• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Wajar Saham Metode Arus Kas Terdis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Harga Wajar Saham Metode Arus Kas Terdis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Harga Wajar Saham Metode Arus Kas Terdiskon

Sederhana

9 Maret 2013 Bola Salju

Sering kita membaca analisa emiten dari penilai atau analis di sekuritas. Dalam analis tersebut, ada valuasi harga wajar saham yang menggunakan cara yang agak rumit dengan variabel yang susah didapat oleh investor awam, misalnya pertumbuhan relatif industri, proyeksi harga dan komponen bahan baku, dan banyak lagi variabel atau asumsi lainnya sebagai elemen hitungan proyeksi mereka. Kita investor biasa, kita kesulitas mencari angka variabel-variabel tersebut, maka kita pilih cara yang sederhana. Untuk implementasinya saya pakai cara sederhana yang diajarkan Charles S. Mizrahi di buku Getting Started in Value Investing, seperti juga pernah ditulis oleh bro Parahita di blognya.

Pilihan untuk cara sederhana ini misalnya, proyeksi hanya 5 tahun, lalu tidak memakai proyeksi macam-macam dalam arus kas seperti proyeksi beban perusahaan, proyeksi investasi, dan mungkin proyeksi lainnya. Kita akan berurusan dengan laba saja. Laba adalah akhir cerita dari semuanya, jadi sederhana dan cukup akurat. Agar aman, perusahaan yang diukur harus mempunyai pertumbuhan yang stabil, bukan fluktuatif. Meski sederhana, kita bisa berargumen cara kompleks pun bisa mengundang kekeliruan ketika berbagai proyeksi (inflasi lebih tinggi, beban naik, pendapatan turun, dst) yang diasumsikan tidak bekerja. Maka lebih baik pakai cara yang paling sederhana tapi tetap menjaga semangat konservativisme.

Konsep sederhana valuasi ini bukan menghitung berdasarkan arus kas bebas perusahaan, dus menghitung proyeksi pendapatan, proyeksi beban, proyeksi inflasi yang mempengaruhi beban dari komoditas yang dibayar, dst (biasanya disebut Future Cash Flow to Equity Model)—tapi kita akan menghitung arus kas yang diharapkan investor. Saya kira boleh saja kita sebuah sebagai DCF pula, uraian singkatnya demikian:

 Kita cari proyeksi laba perusahaan selama lima tahun ke depan dengan ekspektasi

pertumbuhan yang konservatif.

 Dari total proyeksi laba tersebut, bila perusahaan membagikan dividen, maka kita bisa

cari tambahan arus kas (pendapatan) yang didapat investor

 Dari total dividen dan laba itulah nilai perusahaan pada lima tahun mendatang

 Nilai perusahaan lima tahun tersebut bisa kita diskon ke nilai di masa sekarang

Sederhana bukan? Memang sederhana. Setelah ini kita coba uraian lengkapnya.

Data yang Diperlukan

Beberapa data ini diperlukan sebelum kita melakukan valuasi:

(2)

 Dividen per lembar saham

 Ekspektasi pertumbuhan jangka panjang, bisa diambil dari rata-rata pertumbuhan lima

tahun

 Harga saham sekarang

 Tingkat diskon yang kita inginkan

Kita akan coba hitung valuasi harga wajar saham XYZA dengan data berikut:

 EPS Rp50

 Dividen per lembar saham Rp10

 Rata-rata pertumbuhan lebih dari 20%

 Harga saham Rp450

 Tingkat diskon yang kita inginkan 20%. Disebutkan bahwa Buffett biasanya

menggunakan tingkat diskon 15%. Parahita menggunakan parameter 18,61%, tapi bila asumsi deposito dimutakhirkan jadi sekitar 4-5% (dia pakai 8%), maka hasil akhir sekarang jadi 15%-an juga. Karena kita ingin konservatif, kita pakai 20% saja, sesuai risiko Indonesia. Darimana angka ini berasal? Tingkat diskon ini sifatnya subyektif, Anda bisa pakai angka berapa saja. Tapi bila ingin konservatif, gunakan angka di atas 15%. Angka 20% digunakan sebagai contoh.

Asumsi: Batas Proyeksi yang Kita Inginkan

Sebelum mulai menghitung, tahap awal untuk menentukan berapa harga wajar saham yang kita inginkan adalah menentukan proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) selama lima tahun ke depan dan proyeksi PER-nya.

Aturan sederhana untuk pertumbuhan EPS:

 Bila pertumbuhan EPS perusahaan lebih dari 15%, kita pakai 15% sebagai proyeksi.

 Bila pertumbuhan EPS kurang dari 15%, kita gunakan pertumbuhan 10% sebagai

proyeksi.

Kenapa 15%? Kenapa 10%? Itu adalah batas pertumbuhan wajar yang diterima, sebagaimana dicontohkan Mizrahi, untuk perusahaan tumbuh pesat dan pertumbuhan rendah. Pembatasan ini adalah semacam jaring pengaman agar valuasi kita tidak terlalu optimistis bila

menggunakan pertumbuhan asli, misalnya ada perusahaan yang tumbuh 30%.

(3)

Untuk Proyeksi PER di Akhir Tahun ke-5:

 Bila PER di atas 20, kita gunakan 17

 Bila PER 20 ke bawah, kita gunakan PER 12

Rasio P/E (PER) saham di pasar secara historis rata-rata berada di 17. Hanya sedikit perusahaan yang bisa mencapai PER di atas 17. Dengan asumsi ini, kita sebenarnya ingin membayar

perusahaan hingga batas 12 kali laba saja atau 17 kali untuk perusahaan yang lebih populer.

Perusahaan XYZA punya PER = 450 ÷ 50 = 9, maka proyeksi PER yang kita inginkan adalah 12 kali.

Tahap 1: Total laba per saham selama lima tahun berdasarkan

pertumbuhan 15 persen

Proyeksi 15% Proyeksi EPS

di Akhir Tahun

EPS di Tahun 1 50 × 15% 57,5

EPS di Tahun 2 57,5 × 15% 66,13

EPS di Tahun 3 66,13 × 15% 76,04

EPS di Tahun 4 76,04 × 15% 87,45

EPS di Tahun 5 87,45 × 15% 100,57

TOTAL EPS 5 Tahun 387,69

Tahap 2: Proyeksikan Harga Saham di Tahun ke-5 dari Proyeksi PER

dari EPS

(4)

 Harga Saham Tahun ke-5: 100,57 × 12 = 1.206,81

Tahap 3: Menghitung Pendapatan dari Dividen

Kita tahu XYZA membagikan dividen, maka kita harus pertimbangkan pula arus kas yang kita dapat. Sebaiknya mencari rerata rasio pembagian dividen (dividend payout ratio), bukan dari rasio tahun terakhir saja. Bila tidak ada data demikian, bisa pula pakai rasio tahun terakhir tapi diperkecil agar konservatif.

 Rasio pembagian dari laba: Dividen ÷ EPS = 10 ÷ 50 = 20%

 Total proyeksi EPS selama lima tahun adalah 387,69. Maka proyeksi pendapatan dividen

adalah: 20% dari total laba ini = 20% × 387,69 = 77,54

Bila ada perusahaan yang tidak membagikan dividen atau dividennya sangat kecil, angka ini bisa dibuat nol saja.

Tahap 4: Mencari Total Harga Saham

Kemudian jumlahkan harga saham di tahun ke-5 dengan pendapatan dari dividen (hasil dari Tahap 2 dan Tahap 3). Inilah nilai proyeksi saham yang bisa kita dapatkan di akhir tahun ke-5.

 Total Harga Saham: 1.206,81 + 77,54 = 1.284,35

Tahap 5: Mendiskon Harga Saham ke Nilai Sekarang

Tahap terakhir adalah mendiskon (membagi) total harga saham di tahun ke-5 sehingga bisa kita dapat nilainya saat ini. Tingkat diskon yang kita inginkan adalah 20%, maka kita bisa membagi tahun per tahun dengan 120% (hasil dari 100% + 20%). Rincian hitungannya seperti di bawah:

Diskon 20% Harga Wajar

Saham Tahun Tsb.

Harga Wajar Saham Tahun 5 1.284,35 ÷ 120% 1.070,29

Harga Wajar Saham Tahun 4 1.070,29 ÷ 120% 891,91

Harga Wajar Saham Tahun 3 891,91 ÷ 120% 743,26

Harga Wajar Saham Tahun 2 743,26 ÷ 120% 619,38

Harga Wajar Saham Tahun 1 619,38 ÷ 120% 516,15

(5)

Bila kita menginginkan bisa mencapai tingkat pengembali dari investasi dengan diskon tertentu, berikut batas harga yang bisa kita bayar:

 Pengembalian 15%: 516 ÷ 115% = 448,83

 Pengembalian 30%: 516 ÷ 130% = 397,04

 Pengembalian 50%: 516 ÷ 150% = 344,1

Dengan harga saat ini Rp450 per lembar saham, maka kita cuma patut berharap pengembalian investasi sekitar 15% saja.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat

188.45/HKM/SK/152/2014 tentang Penetapan Tahapan Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Kota Bitung antara lain telah menyusun peraturan walikota tentang

Hasil penelitian ini memiliki arti bahwa persepsi responden terhadap sarana dan prasarana pendukung kegiatan operasional bagi penggunaan layanan P2P lending tidak

Pada kasus efek gelombang evanescent , nilai indeks bias cladding berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang ditransmisikan dalam serat optik.. Berdasarkan penelitian yang

Perancangan sistem kerja merupakan cara bagaimana sistem berkerja dan komponen alat yang dibutuhkan yang akan dikerjakan,dalam sistem kerja dapat digambarkan dalam

Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur risiko pembiayaan dan mengukur potensi kerugian yang mungkin terjadi pada pembiayaan sektor pertanian di BPRS

Manusia merupakan salah satu makhluk Allah paling sempurna yang telah diberikan akal yang memiliki fungsi untuk berfikir dan mempunyai pandangan hidup.Akal

Struktur pengendalian internal pada umumnya dirancang untuk menjamin bahwa catatan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi dapat dipercaya serta untuk menjaga keamanan aktiva