edua, meluruskan kesalahpahaman dan menanggapi kritikan publik disertai upaya menggalang dukungan dan opini yang positif. K eti ga, mendapatkan dukungan secara hukum yang akan mempengaruhi iklim kerja komunitas. K eempat, mengetahui sikap pengetahuan dan harapan komunitas. K elima, mendukung sarana kesehatan, pendidikan, rekreasi dan aktivitas budaya. K eenam, mendapatkan pengakuan yang baik dari pemerintah setempat. K etujuh, membantu perkembangan ekonomi lokal dengan membeli barang-barang kebutuhan dari wilayah setempat.
Pencapaian tujuan community relations akan dipengaruhi oleh cara pandang dan perlakuan organisasi terhadap komunitasnya. D al am hal ini peran public relations dalam organisasi menjadi penting. W ilson (2002) mengidentifikasi adanya empat aktivitas penting yang perlu dijalankan seseorang public relations. Pertama, membantu organisasi agar para pemimpin memandang penting relasi dengan komunitas dan melihat pentingnya peran organisasi dalam komunitas. Mereka perlu meyakinkan tanggungjawab organisasi untuk terlibat dalam upaya pembangunan dan kemajuan komunitas. T anggungjawab untuk meningkatkan kualitas hidup komunitas ini perlu dilakukan, bukan karena akan mendatangkan profit, melainkan merupakan tanggungjawab moral organisasi.
Peran public relations sejalan dengan pendapat B askin dan latimore (1997) tentang fungsi public relations dalam organisasi meliputi: Pertama, fungsi manajemen. Untuk menjalani fungsi ini PR memberi masukan kepada pihak manajemen dalam perumusan misi, visi, tujuan maupun kebijakan organisasi berdasarkan hasil eksplorasi opini publik dan membantu organisasi dalam melakukan perubahan yang diperlukan khususnya di masa krisis. Hal ini didasari oleh dua hal, yaitu 1) PR memonitor dan mengeksplorasi opini publik maka selanjutnya dapat mewakili kepentingan publik dan memprediksi reaksi publik terhadap kebijakan organisasi, dan 2) PR berfungsi mengkomunikasikan kebijakan organisasi kepada publik
K edua, F ungsi komunikasi. S ebagai fungsi komunikasi PR dapat dilihat dari empat hal, yaitu ketrampilan atau keahlian komuniukasi yang perlu dimiliki public relations, aktivitas kerja yang biasa dilakukan, sistem yang dibentuk dan operasionalisasi penggunaan sistem yang sudah dibentuk dan operasionalisasi penggunaan sistem yang sudah dibentuk meliputi : 1) kemampuan dasar komunikasi. S etidaknya ada tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki seorang public relations, yaitu kemampuan mendengarkan, menulis dan berbicara, baik dalam kontek komunikasi organisasi maupun berbicara didepan publik. S elain ketiga hal tersebut, untuk menjalankan peran manajerial maka seorang PR juga perlu memiliki kemampuan melakukan riset, menyusun perencanaan dan mengevaluasi hasil riset. 2) PR mencakup berbagai aktivitas kerja yang dilakukan berkaitan dengan proses komunikasi seperti memproduksi media release, company profile, ataupun majalah internal termasuk disini program kampanye membentuk kesadaran akan isu tertentu ataupun membentuk image positif organisasi. 3) PR berperan dalam membangun suatu sistem komunikasi seperti sistem pengumpulan informasi dari publik, membentuk kelompok pelanggan ataupun komunitas untuk mendapatkan masukan, ataupun dengan menjalin hubungan baik dengan para editor dan wartawan. 4) PR berkaitan dengan aktivitas memanfaatkan sistem komunikasi yang sudah ada.
adalah masalah tanggungjawab sosial, sehingga publicrelations membantu organisasi mewujudkan tanggungjawab social melalui program-programnya.
B erkaitan dengan fungsi manajemen, Hutapea (2000) menjelaskan bahwa PR adalah fungsi manajemen untuk membantu menegakkan dan memelihara aturan bersama dalam komunikasi, demi terciptanya saling pengertian dan kerjasama antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya. S elain itu, membantu manajemen dalam menanggapi pendapat publiknya, mengatur dan menekankan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu memonitor bertindak sebagai suatu sistem tanda bahaya dan berjaga-jaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan buruk, serta menggunakan penelitian dengan teknik-teknik komunikasi yang efektif dan persuasif untuk mencapai semua itu.
D alam lingkungan bisnis yang terus berubah dan berkembang sesusi dengan dinamika organisasi, public relations harus ditempatkan pada platform yang lebih tinggi. K ebutuhan perusahaan yang berkembang tidak hanya mengembangkan produk atau jasa, tetapi harus berbuat lebih yakni membina hubungan positif dan konsisten dengan pihak-pihak yang terlibat dengan organisasi. Oleh karena itu, agar berkembang dan berfungsi optimal public relations harus didukung oleh berbagai pihak (Octavia, 2003).
C SR dan k iner j a per usahaan
Harga pasar saham harus mencerminkan nilai dasar yang diharapkan dari saham, yaitu potongan potongan dividen yang diharapkan yang diperoleh pemilik saham. B ila investor rasional, dan nilai harapan yang terinformasi sepenuhnya segera direvisi dengan datangnya berita, jika berita tersebut mengacu pada sebuah acara mempengaruhi satu atau lebih faktor yang menentukan nilai fundamental saham (diharapkan arus kas masa depan, suku bunga, risiko premi, saham beta, dan lain-lain). D i dalam perspektif, dampak kejadian, seperti entri atau keluar dari indeks D omini harus diprediksi berdasarkan kerangka teoritis, yang mengevaluasi dampaknya dari acara itu sendiri pada komponen yang berbeda dari formula yang fundamental nilai saham
responsibility dan corporate kinerja, dan, lebih spesifik lagi dalam kasus kami, kriteria spesifik perusahaan kinerja yang ditunjukkan oleh nilai pemegang saham.
K inder, L ydenberg dan D omini R esearch & A nalytics, Inc. (K L D ) membagi K riteria C S R dianalisis untuk dimasukkan dalam indeks D omini 400 menjadi delapan luas kategori: i) masyarakat; ii) tata kelola perusahaan; iii) keragaman; iv) karyawan hubungan; v) lingkungan; vi) hak asasi manusia; vii) kualitas produk; dan viii) isu bisnis kontroversial Untuk masing-masing, indeks D omini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan menunjukkan serangkaian tindakan korporasi yang jatuh salah satu dari dua kategori tersebut.
S ecara keseluruhan, kita menemukan bahwa sebagian besar kekuatan dan kelemahan di masing-masing dari delapan domain adalah kenaikan biaya, dengan pengecualian kualitas produk bagian, dan peraturan yang membatasi kompensasi manajerial (dalam hubungan karyawan) bagian). Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar kriteria S R (lihat di khususnya yang ada dalam hubungan karyawan, lingkungan, masyarakat dan manusia bagian kanan) melibatkan pergeseran fokus dari maksimalisasi nilai pemegang saham untuk memuaskan kepentingan pemangku kepentingan yang lebih luas (pemegang saham tetapi juga masyarakat lokal, pekerja, subkontraktor dalam dan luar negeri) .
A rgumen 'nilai tambah' lainnya diajukan oleh F reeman (1984) siapa menganggap bahwa C S R merupakan pilihan optimal untuk meminimalkan biaya transaksi dan konflik potensial dengan para pemangku kepentingan. D alam perspektif ini, C S R dapat dilihat sebagai alat yang efektif untuk memperbaiki reputasi perusahaan, dan mengurangi risiko yang tersisa korban aktivisme konsumen dan tindakan hukum.
Oleh karena itu, kinerja perusahaan kompleks dan kompleksitasnya diperkuat oleh literatur empiris di lapangan yang tidak memberikan hasil yang jelas. Y ang mendukung sebuah hubungan positif, adalah studi yang menunjukkan bahwa: i) biaya untuk memiliki sebuah tingkat C S R yang tinggi lebih dari sekedar kompensasi oleh tunjangan dalam semangat kerja karyawan dan produktivitas (S oloman dan Hansen, 1985); ii) C S R terkait secara positif dengan kinerja keuangan (Pava dan K rausz, 1996; dan Preston dan O'B annon, 1997); iii) sinergi positif ada antara kinerja perusahaan dan kinerja yang sangat baik hubungan dengan pemangku kepentingan (S tanwick dan S tanwick, 1998; V erschoor, 1998); iv) Perubahan dalam C S R berhubungan positif dengan pertumbuhan penjualan dan tingkat pengembalian penjualan dengan C S R selama tiga periode keuangan (R uf et al, 2001). Oleh karena itu, pilihan C S R perusahaan mungkin bermanfaat dalam hal penjualan bersih atau nilai tambah per pekerja, namun tidak harus dalam hal pemegang saham nilai.
C S R dan Upaya Pemasar an Per usahaan
Menururt perspektif kami tentang pemasaran melalui C S R memberi tujuan baru untuk strategi C S R mereka yaitu pembangunan identitas dan reputasi yang dirasakan. Memang, C S R tampaknya merupakan sarana yang hampir sempurna sebagai sarana dalam upaya pemasaran perusahaan, sebagian besar perusahaan yang dilakukan dengan benar, bisa menjadi hal yang penting bagi pemangku kepentingan dari semua garis untuk membentuk ikatan berbasis identifikasi yang kuat dan tahan lama dengan perusahaan. Oleh karena itu, dorongan utama pemasaran korporat adalah kebutuhan perumusan, implementasi dan penilaian C S R yang bijaksana dan berarti strategi yang tidak terlalu dipaksakan pada berbagai kelompok pemangku kepentingan namun. S ebagai gantinya, diciptakan bersama (Hildebrand dan S en, 2011).
T anggung jawab social ( C S R ), merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan, dalam segala aspek. S ecara umum C S R dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan menerapkan pembangunan berkelanjutan, yang diartikan sebagai proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” ( B urndtland R eport dari PB B , 1987, dalam R achman, M, Nurdizal, 2011: 11). Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga hal kebijakan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Menurut A priatni (2011) perusahaan dianggap memiliki kewajiban untuk memiliki tanggung jawab sosial karena seiring dengan sumbangan pembangunan perekonomian yang diberikan oleh perusahaan, secara langsung atau tidak langsung juga memanfaatkan sumber daya lingkungan. K erusakan lingkungan yang ditimbulkan dapat mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu tanggung jawab sosial perusahaan menj adi kewajiban. S eperti tertulis dalam Undang- Undang Penanaman Modal dalam pasal 15 huruf b dan pasal 34 ayat 1, T ahun 2007, disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksankan tanggung jawab sosial perusahaan. J ika tidak, maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal. D emikian pula dalam Undang-undang No 40 T ahun 2007 tentang Perseroan T erbatas,pasal 74, ayat 1, menyebutkan bahwa PT yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab social dan lingkungan.
untuk pemberdayaan kopi pada masyarakat A ceh. D isatu pihak S tarbuck akan memperoleh manfaat dengan hasil pertanian kopi, sebagai bahan baku yang diperlukan dalam aktivitas bisnis yang dilakukan. C ontoh lain seperti yang dilakukan oleh U nilever dengan melakukan pengembangan UK M untuk penanaman kedelai hitam dan budidaya ikan air tawar. Hasil pertanian dan budidaya tersebut digunakan sebagai bahan baku R oyco dan bahan baku kecap merek B ango (Prastowo, 2011: 33).
B entuk kegiatan yang lain dapat berupa pemberian beasiswa untuk anak-anak sekolah disegala tingkatan pendidikan, bantuan dana untuk perbaikan infrastruktur, dan lain-lain. Pendekatan yang digunakan dalam penentuan bentuk kegiatan hendaknya dapat mengakomodasi kepentingan stakeholder.
Pembangunan berkelanjutan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan setiap insan di bumi ini berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. T erlebih bagi pengusaha, dalam aktivitas bisnisnya telah memperoleh banyak keuntungan yang berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada. K onsep C S R akan mendorong pengusaha melakukan aktivitas bisnis dengan lebih mengedepankan aspek etika. Menurut W illiam J .B yron (2010) dalam Prastowo (2011: 50), terdapat empat tingkat tanggung jawab sosial, yaitu ekonomis, legal, etis, dan bebas atau filantropis. Pada tingkat ketiga adalah tanggung jawab etis, yaitu dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap martabat manusia (termasuk didalamnya karyawan, konsumen, rekan kerja, pesaing dan sebagainya). S elain itu tanggung jawab etis juga termasuk sebagai penghormatan atas lingkungan fisik yang telah menjadidampak atas kegiatan perusahaan. D alam implementasi bisnis, pelaku usaha harus menjaga keseimbangan alam melalui sikap menghormati lingkungan dengan memberikan perlindungan terhadap lingkungan.
membangun keadilan dengan lebih mengedepankan prinsip keadilan, sehingga keadilan dapat dirasakan, baik bagi masyarakat kurang mampu maupun bagi seluruh masyarakat Indonesia.
K eberhasilan melaksanakan C S R , diperlukan komitmen yang kuat; ketulusan dari semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan C S R ; serta adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan hidup manusia saat ini maupun generasi mendatang. S elebihnya perwujudan C S R , hendaknya mengacu pada pedoman yang dapat dijadikan acuan bersama antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat. B entuk tanggung jawab sosial dapat bervariasi, tergantung pada kemampuan perusahaan, maupun bentuk kebudayaan yang berlaku di masyarakat lingkungan.Prinsip berkelanjutan dalam tanggung jawab sosial diharapkan akan mewujudkan perbaikan kesejahteraan masyarakat.
3.2.A nalisis
Pengar uh K epedulian Sosial Per usahaan ter hadap Pembelian
D ewasa ini kepedulian masyarakat terhadap tanggung jawab social social mendapatkan perhatian, bahkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan semakin memandang penting terhadap perlunya perhatian mereka terhadap aspek lingkungan dan hal inilah yang kemudian melahirkn konsep T anggung J awab S osial Perusahaan (C oporate Social Responsibility). B entuk kegiatan C S R ini semakin bervariasi dan berkembang, dari penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pemberian beasiswa studi kepada siswa kurang mampu, pemberian bantuan kepada korban bencana alam, dan sebagainya.
K epedulian perusahaan terhadap lingkungan ini merupakan salah satu sumber peningkatan keberkahan. K etika konsumen mengetahui bahwa kandungan berkah pada suatu barang meningkat, ia akan meningkatkan pembelian barang tas barang tersebut dan mengurangi pembelian terhadap barang yang kandungan berkahnya lebih rendah.
J ika hal itu dianalisis secara matematis, maka akan terlihat bahwa peningkatan kandungan berkah suatu barang (bx) akan meningkatkan jumlah barang yang diminta (D x). A susmsikan nilai Px = Py = 10, bx = by = 1, α = β =1 dan 1 = 1000. Maka jumlah barang X yang diminta adalah 50 dan jumlah Y yang diminta adalah 50. J ika sekarang jumlah berkah dari barang X meningkat karena adanya amal saleh ( bx = 2), maka jumlah barang X yang diminta adalah 60 dan jumlah barang Y yang diminta adalah 40. T erlihat disini, bahwa jumlah barang Y turun sebagai akibat dari naiknya kandungan berkah pada barang saingannya ( X ).
S ekarang, jika harga X naik menjadi 20, cateris paribus, maka jumlah barang X yang diminta turun menjadi hanya 25. Namun jika kenaikan harga ini dilakukan secara bersama-sama (simultan) dengan ,kenaikan berkah (berkah barang X naik menjadi 3), maka jumlah barang X yang diminta adalah 33,3, bandingkan hal ini dengan 25 pada kasus di mana tidak ada kenaikan berkah.
D ari kedua contoh di atas bias dilihat, bahwa kandungan berkah telah mampu meningkatkan permintaan barang, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan harga meningkat. D engan demikian, kandungan berkah merupakan suatu hal yang sangat berguna bagi produsen untuk selalu diusahakan. D i lain pihak, hal tersebut akan mampu meanarik konsumen Muslim untuk mengonsumsinya (P3E I, 2014).
4. Penutup
D alam penulisan ini menunjukkan bahwa tanggung jawab social perusahaan atau corporate social responsibility (C SR) dapat berpengaruh positif terhadap kemaslahatan perusahaan. Hal ini dikarenakan disetiap perusahaan mengeluarkan C S R maka perusahaan telah berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat. D i samping C S R sendiri merupakan sebuah kegiatan pertanggung jawaban atas hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan yang berdampak negative terhadap masyarakat.
D isisi lain dengan adanya kegiatan tanggung jawab social perusahaan ini sendiri meningkatkan tingkat preferensi produk terhadap produk dari perusahaan yang memiliki tingkat C S R yang tinggi yaitu menjadikan konsumen lebih tertarik untuk mengonsumsi produk dari perusahaan tersebut. D engan produk yang semakin banyak yang terjual menjadikan pendapatan dari perusahaan tersebut juga meningkat. D an hal inilah yang di dalam agama Islam dikenal dengan konsep berkah.
D aftar Pustak a
A kerlof, G A . 1982. L abour contracts as partial gift exchange. T he Quarterl y J ournal of E conomics 97(4) , 543−569.
A priatni, E P. 2011. T anggung J awab Sosial dalam K ewujudkan K eadilan dalam Bisnis. F OR UM V ol 39, No 2 (2011): K ekerasan, S A R A dan K eadilan.
A rijanto, A gus. 2012. E tika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. J akarta: PT R ajaGrafindo Persada.
B acchetti, L eonardo et al. 2009. C orporate social responsibility and shareholder’s value: an empirical analysis. B ank of F inland R esearch D iscussion Papers 1/2009.
B askin, Otis,C raig A ronoff and D an L attimore.1997. Public Relations : The Profession and T he Practice. E disi empat. Madison : B rown & B enchmark
B ertens, K . 2007. E tika .J akarta: Gramedia Pustaka Utama.
C ultip, S cott M, A llen H. C enter, and Glen M. B rown. 2000. E ffective Public Relations. E ight edition. New J ersey: Prentice Hall.
D iogo Hildebrand, S ankar S en, C .B . B hattacharya. 2011. C orporate social responsibility: a corporate marketing perspective. E uropean J ournal of Marketing, V ol. 45 Issue: 9/10, pp.1353-1364.
F reeman, R E . 1984. Strategic Management: a Stakeholder approach. Pitman, B oston.
Grunig, J ames E & T odd Hunt. 1984. Managing Public relations. C hicago: Holt, R inehart and W inston, Inc.
Idris, A bdul R asyid. 2005. C orporate Social Responsibility (C SR) Sebuah gagasan dan Implementasi. D okumen http://www.F ajar.co.id, 22 November 2005.
Irianto, Y osal. 2004. C ommunity Relations. K onsep dan Aplikasinya.B andung: S imbiosa R ekatama Media.
Octavia, S utjiati. 2003. C orporate P ublic Relaions dalam D unia Usaha. Majalah Bank & Manajemen, Mei-J uni 2003.
Pava, L − K rausz, J . 1996. T he association between corporate social responsibility and financial performance. J ournal of B usiness E thics 15, 321−357.
Petkoski, D jordjija and T wose, Nigel (E d). 2003. Public Policy for C orporate Social Responsibility. J ointly sponsored by T he World Bank Institute, the Private Sector D evelopment V ice P residency of the World Bank, and the International F inance C orporation. D ocument of http://info.worldbank.org/july 7-25, 2003.
Prastowo, J oko dan Huda, Miftachul. 2011. C orporate Social Responsibility K unci Meraih K emuliaan Bisnis. Y ogyakarta: S amudra B iru.
Preston, L − O’B annon, D . 1997. T he corporate social-financial performance relationship. B usiness and S ociety 36( 1), 5−31.
R uf, B M − Muralidhar, K − B rown, R M − J anney, J J − Paul, K . 2001. An E mpirical Investigation of the Relationship Between C hange in C orporate Social Performance and F inancial Performance: A Stakeholder T heory Perspective. J ournal of B usiness E thics 32, 143–156.
S oloman, R − Hansen, K . 1985. It’ s Good Business. A theneum, New Y ork.
S tanwick, P A − S tanwick, S D . 1998. T he Relationship Between C orporate Social P erformance, and Organizational Size, F inancial Performance, and E nvironmental Performance: An E mpirical E xamination. J ournal of B usiness E thics 17, 195−204.
S uparman. 2013. C oorporate Social Responsibility : Bentuk T anggung J awab Sosial dan K epedulian Perusahaan dengan Masyarakat. S emarangt: J UR NA L INT E R A K S I, V ol II No.2, J uli 2013 : 69-81
V erschoor, C C . 1998. A Study of T he L ink Between as C orporation’s F inancial Performance and Its C ommitment to E thics. J ournal of B usiness E thics 17, 1509−1516.