• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Di"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham

Oleh:

Afrista Sari1

Abstract

The stability of the currency to be one of the most important aspects that influence the occurrence of inflation and the crisis in the community. Currency system that is currently used judged unable to solve economic problems would worsen economic conditions. Returns an economic system that uses a more stable currency is essential that efforts should be made. Economic system or the gold and silver which is currently called the dinar and dirham be assessed right from the stability of the currency because it has proven anti against inflation. Efforts to return this currency would bring prosperity to the community with all the advantages and disadvantages.

Keywords: gold dinar, fiat money, currency stability.

Abstrak

Kestabilan mata uang menjadi salah satu aspek terpenting yang mempengaruhi terjadinya inflasi maupun krisis di masyarakat. Sistem mata uang yang saat ini digunakan dinilai tidak berhasil mengatasi berbagai masalah ekonomi justru memperkeruh kondisi ekonomi. Pengembalian sistem ekonomi yang menggunakan mata uang yang lebih stabil adalah upaya penting yang harus dilakukan. Sistem ekonomi emas dan perak atau yang saat ini disebut dinar maupun dirham dinilai tepat dilihat dari stabilitas mata uang tersebut karena memang sudah terbukti anti terhadap inflasi. Upaya pengembalian mata uang ini akan membawa kemakmuran bagi masyarakat dengan segala kelebihan maupun kekurangannya.

Kata kunci: uang emas, uang fiat, kestabilan mata uang.

Pendahuluan

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan kawasan Asia telah berlanjut memasuki tahun ke 6. Belum ada tanda-tanda bahwa krisis di kawasan ini akan pulih, meskipun Indonesia yang dianggap sebagai salah satu daerah penggerak ekonomi kawasan Asia Tenggara telah dianggap sukses melaksanakan pemilihan umum, tanpa diwarnai kekerasan. Sebagaimana dimaklumi, krisis

(2)

ekonomi yang terjadi di kawasan Asia ini berawal dari krisis nilai tukar mata uang, yaitu semakin kuatnya mata uang asing (khususnya dollar Amerika) terhadap mata uang domestik.

Akibatnya harga-harga meningkat secara berlipat karena struktur ekonomi Indonesia didominasi impor, baik bahan baku maupun barang jadi. Di bidang jasa keuanganpun demikian, dan tingkat suku bunga meroket sehingga pada puncaknya pernah mencapai 90%. Dunia usaha macet, tingkat pengangguran semakin besar, inflasi meninggi, pertumbuhan negatif dan seterusnya.

Banyak orang gusar mengapa sebuah perekonomian harus terpuruk hanya karena nilai mata uang yang berubah. Sehingga di tengah krisis pernah ada usulan untuk mengikat (peg) rupiah kepada beberapa mata uang asing, yang lazim disebut CBS (Currency Board System). Namun karena sebelumnya Indonesia telah menandatangani Letter of Intent dengan IMF, yang mensyaratkan diantaranya bahwa Indonesia harus menganut sistem (rezim) devisa bebas, maka ide tentang CBS tidak diterima. Padahal sistem itu sudah dipraktekkan oleh negara lain yang pernah mengalami krisis, seperti Hongkong.

Orang juga ingat kembali bahwa dalam sejarah ekonomi, baru pada tahun 1990an inilah krisis mata uang muncul kembali setelah menimpa Amerika pada tahun 1973. Kali ini negara-negara yang terkena adalah negara-negara selain Amerika dan Eropa, terutama Asia. Sebelumnya ketika

Bretton Wood Agreement masih diikuti, di mana setiap mata uang harus dirujuk kepada emas, belum pernah terjadi krisis seperti ini. Adalah Amerika di bawah Nixon yang kemudian membatalkan perjanjian Bretton Wood tersebut pada tahun 1971 ketika dollar Amerika semakin lemah dan ekonomi Amerika mengalami krisis. Sejak saat itu dollar Amerika tidak lagi didasarkan kepada emas. Dengan demikian ekonomi dunia secara praktis telah dikuasai oleh Amerika, mengingat mata uang rujukan dunia saat ini adalah dollar Amerika, sedangkan mata uang tersebut sepenuhnya diatur oleh pemerintah Amerika.

Menarik untuk diperhatikan bahwa selama mata uang dunia masih disandarkan kepada emas, selama itu pula mata uang relatif stabil dan kemungkinan krisis sangat kecil. Ancaman krisis hanya ada dari penyakit yang lain, yaitu bunga. Tidak mengherankan karenanya jika dalam sejarah Islam tidak pernah terjadi krisis semacam itu. Sebab, sejak zaman Nabi SAW sampai dengan Dinasti Ustmaniyyah, yang jatuh pada tahun 1923, yang namanya uang adalah uang emas atau perak. Uang kertas tidak dikenal sama sekali.

(3)
(4)

Pembahasan

Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Konvensional

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang bukan capital (modal). Sedang uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara

interchangeability/ bolak-balik, yaitu uang sebagai uang dan sebagai capital bahkan dianggap sebagai barang komoditi.

Perbedaan lain adalah bahwa dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu yang bersifat

flow concept dan capital adalah suatu yang bersifat stock concept. Dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow concept), lalu mengendap kedalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private goods)2.

Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi sampai tahun 1980-an. Baru setelah muncul ekonomi lingkaran, maka kita berbicara tentang externalities, public goods, dan sebagainya. Dalam islam konsep ini sudah di kenal, yaitu ketika Rosulillah bersabda “Manusia mempunyai hak bersama dalam tiga hal: air, rumput, dan api” (HR Ahmad, abu Dawud dan Ibn Majah). Dengan demikian, berserikat dalam hal public goods bukanlah hal yang baru dalam ekonomi islam, bahkan konsep ini sudah terimplementasi, baik dalam bentuk musyarakah, muzara’ah, musaqah, dan lain-lainnya.

Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum dan sisi fungsi3. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagi alat tukar. Sementara secara fungsi, yang dikatakan uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai alat tukar menukar (medium of exchange) dan penyimpan nilai (store of value). Ini adalah pendapat irving fisher dan Cambridge. Sementara Keynes mengatakan, uang berfungsi sebagai alat untuk transaksi, spekulasi dan jaga-jaga.

Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut time value of money . adalah nilai waktu dari uang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan

2 Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), hal 77

(5)

memegang uang orang dapat dihadapkan pada resiko menurunnya daya beli dan kekayaan sebagai akibat inflasi. Sedangkan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh bunga yang diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang saat sekarang - nilai substitusinya terhadap barang akan lebih tinggi dibandingkan nilai dimasa yang akan datang.

Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi konvensional kapitalisme, islam membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang bukanlah barang dagangan. Mengapa uang berfungsi? Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan barang yang nyata atau digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu, uang tidak bisa di jual dan dibeli secara kredit. Orang perlu memahami kebijakan Rasulullah SAW, bahwa tidak hanya mengumumkan bunga atas pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang pertukran uang dan beberapa benda bernilai lainnya untuk pertukaran yang tidak sama jumlahnya, serta menunda pembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama. Efeknya adalah mencegah bunga yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara yang tidak diketahui. Jika uang adalah flow concept maka modal adalah stock concept.

Di dalam ekonomi islam, konsep time value of money tentunya tidak akan terjadi. Untuk menganalisa ini, ada ajaran kuat dalam islam, yaitu terdapat di dalam QS.Al Ashr:1-3 yang berbunyi:



































Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

(6)

saja di dunia, namun yang dicari adalah keuntungan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu bukan saja harus efisien dan efektif, namun juga harus didasari keimanan.

Kerancuan Konsep Uang dalam Pemikiran Konvensional

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemikiran ekonom konvensional tentang uang beragam. Fisher menyatakan bahwa permintaan uang (money demand) adalah fungsi dari income, sedangkan interest tidak ada hubungannya dengan permintaan uang. Sementara itu, para ekonom Cambridge menyatakan bahwa uang sebagai medium of exchange dan store value dan tidak meniadakan efek dari interest rate.

Selain berpendapat bahwa uang adalah stock consept sehingga uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan (store fo wealth), Marshall-Pigou juga menyatakan bahwa manusia mempunyai indivudal choice, yaitu bagaimana dia menentukan dan bagaimana memegang dan memelihara asetnya, apakah sebagian di bonds, di stock, atau di money, dan sebagainya. Dalam teori moneter konvensional, Marshall-Pigou dijabarkan oleh Keynes yang mengatakan bahwa

individual choice seseorang itu dipengaruhi oleh tiga motif, yaitu money demand for transaction, money demand for precautionary dan money demand for speculation.

Bagi Keynes, money demands for transaction ditentukan oleh tingkat pendapatan; money demand for precautionary ditentukan oleh tingkat pendapatan; dan money for speculation

ditentukan oleh tingkat suku bunga.4

Sebenarnya, ada beberapa kekeliruan yang dibuat oleh Keynes, salah satunya yang juga diprotes oleh muridnya sendiri, Tobin-Boumol, masing-masing pada tahun 1953 dan 1956. Jika kita pelajari dari buku Keynes, secara impisit, ada perfect subtitution antara money dan non-monetary asset. Kita lihat modelnya, secara implisit dia mengatakan bahwa adanya perfect subtitution antara money, bonds, dan capital misalnya dalam teori konvensional dan yang disebut

problem of aggregation, di mana diketahui ada lima pasar, yaitu: 1. Consumer Goods

2. Labor Sevices

3. Production (capital) Goods

4. Bonds

5. Money

Semua ini akan berhadapan dengan: 1. Price

2. Wages

(7)

3. Interest

Sistem Uang Emas

Negara akan mempraktikan sistem uang emas, apabila negara tersebut mempergunakan mata uang emas dalam melakukan transaksinya ke dalam dan luar negeri, atau apabila di dalam negeri negara tersebut mempergunakan mata uang kertas yang bisa ditukarkan menjadi emas.5 Namun adakalanya dipergunakan di luar negeri maupun melakukan pembayaran ke luar negeri, atau hanya untuk melakukan pembayaran ke luar negeri. Hanya saja, pertukarannya mempergunakan kurs6 tetap. Artinya, satuan uang kertas tersebut harus bisa ditukar menjadi barang tertentu, yang berupa emas atau sebaliknya, dengan kurs tertentu pula. Maka secara pasti, dalam kondisi semacam ini mata uang dalam suatu negara terkait erat dalam nilai emas. Apabila nilai emas (yang terkait dengan barang-barang lain) naik, maka nilai mata uang tersebut akan naik. Apa bila nilai emas (yang terkait dengan barang lain) tersebut menurun, maka nilai mata uang tersebut akan menurun.

Uang, dengan standar emas (gold standard) memiliki beberapa sifat khusus, dimana satuan uangnya terkait dengan emas dengan persamaan tertentu, yakni satuan tersebut secara teratur terbuat dari berat emas tertentu. Sedangkan mengimpor dan mengekspor emas, dapat dilakukan secara bebas, dimana orang-orang boleh mendapatkan uang, atau batangan, atau berat emas, lalu mengeluarkannya dengan bebas.

Di samping karena emas tersebut bisa ditukarkan dengan bebas antarnegara yang berbeda, sehingga tiap orang bisa memilih antara membeli uang asing dengan mengirimkan emas. Hanya biasanya orang akan memilih sistem yang paling minimum biayanya. Selama harga emas ditambah dengan biaya pengirimiannya lebih besar dari pada harga uang asing di pasar, maka pengiriman uang asing itulah yang lebih baik. Namun, bila harga pertukaran tadi melampaui harga nominalnya, maka lebih baik mengambil emas daripada melakukan pertukaran dan pengiriman tersebut.7

Sistem Uang Perak

Yang dimaksud dengan sistem uang perak, atau standar perak (silver standard) adalah, bahwa peraklah yang menjadi standar satuan uang, di mana logamnya bisa dinikmati dengan adanya kebebasan bentuk, serta mampu dilebur tanpa batas. Sistem ini telah dikenal sejak zaman dahulu, sehingga di dalam negara islam sistem ini telah berjalan seiring dengan sistem uang emas. Sementara di beberapa negara, sistem tersebut telah menjadi satu-satunya sistem uang utamanya.

5 Taqyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam (Surabaya:Risalah Gusti,

1996), Hal 302

(8)

Bahkan sistem uang perak tetap dipakai di Indo-China hingga tahun 1930, di mana pada tahun yang sama qirsy8 emas telah diganti dengan qirsy perak.

Sistem uang perak ini sama seperti sistem uang emas, dalam bentuk rinciannya. Oleh karena itu, sangat mudah menggabungkan antara sistem uang emas dengan perak tersebut dalam satu negara. Di mana, negara islam sejak hjirahnya Rasulullah saw telah mengambil moneter seharusnya tetap berpijak pada standar emas dan perak tersebut yang secara hakiki dipergunakan dalam pertukaran, maupun dalam pertukarannya mempergunakan uang kertas, dengan cadangan emas dan perak, di tempat-tempat tertentu.

Sistem Uang Fiat

Saat ini hampir semua transaksi perdagangan baik lokal sampai tingkat internasional di lakukan dengan menggunakan fiat money9. Mata uang ini mengemuka karena fleksibilitas dan kepraktisannya. Selain itu, fiat money juga membuka peluang bagi suatu negara untuk menyusun anggaran defisit yang di antaranya dibiayai dari penciptaan uang yang tak perlu didukung dengan kepemilikan logam berharga.10

Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat money beroleh legitimasi dan dipergunakan secara luas. Negara berkembang misalnya, jarang yang menggunakan fiat money

lokal untuk urusan transaksi internasional karena mata uang mereka dianggap volatile11

Fiat money atau uang kertas ini terbagi menjadi tiga jenis12:

1. Uang kertas subtitusi, yaitu uang kertas yang mencerminkan kadar jumlah emas dan perak dalam bentuk uang atau batangan, yang disimpan di tempat tertentu, yang memiliki nilai logam sama dengan nilai nominal yang dimiliki oleh uang kertas tersebut, dan bisa ditukarkan sesuai dengan permintaan. Dalam kondisi semacam ini, pertukaran tersebut berpijak pada uang logam (specie). Apa saja yang menjadi pengganti, karena bisa saling ditukarkan, maka uang kertas tersebut bisa menggantikan kedudukannya sebagai subtitusinya.

2. Uang kertas yang dijamin (representative money), yaitu uang kertas yang disepakati oleh penandatangannya untuk membayar mata uang logam tertentu kepada pembawanya. Sedangkan nilai tukar (exchange value)-nya sangat bergantung kepada terjaganya kredibilitas dan kemampuan penandatangan untuk memenuhi janjinya. Apabila kertas tersebut sangat mudah dipergunakan dalam pertukaran, sebagaimana uang logam. Bentuk uang ini yang paling

8Qirsy adalah jenis mata uang yang dipergunakan di Indo-China ketika itu.

9Fiat Money bisa didefinisikan sebagai uang kertas yang secara legal diakui pemerintah melalui dekrit sebagai

uang resmi, tetapi tidak disokong dengan logam mulia seperti emas dan perak.

10 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,(Jakarta: Senayan Abadi

Publishing, 2007), Hal 32

11Volatile dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi, atau nilainya mudah

naik turun secara relatif dibandingkan dengan mata uang lainnya.

(9)

utama adalah uang kertas bank (bank note) yang dikeluarkan oleh bank yang sudah dikenal dan terpercaya di mata khalayak.

Hanya saja, uang kertas bank (bank note) atau uang kertas yang terjamin (representative money) ini sumbernya-baik bank maupun pemerintah- tidak dapat menyimpan kadar emas tertentu yang nilainya sama persis, sabagaimana terdapat pada uang kertas bank (bank note). Namun sumber yang mengeluarkan uang kertas bank (bank note) tersebut biasanya menyimpan di dalam kasnya dalam jangka waktu biasa dengan cadangan logam sebagai jaminan uang kertasnya menurut nilai tertentu. Boleh jadi 3:4, 2:3, 1:3, atau menurut kedudukan tertentu. Oleh karena itu, kadar nilai uang kertas bank yang mempunyai penjamin dalam bentuk cadangan logam, yang nilainya sama persis tersebut bisa dianggap sebagai uang kertas subtitusi, sedangkan sisa kadar nilai yang tidak mempunyai penjamin berupa cadangan logam tersebut uang kertas bank. Di mana kemampuan pertukarannya harus dikembalikan kepada kepercayaan khalayak pada penandatangannya.

Atas dasar inilah, negara yang menjadikan niali emas dan perak sama persis dengan nilai mata uang kertas yang dikeluarkannya, maka uangnya disebut dengan uang kertas subtitusi dan uang sempurna. Adapun negara yang menjadikan nilai logam emas dan perak tidak sama dengan nilai uang kertas secara sempurna, namun hanya sebagian nilainya yang sama, maka uangnya disebut dengan uang kertas yang dijamin (representative money).

3. Uang kertas yang tidak dapat ditukarkan dengan logam murni (unconvertible paper money), yang juga disebut dengan flat money. Uang tersebut juga disebut dengan uang kertas atau (paper money). Di mana, uang tersebut merupakan kertas uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan pemerintah menjadikan kertas uang tersebut sebagai uang utama, namun kertas uang tersebut tidak dapat ditukarkan dengan emas dan perak, dan tidak dijamin dengan cadangan emas dan perak, atau disebut uang kertas bank (bank note). Namun, untuk kepentingan tersebut dikeluarkanlah undang-undang yang bisa melindungi bank yang mengeluarkannya, sehingga dapat memaksa terjadinya pertukaran dengan emas dan perak. Ayat Al Quran dan Hadist yang menyebutkan Uang Dinar dan Dirham

QS. At-Taubah ayat 34



























































(10)

menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

QS. Yusuf ayat 20





















Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.13

Di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi.14 mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka mengetahui.

Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)

13 Hati mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena Dia anak temuan dalam perjalanan. Jadi

(11)

”Dinar dengan dinar, tidak ada kelebihan antara keduanya (jika dipertukarkan); dan Dirham dengan Dirham dan tidak ada kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).”

Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)

”Uang logam perak jumlahnya di bawah lima auqiyah tidak ada kewajiban zakat atasnya.”

Keuntungan Sistem Uang Emas

Keuntungan sistem uang emas jika dibandingkan dengan sistem uang kertas maupun sistem-sistem yang lain adalah, adalah secara pasti uang emas bersifat internasional. Di mana keuntungan semacam ini tidak dimiliki oleh sistem-sistem uang lain.

Dunia secara keseluruhan telah mempraktikan sistem uang emas dan perak, sejak ditemukannya uang hingga Perang Dunia I. Yang ketika itu belum dikenal sistem yang lain selain kedua sistem mata uang tersebut. Akan tetapi, ketika para imperialis membuat tipu daya melalui imperialiasasi ekonomi15 dan kekayaan, maka mereka mempergunakan uang sebagai salah satu sarana imperialisasi. Mereka kemudian merubah sistem uang emas emas tersebut ke dalam sistem uang lain. Mereka menganggap tabungan bank dan flat money, yang disandarkan kepada emas atau perak itu merupakan nilai banyaknya uang. Begitu pula mereka menganggap emas dan perak sebagai nilai banyaknya uang.

Dari sinilah, maka diperlukan penjelasan tentang manfaat sistem uang emas. Dan di antara manfaat yang paling penting adalah sebagai berikut16:

1. Sistem uang emas akan mengakibatkan kebebasan pertukaran emas, mengimpor dan mengekspornya, yakni masalah yang menentukan peranan kekuatan uang, kekayaan dan perekonomian. Dalam kondisi semacam ini, aktivitas pertukaran mata uang tidak akan terjadi karena adanya tekanan dari luar negeri sehingga bisa mempengaruhi harga-harga barang dan gaji para pekerja.

2. Sistem uang emas, juga berarti tetapnya kurs pertukaran mata uang antarnegara. Karena tetapnya kurs pertukaran mata uang tersebut, maka akan menyebabkan meningkatnya perdagangan internasional. Sebab, para pelaku bisnis dalam perdagangan luar negeri tidak takut bersaing. Karena kurs uangnya tetap, maka mereka tidak khawatir dalam mengembangkan bisnisnya.

3. Dalam sistem uang emas, bank-bank pusat dan pemerintah, tidak mungkin memperluas peredaran kertas uang, karena secara umum kertas uang tersebut bisa ditukarkan menjadi emas dengan harga tertentu. Sebab, pemerintah-pemerintah tertentu khawatir jika memperluas

15 Imperialisasi di sini maksudnya, upaya dominasi ekonomi yang dilakukan bangsa luar untuk berusaha

menghapuskan sistem mata uang emas yang sudah diberlakukan sebelumnya.

(12)

peredaran kertas tersebut, justru akan menambah jumlah permintaan akan emas, sementara pemerintah sementara pemerintah tidak sanggup menghadapi permintaan tersebut. Oleh karena itu, untuk melindungi kertas uang yang dikeluarkan serta sikap hati-hati pemerintah terhadap emas, pemerintah tersebut akan melakukan penimbunan (uang emas).

4. Tiap mata uang yang dipergunakan di dunia, selalu dibatasi dengan standar tertentu yang berupa emas. Dan pada saat itu pengiriman barang, kekayaan dan orang dari satu negara ke negara lain, menjadi sedemikian mudah. Sehingga masalah potongan serta kelangkaan uang bisa dihilangkan.

5. Tiap negara akan menjaga kekayaan emas, sehingga tidak akan terjadi pelarian emas dari suatu negara ke negara lain. Dan negara pun tidak akan memerlukan kontrol sekecil-kecilnya untuk melindungi kekayaannya. Sebab, kekayaan tersebut tidak akan ditransfer dari negara tersebut kecuali karena adanya alasan yang sah menurut syara’, yakni adakalanya untuk membayar barang atau gaji para pekerja.

Kontroversi Penggunaan Uang Emas dan Perak17

1. Jumlah Emas yang Kurang?

Ada yang menyatakan bahwa jumlah emas yang pernah ditambang dan diproduksi hanya 142 metrik ton atau senilai 4,5 trilyun US$ (jika harga emas per kg = 32.500 US$). Menurut mereka jumlah itu kurang. Padahal jika dibagi untuk 7 milyar manusia, maka tiap manusia mendapat sekitar Rp. 5,85 juta atau 20 gram emas. Tiap keluarga (suami-istri+2 anak) berarti punya Rp. 23,5 juta. Itu baru dari emas. Belum dari uang perak dan tembaga. Karena Islam tidak hanya memakai emas. Tapi juga perak (Dirham) dan tembaga (Fulus) untuk mata uangnya. Jika digabung dengan uang perak dan tembaga, tiap keluarga bisa memiliki uang senilai Rp. 70 juta. Itu sudah jauh dari mencukupi mengingat dalam Islam uang itu berfungsi sebagai alat tukar/jual-beli. Bukan untuk disimpan. Stabilitas uang Dinar dan Perak sebagaimana ditunjukkan di atas, berdasarkan hukum Supply and Demand menunjukkan bahwa jumlahnya stabil/sesuai pertumbuhan jumlah penduduk. Tidak kurang. Tidak juga berlebih.

2. Membawa Uang Emas Repot dan Berat?

Ada yang bilang kalau bawa uang emas repot dan berat. Memang berapa banyak uang yang dia bawa? Sebagai contoh, berat uang kertas sekitar 1 gram. Jadi dengan membawa 1 gram uang kertas, paling banyak Kita membawa Rp. 100.000. Sementara 1 gram emas itu harganya sekitar Rp. 450.000. Artinya jika untuk membawa uang Rp. 100 juta Kita harus membawa 1 kg

17 Dinar Emas & Dirham Perak Sebagai Solusi Islam Mengatasi Riba & Inflasi.

(13)

uang kertas Rp. 100.000. Dengan membawa uang emas Kita cukup membawa 0,22 kg uang emas saja. Tapi jarang ada orang yang mau membawa uang Rp. 100 juta di dompetnya.

3. Emas dan Perak Tidak Cocok untuk Jadi Mata Uang?

Sebenarnya emas dan perak sudah dijadikan mata uang di berbagai dunia selama ribuan tahun. Bahkan AS sendiri menggunakan emas sebagai jaminan uang kertas mereka hingga 40 tahun lalu. Saat Presiden AS Nixon mencabut emas sebagai jaminan di bulan Agustus 1971, baru uang Dollar AS benar-benar menjadi Fiat Money. Uang kertas yang tidak dijamin emas ataupun perak. Nilainya ditentukan oleh para spekulan pasar. Jadi baru 40 tahun terakhir saja dunia hidup dengan uang kertas Fiat Money.

Celakanya kaum Yahudi melalui keluarga Rothschild dan Rockefeller memegang Bank Sentral AS The Fed, dan berbagai Bank Sentral di seluruh dunia. Dengan cara itu, mereka bisa mencetak kertas yang tidak berharga menjadi uang yang dianggap bernilai. Hanya mereka yang berhak mencetak uang. Ada pun pihak lain, meski menggunakan tinta dan kertas yang sama atau lebih mahal, tetap dianggap uang palsu dan merupakan kejahatan. Dengan uang itu mereka membiayai kampanye para politikus/kandidat presiden sehingga bisa jadi boneka mereka. Dengan uang itu mereka bisa membeli berbagai perusahaan dan menguasai kekayaan alam di seluruh dunia.

4. Mata Uang Emas dan Perak Hanya Mata Uang Islam?

Sebetulnya mata uang emas dan perak dipakai di seluruh dunia di berbagai zaman. Bukan hanya di kalangan Muslim. Sebagai contoh di Alkitab ditulis:

Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah !” (Kisah Para Rasul 3:6).

Pada beberapa versi lain, kata “Emas dan Perak” langsung diterjemahkan sebagai uang atau uang emas dan uang perak. Di lagu “London Bridge is Falling Down” juga ditulis “Gold and Silver I have none”. Jadi emas dan perak yang merupakan logam mulia yang

berharga merupakan mata uang yang universal. Kekaisaran Romawi biasa memakai emas, perak, dan perunggu sebagai mata uang mereka. Bahkan nama uang Romawi, Denarius, mirip dengan nama uang Dinar.

5. Bagaimana dengan Negara yang Tidak Punya Tambang Emas atau Perak?

(14)

kalung emas. Ini karena mereka bisa menjual produk/jasa yang mereka miliki sehingga mereka bisa mendapatkan emas dan perak.

Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdangan Internasional

Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan berbagai langkah dan strategi. Kehadiran dinar dalam sistem perdagangan dan moneter dunia dimaksudkan untuk menggantikan uang fiat dan menjadikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk menghindari dominasi perekonomian negara-negara maju. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian diperlukan beberapa penerapan dinar secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan perubahan secara drastis. Salah satu langkah yang dilakukan dalam penerapan dinar tersebut adalah dengan menjadikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan barang dan jasa internasional, baik perdagangan multilateral maupun bilateral.18

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dinar dalam perdagangan internasional, antara lain:

1. Peran Dinar dalam Perdagangan

Penggunaan dinar tidak ditunjukan untuk menggantikan peran mata uang domestik, tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan barang dan jasa luar negeri. Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi domestik. Dinar tidak diwujudkan dalam bentuk fisik, tetapi diukur dalam ukuran harga emas. Jika satu dinar sama dengan satu ounce

emas dan satu ounce emas setara dengan $290, maka satu dinar sama dengan $290. Emas tersebut bisa dihargakan dengan nilai mata uang negara lain yang ditetapkan oleh kedua negara. Pembayaran tidak dilakukan dengan mentransfer dinar dari satu negara ke negara lain, tetapi hanya dengan mentransfer ekuivalen emasnya ke bank kustodian yang telah disepakati. Hal ini ditunjukan untuk menghindari kesulitan untuk mentransfer emas dalam bentuk fisik serta memberikan kemudahan bagi negara yang tidak memiliki sumber daya emas yang cukup. 2. Penggunaan Emas Dinar

Dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral dan bilateral. Perdagangan multilateral melibatkan beberapa negara dalam transaksi perdagangan seperti ekspor dan impor yang terjadi antara Malaysia dengan Arab Saudi dan Indonesia. Sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua negara dalam perdagangan barang dan jasa, seperti perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia. Perdagangan bilateral tidak hanya terbatas pada negara yang ada dalam satu regional, tetapi bisa juga dengan negara yang berada di luar regionalnya, seperti perdagangan antara Indonesia dengan Australia atau Indonesia dengan Amerika Serikat.

(15)

Mengimplementasikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional harus merujuk pada peraturan dan undang-undang yang membolehkan dinar yang terbuat dari emas bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Setidaknya, ada tiga atura (legal issues) yang berkenaan dengan menggunakan dinar dalam perdagangan internasional, yaitu19:

a. Internasional Legal Implements

Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan dinar dalam perdagangan internasional dalam Articles of Agreement of the Internasional Monetary Fund. Pada tahun 1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah sistem par value yang mengharuskan negara-negara anggota mengkonversikan mata uang mereka seperti dolar yang di-peg

kepada emas sebesar 1/35 per ons emas. Setelah sistem par value berakhir pada tahun 1971, negara anggota mengadopsi aturan yang dibuat IMF pada tahun 1976 the Second Amandement to the Article of Agreement yang baru efektif digunakan pada tahun 1978 hingga saat ini. Dalam aturan tersebut negara anggota dibolehkan untuk mengkonversikan mata uangnya terhadap mata uang lain selain emas. Beberapa negara ada yang mengkonversikan mata uangnya dengan Special Drawing Rate (SDR) yang dibuat IMF. Sebagian lainnya ada yang membiarkan mata uangnya mengambang berdasarkan permintaan dan penawaran internasional. Walaupun setiap negara bebas menentukan mata uang yang menjadi standar nilai tukarnya, setiap negara dilarang melakukan manipulasi nilai tukar atau moneter internasional yang ditujukan untuk mengambil keuntungan dari persaingan yang tidak fair dengan negara lain. Setiap negara diharuskan untuk berkolaborasi dengan pendanaan dan pembiayaan dari IMF untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar. Negara yang membiarkan mata uangnya mengambang bebas diharuskan melakukan intervensi nilai tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan fluktuasi nilai tukar. Berdasarkan Articles IV the Obligations Regarding Exchange Arrangements berisikan tentang nilai tukar hanya dikonversikan kepada SDR atau kepada mata uang negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut terlihat melarang dan membatasi penggunaan emas sebagai sebuah perjanjian nilai tukar (exchange arrangements). Tetapi dinar yang akan digunakan dalam perdagangan internasional bukan uang sebuah negara yang ditopang dengan emas (backed by gold). Kehadiran dinar dalam perdagangan internasional tidak ditujukan untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara, tetapi hanya digunakan untuk menjadi alat transaksi perdagangan bilateral. Pembayaran dengan dinar dilakukan dengan mentransfer ekuivalen dinar ke account negara peserta yang ada di bank kustodian. Dalam aturan yang sama dengan Article IV dinyatakan bahwa kondisi

(16)

ekonomi internasional tertentu, mengizinkan sebuah negara untuk memperkenalkan sistem perjanjian nilai tukar yang berdasarkan atas stabilitas.

b. Financial Infrastructure

Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan implementasi dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Lembaga keuangan seperti perbankan harus siap dengan beberapa aturan yang mendukung penggunaan dinar dan menyesuaikan sistem operasionalnya. Untuk mewujudkan itu, diperlukan peran dan aturan yang mendukung industri perbankan untuk berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini, bank sentral selaku otoritas moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan mengatur mekanisme sistem perbankan internasional.

c. Dispute Settlement

Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah mekanisme penyelesaian (dispute settlement) yang bisa mengatasi perselisihan dagang antar negara maupun sektor swasta. Saat ini aturan tentang perselisihan telah ditetapkan oleh WTO yang dinamakan dengan Dispute Settlement Mechanism. WTO telah mengeluarkan beberapa persetujuan, seperti General Agreement on Tariffs and trade, General Agreement on Trade in Service dan Agreement on Trade-Related Aspect of Property Rights. Setiap dari aturan tersebut memiliki tiga tujuan utama yaitu:

1. Untuk membantu perdagangan berjalan secara bebas; 2. Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan 3. Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment)

Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur dalam the Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement on Dispute (DSU). Di samping peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara bilateral juga membutuhkan lembaga-lembaga yang membantu dalam penyelesaian masalah-masalah perdagangan seperti lembaga mediasi, arbitrasi dan konsiliasi. Kehadiran lembaga tersebut diharapkan bisa membantu kelancaran dan menyelasaikan setiap permasalahan yang muncul dari perdagangan tersebut.

Urgensi Penggunaan Dinar dan Dirham dalam Sistem Ekonomi

(17)

tahun 1250 M/ 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai dasar moneter pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu uang campuran dari kuningan dan tembaga. Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh kondisi perekonomian yang buruk telah menyebabkan harga yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya

Ighosatul Ummah bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi tersebut secara terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu itu. Di antara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah:

1. Hanya dinar dan dirham yang dapat digunakan sebagai uang 2. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money) 3. Membatasi uang fulus

Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar dan dirham harus kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah para pekerja. Untuk mendukung penggunaan dinar dirham tersebut maka pemerintah harus menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money) serta membatasi penggunaan uang fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil dan hanya untuk transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan dinar dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti perdagangan luar negeri dan transaksi domestik lainnya.

Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar Islam dalam menuju stabilitas sistem moneter, antara lain:

1. Uang yang stabil. Pebedaan uang dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap mata uang dinar mengandung 4.25 gram emas 22 karat dan tidak ada perbedaan ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai dinar yang digunakan di Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab saudi. Uang dinar tidak mengalami inflasi semenjak zaman Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wassallam hingga sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh professor Roy Jastram dari Berkeley University dengan menulis buku tentang The Goldent Constant. Ia melakukan penelitian harga emas terhadap beberapa komoditi untuk waktu 400 tahun hingga 1976. hasil dari penelitiannya adalah bahwa harga emas adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis, perang, dan bencana alam nilai emas relatif stabil (Vadillo, 2002).

(18)

sudah dikenal selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya proses penghalalan dan pengesahan sebagai uang

3. Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi. Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi. Jika dinar sudah menjadi “single currency” yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap negara yang memberikan keuntungan yang besar kepada para spekulator-spekulator tersebut.

4. Karena setiap transaksi Dinar dan dirham akan didasari oleh transaksi di sektor riil, maka penggunaannya dapat mengiliminir penurunan ekonomi atau economic downturn dan resesi.

5. Penggunaan Dinar dan Dirham dalam suatu negara akan mengiliminir risiko mata uang yang dihadapi oleh negara tersebut, apabila digunakan oleh beberapa negara yang berpenduduk Islamnya mayoritas akan mendorong terjadinya blok perdagangan Islam.

6. Penggunaan Dinar dan Dirham akan menciptakan sistem moneter yang adil yang berjalan secara harmonis dengan sektor riil. Sektor riil yang tumbuh bersamaan dengan perputaran uang Dinar dan Dirham, akan menjamin ketersediaan kebutuhan masyarakat pada harga yang terjangkau.

7. Berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan kesenjangan akan dengan sendirinya menurun atau bahkan menghilang.

8. Kedaulatan negara akan terjaga melalui kesetabilan ekonomi yang tidak terganggu oleh krisis moneter atau krisis mata uang yang menjadi pintu masuknya kapitalis-kapitalis asing untuk menguasai perekonomian negara dan akhirnya juga menguasai politik keamanan sampai kedaulatan negara.

9. Hanya uang emar (Dinar) dan perak (Dirham) yang bisa menjalankan fungsi uang modern dengan sempurna yaitu fungsi alat tukar (medium of exchange), fungsi satuan pembukuan (unit of account) dan fungsi penyimpan nilai (store of value).

Pada saat ini, peran uang fulus sudah digantikan oleh uang fiat yang digunakan untuk semua transaksi perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penggunaan dinar maupun dirham merupakan suatu solusi untuk mengatasi berbagai dampak penggunaan perekonomian yang ditimbulkan oleh penggunaan uang fiat dalam perekonomian dunia.

Dr. Ahmad Hasan dalam bukunya Al-Awraq an-Naqdiyyat fi al-Iqtishadi al-Islamiy

(19)

Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga akan mempertahankan kesesuian, karena menggunakan sistem emas sangat berperan penting untuk menjaga stabilitas harga di berbagai negara. Sebagai contoh, terjadinya kerjasama dagang antara Suriah dengan Prancis dengan menggunakan sistem emas. Suriah mengimpor komoditi dengan jumlah besar dari Prancis, hal ini akan menyebabkan keluarnya emas dari Suria menuju Prancis dan persediaan emas akan menipis di Suriah. Saat itu harga-harga akan mengalami penurunan di Suriah. Ketika harga-harga komoditi komoditi di Suriah menurun, negara lain akan melakukan impor dari Suriah dan saat itu pula emas-emas akan kembali masuk dan menguat di Suriah. Tetapi, ketika perdagangan di dunia tidak lagi berjalan dengan bebas, keberadaan uang emas akan digantikan dengan uang kertas yang berakibat pada perbedaan indeks harga-harga.

Menurut Hafiz Majdi, Dodik Siswantoro dan J.A Brovosky (Stable and Just Global Monetary System, 2002), penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua negara dalam perdagangan bilateral akan menyebabkan penyesuaian otomatis terhadap neraca pembayaran (balance of payment) ke dua negara. Contoh sederhananya adalah ketika salah sati negara mekespor barang ke negara lainnya, maka negara tersebut akan memiliki lebih banyak dinar emas dan jumlah barang yang lebih sedikit. Hal ini akan menyebabkan terangkatnya harga barang karena adanya ekspor dan dengan tingkat harga yang lebih tinggi serta melakukan penyesuaian otomatis terhadap perbedaan pada neraca pembayaran. Dampak implementasi gold dinar dalam perdagangan internasional diproyeksikan akan mendatangkan banyak manfaat.

Pertama, mengurangi dampak voltalitas yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. Kedua, trader tidak perlu melakukan hedging. Ketiga, transaksi semakin efisien karena semakin banyak negara yang bergabung, hanya diperlukan gold dinar yang relatif kecil untuk volume perdagangan yang difasilitasi. Keempat, gold dinar akan berperan seperti mata uang bersama (common currency) yang berimplikasi akan mengurangi biaya transaksi. Kelima, keuntungan politis di mana para pendukung gold dinar akan menjadi blok yang solid yang diperhatikan kiprahnya.21 Peluang Bersanding dengan Dolar

Menurut Dr. Mahatir Muhammad solusi yang mudah untuk keluar dari krisis moneter adalah dengan meniggalkan kebijakan IMF dan mulai mandiri dengan kebijakan sendiri. Meniggalkan IMF untuk menjadi sukses ternyata telah dibuktikan oleh Korea Selatan dan Thailand. Bagaimana halnya dengan Indonesia? Ternyata hal ini tidak cukup berhasil pada kenyataannya kontrak kerja sama dengan IMF yang habis 2001 lalu justru diperpanjang.

Untuk keluar dari krisis perlu mandiri dengan kebijakan sendiri, dalam hal lain dalam mencegah krisis diperlukan pengembalian sistem keungan dengan kembali menggunakan mata uang emas untuk alat pembayaran.

(20)

Krisis moneter yang menghantam kawasan Asia Tenggara pada pertengahan 1997 memang menjadi tonggak peringatan betapa tak berdayanya negara dan betapa jumuwanya para spekulan. Tak heran bila dalam pidato-pidatonya saat itu, Mahatir lantang menuding para spekulan-khususnya George Soros-yang bak malaikat maut memainkan stabilitas mata uang negara tertentu dari jauh.

Mata uang kertas yang tidak mempunyai nilai intrinsik sehingga nilai tukarnya menjadi subjek manipulasi seperti yang kita saksikan selam krisis keuangan di Asia, papar Mahatir pada saat membuka konferensi mengenai Islam di Kuala Lumpur. Orang yang membawa Malaysia sebagai negara yang diperhatikan kelas ekonominya ini seterusnya membandingkan betapa lemahnya uang kertas yang saat ini dipakai bila dibandingkan dengan uang emas. Dinar mempunyai nilai yang jelas berdasarkan kebutuhan dunia akan emas. Artinya, ia tidak perlu dijamin oleh bank sentral manapun, karena dinar menjaminnya sendiri sebagai barang berharga. Selain itu, emas juga memiliki harga yang relatif stabil dan karenanya tidak seperti mata uang kertas yang fluktuatif dibandingkan satu sama lainnya.

Mahatir yang pada saat itu merangkap sebagai menteri keuangan menyebutkan, penggunaan dinar untuk perdagangan internasional banyak menjanjikan keuntungan. Selain risiko spekulasinya nihil, juga ongkos usaha akan dapat dikurangi sebagai akibat batasa-batasan tertentu lenyap yang pada gilirannya akan memacu perdagangan. “Perdagangan tidak perlu dibayar dengan dinar sesungguhnya. Namun impor dan ekspor pasangan negara yang melakukan perdagangan dapat diseimbangkan dan bedanya hanyalah pembayaran dilakukan dengan dinar.”22 Saatnya Kembali ke Emas

Membincangkan peluang emas kembali berjaya sebagai mata uang internasional atau kembali berjaya sebagai mata uang kertas yang sepenuhnya (100 persen) didukung dengan cara emas mungkin kedengaran aneh bagi banyak audiens. Begitulah yang pernah disampaikan peraih Nobel ekonomi Robert Mundell. Dalam sebuah kuliah di St. Vincent College, Pennsylviana,1997, Mundell memprediksi peluang emas untuk kembali memperoleh perhatian dunia bila reformasi moneter terjadi amat tipis, tanpa keterlibatan Amerika. Sebaliknya, dia meramalkan, mata uang Eropa (yang sekarang tergabung dalam Euro) akan duduk berdampingan dengan dollar.

Namun demikian, Mundell melihat emas sebagai satu-satunya komoditi yang amat berperan dalam sistem moneter internasional. Hanya peran emas dimarginalkan oleh konspirasi internasional dengan berbagai cara termasuk menciptakan aset lain seperti Special Drawing Rate

(21)

dicabut. Meskipun upaya banalisasi emas terus dilakukan, tegas Mundell, tetap saja emas disimpan publik sebagai aset investasi, demikian juga oleh bank-bank sentral.

Akibat dari marginalisasi emas dalam sistem moneter, dunia memasuki era baru apa yang disebut Mundell sebagai a regime of permanent inflation. IMF yang semula diplot untuk menjadi pengatur moneter internasional, dalam praktiknya tak lebih sebagai konsultan ad hoc bagi kebijakan makro ekonomi dan pengawas utang. Alih-alih memberikan resep stabilitas moneter bagi kliennya, IMF malah memperburuk situasi. Kebanyakan negara yang ditangani IMF tidak bisa kembali tegak sebagaiamana sebelum diterpa krisis, kecuali satu dua kasus.

Peluang emas untuk kembali menjadi acuan moneter internasional sangat besar dari sisi fundamental (ekonomi), tetapi agak sulit dari sudut pandang politik. Itu bisa dilihat dari kuatnya konspirasi internasional untuk menyingkirkan pengaruh emas. Banalisasi (penyingkiran) emas dari arena terhormat itu tak lepas dari kokohnya Amerika sebagai superpower dunia. Setiap negara superpower berpeluang menjadi mata uangnya juga mata uang dunia.23

Sejarah mencatat Dinarius yang dicetak oleh kerajaan Romawi sampai beredar dan dipergunakan sebagai alat transaksi di Jazirah Arab, bahkan di masa Rasulullah saw karena saat itu imperium Romawi menjadi adi kuasa dunia. Poundsterling Inggris juga mendominasi di abad ke-19 di saat Inggris menduduki predikat yang sama.

Berbeda dengan negara-negara lainnya, Romawi dan Inggris Raya adalah contoh sembuah imperium. Normalnya, sebuah negara mendapat pendanaannya dengan memungut pajak dari rakyatnya. Nmaun bagi negara yang memiliki imperium, mereka memungut pajak dari negara lainnya.

Namun, untuk pertama kalinya, Amerika Serikat dalam abad ke-20 memajaki negara-negara lain dunia secara tidak langsung, melalui beban inflasi penciptaan mata uang dolar yang tidak

di-backed dengan logam berharga. Mata uang dolar yang terdistribusi secara luas menempatkan Amerika pada tempat istimewa. Negara-negara lain harus berkeringat menyerahkan hasil buminya dari minyak, tuna, rotan, kayu, emas, tembaga, sementara sang superpower cukup menukarkannya dengan uang kertas yang bisa dicetak kapan saja dan tidak memiliki nilai intrinsik apa-apa. Risiko terjadi inflasi dari penciptaan dolar yang berlebihan dengan cerdik dialihkan kepada 60% lebih penduduk bumi yang menggunakan uang ini.

23M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan , (Jakarta : Senayan Abadi

(22)

Dalam konteks ini, kekohan Amerika berikut mata uang dolarnya, bisa dijelaskna Mundell dengan mengadopsi teori gravitasi newtonia. Ketika suatu negara menjadi superpower dunia, kedudukanny tak ubahnya matahari dalam tata surya. Dia akan menjadi pusat kekuasaan, sekaligus pusat moneter internasional. Sementara negara-negara lain tak lebih dari sekadar planet-planet yang mengorbit. Namun, apabila salah satu planet itu di kemudian hari bertambah besar dan besar karena suatu hal, bahkan melebihi matahari, maka beralihlah planet itu menjadi pusat gravitasi, menjadi pusat kekuatan baru, dan rezim moneter baru pun tercipta. Demikian pula yang terjadi kenapa era poundsterling berakhir dan bergeser ke dolar, ketika Amerika mengambil alih peran superpower dari tangan Inggris.

Setelah itu, masing-masing superpower terus berusaha keras untuk mempertahankan moneter dunia dalam pola permainannya. Setiap upaya menggoyangkan statusnya dengan mengatasnamakan reformasi moneter, pasti ditolaknya. Mundell mencontohkan penolakan Inggris pada 1870-an ketika Amerika dan Prancis mengusulkan kembali kepada bimetal (logam berharga). Kini kalau ada upaya yang sama untuk mengkampayekan penggunaan gold dinar, misalnya, siapa yang pertama bakal menolak? Sudah pasti Amerika yang berdiri di deretan terdepan.

Dengan mempertahankan dolar memimpin dalam share keuangan global, AS mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Mereka mendapatkan free lunch yang mustahil mereka lepas.

Seignorage penciptaan doral menjadi keuntungan bagi AS mendulang pembiayaan bagi kepentingan ekonominya. Memberi peluang emas masuk menggeser dolar, berarti akan memangkan free lunch yang sudah begitu lama dinikmati.

Apakah dengan demikian peluang emas, seperti yang diisyaratkan Mundell itu, sama sekali tertutup mungkin tidak. Dengan logika gravitasi newtonia tadi, hanya ada satu superpower yang akan eksis menjadi pusat tata surya. Bagaimana bila kemudian ada satu atau bahkan lebih planet yang tiba-tiba menjadi besar dengan besaran yang relatif sama dengan matahari? Tentu ini akan mengacaukan sang superpower lama.

(23)

Euro menyitratkan fenomena baru, bahwa superpower tidak harus satu negara, ia bisa kumpulan dari beberapa negara, tapi dengan satu visi dan kepentingan. Bila negara-negara anggota OKI, misalnya, bersatu seperti yang ditunjukkan negara-negara Eropa yang bergabung dan euro, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi salah satu pusat tata moneter baru dengan

gold dinar sebagai alat pembayaran internasional.

Mungkin banyak kalangan yang meragukan skenario anggota OKI bisa bersatu dengan

common currency. Ini masuk akal, mengingatkan tipikal negara-negara anggotanya masih belum siap berkorban untuk kepentingan jangka panjang. Kalaupun OKI secara politis tidak dapat melecut dirinya untuk memperjuangkan emas sebagai jangkar mata uang, akan ada pihak lain yang melakukannya. Ini seperti sebuah keniscayaan. Seperti disinggung di awal, berabad-abad emas telah mebuktikan diri sebagai uang universal. Alat pembayaran yang akan menjaga problema inflasi. Sehingga ekonomi yang dibina pun tidak bersifat bubble economic layaknya diciptakan fiat money yang sewaktu-waktu bisa pecah. Bila waktu akhirnya membuktikan bubble economic itu benar-benar pecah berantakan, sulit membayangkan di atas puing-puingnya dibangun lagi sistem yang sama yang gagal menciptakan ekuilibrium ekonomi.

Penutup

Dari pembahas di atas maka dapat disimpulkan yakni sistem moneter yang berbasiskan pada

(24)

terjadi akan memaksa negara yang mengalami defisit untuk bekerja lebih keras dan efisien sehingga produksi mereka bisa bersaing di mata internasional.

Sistem moneter yang berbasiskan fiat money seperti yang ditunjukkan dollar standard sangat potensial menyulut berbagai disekuilibrium ekonomi. Ketekoran perdagangan yang dialami AS akan terakumulasi, tidak diselesaikan. Tidak ada upaya keras untuk menekan ketekoran ini karena pemerintah (AS). Ketertinggalan ekonomi di Indonesia ternayata disebabkan ketidak mandirian yang ditunjukkan oleh pemerintah RI dengan terus bekerja sama dengan IMF dalam hal ini Amerika lah yang berperan penting dalam pemberlakuan sistem ekonomi uang fiat justru lebih merugikan bangsa.

Sifat voltalitas karena pengaruh fluktuasi mata yang dimiliki fiat money dianggap sebagai salah satu faktor penyebab kerugian ekonomi bagi penganutnya, karena para pengguna sistem fiat money harus membayar ongkos pencetakan kertas uang yang nilai intrinsiknya tidak ada. Slain itu pihak trader diharuskan melakukan hedging (pemagaran) dalam setiap transaksi. Sistem uang emas labih cenderung memperkecil biaya transaksi karena sifatnya sebagai mata uang bersama (commont currency), maka dari itu kesolida para pendukun gold dinar amatlah diperlukan untuk lebih mempromosikan pemberdayaan atau pengembalian sistem ekonomi uang emas.

Beralihnya sistem ekonomi dolar menjadi ekonomi emas atau perak amatlah penting untuk dilakukan, hal ini didasarkan karena gagalnya fiat money mencegah petaka yang sudah telah yang sudah disimpannya. Kestabilan yang dihadirkan oleh emas dan perak adalah salah satu keunggulan yang dapat dihandalkan untuk menyelasaikan masalah-masalah ekonomi. Meskipun banyak sekali hambatan maupun kontroversi yang mungkin hadir terkait dengan pengembalian sistem emas ataupun dirham ini, bukan suatu kemustahilan untuk kita tetap berupaya keras untuk mengaplikasi secara lebih dalam sistem ekonomi emas atau perak ini. Karena sudah dipastikan kejayaan dan kemakmuran islam akan dapat dikembalikan apabila kita juga mengembalikan sistem ekonomi awal yang lebih dominan menggunakan mata uang emas ataupun perak.

DAFTAR PUSTAKA

A. Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007)

An-Nabhani Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam

(25)

Luthfi M. Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,(Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007)

Luthfi M. Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003) Muhammad, Kebijakan Fiscal dan Moneter dalam Ekonomi Islam (Jakarta:Salemba 4, 2002) Nur M. Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam ,(Bandung:Alfabeta, 2010)

Dinar Emas & Dirham Perak Sebagai Solusi Islam Mengatasi Riba & Inflasi.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu ikan yang menjadi komoditi utama dengan meningkatnya hasil tangkapan nelayan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat ialah jenis

Disini terlihat bahwa bukan hal yang mudah untuk membangun kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan karena untuk membangun kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan

Beberapa foto hasil negatif skrining Enterobacteriace penghasil ESBL dengan metode uji Double Disk Synergy.. Beberapa foto uji kepekaan Enterobacteriaceae penghasil ESBL

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa koleksi indeks beranotasi surat kabar tentang pariwisata pesisir selatan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

- Guru member motivasi kepada peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran berdasarkan situasi di kelas... - Guru memanggil Nomor yang sama untuk maju ke depan kelas

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan

Dari pernyataan tersebut maka dijelaskan bahwa besarnya pembagian sisa hasil usaha kepada anggota koperasi sesuai dengan jasa yang diberikan kepada koperasi dan akan