• Tidak ada hasil yang ditemukan

233467560 2 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "233467560 2 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan 2013"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH

BIDANG MADRASAH

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI JAWA TENGAH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya

sehingga Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

telah menyelesaikan buku Pedoman Penyelenggaraan Penddikan Madrasah untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah (MI, MTs, dan MA/MAK) yang disusun oleh tim. Tim ini

dibentuk oleh Kabid Pendidikan Madrasah dan anggota tim ini terdiri atas pemerhati dan

praktisi bidang pendidikan madrasah.

Penulisan pedoman ini melalui perjalanan yang cukup panjang, yaitu temu awal,

pengakajian bahan dasar, pengumpulan data lapangan, pengolahan data lapangan, penyusunan

naskah, penyusunan draf, reviu draf, dan penyuntingan akhir draf.

Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua anggota tim yang telah

bekerja giat dengan semangat yang tinggi serta kepada semua pihak yang telah memberi

masukan pada draf pedoman ini, sehingga menjadi sempurna.

Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan

madrasah di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.

Semarang, Mei 2013

a.n.Kepala

Kabid Pendidikan Madrasah

Drs. H. Jamun, M.Pd.I

NIP 196201041991031001

Tembusan

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

C. Landasan Hukum

BAB II STANDAR ISI

A. K

erangka Dasar dan Struktur Kurikulum

B.

Beban Belajar

C.

Kalender Pendidikan

BAB III STANDAR PROSES

A. Perencanaan Proses Pembelajaran B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

BAB IV STANDAR PENILAIAN A. Latar Belakang

B. Pengertian Istilah

C. Pengertian Penilaian Kelas D. Prinsip Penilaian

E. Teknik dan Instrumen Penilaian

F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

G. Penilaian oleh Pendidik

H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

I. Penilaian oleh Pemerintah

J. Fungsi Penilaian Kelas

K. Rambu-rambu Penilaian Kelas

L. Macam-macam teknik penilaian

BAB V PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan

yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan. Madrasah harus menyediakan,

mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan

sumberdaya lainnya secara lebih baik. Madrasah juga harus bekerja sama dengan semua

pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Selain itu, madrasah

harus memperbaiki proses pelaksanaan/penyelenggaraan pendidikan, termasuk penataan

Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Untuk itu, semua tindakan madrasah

harus akuntabel dan transparan agar madrasah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua

pemangku kepentingan.

Untuk menata penyelenggaraan pendidikan di madrasah, madrasah tidak punya

pilihan selain ’berpikir sebelum bertindak’, melakukan perencanaan atas semua hal dengan

baik dan teliti dalam sebuah ’dokumen kunci’ yang bernama

Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan Madrasah

. Melalui pedoman ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di

madrasah dapat telasana secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk membantu madrasah menyelenggarakan pendidikan secara akuntabel, Kantor

Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan Madrasah ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan

yang harus diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyelenggaraan

pendidikan madrasah tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

B.

Tujuan

Disusunnya buku

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Madrasah

paling tidak ada 3 tujuan yang ingin dicapai. Ketiga tujuan

itu sebagai berikut.

1. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman kerja (kerangka

acuan) dalam mennyelenggarakan pendidikan di madrasah.

2. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di

madrasah.

3. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk

melakukan refleksi mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan yang

diperlukan untuk pengembangan penyelenggaraan pendidikan di

madrasah.

C.

Landasan Hukum

Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah

memiliki landasan hukum yang kuat. Landasan hukum itu antara lain

sebagai berikut.

1. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan

(5)

6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

8. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

9. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

(6)

BAB II STANDAR ISI

Standar isi merupakan satu bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Standar isi memuat ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,

yang secara keseluruhan mencakup: (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang

merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, (2) beban

belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (3) kurikulum tingkat

satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan

penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan (4) kalender

pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan

dasar dan menengah.

A.

Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran:

a. Agama dan Akhlaq Mulia

b. Kewarganegaraan dan Kepribadian c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi d. Estetika

e. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

2. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran dituangkan dalam bentuk kompetensi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum meliputi komponen mata pelajaran, muatan/lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

a. Komponen Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permen Diknas nomer 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan Menteri Agama RI No. 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar Isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.

b. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,

yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada

sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

c. Pengembangan diri

(7)

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Dalam pelaksanaan pengembangan diri, satuan pendidikan mengembangkan/menyusun kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) sebagai pedoman dalam penyusunan silabus dan RPP.

Adapun struktur kurikulum dan beban belajar tiap-tiap jenjang sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 adalah sebagai berikut.

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Struktur kurikulum MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu

jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.

Struktur kurikulum MI disajikan pada tabel berikut.

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

8. Seni Budaya dan Keterampilan 4

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

1) Pembelajaran di kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan di kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

2) *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

3) **) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu

jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII s.d. IX. Struktur kurikulum

MTs disajikan pada tabel berikut.

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

(8)

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Arab 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4

6. Matematika 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

**)Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

3. Madrasah Aliyah

Struktur kurikulum MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu

jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X s.d. XII. Struktur kurikulum

MA disajikan pada tabel berikut.

Pengorganisasian kelas-kelas pada MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu

kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan kelas

XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program, yaitu

(1) Program Ilmu Pengetahuan Alam (Program IPA), (2) Program Ilmu Pengetahuan

Sosial (Program IPS), (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan. Struktur

kurikulum MA disajikan pada tabel berikut.

1) Kelas X

d. Sejarah Kebudayaan Islam -

-2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

15. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 16. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

17. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2

(9)

Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)

**)Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

2) Program IPA

d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45

Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)

**)Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

3) Program IPS

d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

(10)

12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan 2 2 2 2

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45

Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

**)Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

4) Program Bahasa

d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal **) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri ***) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45

Keterangan:

*) Selain Bahasa Inggris, misalnya Jerman, Mandarin, Perancis, Jepang, Arab

**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)

***)Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

5) Program Keagamaan

b. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Arab 4 4 4 4

5. Bahasa Inggris 4 4 4 4

(11)

7. Seni Budaya 2 2 2 2

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

**)Bukan mata pelajaran. tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

B. Beban Belajar

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program

pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem

tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.

Satuan pendidikan MI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan

sistem paket. Satuan pendidikan MTs, MA, dan MAK kategori standar menggunakan

sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan MA dan

MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.

Beban belajar yang diatur pada pedoman ini adalah beban belajar sistem paket pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan

program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program

pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan

struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata

pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta

didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan

peserta didik.

Beban belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran program pembelajaran yang ditetapkan madrasah (sistem paket atau sistem kredit semester). Setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran yang meliputi Kegiatan Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri tidak terstruktur.

Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, beban belajar, dan kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada tiap-tiap satuan pendidikan. Kegiatan tatap muka di tiap-tiap satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut.

1. MI berlangsung selama 35 menit. 2. MTs berlangsung selama 40 menit. 3. MA/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka mapel dan mulok per minggu pada setiap satuan pendidikan madrasah ditetapkan sebagai berikut.

1. MI

Jumlah jam pembelajaran

tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MI

sebagai berikut.

- Kelas I s.d. kelas II adalah 31 jam pelajaran - Kelas III adalah 33 jam pelajaran

(12)

2. MTs

Jumlah jam pembelajaran

tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MTs

sebagai berikut.

- Kelas VII jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok per minggu adalah .... jam pelajaran.

- Kelas VIII dan IX jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok per minggu adalah 42 jam pembelajaran.

3. MA/MAK

Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu MA/MAK sebagai berikut.

- Kelas X sebanyak 44 jam pembelajaran - Kelas XI- XII sebanyak 45 jam pelajaran

Untuk mapel Al Quran Hadis, Fiqih, SKI, Akidah Akhlaq, dan Bahasa Arab alokasi waktunya ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.

Tabel 1. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok Keseluruhan untuk Setiap Satuan Pendidikan Madrasah Minimal

Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian ditentukan oleh pendidik. Bentuk penugasan terstruktur berupa TR (tugas rumah; tugas yang dikerjakan di rumah sebagai kelanjutan proses pembelajaran di sekolah), latihan uji kompetensi/soal, dan lain-lain.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Bentuk kegiatan mandiri tidak terstruktur bisa berupa tadarus di rumah, melaksanakan sholat jamaah di masjid, mengamati prinsip kerja pengetahuan alam, dan atau pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

(13)

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam

tahun untuk MI, tiga tahun untuk MTs dan MA, dan tiga sampai dengan empat tahun

untuk MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta

didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Satuan Pendidikan, baik MTs, MA, atau MAK dapat memasukkan 1) pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional dan 2) pendidikan berbasis keunggulan lokal atau pendidikan berbasis Pendidikan Global.

C. Kalender Pendidikan

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

1. Alokasi Waktu

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2

. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

3. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

(14)

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

14irri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

2. Penetapan Kalender Pendidikan

a. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

b. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia, dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

c. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.

d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh tiap-tiap satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

3. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada satuan pendidikan. Pada awal tahun ajaran, setiap satuan pendidikan madrasah mempersiapkan hal-hal sebagai berikut.

a. Kepala Madrasah berkewajiban membuat program yang mencakup: 1) Rencana Kerja

7) Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan madrasah yang mencakupi: a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

b) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan

c) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan d) Peraturan Akademik

e) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta Didik )

f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan, dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.

g) Kode Etik (Tata Krama) Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat.

b. Menyiapkan kegiatan masa orientasi peserta didik.

Permulaan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah pada hari Senin tanggal 15 Juli 2013. Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai pada tanggal 15 Juli 2013. Pada awal tahun pelajaran madrasah menyiapkan kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) pada setiap jenjang pendidikan, yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan belajar efektif. Adapun materi MOS untuk siswa baru sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut.

(15)

Ketentuan MOS untuk tiap-tiap jenjang satuan pendidikan madrasah diatur sebagai berikut.

1) MI

Untuk Kelas I I diisi dengan kegiatan Pengenalan Madrasah, yang mencakupi kegiatan: a) Sosialisasi

b) Cara Belajar (belajar sambil bermain)

c) Kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah seperti angket orangtua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut Buku Laporan Pribadi atau Buku Induk Peserta Didik.

d) Kegiatan Keagamaan

Adapun untuk kelas II s.d. kelas VI dapat diadakan kegiatan yang bersifat konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang mencakupi kegiatan antara lain sebagai berikut.

a) Penyusunan pengurus kelas b) Pengenalan Warga Kelas

c) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas d) Kelompok belajar

e) Pembenahan 7 K f) Kegiatan Keagamaan.

2) MTs dan MA/MAK

Kegiatan orientasi bagi peserta didik baru kelas VII untuk MTs dan Kelas X untuk MA/MAK diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.

a)

Pengenalan Madrasah (Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik (Tata Krama) Madrasah dan lain-lain)

b)

Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

c) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran d) Kegiatan Kesiswaan

e) PBB

f)

Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual, dan tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas melakukan bimbingan.

Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang dilandasi nilai-nilai religius.

Kelas VIII dan IX untuk MTs dan XI dan XII untuk MA/MAK, bagi pengurus OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik, sedangkan yang tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut. a) Menyusun pengurus kelas dengan programnya/materi pembelajaran kelas b) Pembentukan belajar kelompok

c) Teknik berdiskusi

d) Cara belajar dan sistem pembelajaran e) Kegiatan 7 K

f) Mencatat jadwal;

g) Menyusun tata tertib kelas; h) Kegiatan keagamaan.

i) Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang ingin dicapai

j) Penelusuran bakat dan minat siswa

Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan melibatkan guru yang mengajar di kelas tersebut.

4. Kegiatan setelah Semester

(16)

5. Kegiatan Satuan Pendidikan yang Melakukan Libur Bulan Ramadhan

Bagi satuan pendidikan madrasah yang melakukan libur bulan Ramadhan selain hari-hari libur bulan ramadhan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut .

a. Selama libur bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman dan amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bernuansa moral. Madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan peran serta keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik yang diselenggarakan di madrasah maupun di masyarakat.

Contoh kegiatan-kegiatan peserta didik selama libur madrasah pada bulan Ramadhan: - Pesantren kilat, diisi dengan berbuka puasa bersama, tadarusan, shalat berjamaah, shalat

tarawih dengan berpedoman pada materi yang disampaikan dalam pelatihan guru pembimbing pesantren kilat, diskusi/debat umum mujahadah/musyawarah, latihan dakwah/ceramah, bakti sosial ke panti asuhan/yatim piatu dan pesantren,baca tulis dan pendalaman Al-Qur’an, pengumpulan dan pembagian zakat fitrah, dan shalat Idul Fitri. - Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang relevan bernuansa moral, seperti diskusi tentang

bahaya narkoba, judi dan tawuran pelajar, belajar mandini, bakti sosial, dan pendidikan lingkungan hidup.

(17)

BAB III STANDAR PROSES

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan dengan standar proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007) sebagai berikut.

A. Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

B.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.

1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran a. Rombongan belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar menurut Peaturan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor 04/VI/PB/2011 dan Nomor MA/111/2011 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada TK/RA/BA dan Sekolah/Madrasah adalah :

1) TK/RA/BA : 25 peserta didik 2) SD/MI : 40 peserta didik 3) SMP/MTs : 40 peserta didik 4) SMA/MA : 40 peserta didik 5) SMK/MAK : 40 peserta didik

Daya tampung kegiatan awal tahun dan waktu belajar berdasarkan Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2013/2014 dari Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, adalah sebagai berikut.

No. Satuan Pendidikan Katagori Standar Katagori Standar Nasional 1

2

3

4

RA

MI

MTs

MA

20 orang

40 orang

40 orang

40 orang

-28 orang

32 orang

32 orang

(18)

Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang guru disebutkan :sebagai berikut.

1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

2) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

3) Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam tugas keprofesionalannya, meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Adapun beban kerja guru mencakup kegiatan pokok sebagai berikut.

1)

Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

2)

Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada angka 1) di atas adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 ( satu ) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah daerah.

3) Pemenuhan beban kerja sebagaimana pada angka 2) diatas dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6 ( enam) jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.

d. Buku teks pelajaran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran disebutkan sebagai berikut.

1) Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar, menengah, atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestesis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

2) Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.

3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.

4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas.

Adapun ketentuan penggunaan buku teks pelajaran adalah sebagai berikut.

1) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh madrasah dipilih melalui rapat guru dengan mempertimbangkan komite madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri.

2) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran.

3) Selain buku teks pelajaran , guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.

4) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan madrasah.

e. Pengelolaan Kelas

(19)

2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

3) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.

4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran.

6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

7) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku,jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

8) Guru menghargai pendapat peserta didik.

9) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.

10) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya. 11) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, sekurang-kurangnya guru melaksanakan kegiatan sebagai berikut.

1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran. 2) Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. b. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteritik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru

a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;

d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio dan

lapangan. 2) Elaborasi

(20)

a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; e) memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnukmeningkatkan prestasi

belajar;

f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lesan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

g) memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru

a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar :

(1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

(2) membantu menyelesaikan masalah;

(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru

1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran;

2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

4) merencakanan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan ,layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 3. Penilaian Hasil Belajar

(21)

a. Jenis-jenis ulangan

1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

b. Pembuatan Soal Ulangan

1) Pembuatan soal ulangan dilakukan oleh tiap-tiap guru mata pelajaran pada satuan pendidikan.

2) Satuan pendidikan yang belum mampu membuat soal secara valid dan reliabel dapat menggabung dengan satuan pendidikan yang lain melalui kegiatan KKG atau MGMP Kab/Kota.

4. Pengawasan Proses Pembelajaran

(22)

BAB IV

STANDAR PENILAIAN

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.

Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan penilaian internal.

Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama madrasah untuk menilai kompetensi peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi menuntut cara penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik.

B. Pengertian Istilah

1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses, pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan peserta didik.

4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodikuntuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan . Mata pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi, agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS ujian madrasah.

9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan.

C. Pengertian Penilaian Kelas

Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Standar Isi.

(23)

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test), lisan, penilaian hasil kerja peserta didik melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap dan penilaian diri peserta didik.

Penilaian hasil belajar, baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian, peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru, tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

D. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang dicerminkan kemampauan yang diukur. 2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi

subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusu serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetisi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau karakteritik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atu proyek.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi adalah merepresentasikan kompetisi yang dinilai, (b) konstruksi adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian madrasah memenuhi persyaratan subtansi, konstruksi dan bahasa, serta memiliki bukti validasi empirik. 7. Intrumen penilaian yang digunakan pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan

substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validasi empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarmadrasah, antar daertah dan antartahun.

F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(24)

4. Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik utnuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalllui ujian madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prstasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompol mata pelajaran agama dan akhlak dan kelompok mata pelajaran kewarganetaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilian oleh pendidik engan mempertimbangkan hasil ujian madrasah.

7. Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan istrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. 8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiaaan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain yang relevan.

10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan.

11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangai oleh pembina kegiatan dan kepala madrasah.

12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya.Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidi. 13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dlam bentuk satu nilai

pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar ( POS ) UN.

15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik (BSNP) bekerja sama dengan instansi terkait.

16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepetingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

G. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta utnuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.

2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.

4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuklain yang diperlukan.

5. Mengolah hasil penilian untuk mengetahui kemajuan hasil belajardan kesulitan belajar peserta didik.

6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik.

7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.

(25)

nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik (SB), baik (B) atau kurang baik (KB).

H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil pelajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetisi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut. 1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. 2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan

kelas.

3. Menentuk kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.

4. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.

5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Menentukan nilai akhir kelompok pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganeraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidk dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian madrasah.

7. Menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian madrasah sesuai dengan POS Ujian Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggaran UN. 8. Melaporkan hasi penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap

semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan

9. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan Kab./Kota.

10. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. menperoleh nilai minimal baik (B) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;

c. lulus ujian madrasah; dan d. lulus UN.

11. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

12. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidik bagi satuan pendidikan penyelenggara UN

I. Penilaian oleh Pemerintah

1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur dan adil.

3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikn, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.

4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidik yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.

J. Fungsi Penilaian Kelas

Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut.

1. Menggambarkan tingkat seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

(26)

3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

K. Rambu-rambu Penilaian Kelas 1. Valid

Valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

2. Reliabel

Reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.

3. Terfokus pada kompetensi

Dalam pelaksanaan Standar Isi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).

4. Keseluruhan/Komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik. 5. Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

6. Mendidik

Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

Standar Isi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di madrasah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan.

Kurikulum ini memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri atas beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang penilaian.

L. Macam-macam Teknik Penilaian 1. Penilaian Tertulis

a. Pengertian

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes yang soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.

b. Teknik Penilaian

Ada dua bentuk soal tes tertulis sebagai berikut. 1) Soal dengan memilih jawaban

 pilihan ganda

 dua pilihan (benar-salah)

 menjodohkan

2) Soal dengan mensuplai-jawaban.

 isian atau melengkapi

(27)

 soal uraian

2. Penilaian Lisan a. Pengertian

Penilaian secara lisan dilakukan dengan tes lisan. Tes lisan merupakan tes yang soal yang diberikan kepada peserta didik dan jawaban peserta didik dalam bentuk lisan.

b. Teknik Penilaian

Bentuk penilaian lisan adalah kuis. Cara skoring penilaian lisan dengan cara jawaban peserta didik dinilai dengan skor dalam rentang 0 – 10.

3. Penilaian Unjuk Kerja a. Pengertian

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik OR, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan lain-lain.

Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

b. Tenik penilaian

1) Daftar Cek (Check-List)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek. Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.

Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris (Menggunakan Daftar Tanda Cek)

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Kompeten Tidak

kompeten 1. Organization (Introduction, body, conclusion)

2. Content (depth of knowledge, logic) 3. Fluency

4. Language: Pronunciation Grammar vocabulary)

5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)

Skor yang dicapai

Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM

Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM

Format Penilaian Praktik Shalat (Menggunakan Daftar Tanda Cek)

(28)

No. Aspek Yang Dinilai kompeten Tidak kompeten 1. Kefasihan bacaan

2. Ketepatan gerakan 3. Keteraturan gerakan

4. Keserasian gerakan dengan bacaan a. Takbiratul Ihram

b. Ruku’ c. I’tidal d. Sujud e. Tahiyyat

Skor yang dicapai

Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM

Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM

2) Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak baik, 2 = cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik

Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.

Format Penilaian Bercerita menggunakan Gambar (Menggunakan Daftar Tanda Cek)

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai kompeten Tidak

kompeten 1. Kesesuaian isi cerita dengan gambar

2. Pengembangan alur 3. Pilihan kata

4. Ekspresi

Skor maksimum

Kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai KKM

Tidak kompeten : pencapaian hasil belajar peserta didik di bawah KKM

4. Penilaian Produk a. Pengertian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi seni dan hasil karya, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam, teks pidato/khutbah, puisi, gambar, peta, klipping, sinopsis, dan lain-lain.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian. Adapun tahap-tahap itu sebagai berikut.

 Tahap persiapan, meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

(29)

b. Teknik Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

 Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100.

Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

Berikut tabel contoh penilaian analitik dan penskorannya.

Tahap Deskripsi Skor

Persiapan Kemampuan merencanakan, seperti

menggali dan mengembangkan gagasan; dan

mendesain produk, menentukan alat dan bahan

1-10,

Pembuatan Produk Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan

Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat

Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik

1-10

Penilaian produk Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan/fungsinya

Produk memenuhi kriteria keindahan.

1- 10

Kriteria penskoran:

 menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;

 semakin lengkap informasi dan baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.

5. Penilaian Proyek a. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan. Ketiga hal itu sebagai berikut.

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Gambar

Tabel 1. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok Keseluruhan untuk Setiap         Satuan Pendidikan Madrasah Minimal
Tabel 2. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dilihat dari nilai kehilangan tekanan yang diperoleh pada pipa lateral dan pipa manipol menunjukkan bahwa jaringan pipa sub unit memenuhi persyaratan hidrolika karena

[r]

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam meramalkan atau memprediksi curah hujan adalah metode pemulusan ( smoothing ) eksponensial ganda (linier satu parameter dari Brown

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan hasil penelitian yang berjudul KAJIAN PEMANFAATAN

dunia luar dalam pembelajaran. komputerisasi

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas guru SMA dalam menyusun soal khususnya pada mata pelajaran matematika serta tingkat ranah kognitif soal

Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik 10 Desember 2013 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan 10 Desember 2013 Tanggal Pencatatan Saham dan Waran pada Bursa 11 Desember 2013