UNIVERSITAS INDONESIA
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH
ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
SEMESTER GENAP 2012/2013
FERNANDO PM TAMBUNAN
1206304603
PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL
KEKHUSUSAN KAJIAN STRATEJIK INTELIJEN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA
Baik Ilmu Pengetahuan Maupun Filsafat Atau Agama, Bertujuan
(sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang sama), yaitu
KEBENARAN. . .
.
!
_______________________ Fernando PM Tambunan
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang ………... 1
2. Pemikiran Tentang Konstitusi ……….……….. 3
3. Teori dan Teknik Analisis Data …….…... 5
3.14Faktor yang mempengaruhi kehidupan Negara ……… 5
3.2Teori Intelijen .……….. 6
3.3Teori Ancaman ….……… 8
3.4Domino Theory ………. 9
3.5Teknik Analisis Data ………... 10
4. Aplikasi Teknik dan Analisis Data ………... 12
4.1NDI (The National Democratic for International Affairs) …… 18
4.2Beberapa Catatan Mengenai CETRO ……….. 20
4.2.1 Pengantar ……….... 20
4.2.2 Dewan Pendiri ……… 21
4.2.3 Aktivitas ……….. 21
4.2.4 Program ……….. 21
4.2.5 Funding Agencies ………... 22
4.2.6 Pembiayaan ……… 22
4.2.7 Pembentukan Koalisi ……… 22
4.2.8 Kinerja ………... 22
4.3Komisi Konstitusi ……….. 23
4.3.2 Anggota Komisi Konstitusi ……… 24
4.3.3 Cara Kerja Komisi Konstitusi ………... 25
5. Penutup Dan Kesimpulan .………. 29
6. Daftar Pustaka ……… 31
Analisis Adanya Peran Pihak Asing
Dalam Pengambilan Keputusan Amandemen UUD 1945
1. Latar Belakang
Di dalam perjalanannya Indonesia sudah mengalami beberapa kali melakukan perubahan konstitusi, yaitu;
1. Berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
2. Berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) 3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 juli 1959)
4. Periode kembalinya UUD 1945 (5 Juli 1959 – 1966)
5. Periode 1945 masa orde Baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998) 6. Periode transisi (21 Mei 1998 – 19 oktober 1999)
7. Periode UUD 1945 Amandemen, terdapat 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam siding umum dan sidang tahunan MPR:
a. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 oktober 1999 (perubahan pertama).
Adanya peran asing sudah di rasakan sejak tahun 1955, dimana pada saat adanya pemilihan parlemen, CIA telah memberikan dana sekitar 1 juta dollar kepada partai Masyumi sebagai dukungan atas lawan terkuat Soekarno di dalam politik.1 Dalam pemilihan umum tahun 1999, tidak ada satupun peserta pemilihan umum yang mengajukan program perubahan UUD 1945 yang ditawarkan kepada rakyat, sehingga para anggota MPR tidak memperoleh mandat dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan untuk mengadakan perubahan terhadap UUD 1945. Dengan demikian MPR telah mengingkari kedaulatan rakyat. Timbul pertanyaan dari penulis, apakah penyebab
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
dari timbulnya hasrat MPR untuk melakukan perubahan tersebut. dan mengapa proses
perubahan – perubahan berlangsung sangat cepat. Peristiwa semacam ini tidak pernah
terjadi di negara lain. apa yang menyebabkan MPR begitu terburu-buru? Apa
sebetulnya yang hendak diburu? Penulis berasumsi, bahwa adanya peran sponsor
dalam perubahan UUD 1945 tersebut.
Bung Karno pernah mengatakan, bahwa abad ke 20 adalah abad intervensi dan
hal ini dibuktikan dengan adanya campur tangan Negara Adikuasa dalam berbagai
persoalan dunia ketiga, termasuk Indonesia. Apabila dulu dengan mempergunakan
“kekerasan” yang didukung oleh persenjataan yang memerlukan biaya tinggi,
sekarang dengan mempergunakan kecanggihan intelligence dengan strategi dan taktik
yang lebih halus dan tidak kelihatan melalui kerjasama dengan sekutu-sekutunya, baik
sipil maupun militer, Dikenal dengan istilah “Our Local Army Friends”.2 Sejak tahun
1948 Amerika telah memberikan bantuan berupa finansial kepada seluruh
negara berkembang untuk mempengaruhi ekonomi dan politik yang berada di
negara-negara berkembang tersebut melalui organisasi NED (National Endowment for
Democracy) dengan membentuk organisasi yang pro-demokrasi di negara-negara
tersebut.3 Dimana NED sebagai pendana utama dari program NDI (National
Democratic Institute) dan USAID (United State Agency for International
Development) dan CETRO (Center for Electoral Reform) sebagai aktor akhir dari
perpanjangan tangan kedua organisasi tersebut. Dalam preambule piagam UNESCO
antara lain terdapat anak kalimat yang mengatakan bahwa since war begin in the
minds of men.4 Apabila kita mengikuti pikiran ini, maka hal tersebut mempunyai
makna bahwa perang itu dapat berlangsung dalam pikiran manusia, dan kita dapat
memaksa orang di negara lain untuk melaksanakan hal-hal yang kita pikirkan dan
inginkan, maka telah tercapai maksud dan tujuan sehingga kita tidak perlu lagi
melakukan perang. Oleh karena itu sekarang ini untuk menaklukkan suatu negara
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 2
‘dokumen gillchrist’ yang salah kalimatnya berisi kata-kata ‘our local army friend’ yang diartikan sebagai TNI AD dan PKI menghembuskan issue Dewan Jenderal (DD). Dokumen Gilchrist (bahasa Inggris: Gilchrist document) adalah sebuah dokumen yang dahulu banyak dikutip surat khabar pada era tahun 1965 yang sering digunakan untuk mendukung argumen untuk keterlibatan blok Barat dalam penggulingan Soekarno di Indonesia.
3
Berkowitz, Bruce.D dan Goodman, Allan E. Best Truth Intelligence In The Information Age. Yale University Press. USA. 2000. H.127
4
United Nation Educational Scientific and Cultural Organization, Konstitusi UNESCO,
http://portal.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=15244&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html.
tidak perlu lagi dilakukan melalui invasi militer atau perang konvensional. Cara yang
lebih murah dan tanpa resiko akan kehilangan nyawa prajuritnya sendiri, adalah
melalui subversi yaitu; dengan melakukan sabotase atau menimbulkan huru-hara,
pembrontakan, demonstrasi dan pemogokan atau keributan yang disertai
pengerusakan, dan bentuk kekacauan lain. Selain itu sekarang ini adalah mode untuk
menuduh negara yang menjadi sasaran bahwa dia telah melakukan pelanggaran
human rights.5 Bentuk humanitarian intervention ini menurut Dr. Juwono Sudarsono
merupakan bentuk tersamar dari military intervention, dengan menggunakan bendera
hak asasi manusia.6 Penulis mencoba mengkonstruksikan adanya peran pihak asing
dalam perubahan konstitusi yang ada di Indonesia pada tahun 1999 – 2002.
2. Pemikiran Tentang Konstitusi
Pemikiran tentang konstitusi atau UUD untuk pertama kali lahir dan berkembang
di dunia barat. Pada zaman Teutonic tribes (suku-suku Jerman Titeunik) dimana
pemerintahan dipercayakan kepada primus inter pares (yang pertama antara yang
sama) dan belum mengenal masalah konstitusi. Begitu juga pada jaman kerajaan,
dimana raja berkuasa mutlak dan negara dianggap sebagai milik raja dan rakyat yang
berdiam dan hidup di atas tanah milik raja harus tunduk kepada raja. Pada zaman ini
kekuasaan raja masih didasarkan pada keberhasilannya menaklukan suatu wilayah
(teori imperium) beserta penduduk di atasnya (Herrschaftbereich).7 Penderitaan yang
dialami oleh masyarakat Eropa selama berabad-abad di bawah kekuasaan mutlak dari
raja-raja dan kekacauan yang timbul akibat perang agama yang berkepanjangan pada
abad ke XVI / XVII, telah menimbulkan keinginan di kalangan masyarakat untuk
mendapatkan kebebasan. Perubahan terjadi pada zaman Renaissance, dimana pada
zaman ini perhatian ditujukan kepada pribadi – pribadi manusia. Sehingga zaman ini
disebut zaman Humanisme. Keinginan untuk bebas dari masyarakat Eropa tersebut
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 5
Terjemahan Human Rights dalam bahasa Indonesia adalah hak-hak manusia dan bukan hak asasi manusia. Kurang jelasnya akan timbulnya permasalahan ini, dimana tidak semua hak manusia bersifat asasi. Hak-hak asasi manusia adalah terjemahan dari fundamental Human Rights.
6
Prof.Dr.Juwono Sudarsono memperingatkan bahwa human rights dalam politik internasional tidak ubahnya dari percaturan quid pro quo(anda mau apa saya dapat apa). Jadi human rights sebagai bagian dari politik international memang agak lain dengan pengertian hak-hak manusia yang lazim dibahas di kalangan para ahli hokum dan para pendekar humanism. (pendapat ini dikemukakan dalam bukunya Luhut Pangaribuan & Benny Harman, Hak Rakyat atas Pembangunan, 40 Tahun Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia, Jakarta, YLBHI, 1981, hal.48).!
7
diberikan landasan yang kuat oleh ajaran otonomi individu.8 Ajaran ini kemudian
melahirkan filsafat individualisme. Menurut ajaran ini manusia sudah mempunyai
hak-hak kebebasan sebelum munculnya negara. Hak-hak kebebasan itu bersumber
dari kodrat manusia sejak dia lahir. Namun demikian pemikiran tentang bagaimana
mengamankan hak-hak kebebasan tadi baru timbul setelah rakyat sendiri yang
memegang kendali pemerintahan. Timbul persoalan tentang bagaimana sebaiknya
mengatur negara dan pemerintahan. Sehingga pada akhirnya melahirkan pemikiran
mengenai konstitusi. Adanya ajaran Jean Jacques Rousseau menggeser kekuasaan
tertinggi digeser dari raja kepada rakyat karena rakyatlah yang berkuasa dalam
negara. Ajaran tersebut kemudian pada akhirnya melahirkan ajaran kedaulatan hukum
yang menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi bersumber pada hukum. Kekuasaan
tertinggi bukan di tangan raja, rakyat atau negara tetapi di tangan hukum.9 Jadi telah
terjadi pergeseran pemegang kekuasaan tertinggi negara. Dari uraian di atas terdapat
dua motif yang saling berhadapan yaitu di satu pihak ada yang ingin berkuasa dan di
lain pihak rakyat ingin bebas. Motif ingin berkuasa dan ingin bebas inilah yang
menjadi mesin penggerak daripada perkembangan negara. Jadi perkembangan
mengenai negara yang timbul dan kemudian berkembang merupakan produk historis,
dimana perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti; teori perjanjian
masyarakat (Social Contract) dan gagasan mengenai Leges Fundamentalis, timbulnya
kesadaran akan negara sebagai perwujudan korporatif atau sebagai badan atau
lembaga yang abstrak sehingga memerlukan anggaran dasar, lalu ajaran
konstitusialisme dari demokrasi liberal.
Kedudukan dan peranan konstitusi atau UUD, terutama bagi negara-negara yang
baru merdeka, berfungsi sebagai faktor integrasi politik. Dan sebagai sebuah lambing
akan hak untuk menentukan nasib hidupnya sendiri. Teori integrasi pertama kalinya
dikemukakan oleh Rudolf Smend pada tahun 1928 dalam bukunya berjudul
Verfassung und Verfassungsrecht. UUD 1945 sendiri membedakan UUD dari konstitusi. Dari penjelasan UUD 1945 dapat diketahui bahwa konstitusi diartikan
sebagai aturan-aturan pokok mengenai penyelenggaraan negara, sebagai garis-garis
besar haluan negara (GBHN). GBHN ditetapkan oleh UUD 1945 dan oleh MPR, dan
juga lahir praktek penyelenggaraan negara. UUD 1945 adalah sebuah produk historis
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 8
Koopmans, Thijmen. Vergelijkend publiekrecht. Kluwer. Nederlandse. 1978. Hal 200. 9
dan berfungsi sebagai lambing dari hak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya
sendiri dan sebagai faktor integrasi utama yang sarat dengan muatan
politis-psikologis.
3. Teori Dan Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh akan permasalahan, penulis
menggunakan berbagai teori serta konsep untuk membantu penulis dalam
mengeksplorasi berbagai landasan yang menjadi acuan. Adapun berbagai konsep serta
teori-teori yang dipergunakan dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1. 4 Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Negara
Berdasarkan teori ada Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan
negara yaitu ekologi negara yang bersangkutan, sejarah bangsanya, struktur
social masyarakatnya, sistem nilai, dan ideology bangsanya.10 Pada lazimnya
faktor - faktor ekologi ini berkenaan dengan faktor - faktor ideologi, politik,
ekonomi, social budaya, dan hankam, interelasi antara manusia dengan
lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Lalu
struktur social adalah suatu konsep yang menggambarkan bentuk sistem global
yang menjelaskan hubungan antara individu, kelompok dan organisasi dalam
kemasyarakatan. Struktur sosial dilihat dari konsepnya dimaknai dengan makna
yang berbeda, dan kadang-kadang didefinisikan dengan sama sistem sosial atau
organisasi sosial yang diatur oleh norma-norma dan nilai. Kemudian sejarah
suatu bangsa merupakan sebuah nilai yang berharga, karena kita dapat
mempelajari sebuah pandangan yang jauh ke depan dengan mempelajari
sejarahnya terlebih dahulu. Sistem dapat diartikan sebagai rangkaian yang saling
berkaitan antara unsur yang satu dengan yang lain. Sistem nilai adalah konsep
atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam pikiran
seseorang. Dan ideology. Ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita cita. Dan logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal
dari bahasa Yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu, ada kata idein
yang artinya melihat. Maka secara harafiah, ideologi berarti imu yang
menjelaskan pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 10
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang
bersifat tetap dan harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya,
antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.
Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian
dasar dan cita-cita.
3.2. Teori Intelijen
Intelijen didefinisikan sebagai suatu rencana yang teratur, rapi, dan dipelajari
yang bertujuan menggunakan segala sarana agar memperoleh seluruh bentuk
informasi yang beranekaragam, untuk kemudian dilakukan penyusunan serta
penilaian untuk dipergunakan sebagai bantuan terhadap para aparat terhadap
realita yang terjadi, dan penilaian-penilaian yang terlindungi pada saat yang tepat
demi menjamin keselamatan dan keamanan nasional (national security), serta
bekerja melawan intelijen saingan atau musuh demi melakukan pencegahan
terhadap ancaman pada negara dalam bentuk apapun.11 Pada hakekatnya, intelijen
merupakan suatu proses pengumpulan informasi strategis sebagaimana dikatakan
oleh Mark Lowenthal yaitu : Intelligence can be thought of as the means by
which certain types of information are required and requested, collected,
analyzed, and disseminated.12 Proses intelijen itu sendiri dapat berupa kegiatan
yang terbuka (overt) ataupun yang dilangsungkan secara rahasia (covert). Proses
pengumpulan informasi-informasi strategis ini kesemuanya dimaksudkan untuk
mendeteksi segala macam bentuk potensi ancaman yang dapat membahayakan
keberadaan suatu negara sehingga dimungkinkan untuk mengambil suatu
tindakan (action) sebagai langkah antisipastif. Demi melakukan pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya pendadakan strategis (strategic surprise) serta
untuk memberikan kepastian lebih terhadap jalannya kelangsungan suatu negara
maka selalu diperlukan peran intelijen. Bahkan lebih jauh dapat dikatakan bahwa,
intelijen memiliki peranan vital dalam menentukan arah kebijakan suatu negara,
khususnya dalam konteks intelijen sebagai sebuah produk yang menjadi bahan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 11
Y. Wahyu Saronto. Intelijen : Teori, Aplikasi, dan Modernisasi. Jakarta: Ekalaya Saputra. 2004. H.11.
12
pertimbangan bagi pembuat kebijakan (end-user) untuk menentukan suatu
kebijakan.
Intelijen merupakan sesuatu hal yang berbeda dengan informasi, kecuali
sifatnya yang kemungkinan terkadang diliputi oleh kerahasiaan (secrecy).
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Sementara itu, intelijen adalah
informasi strategis yang diberikan kepada pembuat kebijakan dimana telah
dilakukan proses pengumpulan, pengolahan, serta analisis untuk memenuhi
kebutuhan pembuat kebijakan tersebut. Semua intelijen adalah informasi. Meski
demikian, tidak semua informasi dapat dikatakan sebagai intelijen. Intelijen
sebagai suatu informasi memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
informasi keseharian dikarenakan intelijen merupakan informasi yang memiliki
komponen atau bagian yang rahasia.13 Proses peroleh informasi intelijen
dilakukan dengan cara yang tertutup yang membedakan metode ini berbeda dari
proses pengumpulan informasi secara konvensional melalui sumber-sumber
terbuka (open-source).
Di dalam buku Intelligence: From Secrets to Policy, Mark Lowenthal
menjelaskan bahwa intelijen merupakan suatu proses dimana berbagai jenis
informasi yang spesifik akan diminta, dikumpulkan, dianalisis, serta disediakan
kepada pembuat kebijakan, atau juga sebagai produk dari suatu proses, usaha
penjagaan terhadap proses tersebut, dan juga sebagai aktivitas operasi.14 Intelijen
berfungsi sebagai dasar pembuatan kebijakan (policy) yang berfungsi untuk
memberikan peringatan dini (early warning) serta perkiraan keadaan (estimation)
tentang berbagai perkembangan yang mungkin terjadi. Pada awalnya fungsi
intelijen terlihat dalam masa peperangan dimana hampir seluruh negara
dipelopori oleh intelijen militer di dalam memenangkan konflik bersenjata.
Fungsi intelijen pada awalnya hanya memasok kebutuhan komandan dalam
proses pengambilan keputusan, baik yang bersifat taktis, operasional, dan
strategis.15 Secara spesifik, intelijen strategis (strategic intelligence) dapat
dimaknai ke dalam tiga pengertian. Pertama, intelijen strategis sebagai intelijen
tentang kemampuan, kelemahan, dan kemungkinan cara bertindak serta niat
negara asing atau musuh dan digunakan dalam merencanakan operasional militer
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 13
Loch K. Jhonson. Handbook of Intelligence. Routledge. London, New York. 2007. H. 2. 14
Lowenthal (2000). Intelligence. H. 8. 15
saat perang ataupun kekacauan bersenjata dalam negeri. Kedua, intelijen strategis
dipahami sebagai bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan, dan diolah untuk
kepentingan strategis (strategic interest) yang mencakup bidang politik,
perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial budaya, komunikasi dan
telekomunikasi, geografi militer, angkatan bersenjata, biografi personil penting,
sejarah, dan lain-lain. Ketiga, intelijen strategis diartikan sebagai pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk memahami situasi global dalam jangka panjang,
menjelaskan kecenderungan utama yang menonjol, mencari pilihan-pilihan dan
memprediksi kemungkinan-kemungkinan di masa mendatang. Dalam skala
strategis serta tujuan jangka panjang (long-term purpose) bagi kepentingan
nasional suatu negara, serta untuk menangkal segala bentuk ancaman potensial
maka intelijen strategis memainkan peranan yang teramat penting bagi proses
pengambilan keputusan yang berdampak luas bagi seluruh aspek kehidupan
dalam bernegara.
Secara umum, intelijen dapat juga diklasifikasikan dari kedua aspek mengenai
cara pandang bagaimana intelijen dioperasikan, yakni:
a. Intelijen positif, yaitu dengan mengacu kepada pengertian bahwa intelijen
dilakukan dengan melakukan penetrasi yang melampaui batas-batas
negara (outward looking), dengan menerapkan aktivitas spionase,
tentunya untuk mengumpulkan informasi secara rahasia demi mengetahui
keadaan musuh. Intelijen jenis ini lebih berkarakter ofensif.
b. Intelijen negatif, dengan menerapkan pada penekanan kegiatan kontra
intelijen, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk mengantisipasi serta
menetralisir ancaman yang timbul atas adanya kegiatan spionase,
sabotase, dan penggalangan oleh pihak lawan atau negara lawan.
Aktivitas kontra intelijen juga dapat diidentikkan dengan upaya penetrasi
terhadap organisasi intelijen di negara musuh.16 Karakteristik kontra
intelijen lebih bersifat defensif.
3.3. Teori Ancaman
Adanya sebuah ancaman nasional sebagi tolak ukur di dalam dunia intelijen
dimana menurut Liotta dan Lloyd bahwa Penilaian mengenai ancaman tradisional
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 16
secara terus menerus memiliki peranan yang penting, walaupun dimodifikasi,
dalam proses perencanaan pasukan dan strategi. Pertimbangan mengenai
kapabilitas, niat, dan kondisi suatu bangsa khusus, seperti halnya kerentanannya,
itu penting. Niat dan rencana dari musuh potensial seringkali lebih samar dan
tidak pasti daripada pengetahuan mengenai kapabilitas pasukan. Namun kondisi
tertentu di suatu waktu dapat mengubah kapabilitas dan niat sebuah bangsa
dengan cara yang tidak terduga, dan identifikasi kerentanan membuat kelemahan
dari bangsa yang mengancam dapat dieksplotasi secara maksimal dalam
pengembangan strategi.17 Sehingga, Liotta & Lloyd merumuskan bahwa teori
ancaman terdiri dari:
T = I + C + C + V
Dengan keterangan sebagai berikut :
T = Threat (Ancaman)
I = Intention (Niat)
C = Capabilities (Kemampuan) C = Circumstances (Keadaan)
V = Vulnerabilities (Kerentanan)
Rumusan akan teori sebuah ancaman akan selalu berada di dalam siklus
intelijen, dimana terdapat niat, kemampuan, keadaan, dan kerentanan dari kita
akan mempengaruhi intelijen strategik dalam pengambilan keputusan ataupun
kebijakan untuk kepentingan dalam negeri (domestic) dan luar negeri
(foreign).
3.4. Domino Theory
Amerika memakai domino theory di dalam kebijakan luar negerinya.
Diarahkan pada pemeliharaan pada sekutu yang pro kepada blok barat dan
anti-komunis diantara negara-negara Asia Tenggara. Teori yang diberikan dengan
adanya sebuah metaphorical expression, dimana Amerika Menghadapi “bahaya”
dari pertumbuhan yang pesat dengan adanya pengaruh komunis di berbagai
negeri. Sebagai contoh demi mempengaruhi hasil pemilu di Italia (saat itu Italia
akan melakukan pemilu, dan dari perhitungan survei, pemilu akan dimenangi
Partai Komunis Italia) agar menguntungkan politik Amerika Serikat, diadakannya
kampanye di kalangan orang kaya Wallstreet untuk menyumbangkan dana buat
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 17
melakukan operasi-operasi rahasia. Sejak tahun 1953, Allen Dulles dengan keras
mendesak pemerintah Amerika untuk segera mendirikan organisasi-organisasi
rahasia demi melakukan berbagai operasi khusus. Dan oleh karena itu,
pemerintah AS menyetujui den menetapkan dua ketentuan penting mengenai
operasi-operasi khusus, yaitu:
1. Harus Rahasia
2. Harus masuk akal untuk dapat dibantah adanya keterlibatan pemerintah AS
seandainya operasi tersebut terbongkar.18
3.5. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan penulis
menggunakan teknik fishbone analysis, dimana teknik analisis ini Digunakan
untuk menunjukkan sebab dan akibat dengan mengidentifikasi kemudian
mengeksplorasi masalah sekitar yang sedang diselidiki. Kepala ikan merupakan
hal yang akan diselidiki, kemudian terdiri dari tulang –tulang ikan yang utama
dengan daftar kategori dari informasi utama mengenai isu tersebut. Dari tulang
utama, tulang kecil dapat tumbuh untuk membentuk daftar masalah yang
berkontribusi. Dengan mengisi diagram ini, kita dapat menemukan beberapa
masalah yang berkontribusi terhadap lebih dari satu masalah, untuk dianalisa dan
dicari solusinya.19
Lalu dengan menggunakan Analisis PESTEL, dimana analisa ini
merupakan singkatan kata dari Politik, Ekonomi, Social, Teknologi, Ekologi, dan
Legislasi. Terdapat variabel-variabel independen melakukan aktifitas terhadap
variabel dependen. Anallisis ini melihat faktor-faktor eksternal, dimana meneliti
lingkungan dan dapat menempatkan isu-isu yang berkembang dari hasil analisa
yang didapat.
berdasarkan gambar 1, penulis mencoba membuat langkah pengumpulan data
dari informasi dengan pengidentifikasian permasalahan yatu adanya visi dan rencana
bahan keterangan untuk di analisa yaitu mengidentifikasi adanya peran pihak asing di
dalam Amandemen UUD 1945, lalu mendapatkan inti dari pengetahuan yang didapat
berdasarkan visi yang dimiliki, dan akan membuat sebuah moment opname
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 18
Suar Suroso. Bung Karno Korban Perang Dingin. Hastra Mitra. Jakarta. 12 Juli 2010. H. 103. 19
(pencatatan seketika) dari keadaan waktu itu. Kemudian pada langkah berikutnya
dilakukan evaluasi berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki dengan teknik-teknik
analisa. Evaluasi bahan-bahan intelijen dengan memakai skala evaluasi berdasarkan
lampiran 1, dengan memper hatikan sumber dan kemungkinan dari apa yang diamati.
Setelah evaluasi, analis akan menemukan adanya persamaan-persamaan satu dengan
yang lain dari masing-masing bahan yang dievaluasi, dan akan menarik sebuah
kesimpulan yang disebut adanya penafsiran (interpretasi) dari bahan-bahan intelijen.
Dari bahan-bahan yang memiliki nilai tinggi melalui jalan evaluasi dan interpretasi,
analis akan mendapatkan Hipotesis dari sejumlah bahan-bahan yang dapat memberi
jawaban akan persoalan yang dihadapi. Di dalam gambar 1 terdapat Synthesis, dimana
penggunaannya adalah untuk mendapatkan sebuah uraian yang berisi mengapa
hipotesis dianggap mendekati kebenaran atau mengapa hipotesis yang satu mungkin
benar daripada hipotesis yang lainnya. Hasil akhir yang didapat adalah sebuah produk
intelijen yang harus disampaikan kepada pemakai produk tersebut (user). 20
Gambar 1 : Lingkaran Analisis
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 20
dari beberapa langkah di atas penulis mendapatkan sebuah hipotesis yaitu:
• Adanya Peran Amerika dalam proses Amandemen UUD 1945 dan perubahan
konstitusi mengakibatkan Krisis Perundang-undangan, Pertahanan, dan
ekonomi serta moneter.
Dengan ketiga alat analisis berdasarkan lingkaran analisis yang memunculkan
hipotesis di atas memberikan sebuah teori yang dapat memberikan sebuah fokus
dalam pengumpulan data lebih lanjut. Sehingga hipotesis atau kesimpulan apapun
akan mengandung beberapa hal21, yaitu;
• Aktor yang menjadi kunci : Siapa (WHO)
• Aktifitas kriminal yang dilakukan : Apa (WHAT)
• Metode dari operasi criminal yang dilakukan : Bagaimana (HOW)
• Tempat terjadinya operasi (geographical scope) : dimana (WHERE)
• Mendapatkan motif : mengapa (WHY)
• Kerangka waktu (time-frame) : Kapan (WHEN)
4. Aplikasi Teknik Dan Analisis Data
Dengan melihat adanya faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan sebuah
negara, yang pertama yaitu faktor ekologi, dimana Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Kepulauan yang
terbentang dari sabang sampai merauke terdiri dari 17.508 pulau22 yang terbesar dan
kecil serta meliputi permukaan bumi yang hamper seluas wilayah Amerika Serikat
atau Eropa bagian Barat dan terletak di antara dua benua dan dua samudera. Karena
posisi geografis Indonesia tersebut, sejak jaman dahulu kala Nusantara ini merupakan
titik temu atau titik silang budaya bangsa-bangsa dan lalu-lintas perdagangan.
Indoensia menjadi daerah kunci, sehingga akan tetap menjadi salah satu ajang
pertarungan utama kepentingan-kepentingan negara-negara terkuat di dunia. Karena
Indonesia adalah negara kepulauan dan tidak meratanya pembangunan, berakibat pada
kemampuan setiap penduduknya dalam memproduksi barang dan jasa. Dimana masih
adanya daerah-daerah yang tidak menyentuh pengetahuan, sehingga perkembangan
akan kemampuan memproduksi barang dan jasa menjadi sangat lambat. Adapun
faktor pendukung lambatnya perkembangan – perkembangan tersebut adalah
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 21
United Nation Office On Drugs And Crime. Criminal Intelligence: Manual for Analyst. New York. 2011. H. 31.
22
lemahnya system transportasi yang ada, sehingga penduduk yang berada di
daerah-daerah terpencil tidak memahami perkembangan-perkembangan tersebut.
Yang kedua adalah sejarah bangsanya, sejarah bangsa Indonesia menunjukkan
hal-hal yang positif dan juga hal-hal yang negative, dimana hal positif adalah jaman
emas yang selalu memberikan inspirasi kepada pemimpin bangsa dalam perjuangan
melawan penjajah. Yang menjadi hal negative adalah mengenai perang saudara dan
perang suku terutama dalam rangka perebutan kekuasaan yang hingga sekarang masih
terasa dampaknya. Faktor sejarah perjuangan bangsa telah melahirkan faktor-faktor
positif integratif yang kuat untuk membangun bangsa dan negara Indonesia. lagu
kebangsaan, bendera, dan bahasa nasional adalah hasil sejarah perjuangan bangsa.
Terutama ideologi nasional Pancasila yang merupakan abstraksi dari kebudayaan
bangsa dan juga merupakan faktor integrasi terkuat bagi bangsa dan negara Indonesia.
sebagaimana telah dikemukakan, sejarah perjuangan kemerdekaan juga mengenal
perang saudara dan pemberontakan-pemberontakan yang sedemikian rupa, sehingga
masih meninggalkan adanya bahaya akan potensi perpecahan.
Lalu yang ketiga adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki sumber kekuatan atau juga sumber kesulitan yang tidak
kecil. Kebudayaan, adat kebiasaan, dan tradisi merupakan dasar bagi kehidupan
bermasyarakat. Dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia memiliki dua sistem
sosial yang terpisah satu dengan yang lain, dimana satu sistem mempunyai ruang
lingkup nasional, dan yang satu lagi bersifat regional atau pedesaan. Yang satu
bercorak modern, dan yang satu lagi bersifat tradisional. Interaksi kedua sistem, dan
juga usaha untuk menyatukan atau menghubungkan kedua sistem tersebut sering
menimbulkan ketegangan-ketegangan dan kesulitan-kesulitan lain. secara vertical,
masyarakat Indonesia belum berhasil membangun suatu piramida sosial yang sesuai
dengan cita-cita nasional, tujuan nasional yang terdapat pada alinea ke 4 pembukaan
UUD 1945 serta kepentingan nasional (keamanan nasional, ekonomi nasional,
kesejahteraan nasional)23, yaitu piramida sosial yang terbuka dan yang dapat
menampung serta mendorong mobilitas sosial, baik yang bersifat horizontal maupun
yang vertikal. Di dalam hubungan sosial ekonomi, menurut seorang pengamat dari
Jepang yaitu Yoshikazu Sakamato (1982) bahwa kesenjangan dan kontradiksi sosial
di negara Dunia Ketiga kehidupan ekonominya tergantung kepada
negara-!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 23
negara yang telah maju. Ketergantungan kepada negara-negara maju itu telah
melahirkan ketimpangan distribusi nilai atau ketimpangan dalam pembagian hasil,
sehingga mengakibatkan semakin besarnya kontradiksi-kontrsdiksi antar golongan/
kelas dalam masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.
Lalu yang ketiga adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki sumber kekuatan atau juga sumber kesulitan yang tidak
kecil. Kebudayaan, adat kebiasaan, dan tradisi merupakan dasar bagi kehidupan
bermasyarakat. Dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia memiliki dua sistem
sosial yang terpisah satu dengan yang lain, dimana satu sistem mempunyai ruang
lingkup nasional, dan yang satu lagi bersifat regional atau pedesaan. Yang satu
bercorak modern, dan yang satu lagi bersifat tradisional. Interaksi kedua sistem, dan
juga usaha untuk menyatukan atau menghubungkan kedua sistem tersebut sering
menimbulkan ketegangan-ketegangan dan kesulitan-kesulitan lain. secara vertical,
masyarakat Indonesia belum berhasil membangun suatu piramida sosial yang sesuai
dengan cita-cita nasional, tujuan nasional yang terdapat pada alinea ke 4 pembukaan
UUD 1945 serta kepentingan nasional (keamanan nasional, ekonomi nasional,
kesejahteraan nasional)24, yaitu piramida sosial yang terbuka dan yang dapat
menampung serta mendorong mobilitas sosial, baik yang bersifat horizontal maupun
yang vertikal. Di dalam hubungan sosial ekonomi, menurut seorang pengamat dari
Jepang yaitu Yoshikazu Sakamato (1982) bahwa kesenjangan dan kontradiksi sosial
di negara Dunia Ketiga kehidupan ekonominya tergantung kepada
negara-negara yang telah maju. Ketergantungan kepada negara-negara-negara-negara maju itu telah
melahirkan ketimpangan distribusi nilai atau ketimpangan dalam pembagian hasil,
sehingga mengakibatkan semakin besarnya kontradiksi-kontrsdiksi antar golongan/
kelas dalam masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.
Di dalam lampiran 1, yaitu analisis Fsihbone pada variabel Intention (niat)
terdapat adanya niat dari pihak asing dalam amandemen UUD 1945. Adanya UU No.
22 adalah pelaksanaan dari ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan Otonomi daerah. UU ini memberikan kewenangan yang terbatas
kepada daerah propinsi, sedangkan kepada daerah kabupaten dan daerah kota
diberikan otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. Antara daerah propinsi, daerah
kabupaten, dan daerah kota tidak ada hubungan hirarki. Daerah propinsi merangkap
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 24
sebagai wilayah administrasi yang melaksanakan kewenangan pemerintah pusat yang
didelegasikan kepada Gubernur. Menurut Prof. Dr. Bagir Manan, SH, MCL, yang
mengatakan bahwa memang perimbangan keuangan tidaklah dimaksudkan sebagai
obat mujarab yang akan melenyapkan segala ketergantungan keuangan kepada pusat.
Sesuai dengan perkembangan dan sifat tugas daerah (fungsi pelayanan) hampir dapat
dipastikan subsidi akan senantiasa diperlukan. Perimbangan keuangan dimaksudkan
menata secara menyeluruh pola hubungan antara pusat dan daerah yang akan
memungkinkan pelaksanaan prinsip-prinsip otonomi secara wajar. Sehingga lebih
tepat disebut hubungan keuangan daripada perimbangan keuangan.25 Kemudian MPR
melalui ketetapannya TAP MPR No.IV/MPR/2000 memberikan rekomendasi
kebijakan penyelenggaraan otonomi daerah. Intinya adalah untuk mempercepat
pelaksanaan otonomi daerah. Sehingga semua peraturan pemerintah harus
diselesaikan paling lambat akhir desember 2000. Daerah yang sanggup melaksanakan
otonomi secara penuh dapat memulai pelaksanaannya terhitung 1 Januari 2001 yang
tercermin dalam APBN dan APBD. Bagi daerah yang belum mempunyai
kesanggupan melaksanakan otonomi secara penuh dapat memulai pelaksanaannya
secara bertahap sesuai kemampuan yang dimilikinya. Apabila keseluruhan peraturan
pemerintah pada saat itu belum diterbitkan sampai dengan akhir desember 2000,
daerah yang mempunyai kesanggupan penuh untuk menyelenggarakan otonomi
diberikan kesempatan untuk menerbitkan peraturan daerah yang mengatur
pelaksanaannya. Dengan dikeluarkannya ketetapan ini, MPR mempunyai kesempatan
untuk memberikan anjuran kepada daerah untuk langsung melaksanakan otonomi
tanpa menunggu peraturan yang diperlukan.
Globalisasi adalah proses memakmurkan rakyat seluruh dunia melalui kegiatan
ekonomi pasar bebas, memiliki ideology dengan sebutan globalisme. Yaitu paham
tentang memakmurkan dunia berdasarkan sistem ekonomi pasar bebas. Dalam sistem
ekonomi pasar bebas, pelaku ekonomi bebas bersaing dalam bidang perdagangan,
industry, perbankan, dan jasa. Adanya globalisme tersebut diakibatkan karena
negara-negara maju telah mengalami tiga kesulitan utama yaitu: (1) lahan untuk investasi
sudah tidak tersedia, (2) pasar hasil produksi sudah jenuh, (3) langkanya sumber
bahan baku dan energi. Dengan adanya niat akan globalisasi dapat memberikan ruang
nafas baru bagi negara maju untuk: (1) memperoleh keuntungan investasinya di
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
25!
negara berkembang, (2) menguasai hajat hidup masyarakat negara berkembang
dengan bergantung kepada produk negara maju, (3) menguasai sumber-sumber daya
alam negara berkembang, bagi negara berkembang sebagian rakyatnya akan menjadi
kulinya bangsa – bangsa atau budak-budak modern yang bermandi keringat dan
bercucuran air mata. Di satu pihak dan di pihak lain ada sebagian kecil kaum
masyrakat negara berkembang mendapat tempat mulia di mata negara-negara maju.
Menurut Dr. Darsono P, SE, SF, MA, MM globalisasi memiliki enam dimensi26 yaitu:
1) Modal tanpa bendera yang bisa beroperasi ke seluruh dunia
2) Tenaga ahli tanpa visa yang bisa masuk-keluar negara lain tanpa hambatan
3) Ilmu dan teknologi tanpa kendala yang bisa menguasai pemikiran
bangsa-bangsa seluruh dunia
4) Hasil produksi yang berupa barang dagangan tanpa cukai yang bisa
diperdagangkan di semua tempat tanpa pungutan pajak
5) Bahan mentah tanpa pemilik yang bisa digali, dikumpulkan oleh siapa saja
yang mempunyai teknologi dan capital (modal)
6) Hasil produksi yang berupa barang dagang tanpa cukai yang bisa
diperdagangkan di semua tempat tanpa pungutan pajak.
Salah satu kekuatan yang menjadi fungsi pertahanan dan keamanan Indonesia adalah
ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Di era orde baru ABRI/TNI
memiliki Dwifungsi sebagai berikut: (1) Sebagai inti dan pembinaan sistem
HANKAM RATA (Pertahanan Rakyat Semesta), (2) sebagai salah satu kekuatan
sosial dalam republic yang ikut serta, bahu-membahu dengan kekuatan rakyat lainnya
dalam kenegaraan serta kemasyarakatan menuju masyarakat adil dan makmur.27 Di
dalam perkembanganya di era orde baru Dwifungsi ABRI dalam struktur politik, telah
memiliki banyak fungsi yang terdiri dari badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
yang unsur-unsurnya terdiri dari partai politik, golongan karya, dan utusan dari
daerah. Dengan adanya Amandemen UUD 1945, munculah ketetapan MPR – RI No
VI/MPR/2000 mengenai pemisahan TNI dan Polri dan juga TAP MPR-RI No.
VII/MPR/2000 mengenai peran TNI dan Polri dan juga pelarangan TNI untuk masuk
kedalam ranah politik sebagai fungsi HANKAMRATA.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 26
Dr. Darsono P. Strategi Menghadapi Globalisme Berbasis Ketahanan Ekonomi Kerakyatan.
Yayasan Gerakan Jalan Lurus & Yayasan Kepada Bangsaku. Jakarta. 2003. H. 27-28. 27
Di dalam prakteknya Dewifungsi ABRI memiliki berbagai pelaksanaan dalam
bidang Sosial dan politik, dengan melihat faktor ekologi dan struktur sosial
masyarakat. Yang dimaksud operasi sospol adalah segala usaha dan kegiatan ABRI
sebagai kekuatan sosial secara berencana di bidang IPOLEKSOSBUD dengan
menggunakan kekuatan-kekuatan positif di bidang tersebut dan menurut tata cara (the
rules of games) yang lazim dipakai disetiap bidang yang bersangkutan, untuk
menciptakan kondisi dalam mengsukseskan pembangunan nasional dan pemeliharaan
ketahanan nasional. Dengan adanya operasi sosial kedudukan anggota ABRI berada
dalam : (1) jabatan-jabatan sebagai anggota Badan Permusyawaratan/ Perwakilan:
MPR, DPR, DPRD-I dan DPRD-II. (2) Jabatan-jabatan di bidang eksekutif dan/atau
lembaga-lembaga lainya.. (3) Organisasi kekuatan sosial lainnya (GOLKAR,
Organisasi Profesi/Fungsionil dan sebagainya) dan badan-badan/organisasi –
kemasyarakatan (perkumpulan-perkumpulan, yayasan-yayasan, dan sebagainya).
Operasi Sospol ini juga berkaitan erat dengan operasi territorial, yaitu untuk
pembinaan territorial membentuk ruang, sarana, kondisi juang yang aspek-aspeknya
terdiri dari unsur-unsur geografi, demografi dan kondisi sosial. Hubungan dengan
operasi intelijen, adalah untuk mengawasi dan menetralisir musuh sehingga mereka
terisolasikan dan tidak bersentuhan dengan masyarakat. Bebasnya masyarakat dari
pengaruh-pengaruh negative akan membuka kesempatan untuk memantapkan dan
mengembangkan kondisi sosial-politik. Dengan tidak adanya dwifungsi ABRI, dan
adanya pecahnya fungsi dan otoritas TNI dan Polri, maka akan berdampak sangat
buruk pada pola pikir dalam mewujudkan kestabilan di bidang IPOLEKSOSBUD
HANKAM.
Pada Variabel Kapabilitas, peran asing memiliki kekuatan dengan adanya kondisi
psikologis masyarakat, yang sudah lama terkekang dengan hegemoni kekuasaan orde
baru, dan juga adanya pendanaan-pendanaan langsung dari beberapa Multi National
Coorporate (MNC) untuk mendukung kepentingan perusahaan asing di Indonesia dan
melindungi kepentingan perusahaan asing di Indonesia.sehingga permasalahan
globalisasi tidak dapat dipisahkan dengan masalah reformasi konstitusi Indonesia
yang sedang berjalan, dan sebagian masyarakat menyatakan bahwa proses ini adalah
Neo-Liberalisme dan kejahatan Multilateralisme. Hal ini dapat dilihat dari lampiran
Pada variabel Keadaan, terdapat beberapa faktor yaitu jatuhnya orba yang
mengakibatkan adanya reformasi, sehingga mendapatkan aspirasi masyarakat
seluruhnya. Peran media yang sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Dan juga
perekonomian Indonesia yang mencapai inflasi yang terus naik setiap tahunnya
seperti yang dapat dilihat pada lampiran 3. Keadaan yang seperti ini akan
menimbulkan adanya kerentanan yaitu, proses legislasi yang berubah-ubah,
pergantian presiden secara terus-menerus, pecahnya ABRI menjadi TNI dan Polri,
adanya dominasi asing seperti yang dapat dilihat pada lampiran 4, adanya campur
tangan asing dalam proses legislasi akan berakibat dibukanya peluang bagi para pihak
asing untuk mengamankan kepentingan mereka di Indonesia.
Pada variabel aktor, penulis akan menjabarkan latar belakang organisasi National
Democratic Institute for International Affairs (NDI) dan juga Centre for Electoral
Reform (CETRO), BP MPR, dan Komisi Konstitusi adalah sebagai berikut:
4.1. NDI ( National Democratic for International Affairs)
Salah satu kegiatan utama NDI adalah global program dan di dalamnya terdapat
masalah Democratic Governance (Pemerintahan Demokratis) yang bagi mereka
merupakan komponen kritis dari misi yang dijalankannya. Selanjutnya dalam
masalah Democratic Governance terdapat beberapa programnya yang menjadi
perhatian NDI, yaitu:
1. Constitutional Reform
NDI memberikan dukungan penuh dalam masalah reformasi konstitusional
dengan memberikan bantuan kepada para ahli dan informasi comparative
mengenai proses reformasi konstitusi. Melalui kerjasama dengan partai
politik lokal dan masyarakat madani, NDI mempromosikan dialog
mengenai reformasi konstitusional antara partai politik,memberikan
asistensi kepada ahli-ahli hukum dalam membuat rencana dan pengkajian
perubahan konstitusi serta mendidik masyarakat mengenai usulan
perubahan konstitusi yang sedang dijalankan. Pada usulan perubahan
konstitusi yang sedang dijalankan, di Indonesia mereka menggunakan
konsep aspek hukum CETRO.
Dalam program ini NDI mempunyai rencana pengembangan dan
memperkuat legislatif dan parlemen dengan memberikan perbandingan
komparatif melalui jaringan internasional dan pelatihan komprehensif
dengan berbagai kurikulum yang berhubungan dengan democratic
governance. Di Indonesia keterlibatannya bersifat “Legislative Heavy”
3. Local Government
Menurut perkiraan bank dunia, 84% dari 75 negara-negara berkembang
dengan 5 miliyar penduduknya melimpahkan sebagian wewenangnya
kepada pemerintah daerah (local Government). Dalam hal ini NDI
bekerjasama dengan pimpinan partai setempat dalam rangka
mengembangkan desentralisasi, yang diharapkan akan membawa kegunaan
kepada mereka. Hal ini dilakukan melalui berbagai pelatihan dan dukungan
pemerintah daerah, demikian juga mereka mempromosikan peran serta
masyarakat setempat melalui pelatihan untuk mendukung pemerintah
daerah.
4. Public Integrity
Secara aktif NDI mempromosikan Integritas public, misalnya soal
kecurangan pemilihan umum, transparansi partai politik, memperkuat
legislatif, departemen-departemen pemerintah dan pelatihan etnis untuk
para pejabat daerah.
NDI merupakan organisasi yang berorientasi kepada partai democrat Amerika
Serikat yang mempunyai tujuan utama untuk memperkuat dan
menyebarluaskan demokrasi di seluruh dunia. Hal ini dicapai melalui kegiatan
dan pemikiran sebagai berikut:
A. Mandat dan Filosofi
I. Nilai – nilai demokrasi, Amerika Self - Interest
II. Pengembangan Ekonomi VS Pengembangan Politik
III. Perubahan Demokratis
B. Pendekatan Pengembangan Demokrasi
I. Peranan khas NDI sebagai organisasi berbasis partai
II. Pendekatan multinasional dan jaringan sukarela
III. Focus pada proses, program dan kemitraan (partnership)
C. Program-program
– Pembentukan Partai Politik
– Organisasi sipil
– Peran Serta Wanita dalam kegiatan politik
II. Proses Pemilihan Umum
– Nasehat dan Saran untuk Sistem Pemilihan
– Pemantauan Pemilihan Umum di Daerah
– Pemantauan Pemilihan Umum Internasional
III. Pemerintahan
– Program – program Legislatif
– Pemerintah Daerah
– Hubungan Sipil – Militer
Pendanaan yang dikeluarkan untuk “mempromosikan demokrasi Amerika Serikat”
sangat besar jumlahnya, apalagi pada waktu Indonesia sedang menghadapi krisis
ekonomi dan keuangan. Dalam masalah pendanaan ini NDI bekerjasama dengan
USAID. Untuk tahun fiscal 2001-2002, USAID menyediakan dana sebesar US$ 130
juta dan untuk tahun fiscal 2003-2004 tersedia dana sebesar US$100 Juta. Dana –dana
tersebut diperoleh dari sebagian pajak yang dibayarkan oleh korporasi besar Amerika
Serikat yang beroperasi di Indonesia.
4.2. Beberapa Catatan Mengenai CETRO (Centre For Electoral Reform)
Penulis hanya memberikan Executive Summary mengenai CETRO, karena data
ini hanya untuk kepentingan internal.
4.2.1. Pengantar
CETRO atau pusat reformasi pemilu adalah sebuah organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk meperkokoh gagasan dan pranata pemilu serta
menyebarluaskan gagasan pemilihan umum yang jujur dan adil melalui
pembaharuan sistem pemilu. Organisasi ini diberntuk pada pertengahan
Agustus 1999 dan memulai kegiatannya dengan melakukan diskusi meja
bundar pemilu 1999 : Evaluasi dan Reformasinya pada 9 September1999.
CETRO melalui kegiatan-kegiatanya berusaha untuk memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat.
4.2.2. Dewan Pendiri
• Prof. Dr. M.K. Tadjuddin
Peneliti adalah program utama CETRO. Melalui penelitian dan
penerbitan, diharapkan CETRO dapat menyumbangkan gagasan dan
rekomendasi bagi pembaharuan sistem pemilu
b. Pelatihan dan Pendidikan
CETRO melaksanakan pendidikan untuk memperkokoh pengetahuan
masyarakat tentang arti penting pemilu serta peran masyarakat
untukmencapai pemilu yang demokratis. Program pelatihan dan
pendidikan akan dilaksanakan melalui kerjasama dengan organisasi
lain dan media massa.
c. Seminar dan Lokakarya
Seminar akan menjadi salah satu medium yang digunakan CETRO
untuk publikasi temuan penelitiannya, memperoleh masukan dari pakar
dan public, melakukan advokasi terhadap pemerintah, DPR dan public
guna mengadopsi langkah-langkah kearah reformasi pemilu.
d. Advokasi
CETRO adalah organisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan
pembaruan kebijakan dan perundangan pemilu di Indonesia. kegiatan
advokasi ini melibatkan aksi lobbying terhadap pejabat pemerintah,
pejabat parpol, serta anggota DPR; kampanye dan diskusi public dan
kampanye media. Kegiatan advokasi CETRO akan didasarkan pada
penelitian-penelitian serta masukan dari public.
4.2.4. Program
Program – program utama yang telah dikerjakan oleh CETRO meliputi
topic-topik sebagai berikut:
• Amandement to the Constitution
• Opinion Polling on the General Assembly
• Reforming the Election Commission
• Amandement to the Election Law
• Institutional Support
4.2.5. Funding Agencies
Semua kegiatan CETRO dibiayai oleh funding Agencies sebagai berikut:
• UNDP
• USAID
• NDI (The National Democratic Institute)
• British Embassy
• Foundation
4.2.6. Pembiayaan
Dalam menjalankan berbagai programnya yang direncanakan dengan baik
dan professional, CETRO mendapatkan dukungan pembiayaan yang sangat
baik. Semua pembiayaan yang diterimanya dicatatat dan dikelola dengan
baik dan transparan, sehingga umum dapat melihat dan membaca financial
statement yang dibuat oleh akuntan public. Dapat dilihat pada lampiran 5.
4.2.7. Pembentukan Koalisi
Dalam menjalankan misinya CETRO mampu membentuk koalisi Ornop,
sehingga mereka mampu membentuk sinergi yang sangat baik untuk
mendapatkan hasil kerja yang prima. Dalam masalah konstitusi baru,
mereka telah berhasil membentuk koalisi ornop yang terdiri dari AJI, Bali
Corruption watch, Bina Desa, Bina Swadaya, CERDAS, ELSAM, FIK
ORNOP SULSEL, Forum Rektor YOSDM, GANDI, ICW, INSE, INFID,
Kalyana Mitra, KPI, KIPP, KONTRAS, KRHN, LBH-APIK, dll.
4.2.8. Kinerja
Terlepas dari Pandangan politiknya, CETRO memperlihatkan kinerja yang
paper works dikerjakan secara professional, komprehensif, didasarkan atas
data/referensi/informasi yang akurat, adanya check and balances,
mempunyai jaringan yang sangat kuat dan lain sebagainya.
4.3. Komisi Konstitusi
Komisi konstitusi dibentuk berdasarkan TAP MPR No.I/MPR/2002 tentang
pembentukan Komisi Konstitusi). Ada dua argumentasi yang mendasari
pembentukan komisi konstitusi; pertama, konstitusi pada hakekatnya
merupakan kontrak sosial antara masyarakat dengan negara, dimana pada satu
sisi masyarakat merelakan diri untuk melepaskan sebagian dari hak-haknya dan
tunduk dan diatur oleh negara. Sementara di sisi lainnya, negara juga diberi
batasan-batasan tertentu dengan adanya pengakuan dan jaminan terhadap HAM
dan adanya lembaga-lembaga yang menjamin HAM dengan mengedepankan
prinsip pembatasan kekuasaan dan checks and balances antara
lembaga-lembaga tersebut. dengan demikian, sudah seharusnya warga negara
berpartisipasi penuh dalam proses pembentukkan konstitusi. Kedua, arti penting
konstitusi sebagai kontrak sosial tersebut justru dipinggirkan oleh MPR dalam
proses perubahan pertama dan kedua konstitusi dengan ketidak seriusan MPR
dalam proses tersebut. ada dua hal yang menjadi penyebab
kelemahan-kelemahan tersebut, yaitu (1) siapa yang melakukan perubahan dan yang
menyusun Rancangan Perubahan UUD 1945 tersebut, dan (2) bagaimana proses
perubahan pertama dan kedua UUD 1945.
Kemudian argumentasi berlanjut Berdasarkan TAP MPR No.
IX/MPR/1999 dan IX/MPR/2000, Badan Pekerja MPR (BP MPR) memberikan
tugas untuk membuat rancangan perubahan UUD 1945. Namun sebenarnya BP
MPR tidak memiliki legitimasi yang kuat dan kewenangan penuh dalam
menjalankan tugasnya. Hasil yang dirumuskan atau dibuat oleh BP MPR, dapat
dirubah di dalam siding paripurna, siding tahunan, dan siding umum. Untuk itu
perlu adanya komisi konstitusi.
4.3.1. Tugas Komisi Konstitusi
• Melakukan penelitian dan penelusuran dalam rangka penyusunan
• Melakukan upaya-upaya untuk memperoleh masukan dari public di seluruh penjuru negeri melalui konsultasi public, polling,survey,
petisi, dan acara dengar pendapat.
• Menyusun/ mengkonsep masukan/ keinginan dari masyarakat untuk
dijadikan naskah rancangan konstitusi baru yang komprehensif
• Mengsosialisasikan naskah tersebut kepada public sebelum di
serahkan kepada MPR
• Menyerahkan rancangan final kepada MPR untuk disahkan. MPR
tidak dapat melakukan perubahan terhadap rancangan final tersebut.
4.3.2. Anggota Komisi Konstitusi
Acuan dasar dalam hal keanggotaan komisi konstitusi adalah sebagai
berikut:
1. Ketua dan anggota Komisi konstitusi diangkat oleh MPR melalui
mekanisme BP MPR.
2. Anggota Komisi Konstitusi berjumlah 99 orang yang terdiri dari ahli
atau pakar seta perwakilan dari masing-masing propinsi.
3. Anggota Komisi Konstitusi tidak boleh berasal dari fungsionaris
parpol, birokrat atau pejabat pemerintah, TNI atau POLRI.
Kriteria anggota Komisi Konstitusi
1. Untuk Perwakilan Propinsi :
a. Berpendidikan minimal SMA.
b. Menyertakan tulisan mengenai apa yang dikontribusikan
dalam komisi konstitusi.
c. Bertempat tinggal di propinsi yang diwakilinya untuk jangka
waktu tertentu.
d. Menandatangani surat pernyataan tidak sedang memegang
jabatan fungsional di dalam parpol, Birokrasi pemerintah,
dan bukan anggota TNI/ POLRI.
e. Menandatangani surat pernyataan bersedia bekerja purna
waktu.
f. Dicalonkan oleh ormas dan individu yang berbasis di
propinsi setempat.
a. Berpendidikan minimal S-1.
b. Menyertakan tulisan mengenai apa yang akan
dikontribusikannya sebagai tim ahli dalam upaya
merumuskan konstitusi baru.
c. Adanya pengakuan ormas, asosiasi profesi mengenai
kinerjanya yang akan berpihak pada kepentingan rakyat.
d. Memiliki kemampuan dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan (Legal Drafting)
4.3.3. Cara Kerja Komisi Konstitusi
Karena tugas utamanya adalah memfasilitasi masyarakat dalam
pembentukan konstitusi baru, cara kerja komisi konstitusi harus mencakup
berbagai upaya, antara lain :
1. Melakukan konsultasi public, dengan partisipan yang sudah diberi
informasi lengkap terlebih dahulu. Sehingga kegiatan konsultasi
public berlangsung secara efektif. Cara lainnya dalam melakukan
konsultasi public adalah berdialog dengan berbagai kelompok
seperti buruh, tani, nelayan, dll
2. Melakukan polling dan survey
3. Memiliki mekanisme yang jelas memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi dan memberikan masukan
4. Ada kewajiban memberikan laporan terhadap (misalnya setiap tiga
bulan atau enam bulan) dan memberikan masukan
5. Seluruh proses harus didokumentasikan dengan baik.
Tahapan kerja yang dilakukan :
1. Pembentukan Komisi Konstitusi
a. Pemilihan Anggota
b. Penentuan mekanisme kerja secara bagus, berikut jadwal
kerja dan manajemen.
2. Proses Penyusunan
a. Penyusunan kerangka permasalahan, yaitu hal-hal pokok
b. Konsultasi public untuk mendapatkan masukan mengenai
kerangka konstitusi baru
c. Konsultasi public (termasuk polling, survey, diskusi,dll)
untuk mendapatkan kritik dan masukan dari masyarakat
mengenai draft pertama
d. Mengelola kritik dan masukan dari masyarakat dan
menyusunnya menjadi draft kedua
e. Pembahasan di dalam komisi konstitusi
3. Setelah disepakati okeh Komisi Konstitusi, ada beberapa
kemungkinan untuk dapat mengesahkan konstitusi baru tersebut,
yaitu :
a. Draft diserahkan kepada MPR untuk disahkan, tanpa perlu
membahas ulang draft tersebut
b. Diadakan referendum untuk mengesahkan konstitusi baru
tersebut.
Sekali lagi, pilihannya tergantung konstitusi baru tersebut.
Dengan meihat keseluruhan analisa di atas, penulis merangkum dengan memberikan
substansi perubahan UUD 1945 yang asli beserta analisisnya.
nelayan,pemuda,peda
Untuk Seluruh rakyat
berkelanjutan,
8. Demokrasi a. Kerakyatan
b. Yang dipimpin oleh
keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
10. Visi Kekeluargaan/Gotong
Royong
INDIVIDUALIS Liberal
dengan melihat table di atas tidak semua UUD mempunyai suatu PRE-AMBULE atau
PEMBUKAAN. Yaitu suatu bagian dari UUD yang tertinggi tingkatnya, artinya
bahwa PRE-AMBULE mendasari sistem kenegaraan Indonesia. hal-hal yang terdapat
dalam batang tubuh dari penjelasan tidak dapat terlepas dari atau bertentangan
dengan Pembukaan.
Cita hukum (cita-cita nasional) adalah pokok-pokok yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan kosntitusi dan bangunan negara
Republik Indonesia (NKRI). Fungsi negara dalam Preambule/pembukaan UUD 1945
adalah untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia Yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Pancasila. Fungsi negara dalam ajaran Globalisasi secara praktis diredusir hanya
menjadi: pemeliharaan ketertiban dan keamanan umum (penganut globalisasi fungsi
pemerintah hanya memfasilitasi supaya pasar bebas dapat berkembang di Indonesia,
dengan demikian fungsi negara hanya berfungsi sebagai “polisi lalu lintas.”
5. Penutup dan Kesimpulan
Setelah bubarnya Uni-Soviet, pada Februari 2000 Amerika Serikat menjadi “the
single Super power” atau monopolar yang mempunyai kekuasaan luar biasa,
dukungan keuangan yang sangat besar, jaringan kerja yang luas dan tentunya
mempunyai teknologi tinggi. Kebijakan akan amandemen UUD 1945 memiliki peran
yang sangat besar terhadap Indonesia hal ini bisa dilihat dari lampiran 6 mengenai
penyimpangan proklamasi kemerdekaan 1945 yang diselewengkan oleh NDI dan
CETRO dengan menciptakan Krisi Ekonomi dan moneter, menciptakan krisis
pertahanan, dan terlebih lagi menciptakan krisis perundang-undangan. Adanya peran
Pihak asing dalam amandemen konstitusi adalah berasal dari Amerika Serikat.
Dengan target interest untuk membuat konstitusi baru sebagai berikut; (a) mengganti
UUD 1945 dan membuat klausul yang (b) didasarkan pada paradigm yang jelas, (c)
tidak multi –interpretatif, (d) dan memenuhi aspirasi masyarakat semaksimal
mungkin. Selanjutnya konstitusi baru ini juga harus dibuat dengan prinsip-prinsip:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Efisien
4) Tidak memakan waktu yang lama
Hal-hal sebagaimana diterangkan di atas adalah merupakan sebagian kertas kerja
Koalisi Ornop untuk Konstitusi baru yang disponsori oleh CETRO yang merupakan
kepanjangan tangan dari USAID (US Agency For International Development) dan
NDI. Sebelum memberikan bantuan pembiayaan kepada CETRO tentunya USAID
dan NDI telah mempersiapkan TOR (Term Of References/ Kerangka Acuan).
Dengan mengahncurkan fungsi pertahanan yang dimiliki ABRI kedalam masyarakat,
dengan adanya peluang PMA (Penanaman Modal Asing), membentuk jaringan yang
kuat di dalam masyarakat, memakai kekuatan media dalam mendorong pemikiran
demokrasi barat, dan juga kondisi ekonomi yang buruk, Amerika dengan mudahnya
dan amandemen UUD 1945 yang menghasilkan sebuah Neoliberalis dan
Neoimperealisme negara-negara maju kepada negara dunia ketiga (negara
DAFTAR PUSTAKA
Tim Weiner. Legacy of Ashes: The History of CIA. Doubleday Broadway Publishing
Group. 2007. New York.
Berkowitz, Bruce.D dan Goodman, Allan E. Best Truth Intelligence In The
Information Age. Yale University Press. USA. 2000.
S.W. Couwenberg. Modern Constitutioneel Recht en Emancipatie Van de Mens,
liberale democratic als eerste emancipatic model. Van Gorcum. 1981. Nederlandse.
Koopmans, Thijmen. Vergelijkend publiekrecht. Kluwer. Nederlandse. 1978.
Prof.Dr. A.S.S. Tambunan, SH. Kedaulatan Rakyat Menurut UUD 1945 Dalam Era
Hukum. Jurnal Ilmiah Ilmu hukum. No.10/th.3/Oktober. 1996.
Prof.Dr.A.S.S Tambunan, SH. UUD 1945 Sudah Melihat Jauh Ke Depan. Puporis
Publisher.2000. Jakarta.
Y. Wahyu Saronto. Intelijen : Teori, Aplikasi, dan Modernisasi. Jakarta: Ekalaya
Saputra. 2004.
Mark Lowenthal. Intelligence: From Secrets to Policy. CQ Press. Washington. 2000.
Loch K. Jhonson. Handbook of Intelligence. Routledge. London, New York. 2007.
AA Kustia. Intelijen : Dilema dan Tantangan. CSICI. Jakarta. 2007.
Nigel West. Historical Dictionary of International Intelligence. Scarecrow Press,Inc.
Lanham, MD. 2006.
P.H. Liotta, Richmond M. Lloyd. (2005). From Here to There: The Strategy and
Force Planning Framework. Naval War College Review, Spring 2005, Vol. 58, No.2.
Suar Suroso. Bung Karno Korban Perang Dingin. Hastra Mitra. Jakarta. 12 Juli
2010.
Prunckun, Hank. Handbok of Scientific Methods of Inquiry for Intelligence
Analysis. The Scarecrow Press,Inc. 2010. United Kingdom.
Bagir Manan. Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945. UNISKA. 1993. Karawang.
Dr. Darsono P. Strategi Menghadapi Globalisme Berbasis Ketahanan Ekonomi
Kerakyatan. Yayasan Gerakan Jalan Lurus & Yayasan Kepada Bangsaku. Jakarta. 2003.
A.S.S Tambunan. Dwifungsi ABRI Sebagai Konsep Politik. Gajah Mada University
Lampiran 1: Fishbone Analysis
Lampiran 2 : Aktor yang bermain
! Multi!!
National! Corporation!
USAID!
&!
NDI!
!4 America Self-Interest
4 Receptiveness to NDI
Assistance
4 Message developments
4 Media Relation
4 Broadening the Party Base
4 Policy & Issue research 4 Constituent relation 4 Training, informal dialogue
4 Funding & Facilitation
4 Development of training
manuals
4 Public for a and information meetings
4 International Links
4 Etc, etc
!
CETRO
Lampiran 3 : Tabel perkembangan beberapa Indikator Ekonomi Indoensia
2000
788.361.767 Program 1: Direct President Election 2.407.542.521 Program 2 : Amandement to Constitution 336.946.079 Program 3 : Opinion Polling on the General Assembly 236. 396.376 LIABILITIES Program 4 : Amandement to the Constitution 152.369.786 Taxes Payable 84.078.472 Program 5 : Amandement to the Constitution 126.371.110 Total Liabilities 84.078.472 Institutional Support 1.172.604.784
4.432.230.656 NET ASSET 70.283.295
704.283.295 788.361.767 704.283.295
Program UNDP USAID NDI BRITISH EMBASSY Foundation TOTAL
Direct Presidential Election 725.700.117 1.592.678.390 73.484.174 5.679.840 - 2.407.542.521 Amandement to the Constitution 279.977.586 - 31.808.013 25.160.500 - 336.946.079 Opinion Polling on General - - 39.932.889 196.463.487 - 236.396.376
Reforming the Election Commission 119.150.786 33.219.000 - - - 152.369.786 Amandement To the Election Law - 95.694.318 30.676.800 - - 126.371.110 Institutional Support 469.935.636 423.594.318 822.18 82.263.035 195.989.615 1.172.604.784 TOTAL 1.604.764.105 2.145.186.018 176.724.056 309.566.862 195.989.615 4.432.230.656
PUSAT REFORMASI PEMILU
Audited by "HELIANTONO & BASYIRUDDIN" Registered Public Accountants, with "Unqualified Opinion"
EXPENSES (In Rupiah)
Net Asset, September 30, 2000
BALANCE SHEET as of September 30, 2000 (in Rupiah) STATEMENT OF ACTIVITY (In Rupiah)
Audited by "HELIANTONO & BASYIRUDDIN" Registered Public Accountants, with "Unqualified Opinion"