BAB II PEMBAHASAN A. Tanda baca
Tanda baca merupakan unsur yang penting dalam bahasa tulis. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk dapat memahami jalan pikiran penulisnya. Alangkah sulitnya kita memahami suatu tulisan yang tidak dilengkapi dengan tanda baca. Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian: 1) Tanda titik,
2) tanda koma, 3) tanda titik koma, 4) tanda titik dua, 5) tanda hubung, 11) tanda kurung siku, 12) tanda petik dan
13) tanda apostrof (penyingkat).
Untuk mendalami penggunaan tanda baca berdasarkan EYD, Anda diharapkan untuk membaca Pedoman EYD. Tulisan berikut ini akan membahas beberapa tanda baca yang kurang mendapat perhatian oleh pemakaian bahasa Indonesia. 1) Tanda titik (.)
Penulisan singkatan nama perusahaan dengan huruf kapital tidak disertai titik. Sebaliknya, singkatan gelar akademik dan singkatan nama orang harus menggunakan titik.
Contoh:
Benar: AJB Salah: A.J.B
DKI D.K.I
RI R.I
Penulisan singkatan gelar akademik dan nama orang. Contoh:
Berikut ini singkatan kata atau ungkapan umum dengan menggunakan huruf kecil. Singkatan terdiri dari dua huruf menggunakan titik pada setiap akhir huruf. Sedangkan singkatan terdiri dari tiga huruf atau lebih diberi satu titik pada akhir singkatan.
Contoh:
Benar: a.n. (atas nama) Salah: a/n, an. (atas nama) d.a. (dengan alamat) d/a, da. (dengan alamat) s.d. (sampai dengan) s/d, sd. (sampai dengan) Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan dan seterusnya. Sedangkan angka yang tidak menyatakan jumlah tdak menggunakan titik.
Angka yang menyatakan jumlah. Contoh:
Benar: 1.500 orang kepala keluarga 3.427 orang mahasiswi 60.500 orang pendaftar Salah: 1500 orang kepala keluarga
3427 orang mahasiswi 60500 orang pendaftar Angka yang tidak menyatakan jumlah Contoh:
Benar: Halaman 1250 Salah: Halaman 1.250
Nomor telepon 7690415 Nomor telepon 7690415
NIP 140232759 NIP 140232759
Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh:
Benar: Rp(rupiah) Salah: Rp.
Kg(kilogram) Kg.
Hg(air raksa) Hg.
Tanda titik digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan, judul bab dan sub bab, kepala ilustrasi dan label. Demikian juga di alamat pengirim dan tanggal surat dan di belakang nama dan alamat penerima surat. Contoh:
Benar: Habis Gelap Terbitlah Terang 1.1 Latar Belakang
Yth. Sdr. Suhartati
1.1. Latar Belakang Yth. Sdr. Suhartati. 2) Tanda koma (,)
Ada dua ketentuan yang menyangkut pemakaian tanda koma dalam tulisan, yaitu:
(a) Tanda koma wajib digunakan (b) Tanda koma tidak boleh digunakan.
Berikut ini adalah penjelasan penggunaan kedua tanda koma tersebut.
a) Tanda koma wajib digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu atau pembilangan.
Contoh:
Air kelapa diberi bumbu lengkuas, daun salam, bawang putih dan garam.
Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
Tim kita memerlukan tenaga kesehatan yang terampil, disiplin dan jujur.
Berdasarkan EYD , rincian dua unsur sebelum kata dan (atau), serta rincian tiga unsur atau lebih sebelum kata dan (atau) juga dibubuhkan tanda koma.
b) Tanda koma wajib digunakan untuk kalimat majemuk setara baik majemuk setara berlawanan, gabungan, urutan, maupun pilihan.
Contoh:
Dosen menerangkan EYD dan mahasiswa memperhatikan materi tersebut penuh semangat.
Mahasiswa itu sesungguhnya berpotensi mendapat IPK yang tinggi, tetapi ia sering absen karena sakit sehingga nilainya menurun.
Ia memilih melanjutkan studi ke Jerman, kemudian ia melaporkan pilihannya itu kepada rector di universitasnya. c) Tanda koma tidak digunakan pada kalimat majemuk bertingkat yang
diawali dengan induk kalimat. Sebaliknya, kalimat yang diawali dengan anak kalimat dan diikuti induk kalimat harus dipisahkan oleh koma. Contoh:
Ia membatalkan rencana itu karena harus menyelesaikan tugasnya.
d) Tanda koma wajib digunakan untuk memisahkan kata transisi penghubung antar kalimat misalnya: di samping itu, tetapi, setelah itu dan lain sebagainya.
Contoh:
Jagalah staminamu sampai selesai pertandingan. Di samping itu, kamu juga harus makan makanan bergizi tinggi.
Terlebih dahulu mahasiswa itu harus lulus ujian tulis. Setelah itu, baru ia dapat mengikuti ujian praktik.
e) Tanda koma juga harus diikuti pada kata seru (fatis) seperti wah, ah, aduh, kasihan,nah dan lain sebagainya.
Contoh:
Wah, bisnis komunikasi 2004 sangat pesat.
Sampah daun-daun dapat dijadikan pupuk. Karet bekas ban mobil dapat dijadikan tali timba. Nah, inilah yang dinamakan daur ulang.
f) Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur atau bagian alamat yang ditulis menyamping. Jika ditulis ke bawah, unsur tersebut tidak diakhiri koma.
Contoh:
Jalan Hang Jebat III, Kebayoran Baru, Jakarta Surabaya, 21 Juni 1992
Iwan Sertawan, Jalan Srigading No. 125, Blitar, Jawa Timur. g) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh:
M. Samiaji, S.K.M. Ir. Mawardi, M.Sc.
S. Bagus Samoso, S.Kp., M.Sc.
h) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang disisipkan dalam kalimat yang sudah lengkap. Bagian ini terletak di luar bangun kalimat karena dibuangpun tidak akan mengganggu makna yang dikandung di dalam kalimat tersebut. Selanjutnya, yang dimaksud dengan keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling menggantikan.
Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, melantik Kepala Bapedalda yang baru kemarin
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menghadiri pemakaman jenazah KH. Abdurrahman Wahid
3) Titik Dua (:)
Titik dua sering digunakan secara tidak tepat, terutama dalam kalimat yang mengandung rincian. Hal itu tidak akan terjadi jika para penulis memperhatikan kaidah berikut:
(1) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diberi rincian berupa kata atau frasa.
Contoh:
Mahasiswa harus rajin belajar: membaca buku, berdiskusi dan mengikuti evaluasi.
(2) Tanda titikdigunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat yang mengakhiri pertanyaan.
Contoh:
Sifat-sifat sapi yaitu: bertulang belakang, berkaki empat, makan rumput dan memamah biak.
(3) Titik dua harus diganti dengan titik satu pada kalimat lengkap yang diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap dan tanda akhir rincian diakhiri titik.
Contoh:
Mahasiswa teladan harus memenuhi syarat-syarat berikut ini. 1. Mahasiswa tersebut menghadiri kuliah 90-100 %.
2. Mahasiswa tersebut mendapatkan IPK tertinggi di universitasnya. 3. Mahasiswa tersebut berkarakter baik.
4) Tanda Hubung (-)
a) Tanda hubung dapat dipakat untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh:
Tiga puluh dua-pertiga (30 2/3) Tiga-puluh-dua-pertiga (32/3)
b) Selain digunakan pada kata ulang, tanda hubung digunakan untuk merangkaikan.
a. Unsur terikat dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital,
d. Angka dengan akhiran –an. Contoh:
Benar: 1.000-an Salah: 1.000an, 1.000 an
Ber-KTP berKTP, ber KTP
Se-Indonesia seIndonesia, se Indonesia
SIM-nya SIMnya, SIM nya
5) Tanda Pisah
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Selain itu, tanda pisah juga digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau sampai. Tanda pisah dapat juga dilambangkan dengan tanda hubung dua.
Contoh:
TANDA BACA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah
:
BAHASA INDONESIA Dosen pengampu:
Ibu. SRI NARDIATIDisusun oleh: 12380010
12380011 12380012 12380013
PRODI MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia –NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul”TANDA BACA” ini dengn baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak,
kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan,
walaupun didalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena keterbasan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu.
Sri Nardiati selaku dosen pembimbing BAHASA INDONESIA. Dan juga kepada teman –
teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat
menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi teman –teman dan pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, Oktober 2012
Daftar Isi
Halaman Judul... 1
Kata Pengantar... 2
Daftar Isi... 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4
1.2 Maksud dan Tujuan... 4
1.3 Rumusan Masalah... 4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Undang – Undang... 8
2.2 Perjanjian Internasional... 15
2.3 Yurisprudensi... 16
2.4 Doktrin... 17
2.5 Perjanjian... 17
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 20