• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Adanya Peran Pihak Asing Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Adanya Peran Pihak Asing Dalam"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SEMESTER GENAP 2012/2013

FERNANDO PM TAMBUNAN

1206304603

PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL

KEKHUSUSAN KAJIAN STRATEJIK INTELIJEN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

Baik Ilmu Pengetahuan Maupun Filsafat Atau Agama, Bertujuan

(sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang sama), yaitu

KEBENARAN. . .

.

!

_______________________ Fernando PM Tambunan

(3)

DAFTAR ISI

1. Latar Belakang ………... 1

2. Pemikiran Tentang Konstitusi ……….……….. 3

3. Teori dan Teknik Analisis Data …….…... 5

3.14Faktor yang mempengaruhi kehidupan Negara ……… 5

3.2Teori Intelijen .……….. 6

3.3Teori Ancaman ….……… 8

3.4Domino Theory ………. 9

3.5Teknik Analisis Data ………... 10

4. Aplikasi Teknik dan Analisis Data ………... 12

4.1NDI (The National Democratic for International Affairs) …… 18

4.2Beberapa Catatan Mengenai CETRO ……….. 20

4.2.1 Pengantar ……….... 20

4.2.2 Dewan Pendiri ……… 21

4.2.3 Aktivitas ……….. 21

4.2.4 Program ……….. 21

4.2.5 Funding Agencies ………... 22

4.2.6 Pembiayaan ……… 22

4.2.7 Pembentukan Koalisi ……… 22

4.2.8 Kinerja ………... 22

4.3Komisi Konstitusi ……….. 23

(4)

4.3.2 Anggota Komisi Konstitusi ……… 24

4.3.3 Cara Kerja Komisi Konstitusi ………... 25

5. Penutup Dan Kesimpulan .………. 29

6. Daftar Pustaka ……… 31

(5)

Analisis Adanya Peran Pihak Asing

Dalam Pengambilan Keputusan Amandemen UUD 1945

1. Latar Belakang

Di dalam perjalanannya Indonesia sudah mengalami beberapa kali melakukan perubahan konstitusi, yaitu;

1. Berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)

2. Berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) 3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 juli 1959)

4. Periode kembalinya UUD 1945 (5 Juli 1959 – 1966)

5. Periode 1945 masa orde Baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998) 6. Periode transisi (21 Mei 1998 – 19 oktober 1999)

7. Periode UUD 1945 Amandemen, terdapat 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam siding umum dan sidang tahunan MPR:

a. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 oktober 1999 (perubahan pertama).

Adanya peran asing sudah di rasakan sejak tahun 1955, dimana pada saat adanya pemilihan parlemen, CIA telah memberikan dana sekitar 1 juta dollar kepada partai Masyumi sebagai dukungan atas lawan terkuat Soekarno di dalam politik.1 Dalam pemilihan umum tahun 1999, tidak ada satupun peserta pemilihan umum yang mengajukan program perubahan UUD 1945 yang ditawarkan kepada rakyat, sehingga para anggota MPR tidak memperoleh mandat dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan untuk mengadakan perubahan terhadap UUD 1945. Dengan demikian MPR telah mengingkari kedaulatan rakyat. Timbul pertanyaan dari penulis, apakah penyebab

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

(6)

dari timbulnya hasrat MPR untuk melakukan perubahan tersebut. dan mengapa proses

perubahan – perubahan berlangsung sangat cepat. Peristiwa semacam ini tidak pernah

terjadi di negara lain. apa yang menyebabkan MPR begitu terburu-buru? Apa

sebetulnya yang hendak diburu? Penulis berasumsi, bahwa adanya peran sponsor

dalam perubahan UUD 1945 tersebut.

Bung Karno pernah mengatakan, bahwa abad ke 20 adalah abad intervensi dan

hal ini dibuktikan dengan adanya campur tangan Negara Adikuasa dalam berbagai

persoalan dunia ketiga, termasuk Indonesia. Apabila dulu dengan mempergunakan

“kekerasan” yang didukung oleh persenjataan yang memerlukan biaya tinggi,

sekarang dengan mempergunakan kecanggihan intelligence dengan strategi dan taktik

yang lebih halus dan tidak kelihatan melalui kerjasama dengan sekutu-sekutunya, baik

sipil maupun militer, Dikenal dengan istilah “Our Local Army Friends”.2 Sejak tahun

1948 Amerika telah memberikan bantuan berupa finansial kepada seluruh

negara berkembang untuk mempengaruhi ekonomi dan politik yang berada di

negara-negara berkembang tersebut melalui organisasi NED (National Endowment for

Democracy) dengan membentuk organisasi yang pro-demokrasi di negara-negara

tersebut.3 Dimana NED sebagai pendana utama dari program NDI (National

Democratic Institute) dan USAID (United State Agency for International

Development) dan CETRO (Center for Electoral Reform) sebagai aktor akhir dari

perpanjangan tangan kedua organisasi tersebut. Dalam preambule piagam UNESCO

antara lain terdapat anak kalimat yang mengatakan bahwa since war begin in the

minds of men.4 Apabila kita mengikuti pikiran ini, maka hal tersebut mempunyai

makna bahwa perang itu dapat berlangsung dalam pikiran manusia, dan kita dapat

memaksa orang di negara lain untuk melaksanakan hal-hal yang kita pikirkan dan

inginkan, maka telah tercapai maksud dan tujuan sehingga kita tidak perlu lagi

melakukan perang. Oleh karena itu sekarang ini untuk menaklukkan suatu negara

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 2

‘dokumen gillchrist’ yang salah kalimatnya berisi kata-kata ‘our local army friend’ yang diartikan sebagai TNI AD dan PKI menghembuskan issue Dewan Jenderal (DD). Dokumen Gilchrist (bahasa Inggris: Gilchrist document) adalah sebuah dokumen yang dahulu banyak dikutip surat khabar pada era tahun 1965 yang sering digunakan untuk mendukung argumen untuk keterlibatan blok Barat dalam penggulingan Soekarno di Indonesia.

3

Berkowitz, Bruce.D dan Goodman, Allan E. Best Truth Intelligence In The Information Age. Yale University Press. USA. 2000. H.127

4

United Nation Educational Scientific and Cultural Organization, Konstitusi UNESCO,

http://portal.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=15244&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html.

(7)

tidak perlu lagi dilakukan melalui invasi militer atau perang konvensional. Cara yang

lebih murah dan tanpa resiko akan kehilangan nyawa prajuritnya sendiri, adalah

melalui subversi yaitu; dengan melakukan sabotase atau menimbulkan huru-hara,

pembrontakan, demonstrasi dan pemogokan atau keributan yang disertai

pengerusakan, dan bentuk kekacauan lain. Selain itu sekarang ini adalah mode untuk

menuduh negara yang menjadi sasaran bahwa dia telah melakukan pelanggaran

human rights.5 Bentuk humanitarian intervention ini menurut Dr. Juwono Sudarsono

merupakan bentuk tersamar dari military intervention, dengan menggunakan bendera

hak asasi manusia.6 Penulis mencoba mengkonstruksikan adanya peran pihak asing

dalam perubahan konstitusi yang ada di Indonesia pada tahun 1999 – 2002.

2. Pemikiran Tentang Konstitusi

Pemikiran tentang konstitusi atau UUD untuk pertama kali lahir dan berkembang

di dunia barat. Pada zaman Teutonic tribes (suku-suku Jerman Titeunik) dimana

pemerintahan dipercayakan kepada primus inter pares (yang pertama antara yang

sama) dan belum mengenal masalah konstitusi. Begitu juga pada jaman kerajaan,

dimana raja berkuasa mutlak dan negara dianggap sebagai milik raja dan rakyat yang

berdiam dan hidup di atas tanah milik raja harus tunduk kepada raja. Pada zaman ini

kekuasaan raja masih didasarkan pada keberhasilannya menaklukan suatu wilayah

(teori imperium) beserta penduduk di atasnya (Herrschaftbereich).7 Penderitaan yang

dialami oleh masyarakat Eropa selama berabad-abad di bawah kekuasaan mutlak dari

raja-raja dan kekacauan yang timbul akibat perang agama yang berkepanjangan pada

abad ke XVI / XVII, telah menimbulkan keinginan di kalangan masyarakat untuk

mendapatkan kebebasan. Perubahan terjadi pada zaman Renaissance, dimana pada

zaman ini perhatian ditujukan kepada pribadi – pribadi manusia. Sehingga zaman ini

disebut zaman Humanisme. Keinginan untuk bebas dari masyarakat Eropa tersebut

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 5

Terjemahan Human Rights dalam bahasa Indonesia adalah hak-hak manusia dan bukan hak asasi manusia. Kurang jelasnya akan timbulnya permasalahan ini, dimana tidak semua hak manusia bersifat asasi. Hak-hak asasi manusia adalah terjemahan dari fundamental Human Rights.

6

Prof.Dr.Juwono Sudarsono memperingatkan bahwa human rights dalam politik internasional tidak ubahnya dari percaturan quid pro quo(anda mau apa saya dapat apa). Jadi human rights sebagai bagian dari politik international memang agak lain dengan pengertian hak-hak manusia yang lazim dibahas di kalangan para ahli hokum dan para pendekar humanism. (pendapat ini dikemukakan dalam bukunya Luhut Pangaribuan & Benny Harman, Hak Rakyat atas Pembangunan, 40 Tahun Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia, Jakarta, YLBHI, 1981, hal.48).!

7

(8)

diberikan landasan yang kuat oleh ajaran otonomi individu.8 Ajaran ini kemudian

melahirkan filsafat individualisme. Menurut ajaran ini manusia sudah mempunyai

hak-hak kebebasan sebelum munculnya negara. Hak-hak kebebasan itu bersumber

dari kodrat manusia sejak dia lahir. Namun demikian pemikiran tentang bagaimana

mengamankan hak-hak kebebasan tadi baru timbul setelah rakyat sendiri yang

memegang kendali pemerintahan. Timbul persoalan tentang bagaimana sebaiknya

mengatur negara dan pemerintahan. Sehingga pada akhirnya melahirkan pemikiran

mengenai konstitusi. Adanya ajaran Jean Jacques Rousseau menggeser kekuasaan

tertinggi digeser dari raja kepada rakyat karena rakyatlah yang berkuasa dalam

negara. Ajaran tersebut kemudian pada akhirnya melahirkan ajaran kedaulatan hukum

yang menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi bersumber pada hukum. Kekuasaan

tertinggi bukan di tangan raja, rakyat atau negara tetapi di tangan hukum.9 Jadi telah

terjadi pergeseran pemegang kekuasaan tertinggi negara. Dari uraian di atas terdapat

dua motif yang saling berhadapan yaitu di satu pihak ada yang ingin berkuasa dan di

lain pihak rakyat ingin bebas. Motif ingin berkuasa dan ingin bebas inilah yang

menjadi mesin penggerak daripada perkembangan negara. Jadi perkembangan

mengenai negara yang timbul dan kemudian berkembang merupakan produk historis,

dimana perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti; teori perjanjian

masyarakat (Social Contract) dan gagasan mengenai Leges Fundamentalis, timbulnya

kesadaran akan negara sebagai perwujudan korporatif atau sebagai badan atau

lembaga yang abstrak sehingga memerlukan anggaran dasar, lalu ajaran

konstitusialisme dari demokrasi liberal.

Kedudukan dan peranan konstitusi atau UUD, terutama bagi negara-negara yang

baru merdeka, berfungsi sebagai faktor integrasi politik. Dan sebagai sebuah lambing

akan hak untuk menentukan nasib hidupnya sendiri. Teori integrasi pertama kalinya

dikemukakan oleh Rudolf Smend pada tahun 1928 dalam bukunya berjudul

Verfassung und Verfassungsrecht. UUD 1945 sendiri membedakan UUD dari konstitusi. Dari penjelasan UUD 1945 dapat diketahui bahwa konstitusi diartikan

sebagai aturan-aturan pokok mengenai penyelenggaraan negara, sebagai garis-garis

besar haluan negara (GBHN). GBHN ditetapkan oleh UUD 1945 dan oleh MPR, dan

juga lahir praktek penyelenggaraan negara. UUD 1945 adalah sebuah produk historis

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 8

Koopmans, Thijmen. Vergelijkend publiekrecht. Kluwer. Nederlandse. 1978. Hal 200. 9

(9)

dan berfungsi sebagai lambing dari hak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya

sendiri dan sebagai faktor integrasi utama yang sarat dengan muatan

politis-psikologis.

3. Teori Dan Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh akan permasalahan, penulis

menggunakan berbagai teori serta konsep untuk membantu penulis dalam

mengeksplorasi berbagai landasan yang menjadi acuan. Adapun berbagai konsep serta

teori-teori yang dipergunakan dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1. 4 Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Negara

Berdasarkan teori ada Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan

negara yaitu ekologi negara yang bersangkutan, sejarah bangsanya, struktur

social masyarakatnya, sistem nilai, dan ideology bangsanya.10 Pada lazimnya

faktor - faktor ekologi ini berkenaan dengan faktor - faktor ideologi, politik,

ekonomi, social budaya, dan hankam, interelasi antara manusia dengan

lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Lalu

struktur social adalah suatu konsep yang menggambarkan bentuk sistem global

yang menjelaskan hubungan antara individu, kelompok dan organisasi dalam

kemasyarakatan. Struktur sosial dilihat dari konsepnya dimaknai dengan makna

yang berbeda, dan kadang-kadang didefinisikan dengan sama sistem sosial atau

organisasi sosial yang diatur oleh norma-norma dan nilai. Kemudian sejarah

suatu bangsa merupakan sebuah nilai yang berharga, karena kita dapat

mempelajari sebuah pandangan yang jauh ke depan dengan mempelajari

sejarahnya terlebih dahulu. Sistem dapat diartikan sebagai rangkaian yang saling

berkaitan antara unsur yang satu dengan yang lain. Sistem nilai adalah konsep

atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam pikiran

seseorang. Dan ideology. Ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti gagasan,

konsep, pengertian dasar, cita cita. Dan logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal

dari bahasa Yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu, ada kata idein

yang artinya melihat. Maka secara harafiah, ideologi berarti imu yang

menjelaskan pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 10

(10)

disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang

bersifat tetap dan harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu

sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya,

antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar

ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.

Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian

dasar dan cita-cita.

3.2. Teori Intelijen

Intelijen didefinisikan sebagai suatu rencana yang teratur, rapi, dan dipelajari

yang bertujuan menggunakan segala sarana agar memperoleh seluruh bentuk

informasi yang beranekaragam, untuk kemudian dilakukan penyusunan serta

penilaian untuk dipergunakan sebagai bantuan terhadap para aparat terhadap

realita yang terjadi, dan penilaian-penilaian yang terlindungi pada saat yang tepat

demi menjamin keselamatan dan keamanan nasional (national security), serta

bekerja melawan intelijen saingan atau musuh demi melakukan pencegahan

terhadap ancaman pada negara dalam bentuk apapun.11 Pada hakekatnya, intelijen

merupakan suatu proses pengumpulan informasi strategis sebagaimana dikatakan

oleh Mark Lowenthal yaitu : Intelligence can be thought of as the means by

which certain types of information are required and requested, collected,

analyzed, and disseminated.12 Proses intelijen itu sendiri dapat berupa kegiatan

yang terbuka (overt) ataupun yang dilangsungkan secara rahasia (covert). Proses

pengumpulan informasi-informasi strategis ini kesemuanya dimaksudkan untuk

mendeteksi segala macam bentuk potensi ancaman yang dapat membahayakan

keberadaan suatu negara sehingga dimungkinkan untuk mengambil suatu

tindakan (action) sebagai langkah antisipastif. Demi melakukan pencegahan

terhadap kemungkinan terjadinya pendadakan strategis (strategic surprise) serta

untuk memberikan kepastian lebih terhadap jalannya kelangsungan suatu negara

maka selalu diperlukan peran intelijen. Bahkan lebih jauh dapat dikatakan bahwa,

intelijen memiliki peranan vital dalam menentukan arah kebijakan suatu negara,

khususnya dalam konteks intelijen sebagai sebuah produk yang menjadi bahan

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 11

Y. Wahyu Saronto. Intelijen : Teori, Aplikasi, dan Modernisasi. Jakarta: Ekalaya Saputra. 2004. H.11.

12

(11)

pertimbangan bagi pembuat kebijakan (end-user) untuk menentukan suatu

kebijakan.

Intelijen merupakan sesuatu hal yang berbeda dengan informasi, kecuali

sifatnya yang kemungkinan terkadang diliputi oleh kerahasiaan (secrecy).

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Sementara itu, intelijen adalah

informasi strategis yang diberikan kepada pembuat kebijakan dimana telah

dilakukan proses pengumpulan, pengolahan, serta analisis untuk memenuhi

kebutuhan pembuat kebijakan tersebut. Semua intelijen adalah informasi. Meski

demikian, tidak semua informasi dapat dikatakan sebagai intelijen. Intelijen

sebagai suatu informasi memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

informasi keseharian dikarenakan intelijen merupakan informasi yang memiliki

komponen atau bagian yang rahasia.13 Proses peroleh informasi intelijen

dilakukan dengan cara yang tertutup yang membedakan metode ini berbeda dari

proses pengumpulan informasi secara konvensional melalui sumber-sumber

terbuka (open-source).

Di dalam buku Intelligence: From Secrets to Policy, Mark Lowenthal

menjelaskan bahwa intelijen merupakan suatu proses dimana berbagai jenis

informasi yang spesifik akan diminta, dikumpulkan, dianalisis, serta disediakan

kepada pembuat kebijakan, atau juga sebagai produk dari suatu proses, usaha

penjagaan terhadap proses tersebut, dan juga sebagai aktivitas operasi.14 Intelijen

berfungsi sebagai dasar pembuatan kebijakan (policy) yang berfungsi untuk

memberikan peringatan dini (early warning) serta perkiraan keadaan (estimation)

tentang berbagai perkembangan yang mungkin terjadi. Pada awalnya fungsi

intelijen terlihat dalam masa peperangan dimana hampir seluruh negara

dipelopori oleh intelijen militer di dalam memenangkan konflik bersenjata.

Fungsi intelijen pada awalnya hanya memasok kebutuhan komandan dalam

proses pengambilan keputusan, baik yang bersifat taktis, operasional, dan

strategis.15 Secara spesifik, intelijen strategis (strategic intelligence) dapat

dimaknai ke dalam tiga pengertian. Pertama, intelijen strategis sebagai intelijen

tentang kemampuan, kelemahan, dan kemungkinan cara bertindak serta niat

negara asing atau musuh dan digunakan dalam merencanakan operasional militer

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 13

Loch K. Jhonson. Handbook of Intelligence. Routledge. London, New York. 2007. H. 2. 14

Lowenthal (2000). Intelligence. H. 8. 15

(12)

saat perang ataupun kekacauan bersenjata dalam negeri. Kedua, intelijen strategis

dipahami sebagai bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan, dan diolah untuk

kepentingan strategis (strategic interest) yang mencakup bidang politik,

perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial budaya, komunikasi dan

telekomunikasi, geografi militer, angkatan bersenjata, biografi personil penting,

sejarah, dan lain-lain. Ketiga, intelijen strategis diartikan sebagai pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk memahami situasi global dalam jangka panjang,

menjelaskan kecenderungan utama yang menonjol, mencari pilihan-pilihan dan

memprediksi kemungkinan-kemungkinan di masa mendatang. Dalam skala

strategis serta tujuan jangka panjang (long-term purpose) bagi kepentingan

nasional suatu negara, serta untuk menangkal segala bentuk ancaman potensial

maka intelijen strategis memainkan peranan yang teramat penting bagi proses

pengambilan keputusan yang berdampak luas bagi seluruh aspek kehidupan

dalam bernegara.

Secara umum, intelijen dapat juga diklasifikasikan dari kedua aspek mengenai

cara pandang bagaimana intelijen dioperasikan, yakni:

a. Intelijen positif, yaitu dengan mengacu kepada pengertian bahwa intelijen

dilakukan dengan melakukan penetrasi yang melampaui batas-batas

negara (outward looking), dengan menerapkan aktivitas spionase,

tentunya untuk mengumpulkan informasi secara rahasia demi mengetahui

keadaan musuh. Intelijen jenis ini lebih berkarakter ofensif.

b. Intelijen negatif, dengan menerapkan pada penekanan kegiatan kontra

intelijen, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk mengantisipasi serta

menetralisir ancaman yang timbul atas adanya kegiatan spionase,

sabotase, dan penggalangan oleh pihak lawan atau negara lawan.

Aktivitas kontra intelijen juga dapat diidentikkan dengan upaya penetrasi

terhadap organisasi intelijen di negara musuh.16 Karakteristik kontra

intelijen lebih bersifat defensif.

3.3. Teori Ancaman

Adanya sebuah ancaman nasional sebagi tolak ukur di dalam dunia intelijen

dimana menurut Liotta dan Lloyd bahwa Penilaian mengenai ancaman tradisional

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 16

(13)

secara terus menerus memiliki peranan yang penting, walaupun dimodifikasi,

dalam proses perencanaan pasukan dan strategi. Pertimbangan mengenai

kapabilitas, niat, dan kondisi suatu bangsa khusus, seperti halnya kerentanannya,

itu penting. Niat dan rencana dari musuh potensial seringkali lebih samar dan

tidak pasti daripada pengetahuan mengenai kapabilitas pasukan. Namun kondisi

tertentu di suatu waktu dapat mengubah kapabilitas dan niat sebuah bangsa

dengan cara yang tidak terduga, dan identifikasi kerentanan membuat kelemahan

dari bangsa yang mengancam dapat dieksplotasi secara maksimal dalam

pengembangan strategi.17 Sehingga, Liotta & Lloyd merumuskan bahwa teori

ancaman terdiri dari:

T = I + C + C + V

Dengan keterangan sebagai berikut :

T = Threat (Ancaman)

I = Intention (Niat)

C = Capabilities (Kemampuan) C = Circumstances (Keadaan)

V = Vulnerabilities (Kerentanan)

Rumusan akan teori sebuah ancaman akan selalu berada di dalam siklus

intelijen, dimana terdapat niat, kemampuan, keadaan, dan kerentanan dari kita

akan mempengaruhi intelijen strategik dalam pengambilan keputusan ataupun

kebijakan untuk kepentingan dalam negeri (domestic) dan luar negeri

(foreign).

3.4. Domino Theory

Amerika memakai domino theory di dalam kebijakan luar negerinya.

Diarahkan pada pemeliharaan pada sekutu yang pro kepada blok barat dan

anti-komunis diantara negara-negara Asia Tenggara. Teori yang diberikan dengan

adanya sebuah metaphorical expression, dimana Amerika Menghadapi “bahaya”

dari pertumbuhan yang pesat dengan adanya pengaruh komunis di berbagai

negeri. Sebagai contoh demi mempengaruhi hasil pemilu di Italia (saat itu Italia

akan melakukan pemilu, dan dari perhitungan survei, pemilu akan dimenangi

Partai Komunis Italia) agar menguntungkan politik Amerika Serikat, diadakannya

kampanye di kalangan orang kaya Wallstreet untuk menyumbangkan dana buat

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 17

(14)

melakukan operasi-operasi rahasia. Sejak tahun 1953, Allen Dulles dengan keras

mendesak pemerintah Amerika untuk segera mendirikan organisasi-organisasi

rahasia demi melakukan berbagai operasi khusus. Dan oleh karena itu,

pemerintah AS menyetujui den menetapkan dua ketentuan penting mengenai

operasi-operasi khusus, yaitu:

1. Harus Rahasia

2. Harus masuk akal untuk dapat dibantah adanya keterlibatan pemerintah AS

seandainya operasi tersebut terbongkar.18

3.5. Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan penulis

menggunakan teknik fishbone analysis, dimana teknik analisis ini Digunakan

untuk menunjukkan sebab dan akibat dengan mengidentifikasi kemudian

mengeksplorasi masalah sekitar yang sedang diselidiki. Kepala ikan merupakan

hal yang akan diselidiki, kemudian terdiri dari tulang –tulang ikan yang utama

dengan daftar kategori dari informasi utama mengenai isu tersebut. Dari tulang

utama, tulang kecil dapat tumbuh untuk membentuk daftar masalah yang

berkontribusi. Dengan mengisi diagram ini, kita dapat menemukan beberapa

masalah yang berkontribusi terhadap lebih dari satu masalah, untuk dianalisa dan

dicari solusinya.19

Lalu dengan menggunakan Analisis PESTEL, dimana analisa ini

merupakan singkatan kata dari Politik, Ekonomi, Social, Teknologi, Ekologi, dan

Legislasi. Terdapat variabel-variabel independen melakukan aktifitas terhadap

variabel dependen. Anallisis ini melihat faktor-faktor eksternal, dimana meneliti

lingkungan dan dapat menempatkan isu-isu yang berkembang dari hasil analisa

yang didapat.

berdasarkan gambar 1, penulis mencoba membuat langkah pengumpulan data

dari informasi dengan pengidentifikasian permasalahan yatu adanya visi dan rencana

bahan keterangan untuk di analisa yaitu mengidentifikasi adanya peran pihak asing di

dalam Amandemen UUD 1945, lalu mendapatkan inti dari pengetahuan yang didapat

berdasarkan visi yang dimiliki, dan akan membuat sebuah moment opname

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 18

Suar Suroso. Bung Karno Korban Perang Dingin. Hastra Mitra. Jakarta. 12 Juli 2010. H. 103. 19

(15)

(pencatatan seketika) dari keadaan waktu itu. Kemudian pada langkah berikutnya

dilakukan evaluasi berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki dengan teknik-teknik

analisa. Evaluasi bahan-bahan intelijen dengan memakai skala evaluasi berdasarkan

lampiran 1, dengan memper hatikan sumber dan kemungkinan dari apa yang diamati.

Setelah evaluasi, analis akan menemukan adanya persamaan-persamaan satu dengan

yang lain dari masing-masing bahan yang dievaluasi, dan akan menarik sebuah

kesimpulan yang disebut adanya penafsiran (interpretasi) dari bahan-bahan intelijen.

Dari bahan-bahan yang memiliki nilai tinggi melalui jalan evaluasi dan interpretasi,

analis akan mendapatkan Hipotesis dari sejumlah bahan-bahan yang dapat memberi

jawaban akan persoalan yang dihadapi. Di dalam gambar 1 terdapat Synthesis, dimana

penggunaannya adalah untuk mendapatkan sebuah uraian yang berisi mengapa

hipotesis dianggap mendekati kebenaran atau mengapa hipotesis yang satu mungkin

benar daripada hipotesis yang lainnya. Hasil akhir yang didapat adalah sebuah produk

intelijen yang harus disampaikan kepada pemakai produk tersebut (user). 20

Gambar 1 : Lingkaran Analisis

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 20

(16)

dari beberapa langkah di atas penulis mendapatkan sebuah hipotesis yaitu:

• Adanya Peran Amerika dalam proses Amandemen UUD 1945 dan perubahan

konstitusi mengakibatkan Krisis Perundang-undangan, Pertahanan, dan

ekonomi serta moneter.

Dengan ketiga alat analisis berdasarkan lingkaran analisis yang memunculkan

hipotesis di atas memberikan sebuah teori yang dapat memberikan sebuah fokus

dalam pengumpulan data lebih lanjut. Sehingga hipotesis atau kesimpulan apapun

akan mengandung beberapa hal21, yaitu;

• Aktor yang menjadi kunci : Siapa (WHO)

• Aktifitas kriminal yang dilakukan : Apa (WHAT)

• Metode dari operasi criminal yang dilakukan : Bagaimana (HOW)

• Tempat terjadinya operasi (geographical scope) : dimana (WHERE)

• Mendapatkan motif : mengapa (WHY)

• Kerangka waktu (time-frame) : Kapan (WHEN)

4. Aplikasi Teknik Dan Analisis Data

Dengan melihat adanya faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan sebuah

negara, yang pertama yaitu faktor ekologi, dimana Negara Kesatuan Republik

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Kepulauan yang

terbentang dari sabang sampai merauke terdiri dari 17.508 pulau22 yang terbesar dan

kecil serta meliputi permukaan bumi yang hamper seluas wilayah Amerika Serikat

atau Eropa bagian Barat dan terletak di antara dua benua dan dua samudera. Karena

posisi geografis Indonesia tersebut, sejak jaman dahulu kala Nusantara ini merupakan

titik temu atau titik silang budaya bangsa-bangsa dan lalu-lintas perdagangan.

Indoensia menjadi daerah kunci, sehingga akan tetap menjadi salah satu ajang

pertarungan utama kepentingan-kepentingan negara-negara terkuat di dunia. Karena

Indonesia adalah negara kepulauan dan tidak meratanya pembangunan, berakibat pada

kemampuan setiap penduduknya dalam memproduksi barang dan jasa. Dimana masih

adanya daerah-daerah yang tidak menyentuh pengetahuan, sehingga perkembangan

akan kemampuan memproduksi barang dan jasa menjadi sangat lambat. Adapun

faktor pendukung lambatnya perkembangan – perkembangan tersebut adalah

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 21

United Nation Office On Drugs And Crime. Criminal Intelligence: Manual for Analyst. New York. 2011. H. 31.

22

(17)

lemahnya system transportasi yang ada, sehingga penduduk yang berada di

daerah-daerah terpencil tidak memahami perkembangan-perkembangan tersebut.

Yang kedua adalah sejarah bangsanya, sejarah bangsa Indonesia menunjukkan

hal-hal yang positif dan juga hal-hal yang negative, dimana hal positif adalah jaman

emas yang selalu memberikan inspirasi kepada pemimpin bangsa dalam perjuangan

melawan penjajah. Yang menjadi hal negative adalah mengenai perang saudara dan

perang suku terutama dalam rangka perebutan kekuasaan yang hingga sekarang masih

terasa dampaknya. Faktor sejarah perjuangan bangsa telah melahirkan faktor-faktor

positif integratif yang kuat untuk membangun bangsa dan negara Indonesia. lagu

kebangsaan, bendera, dan bahasa nasional adalah hasil sejarah perjuangan bangsa.

Terutama ideologi nasional Pancasila yang merupakan abstraksi dari kebudayaan

bangsa dan juga merupakan faktor integrasi terkuat bagi bangsa dan negara Indonesia.

sebagaimana telah dikemukakan, sejarah perjuangan kemerdekaan juga mengenal

perang saudara dan pemberontakan-pemberontakan yang sedemikian rupa, sehingga

masih meninggalkan adanya bahaya akan potensi perpecahan.

Lalu yang ketiga adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki sumber kekuatan atau juga sumber kesulitan yang tidak

kecil. Kebudayaan, adat kebiasaan, dan tradisi merupakan dasar bagi kehidupan

bermasyarakat. Dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia memiliki dua sistem

sosial yang terpisah satu dengan yang lain, dimana satu sistem mempunyai ruang

lingkup nasional, dan yang satu lagi bersifat regional atau pedesaan. Yang satu

bercorak modern, dan yang satu lagi bersifat tradisional. Interaksi kedua sistem, dan

juga usaha untuk menyatukan atau menghubungkan kedua sistem tersebut sering

menimbulkan ketegangan-ketegangan dan kesulitan-kesulitan lain. secara vertical,

masyarakat Indonesia belum berhasil membangun suatu piramida sosial yang sesuai

dengan cita-cita nasional, tujuan nasional yang terdapat pada alinea ke 4 pembukaan

UUD 1945 serta kepentingan nasional (keamanan nasional, ekonomi nasional,

kesejahteraan nasional)23, yaitu piramida sosial yang terbuka dan yang dapat

menampung serta mendorong mobilitas sosial, baik yang bersifat horizontal maupun

yang vertikal. Di dalam hubungan sosial ekonomi, menurut seorang pengamat dari

Jepang yaitu Yoshikazu Sakamato (1982) bahwa kesenjangan dan kontradiksi sosial

di negara Dunia Ketiga kehidupan ekonominya tergantung kepada

negara-!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 23

(18)

negara yang telah maju. Ketergantungan kepada negara-negara maju itu telah

melahirkan ketimpangan distribusi nilai atau ketimpangan dalam pembagian hasil,

sehingga mengakibatkan semakin besarnya kontradiksi-kontrsdiksi antar golongan/

kelas dalam masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.

Lalu yang ketiga adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki sumber kekuatan atau juga sumber kesulitan yang tidak

kecil. Kebudayaan, adat kebiasaan, dan tradisi merupakan dasar bagi kehidupan

bermasyarakat. Dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia memiliki dua sistem

sosial yang terpisah satu dengan yang lain, dimana satu sistem mempunyai ruang

lingkup nasional, dan yang satu lagi bersifat regional atau pedesaan. Yang satu

bercorak modern, dan yang satu lagi bersifat tradisional. Interaksi kedua sistem, dan

juga usaha untuk menyatukan atau menghubungkan kedua sistem tersebut sering

menimbulkan ketegangan-ketegangan dan kesulitan-kesulitan lain. secara vertical,

masyarakat Indonesia belum berhasil membangun suatu piramida sosial yang sesuai

dengan cita-cita nasional, tujuan nasional yang terdapat pada alinea ke 4 pembukaan

UUD 1945 serta kepentingan nasional (keamanan nasional, ekonomi nasional,

kesejahteraan nasional)24, yaitu piramida sosial yang terbuka dan yang dapat

menampung serta mendorong mobilitas sosial, baik yang bersifat horizontal maupun

yang vertikal. Di dalam hubungan sosial ekonomi, menurut seorang pengamat dari

Jepang yaitu Yoshikazu Sakamato (1982) bahwa kesenjangan dan kontradiksi sosial

di negara Dunia Ketiga kehidupan ekonominya tergantung kepada

negara-negara yang telah maju. Ketergantungan kepada negara-negara-negara-negara maju itu telah

melahirkan ketimpangan distribusi nilai atau ketimpangan dalam pembagian hasil,

sehingga mengakibatkan semakin besarnya kontradiksi-kontrsdiksi antar golongan/

kelas dalam masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.

Di dalam lampiran 1, yaitu analisis Fsihbone pada variabel Intention (niat)

terdapat adanya niat dari pihak asing dalam amandemen UUD 1945. Adanya UU No.

22 adalah pelaksanaan dari ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 tentang

penyelenggaraan Otonomi daerah. UU ini memberikan kewenangan yang terbatas

kepada daerah propinsi, sedangkan kepada daerah kabupaten dan daerah kota

diberikan otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. Antara daerah propinsi, daerah

kabupaten, dan daerah kota tidak ada hubungan hirarki. Daerah propinsi merangkap

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 24

(19)

sebagai wilayah administrasi yang melaksanakan kewenangan pemerintah pusat yang

didelegasikan kepada Gubernur. Menurut Prof. Dr. Bagir Manan, SH, MCL, yang

mengatakan bahwa memang perimbangan keuangan tidaklah dimaksudkan sebagai

obat mujarab yang akan melenyapkan segala ketergantungan keuangan kepada pusat.

Sesuai dengan perkembangan dan sifat tugas daerah (fungsi pelayanan) hampir dapat

dipastikan subsidi akan senantiasa diperlukan. Perimbangan keuangan dimaksudkan

menata secara menyeluruh pola hubungan antara pusat dan daerah yang akan

memungkinkan pelaksanaan prinsip-prinsip otonomi secara wajar. Sehingga lebih

tepat disebut hubungan keuangan daripada perimbangan keuangan.25 Kemudian MPR

melalui ketetapannya TAP MPR No.IV/MPR/2000 memberikan rekomendasi

kebijakan penyelenggaraan otonomi daerah. Intinya adalah untuk mempercepat

pelaksanaan otonomi daerah. Sehingga semua peraturan pemerintah harus

diselesaikan paling lambat akhir desember 2000. Daerah yang sanggup melaksanakan

otonomi secara penuh dapat memulai pelaksanaannya terhitung 1 Januari 2001 yang

tercermin dalam APBN dan APBD. Bagi daerah yang belum mempunyai

kesanggupan melaksanakan otonomi secara penuh dapat memulai pelaksanaannya

secara bertahap sesuai kemampuan yang dimilikinya. Apabila keseluruhan peraturan

pemerintah pada saat itu belum diterbitkan sampai dengan akhir desember 2000,

daerah yang mempunyai kesanggupan penuh untuk menyelenggarakan otonomi

diberikan kesempatan untuk menerbitkan peraturan daerah yang mengatur

pelaksanaannya. Dengan dikeluarkannya ketetapan ini, MPR mempunyai kesempatan

untuk memberikan anjuran kepada daerah untuk langsung melaksanakan otonomi

tanpa menunggu peraturan yang diperlukan.

Globalisasi adalah proses memakmurkan rakyat seluruh dunia melalui kegiatan

ekonomi pasar bebas, memiliki ideology dengan sebutan globalisme. Yaitu paham

tentang memakmurkan dunia berdasarkan sistem ekonomi pasar bebas. Dalam sistem

ekonomi pasar bebas, pelaku ekonomi bebas bersaing dalam bidang perdagangan,

industry, perbankan, dan jasa. Adanya globalisme tersebut diakibatkan karena

negara-negara maju telah mengalami tiga kesulitan utama yaitu: (1) lahan untuk investasi

sudah tidak tersedia, (2) pasar hasil produksi sudah jenuh, (3) langkanya sumber

bahan baku dan energi. Dengan adanya niat akan globalisasi dapat memberikan ruang

nafas baru bagi negara maju untuk: (1) memperoleh keuntungan investasinya di

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

25!

(20)

negara berkembang, (2) menguasai hajat hidup masyarakat negara berkembang

dengan bergantung kepada produk negara maju, (3) menguasai sumber-sumber daya

alam negara berkembang, bagi negara berkembang sebagian rakyatnya akan menjadi

kulinya bangsa – bangsa atau budak-budak modern yang bermandi keringat dan

bercucuran air mata. Di satu pihak dan di pihak lain ada sebagian kecil kaum

masyrakat negara berkembang mendapat tempat mulia di mata negara-negara maju.

Menurut Dr. Darsono P, SE, SF, MA, MM globalisasi memiliki enam dimensi26 yaitu:

1) Modal tanpa bendera yang bisa beroperasi ke seluruh dunia

2) Tenaga ahli tanpa visa yang bisa masuk-keluar negara lain tanpa hambatan

3) Ilmu dan teknologi tanpa kendala yang bisa menguasai pemikiran

bangsa-bangsa seluruh dunia

4) Hasil produksi yang berupa barang dagangan tanpa cukai yang bisa

diperdagangkan di semua tempat tanpa pungutan pajak

5) Bahan mentah tanpa pemilik yang bisa digali, dikumpulkan oleh siapa saja

yang mempunyai teknologi dan capital (modal)

6) Hasil produksi yang berupa barang dagang tanpa cukai yang bisa

diperdagangkan di semua tempat tanpa pungutan pajak.

Salah satu kekuatan yang menjadi fungsi pertahanan dan keamanan Indonesia adalah

ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Di era orde baru ABRI/TNI

memiliki Dwifungsi sebagai berikut: (1) Sebagai inti dan pembinaan sistem

HANKAM RATA (Pertahanan Rakyat Semesta), (2) sebagai salah satu kekuatan

sosial dalam republic yang ikut serta, bahu-membahu dengan kekuatan rakyat lainnya

dalam kenegaraan serta kemasyarakatan menuju masyarakat adil dan makmur.27 Di

dalam perkembanganya di era orde baru Dwifungsi ABRI dalam struktur politik, telah

memiliki banyak fungsi yang terdiri dari badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif

yang unsur-unsurnya terdiri dari partai politik, golongan karya, dan utusan dari

daerah. Dengan adanya Amandemen UUD 1945, munculah ketetapan MPR – RI No

VI/MPR/2000 mengenai pemisahan TNI dan Polri dan juga TAP MPR-RI No.

VII/MPR/2000 mengenai peran TNI dan Polri dan juga pelarangan TNI untuk masuk

kedalam ranah politik sebagai fungsi HANKAMRATA.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 26

Dr. Darsono P. Strategi Menghadapi Globalisme Berbasis Ketahanan Ekonomi Kerakyatan.

Yayasan Gerakan Jalan Lurus & Yayasan Kepada Bangsaku. Jakarta. 2003. H. 27-28. 27

(21)

Di dalam prakteknya Dewifungsi ABRI memiliki berbagai pelaksanaan dalam

bidang Sosial dan politik, dengan melihat faktor ekologi dan struktur sosial

masyarakat. Yang dimaksud operasi sospol adalah segala usaha dan kegiatan ABRI

sebagai kekuatan sosial secara berencana di bidang IPOLEKSOSBUD dengan

menggunakan kekuatan-kekuatan positif di bidang tersebut dan menurut tata cara (the

rules of games) yang lazim dipakai disetiap bidang yang bersangkutan, untuk

menciptakan kondisi dalam mengsukseskan pembangunan nasional dan pemeliharaan

ketahanan nasional. Dengan adanya operasi sosial kedudukan anggota ABRI berada

dalam : (1) jabatan-jabatan sebagai anggota Badan Permusyawaratan/ Perwakilan:

MPR, DPR, DPRD-I dan DPRD-II. (2) Jabatan-jabatan di bidang eksekutif dan/atau

lembaga-lembaga lainya.. (3) Organisasi kekuatan sosial lainnya (GOLKAR,

Organisasi Profesi/Fungsionil dan sebagainya) dan badan-badan/organisasi –

kemasyarakatan (perkumpulan-perkumpulan, yayasan-yayasan, dan sebagainya).

Operasi Sospol ini juga berkaitan erat dengan operasi territorial, yaitu untuk

pembinaan territorial membentuk ruang, sarana, kondisi juang yang aspek-aspeknya

terdiri dari unsur-unsur geografi, demografi dan kondisi sosial. Hubungan dengan

operasi intelijen, adalah untuk mengawasi dan menetralisir musuh sehingga mereka

terisolasikan dan tidak bersentuhan dengan masyarakat. Bebasnya masyarakat dari

pengaruh-pengaruh negative akan membuka kesempatan untuk memantapkan dan

mengembangkan kondisi sosial-politik. Dengan tidak adanya dwifungsi ABRI, dan

adanya pecahnya fungsi dan otoritas TNI dan Polri, maka akan berdampak sangat

buruk pada pola pikir dalam mewujudkan kestabilan di bidang IPOLEKSOSBUD

HANKAM.

Pada Variabel Kapabilitas, peran asing memiliki kekuatan dengan adanya kondisi

psikologis masyarakat, yang sudah lama terkekang dengan hegemoni kekuasaan orde

baru, dan juga adanya pendanaan-pendanaan langsung dari beberapa Multi National

Coorporate (MNC) untuk mendukung kepentingan perusahaan asing di Indonesia dan

melindungi kepentingan perusahaan asing di Indonesia.sehingga permasalahan

globalisasi tidak dapat dipisahkan dengan masalah reformasi konstitusi Indonesia

yang sedang berjalan, dan sebagian masyarakat menyatakan bahwa proses ini adalah

Neo-Liberalisme dan kejahatan Multilateralisme. Hal ini dapat dilihat dari lampiran

(22)

Pada variabel Keadaan, terdapat beberapa faktor yaitu jatuhnya orba yang

mengakibatkan adanya reformasi, sehingga mendapatkan aspirasi masyarakat

seluruhnya. Peran media yang sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Dan juga

perekonomian Indonesia yang mencapai inflasi yang terus naik setiap tahunnya

seperti yang dapat dilihat pada lampiran 3. Keadaan yang seperti ini akan

menimbulkan adanya kerentanan yaitu, proses legislasi yang berubah-ubah,

pergantian presiden secara terus-menerus, pecahnya ABRI menjadi TNI dan Polri,

adanya dominasi asing seperti yang dapat dilihat pada lampiran 4, adanya campur

tangan asing dalam proses legislasi akan berakibat dibukanya peluang bagi para pihak

asing untuk mengamankan kepentingan mereka di Indonesia.

Pada variabel aktor, penulis akan menjabarkan latar belakang organisasi National

Democratic Institute for International Affairs (NDI) dan juga Centre for Electoral

Reform (CETRO), BP MPR, dan Komisi Konstitusi adalah sebagai berikut:

4.1. NDI ( National Democratic for International Affairs)

Salah satu kegiatan utama NDI adalah global program dan di dalamnya terdapat

masalah Democratic Governance (Pemerintahan Demokratis) yang bagi mereka

merupakan komponen kritis dari misi yang dijalankannya. Selanjutnya dalam

masalah Democratic Governance terdapat beberapa programnya yang menjadi

perhatian NDI, yaitu:

1. Constitutional Reform

NDI memberikan dukungan penuh dalam masalah reformasi konstitusional

dengan memberikan bantuan kepada para ahli dan informasi comparative

mengenai proses reformasi konstitusi. Melalui kerjasama dengan partai

politik lokal dan masyarakat madani, NDI mempromosikan dialog

mengenai reformasi konstitusional antara partai politik,memberikan

asistensi kepada ahli-ahli hukum dalam membuat rencana dan pengkajian

perubahan konstitusi serta mendidik masyarakat mengenai usulan

perubahan konstitusi yang sedang dijalankan. Pada usulan perubahan

konstitusi yang sedang dijalankan, di Indonesia mereka menggunakan

konsep aspek hukum CETRO.

(23)

Dalam program ini NDI mempunyai rencana pengembangan dan

memperkuat legislatif dan parlemen dengan memberikan perbandingan

komparatif melalui jaringan internasional dan pelatihan komprehensif

dengan berbagai kurikulum yang berhubungan dengan democratic

governance. Di Indonesia keterlibatannya bersifat “Legislative Heavy

3. Local Government

Menurut perkiraan bank dunia, 84% dari 75 negara-negara berkembang

dengan 5 miliyar penduduknya melimpahkan sebagian wewenangnya

kepada pemerintah daerah (local Government). Dalam hal ini NDI

bekerjasama dengan pimpinan partai setempat dalam rangka

mengembangkan desentralisasi, yang diharapkan akan membawa kegunaan

kepada mereka. Hal ini dilakukan melalui berbagai pelatihan dan dukungan

pemerintah daerah, demikian juga mereka mempromosikan peran serta

masyarakat setempat melalui pelatihan untuk mendukung pemerintah

daerah.

4. Public Integrity

Secara aktif NDI mempromosikan Integritas public, misalnya soal

kecurangan pemilihan umum, transparansi partai politik, memperkuat

legislatif, departemen-departemen pemerintah dan pelatihan etnis untuk

para pejabat daerah.

NDI merupakan organisasi yang berorientasi kepada partai democrat Amerika

Serikat yang mempunyai tujuan utama untuk memperkuat dan

menyebarluaskan demokrasi di seluruh dunia. Hal ini dicapai melalui kegiatan

dan pemikiran sebagai berikut:

A. Mandat dan Filosofi

I. Nilai – nilai demokrasi, Amerika Self - Interest

II. Pengembangan Ekonomi VS Pengembangan Politik

III. Perubahan Demokratis

B. Pendekatan Pengembangan Demokrasi

I. Peranan khas NDI sebagai organisasi berbasis partai

II. Pendekatan multinasional dan jaringan sukarela

III. Focus pada proses, program dan kemitraan (partnership)

C. Program-program

(24)

– Pembentukan Partai Politik

– Organisasi sipil

– Peran Serta Wanita dalam kegiatan politik

II. Proses Pemilihan Umum

– Nasehat dan Saran untuk Sistem Pemilihan

– Pemantauan Pemilihan Umum di Daerah

– Pemantauan Pemilihan Umum Internasional

III. Pemerintahan

– Program – program Legislatif

– Pemerintah Daerah

– Hubungan Sipil – Militer

Pendanaan yang dikeluarkan untuk “mempromosikan demokrasi Amerika Serikat”

sangat besar jumlahnya, apalagi pada waktu Indonesia sedang menghadapi krisis

ekonomi dan keuangan. Dalam masalah pendanaan ini NDI bekerjasama dengan

USAID. Untuk tahun fiscal 2001-2002, USAID menyediakan dana sebesar US$ 130

juta dan untuk tahun fiscal 2003-2004 tersedia dana sebesar US$100 Juta. Dana –dana

tersebut diperoleh dari sebagian pajak yang dibayarkan oleh korporasi besar Amerika

Serikat yang beroperasi di Indonesia.

4.2. Beberapa Catatan Mengenai CETRO (Centre For Electoral Reform)

Penulis hanya memberikan Executive Summary mengenai CETRO, karena data

ini hanya untuk kepentingan internal.

4.2.1. Pengantar

CETRO atau pusat reformasi pemilu adalah sebuah organisasi nirlaba yang

bertujuan untuk meperkokoh gagasan dan pranata pemilu serta

menyebarluaskan gagasan pemilihan umum yang jujur dan adil melalui

pembaharuan sistem pemilu. Organisasi ini diberntuk pada pertengahan

Agustus 1999 dan memulai kegiatannya dengan melakukan diskusi meja

bundar pemilu 1999 : Evaluasi dan Reformasinya pada 9 September1999.

CETRO melalui kegiatan-kegiatanya berusaha untuk memberikan

pendidikan politik kepada masyarakat.

4.2.2. Dewan Pendiri

(25)

• Prof. Dr. M.K. Tadjuddin

Peneliti adalah program utama CETRO. Melalui penelitian dan

penerbitan, diharapkan CETRO dapat menyumbangkan gagasan dan

rekomendasi bagi pembaharuan sistem pemilu

b. Pelatihan dan Pendidikan

CETRO melaksanakan pendidikan untuk memperkokoh pengetahuan

masyarakat tentang arti penting pemilu serta peran masyarakat

untukmencapai pemilu yang demokratis. Program pelatihan dan

pendidikan akan dilaksanakan melalui kerjasama dengan organisasi

lain dan media massa.

c. Seminar dan Lokakarya

Seminar akan menjadi salah satu medium yang digunakan CETRO

untuk publikasi temuan penelitiannya, memperoleh masukan dari pakar

dan public, melakukan advokasi terhadap pemerintah, DPR dan public

guna mengadopsi langkah-langkah kearah reformasi pemilu.

d. Advokasi

CETRO adalah organisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan

pembaruan kebijakan dan perundangan pemilu di Indonesia. kegiatan

advokasi ini melibatkan aksi lobbying terhadap pejabat pemerintah,

pejabat parpol, serta anggota DPR; kampanye dan diskusi public dan

kampanye media. Kegiatan advokasi CETRO akan didasarkan pada

penelitian-penelitian serta masukan dari public.

4.2.4. Program

Program – program utama yang telah dikerjakan oleh CETRO meliputi

topic-topik sebagai berikut:

(26)

Amandement to the Constitution

Opinion Polling on the General Assembly

Reforming the Election Commission

Amandement to the Election Law

Institutional Support

4.2.5. Funding Agencies

Semua kegiatan CETRO dibiayai oleh funding Agencies sebagai berikut:

• UNDP

• USAID

• NDI (The National Democratic Institute)

• British Embassy

• Foundation

4.2.6. Pembiayaan

Dalam menjalankan berbagai programnya yang direncanakan dengan baik

dan professional, CETRO mendapatkan dukungan pembiayaan yang sangat

baik. Semua pembiayaan yang diterimanya dicatatat dan dikelola dengan

baik dan transparan, sehingga umum dapat melihat dan membaca financial

statement yang dibuat oleh akuntan public. Dapat dilihat pada lampiran 5.

4.2.7. Pembentukan Koalisi

Dalam menjalankan misinya CETRO mampu membentuk koalisi Ornop,

sehingga mereka mampu membentuk sinergi yang sangat baik untuk

mendapatkan hasil kerja yang prima. Dalam masalah konstitusi baru,

mereka telah berhasil membentuk koalisi ornop yang terdiri dari AJI, Bali

Corruption watch, Bina Desa, Bina Swadaya, CERDAS, ELSAM, FIK

ORNOP SULSEL, Forum Rektor YOSDM, GANDI, ICW, INSE, INFID,

Kalyana Mitra, KPI, KIPP, KONTRAS, KRHN, LBH-APIK, dll.

4.2.8. Kinerja

Terlepas dari Pandangan politiknya, CETRO memperlihatkan kinerja yang

(27)

paper works dikerjakan secara professional, komprehensif, didasarkan atas

data/referensi/informasi yang akurat, adanya check and balances,

mempunyai jaringan yang sangat kuat dan lain sebagainya.

4.3. Komisi Konstitusi

Komisi konstitusi dibentuk berdasarkan TAP MPR No.I/MPR/2002 tentang

pembentukan Komisi Konstitusi). Ada dua argumentasi yang mendasari

pembentukan komisi konstitusi; pertama, konstitusi pada hakekatnya

merupakan kontrak sosial antara masyarakat dengan negara, dimana pada satu

sisi masyarakat merelakan diri untuk melepaskan sebagian dari hak-haknya dan

tunduk dan diatur oleh negara. Sementara di sisi lainnya, negara juga diberi

batasan-batasan tertentu dengan adanya pengakuan dan jaminan terhadap HAM

dan adanya lembaga-lembaga yang menjamin HAM dengan mengedepankan

prinsip pembatasan kekuasaan dan checks and balances antara

lembaga-lembaga tersebut. dengan demikian, sudah seharusnya warga negara

berpartisipasi penuh dalam proses pembentukkan konstitusi. Kedua, arti penting

konstitusi sebagai kontrak sosial tersebut justru dipinggirkan oleh MPR dalam

proses perubahan pertama dan kedua konstitusi dengan ketidak seriusan MPR

dalam proses tersebut. ada dua hal yang menjadi penyebab

kelemahan-kelemahan tersebut, yaitu (1) siapa yang melakukan perubahan dan yang

menyusun Rancangan Perubahan UUD 1945 tersebut, dan (2) bagaimana proses

perubahan pertama dan kedua UUD 1945.

Kemudian argumentasi berlanjut Berdasarkan TAP MPR No.

IX/MPR/1999 dan IX/MPR/2000, Badan Pekerja MPR (BP MPR) memberikan

tugas untuk membuat rancangan perubahan UUD 1945. Namun sebenarnya BP

MPR tidak memiliki legitimasi yang kuat dan kewenangan penuh dalam

menjalankan tugasnya. Hasil yang dirumuskan atau dibuat oleh BP MPR, dapat

dirubah di dalam siding paripurna, siding tahunan, dan siding umum. Untuk itu

perlu adanya komisi konstitusi.

4.3.1. Tugas Komisi Konstitusi

• Melakukan penelitian dan penelusuran dalam rangka penyusunan

(28)

• Melakukan upaya-upaya untuk memperoleh masukan dari public di seluruh penjuru negeri melalui konsultasi public, polling,survey,

petisi, dan acara dengar pendapat.

• Menyusun/ mengkonsep masukan/ keinginan dari masyarakat untuk

dijadikan naskah rancangan konstitusi baru yang komprehensif

• Mengsosialisasikan naskah tersebut kepada public sebelum di

serahkan kepada MPR

• Menyerahkan rancangan final kepada MPR untuk disahkan. MPR

tidak dapat melakukan perubahan terhadap rancangan final tersebut.

4.3.2. Anggota Komisi Konstitusi

Acuan dasar dalam hal keanggotaan komisi konstitusi adalah sebagai

berikut:

1. Ketua dan anggota Komisi konstitusi diangkat oleh MPR melalui

mekanisme BP MPR.

2. Anggota Komisi Konstitusi berjumlah 99 orang yang terdiri dari ahli

atau pakar seta perwakilan dari masing-masing propinsi.

3. Anggota Komisi Konstitusi tidak boleh berasal dari fungsionaris

parpol, birokrat atau pejabat pemerintah, TNI atau POLRI.

Kriteria anggota Komisi Konstitusi

1. Untuk Perwakilan Propinsi :

a. Berpendidikan minimal SMA.

b. Menyertakan tulisan mengenai apa yang dikontribusikan

dalam komisi konstitusi.

c. Bertempat tinggal di propinsi yang diwakilinya untuk jangka

waktu tertentu.

d. Menandatangani surat pernyataan tidak sedang memegang

jabatan fungsional di dalam parpol, Birokrasi pemerintah,

dan bukan anggota TNI/ POLRI.

e. Menandatangani surat pernyataan bersedia bekerja purna

waktu.

f. Dicalonkan oleh ormas dan individu yang berbasis di

propinsi setempat.

(29)

a. Berpendidikan minimal S-1.

b. Menyertakan tulisan mengenai apa yang akan

dikontribusikannya sebagai tim ahli dalam upaya

merumuskan konstitusi baru.

c. Adanya pengakuan ormas, asosiasi profesi mengenai

kinerjanya yang akan berpihak pada kepentingan rakyat.

d. Memiliki kemampuan dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan (Legal Drafting)

4.3.3. Cara Kerja Komisi Konstitusi

Karena tugas utamanya adalah memfasilitasi masyarakat dalam

pembentukan konstitusi baru, cara kerja komisi konstitusi harus mencakup

berbagai upaya, antara lain :

1. Melakukan konsultasi public, dengan partisipan yang sudah diberi

informasi lengkap terlebih dahulu. Sehingga kegiatan konsultasi

public berlangsung secara efektif. Cara lainnya dalam melakukan

konsultasi public adalah berdialog dengan berbagai kelompok

seperti buruh, tani, nelayan, dll

2. Melakukan polling dan survey

3. Memiliki mekanisme yang jelas memudahkan masyarakat untuk

mendapatkan informasi dan memberikan masukan

4. Ada kewajiban memberikan laporan terhadap (misalnya setiap tiga

bulan atau enam bulan) dan memberikan masukan

5. Seluruh proses harus didokumentasikan dengan baik.

Tahapan kerja yang dilakukan :

1. Pembentukan Komisi Konstitusi

a. Pemilihan Anggota

b. Penentuan mekanisme kerja secara bagus, berikut jadwal

kerja dan manajemen.

2. Proses Penyusunan

a. Penyusunan kerangka permasalahan, yaitu hal-hal pokok

(30)

b. Konsultasi public untuk mendapatkan masukan mengenai

kerangka konstitusi baru

c. Konsultasi public (termasuk polling, survey, diskusi,dll)

untuk mendapatkan kritik dan masukan dari masyarakat

mengenai draft pertama

d. Mengelola kritik dan masukan dari masyarakat dan

menyusunnya menjadi draft kedua

e. Pembahasan di dalam komisi konstitusi

3. Setelah disepakati okeh Komisi Konstitusi, ada beberapa

kemungkinan untuk dapat mengesahkan konstitusi baru tersebut,

yaitu :

a. Draft diserahkan kepada MPR untuk disahkan, tanpa perlu

membahas ulang draft tersebut

b. Diadakan referendum untuk mengesahkan konstitusi baru

tersebut.

Sekali lagi, pilihannya tergantung konstitusi baru tersebut.

Dengan meihat keseluruhan analisa di atas, penulis merangkum dengan memberikan

substansi perubahan UUD 1945 yang asli beserta analisisnya.

(31)

nelayan,pemuda,peda

Untuk Seluruh rakyat

(32)

berkelanjutan,

8. Demokrasi a. Kerakyatan

b. Yang dipimpin oleh

keadilan sosial bagi

seluruh rakyat

10. Visi Kekeluargaan/Gotong

Royong

INDIVIDUALIS Liberal

dengan melihat table di atas tidak semua UUD mempunyai suatu PRE-AMBULE atau

PEMBUKAAN. Yaitu suatu bagian dari UUD yang tertinggi tingkatnya, artinya

bahwa PRE-AMBULE mendasari sistem kenegaraan Indonesia. hal-hal yang terdapat

dalam batang tubuh dari penjelasan tidak dapat terlepas dari atau bertentangan

dengan Pembukaan.

Cita hukum (cita-cita nasional) adalah pokok-pokok yang terkandung dalam

pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan kosntitusi dan bangunan negara

Republik Indonesia (NKRI). Fungsi negara dalam Preambule/pembukaan UUD 1945

adalah untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia Yang melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam

(33)

negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada

Pancasila. Fungsi negara dalam ajaran Globalisasi secara praktis diredusir hanya

menjadi: pemeliharaan ketertiban dan keamanan umum (penganut globalisasi fungsi

pemerintah hanya memfasilitasi supaya pasar bebas dapat berkembang di Indonesia,

dengan demikian fungsi negara hanya berfungsi sebagai “polisi lalu lintas.”

5. Penutup dan Kesimpulan

Setelah bubarnya Uni-Soviet, pada Februari 2000 Amerika Serikat menjadi “the

single Super power” atau monopolar yang mempunyai kekuasaan luar biasa,

dukungan keuangan yang sangat besar, jaringan kerja yang luas dan tentunya

mempunyai teknologi tinggi. Kebijakan akan amandemen UUD 1945 memiliki peran

yang sangat besar terhadap Indonesia hal ini bisa dilihat dari lampiran 6 mengenai

penyimpangan proklamasi kemerdekaan 1945 yang diselewengkan oleh NDI dan

CETRO dengan menciptakan Krisi Ekonomi dan moneter, menciptakan krisis

pertahanan, dan terlebih lagi menciptakan krisis perundang-undangan. Adanya peran

Pihak asing dalam amandemen konstitusi adalah berasal dari Amerika Serikat.

Dengan target interest untuk membuat konstitusi baru sebagai berikut; (a) mengganti

UUD 1945 dan membuat klausul yang (b) didasarkan pada paradigm yang jelas, (c)

tidak multi –interpretatif, (d) dan memenuhi aspirasi masyarakat semaksimal

mungkin. Selanjutnya konstitusi baru ini juga harus dibuat dengan prinsip-prinsip:

1) Partisipatif

2) Transparan

3) Efisien

4) Tidak memakan waktu yang lama

Hal-hal sebagaimana diterangkan di atas adalah merupakan sebagian kertas kerja

Koalisi Ornop untuk Konstitusi baru yang disponsori oleh CETRO yang merupakan

kepanjangan tangan dari USAID (US Agency For International Development) dan

NDI. Sebelum memberikan bantuan pembiayaan kepada CETRO tentunya USAID

dan NDI telah mempersiapkan TOR (Term Of References/ Kerangka Acuan).

Dengan mengahncurkan fungsi pertahanan yang dimiliki ABRI kedalam masyarakat,

dengan adanya peluang PMA (Penanaman Modal Asing), membentuk jaringan yang

kuat di dalam masyarakat, memakai kekuatan media dalam mendorong pemikiran

demokrasi barat, dan juga kondisi ekonomi yang buruk, Amerika dengan mudahnya

(34)

dan amandemen UUD 1945 yang menghasilkan sebuah Neoliberalis dan

Neoimperealisme negara-negara maju kepada negara dunia ketiga (negara

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Weiner. Legacy of Ashes: The History of CIA. Doubleday Broadway Publishing

Group. 2007. New York.

Berkowitz, Bruce.D dan Goodman, Allan E. Best Truth Intelligence In The

Information Age. Yale University Press. USA. 2000.

S.W. Couwenberg. Modern Constitutioneel Recht en Emancipatie Van de Mens,

liberale democratic als eerste emancipatic model. Van Gorcum. 1981. Nederlandse.

Koopmans, Thijmen. Vergelijkend publiekrecht. Kluwer. Nederlandse. 1978.

Prof.Dr. A.S.S. Tambunan, SH. Kedaulatan Rakyat Menurut UUD 1945 Dalam Era

Hukum. Jurnal Ilmiah Ilmu hukum. No.10/th.3/Oktober. 1996.

Prof.Dr.A.S.S Tambunan, SH. UUD 1945 Sudah Melihat Jauh Ke Depan. Puporis

Publisher.2000. Jakarta.

Y. Wahyu Saronto. Intelijen : Teori, Aplikasi, dan Modernisasi. Jakarta: Ekalaya

Saputra. 2004.

Mark Lowenthal. Intelligence: From Secrets to Policy. CQ Press. Washington. 2000.

Loch K. Jhonson. Handbook of Intelligence. Routledge. London, New York. 2007.

AA Kustia. Intelijen : Dilema dan Tantangan. CSICI. Jakarta. 2007.

Nigel West. Historical Dictionary of International Intelligence. Scarecrow Press,Inc.

Lanham, MD. 2006.

P.H. Liotta, Richmond M. Lloyd. (2005). From Here to There: The Strategy and

Force Planning Framework. Naval War College Review, Spring 2005, Vol. 58, No.2.

Suar Suroso. Bung Karno Korban Perang Dingin. Hastra Mitra. Jakarta. 12 Juli

2010.

Prunckun, Hank. Handbok of Scientific Methods of Inquiry for Intelligence

Analysis. The Scarecrow Press,Inc. 2010. United Kingdom.

Bagir Manan. Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945. UNISKA. 1993. Karawang.

Dr. Darsono P. Strategi Menghadapi Globalisme Berbasis Ketahanan Ekonomi

Kerakyatan. Yayasan Gerakan Jalan Lurus & Yayasan Kepada Bangsaku. Jakarta. 2003.

A.S.S Tambunan. Dwifungsi ABRI Sebagai Konsep Politik. Gajah Mada University

(36)
(37)
(38)

Lampiran 1: Fishbone Analysis

(39)
(40)

Lampiran 2 : Aktor yang bermain

! Multi!!

National! Corporation!

USAID!

&!

NDI!

!

4 America Self-Interest

4 Receptiveness to NDI

Assistance

4 Message developments

4 Media Relation

4 Broadening the Party Base

4 Policy & Issue research 4 Constituent relation 4 Training, informal dialogue

4 Funding & Facilitation

4 Development of training

manuals

4 Public for a and information meetings

4 International Links

4 Etc, etc

!

CETRO

(41)
(42)

Lampiran 3 : Tabel perkembangan beberapa Indikator Ekonomi Indoensia

(43)
(44)
(45)

2000

788.361.767 Program 1: Direct President Election 2.407.542.521 Program 2 : Amandement to Constitution 336.946.079 Program 3 : Opinion Polling on the General Assembly 236. 396.376 LIABILITIES Program 4 : Amandement to the Constitution 152.369.786 Taxes Payable 84.078.472 Program 5 : Amandement to the Constitution 126.371.110 Total Liabilities 84.078.472 Institutional Support 1.172.604.784

4.432.230.656 NET ASSET 70.283.295

704.283.295 788.361.767 704.283.295

Program UNDP USAID NDI BRITISH EMBASSY Foundation TOTAL

Direct Presidential Election 725.700.117 1.592.678.390 73.484.174 5.679.840 - 2.407.542.521 Amandement to the Constitution 279.977.586 - 31.808.013 25.160.500 - 336.946.079 Opinion Polling on General - - 39.932.889 196.463.487 - 236.396.376

Reforming the Election Commission 119.150.786 33.219.000 - - - 152.369.786 Amandement To the Election Law - 95.694.318 30.676.800 - - 126.371.110 Institutional Support 469.935.636 423.594.318 822.18 82.263.035 195.989.615 1.172.604.784 TOTAL 1.604.764.105 2.145.186.018 176.724.056 309.566.862 195.989.615 4.432.230.656

PUSAT REFORMASI PEMILU

Audited by "HELIANTONO & BASYIRUDDIN" Registered Public Accountants, with "Unqualified Opinion"

EXPENSES (In Rupiah)

Net Asset, September 30, 2000

BALANCE SHEET as of September 30, 2000 (in Rupiah) STATEMENT OF ACTIVITY (In Rupiah)

Audited by "HELIANTONO & BASYIRUDDIN" Registered Public Accountants, with "Unqualified Opinion"

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukkan bahwa psikologi dan sosiologi pariwisata telah memusatkan perhatian kepada pandangan dan perilaku wisatawan saja (Krippendorf, 1987; Zhang, et al.

Rekabentuk kajian menggunakan kaedah penyelidikan kualitatif beserta satu kajian kes sebagai strategi untuk mengumpul data. Sesi temuduga merupakan alat untuk mengumpul data

menurut Farmakope Indonesia edisi IV adalah 49,1439 g/KgBB. 2) Kriteria potensi ketoksikan akut dari umbi gadung menurut Loomis yaitu praktis tidak toksik. 4)

Menyelenggarakan Konsinyering bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan mengundang PPID Pelaksana

Kecepatan tempuh dalam (MKJI, 1997) didefinisikan sebagai kecepatan rata- rata (km/jam) arus lalulintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata-rata.. kendaraan yang lewat

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Selanjutnya untk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Pariaman diselaraskan dengan arah kebijakan

Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa (Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono, 2007: 20). Kegiatan remediasi dapat