MATH EM ATI C, SCI EN CE, & ED UCATI ON N ATI ON AL CON FEREN CE (MSEN Co) Fakult as Tarbiyah dan Keguruan I AI N Raden I nt an Lam pung 2016
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMA BERBASIS STRATEGI
REACT
(
Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring
) POKOK
BAHASAN GERAK MELINGKAR KELAS X SMA
Ardian Asyhari
(1), Windarti
(2), dan Widya Wati
(3)(1), (2), (3)Pendidikan Fisika, IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung
(ardianasyhari@iainradenintan.ac.id)
ABSTRAK
Ketersediaan sumber belajar pada suatu sekolah akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah, karena pembelajaran yang baik adalah pembelajaran harus diimbangi dengan bahan ajar yang membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan menyenangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah Menghasilkan produk yaitu berupa Modul Fisika
SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak Melingkar dan mengetahui kualitas kelayakannya
berdasarkan penilaian ahli, Praktisi Pendidikan (guru fisika) SMA kelas X dan mengetahui respons Peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah research and development berdasarkan adaptasi dari prosedur oleh
Sugiyono dan Borg and Gall. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tahapan potensi & masalah, mengumpulkan informasi, desain produk awal, validasi desain dan revisi desain. Hasil
pengembangan bahan ajar yaitu: Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak
Melingkar untuk kelas X SMA. Validasi produk dilakukan oleh 6 dosen ahli dan 2 Praktisi Pendidikan dan dilakukan sebanyak 2 kali. Data yang diperoleh dari validasi, kemudian dianalisis dengan teknik perhitungan persentase setiap program dan diketahui modul fisika memiliki persentase 100% “Valid
dan layak” untuk digunakan bagi peserta didik kelas X SMAdan berdasarkan penilaian peserta didik,
kualitas modul fisika masuk dalam kategori “Valid dan layak”.
KATA KUNCI: Tahapan Pengembangan, REACT, Kualitas Produk, Respons Peserta Didik
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi ini, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal (Yudiprasetya, 2014). UU Nomor 20/2003 pasal 1 (1), pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Usaha sadar - terencana, suasana belajar-pembelajaran, mengembangkan potensi diri peserta didik, merupakan tiga kunci yang mesti dicermati secara serius.
Proses pembelajaran yang efektif dimulai dari perencanaan yang efektif. Perencanaan tersebut dipersiapkan oleh guru sebelum mengajar dan akan terurai didalam perangkat pembelajaran (Fitriani, 2014).
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan / pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dialami peserta didik sebagai anak didik. Pembelajaran yang efektif harus dipahami dan diupayakan terjadi dalam setiap kegiatan pembelajaran (Riyanto, 2014).
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran yang menentukan keberhasilan pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran, serta menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran, karena itu, perencanaan bahan ajar perlu mendapat pertimbangan secara cermat. Bahan ajar bukan semata- mata berarti semua uraian yang tertera dalam buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu. Bahan ajar umumnya harus terkandung pengetahuan, keterampilan, dan afektif, antara pengetahuan dan keterampilan terdapat
perbedaan yang jelas “the information we feed the
learner”, sedangkan “the performance he achies (the results)’’. Pengetahuan menunjukan kepada informasi
yang disimpan dalam pikiran (mind) peserta didik,
misalnya seseorang mengetahui sesuatu secara mandiri (Hamalik, 2008). Salah satu bahan ajar yang sering digunakan pada proses pembelajaran yaitu modul.
terencana, didesain guna membantu peserta didik menyelesaikan tujuan-tujuannya, salah satu bentuk media cetak yang berisi satu unit pembelajaran, dilengkapi dengan berbagai komponen sehingga memungkinkan peserta didik yang mempergunakannya secara mandiri tanpa terpusat oleh guru.
Berdasarkan observasi langsung, wawancara dan pemberian angket kepada pendidik bidang studi fisika di SMA YPPL (Yayasan Pendidikan Pelabuhan) Panjang Bandar Lampung, bahwa bahan ajar selama ini digunakan masih menggunakan buku paket dan belum pernah menggunakan modul. Bahan ajar yang digunakan masih terfokus pada latihan-latihan soal, penyajian materi cenderung langsung diberikan tanpa banyak proses mencari tahu, dan materi yang disajikan secara langsung tanpa pendahuluan yang mengantarkan materi dengan kehidupan nyata. Sehingga bagi peserta didik modul yang disajikan belum berinovasi. Suatu modul pembelajaran akan lebih mempermudah proses pembelajaran jika diimbangi dengan strategi pembelajaran yang tepat.
Rumusan masalah penelitian adalah: (1) Bagaimana menghasilkan produk yaitu berupa Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak Melingkar ? (2) Bagaimana kualitas dari Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT setelah dikembangkan ? (3) Bagaimana respons peserta didik terhadap modul yang dikembangkan ?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menghasilkan produk yaitu berupa Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan Gerak Melingkar. (2) Mengetahui kualitas dari Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT setelah dikembangkan. (3) Mengetahui respons peserta didik terhadap modul yang dikembangkan.
Strategi pembelajaran kontekstual haruslah dirancang untuk merangsang 5 (lima) bentuk dasar dari pembelajaran. Strategi React (relating, experiencing, applying, cooperating, transferring) merupakan elemen
pembelajaran kontekstual yang memiliki lima strategi yaitu (1) mengaitkan/menghubungkan (relating); (2)
mengalami (experiencing); (3) menerapkan (applying);
(4) strategi bekerjasama (cooperating); dan (5)
mentransfer (transferring) sehingga disingkat REACT
yang terfokus pada pembelajaran konteks (Trianto, 2010).
Srategi pembelajaran adalah cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan peserta didik yang dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri yang kemudian diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran (Wena, 2009). Proses adalah bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Hal ini terletak terletak pada strategi pembelajaran yang berkaitan dengan relasi antara pendidik dan peserta didik. Strategi pembelajaran yang tepat menurut peneliti berdasarkan kenyataan yang
telah dipaparkan yaitu strategi REACT (relating, experiencing, apllying, cooperating, transferring).
Strategi REACT yaitu strategi pembelajaran yang memiliki lima tahapan yaitu relating (menghubungkan), experiencing (mengalami), apllying (menerapkan),
cooperating (bekerjasama), dan transferring
(mentransfer), melalui tahapan-tahapan ini peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata.
Penggunaan strategi REACT sebagai basis dalam pengembangan modul untuk mendukung pembelajaran yaitu dengan mengaitkan konteks nyata dan menggali sejauh mana pengetahuan awal peserta didik mengenai materi yang akan dikaji (relating). Dengan demikian,
persepsi peserta didik mengenai materi dapat diketahui dan peserta didik dapat menyadari tentang hubungan materi yang dikaji dengan permasalahan dalam konteks nyata. Hal ini akan menumbuhkan motivasi peserta didik untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan konsep-konsep yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah (experiencing). Setelah
peserta didik mendapatkan konsep tersebut, peserta didik dituntun untuk menerapkan konsep untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan
mampu menerapkannya kembali (applying). Dalam
mencari solusi, peserta didik dimungkinkan untuk melaksanakan kerja sama dan berkomunikasi dengan peserta didik lain dalam satu kelompok kerja
(cooperating). Terakhir, peserta didik dituntun untuk
mencoba menerapkan hasil yang telah diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks yang baru dan melatih kemampuan berpikir peserta didik
(Transferring) (Yudiprasetya, 2014).
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang: (1) Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik/guru), (2) Kompetensi yang akan dicapai, (3) Content atau isi materi informasi
pendukung, (4) Latihan-latihan, (5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK), (6) Evaluasi, dan (7) Balikan terhadap hasil evaluasi (Depdiknas, 2008).
interaksi (pemberian stimulus dan respon), kelengkapan informasi, (4) aspek kelayakan kegrafikan, yang mencakup: penggunaan font (jenis dan ukuran), lay out
atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, dan desain tampilan (Fitri, 2013).
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan banyak. Departemen Pendidikan Nasional dalam buku Teknik Belajar dengan Modul, mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self-instruction”,
artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari peserta didik secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain. Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu init yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Daryanto, 2014).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini yaitu research and
development atau penelitian pengembangan yang
menggunakan model Borg and Gall yang diadaptasi oleh Sugiyono, yaitu (1) Potensi Masalah, (2) Mengumpulkan Informasi, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Perbaikan Desain, (6) Ujicoba Produk, (7) Revisi Produk, (8) Ujicoba Pemakaian, (9) Revisi Produk, (10) Produksi Masal (Sugiyono, 2014) dengan membatasi Pengembangan sampai pada tahap ke-5.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah: (1) Data kebutuhan awal penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan angket kebutuhan yang disebar peneliti di sekolah SMA YPPL Bandar Lampung, (2) Data hasil validasi ahli berupa penilaian terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar berupa lembar validasi yang ditujukan pada sejumlah dosen pakar untuk melakukan validasi materi dan media (desain), (3) Data penilaian guru mata pelajaran fisika, dan (4) Data respons peserta didik sehingga mendapatkan kelayakan modul fisika. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, lembar angket, lembar validasi ahli materi dan ahli media, lembar penilaian praktisi pendidikan, dan lembar respons peserta didik terhadap modul yang dikembangkan.
Analisis data untuk lembar validasi dosen pakar, penilaian praktisi pendidikan, dan respons peserta didik berbentuk skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “Ya–tidak”;
“benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”; dan lain-lain. Penilaian yang digunakan berbentuk ceklis dengan skala penilaian yaitu ya = 1 dan tidak = 0. Analisis selanjutnya dilakukan seperti pada skala Likert. (1) Teknik perhitungan PSA (persentase tiap aspek):
∑
∑ 100%
Teknik perhitungan PSP ( presentase setiap program) dengan rumus:
∑
∑ 100%
(Bramianto, 2014).
Hasil dari skor penilaian menggunakan Skala Guttman kemudian dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna.
Tabel 1. Kriteria Kevalidan Nilai Rata-rata Hasil Validasi
Valid (tidak perlu revisi) Cukup valid (tidak perlu revisi) Kurang valid ( revisi sebagian) Tidak valid (revisi total)
Berdasarkan tabel diatas, maka produk pengembangan berakhir saat skor penilaian terhadap Modul Fisika SMA telah memenuhi syarat kelayakan dengan tingkat kesesuaian materi, kelayakan media, dan kualitas teknis pada Modul Fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar dapat dikategorikan valid.
HASIL PENELITIAN
Hasil utama dari penelitian pengembangan ini adalah modul fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar. Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan mengadaptasi metode Borg and Gall yang dilakukan dari tahap 1
hingga tahap 5. Hasil penilaian diperoleh dari penilaian para ahli (validator) yaitu meliputi ahli materi, ahli media & desain, dan praktisi pendidikan (guru mata pelajaran fisika). Dosen-dosen yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan termasuk pada praktisi pendidikan (guru mata pelajaran fisika).
Berikut hasil penilaian (validasi) dan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Hasil Tahap Potensi dan Masalah
Tahapan dari studi pendahuluan yaitu meliputi: observasi, wawancara dan pemberian angket. Hasil dari analisis tahapan ini sehingga dapat dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan bahan ajar.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil pada tahap ini, memungkinkan dipilih sebagai acuan pengembangan bahan ajar yang spesifik yaitu pengembangan modul fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar kelas X.
a. Observasi
Data dari hasil observasi yaitu: 1) Keberadaan Bahan ajar menggunakan Buku pelajaran Fisika berupa buku paket; 2) Pembelajaran di kelas belum pernah ada pengantar materi sebelum memasuki materi; 3) Keterkaitan antara materi dengan kehidupan sehari-hari belum ada; 4) Soal latihan (lebih dominan); 5) Materi fisika untuk mendorong peserta didik untuk aktif masih kurang.
b. Wawancara
Data dari hasil wawancara diperoleh sebagai berikut:1) Sekolah menggunakan buku paket dan belum pernah menggunakan modul; 2) Sumber belajar yang menjadi panduan bagi guru agar dapat mengaitkan hubungan antara materi dengan kehidupan nyata masih sedikit; 3) Belum ada bahan ajar atau modul fisika berbasis strategi REACT.
c. Angket
Data dari hasil angket yang diperoleh sebagai berikut: 1) Materi fisika masih belum menghubungkan kehidupan sehari-hari; 2) Mengembangkan modul dengan mengaitkan contoh nyata sangat diharapkan. 2. Hasil Mengumpulkan Informasi
Setelah hasil analisis dari tahapan potensi dan masalah yang meliputi: observasi, wawancara dan pemberian angket, kemudian disesuaikan dengan mengumpulkan sumber referensi yang menunjang pengembangan modul berbasis strategi REACT sebagai penunjang pembelajaran fisika dengan materi gerak
melingkar pada tingkat SMA. Sumber referensi untuk
mengembangkan modul didapat dari sumber yang relevan yaitu Jurnal penelitian, menggunakan buku panduan dan internet. Hasil pengumpulan berbagai informasi yaitu antara lain:
a. Jurnal penelitian.
- Informasi mengenai pengembangan produk
mengenai desain dan layout pada desain awal.
- Tahapan-tahapan dalam pengembangan modul.
b. Buku panduan pengembangan bahan ajar
(Departemen Pendidikan Nasional).
- Petunjuk dalam pengembangan modul.
- Komponen-komponen dalam modul
c. Internet.
- Materi fisika
- Fenomena-fenomena dan aplikasi yang
berhubungan dengan materi untuk menujang pengembangan modul.
3. Hasil Desain Produk awal
Setelah memperoleh informasi melalui tahapan studi pendahuluan yang meliputi: observasi, wawancara dan angket, dan mengumpulkan informasi melalui jurnal penelitian, buku panduan dan internet, maka menentukan spesifikasi produk yang dikembangkan yaitu materi yang digunakan, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan percobaan atau pratikum, latihan soal, uji kompetensi, dan strategi pembelajaran yang digunakan pada modul.
Informasi-informasi pendukung yang digunakan untuk mengembangkan modul fisika SMA berbasis strategi REACT adalah materi fisika yang disesuaikan dengan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) materi gerak melingkar, strategi pembelajaran REACT, artikel mengenai fenomena-fenomena nyata mengenai materi gerak melingkar dan bentuk-bentuk penugasan.
Pengembangan modul ini dikembangkan dengan
menggunakan model Borg and Gall, adapun
perencanaan pengembangan modul fisika SMA berbasis strategi REACT yang dikembangkan sebagai berikut:
a. Rancangan modul fisika SMA berbasis strategi
REACT pokok bahasan gerak melingkar kelas X
1) Judul modul.
2) Indikator pencapaian kompetensi.
3) Pengantar materi.
4) Materi yang berisi penjelasan mengenai
gerak melingkar.
5) Basis strategi pembelajaran REACT.
6) Soal-soal, latihan, atau tugas. 7) Evaluasi.
b. Penyusunan Modul Fisika SMA berbasis
strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar untuk kelas X.
1) Bahan pembuatan modul.
2) Halaman sampul.
3) Halaman francis.
4) Glosarium.
5) Bab I Pendahuluan
a) Peta konsep.
b) Pengantar materi.
c) SK dan KD.
6) Materi gerak melingkar.
7) Rangkuman.
4. Hasil ValidasiProduk Awal (Tahap 1)
kelayakan dari modul fisika SMA berbasis strategi REACT kelas X .
a. Hasil Validasi Ahli Materi
Data hasil validasi tahap 1 terhadap materi gerak melingkar diperoleh dari 3 dosen dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Validasi Materi Tahap 1 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek
Penilaian PSA(%) Kategori
Aspek
kelayakan isi 88 Valid (tidak perlu revisi) Aspek
kelayakan
penyajian 100
Valid (tidak perlu revisi) Aspek penilaian
REACT 100 Valid (tidak perlu revisi) 288
PSP 96 % Valid (tidak perlu revisi)
Berdasarkan validasi tahap 1 pada tabel 4.1 diperoleh hasil penilaian dari 3 dosen yang menilai materi pada modul fisika SMA berbasis strategi REACT. Penilaian materi meliputi: aspek kelayakan isi, aspek penyajian, dan aspek penilaian REACT. Dari hasil validasi instrumen penilaian ahli materi untuk aspek kelayakan isi sebesar 88% dalam kategori valid (tidak perlu revisi), sementara untuk aspek kelayakan penyajian sebesar 100% dalam kategori valid (tidak perlu revisi), dan penilaian untuk aspek penilaian REACT sebesar 100% dalam kategori valid (tidak perlu revisi). Berdasarkan total hasil validasi 1 untuk materi sebesar 96% yang diinterpretasikan sesuai dengan tabel 4.1, maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan layak digunakan dengan catatan dilakukan revisi terhadap modul yang dikembangkan dan kembali lagi ke validator.
b. Hasil Validasi Media.
Data hasil validasi tahap 1 terhadap media (desain) modul fisika SMA berbasis strategi REACT diperoleh dari 3 validator dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Validasi Media Tahap 1 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek Penilaian PSA(%) Kategori
Aspek kelayakan
kegrafikan 75 Cukup Valid (tidak perlu revisi) Aspek kelayakan
bahasa 73 Cukup Valid (tidak perlu revisi) 147
PSP 74% Cukup Valid (tidak perlu revisi)
Berdasarkan validasi tahap 1 pada tabel 4.2 diperoleh hasil penilaian dari 3 validator yang menilai media (desain) pada modul fisika SMA berbasis strategi REACT. Penilaian media (desain) meliputi: aspek kelayakan kegrafikan dan aspek kelayakan bahasa. Dari hasil validasi instrumen penilaian ahli media untuk aspek kelayakan kegrafikan sebesar 75% dalam kategori cukup valid (tidak perlu revisi), sementara untuk aspek kelayakan bahasa sebesar 73% dalam kategori cukup valid (tidak perlu revisi). Berdasarkan hasil total validasi 1 untuk media sebesar 74% yang diinterpretasikan sesuai dengan tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan layak digunakan dengan catatan dilakukan revisi terhadap modul yang dikembangkan dan kembali lagi ke validator.
c. Hasil Penilaian Praktisi Pendidikan (guru mata pelajaran fisika).
Data hasil penilaian tahap 1 terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT diperoleh dari 2 guru mata pelajaran fisika dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Penilaian Guru Fisika Tahap 1 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek
Penilaian PSA(%) Kategori
Kesesuaian materi dengan
SK dan KD 83 Valid (tidak perlu revisi) Strategi
REACT 90 Valid (tidak perlu revisi) Tampilan 75 Cukup Valid (tidak perlu revisi) Respon guru 80 Valid (tidak perlu revisi)
147
PSP 74% Cukup Valid (tidak perlu revisi)
Berdasarkan hasil total penilaian guru mata pelajaran fisika tahap 1 untuk sebesar 74% yang diinterpretasikan sesuai dengan tabel 4.3, maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan layak digunakan dengan catatan dilakukan revisi terhadap modul yang dikembangkan dan kembali lagi ke guru mata pelajaran fisika.
5. Hasil Revisi 1
Setelah dilakukan validasi pada tahap 1, didapatkan data yang menunjukkan tingkat validitas kelayakan modul. Saran yang terdapat pada instrumen digunakan untuk bahan pertimbangan perbaikan modul lebih lanjut lagi. Berdasarkan saran dari validasi terhadap vaidator-validator ahli, maka modul fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar kelas X mengalami revisi. Saran dan perbaikan dan hasil revisi modul dari para ahli dan praktisi pendidikan sebagai berikut:
a. Revisi Ahli Materi Tahap 1
Adapun saran dan masukan dari ahli materi yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. Revisi Ahli Materi terhadap Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
No. Komentar/ saran Tindak lanjut
1 Terdapat penulisan
rumus yang tidak ada
b. Revisi oleh Ahli Media (Desain).
Adapun saran dan masukan dari ahli media (desain) yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Revisi Ahli Media terhadap Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
No Komentar/ saran Tindak lanjut
1. Tampilan gambar
pada cover terlalu pecah
Mengganti gambar
dengan resolusi yang baik.
2. Tampilan warna pada
cover tidak menarik Mengganti tampilan warna yang lebih soft dan menarik.
5. Terdapat perbedaan
jenis tulisan Konsisten penggunaan jenis tulisan
6. Tampilan glosarium
terdapat fitur yang
pada tiap kolom agar konsisten
c. Penilaian Praktisi Pendidikan terhadap modul.
Penilaian praktisi Pendidikan terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT yang dilakukan oleh 2 orang guru mata pelajaran fisika untuk menilai kelayakan. Adapun komentar dan saran serta tindaklanjutnya adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Revisi Guru Mata Pelajaran Fisika terhadap Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
No. Komentar/ saran Tindak lanjut
1 Materi sudah sesuai
dengan SK dan KD -
2 Setiap akhir materi
terdapat kegiatan yang
dapat mendorong
peserta didik untuk aktif dan berfikir
-
3. Layak untuk diterapkan
disekolah -
6. Hasil Validasi Produk Tahap 2
a. Validasi Ahli Materi
telah dilakukan yaitu produk sudah mengalami perbaikan dan layak digunakan sehingga validasi produk kepada ahli materi cukup sampai di tahap kedua. Adapun data validasi tahap ke dua yang dilakukan terhadap materi gerak melingkar berbasis strategi REACT adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Validasi Materi Tahap 2 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek
Penilaian PSA(%) Kategori
Aspek
kelayakan isi 100 Valid (tidak perlu revisi) Aspek
kelayakan
penyajian 100
Valid (tidak perlu revisi) Aspek penilaian
REACT 100 Valid (tidak perlu revisi) 300
PSP 100 % Valid (tidak perlu revisi)
Setelah melakukan revisi sesuai saran dan masukan dari validator materi, maka dapat terlihat adanya peningkatan seperti pada aspek kelayakan isi sebesar 100% dalam kategori “valid” (tidak perlu revisi), untuk aspek kelayakan penyajian dan aspek penilaian REACT tetap pada skor yang sama yaitu sebesar 100% dalam kategori “valid” (tidak perlu revisi). Kategori yang didapatkan dari penilaian validator untuk materi di dalam modul fisika berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar X SMA tetap berada pada kategori “Layak”.
b. Validasi Ahli Media (Desain).
Validasi media dilakukan oleh 3 validator untuk menilai kelayakan media gerak melingkar. Setelah produk mengalami revisi berdasarkan saran atau masukan dari para validator, maka dilakukan validasi tahap kedua. Adapun umpan balik mengenai revisi yang telah dilakukan yaitu produk sudah mengalami perbaikan dan layak digunakan sehingga validasi produk kepada ahli media (desain) cukup sampai di tahap kedua. Adapun data validasi tahap ke dua yang dilakukan terhadap media (desain) gerak melingkar berbasis strategi REACT adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Validasi Media Tahap 2 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek Penilaian PSA(%) Kategori
Aspek kelayakan
kegrafikan 100 Valid (tidak perlu revisi) Aspek kelayakan
bahasa 100 Valid (tidak perlu revisi)
200
PSP 100% Valid (tidak perlu revisi)
Setelah melakukan revisi sesuai saran dan masukan dari validator media, maka dapat terlihat adanya peningkatan seperti pada aspek kelayakan kegrafikan sebesar 100% dalam kategori “valid’’ (tidak perlu revisi) dan untuk aspek kelayakan bahasa yaitu sebesar 100% dalam kategori “valid’’ (tidak perlu revisi). Kategori yang didapatkan dari penilaian validator untuk media di dalam modul fisika berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar X SMA tetap berada pada kategori “Layak”.
c. Penilaian Praktisi Pendidikan terhadap modul.
Setelah produk mengalami revisi berdasarkan saran atau masukan dari guru mata pelajaran fisika, maka dilakukan validasi tahap kedua. Adapun umpan balik mengenai revisi yang telah dilakukan yaitu produk sudah mengalami perbaikan dan layak digunakan sehingga validasi produk kepada guru mata pelajaran fisika cukup sampai di tahap kedua. Adapun data penilaian tahap ke dua yang dilakukan terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Penilaian Guru Mata Pelajaran Fisika Tahap 2 Modul Fisika SMA Berbasis strategi REACT Pokok Bahasan gerak melingkar Kelas X SMA
Aspek
Penilaian PSA(%) Kategori
Kesesuaian materi dengan
SK dan KD 100 Valid (tidak perlu revisi) Strategi
REACT 100 Valid (tidak perlu revisi) Tampilan 100 Valid (tidak perlu revisi) Respon guru 100 Valid (tidak perlu revisi)
400
PSP 100% Valid (tidak perlu revisi)
Pada tahap 2 untuk penilaian guru mata pelajaran fisika terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT mendapatkan peningkatan dalam presentase untuk semua aspek penilaian yaitu sebesar 100%. Hasil validasi tahap ke dua mengalami peningkatan.
d. Tanggapan/respon peserta didik terhadap modul
fisika SMA berbasis strategi REACT pokok gerak melingkar.
Setelah melakukan validasi oleh dosen-dosen ahli materi dan media hingga tahap ke 2 termasuk penilaian
dari praktisi pendidikan, maka diperlukan
digunakan untuk mengetahui respon dari peserta didik terhadap kelayakan dan tampilan modul adalah angket
dengan menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari
18 pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu Ya – Tidak. Angket diberikan kepada 15 peserta didik yaitu kelas X. Terdapat sejumlah masukan dari peserta didik mengenai aspek kemenarikan modul.
Gambar 1.Respon peserta didik terhadap modul fisika SMA
Adapun tanggapan/respon peserta didik sebagai berikut:
1) Memudahkan dalam memahami pelajaran
khususnya materi gerak melingkar.
2) Pengguanaan bahasa mudah dipahami.
3) Mendorong peserta didik untuk dapat
merangkum/meringkas materi.
4) Dapat membangun kerjasama antar peserta
didik dalam melakukan kegiatan pratikum khususnya.
5) Tampilan modul menarik.
7. Revisi tahap 2
Hasil dari revisi tahap 2 tidak ada masukan dan saran yang perlu ditindak lanjuti dikarenakan sudah sesuai saran dan masukan para vaidator.
PEMBAHASAN
1. Pembahasan Hasil Tahap Potensi dan Masalah Tahap awal ini yang meliputi observasi, wawancara dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan yaitu: jurnal penelitian, buku panduan dan internet. Dapat dianalisis bahwa kegiatan apersepsi tidak dilakukan (Wibowo, 2014).
Sumber belajar yang menjadi panduan guru agar dapat mengaitkan hubungan materi dengan kehidupan nyata masih sedikit, hal ini dapat menyulitkan peserta didik untuk memahami mata pelajaran fisika, menurut Fitri (2015), menghubungkan terlebih dahulu dengan bahan pelajarannya yang telah dikuasai oleh murid-murid berupa pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang lalu atau dari pengalaman, hal ini yang dimaksud adalah dengan masih minimnya sumber belajar yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata akan menyulitkan pemahaman akan materi fisika,
pemasalahan ini telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya yaitu; mengatakan bahwa tanpa adanya sumber referensi yang mengaitkan antara materi dengan kehidupan nyata akan mempersulit pemahaman.
Salah satu upaya pemahaman mengenali materi dengan contoh nyata adalah melalui tahapan pembelajaran yang terdapat pada suatu strategi pembelajaran seperti yang dimuat dalam modul fisika SMA berbasis strategi REACT pada pokok bahasan gerak melingkar kelas X, melalui fakta yang ditemukan dilapangan dan berdasarkan peneliti sebelumnya maka menjadi acuan untuk mengembangkan bahan ajar yang dapat memecahkan permasalahan diatas yaitu dengan mengembangkan modul fisika SMA berbasis strategi REACT.
2. Pembahasan Mengumpulkan Informasi Melalui jurnal penelitian pengembangan bahan ajar berbasis strategi REACT terdapat informasi mengenai langkah-langkah dan tahapan pengembangan sehingga memudahkan dalam mengembangkan produk. Hasil informasi yang didapat dari jurnal penelitian dipiih karena ingin melanjutkan penelitian pengembangan modul yang sudah ada. Melalui buku panduan pengembangan bahan ajar dari Departemen Pendidikan Nasional bahwa terdapat informasi mengenai komponen-komponen utama dalam bahan ajar khususnya modul, hal ini dipilih karena terdapat komponen-komponen utama dalam mengembangkan modul dan cocok untuk strategi REACT.
Pengembangan ini tidak terlepas dari internet yang merupakan salah satu sumber informasi, karena melalui internet memuat informasi yang tidak terdapat pada jurnal penelitian maupun buku panduan. Salah satu informasi dari internet adalah mengenai strategi pembelajaran REACT, maupun mengenai materi yang akan dikembangkan.
3. Pembahasan Hasil Desain Produk Awal Setelah memperoleh informasi melalui tahapan studi pendahuluan yang meliputi: observasi, wawancara dan angket, dan mengupulkan informasi melalui jurnal penelitian, buku panduan dan internet, maka selanjutnya mendesain produk awal yang akan dikembangkan, spesifikasi produk yang pertama adalah terkait dengan sasaran peserta didik dari modul yang dikembangkan, yaitu bagi peserta didik SMA kelas X. Sebagaimana yang telah dijelaskan menurut PP No.19/2005, buku teks yang baik memiliki empat komponen yaitu komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan,
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan spesifikasi produk yang dikembangkan yaitu materi yang digunakan, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan percobaan atau pratikum, latihan soal, uji kompetensi, dan strategi pembelajaran yang digunakan pada modul. Informasi-informasi pendukung yang digunakan untuk mengembangkan modul fisika SMA berbasis strategi REACT adalah materi fisika yang disesuaikan dengan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) materi gerak
95%
Materi Bahasa ketertarikan
melingkar, strategi pembelajaran REACT, artikel mengenai fenomena-fenomena nyata mengenai materi gerak melingkar dan bentuk-bentuk penugasan.
Pengembangan modul ini dikembangkan dengan
menggunakan model Borg and Gall,
komponen-komponen yang terdapat pada desain produk awal ini dipilih karena telah melalui validasi namun terdapat perbedaan dari peneliti sebelumya. Komponen-komponen yang terdapat pada modul fisika SMA berbasis strategi REACT pada pokok bahasan gerak melingkar memiliki beberapa item setiap materi (judul besar) yang menjadikan salah satu dari tahapan dari strategi REACT ini. Modul sebagai sumber belajar menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar menjadi agar lebih bermakna dan peserta didik tidak hanya memahami materi pelajaran secara umum melainkan dapat memahami secara nyata.
4. Pembahasan Hasil Validasi Produk Awal Aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian para validator pada modul adalah penilaian materi gerak melingkar, media (desain atau tampilan) dari modul fisika dan Praktisi Pendidikan. Berikut hasil validasi dari beberapa pakar dibidangnya:
a. Validasi Ahli Materi
Tahap awal untuk penilaian materi terhadap modul fisika terdapat persentase aspek kelayakan isi sebesar 88%, menurut Sadiman (2008) dalam penyajian gambar harus mudah dipahami dan merangsang pemahaman akan materi, hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyajian relating antara materi dengan contoh nyata
masih kurang dalam sehingga peserta didik kurang memahami dan untuk gambar terdapat penggunaan yang berulang-ulang, nantinya peserta didik berpendapat tidak ada perbedaan antara gambar satu dengan yang lain.
b. Validasi Ahli Media
Penilaian media (desain) terhadap modul fisika SMA terdapat persentase untuk aspek kelayakan kegrafikan sebesar 75% dan aspek kelayakan bahasa sebesar 73%, menurut pakar media, Prawiradilaga (2015) “bahwa penyajian gambar, bagan, denah, maupun warna yang terdapat pada komponen modul harus dapat menjelaskan rincian atau penegasan pada materi, begitu pula pada penyajian gambar dapat menjelaskan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep yang saling terintegrasi”. Hal ini trlihat pada aspek kelayakan kegrafikan terdapat beberapa kekurangan yaitu: tampilan gambar yang terdapat pada
cover terlalu pecah dan tidak menarik, hal ini
mempengaruhi ketertarikan akan modul, penyajian pada persamaan tidak menarik dan tidak berwarna, agar diberi warna dan terlihat menarik. Kelayakan bahasa terdapat kekurangan yaitu: tampilan penempatan tujuan
pembelajaran pada kolom ECA (Experienc,
Cooperating and Applying) tidak tepat, sehingga
penyampaian pemahaman terhadap pesan atau informasi tidak tepat, kemampuan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis tidak ada, tidak konsisten dalam penggunaan simbol atau ikon, tulisan pada cover
tidak jelas, identitas cover tidak ada, pada bagian glosarium terdapat fitur yang seharusnya tidak ada,
terdapat persamaan tanpa keterangan sehingga menyulitkan peserta didik maka harus dilengkapi, setiap keterangan pada gambar harus disertakan sumber dan identitas.
c. Penilaian Praktisi Pendidikan (Guru mata
pelajaran fisika)
Penilaian guru tehadap modul fisika SMA berbasis satrategi REACT yaitu meliputi: aspek penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD, strategi REACT, tampilan dan respon. Hasil penilaian tahap 1 untuk aspek penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD 83%, dikarenakan untuk kedalaman materi masih minim, penilaian strategi REACT 90%, masih terdapat kekurangan yaitu: penyajian pada tahap transferring
untuk peserta didik masih kurang, penilaian tampilan 75%, dikarenakan terdapat warna pada desain tidak satu kesatuan, respon 80%, pertanyaan-pertanyaan pada modul harus mendorong peserta didik untuk berpikir kritis itu masih kurang, dan belum dapat dikatakan belajar mandiri. Menurut praktisi pendidikan “bahwa kedalaman materi amat penting sehingga tidak terjadi kekurangan dan kesalahan materi, ketika peserta didik mengerjakan permasalahan seperti soal-soal dapat menyelesaikannya yang terdapat pada tahap
transferring, begitu pula dalam penyajian warna akan
mempengaruhi karena sebelum menggunakannya biasanya peserta didik akan tertarik dengan melihat warna desain”.
5. Pembahasan Hasil Revisi
a. Hasil Revisi Ahli Materi
Gambar 2. Perbandingan Hasil Ahli Materi Validasi 1dan 2
Hasil dari validasi untuk materi khususnya pada aspek kelayakan isi sebesar 88% ditahap awal, kemudian pada tahap kedua mengalami peningkatan yaitu sebesar 100%. Peningkatan persentase ini disebabkan oleh revisi pada aspek kelayakan isi, seperti
dengan menambahkan penyajian relating dalam bentuk
yang lebih sederhana namun dapat dipahami oleh peserta didik dan dapat menyimpulkan secara mandiri, begitu pula dengan penyajian gambar yang diberikan
88%
dengan perbedaan gambar satu dengan yang lain tanpa mengurangi makna pada materi. Setelah melakukan revisi tahap 1 sesuai saran validator, maka kembali melakukan validasi tahap 2. Setelah melakukan validasi tahap kedua berdasarkan saran validator, maka produk yang dikembangkan dinyatakan “valid” dan masuk ke dalam kategori “layak”.
b. Hasil Revisi Ahli Media
Gambar 3. Perbandingan Hasil Validasi Media tahap 1 dan 2.
Hasil dari validasi tahap awal untuk media pada aspek kelayakan kegrafikan sebesar 75%, kemudian pada tahap kedua mengalami peningkatan yaitu sebesar 100%. Peningkatan persentase ini, hal yang dilakukan ialah mengubah tampilan gambar, warna pada desain
cover, dan pada penyajian persamaan-persamaan
(rumus). Warna pada tampilan akan mempengaruhi ketertarikan peserta didik untuk menggunakan produk khususnya modul, begitu pula dengan penggunaan tata bahasa dalam penyampaian pemahaman terhadap pesan atau informasi (Sadiman, 2008).
Aspek kelayakan bahasa sebesar 73% pada tahap awal, setelah melakukan revisi mengalami peningkatan persentase sebesar 100%, hal yang dilakukan untuk peningkatan ini yaitu: merevisi penyajian (penggunaan) bahasa dalam setiap materi maupun bahasan, penempatan pada tujuan pembelajaran diubah dan dipindah pada kolom penggunaan modul, penggunaan simbol atau ikon pada setiap persamaan konsisten sehingga tidak dapat menyulitkan peserta didik, fitur yang terdapat pada glosarium dihilangkan karena tidak
memiliki makna, setiap gambar diberi sumber referensi dan pemberian identitas pada cover. Setelah melakukan
revisi tahap 1 sesuai saran validator, maka kembali melakukan validasi tahap 2. Setelah melakukan validasi tahap kedua berdasarkan saran validator, maka produk
yang dikembangkan dinyatakan “valid” dan masuk ke dalam kategori “layak”.
c. Hasil Revisi Penilaian Praktisi Pendidikan (Guru
mata pelajaran fisika)
Gambar 4. Perbandingan Hasil Penilaian Guru tahap 1 dan 2
Penilaian guru tehadap modul fisika SMA berbasis satrategi REACT yaitu meliputi: aspek penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD, strategi REACT, tampilan dan respon. Hasil penilaian tahap 1 untuk aspek penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD 83%, setelah melakukan revisi dan mengalami peningkatan persentase sebesar 100% dengan melakukan perubahan (revisi) beberapa konten yang terdapat pada modul, antara lain: memperdalam dan memperkaya materi. Penilaian strategi REACT 90% pada tahap awal, setelah revisi mengalami peningkatan yaitu 100%.
Peningkatan ini karena dengan melakukan penambahan pada penyajian pada tahap transferring
yang terdapat pada konten modul, untuk penilaian tampilan 75% pada tahap awal, kemudian mengalami peningkatan sebesar 100% dikarenakan melakukan revisi warna pada desain dan menjadi satu kesatuan dan respon 80%, setelah melakukan revisi kini menjadi 100% dengan melakukan perubahan pada pertanyaan-pertanyaan pada modul agar peserta didik terdorong untuk berpikir kritis dan dapat belajar mandiri. Setelah melakukan revisi tahap 1 sesuai saran dari guru mata pelajaran fisika, maka kembali melakukan validasi tahap 2. Setelah melakukan validasi tahap kedua berdasarkan saran dari guru mata pelajaran fisika, maka produk yang dikembangkan dinyatakan “valid” dan masuk ke dalam kategori “layak”.
75% 73%
100% 100%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Aspek Kelayakan
Kegrafikan Aspek KelayakanBahasa
Validasi 1 Validasi 2
83% 90%
75% 80%
100% 100% 100% 100%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Kesesuaian Materi dengan SK
dan KD
Strategi
REACT Tampilan ResponGuru
d. Tanggapan/respon peserta didik terhadap modul fisika SMA
Setelah melakukan tahap validasi 1 dan 2, maka diperlukan tanggapan/respon untuk memperlengkap dan memperkuat kualitas dari modul fisika SMA berbasis strategi REACT pada pokok bahasan gerak melingkar kelas X. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui respon dari peserta didik terhadap kelayakan dan ketertarikan tampilan modul adalah
angket, dengan menggunakan skala Guttman, yang
terdiri dari 18 pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu Ya – Tidak. Lembar respon diberikan kepada 15 peserta didik yaitu kelas X. Terdapat sejumlah masukan dari peserta didik mengenai aspek kelayakan dan ketertarikan tampilan modul.
Adapun tanggapan/respon peserta didik sebagai berikut:
1) Memudahkan dalam memahami pelajaran
khususnya materi gerak melingkar.
2) Pengguanaan bahasa mudah dipahami.
3) Mendorong peserta didik untuk dapat
merangkum/meringkas materi.
4) Dapat membangun kerjasama antar peserta
didik dalam melakukan kegiatan pratikum khususnya.
5) Tampilan modul menarik.
Tanggapan/Respon para peserta didik terhadap modul fisika SMA berbasis strategi REACT mendapat tanggapan/respon yang positif dan baik bahwa dengan adanya inovasi bahan ajar/ modul dapat memudahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
6. Produk Akhir.
Setelah melalui tahapan validasi 1 dan 2, maka didapat perubahan dan perbedaan dari produk awal hingga tercipta produk akhir. Dapat dilihat pada produk akhir.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1)Pengembangan
modul Fisika berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar dilakukan dengan mengadaptasi dari model research and development atau R&D yang terdiri
dari beberapa tahapan yang mengikuti langkah Borg and Gall, antara lain tahapan studi pendahuluan, mengumpulkan informasi, desain produk awal, validasi produk awal, dan revisi produk awal, (2) Kualitas produk modul Fisika SMA berbasis strategi REACT pokok bahasan gerak melingkar berdasarkan hasil validasi oleh 6 dosen ahli dan hasil penilaian 2 guru mata pelajaran fisika adalah layak digunakan, serta (3) mendapat respon peserta didik terhadap modul fisika yang dikembangkan yaitu valid dan layak dari perhitungan skor total jumlah nilai maupun rerata nilai.
DAFTAR PUSTAKA
Bramianto, Erix-Triadi. 2014. Pengembangan Media Komputer Pembelajaran (CAI) pada mata
pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro, Vol. 03 No. 01 Tahun 2014. 31-45.
Daryanto, Aris Dwi. (2014). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar),
Yogyakarta : Gava Media.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan
Ajar, Jakarta : Depdiknas.
Fitri, Lidy-Alimah. 2013. Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis
Domain Pengetahuan Sains Untuk
Mengoptimalkan Minds-On Peserta Didik.
Jurnal Mahasiswa UM Purworejo, Vo. 1 No. 1.
Tahun 2013. 44.
Fitriani, Dwi. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Strategi REACT Pada
Materi Lingkaran Kelas VIII SMP. Jurnal
Mahasiswa UNJA, Vol. 1 No. 1. Tahun 2014.
Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar,
Jakarta : Bumi aksara.
Mulyasa, Enco. (2004). Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Riyanto, Anton-Iful dan Muslim, Supari. 2014.
Penerapan Strategi Pembelajaran REACT Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 03 No. 02 Tahun
2014. 37-46.
Sadiman, Arief S. (2008). Media Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan;
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung : Alfabeta.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana.
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer: Suatu Pendekatan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Wibowo, Anggit-Cahyo. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis REACT pada Pokok
Bahasan Fluida. Jurnal Mahasiswa UNM, Vol. 2
Yudiprasetya, I Dw Pt, Suarni, Ni Kt, dan Rati, Ni Wyn. 2014. Pengaruh Strategi REACT dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V. E-Journal MIMBAR PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 No. 1