• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KEPEMIMPINAN vatikan dan iran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP KEPEMIMPINAN vatikan dan iran "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KEPEMIMPINAN

(Teori Munculnya Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan Berdasarkan Teori, Dan Berdasarkan Pendekatan Teori Munculnya Kepemimpinan)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pelayanan Referensi yang diampu oleh Dr. Hj. Yooke Tjuparmah S.K.,M.Pd.

Kelompok

Nur Afrylyanty 1202788

PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

1. Teori munculnya kepemimpinan

Kajian tentang kepemimpinan sebagai ilmu leadership as a science telah mengundang kepedulian para ahli ilmu-ilmu perilaku, terutama ahli manajemen, secara lebih besar sejak Perang Dunia )). Namun demikian, masih terdapat perbedaan pendapat mereka tentang teori munculnya kepemimpinan. Para ahli membuat rumusan sendiri-sendiri dan cenderung tidak menolak pendapat ahli lainnya, lebih-lebh dikaitkan dengan aliran yang mereka anut. Dari sekian banyak pendapat tentang teori yang ada, pada dasarnya teori munculnya kepemimpinan dapat dikelompokkan ke dalam tiga teori, yaitu:

. Teori Bawaan atau (eredity Theory

Bakat kepemimpinan di dalam diri seseorang telah di bawa sejak lahir, demikian pandangan utama teori ini. Kata lain dari teori ini adalah teori keturunan atau teori bawaan. Keturunan yang dimaksudkan di sini adalah faktor genetis, bukan keturunan berdasarkan status strata sosial, ningrat, atau keturunan raja. Teori ini berasumsi bahwa sifat-sifat kepemimpinan seseorang adalah faktor bawaan sejak lahir, di mana menjadi pemimpin atau tidaknya seseorang karena takdir semata. Penganut teori ini merumuskan tesis leader are bom, kepemimpinan adalah dilahirkan. Pendirian pokok teori ini adalah hanya orang-orang yang telah membawa bakat kepemimpinanlah yang mampu menjadi pemimpin dikemudian hari. Dimensi pribadi, fisik, intelektual, dan nasib- baik, serta dimensi lainnya telah dimiliki sejak lahir. Dia ditakdirkan untuk menjadi pimpinan, bahkan sampai dengan keturunan-keturunannya..

Teori ini berpandangan bahwa secara filosofis manusia itu memiliki kemampuan yang luar biasa, baik fisik maupun otaknya. Akan tetapi kemampuan dimaksud tidak sama pada masing-masing orang. Artinya, kemampuan itu dapat saja halnya dimiliki oleh subjek tertentu, dan tidak dimiliki oleh yang lainnya. Kemampuan itu dilukiskan sebagai kelebihan menonjol yang ada dalam diri seseorang. Manusia seperti ini memiliki faktor internal internal factor berupa kekuatan khusus, yaitu kekuatan untuk menjadi pimpinan dan kekuatan itu dibawa sejak lahir. Pendapat ini melihat bahwa seseorang dapat menjadi pimpinan tanpa perlu melihat sistem luar external system . Modal dasar, seperti bakat, intuisi atau kecakapan praktis tanpa dibarengi dengan teori-teori atau prinsip-prinsip, dianggap cukup untuk membuat seseorang menjadi pimpinan.

. Teori Psikologi atau Psychological Theory

(3)

pelatihan . Manusia, .sesuai dengan perkembangan jiwanya dapat mempelajari subjek berupa ilmu pengetahuan atau pengalaman atau hal-hal lain di luar dirinya

lingkungan , demikian juga ilmu kepemimpinan.

3. Konsep dasar teori kejiwaan ini adalah bahwa kapasitas seseorang dapat dibentuk. dimanipulasi, didongkrak kematangannya, dan karenanya bakat yang dibawa sejak lahir ke muka bumi ini bisa diabaikan. Manusia belajar dari pengalaman dan pengalaman menaikkan tingkat kematangan seseorang, sejalan dengan kematangan psikologisnya menurut usia kronologis. Artinya, lingkungan adalah bagian penting dari kehidupan seseorang. Manusia sukses, antara lain ditandai oleh kemampuannya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memanfaatkan lingkungan itu menurut kebutuhan nyata. Dalam konteks ini, manusia dapat dilihat dari berbagai dimensi, yaitu sebagai:

a. Makhluk biologis yang memiliki organ tubuh seperti hewan, mempunyai nafsu makan, dorongan seks, ton sebagainya.

b. Makhluk sosial yang ditandai oleh kemampuan berinteraksi dengan orang lain, perasaan sepi hidup sendiri, dan lain-lain.

c. Makhluk intelektual, yang ditandai oleh pelbagai kemampuan, seperti:

kemampuan mengingat, kemampuan memahami, kemampuan

melakukan analisis, kemampuan mengadakan sintesis, kemampuan

mengaplikasikan konsep dasar kemampuan menilai.

d. Makhluk pengabdi Tuhan. Kehadiran manusia di muka bumi ini bukan hanya untuk mengabdikan dirinya kepada dirinya sendiri dan keluarganya atau organisasi tempat dia bekerja, serta negara tempat dia bermukim. Manusia adalah makhluk Tuhan dan dia harus menjalankan perintah- Nya.

Makhluk rohani yang mempunyai potensi bergerak seperti, perasaan, minat, perhatian, persepsi, intuisi, firasat, dan kecakapan praktis. Kepemimpinan sebagai suatu sistem tidak terlepas dari sistem lain. Karena itu, kepemimpinan yang efektif dapat dilakukan oleh pimpinan, jika dia mampu memanfaatkan potensi lingkungan dan membenahi diri. Pemimpin yang efektif bersifat adaptif atau mampu membawa diri di tempatnya berada atau bekerja. Bila pimpinan tidak adaptif maka aktivitasnya menjadi vakum dan proses kepemimpinan tidak berjalan seperti yang diharapkan.

4. Definisi kepemimpinan berdasarkan teori 1. Teori X dan Teori Y

(4)

bersifat kreatif atau positif dikategorikannya sebagai manusia Y. Ciri-ciri manusia X Teori X adalah sebagai berikut.

a. Pada umumnya atau rata-rata manusia itu malas bekerja.

b. Karena itu manusia hanya akan bekerja jika dikomando, diperintah, diancam atau dipaksa.

c. Manusia tidak memiliki tanggung jawab, mempunyai ambisi rendah, cenderung hanya mau diperintah saja, dan tidak ada kemauan mandiri. d. Manusia hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan semata. e. Manusia harus diawasi secara ketat dan pada umumnya harus dipaksa untuk

mencapai tujuan organisasi.

Ciri-ciri manusia yang termasuk manusia Y Teori Y adalah sebagai berikut. i a. Bagi manusia bekerja adalah kegiatan normal yang biasa dilakukan di dalam

hidupnya. Karenanya, selama lingkungan memungkinkan, orang-orang akan merasa senang dan puas, seperti istirahat atau bermain.

b. Di dalam diri manusia ada keinginan untuk bergerak sendiri, mengatur diri sendiri, dan berinisiatif sendiri.

c. Tujuan organisasi merupakan realisasi dari kebutuhan individu. .

d. Manusia suka menerima tanggung jawab jika kondisi yang ada benar- benar memungkinkan untuk itu.

e. Jika manusia tidak kreatif dalam organisasi, dia memang tidak mampu berbuat untuk itu.

Di dalam praktek, karakteristik perilaku manusia organisasional tidaklah permanen, melainkan dapat berubah secara kondisional. Tidak ada manusia selalu berada pada kondisi pasif atau negatif, dan tidak juga ada manusia yang selalu berada pada kondisi kreatif atau positif. Konsekuensinya adalah tidak ada pula manusia yang selalu berada pada posisi manusia X, sebaliknya tidak pula ada yang selalu berada pada posisi manusia Y. Perilaku manusia bergerak dari manusia X ke manusia Y dan sebaliknya, dengan titik berat tertentu. Gerakan arus karakter manusia seperti digambarkan di bawah bersifat dinamis. Titik berat karakter, apakah cenderung menampakkan karakter manusia X atau manusia Y dipengaruhi oleh bsnyak hal, seperti gaya kepemimpinan, kondisi fisik-psikologis karyawan, insentif yang diterima, aturan disiplin, iklim organisasi, kesempatan promosi, tantangan pekerjaan, dan makna pekerjaan bagi karyawan.

(5)

Gambar . : Area karakter pekerja = Area karakter X

= Area karakter Y = Area netral

. Teori Sistem

Teori sistem manajemen management system theory yang populer dengan sebutan sistem System dikembangkan oleh Rensis Likert. Teori ini muncul dari hasil kajian Likert terhadap karakteristik manusia organisasional yang berbeda-beda. Dengan kata lain bahwa teori ini muncul berdasarkan segi-segi kemanusian, baik kepribadian maupun kematangan hidup manusia itu. Likert mengemukakan bahwa perbedaan manusia yang dipimpin membuat gaya kepemimipinan leadership style bergerak dari sistem ke sistem . Dengan demikian, kepemimpinan seseorang terdiri atas empat gaya, yaitu sistem ,sistem , sistem , dan sistem . Adapaun teori sistem dari Rensis Likert disajikan pada Gambar . berikut ini.

Variabel Variabel Gaya Kepemimpinan

Organisasi Sistem Sistem Sistem Sistem

(6)

Karakteristik

)nteraksi secara penuh rasa bersahabat, disertai

kepercayaan, dan partisipasi penuh.

3. Teori Kisi Kepemimpinan

Teori kisi kepemimpinan atau manajerial Grild dikembangkan oleh Blake & Mouton atas dasar konsep yang dikembangkan oleh kelompok Ohio State University dan Michigan University, serta oleh teori kepemimpinan dinamika kelompok. Menurut Blake L Mouton, secara umum dapat dikemukakan bahwa ada dua sikap

utama dari kepemimpinan seseorang.

a. Pemimpin yang berorientasi pada produksi atau tugas-tugas saja atau concern for

production Konsep kepemimpinan semacam ini menganggap bahwa manusia hanya

akan berarti bagi organisasi, jika dia mampu meraih hasil atau dapat melaksanakan tugas yang diemban secara efektif.

b. Pemimpin yang berorientasi kepada segi-segi kemanusia atau concern for people. Pemimpin di sini tidak berorientasi kepada tugas-tugas semata, akan tetapi lebih banyak memperlihatkan segi-segi kemanusiaan. Pemimpin semacam ini berpikir bahwa manusia adalah faktor yang sangat penting, dan dalam bekerjanya manusia bukan semata-mata penghasil saja, akan tetapi sebagai insan yang memiliki segi-segi rohaniah. Untuk selanjutnya teori ini disajikan pada Gambar . berikut ini.

Gambar J: Teori Managerial Grid (arsey,

Kepemimpinan - disebut gersang impoverished , artinya adalah pemimpin

(7)

yang menggunakan orientasi usaha keija yang minimal dan demikian juga orientasi manusianya. Pemimpin menganggap bahwa dengan usaha itu dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi. Baginya, dengan orientasi rendah terhadap tugas dan segi kemanusiaan, organisasi akan tetap bertahan.

Kepemimpinan - disebut orientasi tugas task oriented , artinya adalah pemimpin

yang berorientasi semata-mata pada hasil kerja manusia. Segi-segi manusia dalam arti kemanusiaan humanity baginya kurang penting. Pemimpin yang berada pada posisi ini menganggap bahwa organisasi hanya akan bertahan, jika organisasi tersebut mampu menghasilkan produksi secara maksimal, sedang manusia sebenarnya hanya alat produksi semata-mata.

Kepemimpinan ) - disebut kelompok kontri country club , urtinyu adalah kepemimpinan yang berorientasi tinggi kepada faktor manusia. (ubungan antar-manusia secara ramah, dua arah, dan informasi sangat penting. Produksi adalah urusan kedua, sebab manusia hanya ukan dapat bekerja dalam suasana yang menyenangkan.

Kepemimpinan - disebut tim {team artinya adulah pemimpin yang

berorientasi tinggi puda faktor manusia di samping tinggi pula orientasinya pada tugas-tugas. Antara orientasi manusia dengan orientasi tugas berada pada posisi yang seimbang. Kepemimpinan semacam ini menganggap bahwa dengan orientasi tinggi pada keduany;Aah, organisasi dapat bertahan.

Kepemimpinan - disebut jalan tengah middle mad , yaitu kepemimpinan yang

berada pada posisi di tengah-tengah atau berimbang atau kompromistik. Pemimpin di sini mencari keseimbangan antara segi- segi kemanusiaan dengan tugas-tugas yang diemban. Pemimpin menganggap bahwa hanya dengan menciptakan keseimbangan tugas-tugas dengan aspek-aspek manusiawilah, organisasi akan berjalan. Dia tidak menuntut derajat paling tinggi pada keduanya.

. Kontinum Kepemimpinan

Teori kontinum kepemimpinan leadership continuum dikemukakan oleh R. Tannenbaum dan W.(. Schmidt. Tannenbaum dan Schmidt berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang terdiri dari .beberapa variasi gaya yang bergerak dari

boss-centered ke subordinate centered. Konsep kepemimpinan menurut kontinum ini, bahwa

perilaku pemimpin bergerak dari gaya otoriter ke gaya demokratis, tanpa menentukan bahhwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Tannembaum menganggap bahwa kepemimpinan seseorang tergantung pada situasi dan kepribadian pimpinan.

(8)

dan sebagainya. Kontinum menurut Tannenbaum dan Schmidt adalah sebagai berikut. a. Manajer membuat keputusan tanpa persetujuan bawahan.

b. Manajer menjual keputusan sebelum meminta persetujuan.

c. Manajer menyajikan keputusan untuk direspons melalui sejumlah pertanyaan oleh para bawahan.

d. Manajer menyajikan keputusan tentatif tentang suatu subjek dan mungkin diubah setelah ada masukan dari bawahan.

e. Manajer menyajikan masalah dan meminta masukan input dari bawahan, kemudian membuat suatu keputusan.

f. Manajer merumuskan batas-batas kepada bawahan untuk membuat keputusan. g. Manajer dan bawahan secara bersama membuat keputusan, di mana terminologi dan

batas-batasnya didasari atas konstrain organisasi.

Adapun kontinum perilaku manajer dan non-manajer atau staf

continuum of manager-non manager behavior menurut Tannenbaum dan

Schmidt disajikan pada Gambar . berikut ini.

Area kekuatan bawahan

Gambar . : Kontinum perilaku manajer dan ndn-manajer

)mplikasi teori ini adalah bahwa ada saat-saat tertentu kekuatan administrator atau manajer sangat dominan, dan ada pula saatnya kekuatan bawahan sangat menonjol. Pada saat bawahan tampil secara dewasa, kekuatan manajer atau administrator makin berkurang. Jika bawahan tampil secara kekanak-kanakan, kekuasaan manajer atau administrator makin menonjol. Administrator modern, karenanya, harus tampil berdasarkan hasil analisis yang mendalam terhadap situasi yang ada di sekitar dirinya dan karenanya, administrator atau manajer tidak boleh tampil secara monoton.

5. Definisi kepemimpinan berdasarkan pendekatan a. Pendekatan Ciri.

(9)

Keith Davis merumuskan sifat umum yang dapat mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu:

 Kecerdasan

 Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial

 Motivasi diri dan dukungan berprestasi

 Sikap – sikap hubungan kemenusiaan

Pendekatan sifat atau ciri adalah pendekatan yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori ciri akan menjadi dasar dari memilih orang yang tepat, sedangkan teori perilaku dapat melatih orang yang tepat.

b. Pendekatan berdasarkan Perilaku.

Menekankan pada penelitian tentang sifat dari pekerjaan manajerial, dan membandingkan perilaku pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Pendekatan prilaku adalah pendekatan yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan

pemimpin dari bukan pemimpin.

Teori ciri akan menjadi dasar dari memilih orang yang tepat, sedangkan teori perilaku dapat melatih orang yang tepat. Teori ini berhasil mengidentifikasikan hubungan yang konsisten antara pola perilaku kepemimpinan dan kinerja kelompok, tetapi tidak mampu menjelaskan faktor-faktor situasi yang memperngaruhi keberhasilan atau kegagalan kepemimpinan.

c. Pendekatan Kekuasaan-pengaruh. Dengan mempelajari proses mempengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Jumlah dan jenis kekuasaan dan cara kekuasaan tersebut digunakan.

Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral sikap

dan prilaku orang ke arah yang diinginkan Gary Yukl, : . Kartini Kartono

: mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan pemimpin dapat berasal

dari:

 kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.

 Sifat dan sikapnya yang lebih unggul sehingga memiliki kewibawaan terhadap pengikutnya.

 Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.

 Memiliki human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi. Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh di pertahankan atau hilang dalam organisasi, yaitu:

1. Social exchange Theory.

(10)

2. Strategic Contingencies Theory.

Menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub unit organisasi tergantung pada faktor keahlian dalam menguasai masalah penting, sentralisasi unit kerja dalam arus kerja dan tingkat keahlian dari sub unit tersebut.

d. Pendekatan Situasional. Menekankan pada faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan, sifat lingkungan dan karakter pengikutnya.

Teori Situasional/Kontijensi [ROBS & G)BS] 1. A. Model Fiedler

Mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada penyesuaian yang tepat antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan dan pada tingkat mana situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin tersebut.

Mendefisikan Situasi dinilai berdasarkan :

• (ubungan pemimpin anggota : Tingkat Keyakinan,

kepercayaan dan hormat bawahan terhadap pemimpin mereka • Struktur Tugas : Tingkat prosedur penugasan pekerjaan

struktur atau tidak terstruktur

• Kekuasaan Jabatan : pengaruh yang muncul dari jabatan struktural formal.

Setelah dihitung LPC dan didefisinikan situasi akhirnya disesuaikan keduanya.

2. Teori Situasional (ershey dan Blanchard SLT

Adalah teori kontijensi yang memusatkan perhatian pada Pengikut, Mengatakan :

1. Jika pengikut tidak mampu & tidak ingin melakukan tugas pemimpin perlu memberikan alasan yg khusus dan jelas

2. Jika pengikut tidak mampu & ingin pemimpin perlu memaparkan orientasi tugas tugas yg tinggi

3. Jika pengikut mampu & tidak ingin, pemimpin perlu mendukung dan partisipatif

4. Jika pengikut mampu & ingin, pemimpin tidak perlu berbuat Banyak

3. Leader Member Exchange LMX Theory

Para pemimpin menciptakan kelompok - dalam dan kelompok – luar bawahan dengan status kelompok – dalam akan berkinerja, memiliki tingkat pengunduran diri lebih rendah, dan tingkat kepuasan kerja lebih tinggi.

4. Path – Goal Theory

(11)

dukungan yg perlu untuk menjamin sasaran mereka selaras dengan keseluruhan sasaran kelompok/organisasi.

5. Model Normatif Vroom – Yetton

Teori yang memberikan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi yang berbeda – beda. [ROBS]

Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin

dalam berbagai situasi. Model ini menunjukkan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi. [G)BS]

DAFTAR PUSTAKA

Anahuraki. . pendekatan kepemimpinan. Dikases pada tanggal September

, dari http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/ /

/PENDKATAN-KEPEM)P- . .ppt.

Gambar

Gambar �.�: Area karakter pekerja
Gambar � J: Teori Managerial Grid �(arsey, �����
Gambar �.�: Kontinum perilaku manajer dan

Referensi

Dokumen terkait

Globalisasi adalah proses di mana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai masyarakat di belahan dunia

LIPI Press merupakan layanan penerbitan korporat LIPI yang memiliki kapasitas dalam (1) memproses dan mengelola bahan-bahan informasi dan pengetahuan menjadi produk-produk

72 - Bandung (Kota) - Jawa Barat Pengadaan Barang 180 Dinas Peternakan Perikanan dan.

Hasil analisis kestabilan lereng dengan potensi longsor bidang dan longsor baji dengan metode kesetimbangan batas pada geometri lereng aktual dan geometri lereng Q-Slope menunjukkan

Data yang telah didapat dari hasil pengumpulan data, mulai dipilih yang sesuai dengan pembahasan leksikon gawe (upacara perkawinan) pada MDUS Kecamatan Nanga Mahap Kabupten

Dalam penelitian ini, tema-tema dari cerita yang akan dimainkan dapat disesuaikan dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung di TK yaitu tema Makanan dan Minuman,

- Hitunglah daya yang ditransmisikan oleh belt, jika puli yang berdiameter besar berputar dengan kecepatan 200 rpm dan tegangan maksimum yang diizinkan pada sabuk adalah 1