Mata Diklat:Rencana Pembangunan
Infrastruktur Pada Kawasan Strategis
Ir. Soenkarno .MT
Diklat Penyusunan Rencana Pengembangan
Infrastruktur Terpadu Pada Kawasan Strategis
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NAMA
:
A. SOENKARNO
INSTANSI
:
BADAN PENGEMBANGAN SDM, KEMEN PUPR
JABATAN
: WIDYA ISWARA MADYA
STATUS
:
BERKELUARGA
ALAMAT KANTOR : PUSDIKLAT KEMEN PUPR.
JLN. SAPTA TARUNA RAYA KOMPL.. PU. PASAR JUMAT
:
asratno@yahoo.com atau
soenkarno.soeratno2gmail.com
ALAMAT RUMAH
KOMPLEK LERENG INDAH. JLN. CEREMAI C-12, PONDOK CABE TANGERANG
TELP. (021) 754-7148 HP. 0818486499
PERUBAHAN PARADIGMA DALAM
BEKERJA
Work
Work
Leisure
Work Leisure
Learning
1900-1980
1980-2000
2000-…..
Sumber: John Grant, 2002
MAKSUD
Meningkatkan pemahaman, kemampuan, keterampilan, dan sikap
SDM dalam Menyusun
Rencana Terpadu Pembangunan
Infrastruktur Pada Kawasan Strategis
ke-PU Pera-an
berbasis rencana pengembangan wilayah/kawasan, bagi aparat
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota
yang menangani bidang infrastruktur, dan/atau pengembangan
wilayah
TUJUAN
untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam menjabarkan
program infrastruktur dan mempraktekkan integrasi program
sektoral berbasis pengembangan wilayah dan rencana tata
ruang dan/atau rencana rinci tata ruang yang telah disusun.
SASARAN
TANTANGAN
1. GEOPOLITIK 2. GEOEKONOMI 3. BONUS
DEMOGRAFI 4. AGENDA PASKA
2015 4. AGENDA PASKA
2015
5. PERUBAHAN
IKLIM
REGULASI
REGULASI
KELEMBAGAAN
KELEMBAGAAN
PENDANAAN
PENDANAAN
AMANAT RPJPN
Infrastruktur Memadai
Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
Pengangguran < 5%
HDI dan GDI Meningkat
AMANAT RPJPN
Infrastruktur Memadai Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
Pengangguran < 5% HDI dan GDI Meningkat
PERMASALAHAN
1. Kondisi jalan daerah kurang memadai
2. Pembangunan Kereta api masih terbatas.
3. Kinerja Pelabuhan kurang kompetitif 4. Rasio Rasio
Elektriikasi rendah (Krisis Energi) 5. Kapasitas
cadangan air masih terbatas– Krisis Air
PERMASALAHAN
1. Kondisi jalan daerah kurang memadai
2. Pembangunan Kereta api masih terbatas.
3. Kinerja Pelabuhan kurang kompetitif 4. Rasio Rasio
Elektriikasi rendah (Krisis Energi) 5. Kapasitas
cadangan air masih terbatas– Krisis Air
ISU
STRATEGISISU
STRATEGISVISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA
VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA
SASARAN RPJMN 2015-2019 SASARAN RPJMN
2015-2019
Rasio elektrifikasi 100%
(96.6, kemapuan Kem. ESDM)
Jaringan gas untuk rumah tangga 192.000(SR)
Akses air minum layak 100%
Sanitasi layak
100%
Rumah Tangga
kumuh perkotaan 0%
Kondisi mantap
jalan nasional 100%
Biaya logistik menurun menjadi 20% trhdap PDB Pangsa Pasar Angkutan
Umum 32%
Layanan Pita Lebar 100%
Kab/Kota
Index e-government mencapai 3,4 (skala 4.0) Areal irigasi yang dilayani
waduk 20%
Kapasitasi air baku menjadi 118,6 m3/detik
Rasio elektrifikasi 100%
(96.6, kemapuan Kem. ESDM)
Jaringan gas untuk rumah tangga 192.000(SR)
Akses air minum layak 100%
Sanitasi layak 100%
Rumah Tangga kumuh perkotaan 0%
Kondisi mantap jalan nasional 100%
Biaya logistik menurun menjadi 20% trhdap PDB Pangsa Pasar Angkutan
Umum 32%
Layanan Pita Lebar 100%
Kab/Kota
Index e-government mencapai 3,4 (skala 4.0) Areal irigasi yang dilayani
waduk 20%
Kapasitasi air baku menjadi 118,6 m3/detik
KEBIJAKAN DAN SRATEGI KEBIJAKAN DAN SRATEGI
Peningkatan bauran energi, konservasi energi dan iklim investasi infrastruktur energi dan ketenagalistrikan
Peningkatan peran Pemda dalam penyediaan rumah baru layak huni dan meningkatkan kualitas hunian MBR
Pembangunan Transportasi Multimoda dan mendukung Sislognas, kawasan industri, pariwisata dan pusat
pertumbuhan.
Mendorong pembangunan infrastruktur fixed/wireline broadband di daerah perbatasan negara dan implementasi e-government. Mengembangkan Transportasi
Massal Perkotaan
Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa dsan cakupan pemenuhan dan kualitas layanan air baku
Pengendalian daya rusak air Peningkatan bauran energi, konservasi energi dan iklim investasi infrastruktur energi dan ketenagalistrikan
Peningkatan peran Pemda dalam penyediaan rumah baru layak huni dan meningkatkan kualitas hunian MBR
Pembangunan Transportasi Multimoda dan mendukung Sislognas, kawasan industri, pariwisata dan pusat
pertumbuhan.
Mendorong pembangunan infrastruktur fixed/wireline broadband di daerah perbatasan negara dan implementasi e-government. Mengembangkan Transportasi
Massal Perkotaan
Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa dsan cakupan pemenuhan dan kualitas layanan air baku
Pengendalian daya rusak air
PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN
PENDANAAN KREATIF
PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN
PENDANAAN KREATIF
KERANGKA BERFIKIR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015-2019
Peningkatan
Ketersediaan
Infrastruktur Dasar
Peningkatan
Ketahanan Air, Pangan dan Energi
Penguatan Konektivitas Nasional
Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan
Peningkatan
Efektivitas dan Efisiensi
Pembiayaan Penyediaan Infrastruktur
Peningkatan
Ketersediaan
Infrastruktur Dasar
Peningkatan Ketahanan Air, Pangan dan Energi
Penguatan
Konektivitas Nasional
Pengembangan
Transportasi Massal Perkotaan
Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi
BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH
BAGIAN KEPEGAWAIAN,ORGANISASI
DAN TATA LAKSANA
BAGIAN KEUANGAN DAN
UMUM BAGIAN
PROGRAM DAN EVALUASI
BAGIAN HUKUM, KERJA SAMA
DAN KOMUNIKASI
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN ANALISIS MANFAAT
BIDANG PERENCANAAN INFRASTRUKTUR II
SEKRETARIAT BADAN
BIDANG PERENCANAAN INFRASTRUKTUR I
BIDANG PENYUSUNAN PROGAM
BIDANG
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS
BIDANG
PENGEMBAGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN METROPOLITAN
BIDANG
SINKRONISASI PROGRAM DAN PEMBIAYAAN
BIDANG
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ANTAR KAWASAN STRATEGIS
BIDANG
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA BESAR DAN KOTA BARU
BIDANG
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM
BIDANG
FASILITASI PENGADAAN TANAH
BIDANG
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA KECIL DAN PERDESAAN
KELOMPOK JABATAN
PEMROGAMAN DAN EVALUASI KETERPADUAN INFRASTRUKTUR
PUPR
UPT/BALAI
Struktur Organisasi
BPIW
Outline
Pemahaman Rencana Pembangunan
Infrastruktur Pada Kawasan Strategis
I.Latar Belakang
II.Pengertian
III.Strategi Pengembangan Kawasan
IV.Rencana Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan Strategis
Diklat Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur
Terpadu Pada Kawasan Strategis
Mata Diklat:
Rencana Pembangunan Infrastruktur
Pada Kawasan Strategis
I. Latar Belakang
Tumbuh kembangnya sektor industri, perdagangan, jasa, kebudayaan dan
pariwisata suatu daerah menjadikan daerah tersebut sebagai daerah yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan perekonomian di daerah sekitarnya.
Salah satu dampak dari pertumbuhan ekonomi tersebut khususnya di Kawasan
strategis mengakibatkan pertumbuhan penduduk lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
penduduk di daerah sektarya, sehingga akan menimbulkan masalah dibidang
ketersediaan dan kebutuhan infrastruktur dilingkungannya.
I. Latar Belakang....lanjutan
Pengembangan KSN sebagai wilayah strategis dan terkait dengan
kepentingan nasional, perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur
khususnya bidang PU, yang memadai dan sesuai dengan arahan penataan
ruang pada KSN bersangkutan.
Pengembangan KSN (Kawasan Strategis Nasional) pada pelaksanaan
pembangunan infrastruktur bidang PU dewasa ini masih kurang terpadu,
akibat:
• B
elum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong
• B
elum sinergisnya program pembangunan infrastruktur,
•
Belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT
•
Perpres No 2 Tahun 2015 (RPJMN 2015-2019)
•
Undang-Undang no 26 Tahun 2007, Tentang Penataan Ruang.
•
PP no 26 tahun 2008 (RTRWN)
•
Undang-undang no. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
•
Undang-undang no. 38 tahun 2004 tentang Jalan
•
UU No 1 Thn 2011 Ttg Perumahan dan Kawasan Permukiman
•
Permen PU no 15,16,17 Th. 2009 Ttg RTRW Prop/Kab/Kota
•
Peraturan Menteri
PU no. 18/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
•
Peraturan Menteri PU no. 12/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan
•
Peraturan Menteri PU no. 3/2012, tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan
Status jalan
14
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
VISI KEMENTERIAN PUPR 2015-2019 :
TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PUPR YANG HANDAL* DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
*
handal mencakup produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat,
menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar,
dan berkelanjutan.
MISI KEMENTERIAN PUPR 2015-2019 :
MISI KEMENTERIAN PUPR 2015-2019 :
1.Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk
sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan
pangan, dan kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
2.Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung
konektivitas
guna
meningkatkan
produktivitas,
efisiensi,
dan
pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa
di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan
dan maritim.
3.Mempercepat
pembangunan
infrastruktur
permukiman
dan
perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang
layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua.
4.Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri
konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan
antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan,
dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI.
Untuk mewujudkan pencapaian sasaran
strategis PUPR dilakukan Pendekatan Wilayah
yang dituangkan dalam 35 Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS)
Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu
pendekatan pembangunan yang memadukan
antara pengembangan wilayah dengan
“market driven” mempertimbangkan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta
memfokuskan pengembangan infrastruktur
pada suatu wilayah strategis dalam rangka
mendukung percepatan pertumbuhan
kawasan strategis dan mengurangi disparitas
antar kawasan di dalam WPS.
Untuk itu diperlukan
Keterpaduan
Perencanaan
antara Infrastruktur dengan
pengembangan kawasan strategis dalam
WPS, seperti perkotaan, industri, dan maritim/
pelabuhan industri dan
Sinkronisasi Program
antar infrastruktur yang mendukung
pertumbuhan kawasan-kawasan di dalam
WPS (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan
Dana).
Arus Perdagangan Ekspor & Antarwilayah
Wilayah Pengembangan Strategis:
KSPN Morotai dsk.
Daya Tarik : Wisata Marina, Wisata Pantai/Bahari, Taman Nasional Laut
KEK Morotai
Kegiatan : Industri Pengolahan
Perikanan, Industri Berbasis Kelapa dan Tanaman Obat, Aneka Industri, Logistik
Pelabuhan Sofifi
Kelas : Pelabuhan Pengumpul
Bandara Babullah
Kelas : Bandar Udara Pengumpul Skala Tersier
Kapasitas : 700.000/tahun Ternate ( PKN)
Luas : 111,3 km²
Jumlah Penduduk: 202.728 jiwa (2013)
PDRB Perkapita: 3.740.995,47 IPM: 78.44 (2013)
Tobelo ( PKW) Luas : 3896,90 km²
Jumlah Penduduk: 173.117 jiwa (2013) PDRB Perkapita:2.848.885,32
IPM: 70.36 (2013)
Daruba ( PKSN ) Luas : 2476 km²
Jumlah Penduduk: 57.565 jiwa (2013)
PDRB Perkapita: 2.210.857,12 IPM: 67.03 (2013)
Tidore ( PKW) Luas : 1645,73 km²
Jumlah Penduduk: 94.943 jiwa(2013) PDRB Perkapita: 3.400.682,62 IPM: 70.80m(2013)
29. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ternate – Sofifi - Morotai
Profil
Sofifi
Luas : 85 km²
Jumlah Penduduk: 1783 jiwa (2013) PDRB Perkapita: 3.656.304, 14 IPM: 70.63 (2013)
ck
pa Simpul pala
pa
ck Simpul cengkeh
Simpul Perikanan
Pelabuhan Daruba
Kelas : Pengumpan Regional
Pelabuhan Tobelo
Kelas : Pelabuhan Pengumpul
Pelabuhan Achmad Yani Ternate
Kelas : Pelabuhan Utama
Jailolo
Luas : km²
Jumlah Penduduk: jiwa () PDRB Perkapita:
IPM: ()
Pelabuhan Jailolo
Masohi : PKW Luas : 37,30 km²
Jumlah Penduduk: 31.958 jiwa (2010)
Ambon : PKN Luas : 377 km²
Jumlah Penduduk: 331.254 jiwa (2011)
Kairatu : PKW Luas : 329,65 km²
Jumlah Penduduk: 26.355 jiwa (2011)
Wahai : PKW Luas : 7.173,6 km²
Jumlah Penduduk: 16.255 jiwa (2010)
Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
Kelas : Pelabuhan Utama Internasional
Kapasitas : 74.000 TEUs
Bandara Pattimura
Kelas : Bandar Udara Pengumpul Skala Tersier
Kapasitas : 700.000/tahun
KI Seram Bagian Barat
Kegiatan : Industri Ikan Hasil Laut
30. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ambon - Seram
Profil
Simpul Perkebunan
Komoditas : Cengkeh, Pala, Kakao, Kelapa
Pengembangan Wilayah
Kepulauan Maluku.
Tema besar pada pengembangan Wilayah
Maluku adalah: Produsen makanan laut dan lumbung ikan
nasional; Pengembangan industri berbasis komoditas
perikanan; Pengembangan industri pengolahan berbasis nikel,
dan tembaga; dan Pariwisata bahari.
Mendorong diakuinya Indonesia sebagai Kota Pusaka Dunia oleh
UNESCO perlu implementasi RTRW yang konsisten pada tema
budaya/pusaka berbasis penataan ruang, difasilitasi 29
kota/kawasan perkotaan di kabupaten melalui Program
Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP).
Diharapkan Pemda akan melakukan penyusunan rencana aksi
P3KP dan mengimplementasikan kota yang bersangkutan dapat
mempertahankan atau mengembalikan identitas maupun ciri
khas sesuatu secara berkelanjutan, sehingga dapat di
promosikan pada tingkat internasional sebagai
World Heritage
II. Pengertian
- Pengertian Infrastruktur
Ronald Hudson (1997; 3) menyatakan bahwa keberhasilan dan
masyarakat tergantung pada infrastruktur fisik untuk pendistribusian
sumber daya dan pelayanan publik. Kua1itas dan efisiensi infrastruktur
mempengaruhi kualitas hidup kesehatan sistem sosial dan
keber1anjutan kegiatan perekonomian dan bisnis. Infrastruktur telah
dinyatakan dengan berbagai definisi
Grigg (1988) dalam Hudson menyebutkan: "semua fasilitas fisik yang
sering disebut dengan pekerjaan umum".
Kawasan Strategis
.
“Wilayah yang penataan ruangnya di prioritaskan”
Diklat Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Terpadu
Pada Kawasan Strategis
II. Pengertian.
Integrated Planing
:Joint planning exercise that ensures participation of
all stakeholders and affected departments. Its objective is to examine all
economic, social, and environmental costs and benefits, in order to
determine most appropriate option and to plan a suitable course of action.
(sumber: businiess dictionary)
Latihan perencanaan bersama yang menjamin partisipasi semua pemangku kepentingan dan departemen yang terkena dampak. Tujuannya adalah untuk memeriksa semua biaya ekonomi, sosial, dan lingkungan dan manfaat, untuk menentukan pilihan yang paling tepat dan untuk merencanakan program yang sesuai tindakan.
Tujuan dalam Perencanaan Terpadu:
T
erpadu berarti ada unsur-unsur yang dipadukan. Setiap unsur tentu
memiliki keunikan, tetapi ada bagian yang dapat disamakan atau
disetarakan dengan unsur lainnya. Disebut terpadu karena setiap unsur
bermuara pada suatu tujuan yang sama. Oleh karena itu pernyataan
tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam pendekatan
perencanaan(Sumber: perencterpadu.blogspot.com)
Dasar Pemikiran
Kawasan Strategis (KS) terdiri dari:
1.KS dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
;
2.KS dari sudut kepentingan sosial budaya;
3.KS dari sudut kepentingan pemanfaatan
sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi;
4.KS dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup
III. Pengembangan Kawasan
PP 26 thn 2008 RTRWN
Permen PU no 16 dan 17 th. 2009
tentang RTRW Kab. & Kota,
KAPET.
Apa itu region?
(kawasan, wilayah)
•
Regions are defined as hierarchical systems of central
places or cities - (Christaller and Losch)
•
A region in terms of a spatially interdependent, or
“nodal,” labor market – (Hoover and Giarratani)
Sebuah wilayah dalam hal spasial saling tergantung , atau " nodal , " pasar tenaga kerja
•
“Functional economic area” concept. The spatial
dependence of workers on adjacent employment
centers - (Karl Fox and Kumar)
Daerah ekonomi fungsional " konsep . Ketergantungan spasial pekerja di pusat-pusat
kerja yang berdekatan
KEDUDUKAN RTRW DALAM SNPP
KETERKAITAN MUATAN RTR DGN RENCANA PEMBANGUNAN
RTRWN
RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
disusun
denga n
memper
hatikan
WANUS & HANAS
perkembangan permasalahan regional & global, serta hasil pengkajian
implikasi penataan ruang nasional
upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;
keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah
daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
RPJPN
RTR kawasan strategis nasional
RTRWP dan RTRWK
tujuan, kebijakan, & strategi penataan
ruang wilayah nasional
rencana struktur ruang wilayah nasional
yg meliputi sistem perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana utama
rencana pola ruang wilayah nasional yang
meliputi kawasan lindung nasional & kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
penetapan kawasan strategis nasional
arahan pemanfaatan ruang yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
jangka waktu
penyusunan RPJPN
penyusunan RPJPMN
pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional
mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi
ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan
strategis nasional
penataan ruang wilayah
provinsi dan kabupaten/kota
pedo dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan
strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial
…
Lanjutan
RTRWP
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI (RTRWP)
disusun dengan memperhatikan
perkembangan permasalahan nasional & hasil pengkajian
implikasi penataan ruang provinsi
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi provinsi
keselarasan aspirasi pembangunan provinsi &
pembangunan kabupaten/kota
daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
RPJPD
RTRWP yang berbatasan
RTR kawasan strategis provinsi
RTRWK
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah provinsi
rencana struktur ruang wilayah provinsi
yang meliputi sistem perkotaan dalam
wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
rencana pola ruang wilayah provinsi yang
meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi
penetapan kawasan strategis provinsi
arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi
jangka waktu
penyusunan RPJPD
penyusunan RPJMD
pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi
mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta
keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi
ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan
strategis provinsi
penataan ruang wilayah
kabupaten/kota dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan
strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial
negara dan/atau provinsi
Peraturan Daerah Provinsi
memuat
ditetapkan dengan
RTRWN
pedoman bidang
21
• tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wil. kota
• rencana struktur ruang wil. kota yg meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yg terkait dgn kws.
perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kota
• rencana pola ruang wil. kota yg meliputi kawasan lindung kota & kawasan budi daya kota
• penetapan kawasan strategis kota
• arahan pemanfaatan ruang wil. kota yg berisi indikasi program utama jangka menengah 5 tahunan
• ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wil. kota
yg berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta
arahan sanksi
• rencana penyediaan & pemanfaatan RTH
• rencana penyediaan & pemanfaatan ruang terbuka
nonhijau
• rencana penyediaan & pemanfaatan prasarana &
sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum,
kegiatan sektor informal, & ruang evakuasi bencana, yg dibutuhkan utk menjalankan fungsi wil. kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah
• penyusunan RPJPD
• penyusunan RPJMD
• pemanfaatan ruang &
pengendalian
pemanfaatan ruang
• mewujudkan
keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan
antarsektor
• penetapan lokasi &
fungsi ruang untuk investasi
• penataan ruang kawasan
strategis
RTRW
Kota
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA (RTRW Kota
)
• perkembangan permasalahan provinsi & hasil
pengkajian implikasi penataan ruang kota
• upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan
ekonomi kota;
• keselarasan aspirasi pembangunan kota
• daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
• RPJPD
• RTRWK yang berbatasan
• RTR kawasan strategis kota
20 tahun
Peraturan Daerah Kota
Ditetapkan
dengan
• RTRWN & RTRWP;
• pedoman & petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
• RPJPD
Dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan &
administrasi pertanahan
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dlm hal: perubahan kondisi
lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab.
• Competitive (not only job creation) : mendorong pertumbuhan wilayah yang kompetitif bail secara
nasional terutama global dengan memacu peningkatan produksi kawasan dan peningkatan nilai tambah hasil produkdinya.
• Cluster base : memfokuskan pembangunan pada kluster-kluster potensial dan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik perkembangan kawasan didekitarnya.
• Build on existing and potential strenght (bukan hanya reducing weakness) : pembangunan berbasis kekayaan alam yang dimilimi dengan memperkaya rantai produksi untuk menaikan nilai tambah.
• Membangun overall strategy (bukan hanya daftar aksi) : membangun secara menyeluruh diseluruh aspek, meliputi : sosial, ekonomi, dan lingkungan.
• Prioritas : memberikan prioritas dan tahapan penanganan berdasarkan kapasisitas yg tersedia untuk efektifitas dan efisiensi pembangunan.
• Data driven-fact base : Perencanaan, pemrograman, dan perancangan berdasarkan data dan fakta yang benar, terkini, dan akurat.
• Konsisten : pengembangan dilakukan secara konsisten dan menerus sesuai perencanaan.
• Visi, strategy, plan, implementation : Visi, Strategi, dan implementasi yang berkesinambungan, terstruktur, dan sistematik, serta masif.
• Entrepreunership : Menciptakan peluang kewirausahaan sektor formal dan informal dengan mendorong tumbuhnya inovasi dan kreatifitas.
Diklat Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Terpadu
Pada Kawasan Strategis
IV. Rencana Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan Strategis
Rencana Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Strategis
i. Sistem Jaringan Jalan
Jalan adalah suatu prasarana darat dalam bentuk apapun, meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER
PKN
PKN
PKW
PKW PKSN
PKSN
Klasifikasi Jalan Menurut Wewenang Pembinaan
Jaringan jalan dikelompokkan menurut wewenang pembinaan, terdiri dari :
A.
Jalan Nasional
-
Jalan Arteri Primer
-
Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota
propinsi
Klasifikasi Jalan Menurut Wewenang
Pembinaan
B. Jalan Propinsi
- Jalan Kolektor Primer, yang menghubungkan
ibukota
propinsi
dengan
ibukota
Kabupaten/Kotamadya.
_ Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar
ibukota kabupaten / kotamadya.
- Jalan selain dari yang disebut diatas, mempunyai
nilai strategis terhadap kepentingan propinsi,
yakni jalan biarpun tidak dominan terhadap
perkembangan ekonomi, tetapi mempunyai peranan
tertentu
dalam
menjamin
terselenggaranya
Klasifikasi Jalan Menurut Wewenang
Pembinaan
-
Jalan Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
kecuali jalan
yang termasuk Jalan Nasional
C. Jalan Kabupaten
- Jalan Kolektor Primer, yang tidak termasuk
dalam kelompok jalan Nasional dan Kelompok
Jalan Propinsi
-
Jalan Lokal Primer
-
Jalan Sekunder Lain, selain sebagaimana
dimaksud sebagai jalan Nasional dan jalan
propinsi
-
Jalan selain yang disebutkan diatas, mempunyai
Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan
Klasifikasi Jalan Antar Kota
Fungsi
Kelas
Muatan Sumbu
Terberat(ton)
Arteri
I
II
III A
> 8
10
8
Kolektor
III A
III B
8
Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan
2. Jalan Tipe II ( Pengaturan Jalan Masuk :
Sebagian atau tanpa Pengaturan)
Fungsi
Volume Lalu
Lintas (dalam
Jalan merupakan prasarana yang paling penting, dimana data menunjukan
bahwa pada jalan raya dapat mencapai 80% sampai dengan 90% perjalanan
masyarakat perkotaan. Jaringan jalan memiliki dan saling mempengaruhi terhadap
fungsi guna lahan dan aktivitas, dimana setiap lahan maupun fungsi
lahan dan bangunan memiliki akses pada jalan dan setiap aktivitas akan selalu
terhubung oleh jaringan jalan. Pada jaringan jalan pula terdapat berbagai jaringan
utilitas umum, seperti; jaringan pipa distribusi air bersih, air limbah dan drainase,
jaringan listrik dan gas, jaringan telepon dan telekomunikasi lain.
Tingkat Pelayanan
Menurut AASHO,
A Policy On Design Urban Highway And Arterial
Street (1973:108) dikatakan bahwa tingkat pelayanan adalah sebarapa jauh jalan
Tingkat Pelayanan Jalan
Menurut AASHO,
A Policy On Design Urban Highway And Arterial Street
(1973:108)
faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan antara lain;
a. Derajat kejenuhan (degree of saturation)
b. Jenis permukaan jalan yang ada
c. Hambatan
d. Kenyamanan
Terima Kasih
Tabel Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan.
Terima Kasih
ii. Air Minum
Sistem air bersih tidak sebatas pada lingkup sistem distribusi air bersih dan tingkat
pelayanannya, tetapi juga pada air baku bagi pasokan produksi sistem. Sehingga
dapat dikatakan bahwa sistem air bersih sangat tergantung dari sumber daya
pendukung dan lingkungan suatu wilayah itu sendiri
Standar kebutuhan air bersih/minum:
1. UNESCO : 60 l/or/hari
2. Perdesaan : 60 ,,
3. Kota Kecil : 90 ,,
4. Kota Sedang : 110 ,,
5. Kota Besar : 130 ,,
6. Metropolitan : 150 ,,
Standar Kebutuhan Air Bersih Depkes
(liter/orang/hari)
Keperluan
Air yang di pakai
Minum
Memasak, Keperluan air di dapur
Mandi, kakus
Cuci Pakaian
Air Wudu
Air untuk kebersihan Rumah
Air untuk menyiram Tanaman
Air untuk mencuci kendaraan
Air untuk kebutuhan lain lain
2
14,5
20
13
15
32
11
22,5
20
Total
Sumber: Wardana. 1995-136
Terima Kasih
iii. Air Limbah
A. Standar Pelayanan Minimum (SPM) Air Limbah
Tersedia pelayanan sistem air limbah setempat yang memadai
(SPM 60%)
B. Sistem Air Limbah Skala Komunitas/Kawasan/Kota:
Tersedia pelayanan sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota
yang memadai (SPM 5%)
Target Dalam RPJM
iv. persampahan
Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang sudah tidak dapat digunakan lagi, tidak
terpakai, tidak disenangi dan sesuatu yang sudah dibuang yang berasal dari
aktifitas manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (American Public Health
Association, 1976).
Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang berasal dari zat organik
dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
menganggu lingkungan.
Menurut FKM UI (1989) pada prinsipnya yang digunakan mengenai batasan
pengertian sampah adalah :
1. Adanya sesuatu bahan atau benda padat.
2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia.
3. Bahan atau benda yang sudah tidak disenangi.
Terima Kasih
Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan pengelolaan sampah meliputi kuantitas dan kualitas
pelayanan. Tingkat pelayanan terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu strategi
pelayanan,
frekuensi pelayanan dan kriteria penentuan kualitas pengelolaan
pelayanan.
1. Strategi pelayanan
Strategi pelayanan ini adalah mendahulukan pencapaian keseimbangan
pelayanan dilihat dari segi : pertama adalah kepentingan sanitasi dan
ekonomi,
kedua kuantitas pelayanan dan terakhir adalah kualitas pelayanan.
2. Frekuensi pelayanan
Berdasarkan hasil penentuan skala prioritas daerah pelayanan di atas
maka
frekuensi pelayanan dibagi dalan beberapa kondisi sebagai berikut;
Wilayah dengan pelayanan intensif yaitu wilayah pusat kota, jalan
protokol, taman/hutan kota, kawasan pemukiman tidak teratur dan
perdagangan termasuk pasar.
b. Wilayah dengan pelayanan menengah yaitu wilayah pemukiman
teratur,
Terima Kasih
Terima Kasih
Berdasarkan SK SNI T-13-1990-F dikatakan bahwa dalam
menentukan
kapasitas, jumlah pewadahan ada beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan
yaitu;
a. Jumlah penghuni dalam satu unit bangunan
b. Tingkat pengambilan/ pengumpulan sampah
c. Cara pengumpulan (manual/ mekanis)
d. Sistem pelayanan individu atau komunal
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) adalah suatu tempat yang
dipergunakan untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut
ke tempat
pembuangan akhir. Bentuk penampungan sementara ini bisa berupa
kontainer,
kontainer depo, bak ukuran besar atau tanah kosong yang khusus
menampung
64
sampah sementara (Thiesen, 1977:112).
Pada dasarnya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yaitu bak dengan
konstruksi bata atau bahan lain tanpa atap yang diberi lubang pintu
dengan atau
tanpa pintu ukuran TPS rata- rata 3m3. TPS umumnya ditempatkan
pada lokasi :
Terima Kasih
v. Drainase
Sistem Drainase adalah jaringan drainase yang
mempunyai daerah layanan di dalam suatu kawasan.
Sementara sistem pengendali banjir adalah sungai- sungai yang
ada, yang mempunyai daerah pengaliran di luar kawasan
danamempengaruhi
terjadinya
banjir/
genangan
di
kawasan/wilayah tersebut.
Permasalahan
Lingkungan
SUNGAI CILIWUNG
DKI JAKARTA
Kurangnya resapan air
Limbah domestik
Limbah industri
Sampah sungai
KOTA DEPOK
Kurangnya resapan air
Limbah domestik
Limbah industri
KAB, BOGOR
Erosi
Fungsi Ruang/ Kawasan
Limbah domestik
Limbah ternak
KAB, BOGOR
Kurangnya resapan air
Limbah domestik
Limbah industri
Limbah ternak
KOTA BOGOR
Limbah domestik
Limbah industri
Pasal 17 ayat 5 UUPR
memuat:
dalam rangka pelestarian
lingkungan dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan
hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran
sungai.
ASPEK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Seperti terlihat pada gambar berikut ini, perubahan tata guna lahan memberi andil
besar terhadap kenaikan debit sungai secara tajam. Pada gambar terlihat terjadi
perubahan fungsi ruang dari hutan menjadi persawahan dan permukiman
GAMBAR 3. Pengaruh Perubahan Pemanfaatan Ruang Terhadap Kuantitas Banjir
(Raudkivi, 1979, Subarkah, 1980; Schwab dkk., 1981; Loebis, 1984)
Permukiman
Persawahan
36
PENEGASAN ASPEK PELESTARIAN
LINGKUNGAN DAN EKOSISTEM
1. Perhitungan beban limpasan untuk
areal tertutup, menggunakan
perhitungan debit air hujan menurut
Suripin (2003) dengan rumus;
Q = 0,002778
CIA p
= ...(2.5)
Keterangan :
Q = debit aliran air hujan (liter/detik)
A = luas daerah tangkapan (Ha)
PERENCANAAN
PRASARANA, SARANA DAN
UTILITAS UMUM
Meliputi :
a. Rencana penyediaan kaveling tanah
untuk perumahan sebagai bagian
dari permukiman; dan
b. Rencana kelengkapan prasarana,
sarana dan utilitas umum
perumahan
BAB V
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
UU No 1 Th. 2011
PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
PEMBANGUNAN RUMAH DAN
PSU
PEMBANGUNAN RUMAH DAN
PSU
PENINGKATAN KUALITAS
PERUMAHAN
PENINGKATAN KUALITAS
PERUMAHAN
•
TEKNOLOGI & RANCANGAN BANGUN RAMAH
LINGKUNGAN
•
INDUSTRI BAHAN BANGUNAN DALAM NEGERI YANG
MEMENUHI SNI
•
KEARIFAN LOKAL YANG AMAN BAGI KESEHATAN
DAPAT DILAKUKAN OLEH
SETIAP ORANG, PEMERINTAH,
DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH
HUNIAN
BERIMBANG*
1. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau setiap orang.
2. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan sesuai dengan rencana, rancangan, dan
perizinan.
3. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;
b. keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan hunian; dan
c.
ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
BAB IV. Rencana Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan Strategis
Lanjutan....
Investasi infrastruktur
merupakan salah
satu
prasyarat
utama
tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan.
BAB IV Rencana Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan Strategis
lanjutan...
Investasi infrastruktur di Indonesia berkisar antara
5,0 hingga
7,0%
dari total PDB pada paruh pertama tahun 1990-an
Berkurang secara tajam setelah krisis moneter Asia sejak
1997, menjadi
2 hingga 3%
saja dalam tahun-tahun
belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi
sangat
menjanjikan
(diatas
6,0%)
apabila
investasi
infrastruktur dapat dinaikkan hingga sekurang-kurangnya5,0%
dari PDB.
IV.
Rencana Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan
Lanjutan...
Dalam PP 28 th. 2008 Tentang RTRW.
pada lampiran 10 telah ditetapkan
ada 76 Kawasan Srategis Nasional.
BAB V.
Penajaman
Program
Tiga kementrian yang mendapatkan porsi alokasi terbesar dari
anggaran infrastruktur ini adalah
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Rp 105 triliun
, Kementrian Perhubungan Rp 52,5
triliun dan Kementrian ESDM Rp 5,9 triliun.
Selain kementerian, anggaran infrastruktur juga dialokasikan
bagi belanja non kementrian dan lembaga melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) Rp 29,7 triliun, Dukungan Tunai Infrastruktur (VGF) Rp
1,2 triliun, tambahan dana Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat
Rp 3,8 triliun. Adapula Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk BUMN
yang meningkat drastis dari Rp 3 triliun di APBN-P 2014 menjadi Rp
64,8 triliun.
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPET
UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Pasal 1 angka (28):
Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan keamanan negara,
ekonomi
, sosial, budaya dan/atau lingkungan…
Pasal 14 ayat (3) huruf a dan Pasal 21 ayat (1):
rencana tata ruang kawasan strategis nasional
merupakan rencana rinci
untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang diatur dengan
peraturan presiden
.
Pasal 8
ayat (3) mengenai
Kewenangan Pemerintah Dalam KSN meliputi:
1.penetapan kawasan strategis nasional;
2.perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional
;
RTR KSN KAPET
3.pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional; dan
4.pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional.
INTEGRASI MP3EI – KEK – SISLOGNAS
INTEGRASI MP3EI – KEK – SISLOGNAS
Pengembangan Komoditi Prioritas
Pengembangan Ekonomi Melalui Konsepsi
ECONOMIC FLOW
(KONSEP HULU –
HILIR) yang dapat Menciptakan Nilai Tambah
Penyediaan Outlet (Menuju Pasar)
Dukungan Infrastruktur dan Prasarana
Dihubungkan dengan KEK dan/atau Koridor Ekonomi
CLUSTER DEVELOPMENT
CLUSTER DEVELOPMENT
KAPET sebagai klaster ekonomi skala besar berbentuk
GOVERNMENT DRIVEN PROGRAMME
yang dibangun secara terencana selama paling tidak dua
puluh tahun, mulai dari tahapan awal berupa usaha-usaha/kegiatan-kegiatan inti yang independent
menuju tahapan akhir rencana berupa
SINERGITAS USAHA-USAHA/KEGIATAN-KEGIATAN INTI
yang membentuk ekonomi wilayah yang kuat dan produktif
, MELIBATKAN MASYARAKAT
sebagai
pelaku ekonomi yang aktif, melibatkan
INVESTASI YANG EFISIEN
, dan
DIDUKUNG OLEH
SEMUA SEKTOR
terkait.
V.
Penajaman Program
...lanjutan.
ISU STRATEGIS KAPET SERAM (KONDISI DAN TANTANGAN)
Aspek Infrastruktur:
Masih rendahnya aksessibilitas dari sentra produksi komoditas unggulan ke
pelabuhan/ bandara; ketersediaan infrastruktur seperti jalan masih menjadi
kendala utama, karena diwilayah KAPET Seram belum sepenuhnya
kelseluruhan wilayah memiliki jaringan jalan yang memadai atau masih
mengutamakan pada system tranportasi laut;
Kebutuhan masa datang terkait infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi
wilayah yang terintegrasi masih belum teridentifikasi secara konkrit;
Hambatan dalam perkembangan subsektor perikanan: kecilnya skala rata-rata
usaha perikanan tangkap, kontinyuitas ketersediaan bahan bakar, dan
terbatasnya fasilitas pendingin; dan
Masohi : PKW Luas : 37,30 km²
Jumlah Penduduk: 31.958 jiwa (2010)
Ambon : PKN Luas : 377 km²
Jumlah Penduduk: 331.254 jiwa (2011)
Kairatu : PKW Luas : 329,65 km²
Jumlah Penduduk: 26.355 jiwa (2011)
Wahai : PKW Luas : 7.173,6 km²
Jumlah Penduduk: 16.255 jiwa (2010)
Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
Kelas : Pelabuhan Utama Internasional
Kapasitas : 74.000 TEUs
Bandara Pattimura
Kelas : Bandar Udara Pengumpul Skala Tersier
Kapasitas : 700.000/tahun
KI Seram Bagian Barat
Kegiatan : Industri Ikan Hasil Laut
30. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Ambon - Seram
Profil
Simpul Perkebunan
Komoditas : Cengkeh, Pala, Kakao, Kelapa
NO
INDIKASI PROGRAM UTAMA
LOKA
I
SEKTOR JALAN
1
Jaringan Jalan Kolektor Primer 1
1) Pengembangan, peningkatan, dan
pemantapan kualitas jalan kolektor
yang menghubungkan Amahai -
Masohi – Makariki – Saleman -
Wahai; Haya – Amahai; Wahai –
Pasahari - Kobisonta
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
2) Pengembangan, peningkatan, dan
pemantapan kualitas jalan kolektor
yang menghubungkanKobisonta –
Banggoi – Bula
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
3) Pengembangan, peningkatan, dan
pemantapan kualitas jalan kolektor
yang menghubungkanKairatu –
Latu – Liang - Makariki
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
•DAFTAR PROGRAM PRIORITAS 2015-2019
INDIKASI PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH
2 Jalan Strategis Nasional
1) Jaringan jalan yang menghubungkan
Bula – Dawang - Waru
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
2) Jaringan jalan yang menghubungkan
Taniwel – Sp. Pelita Jaya – Piru – Eti
- Kairatu
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
3) Jaringan jalan yang menghubungkan
Haya – Tehoru – Laimu - Werinema
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
4) Jaringan jalan yang menghubungkan
ruas jalan nacional menuju Kawasan
Industri Masohi, Kabupaten Maluku
Tengah
KAPET
Seram
APBN
Kementerian Pekerjaan
Umum
4) Pembangunan jembatan Seram –
Ambon, Kabupaten Maluku Tengah
KAPET
Seram
5 SEKTOR SUMBER DAYA AIR 5.1 Penyediaan Air Baku
a Pengembangan dan peningkatanpemanfaatan air permukaan pada sungai sebagai air baku
KAPET Seram
APBN, APBD, dan/ atau sumber lain yang sah
Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan/atau Swasta
b Pengembangan dan peningkatanpemanfaatan air tanah pada cekungan air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Kawa, CAT Laela, CAT Waesamu, CAT Masohi, CAT Namea, CAT Wahai, CAT Sawal, CAT Waru, dan CAT Boana
KAPET Seram
APBN, APBD, dan/ atau sumber lain yang sah
Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan/atau Swasta
c Pengembangan dan peningkatan jaringan distribusi utama
KAPET Seram
APBN, APBD, dan/ atau sumber lain yang sah
Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan/atau Swasta
5.2 Jaringan Irigasi
a Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas pelayanan jaringan Daerah Irigasi (DI) Kairatu I, D.I. Kairatu II, D.I. Kawa, di Kabupaten Seram Bagian Barat
KAPET Seram
APBN, APBD, dan/ atau sumber lain yang sah
Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten
b Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas pelayanan jaringan Daerah Irigasi (DI) Isal, D.I. Sari Putih, D.I Samal, D.I Tonipa, D.I. Kobi, D.I Lofin, D.I Boti, D.I Way Namto, di Kabupaten Maluku Tengah
KAPET Seram
APBN, APBD, dan/ atau sumber lain yang sah
Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten
c Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan kualitas pelayanan jaringan Daerah Irigasi (DI) Way Matakabo, D.I Bubi, D.I Balansai, D.I Fufa, D.I Lola Besar, D.I Masiwang di Kabupaten Seram Bagian Timur
KAPET Seram
APBN, APBD, dan/ atau sumber lain yang sah