• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas bu ulfa baru7 anggun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas bu ulfa baru7 anggun"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

PERENCANAAN PENGAJARAN

Disusun oleh:

Anggun Tuti Subekti

PROGRAM AKTA IV

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA

(2)

TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL

Definisi dari teknologi instruksional antara lain:

 Suatu proses yang kompleks & terpadu dari manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi untuk mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkontrol (AECT, 1971).

 Pemecahan masalah pengajaran dengan pendekatan sistem berdasarkan konsepsi teknologi instruksional yang merupakan bagian dari teknologi pendidikan

 Pemecahan masalah berbentuk sistem instruksional yang lengkap, yang merupakan kombinasi dari komponen sistem instuksional yang sengaja dirancang, dipilih dan digunakan secara terpadu.

Pola Instruksional

Pola instruksional ada 3 macam: 1. Pola instruksional tradisional

tujuan  penetapan isi  dosen  mahasiswa metode

2. Pola instruksional dibantu alat peraga

tujuan  penetapan isi  dosen  mahasiswa metode dengan media

3. Pola instruksional dengan media

tujuan  penetapan isi  dosen  mahasiswa metode media

Model Pengembangan Instruksional

(3)

Contoh-contoh model pengembangan instruksional :

MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL BRIGGS

Model yang dikembangkan oleg Briggs ini beroreintasi pada rancangan system dengan sasaran dosen atau guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan instruksional, yang susunan anggotanya meliputi antara lain dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional. Briggs berpendapat bahwa model ini sesuai untuk pengembangan program-program latihan jabatan tidak hanya terbatas pada lingkungan program-program akademis saja. Disamping itu model Briggs dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional.

Model pengembangan Briggs ini bersandarkan pada prinsip keselarasan antara:

 Tujuan yang akan dicapai ( mau kemana )

 Strategi untuk mencapainya ( dengan apa? )

 Evaluasi keberhasilannya ( bilaman sampai tujuan? )

Dengan mengutip pendapat Briggs ( 1977), berdasarkan 3 (tiga) prinsip dasar pengembangan yang dipakai, urutan langkah kegiatan pengembangan instruksional menurut Briggs, adalah sebagai berikut:

Mau kemana?Meliputi :

1. Identifikasi masalah ( penentuan tujuan )

Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan bertahap; yaitu: a. Mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas

b. Menentukan prioritas tujuan

c. Mengidentifikasi kebutuhan kurikulum baru d. Menentukan prioritas remedialnya.

2. Rumusan tujuan dalam perilaku belajar

Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum ditentukan dan diorganisasi menurut tujuan yang lebih khusus, tujuan ini sebaiknya dirumuskan dalam tingkah laku belajar yang diukur.

3. Penyusunan materi/silabus

4. Analisis tujuan

Dalam hal ini perlu diadakan analisis terhadap tiga hal; yaitu:

a. Proses informasi, untuk menentukan tata urutan pemikiran yang logis b. Klasifikasi belajar, untuk mengidentifikasi kondisi belajar yang diperlukan

(4)

mengajar yang sesuai.

Dengan apa? Meliputi:

1. Penyiapan evaluasi hasil belajar

2. Menentukan jenjang belajar dan strategi instruksional 3. Rancangan instruksional ( guru )

Dalam pengembangan strategi instruksional oleh guru ini, guru perlu menjabarkan stategi dalam teknik mengajar dalam fungsinya sebagai penyeleksi materi pelajaran. Kegitan ini meliputi:

a. Memilih media

b. Perencanaan kegiatan belajar

c. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar d. Pelaksanaan evaluasi belajar

4. Strategi instruksional ( tim pengembangan instruksional )

Dalam hal ini dilakukan oleh tim pengembangan instruksional, terdiri dari beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain:

a. Penentuan stimulasi belajar, yaitu stimulus yang paling sesuai untuk TIK ( Tujuan Instruksional Khusus )

b. Pemilihan media

c. Penentuan kondisi belajar d. Perumusan strategi e. Pengembangan media f. Evaluasi formatif

g. Penyusunan pedoman pemanfaatan

Bila mana sampai tujuan? Meliputi : 1. Penyusunan test

2. Evaluasi formatif

Dilakukan untuk memperoleh data dalam rangka revisi dan perbaikan materi bahan belajar di laksanakan dalam tiga fase, yaitu:

a. Uji coba

b. Uji coba pada kelompok

c. Uji coba lapangan dalam skala besar 3. Evaluasi sumatif

(5)

MODEL BELA H. BANATHY

Pengembangan system instruksional model Banathy dapat diformulasikan dalam enam langkah, sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan

Dalam langkah ini guru harus merumuskan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah mengikuti program pengajaran tertentu.

2. Mengembangkan test

Dalam mengembangkan evaluasi ini perlu didasarkan pada tujuan instruksioanal yang telah dirumuskan.

3. Menganalisis kegiatan belajar

Dalam langkah ini perlu dirumuskan kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan.

4. Mendesain system instruksional

Dalam langkah ini ditetapkan jadwal dan tempat dari masing-masing komponen instruksional. Seluruh komponen instruksional yang telah dirumuskan perlu ditetapkan sebagai suatu system pengajaran.

5. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil

Dalam langkah ini sistem instruksional yang telah didesain perlu diujicobakan dan dilaksanakan, selain itu juga perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik.

6. Mengadakan perbaikan

Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik ( feed back ) dalam rangka mengadakan perbaikan sistem.

MODEL PPSI

Model ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher Education ( PBET ), perencanaan pengajaran sistematika, dan perencanaan pengajaran model Davis. Dan di Indonesia, dikembangkan menjadi PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional ).

Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok yaitu:

1. Perumusan tujuan

(6)

a. Menggunakan istilah operasional b. Berbentuk hasil belajar

c. Berbentuk tingkah laku d. Hanya satu jenis tingkah laku 2. Pengembangan Alat Evaluasi

Meliputi:

a. Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan. b. Merencanakan pertanyaan ( item ) untuk menilai masing-masing tujuan. 3. Kegiatan belajar

Meliputi :

a. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan b. Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh

c. Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh 4. Pengembangan program kegiatan

Meliputi:

a. Merumuskan materi pelajaran b. Menerapkan metode yang dipakai c. Alat pelajaran atau buku yang dipakai d. Menyususn jadwal

5. Pelaksanaan Meliputi :

a. Mengadakan pre test

b. Menyampaikan materi pelajaran c. Mengadakan pos tes

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat dilihat bahwa pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk anggaran tahun 2010 penyusunan anggaran belum secara

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih

Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa tujuh spesies kapang endofit yang dapat diisolasi dari daun dan ranting tanaman Ginseng Jawa dapat menghasilkan metabolit

Saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian adalah (1) Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang lebih besar agar penelitian

Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda serta hasil penellitian menunjukkan bahwa inflasidan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap

dengan cara eka dan dwiinfeksi. Percobaan dilakukan di Laboratoium Mikologi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Tlekung dan kebun jeruk milik petani di

a) Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 10 diharapkan peserta didik dapat: Melakukan backup dan restore sistem pada windows 8.1. System Image Backup adalah

terlihat bahwa hampir seluruh karbon aktif hasil aktivasi kimiawi dengan KOH menghasilkan luas permukaan yang lebih tinggi dari pada dengan metode aktivasi