• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis jenis Dan layanan BK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenis jenis Dan layanan BK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Dalam (Depdiknas, 2008) Disebutkan bahwa dalam PerMendiknas No.22/2006 tentang Standar Isi, layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari kurikulum yang isinya dipilah menjadi: (a) kelompok mata pembelajaran, (b) muatan lokal, dan © materi

pengembangan diri, yang harus ‘disampaikan’ oleh konselor kepada peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, di bawah ini akan diuraikan empat jenis layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.

1. Layanan Dasar

Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan. Layanan dasar bimbingan ini ditujukan untuk seluruh individu, dilaksanakan dengan menggunakan strategi bimbingan klasikal dan dinamika kelompok.

Berikut ini contoh isi layanan dasar bimbingan untuk orang dewasa, yaitu

 memiliki tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa

 membantu anak-anak dan pemuda, khususnya anak kandungnya sendiri

agar berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab;

 mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang dewasa lainnya

 menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya, yakni suami istri sebagai seorang pribadi yang utuh

 menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya

 melaksanakan dan menampilkan unjuk kerja yang cukup baik dalam profesi dan jabatan

 menyesuaikan diri dengan perikehidupan orang-orang yang berusia lanjut, khususnya dalam cara bersikap dan bertindak.

Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar

mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Menurut (Depdiknas, 2007) secara rinci tujuan pelayanan ini adalah :

(2)

2. mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yan glayak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya

3. mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya

4. mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Mengenai fokus perilaku yang dikembangkan, yakni menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Materi pelayanan dasar mencakup : (1) self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, (7) perilaku bertanggung jawab.

2. Layanan Responsif

Layanan Responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh individual saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang

digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Dalam Nurihsan, 2006) disebutkan bahwa isi layanan responsif ini adalah dalam

bidang (1) pendidikan; (2) belajar; (3) sosial; (4) pribadi; (5) karier; (6) tata tertib di sekolah; (7) narkotika dan perjudian; (8) perilaku seksual; serta (9) kehidupan lainnya.

Dalam sebuah pendidikan, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam memilih pendidikan, jurusan, program studi yang cocok dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

 Dalam bidang belajar, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi

masalah kesulitan dalam belajar, mengatur cara belajar, memprioritaskan pelajaran serta strategi dan teknik belajar.

 Dalam bidang sosial, terkait dengan mengatasi masalah kesulitan dalam hubungan sosial, kesulitan menyesuaikan dengan lingkungan keluarga, tetangga, teman, sekolah, dan masyarakat.

 Dalam bidang pribadi, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam mengatasi konflik internal pribadi, kesulitan dalam mengambil keputusan, dan kesulitan dalam mengendalikan diri serta mengarahkan diri.

 Dalam bidang karier, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam memilih pekerjaan yang cocok dengan minat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya, kesulitan

(3)

Menurut (Depdiknas, 2007) menyatakan bahwa tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan

memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk menginterversi masalah-masalah atau kepedulian pribadi

konseli yang muncul segera dilaksanakan saat itu. Hal tersebut berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karier, dan atau masalah pengembangan pendidikan.

Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk

memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya secara positif. Keb utuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi

antara lain tentang pilihan karir dan program studi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas.

Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami oleh konseli diantaranya: (1) merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3) berperilaku impulsive (kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa

mempertimbangkan secara matang), (4) membolos sekolah, (5) malas belajar,(6) kurang memilili kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) masalah pergaulan bebas, (9) malas b eribadah, (10) prestasi belajar rendah,

(11) masalah tawuran, (12) manajemen stress, dan (13) masalah keluarga.

Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat ditempuh menggunakan berbagai teknik, misalnya inventori tugas-tugas perkembangan (ITP),

angket konseli, leger, psikotes, dan daftar masalah konseli atau alat ungkap masalah (AUM). (kartadinata, 2007:26)

3. Layanan Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier dan sosial pribadinya. Membantu individu memantu dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian

merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya sesuai

dengan pemantauan dan pemahamannya. Teknik bimbingannya adalah konsultasi dan konseling.

Nurihsan, 2006) menyebutkan bahwa, Isi layanan perencanaan individual adalah

1. bidang pendidikan dengan topik-topik belajar yang efektif, belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat dan karakteristik kepribadian lainnya;

(4)

3. bidang sosial-pribadi dengan topik mengembangkan konsep diri yang

positif, mengembangkan ketermapilan-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman dan belajar memahami perasaan orang lain.

Dalam (Depdiknas, 2007) disebutkan bahwa perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungan; (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan

terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar dan karir dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan perencanaan

individual ini dapat juga dirumuskan sebagai uapaya memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.

Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan

pengembangan aspek akademik, karir dan sosial-pribadi. Secara rinci cakupan

fokus tersebut antara lain, mencakup pengembangan aspek (1) akademik, (2) karier, dan (3) sosial-pribadi

4. Layanan Dukungan Sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan guru, staf ahli/ penasihat, dari masyarakat yang lebih luas; manajemen program; serta penelitian dan pengembangan.

Dalam (Depdiknas, 2008), dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek :

(a) pengembangan jejaring (networking)

Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang meliputi

 konsultasi dengan guru-guru

 menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat

 berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah/madrasah

 bekerjasama dengan personel sekolah/madrasah lainnya dalam rangka

menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan konseli

 melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling, dan

(5)

(b) kegiatan manajemen

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan (1) pengembangan program, (2) pengembangan

staf, (3) pemanfaatan sumber daya, dan (4) pengembangan penataan kebijakan.

1. Pengembangan Profesionalitas

Konselor secara terus menerus berusaha untuk memutakhirkan

pengetahuan dan keterampilannya melalui (a) in-service training, (b) aktif dalam organisasi profesi, © aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah; seperti

seminar dan workshop (lokakarya), atau (d) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi. 2. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi

Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah/madrasah lainnya, dan pihak istitusi di luar sekolah untuk

memperoleh informasi, dan umpan balik terhadap pelayanan bantuan yangtelah diberikannya kep ada para konseli, menciptakan lingkungan sekolah

yang kondusif bagi perkembangan konseli, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.

3. Manajemen Program

Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan

(manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah.

© riset dan pengembangan

Kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas konselor yang berhubungan dengan pengembangan professional secara berkelanjutan, meliputi: (1) merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling, sebagai sumber data bagi kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi proses pembelajaran, serta pengembangan program bagi

peningkatan unjuk kerja professional konselor; (2) merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas pengembangan diri konselor professional sesuai

dengan standar kompetensi terhadap etika professional; (4) berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

Analisis

Dalam perspektif yang berbeda, terdapat beberapa jenis layanan, tidak hanya yang disebutkan di atas dan tidak pula bisa dikatakan mana yang benar dan mana yang salah. Bahkan sangat

(6)

layanan bimbingan dan konseling di sekolah, telah dibahas juga Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling.

Referensi

Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan t enaga Kependidikan.

Dediknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan BImbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : Depdiknas.

Referensi

Dokumen terkait

Manajer Investasi dapat menghitung sendiri Nilai Pasar Wajar dari Efek tersebut dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab berdasarkan metode yang menggunakan asas konservatif

Pengoperasian alat tangkap huhate target utamanya ikan cakalang. Huhate adalah jenis alat tangkap yang terdiri dari joran, tali pancing, dan mata pancing yang tidak

Dari hasil pengujian User Acceptance Testing, yaitu Pre Test dan Post Test yang telah dilakukan, untuk kelompok siswa yang belajar menggunakan buku biologi memiliki

Akan tetapi, melalui penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat.Persoalan metafisika telah dibicarakan oleh al-Kindi dalam beberapa risalahnya, antara lain

(FRP) pada kapal ikan tradisional 20GT dilatarbelakangi oleh keadaan kapal ikan tradisional yang membutuhkan biaya perawatan yang mahal dikarenakan kerusakan

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis limbah konstruksi, mengetahui proses manajemen pengelolaan limbah konstruksi dan mengetahui apa yang dialkukan

MATEHEMATICS JOURNALISM CLUB HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. Sekretariat

Berdasarkan metode pembiayaan, jenis kredit dibedakan menjadi: 1. Kredit Bilateral, yaitu kredit yang dibiayai oleh satu Bank. Kredit Sindikasi, yaitu kredit yang diberikan dua