• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Komunikasi Pelayanan dan Kepuasan (Studi korelasional Strategi Komunikasi Pelayanan Pegawai Perpustakaan USU terhadap Kepuasan Mahasiswa USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Komunikasi Pelayanan dan Kepuasan (Studi korelasional Strategi Komunikasi Pelayanan Pegawai Perpustakaan USU terhadap Kepuasan Mahasiswa USU)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, artinya keberadaan manusia sangat

bergantung kepada individu-individu lain yang berada disekitarnya, hal ini

terbukti dengan adanya masyarakat yang merupakan tempat manusia melakukan

aktivitas kehidupan dengan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, yang

dalam perspektif sosiologi disebut dengan interaksi sosial.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata

Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

di sini maksudnya adalah sama makna. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi

adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan oleh seseorang (komunikator) keepada orang lain (komunikan). Pikiran

bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, dan

sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Kegagalan dalam komunikasi dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi

sebuah organisasi. Dalam hal ini seorang karyawan sebuah perusahaan atau

organisasi harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang jelas dan menghindari

pemakaian istilah apabila dimungkinkan. Komunikasi yang mendorong atasan dan

karyawan untuk mengembangkan nilai dan kepercayaan bersama adalah suatu

komponen yang diperlukan untuk keberhasilan suatu oerganisasi.

Strategi komunikasi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh organisasi

atau perusahaan jasa pelayanan. Strategi komunikasi adalah perencanaan

(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi

komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara

praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

(2)

Contoh salah satu organiasi atau perusahaan jasa pelayanan adalah

perpustakaan. Perpusatakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku (Depdikbud: 1980). Dalam

bahas Inggris dikenal dengan library. Istilah ini berasal dari kata librer atau libri,

yang artinya buku (Sulistyo basuki: 1991,3).

Perpustakan itu sendiri yang kita ketahui adalah sebuah ruangan, bagian

sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan

buku terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Perpustakaan adalah tempat mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan

memelihara bahan pustaka baik tercetak maupun non cetak yang dikelola dan

diatur untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan sebagai sumber informasi,

studi, dan rekreasi.

Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang punggung

gerak majunya suatu institusi terutama institusi pendidikan, dimana tuntutan untuk

adaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan

pengguna (user) dominan dari kalangan akademisi yang kebutuhannya akan

informasi begitu kuat, sehingga mau tidak mau perpustakaan harus pula berfikir

untuk berupaya mengembangkan diri guna memenuhi kebutuhan pengguna (user).

Perpustakaan telah menemukan jati dirinya sebagai tempat perubahan (agent

of change), tempat dimana berbagai informasi disimpan, dan tempat dimana

embrio intelektual diciptakan. Betapa tidak, dulu perpustakaan yang dianggap

sebagai tempat buku saja, kini berkembang menjadi pusat sumber daya informasi.

Artinya, perpustakaan tidak semata menjadi tempat menyimpan buku semata,

melainkan menjadi tempat dimana pengguna (user) mampu menciptakan lagi

sesuatu yang mampu dibaca dan digunakan oranglain.

Perpustakaan yang cukup besar dan baik selalu memiliki bagian yang

bertanggung jawab terhadap pelayanan informasi, bahkan bagian ini sering

dijadikan bagian formal yang masuk ke dalam struktur organisasinya.

Eastbrook dalam Yusup menggambarkan model pelayanan informasi ini

dengan mengibaratkan bahwa pustakawan diibaratkan sebagai operator telepon

(3)

pemanggilnya. Sedangkan masyarakat pengguna diibaratkan sebagai pemanggil

yang mencoba memperoleh kemungkinan terbaik yang dihubungkan dengan

lingkungan item informasi secara khusus. (Yusup:358)

Pegawai perpustakaan harus memiliki kemampuan berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam pengembangan

perpustakaan terutama dalam pelayanannya. Maka, sangat diperlukan peningkatan

kamampuan berkomunikasi kepada pegawai perpustakaan. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adalah komunikasi efektif. Kemampuan berkomunikasi secara

efektif dan efisien juga harus dimiliki oleh pegawai perpustakaan. Berkomunikasi

dengan pengguna perpustakaan melibatkan interaksi sosial yang kompleks, baik

verbal maupun nonverbal. Misalnya kemampuan mengkomunikasikan bagaimana

menelusuri informasi dengan menggunakan program komputer, bisa menemukan

lokasi buku yang ada di perpustakaan dengan cepat dan tepat.

Pegawai perpustakaan juga harus memiliki kemampuan mendengarkan,

peningkatan komunikasi dengan pengguna perpustakaan, peningkatan komunikasi

nonverbal dan melakukan simulasi kemampuan berkomunikasi perpustakaan

(Nursalam:1996). Pegawai harus memiliki kemampuan mendengarkan untuk

memahami perasaan, keinginan dan aspirasi orang lain, baik untuk hubungan ke

dalam (komunikasi antar pegawai) maupun ke luar (komunikasi dengan pengguna

perpustakaan). Salah satu syarat pustakawan mempunyai kemampuan

mendengarkan yaitu mampu mengungkapkan keinginan pengguna, terutama

dalam pelayanan referensi dan penelusuran informasi.

Bahasa nonverbal juga harus diperhatikan saat berinteraksi. Diantara bahasa

nonverbal atau bahasa isyarat adalah pandangan mata, senyum dan anggukan

kepala dapat membuat komunikasi menjadi lebih baik. Percakapan juga lebih

terasa lebih akrab dan bermakna apabila dalam berkomunikasi saling bertatap

muka. Dalam pengembangan bahasa nonverbal juga sering terjadi masalah.

Pandangan mata dan senyum yang berlebihan akan mengundang anggapan yang

kurang baik dalam berkomunikasi.

Dalam memberikan pelayanannya perpustakaan juga mengutamakan

kepentingan pengguna, dengan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan

(4)

dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan adalah khazanah penyimpan karya

manusia, sumber informasi, fungsi rekreasi, fungsi pendidikan, fungsi budaya,

fungsi penelitian dan fungsi pengambilan keputusan (Zen dan

Hermawan,2006:24).

Tugas dari perpustakaan adalah memberikan layanan secara optimal. Maka

dari itu keberhasilan pelayanan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh

perpustakaan. Dengan demikian perpustakaan harus menyediakan fasilitas sebaik

mungkin, seperti koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai, pegawai

perpustakaan yang ramah, pelayanan yang cepat dan tepat sehingga para

pengguna perpustakaan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

perpustakaan.

Informasi adalah salah satu hal yang dicari oleh pengguna perpstakaan.

Datangnya para pengguna untuk mencari informasi harus didukung oleh

perpustakaan, pemenuhan kebutuhan pengguna berpengaruh terhadap perilaku

pengguna perpustakaan tersebut. Koleksi yang berkualitas dan lengkap, sistem

pengelolaan informasi yang baik, prosedur pelayanan yang mudah dipahami, hak dan

kewajiban pengguna dan pemberian informasi yang jelas, kenyamanan dan

ketersediaan koleksi merupakan aset yang besar dalam memberikan kepuasan kepada

pengguna.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di

lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti, universitas, institute, sekolah

tinggi, akademi, dan lembaga perguruan tinggi lainnya. Perpustakaan perguruan

tinggi berfungsi sebagai darana yang akan menunjang proses perkuliahan dan

penelitian di perguruan tinggi tersebut. (Zen dan Hermawan, 2006:33).

Perpustakaan perguruan tinggi salah satunya adalah perpustakaan Universitas

USU. Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan

USU menjadi perpustakaan sentral dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan

fakultas. Dan perpustakaan USU mulai menggunakan gedung baru yang

diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan. Bila ditelusuri kembali sejarah USU, perpustakaan pertama sekali

yang didirikan di lingkungan USU adalah perpustakaan fakultas kedokteran

(5)

itu USU masih merupakan sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada

pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan tinggi Negeri ke tujuh di

Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Perpustakaan USU menempati sebuah

gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 m yang terletak di

tengah-tengah kampus.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma memiliki

peran yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU sebagai pusat

pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan

yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai

dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan

bagi usaha/industri.

Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan perannya

dalam mengikuti dinamika perkembangan USU. (library.usu.ac.id).

Visi dan Misi perpustakaan USU antara lain :

1. Visi : “Menjadi suatu perpustakaan pendidikan tinggi terkemuka dalam

pelayanan terhadap sivitas akademikanya”.

2. Misi : “Menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi

secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi

Tridharma Universitas Sumatera Utara melalui pengadaan dan penyediaan

bahan pustaka serta membantu mahasiswa dan dosen, sehingga menjadi

terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan

mereka.”

Perpustakaan perguruan tinggi adalah organ pusat dari suatu perguruan tinggi.

Sebagai suatu pusat informasi, perpustakaan memperoleh tempat utama dan

sentral karena perpustakaan melayani semua fungsi perguruan tinggi induknya

yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Perpustakaan menyediakan pelayanan yang bersifat fundamental dan mutlak.

Pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi keseluruhan program perguruan

tinggi, dan tanpa itu berarti penundaan berfungsinya perguruan tinggi sebagai

(6)

Metode perkuliahan sekarang telah bergeser dari pola lama “kuliah dan buku

teks” ke suatu metode pengajaran yang menekankan lebih banyak pada “tutorial

dan belajar mandiri” yang menyebabkan kebutuhan yang lebih besar terhadap

pelayanan perpustakaan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pustakawan

perguruan tinggi harus mampu menerjemahkan kebutuhan perguruan tinggi

induknya ke dalam kenyataan operasional.

Transfer informasi yang efektif sangat tergantung pada kualitas staf

perpustakaan. Karena kompleksnya perpustakaan perguruan tinggi diperlukan

untuk menunjuk staf professional dengan kualifikasi tertentu yang akan

bertanggung jawab atas berbagai jenis pelayanan perpustakaan. Salah satu hal

yang terpenting dalam pelayanan perpustakaan adalah menekan sekecil mungkin

ketidaknyamanan pengguna dalam menggunakan koleksi perpustakaan.

Peningkatan mutu pelayanan menjadi upaya yang seharusnya dilakukan secara

berkelanjutan (Siregar,2004:113).

Dari observasi atau pengamatan peneliti dapat terlihat ada sebagian pegawai

perpustakaan tidak menjalankan salah satu kewajiban seorang pustakawan kepada

masyarakat yaitu “Pustakawan melaksanakan pelayanan perpustakaan dan

informasi kepada setiap pengguna secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan

prosedur pelayanan perpustakaan, santun dan tulus”. Dalam kewajiban ini

sekurang-kurangnya pustakawan harus melaksanakan pelayanan perpustakaan dan

informasi kepada masyarakat atau mahasiswa sebagai berikut:

1. Memberikan layanan prima. Artinya pelayanan kepada masyarakat harus

dilakukan dengan cepat, mudah, tepat, murah, tertib dan tuntas sesuai

dengan prosedur yang berlaku sehingga dapat memuaskan pengguna.

2. Pelayanan harus dilakukan dengan sopan. Artinya pustakawan

memberikan pelayanan harus menggunakan prinsip empat S, yaitu

senyum, salam, sopan dan santun, sehingga pelayanan berlangsung dalam

suasana ramah dan menyenangkan.

3. Layanan kepada masyarakat/mahasiswa harus dilakukan secara tulus.

Berarti bahwa pustakawan tidak mengaharapkan imbalan dalam bentuk

(7)

Menurut dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

pelayanan pegawai yang ada di perpustakaan USU terhadap kepuasaan mahasiswa

USU.

1.2. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menguji hubungan strategi

komunikasi pelayanan pegawai perpustakaan USU terhadap kepuasan

mahasiswa USU.

2. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada mahasiswa USU yang

mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku di perpustakaan USU

periode 2013-2015.

3. Objek penelitian ini dibatasi pada mahasiswa dari 4 fakultas, yaitu 2

fakultas mewakili ilmu eksakta yaitu fakultas MIPA dan fakultas Pertanian

dan 2 fakultas mewakili ilmu sosial yaitu fakultas fisip dan fakultas

ekonomi.

4. Objek penelitian dibatasi pada mahasiswa angkatan 2012 dan strata 1.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut: “Bagaimana strategi komunikasi pelayanan pegawai perpustakaan USU

terhadap kepuasan mahasiswa USU”

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pelayanan pegawai Perpustakaan

USU.

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasaan mahasiwa USU terhadap pelayanan

pegawai Perpustakaan USU.

3. Untuk mengetahui hubungan antara strategi komunikasi pelayanan

(8)

1.5. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan bagi khasanah ilmu

pengetahuan dibidang ilmu komunikasi, khusunya dalam kajian tingkat

pelayanan dan kepuasan.

2. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan memperkaya

bahan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi. Penelitian ini juga dapat

menjadi bahan referensi bila ada penelitian sejenis dikemudian hari.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi perpustakaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efikasi isolat Trichoderma terpilih dengan bahan organik untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang lada di lapangan.. Pemilihan

Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal dalam mengoptimalkan pembiayaan qardhul hasan, yang pertama adalah pemahaman produk, Kedua komunikasi, Ketiga

Institut Hukum Internasional (the Institute of International Law) mendefinisikan pengakuan terhadap suatu negara baru sebagai suatu tindakan satu atau lebih negara

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa: (1) pemberian IBA konsentrasi 0- 75 ppm pada pertumbuhan bibit manggis tidak berpengaruh pada semua

sebagai saprophytis dan sebagian kecil sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Fungi ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan atau bersifat pathogen

Kegagalan implementasi tersebut kemudian muncul gagasan yang menempatkan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya , Ciri utama Negara ini

Pada kegiatan tutorial aktifitas yang menonjol adalah membaca LSBA, memperhatikan penjelasan dosen, memperhatikan teman bicara dan menulis/ mencacat jawaban LSBA. Mahasiswa

Pendidikan adalah suatu konsep dasar yang bersifat atu bertujuan mengarahkan membimbing dan membina dari suatu hal yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara