ESTIMASI POTENSI KARBON DAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI HUTAN LINDUNG GUNUNG BONDANG
KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN KEHUTANAN
2016
Oleh :
Pendahuluan
Perdagangan karbon saat ini sedang intensif dibicarakan oleh masyarakat dunia. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menduga kandungan karbon melalui metode destruktif dan non destruktif (allometrik), sehingga dapat diketahui potensi cadangan karbon pada suatu kawasan.
Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini belum diketahui besarnya potensi potensi karbon, serapan karbondioksida (CO2) dan nilai jasa lingkungan dari produksi oksigen (O2) serta nilai jasa lingkungan dari serapan karbondioksida (CO2) pada Hutan Lindung Gunung Bondang di Kalimantan Tengah Kabupaten Murung Raya dan untuk menjawab masalah tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian.
TUJUAN PENELITIAN
Nilai Jasa LingkunganMengestimasi Nilai Jasa Lingkungan
Produksi Oksigen (O2)
MANFAAT PENELITIAN
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 6
1.
Pemerintah 2. Swasta 3. Pemerhati
Lingkungan 4. Instansi Terkait
Lingkungan 4. Instansi Terkait Nilai Jasa Lingkungan
Serapan Karbondioksida
(CO2
INFORMASI Nilai Jasa Lingkungan
Serapan Karbondioksida
(CO2
INFORMASI Nilai Jasa Lingkungan
Produksi
Oksigen (O2)
INFORMASI Nilai Jasa Lingkungan Hutan Lindung
Gunung Bondang
PERLINDUNGA N
Kawasan Hutan Lindung
Persiapan :
Peta Lokasi Penelitian (Potret Udara), Tally sheet, GPS, laser distance meter, phiband,
ribon (pita), tagging (plat nomor), Alat tulis, Buku Identifikasi Jenis Pohon
Data Sekunder: Kondisi Umum Lokasi, Lokasi Administratif dan Aksesibilitas,
Serta Biofisik Lingkungan
Estimasi Biomassa Bawah Permukaan
Estimasi Potensi Karbon Bawah Permukaan Pembuatan Petak Contoh Pengamatan
Estimasi Potensi Karbon Atas Permukaan
Estimasi Total Potensi Karbon
Estimasi Serapan CO2 Estimasi Biomassa Atas
Permukaan (DBH, tinggi, jenis pohon)
METODE
Lokasi Penelitian
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 9
Lokasi Penelitian
No Titik Koordinat Petak Ukur X UTM Y UTM
Petak Contoh Pengamatan
Pembuatan petak contoh (PCP) pengamatan berbentuk persegi panjang mengacu pada metoda P.33/Menhut-II/2009 yang dimodifikasi. PCP pada lokasi pengambilan data memiliki lebar 20 m dan panjang 125 m arah utara, dibuat sebanyak 15 PCP, setiap PCP terdiri dari beberapa sub PCP yaitu A, B, dan C.
Keterangan:
Sub PCP 20 m x 125 m (A) untuk pengukuran DBH > 30 cm.
Sub PCP 20 m x 20 m (B) untuk pengukuran DBH > 15 - ≤ 30 cm.
Sub PCP 10 m x 10 m (C) untuk pengukuran DBH ≥ 5 - ≤ 15 cm.
500 m = Jarak antar PCP
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 10
Analisis Data
1) Estimasi Biomassa di Atas Permukaan Tanah
Estimasi biomassa di atas permukaan tanah dilakukan
berdasarkan Biomass Expansion Factor (BEF), dimana
terlebih dahulu dihitung volume kayu dengan rumus sebagai berikut:
V = π DBH
2. H . f
Keterangan:
V = Volume pohon (m3)
DBH = Diameter pohon setinggi dada (m) H = Tinggi total pohon (m)
B
ap= V x BJ x BEF
Keterangan:Bap = Biomassa di atas permukaan tanah (Kg)
V = Volume kayu (m3)
BJ = Berat Jenis Kayu (Kg/m3) (0,68
gr/cm3) BEF = Biomass Expansion
Factor (1,49)
.
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 14
Shoot
2) Estimasi Biomassa di Bawah Permukaan Tanah (Akar)
Estimasi biomassa di bawah permukaan tanah (akar) dihitung dengan menggunakan rumus BSNI nomor 7724 (2011).
B
bp= NAP x Bap
Keterangan:
Bbp = Biomassa di bawah permukaan atau akar (Kg) NAP = Nilai nisbah akar pucuk (0,37)
Bap = Nilai biomassa di atas permukaan (Kg)
Cadangan karbon di atas permukaan tanah dan Cadangan karbon di bawah permukaan tanah (akar) dihitung menggunakan rumus BSNI nomor 7724 (2011):
C
ap= B
apx % C organik
C
bp= B
bpx % C organik
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 16
Shoot
Root
Keterangan:
Cap = Kandungan karbon dari biomassa di atas permukaan tanah (Kg)
Cbp = Kandungan karbon dari biomassa di bawah permukaan tanah atau akar (Kg) Bap = Total biomassa di atas permukaan tanah (Kg)
Bbp = Total biomassa di bawah permukaan tanah (Kg) % C organik = Nilai persentase kandungan karbon (0,47)
Penghitungan cadangan karbon total menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Ct = Karbon total (Kg)
Cap = Kandungan karbon dari biomassa di atas permukaan tanah (Kg)
Cbp = Kandungan karbon dari biomassa di bawah permukaan tanah atau akar (Kg)
Perhitungan karbon diakumulasi ke dalam luasan perhektar menggunakan rumus rumus BSNI nomor 7724 (2011):
C
n=
Dimana : Cn = Kandungan karbon persatuan luas (Ton/Ha) Cx = Total karbon seluruh PCP (Kg)
L = Luas petak contoh pengamatan (m2)
5) Estimasi Serapan Karbondioksida (CO2)
Serapan karbondioksida (CO2) di estimasi dengan menggunakan rumus menurut Hardjana (2009) sebagai berikut:
CO
2= C
nx 3,67
Keterangan:
CO2 = Serapan karbondioksida (Ton/Ha)
Cn = Kandungan karbon persatuan luas (Ton/Ha)
3,67=Angka ekivalen atau konversi unsur karbon (C) ke CO2 (massa atom C=12 dan O=16, CO2 (1x12)+(2x16) = 44; konversinya (44:12) = 3,67)
6) Estimasi Produksi Oksigen (O2)
Produksi Oksigen (O2) di estimasi dengan menggunakan rumus pengembangan dari rumus serapan CO2 sebagai berikut:
O
2= CO
2nx 0,73
Keterangan:
O2 = Serapan Oksigen (Ton/Ha)
CO2n= Serapan CO2 persatuan luas (Ton/Ha)
7) Nilai Jasa Lingkungan dari Serapan
Karbondioksida (CO2)
• Nilai jasa lingkungan dari serapan CO2 diperoleh
dengan mengalikan nilai serapan CO2 dan harga
karbon yang berlaku dikurangi biaya transaksi.
Rumus:
N
JL= H
JCx CO
2Keterangan: NJL = Nilai Jasa Lingkungan (Rp/Ha)
HJC = Harga jual karbon (Rp/Ton, US$4,57= Rp 62.381,-)
CO2 = Serapan karbondioksida (Ton/Ha)
KEADAAN UMUM
• Hutan Lindung Gunung Bondang beriklim
panas dan lembab, karena secara geografis masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi. Jumlah hari hujan rata-rata adalah 228 hari/tahun. Periode curah hujan tinggi yang terjadi pada bulan November sampai dengan April.
• Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan
• Akses menuju lokasi desa (Desa Kolam, Desa
Saruhung dan Desa Olung Soloy) yang berdekatan dengan Hutan Lindung Gunung Bondang yaitu ± 3 jam dari Ibu Kota Murung Raya (Puruk Cahu).
• Masyarakat desa sekitar Hutan Lindung
Gunung Bondang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mereka melakukan perladangan berpindah untuk menanam padi, berternak, berkebun karet dan mencari ikan di sungai. Masyarakat juga masih memanfaat air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena kondisi air sungai yang masih sangat baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kekayaan Jenis Vegetasi
• Komposisi tumbuhan pada lokasi penelitian dicirikan
oleh 43 family, 208 jenis dan total 555 individu.
• Di dominasi oleh Family Dipterocarpaceae dengan
jumlah 37 jenis.
Family dan Jumlah Jenis Pohon
Family
Ju
m
la
Contoh Pengambilan Sampel dan Hsil Identifikasi Jenis
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 24
Tengkawang Shorea mecistopteryx
(Dipterocarpaceae) Sampel Pohon Teridentifikasi
2) Biomassa
Keterangan: Bap = biomassa di atas permukaan tanah Bbp = biomassa dibawah permukaan atau akar
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase Bap dan
Bbp tertinggi terdapat pada kelas diameter A dengan
presentase sebesar 78,55% dan terendah pada kelas
diameter C dengan presentse 6,54%, sehingga
membuktikan bahwa presentase biomassa pada kelas diameter C tidak cukup signifikan.
No Kelas
Diameter
Bap (ton/ha)
Bbp (ton/ha)
Total Biomassa
(ton/ha)
1 C 31,66 9,18 40,84
2 B 72,22 20,95 93,17
3 A 380,51 110,35 490,86
Keterangan: Bap = biomassa di atas permukaan tanah Bbp = biomassa dibawah permukaan atau akar PU = Petak Ukur
Gambar 4. Total Potensi Biomassa
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 26
Biomassa di atas permukaan
tanah merupakan bagian berkayu
dan tempat penyimpanan cadangan dari hasil fotosintesis
untuk
pertumbuhan.
Biomassa di atas permukaan
tanah merupakan bagian berkayu
dan tempat penyimpanan cadangan dari hasil fotosintesis
untuk
Jumlah Potensi Biomassa
(t
on
/h
3) Karbon
Tabel 8. Cadangan Karbon
Keterangan: Cap = Karbon di atas permukaan tanah
Cbp = Karbon di bawah permukaan atau akar
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016.
N o
Kelas Diameter
Cap (ton/ha)
Cbp (ton/ha)
Total Karbon (ton/ha)
1 C 14,88 4,31 19,19
2 B 33,95 9,84 43,79
3 A 178,84 51,86 230,70
Keterangan: A, B, dan C = Kelas diamter
Gambar 5. Karbon Persatuan Luas
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 28
Rocmayanto et.al., (2014) kandungan karbon di hutan lahan kering primer tingkat nasional berkisar
64,21-323,171 ton/ha.
Rahayu et.al., (2007) kandungan karbon di hutan Indonesia umumnya berkisar 161 -300 ton/ha.
Rocmayanto et.al., (2014) kandungan karbon di hutan lahan kering primer tingkat nasional berkisar
64,21-323,171 ton/ha.
Rahayu et.al., (2007) kandungan karbon di hutan Indonesia umumnya berkisar 161 -300 ton/ha.
Kandungan karbon di Hutan Lindung Gunung Bondang lebih tinggi dari kisaran cadangan karbon menurut Rochmayanto et.al., (2014), di hutan lahan kering primer pada bioregion Bali dan Nusa Tenggara (64,21-130,58 ton/ha), bioregion Sulawesi (148,12-278,29 ton/ha), bioregion Maluku dan Papua (73,17-290,73 ton/ha), namun masuk kedalam kisaran cadangan karbon pada bioregion Jawa (78-323,17 ton/ha). Kandungan karbon di Hutan Lindung Gunung Bondang lebih tinggi dari kisaran cadangan karbon menurut Rochmayanto et.al., (2014), di hutan lahan kering primer pada bioregion Bali dan Nusa Tenggara (64,21-130,58 ton/ha), bioregion Sulawesi (148,12-278,29 ton/ha), bioregion Maluku dan Papua (73,17-290,73 ton/ha), namun masuk kedalam kisaran cadangan karbon pada bioregion Jawa (78-323,17 ton/ha).
Cap
Hasil penelitian Mantung et.al., (2014) menunjukan bahwa nilai
jasa lingkungan dari serapan CO2 hanya sekitar 11% dari nilai jual
volume kayunya. Namun perbedaan ini lebih bijak ketika penilaian
jasa lingkungan tidak hanya dilihat dari nilai serapan CO2 saja, ada jasa lingkungan yang tidak kalah penting dihasilkan hutan yaitu
ketersediaan air, pencegah erosi, wisata alam,
keanekaragaman flora dan fauna, serta yang tidak kalah penting
yaitu hutan sebagai alat produksi O2 yang dimanfaatkan hewan
dan manusia selagi masih hidup pada saat bernafas (respirasi).
2 2
Serapan CO2
Keterangan:
CO2 = Serapan karbondioksida (ton/ha)
NJL O2 = Nilai jasa lingkungan dari produksi oksigen (ton/ha)
NJL CO2 = Nilai jasa lingkungan dari serapan karbondioksida (Rp/ha)/(Rp 13.650 x jumlah CO2)
Sumber: Hasil Analisis Data, 2016.
No DiametKelas er
2 B 160,71 117,32 10.025.123
3 A 846,68 618,08 52.816.778
Jumlah 1.077,83 786,81 67.235.803
keseluruhan menyerupai lokasi penelitian maka dengan luasan 483.798 ha, serapan CO2 akan sebesar 521.451.998 ton dan nilai jasa lingkungan dari produksi oksigen akan sebesar 380.657.104 ton serta nilai jasa lingkungan dari serapan CO2 yang dihasilkan adalah sebesar Rp 32.528.547.019.794,-.
Herliani (2007) dalam
Sesanti et.al., (2011) konsumsi O2 rata-rata penduduk adalah sebesar 0,864 kg/jiwa/hari. Sehingga produksi O2 di Hutan Lindung Gunung Bondang dalam luasan 1 ha mampu mensuplai O2 untuk 910.662 jiwa/hari.
keseluruhan menyerupai lokasi penelitian maka dengan luasan 483.798 ha, serapan CO2 akan sebesar 521.451.998 ton dan nilai jasa lingkungan dari produksi oksigen akan sebesar 380.657.104 ton serta nilai jasa lingkungan dari serapan CO2 yang dihasilkan adalah sebesar Rp 32.528.547.019.794,-.
Herliani (2007) dalam
KESIMPULAN
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya, 2015 Slide 30
a) Nilai biomassa sebesar
624,86 ton/ha, nilai karbon
sebesar 293,68 ton/ha dan
nilai serapan CO2 sebesar
1.077,83 ton/ha serta nilai
jasa lingkugan dari produksi O2
yaitu sebesar 786,81 ton/ha
serta nilai jasa lingkungan dari
serapan CO2 adalah Rp
67.235.803 per Ha.
b) Jika di kondisi areal Hutan
Lindung Gunung Bondang
secara keseluruhan
menyerupai lokasi penelitian maka dengan luasan 483.798 ha, nilai jasa lingkungan dari produksi O2 yang dihasilkan adalah sebesar
380.657.104 ton serta nilai
jasa lingkungan dari serapan
CO2 yang dihasilkan adalah
sebesar
Rp
SARAN
•
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di
lokasi yang sama untuk mendapatkan
rataan nilai biomassa, nilai kandungan
karbon, nilai serapan CO
2dan nilai jasa
lingkungan dari produksi O
2serta nilai
jasa lingkungan dari serapan CO
2persatuaan waktu.
•
Juga penelitian tentang besarnya nilai
Ucapan Terima Kasih
Dosen Pembimbing Skripsi I dan II
• Hendrik Segah, S.Hut, M.Si., Ph.D
• Ir. I Nyoman Surasana, MP
Dosen Penguji Skripsi: • Ir. Nisfiatul Hidayat., M.Si
• Dr. Alpian, SP., MP
• Seluruh Dosen, Staff TU, dan Mahasiswa Kehutanan UPR
• Flora and Fauna International (FFI) Project Murung Raya.