• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas ke 2 makalah teori kepemimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas ke 2 makalah teori kepemimpinan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua orang adalah pemimpin, mungkin ungkapan itulah yang patut kita tunjukan ketika muncul pertanya siapakah pemimpin yang sesungguhnya, kita kadang tidak sadar bahwa setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri. Banyak contoh nyata dalam realita kehidupan sekeliling kita sosok pemimpin-pemimpin yang sukses dalam mengemban amanahnya sebagai pembawa aspirasi warga masyarakat. Salah satu contoh yang ada tak jauh dari kita yaitu Ibu Tri Rismaharini yang merupakan Wali Kota Surabaya wanita pertama yang menjabat untuk periode 2010-2015. Sebelum menjabat sebagai wali kota, ia menduduki posisi sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Di bawah kepemimpinannya sebagai Kepala DKP hingga wali kota saat ini, Surabaya menjadi kota yang bersih dan asri. Bahkan kota yang mendapat sebutan Kota Pahlawan ini berhasil meraih kembali Piala Adipura 2011 untuk kategori kota metropolitan setelah lima tahun berturut-turut tak lagi memperolehnya.

Serta berbagai prestasi lainnya baik di dunia politik maupun pendidikan sebagai cerminan suksesnya estafet kepemimpinan. Jika kita telaah lebih jauh tentu dalam setiap kepemimpinan kita memerlukan apa yang kita sebut sebagai pedoman, yang kita gunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan baik berupa teori-teori dari ilmuan terdahulu maupun berbagai pendekatan yang implementatif untuk kita terapkan dalam proses belajar-mengajar kita nantinya, sebagi calon guru pendidikan agama islam.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian kepemimpinan itu?’

2. Apakah yang dimaksud dengan tori kepemimoinan? 3. Apa sajakah macam-macam teori kepemimpinan?

4. Apa sajakah macam-macam pendekatan dalam kepemimpinan?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian kepemimpinan. 2. Mahasiswa mampu memahami pengertian teori kepemimpinan. 3. Mahasiswa mampu memahami berbagai teori kepemimpinan.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1982:83), mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut: “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”.

Pengertian kepemimpinan menurut Goerge R. Terry (1972:458) adalah

: “Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang atau

pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin”.

Sedangkan James A.F. Stoner (1982:468) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut: “Kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas hubungan tugas anggota kelompok”.

B. Pengertian Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.

(4)

C. Berbagai macam Teori Kepemimpinan

Teori-teori munculnya seseorang pemimpin adanya tiga teori, yaitu: 1. Teori Genetis;

2. Teori Sosial; 3. Teori Ekologis.

Berikut diuraikan masing-masing dari teori tersebut: 1. Teori Genetis

Inti dari ajaran teori ini tersimpul dalam sebutan : “leaders are

born and not made”. Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan yang alami. Pemimpin itu tidak dibuat melainkan dilahirkan. Jadi dapat dikatakan bahwa pemimpin itu ada dengan membawa bakat-bakat memimpin yang luar biasa sejak ia dilahirkan. Dalam teori ini dikatakan bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaiamanapun juga.

(5)

bisa menjadi pemimpin. Tidak heran jika kemudian timbul pelbagai masalah akibat ketidakmampuan tersebut.

2. Teori Sosial

Inti ajaran teori sosial ini ialah bahwa “leaders are made and not

born”, jadi merupakan kebalikan dari teori genetis. Teori ini

mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila memang disiapkan dan diberikan pendidikan atau pengalaman yang cukup, di samping juga atas kemauannya sendiri.

Teori ini mengungkapkan bahwa pemimpin itu disiapkan, di didik, dan di bentuk melalui pelatihan dan tidak begitu saja dilahirkan. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan dari diri sendiri.

Seseorang bisa menjadi pemimpin karena pembentukan. Jika ia memiliki keinginan yang kuat, sekalipun ia tidak dilahirkan sebagai seorang pemimpin, ia bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar mandiri, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Pada hakikatnya semua orang sama dan dapat menjadi pemimpin. Tiap-tiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja memiliki kesempatan atau tidak.

3. Teori Ekologis

(6)

lingkungan, maka teori ekologis mengakui kedua-duanya, artinya bahwa seseorang itu hanya akan bisa menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat itu kemudian diasah melalui pendidikan.

Semua teori di atas dapat digunakan dalam pemunculan seorang pemimpin, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Seseorang yang

memang “ditakdirkan” sebagai pemimpin pun, jika tidak bersedia

mengembangkan diri dalam pelbagai proses yang melengkapi dirinya, tidak akan bisa memimpin dengan baik. Tetapi semua bakat pemimpin itu tidak ada gunanya jika ia tidak diberi kesempatan untuk memimpin. Adanya kesempatan yang diberikan akan sangat menolong. Menurut Ordway Tead, timbulnya seorang pemimpin itu karena:

1. Membentuk diri sendiri (self constituted leader, self made man, born leader).

2. Dipilih oleh golongan. Ia dipilih karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. 3. Ditunjuk oleh atasan. Ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan

disetujui oleh pihak atasan.

D. Berbagai Macam Pendekatan Studi Kepemimpinan 1. Teori Pendekatan Sifat (TraithApproachTheory)

Pendekatan ini berdasarkan pada sifat seseorang yang dilakukan dengan cara:

1) Membandingkan sifat yang timbul sebagai pemimpin dan bukan pemimpin.

2) Membandingkan sifat pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.

(7)

Great Man. Menurut teori ini, jika seseorang dilahirkan sebagai pemimpin, maka ia akan menjadi pemimpin.

Penelitian tentang pemimpin efektif dan tidak efektif mengemukakan bahwa pemimpin yang efektif tidak berdasarkan pada sifat manusia tertentu, tetapi terletak pada seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan yang dihadapinya. Sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin yang efektif antara lain: ketakwaan, kejujuran, kecerdasan, keikhlasan, kesederhanaan, keluasan pandangan, komitmen, keahlian, keterbukaan, keluasan hubungan sosial, kedewasaan, dan keadilan.

Pendekatan sifat-sifat berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan buka diciptakan (leader are born, not built), artinya seseorang telah membawa bakat kepemimpinan sejak dilahirkan buka di didik atau di latih. Pemimpin yang dilahirkan tanpa melalui diklat sudah dapat menjadi pemimpin yang efektif. Pelatihan kepemimpinan hanya bermanfaat bagi mereka yang memang telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan. Artinya, seseorang yang tidak memiliki sifat dan bakat kepemimpinan yang dibawa sejak lahir, tidak perlu dilatih kepemimpinan karena akan sia-sia.

Menurut Kouzes dan Posner, dari 20 sifat-sifat pemimpin yang ditemukan, mayoritas responden memilih empat sifat teratas, yaitu:

a. Honest (kejujuran)

Kejujuran lebih sering dipilih dibandingkan sifat yang lain. kejujuran juga berhubungan dengan nilai dan etika. Kita menghargai pemimpin yang mempunyai pendirian tentang prinsip yang penting, dan menolak pemimpin yang tidak yakin pada diri mereka sendiri. Kita tidak bisa percaya pada pemimpin yang tidak bisa menunjukan nilai-nilai, etika, dan standar mereka.

b. Forward Looking (mempunyai pandangan jauh ke depan)

(8)

mana mereka akan pergi membawa organisasi jika mereka berharap orang lain bersedia bergabung dalam menjalankan organisasi.

Yang dimaksud dengan kemampuan memandang ke depan ini adalah kemampuan seorang pemimpin untuk menetapkan atau memilih tujuan. Seorang pemimpin diharapkan punya orientasi yang baik menuju masa depan.

c. Inspiring (inspirasi)

Kita mengharapkan seorang pemimpin yang antusias, penuh semangat, dan berpandangan positif tentang masa depan, mereka diharapkan mampu memberikan inspirasi. Tidak cukup hanya mempunyai impian tentang masa depan, tetapi juga dapat menyampaikan wawasan dengan cara tertentu yang antusias, berenergi. Selain itu, sikap positif dari pemimpin dapat mengubah konteks pekerjaan sehingga lebih barmakna. Salah satu penentu kualitas seorang pemimpin adalah mampu memberikan inspirasi.

d. Competent (cakap)

Kecakapan pemimpin tidak harus mengacu pada kemampuan pemimpin dalam teknologi, inti operasi. Bahkan, jenis kecakapan yang dituntut rasanya bervariasi sesuai dengan kedudukan pemimpin dan keadaan organisasi. Akan tetapi, pemimpin tidak perlu mempunyai kecakapan yang sama dengan bawahan. Yang lebih penting pemimpin harus mempunyai waktu untuk belajar dan bekerja sebelum membuat perubahan dan keputusan yang berpengaruh pada setiap orang dalam organisasi. Namun bagaimanapun, selalu ada kecenderungan yang menunjukan perlunya kecakapan teknis pemimpin.

(9)

memimpin itu merupakan dimensi lain dari kecakapan. Kemampuan untuk menantang, memberi inspirasi, memungkinkan, menjadi teladan, dan mendorong juga harus ditunjukan jika pemimpin ingin dipandang mampu oleh bawahannya.

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, menurut Sondang P.Siagian adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kondisi fisik yang sehat sesuai dengan tugasnya. 2. Berpengetahuan luas.

3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi yang dipimpinnya akan berhasil.

4. Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas dari tujuan yang hendak dicapai.

5. Memiliki stamina (daya kerja) yang besar. 6. Gemar dan cepat mengambil keputusan

7. Obyektif dalam arti dapat menguasai emosi dan mempergunakan rasio.

8. Adil dalam memperlakukan bawahan. 9. Menguasai prinsip-prinsip human relations. 10.Menguasai teknik-teknik berkomunikasi.

11.Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat dan guru terhadap bawahannya.

12.Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi.

Siafat-sifat Pemimpin menurut George R. Terry (1972) adalah sebagai berikut:

Intelligence (Kecerdasan) • Initiative (Inisiatif)

Energy of drive (Kekuatan atau giat bekerja) • Emotional maturity (Kedewasaan emosi)

(10)

Self-assurance (Kepercayaan diri) • Perceptive (Cerdik, cepat tanggap) • Creative (Memiliki daya cipta)

Social participation (Keterlibatan dalam kelompok) 2. Pendekatan Tingkah Laku

Pendekatan ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku bukan dari sifat-sifat pemimpin karena sifat seseorang kadang menipu penglihatan, sehingga sulit di identifikasi secara pasti. Frielder (Mintorogo,1996) menyataka bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh kepribadiannya. Seseorang menjadi pemimpin karena dalam tempat dan situasi yang tepat, atau karena berbagai faktor seperti umur, pendidikan, pengalaman, serta latar belakang keluarga dan kekayaan1.

Menelaah perilaku kepemimpinan dapat diidentifikasi dari dua aspek yaitu dari fungsi kepemimpinan yang dijalankan dan dari gaya ditunjukkan pemimpin.

a. Fungsi kepemimpinan

Organisasi terdiri atas sekelompok orang, yang digerakkan oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan akan terjadi secara efektif apabila pemimpin dapat menjalankan dua fungsi utama, yaitu 1, fungsi berkaitan dengan tugas (task related) dan 2, fungsi yang berkaitan dengan pembinaan kelompok atau fungsi social (group maintenance).

Fungsi tugas memudahkan dan mengkooardinasikan usaha kelompok dan memilih,mendefinisikan dan memecahkan masalah bersama. Fungsi sosial membantu kelompok agar berjalan dengan lancar, menengahi perbedaan pendapat, meredam konflik, dan dapat memancarkan perasaan hangat dan empatik kepada anggota.

1

(11)

b. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dalam memperagakan kepemimpinanya. Terdapat dua gaya kepemimpinan yaitu gaya dengan orientasi tugas (task oriented) dan gaya dengan orientasi pada anggota (employe-oriented).

Beberapa gaya kepemimpinan2: 1) Gaya dasar kepemimpinan

Terdapat empat gaya dasar kepemimpinan yaitu otoriter, pseudo demokratis, laissez faire, dan demokratis

 Otoriter (authoritatif); yaitu gaya kepemimpinan yang menekankan

pada kekuasaan dan kepatuhan secara mutlak.

Pseudo demokratis; yaitu gaya kepemimpinan yang menekankan

pada penciptaan situasi yang memberi kesan demokratis, padahal pemimpin sangat mampu menggiring pikiran/ide anggota untuk mengikuti kehendaknya.

Laissez faire; gaya kepemimpinan yang tidak menunjukkan

kemampuan pemimpin karena ia membiarkan organisasi dan anggota melaksanakan kegiatanya masing-masing tanpa dalam satu arah kebijakan yang jelas dari pemimpin.

Demokratis; gaya kepemimpinan yang menekankan pada

hubungan interpersonal yang baik. 2) Teori X dan Teori Y

Teori x dan y dari McGregor adalah kumpulan anggapan tentang sifat-sifat manusia yang dikategorikan menjadi dua yaitu tipe X dan. Pada toeri ini gaya kepemimpinanya dipengaruhi oleh anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia.

2

(12)

Manusia X memiliki pembawaan kurang baik, malas bekerja dan tidak ada motivasi untuk berprestasi. Memperlakukan orang tipe ini harus dengan kepemimpina otoriter.

Manusia Y sebaliknya, memiliki tanggung jawab dan tidak ingin membuat citra diri negative dengan tidak terealisasikan tugas dan tanggung jawab. Gaya kepemimpinan yang sesuai untuk manusia tipe Y adalah demokratis.

3) Manajemem dari Rensis Likert (Likert’s Management System) Ia mengemukakan bahwa pengawas yang berorientasi pada karyawan mempunyai semangat kerja dan produktifitas lebih baik daripada yang berorientasi pada pekerjaan. Berdasarkan dua kategori dasar tersebut, disusun empat model tingkatan efektifitas manajemen;

Sistem 1, Pemimpn membuat keputusan sendiri tentang pekerjaan dan memerintah anggota untuk melaksanakannya berdasar standard an metode yang telah ditetapkan.

Sistem 2, pemimpin membuat keputusan sendiri dan memerintahkannya kepada anggota tapi mulai memberi kebebasan kepada anggota untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah.

Sistem 3, pemimpin membuat keputusan dan perintah setelah dilakukan diskusi. Pelaksanaan tugas dilakukan berdasarkan cara anggotanya.

Sistem 4, anggota dipartisipasikan secara penuh dan diberi kepercayaan untuk mengembangkan organisasi.

4) W.J. Reddin dalam “The 3-D Theory

W.J membagi gaya kepemimpinan dalam tiga orientasi yaitu Task Oriented, Relationship Oriented, dan Effectiveness Oriented. Dikenal sebagai teori 3 dimensi.

(13)

The deserter, tidak terlihat adanya perhatian dan pelaksanaan

terhadap tiga orientasi kepemimpinan.

The bureaucrat, pemimpin yang hanya mempunyai sifat efektif

saja dengan orientasi tugas yang rendah.

The missionary, pemimpin yang hanya berorientasi pada hubungan

saja, sedangkan orientasi tugas dan keefektifan rendah

The development, pemimpin yang menekankan efektifitas

organisasi dengan orientasi hubungan yang tinggi, dan orientasi tugas yang rendah.

The autocrat, pemimpin yang menekankan pada tugas, sangat

kurang memperhatikan karyawanya dan efektifitas organisasi.  The benevolent autocrat, pemimpin yang menekankan efektifitas

dengan tugas cukup tinggi, sedang orientasi hubungan yang rendah.

The compromiser, pemimpin kurang memperhatikan efektifitas

pekerjaan tapi berorientasi tugas dan hubungan yang memadai.  The executive, pemimpin yang melaksanakan ketiga orientasi

kepemimpinan.

Beberapa teori kepemimpinan yang memakai pendekatan tingkah laku antara lain:

1. Tori Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Universitas Michigan; 2. Teori kepemimpinan derdasarkan dinamika kelompok;

3. Studi kepemimpinan Ohio State University

1.) Teori Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Universitas Micchigan.

(14)

Centered) dan bentuk Perilaku kepemimpinan terpusat pada bawahan (The Employee centered)3.

Pusat Riset Micihigan University melakukan suatu penelitian. Penelitian ini mengidentifikasikan dua konsep yakni orientasi produksi (production orientastion) dan orientasi bawahan (employee orientation). Pemimpin yang menekankan pada orientasi bawahan sangat memperhatikan bawahan, di mana mereka merasa bahwa setiap karyawan itu penting, dan menerima karyawan sebagai pribadi. Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada produksi sangat memperhatikan hasil dan aspek-aspek kerja untuk kepentingan organisasi, dengan tanpa menghiraukan apakah bawahan senang atau tidak. Kedua ini hampir sama dengan tipe otoriter dan tipe demokrtatis. (Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia, 1987:66.)

2.) Teori Kepemimpinan Berdasarkan Dinamika Kelompok (Dorwin

Cartwright & Alvin Zander)

Menurut model ini, terdapat dua macam perilaku kepemimpinan, yaitu:

a) Pencapaian beberapa sasaran kelompok khusus, identik dengan perilaku pemimpin yang mengutamakan tugas.

b) Pemeliharaan dan penguatan kelompok itu sendiri, identik dengan perilaku pemimpin yang mengutamakan hubungan antar orang.

3.) Studi Ohio State

Penelitian oleh Ohio State University mengidentifikasikan dua kelompok perilaku yang mempengaruhi efektifitas kepemimpnan, yaitu struktur kepemrakarsaan (initiating structure) yang berorientasi tugas dan pertimbangan (consideration) berorientasi pada manusia. Kepemrakarsaan menuntut pemimpin melakuakn pengaturan mulai penetapan arah sampai

3

Rizal Tata Indra, Kepemimoinan. Diakses dari,

http://indraputrabintan.blogspot.com/2011/10/kepemimpinanhtml#.VCL4TlfDzMw, diakses, 25

(15)

prosedur kerja. Sedangkan pertimbangan menggambarkan hubungan yang hangat antara pemimpin dan anggota. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah tingkat pertimbanagn yang tinggi, sehingga menimbulkan kepuasan kepada karyawan4.

3. Pendekatan Kepemimpinan Situasional

Teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Teori ini dapat membantu untuk melihat ciri-ciri bawahan (subordinates)

didalam suatu gaya kepemimpinan. Teori Hersay dan Blachard ini terkenal dengan teori lingkaran hidup dari kepemimpinan (life cycle theory of leadership)5.

Teori ini memberikan sumbangan untuk memahami tingkat kematangan dari anggota-anggota kelompok yang merupakan factor penting di dalam situasi dalam rangka menentukan keefektifan dari gaya kepemimpinan.

Pengertian kematangan disini ditunjukan kepada tugas spesifik/tertentu yang disajikan. Jadi teori ini berdasar pada pandangan bahwa kepemimpinan yang efektif itu bergantung pada tingkat kematangan anak buah yang dipimpinnya dalam melaksanakan tugas tertentu. Di samping itu bergantung pula pada kemauan pemimpin dalam menyesuaikan sikap orientasinya terhadap tugas pekerjaan tersebut dan hubungan pribadi dalam kelompok. Hal yang perlu dipahami ialah posisi pemimpin dalam mengatur gaya kepemimpinannya.

 Apabila gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas pekerjaan,

maka arahan hanya dari pemimpin atau komunikasi satu arah, yang disebut gaya direktif.

 Apabila gaya kepemimpinan berorientasi pada hubungan dengan

anak buah, maka terjadi komunikasi dua arah antara pemimpin dan

4

Rizal Tata Indra, Kepemimoinan. Diakses dari,

http://indraputrabintan.blogspot.com/2011/10/kepemimpinanhtml#.VCL4TlfDzMw, diakses, 25

September 2014 pukul 12.04 WIB. 5

(16)

terpimpin, gaya ini adalah gaya demokrasi, disebut pula gaya suportif.

Berikut proses kepemimpinan tersebut:

1) Kalau anak buah itu makin matang, maka pemimpin itu hendaknya mengurangi tingkat struktur tugas, selanjutnya meningkatkan perhatiannya terhadap orientasi hubungan pribadi di dalam kelompok. 2) Kemudian bilamana seseorang atau anak buah itu sudah mencapai

rata-rata kematangan, maka pemimpin hendaknya mengurangi struktur tugas dan meningkatkan hubungan dalam kelompok.

3) Selanjutnya dibiarkan berkembang sampai pada tingkat kematangan penuh, yang diarahkan agar anak buah itu bisa berdiri sendiri dalam melaksanakan tugas tersebut dengan sikap mentalnya yang matang pula.

Apabila sudah ada pada tingkat tersebut, maka anak buah itu, baik secara individu maupun kelompok, tidak lagi memerlukan dukungan sosio-emosional, supervisi tidak diperlukan secara ketat, pemimpin sudah dapat mendelegasikan wewenangnya pada anak buahnya. Di lain pihak, anak buah akan merasa bahagia, karena tugas yang dilakukannya itu menghasilkan kepuasan hatinya.

Dari uraian diatas, maka teori kepimimpinan yang situasional ini menekankan pada keserasian dan kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangan anak buah. Jadi, hakikat teori ini adalah sebagai berikut:6

1) Tingkat kematangan anak buah dalam organisasi dapat ditingkatkan melalui proses pelaksanaannya.

2) Pada tingkat kematangan anak buah semacam itu, gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan orientasi hubungan kelompok dikurangi.

6

(17)

Kematangan menurut teori ini mengandung dua factor yang saling berhubungan dalam melaksanakan tugas pekerjaan tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan dan kemauan untuk menetapkan harapan yang cukup tinggi dengan tujuan yang realistis. Seseorang akan lebih merasa bergairah untuk mencapai prestasi yang didsarkan pada umpan balik yang rasional, daripada umpan balik yang emosional dan imbalan. 2. Kemampuan dan kemauan untuk memikul tanggung jawab dalam

rangka mencapai tujuan mereka. Pengertian Kemampuan ini ialah:’

1.) Kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertemtu; 2.) Memilihi pengetahuan teknis (pendidikan dan pengalaman)

3.) Memiliki keterampilan teknis (termasuk kemampuan untuk meghasilkan pekerjaan dengan bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok, seperti berkomunikasi secara efektif , percaya terhadap diri sendiri, dan berani berdiri sendiri).

Sedangkan pengertian Kemauan ialah:

(18)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa. Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin. Sedangkan Teori kepemimpinan ialah adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.

Bermacam-macam teori kepemimpinan yang ada antara lain, Teori Genetis, Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan yang alami,

Teori Sosial, teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila memang disiapkan dan diberikan pendidikan /pengalaman yang cukup, di samping juga atas kemauannya sendiri. Teori Ekologis, teori ini mengemukakan bahwa, untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat itu perlu dibina agar berkembang melalui pendidikan yang teratur.

(19)

dan kekayaan, Pendekatan Kepemimpinan Situasional, teori ini berdasar pada pandangan bahwa kepemimpinan yang efektif itu bergantung pada tingkat kematangan anak buah yang dipimpinnya dalam melaksanakan tugas tertentu.

B. Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Engkoswara dan Aan Komariah. AdministrasiPendidikan. Bandung: Alfabeta. 2011.

Indrafachrudi, Soekarto dan Thalele. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia. 2006.

Kumaidin, Didin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan : Konsep dan prinsip pengelolaan pendidika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012.

Engkoswara, dan Aan Komariah. Administrasi pendiddikan, Bandung:alfabeta. 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang diamati, terdapat beberapa jenis serangga yang menjadi hama tanaman jabon, antara lain ulat kantong (Mahasena corbetti), belalang kembara

Siswa yang orang tuanya perantau di SD Negeri Sugihrejo 02 yang masih menyimpang perilaku keagamaannya utamanya adalah siswa laki-laki, baik dalam bidang ibadah

ketersediaan koleksi merupakan aset yang besar dalam memberikan kepuasan

Mendukung Pencapaian sasaran Pemerintah Provinsi dalam peningkatan Kerjasama Lokal, Nasional dan lnternasional, dengan strategi kehijakan:.. Mendukung Pembentukan Badan

Selain mudah dan bahannya terjangkau di pasaran, pembuatan Ice Cream Carica lebih sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama dibandingkan dengan pembuatan

Teori ketergantungan adalah model pembangunan ekonomi dan sosial yang menjelaskan ketidaksetaraan global dalam hal eksploitasi sejarah negara-negara miskin oleh orang-orang

Adapun tujuan penelitian mengetahui peran Kepolisian dalam menganalisis tindak pidana pemalsuan surat, dan mengetahui factor-faktor yang menghambat penyidikan

Dari data yang telah diolah menghasilakan perbedaan tarif pajak terhutang dengan menerapkan metode gross up PPh Badan atau PPh pasal 29 sebesar Rp Rp 51.460.154,- sedangkan