di Pe
Ketua
Anggo
BKKBN PROVINSI A
Perusahaan Daerah Perkotaan
oleh
Tim Peneliti :
a
: Drs. Nasrullah Jakfar, M.A
gota
: Rosnidarwati, S.Ag.,M.A
Ira Damayanti, ST
KERJASAMA ANTARA
SI ACEH DENGAN KOALISI KEPEN
BANDA ACEH, 2013
.A
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Selawat dan salam kami sanjungkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia ke alam yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan.
Atas ridho Allah SWT Laporan Penelitian tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan penelitian ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada BKKBN Provinsi, Koalisi Kependudukan, Klinik KB PT. Arun, Klinik KB PTPN I Langsa, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) KB Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Langsa, serta semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan penelitian ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki laporan penelitian ini.
Akhirnya tim peneliti mengharapkan semoga dari Laporan Penelitian tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan” ini dapat dijadikan masukan untuk peningkatan program KB dimasa mendatang.
Banda Aceh, 30 November 2013 Ketua Tim Peneliti,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……….. ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Rumusan Masalah .……… 3
1.3 Tujuan Penelitian .……….. 3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..……… 3
1.5 Manfaat Penelitian ……… 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara Langsa ………. 5
2.2 Profil Perusahaan PT. Arun ………. 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………. 10
3.2 Lokasi Penelitian ……….. 10
3.3 Waktu Penelitian ……….. 10
3.4 Populasi dan Sampel ………. 10
3.4.1 Populasi ……….. 10
3.4.2 Sampel ……… 11
3.5 Teknik Pengumpulan Data ………. 11
3.5.1 Data Primer ………. 11
3.5.2 Data Sekunder ……… 11
3.6 Pengolahan Data ……… 11
3.7 Penyajian Data ………. 12
3.8 Analisis Data ……… 12
BAB IV ANALISA PENELITIAN 4.1 Analisa Penelitian di PT. Perkebunan Nusantara Langsa ………… 13
4.1.1 Analisa Karyawan PT. Perkebunan Nusantara Langsa …… 13
4.2 Analisis SKPD KB Kota Langsa………. 26
4.3 Analisa Penelitian di PT. Arun (Lhokseumawe) ……… 27
4.3.1 Analisa Karyawan PT. Arun (Lhokseumawe) ……….. 27
4.3.2 Analisa Tenaga Pelayanan Medis (Provider) di Klinik KB PT. Arun (Lhokseumawe) ……….. 37
4.4 Analisis SKPD KB Kota Lhokseumawe ………. 38
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………. 39
5.2 Saran ……… 39
5.3 Rekomendasi ……….. 40
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), Keluarga Berencana (KB) ini adalah: “Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.” Menurut Undang-Undang No.52 Tahun 2009, KB diartikan sebagai upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970′ an.
Adapun landasan hukum di Indonesia yang terkait dengan KB adalah sebagai berikut :
a. Tap MPR No.IV/1999 tentang GBHN
b. Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah c. Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
d. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
e. Undang-undang No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
f. Keputusan Presiden No. 09 tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
g. Peraturan Presiden No.7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2004-2009
i. Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/ Kepala BKKBN No.74/HK.010/B5/2001 tahun 2001 tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi dan Kabupaten/Kota
j. Keputusan Kepala BKKBN No. 159/HK-010/B5/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKKBN Provinsi Irian Jaya Barat
k. Keputusan Kepala BKKBN No. 182/HK-010/B5/2005 Organisasi dan Tata Kerja BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Sulawesi Barat
Program keluarga berencana bertujuan untuk membangun manusia Indonesia sebagai objek dan subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga. Disamping itu pelaksanaan program KB juga diarahkan untuk mengatur tingkat kelahiran atas dasar kesadaran dan tanggung jawab seluruh masyarakat dengan cara pemakaian metode kontrasepsi. Dengan demikian program KB merupakan cermin dari upaya menurunkan agar kelahiran (TFR) dan sekaligus membangun keluarga sejahtera.
Melalui pendekatan kemasyarakatan tersebut telah berhasil dibentuk dan dikembangkan kelompok-kelompok peserta KB di kalangan masyarakat yang sekaligus merupakan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program KB. Dengan makin diterimanya KB sebagai kebutuhan dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan dengan telah meningkatnya peran serta masyarakat maka mulai dirintis kemandirian dalam pelaksanaan program.
Untuk mencapai tujuan program KB yang juga merupakan kegiatan pembangunan di bidang sumber daya manusia diperlukan berbagai sasaran kebijakan di bidang Keluarga Berencana. Hingga kini pemerintah telah melakukan beragam upaya seperti advokasi dan KIE, pelembagaan KB di masyarakat, pendidikan kependudukan dan KB, pendidikan dan pelatihan petugas pengelolaan program, pelayanan kontrasepsi, pengadaan sarana prasarana dan pemantauan hasil kegiatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana di perusahaan daerah perkotaan ?
b. Bagaimana pemahaman dan penilaian pihak perusahaan dan karyawan perusahaan mengenai KB ?
c. Bagaimana penilaian karyawan perusahaan terkait dengan tenaga pelayanan medis (provider) dan fasilitas KB yang tersedia di klinik perusahaannya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana di perusahaan daerah perkotaan.
b. Untuk mengetahu sejauh mana pemahaman dan penilaian pihak perusahaan dan karyawan perusahaan mengenai KB.
c. Untuk mengetahui penilaian karyawan perusahaan terkait dengan tenaga pelayanan medis (provider) dan fasilitas KB yang tersedia di klinik perusahaannya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Kegiatan penelitian program kependudukan dan keluarga berencana perusahaan dan perkotaan di Provinsi Aceh dibatasi oleh tiga aspek yaitu :
a. Input, difokuskan pada kebijakan-kebijakan perusahaan, dan pedoman atau petunjuk teknis terkait pelayanan KB, Sumber Daya Manusia (SDM) penyelenggara program KB serta saran dan prasarana pendukung.
b. Proses, didasarkan pada pelaksanaan program kependudukan dan KB bagi karyawan.
c. Output, difokuskan pada pencapaian peserta KB baru dan peserta KB aktif.
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara Langsa
PT. Perkebunan Nusantara – I (Persero) merupakan satu-satunya BUMN Perkebunan yang berdomisili di Aceh dan telah mengalami beberapa kali Perubahan
sejak proses pengambil alihan kepemilikan dari Perusahaan Swasta Jepang dan
Belanda menjadi PPN Kesatuan Aceh melalui PP No. 142/Tahun 1961. Kemudian
dirubah kembali menjadi PNP-I dengan PP No. 14 tahun 1968. Dengan
memperhatikan tingkat kesehatan maka PNP-I dirubah menjadi PT. Perkebunan-I
(Persero) berdasarkan Akta Notaris No. 1 tanggal 2 Mei 1981. Sebagai upaya untuk
lebih meningkatkan produktivitas dan menghadapi tantangan globalisasi maka
diadakan konsolidasi BUMN Perkebunan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor : 6 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996, yang dikukuhkan dengan Akta
Pendirian Nomor : 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH di Jakarta.
Sesuai pasal 2 ayat 1, 2 dan 3 PP Nomor: 6 tahun 1996, PT. Perkebunan Nusantara-I
(Persero) merupakan penggabungan dari beberapa badan usaha perkebunan, yang
terdiri dari :
1. Ex PT. Perkebunan – I (Persero)
2. Ex PT. Cot Girek Baru (Persero) Aceh Utara.
3. Ex PT. Perkebunan – V (Persero) yang berada di wilayah Daerah Istimewa Aceh.
4. Ex PKS Cot Girek PT. Perkebunan – IX (Persero) Aceh Utara.
Adapun strategi dari perusahaan PTPN Langsa adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki Kinerja Perusahaan melalui upaya-upaya pencapaian produksi dan produktivitas serta efesiensi biaya untuk mendukung likuiditas perusahaan.
2. Melaksanakan komitmen perusahaan “Good Corvorate Governance” yang meliputi Transparansi, Independensi dan Akuntabilitas.
3. Restrukturisasi Asset Perusahaan
4. Restrukturisasi Hutang Jangka Panjang. Restrukturisasi Sumber Daya Manusia Maksud dan tujuan perusahaan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar
perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
di sektor pertanian sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan
1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional melalui upaya peningkatan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun ekspor, sekaligus dalam rangka meningkatkan ekspor non migas.
2. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.
3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air dan kesuburan tanah.
Visi perusahaan tersebut adalah mempertahankan eksistensi perusahaan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dimasa mendatang. Sedangkan misinya adalah mengoptimalkan pengelolaan perusahaan dibidang perkebunan dengan mengusahakan 2 (dua) budidaya yaitu kelapa sawit dan karet yang secara ekonomis dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar guna meningkatkan kinerja perusahaan serta ikut berperan aktif mensejahterakan taraf hidup masyarakat disekitar lingkungan PTP. Nusantara – I (Persero) khususnya dan di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam umumnya.
Adapun beberapa aktivitas bisnis yang dilakukan di perusahaan PTPN Langsa
adalah:
1. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain
yang sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.
2. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengelolaan hasil tanaman sendiri maupun pihak lain, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
3. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang
sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
4. Pengembangan usaha bidang perkebunan, Agro Wisata dan Agro Bisnis.
2.2 Profil Perusahaan PT. Arun
Diakui sebagai salah satu yang terbaik di industry LNG dunia, dua dasawarsa
perkembangan LNG Indonesia tidak diragukan lagi telah menorehkan tinta emas
Pada tahun 1977 Indonesia berhasil melakukan ekspor LNG yang pertama. Andil Indonesia dalam pasar LNG dunia meningkat dengan sangat menakjubkan sejarah kelayakan ekonomi, tehnik dan potensi pasarnya diakui pada pertengahan tahun 70an.
Pengabdian, kesungguhan dan kerja keras pimpinan dan seluruh karyawan telah terbukti menjadikan unsur kunci dalam mematok tolok ukur baru dari suatu keberhasilan untuk kerja.
Sebagai penghasil devisa dan pajak pendapatan nomor dua setelah minyak bumi, LNG (Gas Alam Cair) memainkan peranan yang semakin penting sebagai pendorong laju pembangunan nasional. Kini Indonesia merupakan pengekspor LNG terbesar di dunia dan menguasai 40% pangsa pasar.
Untuk meresapi sepenuhnya pengaruh LNG bagi Indonesia, kita harus menempatkannya pada kaitan yang lebih luas dari sekedar lingkup ekonomi semata. Dengan upaya yang terus menerus, industri LNG Indonesia saat ini dikenal unggul dalam pengelolaan kesempatan kerja, pengembangan tenaga teknik dan professional lainnya, serta pengembangan kaidah dan budaya manajemen yang khas.
Penghargaan, pujian dan pengakuan dari berbagai lembaga di dunia, pemerintah dan bahkan perhatian dari para pesaingnya, jelas membuktikan hal itu.
Sejarah dua dasawarsa bukanlah tanpa tantangan; persaingan pasar enerji yang semakin ketat, beberapa kontrak penjualan hampir berakhir, tambahan sumber gas baru perlu ditemukan, perhatian terhadap perlindungan lingkungan yang semakin meningkat. Semua hal tersebut menuntut kiat-kiat baru dan terobosan dalam bidang pemasaran, teknologi dan manajemen.
Keberhasilan yang telah dicapai jelas merupakan bakti bahwa industri LNG Indonesia, dengan sistem manajemen yang handal dan sumber daya manusia yang terlatih siap menghadapi tantangan dan pengembangan usaha LNG baru di mana saja di dunia pada masa mendatang.
Industri LNG Indonesia pasti akan mendapat tempat yang terhormat di garis depan kepemimpinan Indonesia yang sedang menanjak, dalam percaturan politik dan ekonomi Asia Pasifik.
Keputusan untuk membangun kilang LNG Arun dibuat setelah ditemukan salah satu sumber gas terbesar di dunia pada tahun 1971 oleh Mobil Oil Indonesia Inc., mitra Pertamina atas dasar kontrak bagi hasil.
Keberhasilan PT. Arun terlah terkenal luas dan saat ini kilang LNG Arun merupakan salah satu sarana pengolahan LNG terbesar di dunia. Karena LNG memiliki peranan yang terbesar bagi pertumbuhan pembangunan nasional, maka PT. Arun NGL Co. dihadapkan pada berbagai tantangan. Diantaranya tantangan-tantangan tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia, penguasaan teknologi mutakhir, pertumbuhan dalam persaingan pasar, tanggap dalam memenuhi tuntutan operasi dengan tingkat keamanan dan keselamatan kerja yang tinggi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan produksi, serta peningkatan kehandalan operasi kilang.
Pembangunan sarana kilang LNG Arun yang diawali dengan 3 unit produksi (train) LNG, dimulai menjelang akhir tahun 1974 dengan Bechtel Inc. sebagai kontraktor utamanya. Mobil Oil Indonesia Inc., sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina, bertindak selaku pelaksana operasi dan bertanggung jawab atas pengembangan ladang gas Arun yang menyediakan bahan baku untuk kilang LNG Arun. Gas umpan dialirkan ke kilang LNG untuk pertama kalinya ada bulan Maret 1978.
Produksi kondensat dimulai pada bulan Mei 1977, saat kilang LNG Arun sedang dibangun. Train 1 mulai menghasilkan LNG pada bulan Agustus 1978, train 2 pada bulan September 1978 dan train pada bulan Februari 1979. Kilang LNG Arun dikelola oleh PT. Arun NGL Co. sebuah perusahaan nirlaba. PT. Arun NGL Co., sahamnya dimiliki oleh Pertamina (55%), Mobil Oil Indonesia Inc. (30%) dan JILCO (Japan-Indonesia LNG Co. 15%) yang mewakili pembeli.
Awal tahun 1981 unit permunian gas dari menjadi train 1, 2, dan 3 kilang LNG Arun mengalami modifikasu untuk peningkatan kapasitas produksi menjadi 115% dari rancangan kapasitas semula 1,7 juta ton LNG per train per tahun. Awal tahun 1982 kilang Arun dikembangan lagi dengan menambahkan 2 train (4 & 5) untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 3,4 juta ton per tahun, untuk diekspor ke Jepang.
Pengembangan proyek dilajutkan dengan pembangunan train 6. Rekayasa dan pembangunan train 6 dikerjakan oleh JGC Corporation. Train 6 mulai berproduksi pada bulan Oktober 1986, sebulan lebih cepat dari jadwal.
Pembangunan sarana LPG dimulai bulan Pebruari 1987. Proyek ini termasuk pembangunan sarana ekstraksi LPG di lapangan gas Arun dan di kilang LNG Arun. Disamping itu dibangun juga tangki penyimpanan LPG dan sara pemuatan tersendiri di kilang LNG Arun.
Proyek ini dikerjakan oleh JGC Corporation dan selesai pada bulan Oktober 1988. Sebagai upaya untuk memenuhi target produksi yang telah ditentukan, PT. Arun telah menyelesaikan suati proyek peningkatan kapasitas di kilang LNG yang dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1993. Beberapa peralatan telah dimodifikasi sehingga dapat beroperasi pada tingkat 138% dari kapasitas rancang awal. Dengan demikian kemampuan produksi menjadi lebih dari 2 juta ton LNG per train per tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan gas, berapa sumber gas baru akan dikembangkan. Dalam waktu dekat lading gas Lhoksukon Selatan yang terletak 15 km di selatan ladang gas Arun akan mulai beroperasi.
Kemudian menyusul lading gas Pase yang lebih ke selatan lagi dan juga ladang gas NSO yang terletak 170 km lepas pantai timur laut dari kilang LNG Arun akan beroperasi sebelum tahun 2000.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah studi deskriptif yang peristiwanya dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Fenomena disajikan apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Penelitian ini bersifat observasional yaitu pengukur langsung di lapangan dan melakukan wawancara langsung dengan narasumber dengan menggunakan angket atau kwesioner.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa. Tepatnya disalah satu perusahaan terbesar di kedua kota tersebut. Kota Lhokseumawe mempunyai perusahaan penghasil gas terbesar yaitu PT. Arun dan Kota Langsa memiliki perusahaan perkebunan sawit terbesar yaitu PT. Pekebunan Nusantara I. Jadi lokasi penelitiannya difokuskan pada kedua klinik perusahaan tersebut.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11– 16 November 2013. Dari tanggal 11 – 13 November 2013 pengambilan data di Klinik PT. Arun. Pada tanggal 14 - 16
November 2013 pengambilan data berlanjut ke PT. Pekebunan Nusantara I.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa karyawan PT. Arun dan PTPN
Langsa. Kedua perusahaan tersebut terpilih karena perusahaan tersebut masih
memiliki provider dan klinik pelayanan KB. Selain itu, wawancara dilakukan juga
3.4.2 Sampel
Untuk mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan menentukan jumlah rata-rata karyawan yang memakai alat kontrasepsi per tahun di klinik KB perusahaan tersebut.
Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 45 karyawan PTPN I Langsa dan 37 karyawan PT. Arun. Mereka adalah peserta program KB. Pengambilan sampel dilakukan secaranonrandom sampling, dengan menggunakan caraAccidental samplingyaitu pengambilan kasus atau responden yang kebetulan ada dan tersedia di suatu tepat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Karyawan perusahaan, petugas medis klinik perusahaan, dan petugas KB kabupaten/kota yang menjadi sample penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk melihat singkronisasi jawaban pada saat dilakukan wawancara atau pengisian kwesioner.
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengisian kwesioner kepada responden yang telah disusun sebelumnya.
3.5.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Kantor KB Kabupaten/Kota dan Klinik KB masing-masing perusahaan di Kota Lhokseumawe maupun Kota Langsa.
3.6 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editingyaitu data yang telah dikumpulkan dan diperiksa kebenarannya.
2. Coding yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut bentuk dengan memberikan kode tertentu.
3.7 Penyajian Data
Setelah dianalisis secara teliti, seluruh data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilengkapi grafik, serta uraian penjelasan dalam setiap bentuk narasi tabel serta tabel silang.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara bertahap sebagai berikut :
1. Mencari persentase dari masing-masing pertanyaan berdasarkan kwesioner yang telah dijawab oleh responden
2. Mengaitkan jawaban dari pertanyaan satu dengan yang lainnya
4.1 Analisa Penelitian di P 4.1.1 Analisa Karyawan PT
Karyawan PT. Perk mengikuti program KB adal 97,8% respondennya adala
Kesadaran karyawa tinggi. Ini terbukti bahwa K Tingkat Provinsi Aceh.
Piagam Penghargaan Pe Jumlah
BAB IV
ANALISA PENELITIAN
i PT. Perkebunan Nusantara Langsa PT. Perkebunan Nusantara Langsa
erkebunan Nusantara (PTPN) Langsa sebag alah perempuan. Ini dapat dilihat dari hasil gra alah perempuan.
wan PTPN Langsa dalam hal pentingnya ber-K Klinik PTPN Langsa memperoleh Juara I Kl
Gambar 4.1
Peserta Terbaik 1 Lomba KB Perusahaan Tahu Diterima oleh PTPN I Langsa
2.2
97.8 Grafik 1
lah Responden Karyawan PTPN Langsa Laki-Laki Perempuan
agian besar yang grafik di bawah ini,
r-KB sudah sangat Klinik KB Terbaik
Tingkat pendidikan (PTPN) Langsa adalah sarj Berikut adalah gambar graf
Karyawan PTPN La dan pemerintah. 77,8% re bahwa karyawan PTPN La
kesehatan anak yang dika
responden berdasarkan usi
0 10
Tingka
- Sarjana
- Tidak Tamat SMA - Tamat SD
4.4 Jumlah Res Dibawah 20 tahun
n para responden di perusahaan PT. Perkebu
arjana berjumlah 8,9%, Diploma 53,3%, tamat
rafik tingkat pendidikan responden di PTPN Lan
Langsa menikah diusia yang tepat dan dianjur
responden menikah diusia 20 – 25 tahun. In
Langsa sudah sadar akan usia aman untuk
ikandungnya nanti. Grafik dibawah ini menj
usia pernikahannya.
20 30 40 50 60
Grafik 2
kat Pendidikan Responden di PTPN Langsa
- Sarjana - Diploma - Tamat SMA - Tidak Tamat SMA - Tamat SMP - Tidak Tamat SMP - Tamat SD - Tidak Tamat SD
4.4
77.8
11.1 6.7 Grafik 3
esponden Berdasarkan Usia Pernikahannya Dibawah 20 tahun 20-25 tahun 25-30 tahun Diatas 30 tahun
ebunan Nusantara
- Tidak Tamat SMP
Tingkat usia pern Karyawan PTPN Langsa pertama mereka. Hanya 4, yaitu usia diatas 30 tahun. S
Kesadaran Karyawa hasil survey 58,1% respon pemerintah, dua anak cuku sisanya 16,3% hanya mem Usia Ka
ernikahan juga mempengaruhi usia keham sa 75,6% responden berusia 20-25 tahun
4,4% responden yang kehamilan pertamanya n. Sebagaimana tergambar pada grafik di bawa
wan PTPN Langsa untuk ber-KB cukup tinggi, onden memiliki 2 orang anak. Sebagaimana kup. Hanya 25,6% responden yang memiliki 3 miliki 1 orang anak, seperti yang tertuang pada
0
75.6
20.0
4.4 Grafik 4
Karyawan PTPN Langsa Saat Kehamilan Pertama
Dibawah 20 tahun 20-25 tahun 26-30 tahun Diatas 30 tahun
16.3
58.1
25.6
0 Grafik 5
h Anak yang Dimiliki oleh Masing-masing Responden pada PTPN Langsa
1 orang 2 orang 3 orang lebih dari 3 orang
amilan pertama. n saat kehamilan nya diusia rentan, wah ini.
Jarak usia anak pertama dengan anak kedua juga mempengaruhi kesehatan reproduksi si ibu. Alangkah baiknya jarak usia kehamilan juga direncanakan dengan baik oleh pasangan suami istri. Selain mempertimbangkan kesehatan reproduksi sang ibu, juga mempertimbangkan kesejahteraan dan gizi sang anak demi menjaga pertumbuhan dan jaminan pendidikannya kedepan.
Mengenai hal tersebut di atas, karyawan PTPN Langsa sudah merencanakan dalam mengatur jarak usia anak pertama dengan anak kedua. 33,4% responden mengatur diatas usia 3 tahun antara anak pertama dengan kedua. Jarak 3 tahun dijawab oleh 43,2% responden dan sisanya menjawab pada usia 1 dan 2 tahun. Seperti tergambar pada grafik dibawah ini.
Hampir 100% responden di perusahaan PTPN Langsa telah mengetahui informasi mengenai KB. Ini menunjukan bahwa petugas medis di klinik PTPN Langsa secara intens menginformasikan mengenai KB kepada para karyawan PTPN Langsa.
5.4
18.9
43.2
32.4 Grafik 6
Beda Usia antara Anak Pertama dengan Kedua yang Dimiliki Karyawan PTPN Langsa
Jadi semakin tingg pengetahuan mengenai KB grafik di atas.
Sumber informasi m bidan klinik. 28,9% menjaw Seperti yang tergambar pad
Informasi yang jelas 91,1% responden di PTPN
0.0
ggi tingkat pendidikan di perusahaan PTPN KB semakin tinggi. Ini terbukti sebagaimana t
si mengenai KB yang didapat oleh responden, awab petugas KB, dan sisanya menjawab dokt
ada grafik di bawah ini.
las mengenai KB yang disampaikan oleh tim m N Langsa yakin untuk menggunakan alat kont 0.0
Karyawan PTPN Langsa yang Mengetahui Informasi KB
Teman, 0Saudara, 0 Grafik 8
antusias responden untuk menggunakan alat kontrasepsi dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Informasi yang didapat mengenai alat kontrasepsi, juga mempengaruhi karyawan PTPN menentukan alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai untuk digunakan. Karyawan PTPN Langsa pada awal ber-KB, 51,2% menggunakan alat kontrasepsi IUD/Spiral/AKDR, 14,6% memakai suntik KB. Ada juga yang menjawab lain-lain, seperti yang tertuang pada grafik berikut ini.
Ya, 91.1
Responden yang Memakai Alat Kontrasepsi di PTPN Langsa
Kondom, 4.9 Tubektomi, 14.6 Vasektomi, 0
Obat Vagina, 0Lain-lain, 4.9
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0
Jumlah Responden Grafik 10
Pertanyaan kwesion 57,1% responden menjawa menjawab sudah pernah dikarenakan beberapa alasa dan belum pernah menggan
Pergantian alat kon beberapa masalah yang kontrasepsi yang dilakukan
Sumber : Data Anali 0.0
sioner terkait dengan pergantian penggunaan a wab belum pernah mengganti alat kontrasep ah. Jadi jawaban belum pernah sedikit lasan. Grafik berkaitan dengan jumlah respond ganti alat kontrasepsinya dapat dilihat pada gra
ontrasepsi sebagaimana dijabarkan di atas, g dihadapi oleh para akseptor. Alasan pe kan para aseptor dapat dilihat berdasarkan tabe
Tabel 1
den PTPN Langsa Mengganti Alat Kontrase
Alasan Jumlah (%
60.0 Sudah, 42.9Belum, 57.1 Grafik 11
PTPN Langsa yang Pernah dan Belum Perna Mengganti Alat Kontrasepsinya
Berdasarkan tabel responden mengganti alat tersebut responden memu Maka alat kontrasepsi ya kontrasepsi sebelumnya d menjawab lain-lain karena a
Dari Grafik 9, ada tersebut dikarenakan bebe menikah dan belum dikarun
Alasan Responden P
Sumber : Data Anali
0.0 10.0
1 Implan/susuk, 0 Alat Kontrasep
Lang
el di atas, menunjukkan alasan yang p at kontasepsinya karena kesehatan terganggu mutuskan untuk segera menggantikan alat
yang banyak dipilih setelah dilakukan pe dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Ada j a alasan yang sifatnya pribadi.
a 8,9% responden tidak menggunakan alat k berapa alasan. Alasan yang paling tinggi ada runiai anak. Alasan lain dapat dilihat pada tabe
Tabel 2
n PTPN Langsa Tidak Menggunakan Alat Ko
Alasan Jumlah (%
um memiliki anak 50
k diizinkan suami 0
Takut 25
epsi yang Banyak Diminati oleh Karyawan P ngsa setelah Melakukan Penggantian
paling dominan, gu. Jadi, dari efek t kontrasepsinya. penggantian alat a juga responden
Karyawan PTPN La PTPN Langsa. Mereka bisa seluruh karyawan PTPN L dapat dilihat langsung pada
Dari Grafik 12, kontrasepsinya. Adapun no menjawab sebesar Rp.10.0 bayar, dapat dilihat pada gr
0.0
Langsa dengan mudah memperoleh alat kont
bisa memperolehnya secara gratis maupun
Langsa mendapatkan alat kontrasepsi secar
da grafik di bawah ini.
, 6,8% responden membayar untuk men
nominal yang harus mereka bayar adalah 66
0.000 – Rp. 25.000. Detail berapa biaya yang
grafik berikut ini. 0.0
ar/Gratis) Karyawan PTPN Mendapatkan Ala Kontrasepsi
66.7
0 33.3 Grafik 14
at Kontrasepsi yang Harus Dikeluarkan oleh Karyawan PTPN Langsa
Rp. 10.000 - Rp. 25.000 Rp. 25.000 - Rp. 50.000 Diatas Rp. 50.000
Jadi harga alat ko Walaupun ada yang mengg jadi masalah karena tingat Kenapa ada akseptor yang I Langsa? Karena pada sa tersebut kehabisan stok, jad
Selain harga, pelaya PTPN untuk ber-KB. Grafi pelayanan petugas KB d menunjukkan bahwa Klinik Perusahaan Tahun 2013 Ti
Setelah harga, pe kesuksesan program KB a Grafik 15 dapat terlihat jel 77,8% menunjukan sangat Tanggapan K
kontrasepsi masih dapat dijangkau oleh ka ggunakan alat kontrasepsi di atas harga Rp. 5 gat kesadaran Karyawan PTPN untuk ber-KB ng membayar untuk mendapat alat kontrasepsi saat alat kontrasepsi tersebut dibutuhkan, saa jadi akseptor berinisiatif membelinya sendiri. ayanan petugas KB juga mempengaruhi daya m
afik dibawah dapat dilihat, 62,2% responden di Klinik PTPN sangat baik. Sisanya m inik PTPN I Langsa layak menyandang Juar
Tingkat Provinsi Aceh.
pelayanan petugas KB, faktor lain yan adalah tempat pelayanannya. Dari jawaban
Karyawan PTPN Langsa Terhadap Pelayan dari Petugas KB di Klinik
Sangat Baik Baik
Ketersediaan berba menentukan akseptor tertar langsung alat kontrasepsi y
Tanggapan K
Sangat Baik
Ketersediaa Selalu tersedia
bagai jenis alat kontrasepsi di klinik adalah f tarik untuk ber-KB. Jadi akseptor dapat menge i yang akan mereka gunakan nantinya.
77.8
20.0 2.2
0 Grafik 16
n Karyawan PTPN Langsa Terhadap Keadaa Tempat Pelayanan KB di Klinik
Sangat Baik Baik Cukup Tidak Baik
91.1
0 8.9
Grafik 17
iaan Alat Kontrasepsi di Klinik PTPN Langsa Selalu tersedia sering putus kadang-kadang putus/kehabisan
h faktor lain yang genal dan melihat aan
Grafik di atas terli kontrasepsi yang mereka g kadang-kadang putus/keha
Walaupun ketersed tetapi semua jenis alat kon pada Grafik 17 menceritaka Semua Jenis
Ada atau tidak
erlihat jelas bahwa dari 91,1% responden ka gunakan selalu tersedia di Klinik PTPN. Sisa
habisan.
sediaan alat kontrasepsi kadang-kadang p kontrasepsi mudah didapat di Klinik PTPN Lan
kan bahwa 100% responden menjawab ya. 100
0 Grafik 18
nis Alat Kontrasepsi Mudah Didapat di Klini PTPN Langsa
Ya Tidak
100
0 Grafik 19
aknya Masalah Menonjol Dalam Pelayanan di Klinik PTPN langsa
Tidak Ada
n menjawab alat isanya menjawab
putus/kehabisan, angsa. Ini terbukti linik
Pada Grafik 18 di atas, sudah cukup jelas bahwa pelayanan KB di Klinik PTPN Langsa sudah sangat baik. Ini ditunjukan dengan100% responden menyatakan bahwa klinik tersebut tidak ada masalah menonjol dalam pelayanan KB.
4.1.2 Analisa Tenaga Pelayanan Medis (Provider) di Klinik KB PT. Perkebunan Nusantara Langsa
Jumlah bidan yang ada di Klinik PTPN Langsa berjumlah 15 orang. Bidan yang telah mengikuti pelatihan KB sebanyak 5 orang. Adapun pelatihan yang pernah diikuti adalah pelatihan pemasangan IUD, pemasangan implant, dan pelatihan tubektomi.
Ada beberapa bidan yang belum mengikuti pelatihan pelayanan KB. Oleh karena itu perlu diadakan pelatihan pelayanan KB bagi bidan yang belum mengikutinya agar pelayanan KB di Klinik PTPN Langsa semakin optimal.
Tingkat antusias Karyawan PTPN Langsa untuk mengikuti KB sangat tinggi. Hal ini ditunjukan bahwa setiap hari ada saja, 1 sampai 20 orang peserta KB yang datang untuk berkonsultasi atau memperoleh pelayanan KB. Ada beberapa keluhan yang sering dilontarkan oleh peserta KB terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi adalah terjadinya pendarahan diakibatkan pemakaian PIL Kombinasi.
Penggunaan PIL dan suntik yang banyak diminati oleh para akseptor menjadi hambatan utama yang dialami oleh petugas KB di lapangan karena lokasi perkebunan yang luas dan sulit dijangkau oleh para petugas KB. Sehingga pemakaian IUD perlu disosialisasikan kepada Karyawan PTPN Langsa agar lebih efektif dan efisien.
Petugas KB Kota Langsa sebulan sekali berkunjung ke Klinik PTPN untuk memantau kinerja petugas KB dan ketersediaan peralatan KB. Hal ini perlu dilakukan agar kualitas pelayanan KB tetap terjaga dengan baik.
Semua jenis alat kontrasepsi di Klinik PTPN Langsa tersedia karena dipasok oleh BKKBN/ SKPD KB Kabupaten, dan dibeli oleh pihak perusahaan seperti PIL Diana dan Nova-T. Ginelogi bed/orgin bed, implant kit, IUD kit, steriksator, dan implant 2 plus merupakan jenis bantuan yang diterima Klinik PTPN Langsa dari BKKBN/ Kantor KB Kabupaten.
4.2 Analisis SKPD KB Kota Langsa
Kepala Bidang Kependudukan Keluarga Berencana Kota Langsa, Nusrialsyah, S.H bertugas untuk membina/ berkunjung ke klinik-klinik KB di Kota Langsa. Pembinaan ini dilakukan berdasarkan petunjuk dari tingkat provinsi. Beliau juga melakukan peninjauan ke klinik sesuai dengan kebutuhan petugas klinik. Petugas SKPD KB Kota Langsa melakukan kunjungan rutin ke klinik, sebulan sekali.
Mekanisme droping alat kontrasepsi ke klinik-klinik KB di Kota Langsa adalah sesuai dengan diagram di bawah ini :
Gambar 1.
Diagramdropingalat kontrasepsi ke klinik-klinik KB di Kota Langsa
Kantor SKPD KB Kota Langsa juga memberikan beberapa bantuan sesuai kebutuhan Klinik PTPN Langsa. Secara rutin setiap bulan Kantor SKPD KB Kota Langsa memberikan bantuan berupa peralatan KB seperti orgin bed, IUD Kit, Implant Kit, kondom, dan beberapa peralatan lainnya sesuai dengan permintaan petugas klinik KB PTPN Langsa.
Bapak yang berusia 52 tahun ini, bila ditanya mengenai hambatan apa yang dialami Petugas SKPD KB Kabupaten terkait dengan penyuluhan program KB di klinik PTPN Langsa, beliau menjawab tidak ada hambatan yang berarti. Ini terbukti dengan Klinik KB PTPN Langsa memperoleh Juara I Lomba KB Perusahaan Tahun 2013 Tingkat Provinsi Aceh.
Saran yang disampaikan Petugas SKPD KB Kota Langsa adalah khusus akseptor yang memakai alat kontrasepsi PIL dan suntik agar tidak memakainya dalam jangka waktu lama. Hal ini dapat menyebabkan efek gangguan hormon bagi akseptor. Karna pil dan suntik ini bersifar hormonal. Untuk itu petugas klinik harus memberikan konseling kepada akseptor terkait hal tersebut.
Kantor BKKBN
4.3 Analisa Penelitian di P 4.3.1 Analisa Karyawan P
Karyawan PT. Aru perempuan. Ini dapat diliha perempuan.
Jenjang pendidikan dari jenjang pendidikan di P berjumlah 32,4%, Diploma
i PT. Arun (Lhokseumawe) PT. Arun (Lhokseumawe)
run sebagian besar yang mengikuti progr ihat dari hasil grafik di bawah ini, 70,3% respon
an para responden di perusahaan PT. Arun ad di PTPN Langsa, yang memperoleh gelar sarja
a 43,2%, tamatan SMA 16,2%. Berikut adala nden di PT. Arun.
Laki-Laki, 29.7
Perempuan, 70.3 Grafik 20
mlah Responden Karyawan PT. Arun
0 0 2.7 5.4
16.2 43.2
32.4 Grafik 21
njang Pendidikan Karyawan PT. Arun
Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SMP Tamat SMP Tidak Tamat SMA Tamat SMA Diploma Sarjana
gram KB adalah spondennya adalah
adalah lebih tinggi sarjana di PT. Arun lah gambar grafik
Karyawan PT. Arun pemerintah. 45,9% respond karyawan PTPN Langsa su
anak yang dikandungnya n
usia dibawah 20 tahun seb
Grafik dibawah ini menjelask
Tingkat usia pern
Karyawan PT. Arun 48,6%
mereka. Hanya 2,9% resp
pertama. Ada juga yang ke
tahun, yaitu sebanyak 17,1% 5.4
un menikah diusia yang tepat dan dianjurkan
nden menikah diusia 20 – 25 tahun. Ini mem
sudah sadar akan usia aman untuk menikah d
a nanti. Tetapi masih ada yang menikah diusi
sebanyak 5,4% dan di atas usia 30 tahun se
laskan jumlah responden berdasarkan usia per
ernikahan juga mempengaruhi usia keham
6% responden berusia 20-25 tahun saat keh
sponden yang berusia dibawah 20 tahun di
kehamilan pertamanya diusia rentan, yaitu
,1%. Sebagaimana tergambar pada grafik di ba 5.4
45.9
37.8
10.8 Grafik 22
sponden Karyawan PT. Arun Berdasarkan U Pernikahannya
Dibawah 20 tahun 20-25 tahun 25-30 tahun Diatas 30 tahun
2.9
48.6
31.4
17.1 Grafik 23
aryawan PT. Arun Saat Kehamilan Pertama
Dibawah 20 tahun 20-25 tahun 26-30 tahun Diatas 30 tahun
n oleh dokter dan
mbuktikan bahwa
h demi kesehatan
iusia rentan, yaitu
sebanyak 10,8%.
ernikahannya.
amilan pertama.
ehamilan pertama
disaat kehamilan
Kesadaran Karyawan PT. Arun untuk ber-KB cukup tinggi, ini terbukti dari hasil survey 35,1% responden memiliki 2 orang anak. Sebagaimana dianjurkan oleh pemerintah, dua anak cukup. Tetapi yang memiliki anak lebih dari 3 lumayan tinggi juga, sebesar 21,6% dan 27% memiliki 3 orang anak, seperti yang tertuang pada grafik berikut.
Jarak usia anak pertama dengan anak kedua juga mempengaruhi kesehatan reproduksi si ibu. Alangkah baiknya jarak usia kehamilan juga direncanakan dengan baik oleh pasangan suami istri. Selain mempertimbangkan kesehatan reproduksi sang ibu, juga mempertimbangkan kesejahteraan dan gizi sang anak demi menjaga pertumbuhan dan jaminan pendidikannya kedepan.
Mengenai hal tersebut di atas, karyawan PT. Arun masih kurang dalam perencanaan mengatur jarak usia anak pertama dengan anak kedua. Ini terbukti pada grafik 6, bahwa jarak anak pertama dengan kedua masih terlalu dekat. 41,9% responden menjawab jarak usia anaknya 2 tahun. Bahkan 6,5% responden menjawab1 tahun.
16.2
35.1
27.0
21.6 Grafik 24
Jumlah Anak Lahir Hidup Karyawan PT. Arun Saat 1 orang 2 orang 3 orang lebih dari 3 orang
6.5
41.9
29.0
22.6 Grafik 25
Beda Usia antara Anak Pertama dengan Kedua yang Dimiliki Karyawan PT. Arun
Responden di perusa KB hanya berjumlah 5,4% perlu secara intens lagi me Arun, sehingga kedepan inf
Sumber informasi m 75% dari bidan klinik. 11,1% Seperti yang tergambar pad
Informasi yang jela sumber informasi lain, mey
0.0 Perawat, 2.8Petugas KB, 8.3 Teman, 2.8
Saudara, 0
0 10 20
Sumber Informa
rusahaan PT. Arun yang tidak mengetahui infor %. Ini menunjukan bahwa petugas medis di menginformasikan mengenai KB kepada para informasi KB di PT. Arun mencapai angka 100
si mengenai KB yang diperoleh oleh responde ,1% dari dokter, dan sisanya petugas KB, peraw
ada grafik di bawah ini.
elas mengenai KB yang disampaikan oleh eyakinkan 78,4% responden di PT. Arun untuk
1 Ya, 94.6
Tidak, 5.4 Grafik 26
yawan PT. Arun yang Mengetahui Informasi
Dokter, 11.1 Petugas KB, 8.3
30 40 50 60
Jumlah Responden Grafik 27
masi KB yang Didapat oleh Responden Kary PT. Arun
alat kontrasepsi. Tingkat a dapat dilihat pada grafik di b
Informasi yang di karyawan PT. Arun men digunakan. Penggunaan ala dan IUD/Spiral/AKDR seba menggunakannya. Ada juga berikut ini.
Pertanyaan kwesion 48,3% responden menjawa menjawab sudah pernah dikarenakan beberapa alasa dan belum pernah menggan
0.0 20.0
t antusias responden untuk menggunakan a di bawah ini.
didapat mengenai alat kontrasepsi, juga enentukan alat kontrasepsi yang tepat dan alat kontrasepsi terfavorit di Klinik KB PT. Arun banyak 34,5%. Kondom terfavorit ke-3, sebany uga yang menjawab lain-lain, seperti yang tertu
sioner terkait dengan pergantian penggunaan a wab belum pernah mengganti alat kontrasep ah. Jadi jawaban belum pernah sedikit lasan. Grafik berkaitan dengan jumlah respond ganti alat kontrasepsinya dapat dilihat pada gra
40.0 60.0 80.0 100.0
Ya, 78.4 Tidak, 21.6
Jumlah Responden Grafik 28
n yang Memakai Alat Kontrasepsi di PT. Aru
0 34.5
10.3 13.8 3.4 0 0 3.4 Grafik 29
psi yang Banyak Dipakai oleh Karyawan PT
PIL KB Implan/susuk IUD/Spiral/AKDR Suntik KB Kondom Tubektomi Vasektomi Obat Vagina Lain-lain
alat kontrasepsi
a mempengaruhi an sesuai untuk run adalah PIL KB anyak 13,8% yang rtuang pada grafik
Pergantian alat kon beberapa masalah yang kontrasepsi yang dilakukan
Sumber : Data Anali
Berdasarkan tabel responden mengganti alat tidak lancar, ingin coba a penyakit kista. Jadi, dar menggantikan alat kontrase
Pada awalnya 31,3% kontrasepsi suntik KB. Seb tersebut karena beberapa a
46.0 47.0 Karyawan PT. A
ontrasepsi sebagaimana dijabarkan di atas, g dihadapi oleh para akseptor. Alasan pe kan para akseptor dapat dilihat berdasarkan tab
Tabel 3
onden PT. Arun Mengganti Alat Kontraseps
Alasan Jumlah (% at kontasepsinya karena alasan lain. Seperti ta
alat yang lain, bosan, berat badan bertam ari efek tersebut responden memutuskan sepsinya.
,3% responden Klinik KB PT. Arun lebih memil ebagaimana tergambar pada Grafik 31. Perg a alasan seperti tuang pada Tabel 3 di atas.
48.0 49.0 50.0 51.0 52.0
Belum, 48.3
Jumlah Responden Grafik 30
. Arun yang Pernah dan Belum Pernah Meng Alat Kontrasepsinya ti takut hamil, haid tambah, dan ada an untuk segera
milih memakai alat ergantian alat KB
52.0
Dari Grafik 28, ada tersebut dikarenakan beb menyatakan berbagai alasa menambah momongan lagi
Alasan Responden
No
1 Kuatir terg
2
Sumber : Data Anali
Karyawan PT. Arun PT. Arun. Mereka bisa me karyawan PT. Arun menda langsung pada grafik di baw
18.8
a 21,6% responden tidak menggunakan alat k beberapa alasan. Alasan yang paling ting lasan lain seperti baru memiliki 1 orang a agi. Alasan lain dapat dilihat pada tabel dibawa
Tabel 4
den PT. Arun Tidak Menggunakan Alat Kont
Alasan Jumlah (%
erganggu kesehatan 30
Lain-lain 70
alisa
un dengan mudah memperoleh alat kontrase emperolehnya secara gratis maupun bayar. dapatkan alat kontrasepsi secara gratis. Hal awah ini.
18.8
0 18.8 31.3 6.3 12.5 0 0 12.5 Grafik 31
rasepsi Pertama yang Banyak Digunakan ole Karyawan PT. Arun
PIL KB Implan/susuk IUD/Spiral/AKDR Suntik KB Kondom Tubektomi Vasektomi Obat Vagina Lain-lain
75.9 24.1
Grafik 32
yar/Gratis) Karyawan PT. Arun Mendapatkan Alat Kontrasepsi
Gratis Bayar
Dari Grafik 32, 2 kontrasepsinya. Adapun no menjawab diatas harga R dapat dilihat pada grafik ber
Jadi harga alat kon Walaupun ada yang mengg jadi masalah karena tingat k Selain harga, pelaya PT. Arun untuk ber-KB. Gra pelayanan petugas KB di K
Setelah harga, pe kesuksesan program KB a
Biaya Alat
Rp. 10.000 - Rp. 25.000
Tanggapan K
24,1% responden membayar untuk men nominal yang harus mereka bayar adalah 57 Rp.50.000. Detail berapa biaya yang harus
berikut ini.
ontrasepsi masih dapat dijangkau oleh karya ggunakan alat kontrasepsi di atas harga Rp. 5 at kesadaran Karyawan PT. Arun untuk ber-KB ayanan petugas KB juga mempengaruhi daya m Grafik dibawah dapat dilihat, 64,9% responden i Klinik PT. Arun sangat baik. Sisanya menilai b
pelayanan petugas KB, faktor lain yan adalah tempat pelayanannya. Dari jawaban
42.9
0
57.1 Grafik 33
at Kontrasepsi yang Harus Dikeluarkan oleh Karyawan PT. Arun
Rp. 10.000 - Rp. 25.000 Rp. 25.000 - Rp. 50.000 Diatas Rp. 50.000
64.9 35.1 Grafik 34
n Karyawan PT. Arun Terhadap Pelayanan d Petugas KB di Klinik
Sangat Baik Baik
endapatkan alat 57,1% responden us mereka bayar,
Grafik 35 dapat terlihat jela 56,8% menunjukan sangat
Ketersediaan berba menentukan akseptor tertar langsung alat kontrasepsi y
Grafik di atas terl kontrasepsi yang mereka tersedia, karyawan PT. Ar Arun, seperti telihat pada g mendapatkan alat kontrase mengerti dan peduli akan k
0.0
elas bahwa keadaan tempat pelayanan KB di at baik dan 40,5% menjawab baik.
bagai jenis alat kontrasepsi di klinik adalah f tarik untuk ber-KB. Jadi akseptor dapat menge i yang akan mereka gunakan nantinya.
erlihat jelas bahwa dari 100% responden ka gunakan selalu tersedia di Klinik PT. Arun
Arun secara mudah mendapat alat kontrasep grafik 37, bahwa 100% responden menjawab sepsi di Klinik PT. Arun. Ini menunjukan bah kebutuhan akseptornya.
Sangat Baik, 56.8 Baik, 40.5
Cukup, 2.7Tidak Baik, 0 Grafik 35
Karyawan PT. Arun Terhadap Keadaan Tem Pelayanan KB di Klinik
40% 60% 80% 100%
Selalu tersedia, 100
Jumlah Responden Grafik 36
ediaan Alat Kontrasepsi di Klinik PT. Arun
di Klinik PT. Arun
h faktor lain yang genal dan melihat
n menjawab alat run. Selain selalu sepsi di Klinik PT. ab dengan mudah ahwa pihak klinik empat
Pada Grafik 38 di b KB di Klinik PT. Arun sud menyatakan bahwa klinik pelayanan KB.
4.3.2 Analisa Tenaga P (Lhokseumawe) Jumlah bidan yang a mengikuti pelatihan KB se adalah pelatihan pemasang
Masih banyak bidan itu perlu diadakan pelatihan pelayanan KB di Klinik PT.
0% 20% sudah sangat baik. Ini ditunjukan dengan 10 ik tersebut sama sekali tidak ada masalah m
Pelayanan Medis (Provider) di Klinik
g ada di Klinik PT. Arun berjumlah 13 orang. B sebanyak 2 orang. Adapun pelatihan yang
ngan IUD dan pemasangan implant.
n yang belum mengikuti pelatihan pelayanan K han pelayanan KB bagi bidan yang belum me T. Arun Langsa menjadi optimal.
20% 40% 60% 80% 100%
Ya, 100
Jumlah Responden Grafik 37
is Alat Kontrasepsi Mudah Didapat di Klinik Arun
Tidak, 100 Grafik 38
aknya Masalah Menonjol Dalam Pelayanan K Klinik PT. Arun
bahwa pelayanan 100% responden menonjol dalam
k KB PT. Arun
. Bidan yang telah ng pernah diikuti
n KB. Oleh karena mengikutinya agar 100%
ik PT.
Tingkat antusias Karyawan PT. Arun untuk mengikuti KB sangat tinggi. Hal ini terbukti bahwa setiap hari ada saja, 2 sampai 3 orang peserta KB yang datang untuk berkonsultasi atau memperoleh pelayanan KB. Ada beberapa keluhan yang sering dilontarkan oleh peserta KB di Klinik PT. Arun terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu haid lebih lama diakibatkan pemakaian IUD.
Klinik PT. Arun tidak menemui hambatan sama sekali terkait dengan pelayanan KB. Kesuksesan ini tercapai berkat dukungan dari segala pihak, baik dari masyarakat, perusahaan maupun dari pemerintah provinsi/kota.
Dukungan dari pemerintah kota ditunjukan dengan adanya kunjungan Petugas KB Kota Lhokseumawe sebulan sekali ke Klinik PT. Arun untuk memantau kinerja petugas KB dan ketersediaan peralatan KB. Hal ini perlu dilakukan agar kualitas pelayanan KB di Klinik PT. Arun tetap terjaga dengan baik.
Semua jenis alat kontrasepsi di Klinik PT. Arun tersedia karena dipasok oleh BKKBN/ Kantor SKPD KB Kabupaten, dan dibeli oleh pihak perusahaan seperti Nova-T. CU.T 380 A, ginelogi bed, implant kit, IUD kit, steriksator, implant, PIL Kombinasi, dan kondom merupakan jenis bantuan yang diterima Klinik PT. Arun dari BKKBN/ Kantor SKPD KB Kabupaten.
Selain mendapatkan bantuan peralatan, Klinik PT. Arun berharap diikutsertakan dalam pelatihan KB yang diselenggarakan oleh BKKBN ataupun Kantor SKPD KB Kabupaten. Pelatihan ini diperlukan agar petugas KB menjadi terampil/ terlatih dalam menggunakan alat kontrasepsi. Tetapi karena jadwal kerja yang padat, petugas klinik PT. Arun, akan menfasilitasi tempat pelatihannya di klinik PT. Arun saja, sehingga mereka dapat mengikuti pelatihan tersebut.
4.4 Analisis SKPD KB Kota Lhokseumawe
Dra. Hasri Diana menjabat sebagai Sekretaris Badan PP PA dan KS Kota Lhokseumawe. Petugas KB Kota Lhokseumawe yang melakukan kunjungan ke Klinik KB PT. Arun selama triwulan sekali. Tujuannya untuk melakukan peninjauan ke klinik tersebut dengan kebutuhan petugas klinik.
Kantor SKPD KB Kota Lhokseumawe juga memberikan beberapa bantuan sesuai kebutuhan Klinik PT. Arun atau Klinik KB yang ada di Kota Lhokseumawe. Adapun bantuan yang diberikan berupa peralatan KB seperti orgin bed, IUD Kit, Implant Kit.
Ibu yang berusia 48 tahun ini, bila ditanya mengenai hambatan apa yang dialami Kantor SKPD KB Kabupaten terkait dengan penyuluhan program KB di klinik PT. Arun, beliau menjawab bahwa apabila diadakan pelatihan KB, petugas klinik PT. Arun tidak bisa hadir, karena padatnya jadwal kerja.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di PTPN Langsa dan PT. Arun, maka dapat diambil kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana di perusahaan daerah perkotaan, diantaranya adalah :
1. Semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan, maka pengetahuannya tentang ber-KB semakin tinggi, seperti mengatur usia aman untuk menikah, usia aman untuk mengandung, mengatur usia kehamilan berikutnya, serta memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk diri dan pasangannya.
2. Peran aktif bidan klinik perusahaan tersebut sangat diperlukan untuk mensosialisasikan pentingnya ber-KB, demi kesuksesan program Keluarga Berencana di Provinsi Aceh.
3. Alat kontrasepsi di klinik perusahaan PTPN Langsa dan PT. Arun dapat diperoleh secara gratis oleh karyawannya, jadi itu adalah salah satu faktor yang menyebabkan karyawan perusahaan tersebut lestari dalam memakai alat KB. 4. Pelayanan Petugas Klinik Perusahaan yang baik dan bersahabat dalam melayani
akseptor. Ini faktor sangat penting, sehingga karyawan tidak sungkan dan ragu untuk berkonsultasi dan ber-KB. Sebagaimana yang dialami oleh akseptor di Klinik PTPN Langsa dan PT. Arun, mereka merasa puas atas pelayanan tim medis di kedua klinik tersebut.
5. Tempat pelayanan KB juga menjadi faktor utama, suasana yang nyaman dan bersih membuat aseptor rajin untuk datang berkonsultasi.
6. Terakhir, ketersediaan alat kontrasepsi di klinik perusahaan yang selalu ada membuat akseptor tidak kecewa terhadap pelayanan KB di klinik tersebut. Ketersediaan alat kontrasepsi yang selalu ada berkat dukungan dan kerjasama antara pihak perusahaan dengan SKPD KB Kabupaten/ Kota. Walaupun terjadi kehabisan alat kontrasepsi, tidak dalam jangka waktu lama.
5.2 Saran
1. Selain mendapatkan bantuan peralatan, Klinik PTPN Langsa berharap diikutsertakan dalam pelatihan KB seperti pelatihan vasektomi. Pelatihan ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat, agar mereka mengerti atau mengenal vasektomi tersebut.
2. Dikarenakan jadwal kerja petugas Klinik KB PT. Arun yang padat dan mereka tidak dapat meninggalkan tempat kerjanya. Untuk itu, apabila BKKBN/SKPD KB Kabupaten/Kota akan mengadakan pelatihan KB, mereka akan memfasilitasi tempat pelatihan di Klinik PT. Arun, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pelatihan tersebut.
3. Akseptor yang memakai alat kontrasepsi PIL dan suntik agar tidak memakainya dalam jangka waktu lama. Hal ini dapat menyebabkan efek gangguan hormon bagi akseptor. Karna pil dan suntik ini bersifar hormonal. Untuk itu petugas klinik harus memberikan konseling kepada akseptor terkait hal tersebut.
5.3 Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi peneliti terhadap klinik perusahaan adalah : 1. Tenaga medis atau bidan yang dikirim untuk mengikuti pelatihan KB/ pemasangan
alat kontrasepsi sebaiknya bergantian/bergilir agar semua bidan di klinik perusahaan tersebut mendapat ketrampilan dalam hal pemasangan alat kontrasepsi.
2. Pemerintah perlu memberikan reward kepada akseptor yang berhasil ber-KB di klinik perusahaan. Pemberian reward ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ber-KB.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Badudu. JS, Sutan Muhammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Notoatmodjo, S,Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Undang-undang