jurnal mnc
ANALISIS PENGANGGARAN MODAL MULTINATIONAL COMPANY
( MNC ) pada PT UNILEVER
Penulis : Marisa Hasyim
Dosen : Bu rosh
ABSTRACK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atas pengaruh terhadap anggaran Multinasional
Company atau juga disebut dengan MNC pada PT UNILEVER. MNC yaitu untuk mengevaluasi
Penganggaran modal suatu proyek luar negeri menggunakan kerangka teoritik yang sama
dengan proyek dalam negeri. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengevaluasi
anggaran Multi Nasional Company pada PT. UNILEVER.
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dan menilai penentuan anggaran dalam
MNC pada PT UNILEVER adalah analisis anggaran pada PT UNILEVER yang berhubungan
dengan MNC.
Dari kesimpulan diatas, penulis dapat mengimplemasikan bahwa sebaiknya dilakukan
analisis sebagai koreksi sebagai terhadap anggaran MNC yang telah disusun sehingga dapat
disusun secara efisiensi pada PT UNILEVER.
A. Latar Belakang
Multi National Corporation (MNC), adalah perusahaan yang beroperasi melintasi
berbagai produk, pasar dan budaya. Terdiri dari perusahaan induk dan sekelompok anak
perusahaan. MNC mengikuti aktivitas yang dipengaruhi oleh warisan administratif maupun
lingkungannya. MNC berusaha meminimumkan ketidakpastian yang ditimbulkan lingkungannya
industri makanan telah menjelajahi seluruh bumi dan melibatkan modal besar. Sedemikian besar
dan kuatnya perusahan macam itu, sehingga mampu mendominasi pasar makanan dunia.
Monsanto adalah salah satunya, di samping perusahaan lainnya yang sudah dikenal publik
seperti Coca Cola, Phillip Morris, del Monte, Cargill, Nestle, Unilever, Kellog, Heinz, dan
sebagainya.Di Indonesia sendiri terdapat banyak perusahaan MNC yang berdiri, baik berupa
perusahaan produk makanan, sandang dan lain sebagainya. Salah satu perusahaan MNC yang
berkembang pesat di Indonesia adalah Unilever.
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Penganggaran Modal Multinational Company ( MNC )
Alat analisis yang digunakan MNC untuk mengevaluasi penanaman modal asing adalah
analisis penganggran modal. Alat ini dipergunakan untuk mempertimbangkan apakah suatu
rencana penanaman modal layak atau tidak untuk dilaksanakan (Yulianti dan Handoyo,
1998:325). Penganggaran modal untuk suatu proyek luar negeri menggunakan kerangka teoritik
yang sama dengan proyek dalam negeri. Aliran kas dari proyek didiskonto pada rata-rata
tertimbang dari biaya modal, atau tingkat penghasilan (rate of return) yang diharapkan dari
proyek tersebut, untuk menetukan nilai bersih saat ini (net present value) (Kuncoro,
2001:397-398).
Suatu perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri (Foreign Investment)
biasanya selalu melakukan analisis International Capital Budgeting dengan membandingkan dua
pendekatan (approach) untuk menentukan kelayakan investasinya dengan cara sebagai berikut :
1. Pendekatan Mata Uang Domestik (Home Currency Approach)
Dalam hal ini beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi di
luar negeri antara lain :
• Nilai Investasi Awal (Initial Investment)
• Usia proyek
• Arus cash flow per tahun yang diharapkan
• Risk Free rate di dalam dan luar negeri
• Required Return yang diperlukan
• Nilai tukar atau current exchange rate
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting
dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing langsung umumnya
melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh
lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu
keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang
membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.
Pendekatan terhadap keputusan investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat
beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan,
mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan
kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya memerlukan
pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan risiko berdasarkan tingkat suku
bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan. Umumnya, perusahaan
dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan melakukan investasi yang menjanjikan
atau saling tidak bergantung (mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan memilih opsi
yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan
dalam huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang,
segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik.
Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi
tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran;
(1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional,
(2) mengukur ekspektasi arus kas
(3) menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategic, yang langkah ketiga
dalam proses pembuatan model perusahaan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penganggaran Modal MNC
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penganggaran modal MNC,
antara lain (Yulianti dan Handoyo, 1998:331-336):
a) Fluktuasi valuta asing
Valuta asing selalu berfluktuasi sepanjang waktu, baik menguat maupun melemah.
Sulitnya peramalan kurs secara benar dan akurat menyebabkan MNC haurus membuat beberapa
skenario untuk mengantisipasi perubahan valuta asing. Ada dua skenario yang dapat
b) Inflasi
Inflasi terjadi apabila biaya variabel per unit dan harga barang secara umum naik terus
menerus. Inflasi dalam setiap negara dapat berubah dari tahun ke tahun, sehingga akan
mempengaruhi aliran khas neto suatu proyek. Peramalan inflasi yang tidak akurat akan
menyebabkan ketidakakuratkan peramalan aliran kas neto. Tingkat inflasi di beberapa negara
berkembang dapat mencapai 200% atau lebih. Hal ini menyebabkan perusahaan anak tidak
mungkin melakukan peramalan tingkat inflasi secara akurat.
Biaya dan pendapatan juga dapat di pengeruhi oleh fluktuasi inflasi. Tetapi ukuran
pengaruh inflasi terhadap biaya berbeda dengan pengaruhnya terhadap pendapatan. Efek
bersama antara fluktuasi laju inflasi dan valuta asing terhadap aliran kas neto perusahaan anak
akana menghasilkan efak partial offestting ditinjau dari sudut perusahaan induk. Apabila inflasi
yang relatif tinggi tidak menyebabkan melemahnya nilai mata uang, maka aliran kas neto proyek
tidak akan mengalami partial offestting.
c) Struktur penganggaran
Nilai sebuah proyek ditentukan oleh struktur penganggaran perusahaan karena dengan
sumber pembiayaan yang berbeda, biaya modal akan berbeda pula. Dan hasil akhirnya, NPV
juga berubah. Sebuah perusahaan dapat memilih bentuk pembiayaan dengan modal sendiri atau
meminjam dari bank atau lembaga keuangan. Bentuk alternatif pembiayaan seperti ini dapat pula
ditentukan dengan analisis penganggaran modal.
Dalam beberapa kasus, negara tuan rumah mungkin melakukan pelarangan atas dana
yang akan dikirimkan oleh perusahaan anak ke perusahaan induk. Sebagai contoh, beberapa
negara mungkin mengharuskan pendapatan yang diterima perusahaan anak diinvestasikan
kembali di negara tuan rumah delama jangka waktu kurang lebih tiga tahun sebelum pendapatan
tersebut di izinkan untuk dikirimkan ke negara asal.
e) Ketentuan pembayaraan
Perusahaan induk kadang kala memaksa perusahaan anak untuk mengirimkan dana dalam
persentase tetap ( dihitung dari pendapatannya ). Tindakan ini akan memperumit peramalan
jumlah dana yang harus dikirimkan ke perusahaan induk.
f ) Nilai sisa
Besaranya nilai sisa ( salvage value ) proyek MNC memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap NPV proyek. Apabila salvage value tidak tentu, maka MNC tidak akan mengetahui
dengan pasti nilai salvage value yang akan dipakai dalam menghitung NPV perusahaan dan
harus mengestimasikan ulang NPV didasarkan pada perubahan salvage value tersebut. Satu hal
yang perlu diperhatikan adalah nilai salvage value minimal harus menyebabkan NPV 0. apabila
salvage value aktual menyebabkan NPV kurang dari 0 maka proyek tersebut tidak layak. Niali
salvage value pada saat NPV sama dengan 0 dinamakan break oven salvage value yang dapat
diperoleh dengan membuat NPV sama dengan 0 dan menyusun kembali persamaan
penganggaran modal.
g ) Insentif pemerintahan negara asal
Proyek baru MNC diluar negeri dapat memberikan dampak yang menguntungkan bagi
kondisi perekonomian negara asal. Karena itu, investasi berupa pendirian perusahaan anak di
pemerintah negara asal, antara lain berupa pinjaman dengan bunga rendah dan pengurangan
tingkat pajak. Hal ini mempengaruhi analisis pengangaran modal. Dengan subsidi pemerintah
maka initial aoutlays yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendidirikan perusahaan diluar
negeri akan berkurang. Kedua tipe insentif pemerintah ini dapat memberikan dampak yang
berbeda bagi perusahaan induk. Insentif berupa pinjaman dengan tingkat bunga rendah, lebih
menguntungkan bagi perusahaan induk dari pada penurunan tingkat pajak. Karena apabila
pemerintah negara asal menurunkan tingkat pajak maka tidak mustahil pemerintah negara tujuan
justru menaikkan tingkat pajak untuk mengimbangi penurunan dari negara asal. Efek offestting
ini menyebabkan keuntungan yang akan diterima perusahaan induk menjadi berkurang atau
hilang sama sekali.
h )Biaya social
Suatu proyek perlu memasukkan biaya sosisl dalam perhitungan pengeluaran operasional
normal. Biaya sosial ini dapat berupa penyediaan tempat tinggal, pendidikan, dan perawatan
kesehatan bagi pekerja. Biaya-biaya ini dapat diperhitungkan secara langsung dalam estimasi
aliran kas periodik. Pengabaian biaya sosial akan menghasilkan Keputusan penganggaran modal
yang keliru.
I ) Pengambilan oleh pemerintahan negara tuan rumah
Salah satu bentuk risiko bentuk negara yang akan dihadapi MNC adalah diambilalihnya
perusahaan anak oleh pemerintah setempat. Risiko seperti ini akan mempengaruhi NPV. Karena
itu perusahaan perlu memperkirakan NPV proyek, sbelum diambil alih.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika akan melakukan akuisisi
internasional, antara lain :
Waktu ideal untuk membeli perusahaan asing adalah ketika tingkat spot dalam mata uang
MNC mencapai tingkat yang sangat rendah dan diperkirakan akan naik setiap waktu.
Konsekuensinya, akuisisi proyek potensial dari negara lain akan menyebabkan MNC menerima
kekayaan yang lebih tinggi atau lebih rendah dari pada mengakuisisi perusahaan lokal.
2. Required rate of return
Faktor lain yang mempengaruhi nilai potensial akuisisi adalah rate of return akuisisi,
karena terdapat perbedaan biaya modal antar negara. Sehingga akuisisi di suatu negara menjadi
lebih menarik dari pada di negara yang lain.
3. Kemampuan untuk menggunakan finansial leverage
Perusahaan kadangkala meminjam dana untuk membiayai akuisisi internasional.
Erusahan-perusahaan dibernagai negar meiliki fleksibilitas yang lebih tinggi untuk meminjam
dana, karena investor dan kreditor di negara-negara tersebut mau menerima finansial leverage
yang lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan seperti ini mungkin lebih berhasil dalam
menyelesaikan akuisisi internasiona
4. Akuntansi dan peraturan pajak
Sistem akuntansi dan peraturan perpajakan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
dalam perusahaan yang melekukkan akuisisi. Karena lebih menguntungkan bagi perusahaan
yang melakukan akuisisi di negara yang sistem akuntansinya lebih menguntungkan dan yang
memberikan profisi pajak.
5. Halangan oleh pemerintah negara tujuan
Halangan secara eksplisit maupun implisit yang dilakukan oleh pemerintah negara tujuan
terhadap akuisisi yang akan dilakukan MNC tidak selalu memberikan keuntungan. Bahkan
3. Risiko dari penganggaran modal MNC.
. Analisis Risiko Politik dan Ekonomi Perusahaan umumnya lebih menyukai untuk
menanam investasi di negara yang mata uangnya relatif stabil, perekonomiannya sehat, dan
peluang risiko politiknya kecil. Namun, dalam praktek tidak semua negara memiliki kondisi
yang menguntunkan seperti itu. Oleh karena itu, perusahaan harus menaksir berbagai
konsekuensi risiko politik dan ekonomi atas usulan investasi yang potensial (Kuncoro,
2001:404).
Ada empat metode yang dapat digunakan untuk memasukan risiko politik dan ekonomi, seperti
risiko fluktuasi mata uang dan nasionalisasi, ke dalam analisis investasi asing, yaitu:
1. Tingkat diskonto yang disesuaikan (Risk-Adjusted Discount Rate)
Dengan menganggap hal lain tetap, tingkat penyesuaian risiko dapat dihitung dari tingkat
diskonto perusahaan. Tingkat diskonto cenderung mengurangi nilai proyek secara keseluruhan.
Pendekatan ini sangat mudah digunakan, tetapi apabila aliran kas proyek selama periode tidak
diketahui secara pasti (tidak menentu) maka risiko yang dimasukan dalam perhitungan proyek
juga mengalami ketidakpastian. Akibatnya perhitungan risiko dengan metode ini mengandung
subjektivitas dan tidak mencerminkan risiko yang sesungguhnya secara akurat. Namun demikian
metode ini masih sering dipakai karena sangat mudah.
2. Certainty Equivalent
Metode ini menganggap bahwa aliran kas proyek dapat dikalikan dengan suatu koefisien
certainty ekuivalent, dengan nilai antara nol sampai satu. Apabila aliran kas diketahui, risiko
dapat dimasukan dalam perhitungan. Namun demikian karena metode ini menghitung aliran kas
tahun-tahun tertentu.
3. Payback period
Payback periode dapat didefinisikan sebagai periode yang diperlukan perusahaan untuk
menutup initial outlay. Apabila selama periode proyek tidak dapat menutupi initial outlay, maka
proyek tersebut harus ditolak. Begitu pula sebaliknya, proyek dapat diterima apabila aliran kas
selama periode lebih besar daripada initial outlay-nya.
Metode ini memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak memperhitungkan aliran kas proyek
secara keseluruhan dan tidak memasukkan tingkat diskonto dalam perhitungan penganggaran
modal. Apabila jangka waktu proyek lebih panjang daripada waktu penerimaan yang diharuskan
dalam payback periode maka proyek tersebut layak diterima, dan NPV akan bernilai positif.
4. Analisis sensitivitas
Terkadang dalam memperkirakan NPV suatu proyek, MNC mengestimasinya melalui
estimasi terhadap variabel input. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui seberapa
sensitif NPV apabila variabel input berubah. Estimasi terhadap variabel input dapat
menghasilkan estimasi baru terhadap NPV. Secara lebih jelas, apabila NPV selalu positif selama
masa revisi dalam estimasi, maka proyek tersebut menjadi lebih layak bagi perusahaan. Apabila
dalam berapa kasus NPV bernilai negatif, maka keputusan untuk menolak dan menerima proyek
menjadi lebih sulit.
C. Metode Penelitian
1. Waktu dan lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 januari 2014
Penulis mengadakan penelitian pada PT UNILEVER, yang terletak di daerah Surabaya.
D. Populasi dan sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian diatas maka penelitian melakukan penelitian subyek
penelitian.
Menurut Suharismin Arikunto (2006:130) mengatakan “populasi adalah keseluruhan
obyek penelitian apabila sejumlah individu yang sama atau lebih dalam suatu peneliti yang
diteliti. Dengan penelitian diatas yang menjadi populasi dalam penelitian ini anggaran MNC
pada PT UNILEVER 2014.
Menurut suharismin arikunto (2006:131) mengatakan “sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti”,. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah data perusahaan
yaitu data tentang anggaran MNC pada PT unilever.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung maupun
tidak langsung pada lokasi penelitian mengenai berbagai fenomena yang dapat ditemui yang
berhubungan dengan obyek permasalahan yang diteliti (arikonto,2006:229)
2. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, serta
F. Operasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dan memberikan gambaran yang
jelas tentang variable peneliti, maka beberapa istilah perlu didefinisikan operasional sebagai
berikut:
1. Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
2. MNC yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat disatu Negara
tetapi kantor cabang diberbagai Negara maju dan berkembang.
G. Hasil penelitian
Sebagai sebuah perusahaan MNC, Unilever berbeda dengan perusahaan MNC
lainnyayang ada di Indonesia, Unilever memiliki integritas yang tinggi dan keterbukaan dengan
tetap menghargai dan menghormati hak asasi manusia, menjaga keseimbangan para karyawan
dan menghormati kepentingan sah relasi perusahaannya serta memiliki pengabdian kepada
masyarakat. PT.Unilever adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha memproduksi
barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan konsumen sehari-harinya. Unilever
berpusat di London dan Rotterdam. Cabang-cabang Unilever banyak tersebar diseluruh dunia
dan beroprasi di 75 negara termasuk Indonesia. Di Indonesia PT.Unilever Tbk berkantor pusat di
Jakarta didirikan pada tahun 1933, pada saat itu milik negara Belanda.
PT. Unilever Tbk didalam memproduksi produknya dibagi kedalam tiga divisi, yaitu divisi home
pada produk-produk tertentu. Dalam menjalankan bisnisnya, Unilever selalu memperhatikan
segala aspek kebutuhan masyarakat yang dipasarkan dengan memberikan pemasaran produk
yang dikeluarkan secara optimal. Konsep pemasaran masal yang memproduksi satu jenis untuk
semua pasar sudah banyak ditinggalkan. Perkembangan tuntutan pasar dan persaingan memaksa
produsen menciptakan spesialisasi-spesialisasi demi menjaga dan mengembankan bisnis.
Kesimpulan
Multi National Corporation (MNC), adalah perusahaan yang beroperasi melintasi
berbagai produk, pasar dan budaya. Terdiri dari perusahaan induk dan sekelompok anak
perusahaan. MNC mengikuti aktivitas yang dipengaruhi oleh warisan administratif maupun
lingkungannya. . Dalam menjalankan bisnisnya, Unilever selalu memperhatikan segala aspek
kebutuhan masyarakat yang dipasarkan dengan memberikan pemasaran produk yang dikeluarkan