• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PDRB

SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

EDI YOEL S.G 040501041

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih

karunia serta kemurahan hati-Nya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PDRB Sektor

Pariwisata Di Kabupaten Karo”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc, selaku Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan, Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. DR Syaad Afifuddin, MSi selaku dosen pembanding I

5. Ibu Dra. Raina Linda S, MSi, selaku dosen pembanding II

6. Bapak DR. Irsyad Lubis, Msoc, Sc, Phd, selaku Sekretaris Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Jonathan Sinuhaji selaku dosen wali beserta seluruh staf pengajar

dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya

Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendukung, mendidik, dan

membimbing penulis dengan baik.

8. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang tidak pernah kukenal, yang selalu setia

mendoakan penulis, dan memberikan dukungan baik moril maupun material

9. Buat bibi (Bunda) tercinta, kak Melly, kak Yani serta adik-adikku yang selalu

menjadi motivasi bagi penulis

10.Buat my friends: Marwan, Esra, Toto, Gideon, Faber, Ardo, sopian, daniel yang

merupakan teman-teman seperjuangan penulis dalam suka dan duka

11.Teman-teman seperjuangan penulis lainnya yang tetap selalu memberikan

motivasi dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu

(3)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Penulis menyadari sepenuhnya, dengan keterbatasan waktu, kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

kelemahan dan kekurangan. Demi penyempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan

kritik, saran dan masukan dari semua pihak yang berkompeten dalam bidang ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Medan, Juni 2008

Penulis,

(4)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

ABSTRACT

In attempt to increase the regional income , government continuous to attempt actifely and encourage all sources sector then each sector contributes optimally.

One of the most continuous sector encouraged is tourism sector.indonesia developed this sector since Five Year Development Program I, and in the Five Year Development Program V, government had enforced “Tourism Awarness Program”, i.e., safety, orderly, fresh, beautiful, clean friendly, and memory.

This program is enforced in order to support any factors in relating to tourism industry sector, i.e. foreign and dometic investment, the number of tourists, and staying durating in rendering contribution to increase Product Domestic Regional Bruto (PDRB).

This research use regression analysis with OLS ( Ordinary Least Square ) method by using a computer programe called E-VIEWS 4.1.

The results shows that there is a significant influence of the tourism sector to Product Domestic Regional Bruto (PDRB) by 0,85 coefficient of determinant (R-square). While, each of the independent variables has the significant effect to dependent variable. Therefore, the scription concludes that the touris sector is so important to increase Product Domestic Regional Bruto (PDRB).

(5)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

ABSTRAK

Dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah secara terus-menerus berusaha mengaktifkan dan mendorong semua sektor agar masing-masing sektor dapat memberi masukan yang optimal.

Salah satu sektor yang mendorong secara terus-menerus adalah sektor pariwisata. Indonesia mengembangkan sektor ini sejak program pembangunan lima tahun tahap I, dan dalam rencana pembangunan lima tahun tahap V, pemerintah telah menyelenggarakan program “sadar pariwisata” yaitu : aman, tertib, segar, indah, bersih dan memberi kenangan.

Program ini diselenggarakan dalam rangka untuk mendukung faktor lain yang berhubungan dengan sektor industri pariwisata yaitu : investasi sektor pariwisata, jumlah wisatawan, dan lama tinggal wisatawan yang mampu memberi sumbangan untuk meningkatkan PDRB sektor pariwisata.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan model kuadrat terkecil (Ordinary Least Square / OLS) dengan menggunakan program komputer E-VIEWS 4.1.

Hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari sektor pariwisata terhadap Product Domestic Regional Bruto (PDRB) dengan koefisien determinan (R-square) sebesar 0,85. selain itu, semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Oleh sebab itu, kesimpulan dari skripsi ini menyatakan bahwa sektor pariwisata sangat penting dalam meningkatkan Product Domestic Regional Bruto (PDRB).

Kata Kunci : Investasi (PMA dan PMDN) sektor pariwisata, jumlah wisatawan, lama tinggal wisatawan dan PDRB sektor pariwisata.

(6)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

(7)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN

2.1.4 Masalah Yang Dihadapi Dalam Pengembangan

Pariwisata……….16

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Pariwisata……18

2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

………...21

2.2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB)……...21

2.2.2 Teori-Teori Produk Domestik Regional Bruto

(8)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

2.4.1 Pengertian Pembangunan

Ekonomi...31

2.4.2 Pembangunan Ekonomi

Daerah...35

2.5

Ketenagakerjaan...39

2.5.1 Pengertian Tenaga

Kerja...39

3.6.1 Koefisien Determinasi ( R-Squere

)………...46

3.6.2 Uji

t-statistik………...46

3.6.3 Uji

F-statistik………...………..…...47

3.6.4 Uji Penyimpangan Asumsi

(9)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

3.7 Definisi Variebel

4.1.1 Letak Geografis, Batas dan Luas

Wilayah..………...51

4.1.5 Sarana dan Prasarana Didalam Mendukung Perkembangan

Pariwisata...

..63

4.1.6 Perkembangan Ekonomi Kabupaten

Karo...68

4.2 Hasil Estimasi dan

Interpretasi………..………..…...75

4.2.1 Analisis dan Pengumpulan

Data………...…………..…..75

4.2.2 Interpretasi

Model………...…....76

4.2.3 Analsis Koefisien

Determinasi……….…………...77

4.2.4 Uji Penyimpangan Asumís

Klasik………83

BAB V KESIMPULAN DAN

(10)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

5.1

Kesimpulan………..………..86

5.2

Saran………..…...….87

DAFTAR

(11)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Judul

Tabel 4.1 Luas Kabupaten Karo

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karo

Tabel 4.3 Penduduk Menurut Pendidikan di Kabupaten Karo

Tabel 4.4 Jumlah Sarana Pendidikan dan Latihan Kerja di Kabupaten Karo

Tabel 4.5 Jumlah Sarana Kesehatan

Tabel 4.6 Angkatan Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tabel 4.7 Objek-objek Wisata di Kabupaten Karo

Tabel 4.8 Daftar Hotel Berbintang di Kabupaten Karo

Tabel 4.9 Daftar Hotel Melati di Kabupaten Karo

Tabel 4.10 Sarana Umum di Kabupaten Karo

Tabel 4.11 Jumlah Perusahaan Perbankan di Kaupaten Karo

Tabel 4.12 PDRB Kabupaten Karo

Tabel 4.13 Investasi di Sektor Pariwisata di Kabupaten Karo

Tabel 4.14 Jumlah Wisatawan

Tabel 4.15 Lama Tinggal Wisatawan

Table 4.16 Hasil Analisa Regres

(12)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul

Gambar 3.1 Uji Penyimoangan Asumsi Klasik

Gambar 4.1 Uji Statistik Terhadap Variabel Investasi Sektor Pariwisata

Gambar 4.2 Uji Statistik Terhadap Variabel Jumlah Wisatawan

Gambar 4.3 Uji Statistik Terhadap Variabel Lama Tinggal Wisatawan

Gambar 4.4 Uji F-statistik

Gambar 4.5 Durbin Watson Test

(13)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat.

Peranan Pariwisata di era milenium ketiga ini sangat penting sebagai

penunjang perekonomian. Pertumbuhannya ditandai dengan berkembangnya

isu 4T (transportation, tourism, telekomunication, and technology). Dalam hal

ini pariwisata diharapkan dapat berkembang menjadi salah satu industri yang

tumbuh dengan dominan diberbagai belahan dunia (Sugiama, Gima A, 2001).

Banyak pihak yang berharap bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi

pengganti pemasok devisa utama setelah menurunnya peran minyak dan gas.

Dibalik harapan yang begitu besar, Indonesia memang memiliki potensi alam

dan budaya yang luar biasa melimpah dan benar-benar layak untuk

dibanggakan sebagai tambang industri jasa pariwisata yang masih luas dan

belum banyak terjamah. Untuk itu diperlukan jasa-jasa atau produk yang

dihasilkan serta pelayanan yang diharapkan mampu memberikan pelayanan

(service) dan kenyamanan bagi para wisatawan. Pendekatan ini beranggapan

bahwa produk dari industri pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh

daerah tujuan wisata semenjak wisatawan meninggalkan tempat kediamannya,

(15)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Kepariwisataan tidak saja bergantung atas potensi dan objek wisata

yang erat hubungannya dengan motif-motif kunjungan wisata, melainkan juga

tergantung atas peranan manajemen pemasaran serta investasi di dalam meraih

suatu kesempatan atau peluang yang ada. Dengan adanya iklim investasi yang

kondusif, tentunya akan memberikan potensi dan peluang yang

menggairahkan bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam usaha

pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Karo pada khususnya.

Potensi investasi yang dapat ditawarkan oleh Kabupaten Karo cukup

beragam, namun hingga kini belum dapat termanfaatkan secara optimal dan

belum terkelola melalui sebuah manajemen yang baik. Ada beberapa

penyebabnya, antara lain baik karena imbas kebijakan investasi nasional

maupun akibat masih rendahnya kemampuan daerah dalam menarik investor

ke wilayahnya. Karena itu, untuk menggali, mengoptimalkan, dan mengelola

potensi-potensi yang ada, maka salah satu langkah penting yang bisa ditempuh

adalah dengan mengembangkan potensi-potensi yang tersedia melalui

serangkaian kebijakan dan perencanaan pengembangan investasi.

Krisis moneter yang berawal pada pertengahan 1997 sempat

menyebabkan persetujuan penanaman modal, baik PMDN maupun PMA,

mengalami penurunan pada tahun 1998 dan berlanjut hingga tahun 1999.

Berlarut-larutnya krisis moneter yang bahkan telah menjadi krisis

multidimensi, mengakibatkan minat investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia belum pulih seperti saat sebelum krisis terjadi. Namun pada tahun

2000 persetujuan penanaman modal oleh pemerintah sempat meningkat, tetapi

(16)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Setelah sempat menentang kehadiran investasi asing yang dianggap

dapat menggerogoti kedaulatan negara, Indonesia mulai berupaya

menggairahkan iklim investasi dengan mengeluarkan dua buah

undang-undang mengenai penanaman modal. Pertama, Undang-undang-undang (UU) No. 1

Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang menetapkan bahwa

selama lima tahun pertama penanam modal dibebaskan dari pajak dividen dan

pajak perusahaan; diberi keringanan pajak perusahaan PMA sebesar lebih dari

50 %; diberi ijin untuk menutup kerugian-kerugian perusahaan sampai periode

sesudah tax holiday dan yang kemudian disempurnakan dengan UU No. 11

Tahun 1970. Kedua, UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) yang selanjutnya disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun

1970. Undang-undang tentang PMA diterbitkan terlebih dahulu untuk menarik

minat investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia dalam rangka

memulihkan perekonomian nasional, baru kemudian diikuti dengan

peluncuran undang-undang tentang PMDN. Investasi swasta menampakkan

kegairahannya setelah digulirkannya berbagai paket kebijakan deregulasi

dibidang penanaman modal pada tahun 1980-an. Nilai investasi yang disetujui

pemerintah meningkat pesat sejak saat itu, terutama PMDN. Peningkatan yang

lebih pesat lagi terjadi sejak tahun 1987 hingga sebelum terjadinya krisis yang

melanda Indonesia.

Industri pariwisata atau sektor pariwisata bukan merupakan suatu

sektor ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang produksi tertentu.

Adapun barang-barang atau jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata

berasal dari beberapa sektor, dan ini memenuhi permintaan wisatawan asing

(17)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

formal tentang sektor pariwisata yang dapat dikembangkan lebih lanjut, maka

istilah tersebut digunakan untuk menyatakan secara luas terhadap kelompok

industri dan aktivitas komersial yang memproduksi barang-barang dan

jasa-jasa yang sebagian atau seluruhnya dikonsumsi oleh wisatawan asing maupun

dalam negeri (United Nations Conference On Trade and Development, 1971,

h.4).

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba menganalisis sejauh mana

peran investasi dalam sektor pariwisata dan perkembangan pariwisata itu

sendiri khususnya di daerah kabupaten/kota dilihat dari besarnya penyebaran

investasi, banyaknya jumlah wisatawan mancanegara dan lama tinggal

wisatawan mancanegara. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi PDRB Sektor Pariwisata di Kabupaten Karo”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besar pengaruh investasi di sektor pariwisata terhadap PDRB

sektor pariwisata di Kabupaten Karo?

2. Berapa besar pengaruh jumlah wisatawan terhadap PDRB sektor

pariwisata di Kabupaten Karo?

3. Berapa besar pengaruh lama tinggal wisatawan terhadap PDRB sektor

pariwisata di Kabupaten Karo?

(18)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara

terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat

kebenarannya masih diuji secara empiris.

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis

sebagai berikut :

1. Investasi di sektor pariwisata berpengaruh positif terhadap PDRB sektor

pariwisata di Kabupaten Karo.

2. Jumlah wisatawan berpengaruh positif terhadap PDRB sektor pariwisata di

Kabupaten Karo.

3. Lama tinggal wisatawan berpengaruh positif terhadap PDRB sektor

pariwisata di Kabupaten Karo.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh investasi di sektor pariwisata

terhadap PDRB sektor pariwisata di Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan terhadap

PDRB sektor pariwisata di Kabupaten Karo.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama tinggal wisatawan

terhadap PDRB sektor pariwisata di Kabupaten Karo.

1.5 Manfaat Penelitian

(19)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

1. Sebagai bahan studi dan literatur bagi mahasiswa dan masyarakat yang

tertarik untuk mengetahui tentang pengembangan sektor pariwisata yang

dapat dilihat dari PDRB-nya.

2. Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian

selanjutnya atau sebagai bahan perbandingan bagi pengambilan keputusan

oleh pihak yang berwenang.

3. Untuk memperkaya wawasan ilmiah dan non ilmiah penulis dalam

menulis disiplin ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara

kontekstual dan tekstual.

4. Sebagai bahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi

terutama mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas

Sumatera Utara yang ingin melakukan penelitian di masa yang akan

(20)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Pariwisata

2.1.1 Pengertian Industri Pariwisata

Industri pariwisata bukanlah suatu industri yang berdiri sendiri,

akan tetapi merupakan suatu industri yang berangkai atau merupakan

rangkaian mata rantai dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan

jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini tidak

hanya dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan,

letak geografis, fungsi dan bentuk organisasi yang mengelola serta

metode atau cara pemasaran dari perusahaan tersebut. (G.A. Schmoll,

1977, hal.30).

Sedangkan menurut ahli lain yang bernama Krippendort,

mengatakan bahwa pengertian pariwisata akan menjadi lebih jelas bila

kita mempelajarinya dari segi jasa atau produk yang dihasilkan atau

pelayanan yang diharapkan oleh para wisatawan (konsumen) jika sedang

(21)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

tahap-tahap dimana konsumen memerlukan service (layanan) yang

tertentu. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri

pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh daerah tujuan wisata

semenjak wisatawan meninggalkan tempat kediamannya, sampai ditempat

tujuan, hingga kembali ke tempat asalnya.

Berdasarkan batasan-batasan industri pariwisata diatas, dapat

ditarik kesimpulan secara umum bahwa industri pariwisata adalah :

“Merupakan kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang

secara bersama-sama memproduksi tau menghasilkan barang-barang, atau

jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan oleh para wisatawan pada

khususnya dan para traveler (orang yang bepergian) pada umumnya,

selama mereka di dalam suatu perjalanan”. (Oka, A. Yoeti, 1980, hal.9).

Berbagai macam perusahaan yang termasuk ke dalam industri

pariwisata dapat dikelompokkan menjadi :

1) Travel Agent.

2) Tourist Transportation.

3) Perhotelan dan akomodasi lainnya.

4) Bar dan restoran (catering trade).

5) Tour operator di luar negeri.

6) Tourist object dan tourist attraction serta entertainment-entertainment

lain di daerah objek wisata.

(22)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Setelah kita mengetahui apa itu industri pariwisata, maka

selanjutnya akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan pariwisata

(wisatawan). Kata pariwisata berasal dari kata PARI dan WISATA. PARI

berarti datang dan pergi ke suatu tempat ; WISATA berarti kunjungan.

Jadi pariwisata dapat diartikan sebagai suatu proses perjalanan seseorang

yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berkunjung ke suatu tempat

dan kemudian akan kembali ke tempat asalnya.

Orang atau kelompok yang melakukan kegiatan pariwisata disebut

wisatawan. Pengertian wisatawan yang lebih luas dapat dilihat dari

beberapa pendapat para ahli yaitu :

1. Menutur F.W. Ogilvie yang membuat definisi ini mengatakan bahwa

wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, yaitu :

a) Bahwa seseorang meninggalkan rumahnya untuk waktu yang

kurang dari satu tahun.

b) Sementar mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat

yang mereak kunjungi tanpa mencari nafkah di tempat tersebut.

(Nyoman S. Pendit, hal.29).

2. Menurut Prof. Hunziker da Prof. Kraft. Pariwisata adalah sejumlah

hubungan dari gejala-gejala yang dihasilkan dan tinggalnya orang –

orang asing, asalkan mereka tidak menyebabkan timbulnya tempat

tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanent

sebagai usaha mencari pekerjaan penuh.

3. Sesuai dengan rekomendasi PAFA (Pasific Area Travel Association)

(23)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

memperoleh amandemen dari komisi tehnik IUOTO (International

Union of Official Travel Organization), maka pariwisata adalah :

a) Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk

bersenang-senang, untuk keperluan pribadi, untuk keperluan

golongan, untuk keperluan kesehatan dan lain-lain.

b) Orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk maksud

mengunjungi pertemuan, di dalam hubungan sebagai utusan

bagian dari badan ilmiah, administrasi, diplomatik, kenegaraan,

olah raga, dan lain sebagainya.

c) Orang-orang yang sedang mengadakan maksud tertentu.

d) Pejabat pemerintah dan orang-orang militer dan keluarganya yang

ditempatkan disuatu negara lain, hendaqknya jangan dimasukkan

daloam kategori ini. Tetapi apabila mereka mengadakan

perjalanan ke negara lain, maka hal ini dapat

dianggap/digolongkan sebagai wisatawan.

Dalam instruktur Presiden R.I. No. 9 tahun 1989 dinyatakan

bahwa wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya

untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan

kunjungan yang dilakukan.

4. Dalam rangka meningkatkan arus wisatawan ke Sumatera Utara, maka

Gubernur Sumatera Utara melalui Surat Keputusan No. 355/XIV/GSU

tertanggal 2 Agustus 1971 menguraikan arti dari kepariwisataan itu

sebagai berikut :

Kepariwisataan adalah lalu lintas manusia dan barang-barang

(24)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

hiburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, olah raga, perdagangan,

kekeluargaan, pertemuan-pertemuan dan kunjungan muhibah oleh warga

negara sendiri maupun warga negara asing dengan tidak bermaksud

menetap.

Berdasarkan uraian-uraian dari defenisi diatas, dapat ditemui

beberapa motifasi para wisatawan dalam mengadakan perjalanan, antara

lain:

1) Mengadakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.

2) Menikmati perjalanan itu tanpa ada paksaan.

3) Lama berkunjung tidak melebihi satu tahun.

4) Tidak menimbulkan tempat tinggal baru.

5) Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.

Setelah mengetahui tentang definisi dari pariwisata dan

mendapatkan motivasi, maka dapat didefinisikan cirri-ciri dari produk lain

karena sifatnya hanya menghasilkan jasa. Cirri-ciri tersebut adalah :

1) Produk pariwisata tidak dapat dipisahkan (dibawa-bawa untuk

ditawarkan). Maksudnya konsumen/wisatawan sendiri yang harus

dating langsung ke tempat produk wisata.

2) Produk pariwisata hanya sekali jalan dalam waktu bersamaan

dapat dipakai, jadi tidak bisa diadakan penimbunan untuk

persediaan maupun cadangan.

3) Pedagang perantara hanyalah Travel Agent atau Tour Operator

saja.

4) Tidak ada ukuran yang objektif, seperti ukuran barang

(25)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

perlengkapan dan sebagainya). Kepuasan bergantung kepada

nilai-nilai yang diberikan tentang objek, subjek (termasuk kebersihan,

material dan service).

5) Faktor non ekonomi, seperti pergolakan politik dalam suatu Negara, force mayor, dan sebagainya sangat menentukan /

mempengaruhi volume wisatwan yang masuk (datang).

Sebaliknya dalam musim kedatangan wisatawan (high season),

volume wisatawan yang datang akan semakin meningkat.

6) Pembeli (konsumen) tidak dapat secara langsung mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya bisa melihat dari laftlet,

postel, slides dan lain-lain.

7) Produk pariwisata banyak yergantung dari tenaga manusia dan hanya sebagian kecil yang dapat digantikan oleh mesin.

8) Produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan.

9) Investasi terhadap produk wisata memerlukan modal yang besar. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang sangat sensitive terhadap

masalah politik, ekonomi dan sikap masyarakat. Dapat dikatakan

bahwa produk wisata mengandung risiko yang besar.

Sebagai akibat yang logis, movement dari wisatawan tersebut

ternyata menimbulkan aspek yang positif terhadap daerah atau negara

yang dikunjungi. Dari hal ini tentu wisatawan akan membelanjakan

sebagian dari income yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan atau

kepuasan di Negara-negara yang mereka kunjungi. Dapat dikatakan

(26)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

dan juga pemerintah sebagai imbalan dari kepuasan yang diterima oleh

wisatawan tersebut.

Negara Australia mengatakan :

“Pariwisata adalah istilah bagi semua terutama bagi ekonomi, proses yang

ditimbulkan oleh arus orang asing dan segala sesuatu yang ada sangkut

pautnya dengan proses tersebut”.

Secara umum, wisatawan yang mengadakan perjalanan dapat

digolongkan atas :

1) Wisatawan internasional yaitu seseorang atau sekelompok orang

yang mengadakan perjalanan dari suatu negara ke negara lain.

2) Wisatawan domestik yaitu seseorang atau sekelompok orang yang

mengadakan kunjungan / perjalanan dalam suatu Negara.

3) Ecursion yaitu seseorang atau sekelompok orang yang

mengadakan perjalanan / kunjungan dalam suatu negara

2.1.2 Jenis-Jenis Pariwisata

Berdasarkan segi kepentingan dan kebutuhan orang yang

mengadakan perjalanan, maka dapat dibagi atau digolongkan menjadi

beberapa jenis pariwisata, antara lain :

A. Pleasure Tourism, yaitu orang yang meninggalkan tempat tinggalnya

dan mengadakan perjalanan untuk berlibur demi mendapatkan

ketenangan, menikmati keindahan alam suatu daerah dan beristirahat

untuk mengetahui kebudayaan. Jenis pariwisata ini mengandung

(27)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

yang membedakan tingkat kepuasan, latar belakang kehidupan serta

temperamen individu para wisatawan.

B. Recreation Tourism, yaitu pariwisata yang tujuan utamanya adalah

beristirahat guna memulihkan kesehatan jasmani atau rohani.

Biasanya wisatawan melakukannya dalam waktu yang lama sehingga

dapat memenuhi tujuannya untuk berekreasi.

C. Cultural Tourism, yaitu pariwisata yang bertujuan untuk belajar di

pusat-pusat pengajaran dan research, serta ingin mempelajari

adat-istiadat, cara hidup suatu masyarakat, tempat sejarah, monumen,

agama dan lain-lain.

D. Sport Tourism, yaitu pariwisata yang tujuannya untuk mengadakan

dan mengikuti tournament serta pesta-pesta olah raga, mengikuti

ivent-ivent baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dengan

kata lain, disamping mengadakan kunjungan juga mengikuti kegiatan

olah raga.

E. Business Tourism, yaitu pariwisata yang dilakukan oleh orang-orang

yang profesional (para pengusaha) yang melakukan perjalanan serta

pameran-pameran ataupun kunjungan ke instansi-instansi yang

sifatnya bisnis.

F. Convention Tourism, yaitu pariwisata dimana orang-orang yang

mengadakan perjalanan / kunjungan adalah untuk mengikuti konvensi

atau simposium yang biasanya sering dilaksanakan di pusat-pusat

objek pariwisata. Hal-hal tersebut dilaksanakan bila didukung oleh

kelengkapan fasilitas-fasilitas sesuai dengan corak yang diinginkan

(28)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

2.1.3 Bentuk-bentuk Pariwisata

Ada beberapa bentuk pariwisata, baik dari dalam negeri maupun

dari luar negeri, antara lain :

A. Pariwisata Perseorangan (Individual Tourism), Yaitu pariwisata yang

dilakukan oleh seseorang dengan cara melakukannya sendiri serta

membuat program tujuan wisata dan bebas untuk mengadakan

perubahan waktu.

B. Pariwisata Kolektif yang Diorganisir dengan baik (Organized

Collective Tourism), yaitu bentuk pariwisata yang dikelola oleh suatu

perusahaan biro perjalanan (travel agent / tour operator). Perusahaan

ini menyediakan jasa dengan membuat suatu program yang baik

mengenai suatu perjalanan wisata untuk sekelompok orang. Dengan

kata lain, yaitu suatu bentuk pariwisata yang dilaksanakan

berdasarkan suatu paket yang terencana dan terorganisir dengan baik.

C. Long Term, Short Term and Exarcusion Tourism. Long term tourism

yaitu lama berwisata hanya beberapa minggu atau beberapa bulan

saja. Bentuk pariwisata ini termasuk rekreasi. Short term tourism yaitu

lama berwisata antara satu sampai sepuluh hari. Bentuk pariwisata ini

biasanya dilakukan oleh wisatawan yang tidak memiliki waktu liburan

yang panjang. Exarcusion tourism yaitu pelaksanaan pariwisata tidak

menggunakan akomodasi atau transport.

D. Active and Passive Tourism. Active tourism yaitu suatu bentuk

pariwisata dimana wisatawan masuk ke negara lain sehingga

(29)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

bentuk pariwisata dimana wisatawan tersebut meninggalkan

negaranya dan pergi ke negara lain.

2.1.4 Masalah yang Dihadapi Dalam Pengembangan Pariwisata

Dalam awal repelita V, dalam mengembangkan pariwisata

pemerintah mencanangkan suatu program sadar wisata.pengembangan

pariwisata ini memiliki efek ganda dalam upaya meningkatkan

pembangunan diluar migas. Adapun manfaat dari mengembangkan sektor

pariwisata antara lain adalah :

1) Peningkatan penerimaan devisa negara.

2) Perluasan lapangan kerja sekaligus memperkenalkan kebudayaan

Indonesia kepada masyarakat Imternasional.

3) Peningkatan pendapatan negara dan masyarakat.

4) Peningkatan produksi malalui industri kerajinan pariwisata.

Adapun masalah yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata

dapat dilihat dari segi kebijaksanaan pemerintah, segi ekonomi dan sosial

phisiologisnya yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini terjadi karena

banyaknya wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata

seperti pembuangan sampah di lokasi wisata.

2) Kunjungan yang terlalu sering frekwensinya ke tempat

peninggalan sejarah sehingga dapat merusak benda-benda sejarah

(30)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

3) Terbatasnya tempat tinggal penduduk di daerah wisata dan

menyempitnya ruang gerak lokasi wisata disebabkan karena lokasi

tersebut digunakan sebagai tempat kegiatan pariwisata.

4) Investasi pariwisata sangat besar, sehingga bila proyek tersebut

tidak tepat sasaran tentunya akan berakibat kerugian yang besar.

Contohnya pembangunan sebuah hotel yang besar mengakibatkan

penetapan tarif yang cukup tinggi sehingga tidak semua wisatawan

dapat menjangkau harganya. Akibatnya maksud dan tujuan

investasi menemui hambatan karena hasil pemasukan yang

diterima tidak seimbang dengan besarnya investasi yang tertanam.

5) Terjadinya perubahan sosial yakni adanya perubahan sikap dan

tingkah laku kehidupan generasi muda akibat pengaruh yang

dibawa oleh wisatawan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

umumnya terjadi di setiap tempat-tempat yang dikunjungi

wisatawan Internasional.

6) Terjadinya perubahan harga-harga, dimana harga-harga pada

umumnya menjadi lebih tinggi disekitar daerah lokasi wisata. Hal

ini disebabkan karena semua barang-barang ditujukan untuk

kepentingan wisatawan. Dimana ada anggapan bahwa wisatawan

mempunyai uang dengan jumlah yang banyak. Demikian juga

dengan harga tanah akan menjadi lebih mahal dibandingkan

dengan daerah lain yang bukan lokasi wisata.

7) Daerah-daerah wisata pada umumnya laju pembangunannya akan

(31)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

akan menjadi lebih tinggi karena jauh dari sumber bangunan dan

sulit dijangkau.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata

Dalam meningkatkan kegiatan kepariwisataan, pemerintah telah

mencanangkan tahun sadar wisata nasional sehingga masyarakat

diharapkan dapat menyambut dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan

baik. Kepariwisataan masih merupakan suatu hal yang baru sehingga

masih banyak terlihat kekurangan-kekurangan dalam upaya menunjang

kegiatan pariwisata.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

pariwisata yang sifatnya mendorong dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Keramah-tamahan Penduduk

Masyarakat Indonesia dikenal dengan keramah-tamahannya

yang perlu terus dipertahankan karena hal ini sangat penting dan

sangat berpengaruh bagi ketenangan dan betahnya wisatawan untuk

tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata.

B. Kegiatan Pemasaran Kepariwisataan

Untuk meningkatkan kepariwisataan perlu dilakukan kegiatan

pemasaran kepariwisataan. Bisa berbentuk brosur perjalanan wisata,

postcard dan bentuk-bentuk lain yang diedarkan didalam dan diluar

negeri. Selain itu juga hal yang dapat dilakukan adalah dengan

mengundang biro-biro perjalanan luar negeri dengan maksud

memperkenalkan daerah wisata.

(32)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Negara kita yang kaya akan aneka kebudayaan tradisional, perlu

diperkenalkan kepada masyarakat Internasional salah satunya dengan

cara mengirim misi-misi kebudayaan ke luar negeri. Juga untuk

memperkenalkan lokasi atau daerah-daerah objek wisata, dalam hal

ini duta-duta besar perlu lebih giat dalam berperan untuk menggiatkan

misi-misi kebudayaan.

D. Masalah Fasilitas

Masalah fasilitas memegang peranan penting dalam

pengembangan pariwisata, karena betapapun bagusnya daerah tujuan

wisata tersebut dan bagaimanapun efisien serta gencarnya promosi

yang dilakukan, namun wisatawan pasti akan sangat kecewa bila tidak

menemukan fasilitas seperti yang mereka inginkan. Kekecewaan ini

dapat berakibat panjang karena wisatawan tersebut akan

menceritakannya kepada calon wisatawan lain yang merupakan rekan

senegaranya, hal ini bisa saja berantai dan berakibat luas. Oleh karena

itu, baik dari segi fasilitas kepariwisataan yaitu yang terdiri dari

jasa-jasa yang memberi kemudahan untuk menikmati daerah tujuan wisata,

perlu mendapatkan perhatian yang serius. Selain itu, urusan

kemigrasian dan bea cukai harus menyediakan pelayanan yang sebaik

mungkin, karena kesan pertama sangat berpengaruh bagi wisatawan

untuk perjalanan selanjutnya.

E. Penulisan Kepariwisataan

Penulisan kepariwisataan juga perlu dilakukan baik oleh penulis

(33)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

yang menarik untuk diperkenalkan ke luar negeri, yang kemudian

dimuat dalam media massa baik dalam negeri maupun Internasional.

Selain hal-hal yang telah diuraikan diatas, masih ada beberapa hal

pengembangan dan pembangunan yang menunjang sektor pariwisata,

yaitu :

1) Pemeliharaan objek-objek wisata yang sudah ada.

2) Pembangunan jalan-jalan atau transportasi lainnya untuk lebih

mudah dalam mencapai lokasi objek wisata.

3) Pengembangan fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan pada

daerah objek wisata.

4) Menjaga mutu kesenian daerah agar benar-benar tetap orosinil

sehingga dapat merangsang para wisatawan untuk melakukan

perjalanan wisata.

Dengan tetap memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan agar

perkembangan pariwisata di Indonesia akan dapat memenuhi sasaran,

sehingga peranan pariwisata nantinya benar-benar dapat bermanfaat bagi

pemerintah dan masyarakat, sekaligus juga dapat menambah pendapatan

masyarakat.

2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2.2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perhitungan atas dasar harga konstan (at constant price)

menggambarkan volume produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah

(34)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

tertentu, dan pada perhitungan atas dasar harga konstan ini factor inflasi

telah dihilangkan, yang artinya perubahan besaran Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) sudah terlepas dari pengaruh inflasi / deflasi.

Ada beberapa cara yang lazim digunakan dalam perhitungan

pendapatan suatu daerah, yaitu :

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga pasar.

Diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah bruto yang

timbul dari seluruh perekonomian suatu daerah. Nilai tambah bruto

disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan, penyusutan

serta pajak tidak langsung.

B. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga pasar.

Perbedaan antara konsep bruto dan konsep netto yakni pada

konsep bruto faktor produksi masih termasuk didalamnya. Sedangkan

pada konsep netto faktor penyusutan telah dikeluarkan. Penyusutan

yang dimaksud adalah nilai susut barang-barang modal yang terjadi

selama ikut serta dalam proses produksi.

Adapun pembagian sektor yang terdapat dalam Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) terdiri dari :

1) Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.

2) Sektor pertambangan dan penggalian.

3) Sektor industri pengolahan.

4) Sektor listrik gas dan air bersih.

5) Sektor bangunan atau konstruksi.

6) Sektor perdagangan, hotel dan restoran.

(35)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

8) Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

9) Sektor jasa.

Untuk mengukur pendapatan masyarakat dari hasil kegiatan

ekonomi disuatu wialayah (regional), konsep pendekatan yang dipakai

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Adapun konsep-konsep

dasar dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga pasar.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga pasar

adalah jumlah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh

berbagai unit produksi yang terjadi disuatu wilayah tertentu. Nilai

tambah bruto atau produksi netto terdiri dari upah, gaji, bunga, sewa

tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Dapat

disimpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

dasar harga pasar merupakan penjualan nilai tambah bruto dari

seluruh kegiatan ekonomi yang ada disuatu wilayah dalam kurun

waktu tertentu.

2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga pasar.

Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga pasar

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dikurangi

penyusutan. Sehingga perbedaan konsep netto dan bruto terletak pada

komponen penyusutan. Pada Produk Domestik Regional Netto

(PDRN) komponen ini tidak ada lagi. Penyusutan yang dimaksud

(36)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

dalam proses produksi. Jumlah susut barang-barang modal dari

seluruh sektor ekonomi merupakan penyusutan yang diukur

berdasarkan nilai barang modal tersebut.

3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor.

Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya

faktor diperoleh dari Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas

dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto. Pajak

tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi

dengan subsidi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, pajak

tontonan, biaya ekspor dan impor dan lain-lain, kecuali pajak

pendapatan dan pajak perorangan. Pajak tidak langsung umumnya

dibedakan pada harga jual ataupun biaya produksi masing-masing unit

produksi sehingga langsung berakibat pada kenaikan harga barang.

Subsidi merupakan dana yang diberikan pemerintah pada unit-unti

produksi, sehingga langsung berakibat pada kenaikan harga barang

dan jasa yang menyangkut pada kepentingan umum, seperti sunsidi

Bahan Bakar Minyak (BBM), subsidi beras, angkutan dan sebagainya.

Jadi pajak tidak langsung mempunyai pengaruh positif menaikkan

harga.

4. Pendapatan Negara.

Dari konsep-konsep yang telah diuraikan diatas dapat diketahui

bahwa Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya

faktor, sebenarnya secara agregat mencerminkan kemampuan daerah

dalam menghasilkan pendapatan atas balas jasa dari factor-faktor yang

(37)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Factor-faktor produksi terdiri dari : tenaga kerja (buruh), modal

(tanah), dan kewiraswastaan. Produk Domestik Regional Netto

(PDRN) atas dasar biaya faktor merupakan jumlah pendapatan yang

diperoleh dari balas jasa dari faktor-faktor produksi berupa upah dan

gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul dalam suatu

wilayah.

2.2.2 Teori-Teori Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefenisikan sebagai penjelasan

mengenai faktor-faktor apa saja yang menentukan kenaikan out put perkaita

dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor

tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan

(Boediono, 1999).

1. Teori Klasik

Ahli ekonomi klasik yakin dengan adanya perekonomian persaingan

yang sempurna maka seluruh sumber ekonomi dapat dimanfaatkan dengan

maksimal atau full employment. Para ahli ekonomi klasik menyatakan

bahwa full employment itu hanya bisa dapat dicapai apabila perekonomian

bebas dari campur tangan pemerintah dan sepenuhnya diserahkan kepada

mekanisme pasar.

Semua kaum klasik memandang bahwa penumpukan modal sebagai

kunci kemajuan. Karena itu mereka menekanakan betapa pentingnya

tabungan dalam jumlah besar, selain itu mereka juga berpendapat bahwa

(38)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

investasi, semakin besar keuntungan dan akan semakin besar pula

akumulasi modal inve stasi.

2. Teori Ricardian

David Ricardo mengungkapkan pandangannya mengenai

pembangunan ekonomi dalam bukunya The Principles Of Political

Ekonomy And Taxation. David mengungkapkan bahwa faktor yang

penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh, pemupukan modal,

perdagangan luar negeri.

Seperti ahli ekonomi modern, teori Ricardo menekankan

pentingnnya tabungan untuk pembentukan modal. Dibanding pajak David

Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui tabungan.Tabungan

dapat diperoleh dengan penghematan pengeluaran, memproduksi lebih

banyak, dan dengan meningkatkan tingkat keuntungan serta mengurangi

harga barang.

3. Teori Harodd – Domar

Model pertumbuhan Harodd – Domar dibangun berdasarkan

pengalaman negara maju. Harodd – Domar memberikan peranan kunci

kepada investasi didalam proses pertumbuhan ekonomi, mengenai watak

ganda yang dimiliki oleh investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan

kedua ia memperbesar kapasitas produksi pertanian dengan cara

menaikkan stok modal. Karena itu selama investasi netto tetap berjalan ,

(39)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Harodd – Domar (Suryana, 2000) mengembangkan analisa Keynes

yang menekankan perlunya penanaman modal dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi . Setiap usaha harus menyelamatkan proporsi

tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah stok modal yang

akan digunakan dalam investasi yang baru.

2.3 Investasi

2.3.1 Pengertian Investasi

Invetasi (investment) dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih

terhadap stok capital yang ada (nett addition to existing capital stock).

Istilah lain dari investasi adalah akumulasi modal (capital accumulation)

atau pembentukan atau penanaman modal (capital formation).

Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai

pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi

atau menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia

dalam perekonomian.

Para pelaku investasi adalah pemerintah, swasta dan kerjasama

antara pemerintah dan swasta. Investasi pemerintah umumnya dilakuka n

tidak dengan maksud mendapatkan keuntungan, tetapi bertujuan

untukmemenuhi kebutuhan masyarakat, seperti jalan raya, jembatan,

(40)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

investasi yang ditujukan untuk memperoleh laba yang biasanya didorong

karena adanya pertambahan pendapatan.

Ciri-ciri dari barang-barang investasi adalah :

1) Memiliki manfaat yang umurnya lebih dari satu tahun. Misalnya:

tanah, mesin, bangunan dan kendaraan.

2) Nilainya relatif besar dibandingkan dengan nilai output yang

dihasilkan.

3) Manfaat dari penggunaan barang tersebut dapat dirasakan untuk

jangka waktu yang panjang.

2.3.2 Teori Investasi

Di dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest,

and Money (1936), John Maynard Keynes mendasarkan teori tentang

permintaan investasi atas konsep efisien marjinal kapital (Marginal

Efficiency of Capital / MEC). Sebagai suatu definisi kerja, Marginal Efficiency of Capital (MEC) adalah tingkat diskonto (discount rate) yang

menyamakan aliran perolehan yang diharapkan dimasa yang akan datang

dengan biaya sekarang dengan kapital tambahan.

Teori Neo Klasik tentang investasi (Neoclasical Theory of

Investment) ini merupakan teori akumulasi kapital optimal. Menurut teori

ini, stok kapital yang diinginkan ditentukan oleh output dan harga dari

jasa kapital relatif terhadap harga output. Harga jasa kapital pada

gilirannya tergantung pada harga barang-barang modal, tingkat harga dan

perlakuan pajak atas pendapatan perusahaan. Jadi, menurut teori ini

(41)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

diinginkan dan juga investasi. Teori Neo Klasik mengatakan bahwa

tingkat bunga merupakan faktor penentu dari investasi yang diinginkan.

2.3.3 Pembagian Investasi

Berdasarkan kekhususan tertentu dari kegiatannya, investasi

dibagi kedalam kelompok :

1) Investasi Baru, yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi

baru, baik sebagai bagian dari usaha baru untuk produksi baru

ataupun perluasan produksi, tetapi harus menggunakan system

produksi baru.

2) Investasi Peremajaan. Investasi jenis ini umumnya hanya

digunakan untuk mengganti barang-barang kapital lama dengan

yang abru, tetapi masih dengan kapasitas produksi dan ongkos

produksi yang sama dengan alat yang digantikannya.

3) Investasi Rasionalisasi. Pada kelompok investasi ini, peralatan

yang lama diganti oleh yang baru tetapi dengan ongkos produksi

yang lebih murah, meskipun kapasitasnya sama dengan yang

digantikannya.

4) Investasi Perluasan. Dalam perluasan kelompok investasi ini

peralatannya baru sebagai pengganti yang lama. Kapasitasnya

lebih besar, sedangkan ongkos produksi masih sama.

5) Investasi Modernisasi. Investasi jenis ini digunakan untuk

memproduksi barang baru, atau memproduksi barang lama dengan

(42)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

6) Investasi Diversifikasi. Investasi ini untuk memperluas program

produksi perusahaan tertentu sesuai dengan program diversifikasi

kegiatan usaha korporasi yang bersangkutan.

Di Indonesia, investasi dapat dibedakan menurut dua klasifikasi,

antara lain :

1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah bagian dari kekayaan

masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang

dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang

berdomisili di Indonesia. Pihak swasta yang memiliki modal dalam

negeri tersebut, dapat secara perorangan dan atau merupakan badan

hukum yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penggunaan kekayaan, baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk menjalankan usaha

menurut ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal.

2. Penanaman Modal Asing (PMA).

Yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing (PMA)

hanyalah meliputi Penanaman Modal Asing (PMA) secara langsung

berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 dan yang digunakan

untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Artinya pemilik modal

secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

Pengertian modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak

(43)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di

Indonesia.

Kesimpulannya, pemasukan modal asing diperlukan untuk

mempercepat pembangunan ekonomi. Modal asing membantu dalam

industrialisasi, dalam membangun dan menciptakan kesempatan kerja

yang lebih luas. Modal asing tidak hanya membawa uang dan mesin,

tetapi juga keterampilan teknik.

2.3.4 Fungsi Investasi

Kurva yang menunjukkan perkaitan diantara tingkat investasi dan

tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk investasi

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1). Garis sejajar dengan sumbu datar.

2). Bentuk garisnya naik dari sisi bawah ke atas sebelah kanan, artinya

semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi investasi.

Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar

dinamakan investasi autonomi (autonomous investment), dan fungsi

investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat

dinamakan investasi terpengaruh (induced investment). Apabila

faktor-faktor lainnya yang tidak ada kaitannya dengan pendapatan

nasional tidak mengalami perubahan, maka akan tetap sama besarnya

(44)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Didalam perekonomian, dimana ciri-ciri perkataan diantara

investasi dan pendapatan nasional adalah bahwa semakin tinggi

pendapatan nasional, maka semakin tinggi pula tingkat investasi.

Investasi yang bercorak demikian dinamakan investasi terpengaruh

(induced investment).

2.4 Pembangunan Ekonomi

2.4.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah salah satu cara untuk memajukan

dan memberikan kesejahteraan rakyat pada masyarakat yang merupakan

usaha untuk menghilangkan suatu mata rantai dari lingkungan kemiskinan

yang dihadapi Negara berkembang. Sedangkan dalam UUD 1945

disebutkan bahwa bangsa Indonesia bertujuan untuk melindungi segenap

individu dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka sudah

sewajarnyalah Indonesia melakukan pembangunan yang telah tercermin

dalam GBHN yang antara lain berisikan tujuan pembangunan khas dari

pembangunan itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat yang

adil dan makmur yang merata secara material dan spiritual berdasarkan

Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat yang bersuasana

perikehidupan yang aman, damai, serta dalam lingkungan pergaulan dunia

yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Sebenarnya jika kita menginginkan pengertian pembangunan

(45)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

tentang pembangunan ekonomi itu sendiri. Dalam hal ini ada baiknya kita

tinjau pengertian pembangunan ekonomi. Pembangunan diartikan sebagai

suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu

masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari definisi ini

mengandung tiga unsure yaitu :

1) Suatu proses yang berarti perubahan yang terus-menerus yang

didalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk

investasi.

2) Usaha peningkatan pendapatan perkapita.

3) Berlangsung dalam jangka panjang.

Perkembangan ekonomi selalu dipandang sebagai kenaikan dalam

pendapatan perkapita, karena kenaikan pendapatan perkapita merupakan

suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan

ekonomi masyarakat, namun masalah pembangunan merupakan suatu

jalinan eksistensi dari masalah social dan ekonomi. Oleh sebab itu,

kebijakan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan perlu

mempertimbangkan faktor-faktor yang bersifat non-ekonomi yaitu untuk

melengkapi analisis yang ditinjau dari sudut ekonomi. Dalam memberikan

definisi pembangunan ekonomi, para ahli ekonomi dan para perencanaan

ekonomi pembangunan terjadi suatu evolusi dalam pemikiran mereka

sehingga lahirlah pengertian pembangunan yang baru yang dikemukakan

oleh Todaro (1996) dalam bukunya “Economics For Development World

An Introduction To Principles Problem And Polices For Development”

(46)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

“Economics Development Should There Part Neceived A

Multidimentional Process Involving The Reorganization And Reorientation Of Entire Economic And Social System, It Typically Involves Radical Changes Institutional Social And Administrative Structure As Well As In Popular Attitucles And Sometimes Even Custom And Belief Finally, Development Is Usually In National Contex, Its Indespread Realization May Necessitate Fundamental Modification Of The International Economics And Social System”.

Dari uraian diatas pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu

proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar

dalam struktur sosial, sikap “mental yang sudah terbiasa”, lembaga

nasional, termasuk juga percepatan akselerasi pra ekonomi pengurangan

dan pemberantasan kemiskinan yang absolut. Pengertian pembangunan

telah mengalami perubahan yang mencakup dimensi yang lebih luas,

terpadu dan mencakup sebagian aspek kehidupan. Oleh sebab itu

pengertian pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan sebagai

konsep yang statis. Dalam memahami ekonomi pembangunan, perlu juga

dibedakan antara pembangunan ekonomi (Economic Development)

dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth). Dalam pembangunan

ekonomi terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan

perkapita masyarakat (GDP), dimana kenaikannya dibarengi oleh

perombakan dan modernisasi serta memperhatikan aspek pemerataan

pendapatan (Income Mcquery), sedangkan pertumbuhan ekonomi

(47)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

memandang kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pendapatan

penduduk dan tanpa memandang pembahasan struktur ekonomi.

Pada umumnya pembangunan selalu dibarengi dengan

pertumbuhan, tetapi pertumbuhan belum tentu disertai dengan

pembangunan pada tingkat perubahan. Mungkin saja pembangunan

ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan atau sebaliknya.

Sehubungan dengan itu, istilah pertumbuhan ekonomi itu pada umumnya

diikutkan dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi yang terdapat di

negara maju, dimana struktur ekonominya sudah terindustri dan tidak

mengalami perubahan struktur lagi. Sedangkan pembangunan ekonomi

berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi di negara-negara

berkembang yang mengalami proses perubahan struktural dari

keterbelakangan kearah kemajuan dan modernisasi.

2.4.2 Pembangunan Ekonomi Daerah

Sebelum membahas masalah pembangunan ekonomi daerah, ada

baiknya yang dibahas terlebih dahulu adalah pengertian daerah

(Regional). Pengertian daerah dari aspek tinjauan ekonomi adalah suatu

ekonomi ruang yang berada dibawah satu administrasi tertentu seperti

satu propinsi,kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Jadi daerah disini

didasarkan pada pembagian administrasi suatu negara. Daerah dalam

pengertian seperti ini dinamakan daerah perencanaan atau daerah

administrasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa pembangunan daerah

merupakan suatu kegunaan pembangunan, baik yang termasuk maupun

(48)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

berbagai sumber pembiayaan baik yang berasal dari Anggaran

Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) maupun yang berasal dari luar

masyarakat. Kegunaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh

pemerintah termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD), adalah berasal dari masyarakat lainnya.

Dalam uraian ini kita menggunakan sumber pembiayaan

masyarakat, sehingga pembangunan di daerah dapat dibagi dalam tiga

kelompok, yaitu :

1) Pembangunan dari pemerintah daerah yaitu pembangunan yang

dibiayai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), perencanaan,

prioritas proyek, dan kebijaksanaan dilaksanakan oleh daerah.

2) Pembangunan yang menjadi kewajiban pemerintah pusat tetapi

pelaksanaan oleh pemerintah daerah. Misalnya proyek yang

dibelanjai oleh dana Inpres.

3) Pembangunan yang menjadi kewajiban pemerintah daerah yang

pelaksanaannya oleh pemerintah pusat tetapi alokasinya berada di

daerah pembangunan yang merupakan kewajiban pemerintah

daerah, dibiayai dari sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD). APBD menggambarkan kemampuan daerah

dalam memobilisasi potensi keuangannya. Apabila penerimaan

dari sumber daerah cukup besar maka berarti pula mengurangi

ketergantungan daerah yang bersangkutan terhadap pusat.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan

(49)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam waktu

tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada

penekanan terhadap kebijakan pembangunan yang didasarkan pada

kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi

Sumber Daya Manusia (SDM), kelembagaan dan sumber daya fisik

maupun lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita pada pengambilan

inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan

untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan

kegiatan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

yang mencakup pembentukan inisiatif yang baru, pembangunan industri

alternative, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk

menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar baru,

alih ilmu pengetahuan dan pengembangan perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunya tujuan

utama yaitu untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk

masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,

pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil

inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta

partisipasi masyarakat dan dengan menggunakan sumber daya yang

diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

Dalam hal pembangunan ekonomi daerah maka pemerintah daerah

mengambil beberapa peran, antara lain :

(50)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Dalam hal ini pemerintah daerah bertanggung jawab untuk

menjalankan suatu usaha bisnis dan pemerintah bisa mengembangkan

suatu usaha sendiri (BUMN dan BUMD). Asset pemerintah daerah

harus dapat dikelola dengan baik, sehingga ekonomis menguntungkan.

B. Koordinator

Fungsi koordinator adalah menetapkan kebijakan atau

menghasilkan strategi bagi pembangunan daerahnya. Perluasan dari

peranan ini, dalam pembangunan ekonomi melibatkan kelompok

masyarakat dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi

ekonomi, misalnya tingkat kesejahteraan kerja, anglatan kerja,

pengangguran dan sebagainya. Dalam perannya sebagai koordinator,

pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah

lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam penyusunan

sasaran-sasaran ekonomi, rencana-rencana dan strategi-strategi. Pendekatan

ini sangat potensial dalam menjaga konsistensi pembangunann daerah

serta pembangunan nasional (pusat) dan menjamin bahwa

perekonomian daerah akan memberi manfaat bagi masyarakat.

C. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui

perbaikan lingkungan cattitudinal (perilaku atau budaya masyarakat)

di daerahnya. Hal ini akan mempercepat pembangunan dan prosedur

perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning yang lebih

baik).

(51)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk pada daerah

tersebut dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap

berada di daerah tersebut. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan cara

antara lain pembuatan brosur-brosur pengembangan kawasan industri,

pembuatan outlet untuk produk, industri kecil dan membantu industri

kecil malakukan pameran.

2.5 Ketenagakerjaan

2.5.1 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting disamping

sumber alam, modal, dan teknologi. Ditinjau dari segi umum pengertian

tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu menghasilkan barang dan jasa

yang mengandung nilai ekonomi yang berguna bagi kebutuhan masyarakat,

secara fisik kemampuan bekerja dari usia. Tenaga kerja diartikan sebagai

kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan

barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain (Sagir,

1982:120).

Berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969,

tenaga kerja difenisikan diartikan dengan orang yang mampu melakukan

pekerjaan baik didalam meupun diluar hubungan kerja untuk menghasilkan

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(52)

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

Ada dua teori yang penting yang menyangkut tentang teori

ketenagakerjaan yang pertama adalah teori Lewis (1959) yang mengemukakan

bahwa kelebihan pekerja merupakan adalah merupakan kesempatan bukan

masalah. Kelebihan pekerja dalam satu sektor akan memberikan sumbangan

terhadap pertumbuhan out put dan penyadian pekerja disektor yang lain. Ada

dua struktur yang penting dalam negara yang berkembang yaitu sektor

kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakang.

Menurut Lewis sektor subsisten terbelakang tidak hanya terdiri dari

sektor pertanian tetapi juga terdiri dari pedagang kaki lima dan pengencer

koran. Sektor subsisten terbelakang mempunyai kelebihan penawaran pekerja

dan tingkat upah relatif murah daripada sektor kapitalis modern.

Lebih murahnya biaya upah asal pedesaan akan menjadi pendorong

bagi pengusaha dari perkotaan untuk memanfatkan pekerja tersebut untuk

mengembangkan indutri perkotaan modern. Selama berlangsungnya proses

industrialisasi kelebihan penawaran Dari sektor subsisten terbelakang akan

diserap. Bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja disektor industri

modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat,

selanjutnya peningkatan tingkat upah ini akan mengurangi perbedaan atau

ketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan pedesaan.

Dengan demikian menurut Lewis adanya kelebihan penawaran pekerja

tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi sebaliknya kelebihan

pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan

asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektor subsisten kesektor kapitalis

modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi

Gambar

Tabel…………………………………...……………………………….............viii
Gambar Judul
tabel. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak, yang berarti variabel
Gambar 3.1 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Elastisitas yang paling besar mempengaruhi PDRB sektor pertanian di Sumatera Utara adalah variabel kebutuhan pupuk dengan nilai elastisitas sebesar 0,59 dan diikuti

Johan Ahmad : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ...2002 USU e–Repository © 2008... Johan Ahmad : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ...2002

Lubis : Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata Kota Medan, 2003.. USU Repository

Dalam penelitian ini berjudul Analisis Potensi Daya Saing Sektor Pariwisata dan Kontribusi Terhadap PDRB Kabupaten Situbondo Tahun 2008-2012, Rumusan Masalah yang di

Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH DI KABUPATEN KARO..

Berdasarkan dari hasil analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah Sektor Pariwisata Kota Banda Aceh diketahui bahwa variabel Jumlah Wisatawan

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JERUK DI KABUPATEN TANAH KARO Kategori : TUGAS AKHIR.. Nama : DONAL EDUARI SITEPU Nomor Induk Mahasiswa