`PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI DI TK BARUNAWATI
Fitriana Sari Khairma
1Dadan Suryana
2Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
fitriakhairma01@gmail.com
,
dadan.suryana@yahoo.com
Abstrak
Undang - undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Taman Kanak-kanak (TK) Barunawati dalam pembuatan kurikulum mempunyai tuiuan sebagai acuan bagi guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan Mengembangkan sistem, materi, model dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah dimana guru mengajar agar lebih terarah dan terkoordinasi dengan baik, dalam mengolah dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini yang sedang mengembangkan kemampuan dasar.
Pendahuluan
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah.
Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak
usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang
dimaksud pendidikan usia dini adalah:
“Suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
pesat, baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Periode dari
anak-anak lahir hingga mereka memasuki sekolah dasar dikenal sebagai masa
keemasan dan masa kritis dalam tahap kehidupan manusia yang akan menentukan
perkembangan mereka di masa depan. Periode ini tepat untuk meletakkan dasar awal
pengembangan kemampuan kognitif, fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri,
seni, moral, dan juga nilai-nilai agama. Memberikan stimulus positif dalam proses
berpikir mereka adalah suatu keharusan untuk mengembangkan keterampilan mereka.
Stimulus positif dalam pembelajaran awal untuk anak-anak akan menyelami
pengalaman yang tidak dapat digantikan oleh pengalaman mereka berikutnya.
Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK)
sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi
Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. PAUD
pada hakekatnya adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh potensi
anak baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang
sesuai dengan masa perkembangannya, di antaranya belajar sambil bermain. Oleh
karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang
komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD
antara lain meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan
evaluasi. Kajian terhadap komponen-komponen PAUD perlu dilakukan untuk lebih
memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia dini proses
pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah pendidikan
yang telah ditetapkan. Kurikulum yang memadai adalah kurikulum yang dinamis
yang sesuai dengan kondisi lembaga itu sendiri. Adanya fleksibilitas dalam
kurikulum yang terjadi dan juga harus relevan.
Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Menurut Piaget dalam Nurdiana (2016:12), proses belajar seseorang akanmengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Pola dan
tahap-tahap ini bersifat hierarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan
seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget
membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu:
a. Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun) :
b. Tahap praoprasional (umur 2 - 7/8 tahun) :
c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
d. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun) :
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu faktor penting dalam
pendidikan di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. PAUD di Indonesia dibagi menjadi beberapa jalur menurut Pasal 28
Undang
–
Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat
tiga jalur PAUD yaitu (1) jalur pendidikan formal yaitu berbentuk Taman Kanak
–
Kanak (TK), Raudhatul Atfhal (RA), atau bentuk lain yang sederajat; (2) jalur
pendidikan nonformal yaitu dapat berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat; (3) jalur pendidikan informal
yaitu berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselanggarakan oleh
lingkungan.Taman Kanak-kanak adalah sebuah lembaga pelayanan anak formal
(pasal 28 ayat 3 Un-dang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional).
Menurut Suryana (2013) Taman Kanak-kanak menjadi lembaga formal yang
melayani anak usia empat sampai enam tahun dengan tujuan untuk mengembangkan
setiap aspek perkembangan
yang
dimiliki anak melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan. Pelayanan setiap perkembangan anak dilakukan
menurut Undang
–
Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, haruslah
berpendidikan minimal S1/D4. Tenaga pendidik sebagai seorang guru bertanggung
jawab terhadap tumbuh-kembang anak di sekolah. Guru dapat melakukan kerjasama
dengan orang tua sebagai upaya terjadinya sinergi berkelanjutan dalam rangka
memberikan usaha yang maksimal dan optimal dalam memberikan tumbuh kembang
anak baik di rumah maupun di sekolah (Suryana, 2013).
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud)
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Nuraini (2013 : 43)
ada empat tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
a. Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa.
b. Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di
sekolah.
c. Intervensi diri dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan
potensi-potensi yang tersembunyi yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa,
intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat).
d. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Prinsip Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Nuraini (2013 : 46) dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini
a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan
b. Belajar melalui bermain
c. Lingkungan yang kondusif
d. Menggunakan pembelajaran terpadu
e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang
Struktur program kegiatan PAUD mencakup bidang pengembangan pembentukan
perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan
pembiasaan. Lingkup pengembangan meliputi: (a) nilai-nilai agama dan moral, (b) fisik,
(c) kognitif, (d) bahasa, (e) sosial emosional dan (f) seni. Kegiatan pengembangan suatu
aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain, menggunakan pendekatan
tematik. Bentuk Kegiatan Layanan PAUD dikelompokkan berdasarkan usia anak : (a).
Kegiatan PAUD untuk kelompok usia 0 - < 2 tahun. (b). Kegiatan PAUD untuk
kelompok usia 2 - < 4 tahun. (c). Kegiatan PAUD untuk kelompok usia 4 -≤ 6 tahun. (d).
Kegiatan pengasuhan anak usia 0 - ≤ 6 tahun yang dilakukan setelah kegiatan a, b, c
selesai dilakukan. (e). Kegiatan penitipan anak usia 0 -≤ 6 tahun yang dilakukandengan
menggabungkan kegiatan a atau b atau c dengan d.
Kurikulum 2013
PAUD merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan
anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang
diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam
memberikan dorongan atau upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara
optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi
tersebut adalah dengan program pendidikan yang terstruktur. Salah satu komponen untuk
pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum. Kurikulum merupakan daerah studi
intelek yang cukup luas (Syaodih, 2014 : 174). Sedangkan menurut Suryana (2014)
membantu anak-anak mencapai tujuan, dan konteks di
mana
pengajaran danpembelajaran terjadi. Penyempurnaan kurikulum perlu terus menerus dilakukan seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyempurnaan kurikulum akan
berhasil, bila terjadi perubahan paradigma pendidik terhadap anak dan pembelajaran.
Pendidik harus mempunyai paradigma bahwa anak adalah individu yang berpotensi
untuk berkembang, memiliki rasa ingin tahu dan individu yang aktif. Pembelajaran harus
dimulai dari diri anak, oleh anak dan untuk anak. Pendidik berperan sebagai fasilitator
dan motivator.
Kurikulum memiliki struktur dan muatan yang memberi peluang pada anak untuk
memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Keberhasilan suatu kurikulum merupakan
proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang
pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan,
serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum -- termasuk
pembelajaran--dan penilaian pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, perlu disusun petunjuk teknis
untuk memberikan informasi tentang kurikulum Tahun 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak usia Dini dikembangkan dengan berlandas pada
Perundang-Undangan yamg berlaku, yakni:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Pada Ayat (1) Tiap tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran; dan ayat (2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang
diatur oleh Undang - Undang. Undang–Undang Tahun 2003 Bagian Ketujuh Pendidikan
Anak Usia Dini (Pasal 28) dalam Arifin (2014 : 43), menyebutkan bahwa :
a. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
b. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal nonformal, dan/ atau informal.
d. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. e.Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
f. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pada Pasal 4 berbunyi Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diksriminasi; Pasal 9 ayat
1 Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya; Pasal 9 ayat 2 Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus
bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa,
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan
khusus. Pada pasal 77G yaitu struktur kurikulum pendidikan anak usia dini formal berisi
program-program pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosional, dan seni.
Gambar diatas terlihat jelas bahwa pada pengembangan kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan satu kesatuan dengan pengembangan Kurikulum
2013 pada jenjang di atasnya. Berbeda dengan pengembangan kurikulum sebelumnya
dimana setiap satuan pendidikan memiliki struktur dan pola pengembangan mandiri, pada
Kurikulum 2013 semua kurikulum dikembangkan dengan menggunakan struktur yang
sama dengan disesuaikan pada kekhasan program masing-masing. Dalam menjadikan
anak yang cerdas kompetitif dan berkarakter berari mengembangkan sikap, pengetahuan
dan keterampilan secara utuhh. sejalan dengan pengembangan kurikulum 2013 PAUD,
diperlukan keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun
soft skill dan hard skill. Dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
pembentukan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan yang melebur dalam program
pengembangan. Program pengembangan dalam kurikulum 2013 menurut Suyadi dan
Dahlia (2014 : 67), mencakup:
a.Pengembangan nilai agama dan moral
b.Pengembangan motorik
c.Pengembangan kognitif
d.Pengembangan bahasa
e.Pengembangan sosial-emosional
f.Pengembangan seni
Kurikulum 2013 PAUD dalam Kemendikbud (2015 : 13) dirancang dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Mengupayakan keseimbangan antara pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tahapan perkembangan anak;
b. Menjadikan satuan PAUD sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di satuan PAUD ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan pada anak yang dilakukan dengan kegiatan belajar melalui bermain;
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
e. Mengembangkan rencana program pengembangan untuk mencapai Standar Kesiapan Belajar Anak (KBA) melalui pencapaian Kompetensi Inti yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar dan Indikator Perkembangan;
g. Kompetensi Inti merupakan operasionalisasi dari Kesiapan Belajar Anak dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki anak dengan berbagai kegiatan pembelajaran melalui bermain yang dilakukan di satuan PAUD. Kualitas tersebut berisi gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
h. Kompetensi Dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar program pengembangan.
i. Indikator perkembangan merupakan penanda perkembangan yang lebih spesifik dan terukur pada satu program pengembangan untuk memantau/menilai perkembangan anak.
Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong
perkembangan peserta didik secara optimal sehingga memberi dasar untuk menjadi
manusia Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kerangka Dasar Kurikulum
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak usia Dini dikembangan dengan sejumah
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi anak agar
menjadi manusia indonesia berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional (Kemendikbud, 2015 : 12-13), yaitu :
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Sehubungan dengan hal tersebut, Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini mengembangkan pengalaman belajar untuk membangun
kompetensi diri yang diperlukan bagi kehidupan dimasa kini dan masa depan dengan
berakar pada budaya yang dimiliki.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini mengenalkan budaya bangsa sebagai milik kehidupan anak, sehingga
anak diharapkan peduli, menyayangi, dan bangga terhadap budaya yang harus dirawat
c. Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki talenta untuk belajar
mengenai berbagai hal yang ada disekitarnya. Kurikulum 2013 memfasiltasi anak
membangun pengalaman melalui proses belajar aktif sesuai dengan minat anak.
d. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan seluruh kompetensi sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau
belajar seraya bermain.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan landasan
sosiologis yang dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran menyesuaikan dengan
tuntutan dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat dimana dia tinggal. Dari
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini dikelola dan disampaikan dengan memperhatikan kenyamanan psikologis dan
cara kerja syaraf otak anak sesuai kamatangan perkembangannya.
Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, program
pengembangan, dan beban belajar.
a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPP)
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan kriteria minimal
tentang kualifikasi perkembangan anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
1) Nilai-nilai agama dan moral, meliputi:
Mengenal agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur,
penolong, sopan hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
mengetahui hari besar agama, dan menghormati (toleransi) agama orang lain.
2) Fisik Motorik
a) Motorik Kasar: memiliki kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi,
lentur, seimbang, dan lincah dan mengikuti aturan.
b) Motorik Halus: memiliki kemampuan menggunakan alat untuk
c) Kesehatan dan Perilaku Keselamatan: memiliki berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala sesuai usia serta memiliki kemampuan untuk berperilaku
hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
3) Kognitif
a) Belajar dan Pemecahan Masalah: mampu memecahkan masalah sederhana
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial
dan menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru.
b) Berfikir logis: mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
berencana, dan mengenal sebab akibat.
c) Berfikir simbolik: mengenal, menyebutkan, dan menggunakan lambang
bilangan 1-10, mengenal abjad, serta mampu merepresentasikan berbagai
benda dalam bentuk gambar.
4) Bahasa
a) Memahami (reseptif) bahasa: memahami cerita, perintah, aturan, dan
menyenangi serta menghargai bacaan.
b) Mengekspresikan Bahasa: mampu bertanya, menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali apa yang diketahui
c) Keaksaraan: memahami hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk
huruf, serta memahami kata dalam cerita.
5) Sosial-emosional
a) Kesadaran diri: memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan
sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan
orang lain Rasa Tanggung Jawab untuk Diri dan Orang lain: mengetahui
hak-haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung
jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama.
b) Perilaku Prososial: mampu bermain dengan teman sebaya, memahami
perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang
lain; bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
Mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimaginasi dengan gerakan,
musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa,
kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni.
b. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai STPP yang harus dimiliki peserta didik
PAUD pada usia 6 tahun. Jadi Kompetensi Inti merupakan operasionalisasi dari STPP
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki anak dengan berbagai kegiatan pembelajaran
melalui bermain yang dilakukan di satuan PAUD. Kualitas tersebut berisi gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Secara terstruktur kompetensi inti dimaksud mencakup:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
c
.Kompetensi DasarKompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini berisikan
kemampuan dan muatan pembelajaran untuk suatu tema pembelajaran pada PAUD yang
mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan berdasarkan pada
prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar program pengembangan.
Dalam merumuskan Kompetensi Dasar juga memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu program pengembangan yang hendak
dikembangkan.
Keadaan Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 di TK Barunawati
Menurut Suryana (2017) Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan anak didik. Kurikulum 2013 merupakan hasil
penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yang biasa dikenal dengan kurikulum tingkat
(KBM), yaitu berbasis kompetensi (Masitoh dalam Suyadi dan Dahlia, 2014:14). Pada
dasarnya kurikulum 2013 diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah
dalam perencanaan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan
aspirasi mereka.
TK Barunawati mencoba untuk membuat dan menyusun kurikulum yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah beserta guru-guru TK Barunawati. Dalam pembuatan
dan penyusunan kurikulum tersebut menurut lingkungan yang ada. Tujuan
pendidikan di TK Barunawati adalah membantu anak didik mengembangkan:
1. Tumbuhnya dasar-dasar minat membaca, menulis dan berhitung
2. Berkembangnya kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif
3. Dapat menerima dasar-dasar keterampilan untuk bekal kelanjutan pendidikan
kepada peserta didik
4. Tertanamnya nilai-nilai agama dan dasar perilaku dan budi pekerti yang mulia
5. Tumbuhnya sikap kesetiankawanan, tanggung jawab, mandiri, kecakapan
emosional.
6. Tumbuhnya pribadi yang berkarakter
Kurikulum TK dilaksanakan dalam rangka membantu anak mengembangkan
berbagai potensi baik psikis, maupun fisik yang meliputi nilai-nilai moral agama,
sosial emosional, kognitif, fisik motorik, bahasa, kemandirian dan seni agar siap
memasuki pendidikan dasar. Dalam hal ini TK Barunawati dalam pembuatan
kurikulum mempunyai tuiuan sebagai acuan bagi guru dalam menyusun rencana
pembelajaran dan Mengembangkan sistem, materi, model dan metode pembelajaran
sesuai dengan kondisi sekolah dimana guru mengajar agar lebih terarah dan
terkoordinasi dengan baik, dalam mengolah dan melaksanakan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan anak usia dini yang sedang mengembangkan kemampuan
dasar.
1. Model Pembelajaran Kelompok
Pada perencanaan mingguan guru diharapkan menyusun seluruh kegiatan
(RPPM), RPPM ini berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai
indikator yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan
tema dan sub tema yang telah pada program semester.
Alokasi waktu
Aspek pengembanga
Kegiatan per aspek pengembangan
Kegiatan per aspek pengembangan
Langkah-langkah penyusunan RPPM model pembelajaran kelompok:
Memilih tema dan merancang sub tema
Memilih indikator yang sesuai tema pada bidang pengembangan
dalam program semester dan mengelompokkan kegiatan berdasarkan
area
Membuat matrik hubungan antara tema dengan indicator
Menentukan waktu untuk alokasi waktu untuk setiap RPPM
b. Pada Perencanaan Harian
Pada harian guru harus menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH). RKH
merupakan penjabaran dari RPPM yang memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran baik yang dilaksanakan secara individu, kelompok, maupun
klasikal dalam satu hati. RKH terdiri dari kegiatan awal kegiatan/makan
dan kegiatan akhir.
Komponen RKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut:
Hari, tanggal, waktu
Indikator
Kegiatan pembelajaran
Alat/Sumber belajar
Penilaian perkembangan anak didik
Langkah-langkah penyusunan RKH sebagai berikut :
Memilih kegiatan yang dipilih ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi
dalam kelompok sesuai program yang direncanakan dan terdapat satu
kelompok yang ditunggui.
Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih
Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan
pembelajam yang dilakukan.
Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur
ketercapaian hasil belajar atau indicator
2. Bentuk pembelajaran berdasarkan Minat
a.
Pada Rencana Pembelajaran Program Mingguan (RPPM)
Komponen RPPM Model pembelajaran berdasarkan minat.
Tema dan sub tema,
Alokasi waktu
Aspek pengembangan
Kegiatan per aspek pengembangan
Langkah-langkah penyusunan RPPM pembelajaran minat:
Memilih tema, dan merinci sub tema,
Memilih indicator yang sesuai tema, pada bidang pengembangan
dalam program semester dan mengelompokan kegiatan berdasarkan
area
Membuat matrik hubungan antara tema dan indicator
b.
Pada Perencanaan Harian (RKH)
Komponen-komponen RKH model pembelajaran, berdasarkan minat
sebagai berikut:
Hari, tanggal, waktu
Indikator
Alat/sumber belajar
Penilaian perkembangan anak didik
Langkah-langkah penyusunan RKH berdasarkan minat sebagai berikut:
Memilih dan menata kegiatan dalam RKH
Memilah kegiatan yang dipilih ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan
Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilah
Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Memilih ketercapaian hasil belajar atau indicator.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan metodik ialah menyajikan materi bahan pengajaran
kepada anak sehingga anak dapat menanggapi, mengerti dan memahaminya
dengan baik.
b. Macam-Macam Metodik
1)
Metode Bercerita
Adalah : Bertutur kata, dan manyampaikan cerita atau memberikan
penerangan kepada anak secara lisan.
2)
Metode Bercakap-cakap
Adalah : Cara Penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan
melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan
guru, atau anak dengan anak
3)
Metode Tanya Jawab
Adalah dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru
Adalah : Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan anak
untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan
5)
Metode Karyawisata
Adalah : Kegiatan belajar mengajar dimana guru mengajak anak untuk
mengunjungi secara langsung obyek-obyek sesuai dengan bahan
pengembangan dan kemampuan yang sedang dibahas
6)
Metode Demonstrasi
Adalah : Suatu karya untuk mempertunjukan memperagakan suatu obyek
atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
7)
Metode Sosiodrama
Adalah : Suatu cara memainkan peran, dalam suatu cerita yang menuntut
integrasi diantara para pelakunya.
8)
Metode Bermain Peran
Adalah : Memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak
dengan tujuan mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan
terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan.
9)
Metode Proyek
Adalah : Memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam
sekitar dan kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan pembahasan melalui
Kegiatan.
Simpulan
Kurikulum merupakan program pendidikan yang terstruktur yang ditujukan
untuk dapat mencapai tujuan pendifikan nasional. Penyempurnaan kurikulum perlu
dilakukan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tantangan. Pengenalan Kurikulum 2013 PAUD merupakan bekal bagi
pendidik untuk memberikan proses pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak. Petunjuk Teknis tentang Pengenalan Kurikulum 2013 PAUD
Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. (2014).
Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum
.
Bandung:
Remaja Rosdakarya
Depdiknas. (2003).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Republik IndonesiaDepdiknas. (2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen
.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Republik IndonesiaKementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendiknas.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendiknas.
Nuraini, Yuliani Sujiono. (2013).
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
.
Jakarta: Indeks.
Nurdiana, Jojoh. (2016). Modul Guru Pembelajaran Taman Kanak-Kanak Kelompok
Kompetensi C.Bandung: PPPPTK TK dan PLB.
Suryana D . (2013).
Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap, Dan
Motivasi Guru
.
https://www.researchgate.net/publication/293958579
.
diakses
tanggal 2 Juni 2018
Suryana D. (2014).
Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini Berbabasis
Perkembangan Anak.
Jurnal Pesona Dasar Vol. 1 No. 3 Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Sekolah Dasar, FKIP. Universitas Syiah Kuala.
Diakses tanggal 2 Juni 2018
Suryana D. (2017).