• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Batik Kaltim 1 .docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Kelayakan Batik Kaltim 1 .docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

Studi Kelayakan Usaha Kecil Batik Tradisional Etam Kalimantan Timur

PENGANTAR

Usaha Kecil dan Menengah yang biasa disingkat UKM memiliki peranan yang baik yaitu dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar UKM tersebut didirikan, sehingga dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Batik merupakan warisan Indonesia yang sangat perlu dilestarikan karena batik merupakan tekstil khas Indonesia yang memiliki motif yang memiliki nilai seni yang tinggi. Perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik Indonesia menunjukan terjadinya peningkatan yang signifikan.

Tidak hanya itu, pertumbuhan industri tekstil mengalami tren yang meningkat walaupun pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan tetapi meningkat lagi pada tahun selanjutnya. Hal tersebut menunjukan bahwa peluang Batik Kalimantan Timur Etam untuk mengembangan usahanya cukup besar.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Kalimantan Timur bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial.

2. Menganalisis sensitivitas UKM Batik Kalimantan Timur siku terhadap perubahan yang terjadi.

(2)

2 memiliki peranan yang baik untuk meningkatkan lajunya perekonomian masyarakat. Selain itu, UKM dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar UKM tersebut didirikan, sehingga dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Maka dari itu, pengembangan UKM di Indonesia perlu dilakukan dengan baik karena dapat mengatasi salah satu permasalahan negara Indonesia. Terbukti pada masa krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, usaha kecil menengah justru dapat mempertahankan kelangsungan usahanya daripada usaha besar. Sehingga pada saat krisis tersebut dapat menumbuhkan sikap optimism bagi sebagian orang untuk dapat memulihkan ekonomi pada saat itu. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan usaha kecil menengah di Kalimantan Timur semakin kokoh sehingga kita perlu mempertahankan UKM. Wisata Batik di Kalimantan Timur perlu untuk dikembangkan karena Batik Kaltim memiliki potensi yang besar. Oleh karena itu, batik Etam perlu dikembangkan dan di publikasikan kepada masyarakat agar dapat melestarikan batik Kaltim, karena ada kecenderungan menurunnya budaya batik. Ber dasarkan data perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik Indonesia pada Tabel 1 menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Batik Etam Kaltim memiliki peluang dalam mengembangkan usaha batik Etam Kaltim menjadi komoditas ekspor.

Tabel 1. Perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik Indonesia Tahun Unit Usaha Nilai Produksi (Rp) Nilai Ekspor (USD)

(3)

Sehingga hal tersebut memberikan gambaran bahwa Batik Etam berpeluang untuk mengembangkan bisnis untuk mengisi pasar nasional.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Etam Kaltim bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial?

2. Bagaimana sensitivitas UKM Batik Etam Kaltim terhadap perubahan yang terjadi? 3. Bagaimana perbandingan usaha UKM Batik Etam Kaltim pada kondisi normal tanpa

pengembangan dan dengan pengembangan? I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Etam Kaltim bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial Menganalisis sensitivitas UKM Batik Etam Kaltim terhadap perubahan yang terjadi.

2. Menganalisis perbandingan usaha UKM Batik Etam Kaltim pada kondisi normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan.

I.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi beberapa pihak yang memerlukannya, diantaranya adalah :

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi perusahaan sebagai dasar dan bahan dalam pengambilan keputusan UKM Batik Etam Kaltim 2. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

(4)

Penelitian ini berfokus pada usaha kecil menengah batik Khas Kalimantan Timur yaitu UKM Batik Etam Kaltim. Dalam menganalisis kelayakan pengembangan usaha yang melihat dari aspek finansial dan aspek non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek

ekonomi dan sosial, serta menganalisis sensitivitas UKM Batik Etam Kaltim terhadap perubahan yang terjadi.

II- TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah 2.1.1 Pengertian UKM

Menurut Undang -Undang No. 20 Tahun 2008 pengertian Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang -Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2.1.2 Kriteria UKM

Menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah:

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus jutarupiah).

(5)

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.2. Batik

2.2.1 Pengertian Batik

Batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu, atau bisa dikenal dengan kain batik (Balai Pustaka dalam Wulandari, 2011).

2.2.2 Sejarah Batik

Di Indonesia, batik memiliki sejarah dan riwayat yang panjang. Di setiap wilayah di Nusantara, batik memiliki perkembangan dan kisah yang menarik. Keberadaan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan selama beberapa abad telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah Nusantara, termasuk diantaranya seni batik.

Batik semakin eksis pada masa kerajaan Majapahit dengan wilayah dan kekuasaan yang sangat luas. Namun data yang lebih pasti tentang sejarah dan perkembangan batik di Indonesia mulai terekam jelas sejak masa kerajaan Mataram Islam, yang bersumber dari keraton, seperti motif parang, rusak, semen rama, dan lain-lain.

Awalnya batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa

(6)

asing, maka mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khususnya digunakan di kalangan ningrat keratin.

Beberapa literatur, sejarah pembatikan di Indonesia sering dikaitkan dengan kerajaan Majapahit dan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (memerintah 1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung. Oleh sebab itu, kesenian batik diyakini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit secara turun-temurun.

2.2.3 Proses Pembuatan Batik

Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Adapun peralatan yang digunakan untuk membatik adalah gawangan, bandul, wajan, kompor, taplak, saringan malam, canting, mori, malam (lilin), dhingkik, dan pewarna alami.

Berikut adalah proses pembuatan batik dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut:

1. Ngemplong, merupakan tahap paling awal, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

2. Nyorek atau Memola, adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada.

3. Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik ke kain mori.

4. Nembok, adalah proses menutupi bagian- bagian yang tidak boleh terkena warna dasar dengan menggunakan malam.

5. Medel, adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang -ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

6. Ngerok dan Mbirah, yaitu malam pada kain dikerok secara hati-hatidengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibolas dengan air bersih.

7. Mbironi, adalah menutupi warna biru dan isen-isenpola yang berupa titik dengan menggunakan malam.

(7)

9. Ngelorod, merupakan tahap akhir dalam proses pembutan batik, yaitu melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih.

2.3. Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang -orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar, 2009).

Bisnis didefinisikan setiap kegiatan atau aktifitas yang menggunakan sumber daya modal baik dengan jumlah modal kecil, sedang, maupun dalam jumlah modal yang sangat besar, dengan maksud untuk menghasilkan dan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, dan dari kegiatan tersebut diharapkan akan diperoleh keuntungan (Sinaga, 2009).

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru (Umar, 2009).

2.3.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Sebelum menjalankan sebuah bisnis perlu untuk melakukan studi kelayakan bisnis terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai definisi studi kelayakan bisnis bahwa suatu bisnis perlu dilihat apakah memiliki potensi dan prospek yang baik bila dijalankan. Tujuan mengapa suatu bisnis dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian. Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Untuk menimalisir resiko kerugian dimasa depan perlu dilakukannya studi kelayakan bisnis, baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

(8)

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya perencanaan yang sudah dibuat akan memudahkan pelaksanaan bisnis. Pelaksana bisnis dalam menjalankan bisnis telah memiliki pedoman yang harus dilakukan. Kemudian pelaksanaan bisnis dilakukan secara sistematik sesuai dengan rencana sehingga perencanaan yang telah disusun dijadikan acuan dalam melaksanakan bisnis.

4. Memudahkan pengawasan. Pengawasan dilakukan agar kegiatan pelaksana bisnis tidak melenceng dari rencana bisnis yang telah disusun.

5. Memudahkan pengendalian. Setelah dilakukan pengawasan, apabila terdapat penyimpangan akan mudah terdeteksi dan segera dilakukannya pengendalian terhadap penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke tempat yang sesungguhnya.

2.3.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek -aspek tersebut menjadi terintegrasi. Alur informasi antar aspek adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Contoh alur informasi antar aspek

Disesuaikan dengan tahapan studi kelayakan diatas, dijelaskan bahwa pada tahap penelitian ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek finansial dan non-finansial meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial, aspek yudiris, dan aspek lingkungan.

1. Aspek Pasar

(9)

membelanjakannya. Tiga faktor yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya. Aspek pasar merupakan aspek yang paling perlu untuk dikaji pertama karena jika aspek pasarnya saja tidak jelas maka prospek bisnis ke depan pun tidak jelas. Sehingga resiko kegagalan bisnis menjadi besar bila aspek pasar tidak jelas.

Hal-hal pokok dalam aspek pasar, diantaranya adalah:

a. Permintaan. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2009). Secara umum factor -faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus (akses).

b. Penawaran. Penawaran adalah jumalah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2009). Faktor -faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input (ongkos produksi), tujuan perusahaan, dan faktor khusus (akses).

c. Bentuk pasar. Adapun beberapa bentuk pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual secara individu tidak dapat mempengaruhi harga barang di pasar.

Produknya relatif homogen. Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Tidak ada barang substitusi dari barang yang yang dijual oleh penjual tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya penjual dari luar. Hal tersebut dikarenakan penguasaan bahan mentah, penguasaan teknik produksi, tindakan yudiris dalam perolehan hak paten, serta karena luas pasar yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen.

(10)

Pasar persaingan monopolistik adalah bentuk campuran antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk -keluar pasar, selain itu barang yang dijual tidak homogeny. Oleh karena barang

2. Aspek Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler dalam Kasmir dan Jakfar (2009) merupakan suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Aspek pem asaran merupakan aspek yang diteliti untuk mengetahui posisi produk di pasar, layak atau tidak produk bila diluncurkan ke pasar. Hal -hal pokok dalam aspek pemasaran yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Segmentasi Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yamg berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula. Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek-praktek pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar adalah aspek geografis, aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku.

b. Targeting Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen, dan sasaran dan sumberdaya.

c. Positioning Selanjutnya harus diputuskan adalah posisi produk yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut-atributnya. Untuk menentukan posisi pasar , terdapat tiga langkah, yaitu mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih keunggulan kompetitif, dan mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi.

(11)

e. pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix (4P) yang terdiri dari 4 komponen, yaitu product(produk), price (harga), place (distribusi/lokasi), dan promotion (promosi). Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki dan menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Lokasi dan distribusi serta saran dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa serta memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh konsumennya. Strategi jalur distribusi digunakan untuk menentukan bagaimana mencapai target pasar dan bagaimana untuk menyelenggarakan fungsi -fungsi distribusi yang berbed-beda. Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang penting juga karena bila tidak ada promosi maka konsumen tidak akan mengenal produk yang kita tawarkan. Ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan untuk mempromosikan produknya yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi.

3. Aspek Teknis

Aspek teknis dilakuakan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah:

a. Penentuan lokasi, pemilihan lokasi perlu dilakukan dengan pertimbangan yang sangat matang. Pemilihan lokasi terdiri dari lokasi kantor, lokasi gudang, dan lokasi pabrik. Dalam menganalisis lokasi harus sangat teliti karena dapat berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nanti.

b. Luas produksi, penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan jumlah produksi yang akan dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien.

(12)

d. berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi operasi.

e. Pemilihan teknologi, merupakan seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan.

4. Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek hukum digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha berdasarkan peraturan dan perundang -undangan yang berlaku. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau protes masyarakat (Umar, 2009).

Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian pada aspek hukum ini sangat penting dilakukan mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang yang berkaitan dengan izin usaha atau berbagai persyaratan harus terpenuhi terlebih dahulu (Kasmir dan Jakfar, 2003) Tujuan dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implimentasi bisnis yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis karena suatu usaha bila sudah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung oleh manajemen yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.

Adapun fungsi -fungsi manajemen yang harus dianalisis agar bisnis dapat dijalankan dengan baik. Setiap fungsi dapat berjalan sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Fungsi -fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan, adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan telah ditetapkan.

b. Pengorganisasian, adalah proses mengelompokan kegiatankegiatan atau pekerjaan -pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya agar tertata dengan jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

(13)

d. Pengawasan, adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.

5. Aspek Ekonomi dan Sosial

Dalam aspek ekonomi dampak yang diberikan lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak yang diperoleh dari adanya bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah dapat memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Jika dilihat dari aspek sosial, dampak bagi masyarakat adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampaknya adalah perubahan demografi, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat.

6. Aspek Finansial

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti kesediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah bisnis akan dapat berkembang terus (Umar, 2009).

Penentuan layaknya suatu bisnis dijalankan dapat dilihat dari beberapa kriteria. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing bisnis dan metode mana yang akan digunakan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, sebaiknya menggunakan beberapa metode sekaligus. Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu bisnis adalah sebagai berikut:

(14)

b. Net Present Value (NPV) Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan -penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Umar,2009).

c. Internal Rate of Return (IRR) Metode Internal Rate of Return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal (Umar, 2009).

2.4. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas yaitu untuk mengetahui altertnatif kemungkinan hasil studi kelayakan yang diperoleh sehubungan dengan dilakukannya berbagai kemungkinan perubahan atas salah satu atau beberapa komponen yang menyangkut pelaksanaan bisnis (Sinaga, 2009). Analisis sensitivitas ini sangat perlu dilakukan dalam studi kelayakan yang didasarkan pada asumsi dan proyeksi atas komponen-komponen yang berkaitan dengan pelaksanaan bisnis dimasa depan, sedangkan asumsi atau proyeksi tersebut mengandung ketidakpastian.

2.5. Studi Terdahulu

Chaerunnisa (2007) meneliti Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Es Krim skala kecil di Kabupaten Kutai kartanegara .

III- METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Kerangka Pemikiran

Kalimantan Timur merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Salah satunya dengan mengembangkan batik Khas Kaltim sebagai salah satu kekayaan budaya dan pariwisata.

(15)

Data yang didapat dari hasil penelitian terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif, yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kualitatif dilakukan pada aspek pasar, pemasaran, teknis, manajemen, serta ekonomi dan sosial. Analisis data kuantitatif dilakukan pada aspek finansial. Kemudian hasil dari pengolahan data ini diinterpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan kelayakan usaha dari bisnis tersebut. Analisis kuantitatif dari aspek finansial dengan menghitung Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability index (PI), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), serta analisis sensitivitas dengan bantuan komputer Microsoft Exel 2007.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

UKM Batik Etam Kaltim memiliki tempat produksi di dua tempat yang berbeda, tempat pertama terletak di Kelurahan Klandasan Ilir, Balikpapan, Kalimantan Timur. . Tempat kedua berada di Kota Samarinda, yang juga digunakan untuk produksi, tempat kedua juga digunakan sebagai Gallery untuk menjual produk yang diproduksi.

Batik Etam, khas Kalimantan Timur telah didaftarkan sebagai perusahaan yang memiliki nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10.04.5.17.06359, pada tanggal 15 Januari 2009. Penanggung jawab Batik Tradisiku adalah pendirinya yaitu Bapak Rendy Susiswo Ismaeil, dengan nomor NPWP 59.202.841.9-404.000. Batik Etam Kaltim juga telah mengantongi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 517/32/PK/B/DIPERINDAGKOP dan Tanda Daftar Industri (TDI) dengan nomor 534/03.TDI -Diperindagkop pada tanggal 15 Januari 2009.

4.2. Analisis aspek keuangan diteliti untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar, 2009). Penentuan layaknya suatu bisnis dapat dilihat dari beberapa kriteria . Pada pengembangan kelayakan usaha Batik Etam Khas Kaltim. dilihat dari aspek finansial terdiri dari rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, biaya operasional, modal dan penerimaan, analisis kriteria investasi, dan analisis sensitivitas.

(16)

berupa peningkatan produksi dengan melihat kapasitas optimum yang dapat dipenuhi dari sumber daya yang ada. Sehingga tidak memerlukan investasi berupa mesin atau peralatan lainnya dalam pengembangan yang dilakukan.

4.3. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik khas kaltim merupakan seluruh biaya yang diperlukan dalam pengembangan usaha ini. Rencana anggaran ini merupakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang telah direncanakan. Biaya-biaya yang termasuk dalam dalam rencana anggaran Biaya-biaya adalah Biaya-biaya bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan baku, lain-lain, serta tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Pada pengembangan usaha ini, rencana anggaran biaya yang diperlukan adalah biaya peralatan dan perlengkapan, biaya bahan baku, biaya lain-lain, serta biaya upah tenaga kerja dan bonus.

Ringkasan rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik Etam Khas Kaltim dapat dilihat pada Tabel 5 . Rencana Anggaran Biaya

Tabel 5. Rencana Anggaran Biaya Batik Etam

Item Kondisi Normal (Rp) Pengembangan (Rp)

Biaya Peralatan dan Perlengkapan 5.100.000 15.100.000

Biaya Bahan Baku Produksi 490.461.000 612.890.000

Biaya Lain Lain 155.471.000 196.732.000

Biaya Upah tenaga kerja dan Bonus 302.564.000 318.776.000

Total 953.596.000 1.143.497.000

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian 4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

UKM Batik Etam Kaltim memiliki tempat produksi di dua tempat yang berbeda, tempat pertama terletak di Kelurahan Klandasan Ilir, Balikpapan, Kalimantan Timur. . Tempat kedua berada di Kota Samarinda, yang juga digunakan untuk produksi, tempat kedua juga digunakan sebagai Gallery untuk menjual produk yang diproduksi.

(17)

Biaya Operasional Kondisi Normal (Rp) Kondisi Pengembangan (Rp)

Biaya Tetap 529.361.000 586.096.000

Biaya variabel 571.956.000 695.122.000

Total 1.101.317.000 1.281.218.000

4.5. Modal dan Penerimaan

Modal merupakan keseluruhan modal yang diperlukan untuk membangun dan menjalankan usaha. Modal awal yang digunakan oleh Batik Etam Kaltim murni dari uang pemiliknya. Tetapi pada pertengahan Batik Etam Kaltim meminjam pada Bank BRI. Pada pengembangan usaha Batik Etam Kaltim tidak diperlukan modal awal karena pengembangan pada usaha ini hanya penambahan produksi pada kapasitas optimal dari sumber daya yang sudah dimiliki. Penerimaan merupakan komponen pemasukan dalam usaha. Komponen pemasukan pada pengembangan usaha Batik Etam Kaltim terdiri dari hasil penjualan hasil produksi dan nilai sisa. Nilai sisa merupakan nilai barang yang tidak habis dipakai selama umur bisnis. Total penjualan dari kelima produk yang dipasarkan pada kondisi pengembangan usaha adalah sebesar Rp 1.649.412.000,00 dan pada kondisi normal sebesar Rp 1.232.375.000,00. Jumlah penerimaan pada pengembangan usaha ini relatif sama untuk beberapa tahun kedepan, hanya saja dibedakan dari nilai akhir dari barang-barang.

18

(18)

1 Biaya Peralatan dan Perlengkapan

5.100.000 15.100.000

2 Biaya Bahan Baku Produksi 490.461.000 612.890.000

3 Biaya Lain Lain 155.471.000 196.732.000

No Item Kondisi Normal (Rp) Kondisi Pengembangan (Rp)

1 Hasil Penjualan &nilai sisa 1.232.375.000 1.649.412.000 Ringkasan Analisis Kriteria Investasi

No Item Kondisi Normal Kondisi Pengembangan

1 Net Present Value(NPV) Rp 222.947.000 Rp 778.901.000

2 Internal Rate Return

5 Payback Period (PBP) 4 thn 11bl n 22 hari 3 thn 9bln 0 hari

6 Profitability Index (PI) 2,774 6,341

4.6. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial merupakan rekomendasi dalam pengambilan langkah strategis atau pengambilan keputusan yang dapat dilakukan manajemen dalam menjalankan dan mengelola

19

(19)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari beberapa aspek yang perlu dikaji dalam pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Hasil analisis kualitatif, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menunjukkan bahwa pengembangan usaha Batik Etam Kaltim layak untuk dikembangkan. Dilihat dari aspek finansial dengan menggunakan tingkat discount rate sebesar 12 persen dan periode usaha selama enam tahun menunjukkan bahwa pengembangan usaha Batik Etam Kaltim layak untuk dikembangkan kan.

2. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa tingkat sensitivitas usaha terhadap kenaikan inflasi berada pada batas 23,29 persen.

3. Perbandingan antara kondisi normal tanpa pengembangan dengan adanya pengembangan usaha diperoleh hasil melalui analisis kriteria investasi adalah akan lebih baik jika Batik Etam Kaltim mengembangkan usahanya karena lebih banyak mendapat keuntungan walau tanpa pengembangan usaha tetap layak dijalankan, hanya saja kurang menguntungkan.

Saran

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari beberapa aspek yang perlu dikaji dalam pengembangan kelayakan usaha Batik Etam Kaltim, saran yang dapat dijadikan masukan bagi usaha Batik Etam Kaltim adalah:

1. Aspek Teknis, tata letak lokasi produksi sebaiknya dilakukan pada satu lokasi saja agar lebih efisien biaya dan waktu.

2. Aspek Manajemen, sebaiknya lakukan pembagian tugas yang lebih jelas agar pelaksanaan fungsi manajerial dapat dijalankan secara optimal.

3. Aspek Keuangan, sebaiknya mencatat pengeluaran dengan lebih detail dan segala kegiatan produksi yang dilakukan.

20

(20)

MAKALAH

(21)

UNTUK MATA KULIAH

K E W

I R A U S A H A A N

OLEH

MAYA PUSPA ILMU KOMUNIKASI

140202003

DAFTAR ISI

(22)

Perumusan Masalah ……….. 3

Tujuan penelitian ………... 3

Manfaat ……….. 3

Ruang Lingkup ………... 4

II. Tinjauan Pustaka Pengertian UKM ………. 4

Kriteria UKM ……….. 4

Pengertian Batik ……….. 5

Sejarah Batik ………... 5

Proses Pembuatan ……… 6

Studi Kelayakan ……….. 7

Tujuan ……….. 7

Aspek……… 8

Aspek Pasar ………. 8

Aspek Pemasaran……….. 10

Aspek Teknis……… 11

Aspek Hukum dan Manajemen……… 12

Aspek Ekonomi dan Sosial……….. 13

Aspek Finansial………. 13

III. Metodologi Penelitian ……… 14

Hasil dan Pembahasan ……….. 15

Gambar

Gambar 2. Contoh alur informasi antar aspek
Tabel 5. Rencana Anggaran Biaya Batik Etam
Tabel 9. Tabel 8. Hasil Rekapitulasi Aspek Finansial pada Kondisi Normal dan

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan reaksi setara antara kalsium hidroksida dengan asam sulfat yang menghasilkan batu tahu adalah ….. Data hasil percobaan uji elektrolit sebagai

Tahapan ketiga dari proses optimalisasi penataan aset/barang milik pemerintah dan pemerintah daerah, maka sehubungan dengan hal tersebut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Dengan menggunakan checkinstall, kita akan memberikan argumen berupa perintah yang diperlukan untuk melakukan instalasi dari hasil kompilasi (misal: make install), dan

beserta kolom centang. Peneliti diwajibkan untuk menampilkan progress penelitian. Stake menyarankan untuk merekam video karena lebih banyak yang dapat. dianalisis

Descriptive Statistics Mean Std.. 41 Iz tablice deskriptivne statistike se može utvrditi da je prosječna vrijednost strukture kapitala svih tvrtki zajedno 1,335 sa

Ruko Sentral Niaga no 14 (Depan Pabrik Keramik IKAD) Tangerang, Banten Telp : (021) 22359525. Fax : (021) 22359525 HP :

“sebagai guru pendidikan agama islam kita disin i selalu memberikan pemahaman terhadap siswa tentang akhlak hablumminallah, bagaimana cara kita sebagai hamba atau

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Akhlak. Hablumminal’alam di SMP Negeri