• Tidak ada hasil yang ditemukan

NICO penyakit akibat kerja pada penyakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NICO penyakit akibat kerja pada penyakit"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS)

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja semester II

Disusun Oleh : KELOMPOK

NAMA : NIM :

1. INDAH WULAN ANGGRIANI 133313010014

2. NICO DELTA GINTING 133313010015

3. ASMARODHI 133313010013

4. IRMA YULIANA PANJAITAN 133313010016

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2014

(2)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat lim pahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang ini .

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia khususnya mata kuliah kesehatan dan

keselamatan kerja.

Dengan selesainya makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan pemikiran dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya..

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap masukan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini dan menjadi pelajaran bagi penulis sehingga mampu menyajikan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.

(3)

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR ……….i

2. DAFTAR ISI ……… ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG ………1

1.2 TUJUAN………..1

1.3 MANFAAT……….2

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORY TENTANG K3………3

2.2 LANDASAN TEORY PAK………5

BAB IIIPEMBAHASAN 3.1 PENGERTIAN COMPUTER VISIOAN SYNDROM (CVS)……….7

3.2 GEJALA CVS………8

3.3 PENCEGAHAN CVS……….9

3.4 ORANG YANG RENTANG TERKENA CVS……….9

3.5 DIAGNOSIS………9

3.6 PENYEBAB TERKENA CVS……….11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN ……….13

4.2 SARAN ………13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung pada tanggal 27 Oktober tercatat ada 24.993 penderita Computer vision Syndrom, atau iritasi mata akibat sering menggunakan computer. Gejala yang timbul adalah mata merah, berair, atau mata kering, yang

kemudian akan terjadi kelelahan mata, yaitu mata terasa letih, kelopak mata atau dahi terasa berat, selain itu sulit focus, dan diiringi dengan sakit kepala.

Iritasi tersebut disebabkan karena frekuensi berkedip yang menurun akibat menggunakan computer dalam waktu yang sangat lama, dan pengaturan cahaya pada computer yang salah.Selain itu juga dipengaruhi oleh sinar yang berbahaya untuk mata pada cahaya computer. Penyakit akibat kerja ini banyak diderita pada pekerja yang selalu berinteraksi dengan computer.

Oleh karena itu dengan tema penyakit akibat kerja, penulis membahas tentang iritasi mata yang di sebabkan selalu mengoperasikan computer, terutama pekerja yang berinteraksi dengan computer.

1.2 TUJUAN

1. Untuk Mengetahui definisi dari Penyakit Akibat Kerja

2. Untuk mengetahui gejala gejala CVS

3. Untuk mengetahiu siapa saja dapat terjadi penyakit akibat kerja.

(5)

5. pemulihan pada penyakit akibat kerja.

1.3 MANFAAT PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dapat memberikan penjelasan yang lebih jelas kepada pekerja di sector mana saja, apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja.

Pekerja atau kariyawan di perusaah atau instansi lain dapat melakukan pencegahan, pengobatan, dan pemulihan pada penyakit akibat kerja.

Pekerja atau kariyawan lebih mengetahui tentang apa saja yang haus dipakai saat bekerja dimulai, sebagai alat pelindung diri

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara Umum

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri

(7)

pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah manusia

b. Bersifat medis.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).

Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah lingkungan kerjab.

b. Bersifat teknik.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam- macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

(8)

hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.

2.2 LANDASAN TEORI PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja

merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.

Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma.

Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut Penyakit Akibat Kerja sebagai berikut:

(9)

Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.

Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related Diseas

Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam

berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks

Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting Working Populations

Adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan

Keberhasilan identifikasi Penyakit Akibat Kerja diberbagai kelompok pekerjaan tergantung dari riwayat pasien secara keseluruhan. Untuk mempertegas diperlukan pemeriksaan laboratorium (bio monitoring dan tes klinik), penilaian paparan lingkungan secara tepat dengan memperhatikan legalitas, etika dan faktor sosioekonomi.

Beberapa penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut : 1. Penyakit Saluran Pernafasan

2. Penyakit Kulit

3. Kerusakan Pendengaran

4. Gejala pada Punggung dan Sendi. 5. Kanker

6. Coronary Artery Disease 7. Penyakit Liver

8. Masalah Neuropsikiatrik

(10)

tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:

1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.

2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.

3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur

(11)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Computer Vision Syndrome (CVS)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and Community Health mengambil sample basil pemeriksaan mata 10.000 pekerja. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan didepan komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal lain yang juga dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk didalamnya miopi dan glaucoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan langsung dengan timbulnya miopi dan glaucoma.

Saat komputer beroperasi, terdapat sinar biru yang memancar bersama cahaya dari monitor computer. Sinar tersebut adalah sinar biru. Sinar biru adalah sinar dengan panjang gelombang 400-500 nm (nanometer). Sumber terdekatnya adalah lampu neon, layar televisi serta computer. Jika seorang pekerja yang tempat kerjanya di bagian yang selalu berinteraksi dengan computer, maka secara tidak langsung pekerja tersebut selalu terkontaminasi dengan sinar biru dari pancaran cahaya layar computer. Dan bagian tubuh pekerja yang pertama terkena sinar biru tersebut adalah mata pekerja. Bagian mata, yaitu pupil.Yang bertugas untuk mengatur ketajaman cahaya yang masuk ke mata, jika secara terus- menerus pupil tidak akan mampu untuk mengatur cahaya yang masuk. Jika sudah terjadi seperti itu, maka cahaya yang masuk ke dalam mata mengandung sinar biru, yang sangat membahayakan mata.

(12)

fisik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya.

COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) adalah dampak negatif akibat

pemakaian komputer yang berlebihan. 75% pengguna komputer (rata-rata 6-9 jam sehari) mengalami CVS (America Optometric Association)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and Community Health mengambil sample basil pemeriksaan mata 10.000 pekerja. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan didepan komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal lain yang juga dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk didalamnya miopi dan glaucoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan langsung dengan timbulnya miopi dan glaucoma.

3.2 Gejala :

Gejala ComputerVision Syndrome

1. Gangguan Mata (terasa panas, penglihatan buram, lambat perubahan fokus mata, sensitif karena silau, mata gatal, mata kering, mata merah, iritasi mata, mata lelah/astenopia)

2. Sakit Kepala (terutama dahi dan kiri/kanan kepala)

3. Nyeri otot punggung, leher, bahu atas, dan lengan atas

(13)

5. Jari tangan terasa kaku

3.3 Pencegahan :

ï‚· Istirahat berkala (max tiap 4 jam) guna merelaksasi akomodasi mata

ï‚· Lakukan lubrikasi saat mata terasa kering

ï‚· Penderita kelainan refraksi (pengguna kacamata) pilih ukuran dan bentuk kacamata yang sesuai

ï‚· Atur cahaya ruangan untuk memperjelas tampilan pada layar komputer

ï‚· Posisi monitor komputer ditata secara ergonomis (Posisi atas monitor sejajar / horizontal dengan pandangan mata)

ï‚· Jarak layar dengan mata 30-70 cm

ï‚· Letak bagian tengah layar 10-20 derajat (5-6 inci) di bawah garis pandang mata

ï‚· Duduk tegak dan nyaman

(14)

CVS biasanya dialami oleh pekerjaan (profesi) yang tidak terlepas dari penggunaan komputer misalnya sekretaris, operator (termasuk Admin Kompasiana nih…) dan programmer komputer. Selain itu penggemar internet (blogger/netizen), dan kalangan pelajar atau mahasiswa juga rentan mengalami sindrom ini.

3.5 Diagnosis

Computer Vision Syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pengujian, dengan penekanan khusus pada persyaratan visual pada jarak komputer bekerja, mungkin termasuk:

ï‚· Riwayat Pasien untuk menentukan gejala pasien mengalami dan adanya masalah kesehatan umum, obat-obatan yang diambil, atau faktor lingkungan yang

mungkin berkontribusi terhadap gejala yang berhubungan dengan penggunaan komputer.

ï‚· Pengukuran ketajaman visual untuk menilai sejauh mana visi mungkin akan terpengaruh.

ï‚· Kelainan refraksi untuk menentukan kekuatan lensa yang sesuai yang diperlukan untuk mengkompensasi kesalahan bias (rabun jauh, rabun dekat atau

astigmatisme).

 Pemeriksaan fokus mata, bergerak dan bekerja sama. Dalam rangka untuk mendapatkan gambar, jelas tunggal apa yang sedang dilihat, mata efektif harus mengubah fokus, bergerak dan bekerja bersama-sama. Tes ini akan mencari masalah yang menjaga mata Anda dari fokus secara efektif atau membuat sulit untuk menggunakan kedua mata bersama-sama. Tes ini dapat dilakukan tanpa menggunakan obat tetes mata untuk menentukan bagaimana mata merespon dalam kondisi melihat normal. Dalam beberapa kasus, seperti ketika beberapa kekuatan mata ‘fokus mungkin tersembunyi, tetes mata dapat digunakan. Mereka sementara menjaga mata dari mengubah fokus saat uji coba dilakukan.

(15)

dokter mata Anda dapat menentukan apakah Anda memiliki gejala Computer Vision Syndrome dan memberitahu Anda tentang pilihan pengobatan.

Radiasi dari sinar biru computer. yang berefek pada mata salah satunya adalah, gejala Computer Vision Syndrome (CVS). CVS adalah keluhan-keluan atau gejala pada mata, kepala, dan tulang punggung yang disebabkan oleh efek penyinaran pada aktivitas computer empat sampai enam jam setiap harinya. Sudut pandangan kearah computer yang tidak pas, bagian atas layar computer yang tidak sejajar dengan mata, tidak sesuainya tingkat terang gelap layar, dan biasanya ada pantulan yang menyilaukan dari sumber cahaya lain, merupakan hal lain yang juga mengontribusi adanya CVS.

Lingkungan kerja juga sangat memicu gejala CVS. Misalnya, posisi layar computer yang terlalu tinggi, kursi kerja yang tidak ergonomis.

Pekerja yang mengharuskan untuk selalu bernteraksi dengan computer, dapat mencegah terjadinya CVS, salah satunya adalah menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Alat dari pelindung diri untuk pekerja yang menghadapi layar computer, bisa dengan menggunakan kacamata anti radiasi, atau kacamata biasa, yang dapat mencega banyak sinar biru yang masyk ke mata. Selalin itu masih ada beberapa langkah, yaitu :

Istirahat 10 menit setiap jam

Mengalahkan pandangan dari monitor setiap 15 menit dengan melihat objek yang jauh kurang lebih 10 menit.

Melakukan variasi kegiatan untuk menghindari melihat buyar Mengatur pencahayaan ruangan

Menggunakan lampu pijar yang tidak terlalu terang computer terus- menerus

Memasang filter pada layar computer

Menggunakan kursi yang dapat diatur posisisnya dan disertai sandaran

(16)

Layar computer sebaiknya berjarak 50-57 cm

Posisi miring kebelakan 5-20 derajat dari posisi tegak.

3.5 PENYEBAB TERKENA CVS

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan munculnya CVS, antara lain jenis atau karakteristik monitor komputer dan adanya kelainan refraksi atau pembiasan pada pengguna. Karekteristik monitor dengan resolusi rendah termasuk yang menyebabkan gangguan ini. Selain itu, pemakaian kacamata yang tidak pas atau melepas kacamata saat di hadapan monitor baik minus, plus, maupun silindris akan memperburuk CVS yang terjadi. Sudut pandang ke komputer yang tidak pas, misalnya bagian atas layar komputer yang tidak sejajar dengan mata, tidak sesuainya tingkat terang gelap layar, dan adanya pantulan yang menyilaukan dari sumber cahaya lain, merupakan hal lain yang juga berkontribusi terhadap timbulnya CVS.

Tak hanya itu, lingkungan kerja juga dapat memicu gejala CVS. Misalnya, posisi layar komputer yang terlalu tinggi, kursi kerja yang tidak ergonomis (desain suatu produk yang disesuaikan dengan ortopedi tubuh), bisa memunculkan gejala CVS. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh pengguna komputer adalah jika layar komputer terlalu tinggi, subjek harus mendongakkan kepala untuk mendapatkan sudut pandang yang nyaman. Sebaliknya, jika layar komputer terlalu rendah, kepala dan leher harus lebih fleksibel. Hal ini menyebabkan sakit kepala dan punggung, serta masalah pada pergelangan tangan.

Letak layar komputer yang baik adalah 10 derajat di bawah sudut pandang mata.

(17)

kemungkinan pertambahan jumlah minus-nya lebih besar. Namun, bila kacamata dipakai, mata akan lebih rileks dan fokusnya tidak terlalu kuat, sehingga keenam otot tadi tidak terlalu berat untuk melihat layar komputer yang rata-rata hurufnya kecil-kecil.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Penyakit akibat kerja yang terjadi pada pekerja kantor, atau yang lebih umum pada

pekerja atau karyawan yang selalu berinteraksi dengan computer adalah Computer Vision Syndrome. Atau sering disebut sebagai CVS, yang disebabkan karena radiasi oleh sinar biru yang ada pada cahaya computer, saat computer sedang dijalankan oleh pekerja tersebut.Adapun salah satu pencegahan CVS adalah selalu beristirahat atau mengalihkan pandangan dari computer setiap satu jam sekali selama sepuluh menit.

4.2 SARAN

(18)

cahaya computer. Tak tertinggal pula untuk selalu menggunakan alat pelindung diri, saat berinteraksi dengan computer.

DAFTAR PUSTAKA

http://anggaswangi.blogspot.com/2009/06/computer-vision-syndrome-cvs.html http://anysundari.wordpress.com/artikel/

http://jabar.tribunnews.com/read/artikel/114391/hati-hati-kelelahan-mata-di-depan-komputer

http://jefrigc.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

http://kellyanggoro.wordpress.com/2010/06/27/penyakit-akibat-kerja-di-rumah-sakit-dan-pencegahannya/

http://republika.co.id:8080/koran/106/23021/Penyakit_Akibat_Kerja http://www.surabaya-ehealth.org/artikel/penyakit-akibat-kerja

(19)

Press

Referensi

Dokumen terkait

Ekstraksi Kitin dari Kulit Udang Secara Kontinyu Berdasarkan hasil proses demineralisasi kontinyu selama 36 jam dengan konsentrasi glukosa umpan 6,5% dan waktu tinggal 16

Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni peneliti ingin mengetahui berapa persentase Drug Related Problems (DRPs) kategori ketidaktepatan dosis, kontraindikasi dan interaksi

Adanya pelaksanaan Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib setiap mahasiswa kependidikan sebagai pengembangan calon guru yang profesional,

Dengan mengatur media queries dalam dokumen CSS, maka permasalahan tampilan website yang diakses dari berbagai peralatan dapat diatasi sehingga informasi yang diminta

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

$angguan sensasi pada wajah ,subjektif maupun objektif sering ditemukan. itemukannya trigeminal neuralgia pada dewasa muda mungkin merupakan gejala awal dari

Pandangan Cardoso ini agaka berbeda dengan pandangan Alfred Stepan yang menyebutkan Negara sebagai sistem administratif, legal, dan koersif yang berkesinambungan serta

Dengan melihat hasil pengujian yang diperoleh, maka pembuatan sistem ini telah memenuhi tujuan awal dari penelitian, yaitu membuat sistem navigasi gedung SMK Pancasila