• Tidak ada hasil yang ditemukan

11 SISTEM STATIS TERTENTU DAN TAK TERTE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "11 SISTEM STATIS TERTENTU DAN TAK TERTE"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN SISTEM

STATIS TERTENTU DAN STATIS TAK

TERTENTU

Suatu konstruksi terdiri dari komponen-komponen berupa :

BENDA KAKU  BALOK BATANG / TALI

TITIK SIMPUL TUMPUAN

SAMBUNGAN

(2)

BENDA KAKU

L , N, M

L = gaya lintang N = gaya normal M = momen

BATANG

N

Hanya dapat menerima gaya normal saja

P P

(3)

TITIK SIMPU

L

1

2

3 4

5

Titik simpul  pertemuan antara batang dengan batang

1 s/d 5  batang Titik simpul

TUMPUAN

Jumlah reaksi tumpuan = 1

Jumlah reaksi tumpuan = 2

Jumlah reaksi tumpuan = 3

(4)

SAMBUNGAN

Sambungan engsel

Sambungan luncur

 Reaksi L, N

 Reaksi N

(5)

Syarat Sistem :

3n + 2k < a + g + s  sistem statis tak tertentu

3n + 2k = a + g + s  sistem statis tertentu

3n + 2k > a + g + s  sistem statis terlalu tertentu (hyperstatis)  mekanisme

dimana :

n = jumlah benda kaku k = jumlah titik simpul

a = jumlah reaksi tumpuan g = jumlah reaksi sambungan s = jumlah batang

(6)

CONTOH SISTEM

1) BALOK 3 ENGSEL

Balok I Balok II Engsel

tertentu

2) BALOK GERBER

samb.engsel

(7)

3) KERANGKA BATANG

4) SISTEM CAMPURAN

balok I balok II engsel

tali g s statis tertentu

(8)

MACAM SISTEM STATIS TAK TERTENTU

PADA KONSTRUKSI BALOK

P

M

R1 R

2

P

M

R1 R2

1) Balok dgn tumpuan jepit dan roll

2) Balok dgn tumpuan jepit dan pegas

(9)

3) Balok dgn tumpuan jepit dan jepit

4) Balok dgn tumpuan engsel dan 2 roll

M

R1 R

2 R3

P1 P2

q

M2

R1 R

2

M1

(10)

CONTOH SOAL

SISTEM STATIS TAK TERTENTU UNTUK

KONSTRUKSI BALOK

1) Sebuah konstruksi balok AB ditumpu dengan tumpuan roll di A dan tumpuan jepit di B mendapat beban gaya terpusat P di C seperti terlihat pada gambar. Tentukan reaksi tumpuan di A dan B.

P

M

RA R

B

A C B

a b

L

(11)

Penyelesaian :

P

MB RA

RB

A C B

a b

L

A

C B

RAL

Pb Diagram bidang

momen balok AB

(12)

Syarat keseimbangan statis :

B

R

A

L

M

B

Pb

0

0

R

P

R

A B

Dari 2 persamaan tsb diatas terdapat 3 bilangan yg tidak diketahui (RA, RB, dan MB)  perlu ditambahkan 1

persamaan lagi supaya RA, RB, dan MB dapat dihitung. Pada konstruksi tsb diatas defleksi (lenturan) yg terjadi di A =0  dgn menggunakan metode luasan bidang momen, maka didapat :

(1)

(2)

(13)
(14)

2) Pada konstruksi balok seperti soal 1) diketahui : tinggi balok = 200 mm, momen inersia luasan penampang balok = 40 x 106 mm4. Beban P = 20 kN, panjang balok

L = 6 m dan jarak a = 3 m. Tentukan : reaksi tumpuan dan tegangan bending maksimum pada balok.

Penyelesaian :

Substitusi ke dalam pers (3) pada soal 1) :

kN

x

x

R

A

(

2

6

3

)

6

,

25

)

6

(

2

)

3

(

10

20

3 2 3

Dari pers (4) pada soal 1) :

kN

x

L

x

R

B

(

3

6

3

)

13

,

75

2

)

3

(

10

20

2 2

3 3

(15)

Dari pers (5) pada soal 1) :

Momen bending maksimum terjadi pada jepitan B  tegangan bending maksimum :

MPa

tegangan bending :

(16)

3) Pada konstruksi balok seperti soal 1) diketahui : tinggi balok = 200 mm, momen inersia luasan penampang balok = 40 x 106 mm4. Beban P = 20 kN, panjang balok

L = 6 m dan jarak a = 3 m. Tentukan : defleksi yg terjadi di titik yg mendapat beban P pada balok.

Penyelesaian : P

MB RA

RB

A C B

a b

L

A

C B

R1L

Pb d

e

f

(17)

Menggunakan metode luasan bidang momen  defleksi di titik C (dimana beban P bekerja) pada balok AB :

(18)

4) Suatu konstruksi balok yang dijepit pada ujung A dan di ujung C ditumpu dengan pegas. Bila beban W diambil pegas tersebut bebas dari beban. Bila gaya W = 10 kN dikenakan pada balok, maka ujung C akan mengalami defleksi sebesar 50 mm bila tidak ditumpu pegas.

Konstante pegas k = 400 kN/m. Tentukan defleksi balok di C bila mendapat beban W = 20 kN di titik B dan ujung C ditumpu oleh pegas (lihat gambar)

W=20 kN

MA

RC=kΔC RA

A B C

k

L/2 L/2

x y

(19)

Menggunakan metode singularite (singularity methods) :

Persamaana diff pangkat 2 lenturan :

(20)

Integral pers (2) :

2 3

6 2

6 6

2

3 3

2 R x W x L R x L C

x M

EIy A A C

Pada jepitan A untuk x = 0  y = 0, maka C2 = 0

Bila x = L  maka defleksi diberi notasi ΔC, dengan menggunakan pers (3) :

(3)

3 3

2

2

6

6

2

M

L

R

L

W

L

EI

C A A (4)

(21)

Reaksi pegas pada titik C  RC = - kΔC dimana tanda negatif menunjukkan arah defleksi berlawanan dgn arah gaya RC keatas.

(22)

Maka pers diatas menjadi :

Pada soal diatas diketahui bahwa bila pada ujung balok tidak ditumpu pegas, maka beban 10 kN pada titik C

(23)

Harga diatas dan harga konstante pegas k = 400 kN/m bila disubstitusi ke pers (5), maka didapat:

kN

R

A

15

,

83

Dari persamaan keseimbangan statis, maka :

kN

R

C

20

15

,

83

4

,

17

(24)
(25)

5) Sebuah konstruksi balok ABC ditumpu dengan tumpuan engsel di A, tumpuan pegas di B dan

tumpuan roll di C mendapat beban gaya terpusat P seperti terlihat pada gambar. Tentukan

konstante pegas sehingga momen bending di tumpuan pegas tsb menjadi nol.

P P

A B C

Y

X

k R1

L L

L/2 L/2

R1 R2

(26)

Penyelesaian :

Diagram benda bebas :

P

A B C

Y

X

R1

L L

L/2 L/2

R1 R2

P

P

R1 V

A B

L/2

L

(a)

(b)

(27)

Pada tumpuan pegas di B tidak ada reaksi momen bending, sehingga :

2

0

2

1

1

P

R

L

P

L

R

M

B

Kondisi keseimbangan pada seluruh sistem, maka :

P

R

P

R

R

F

V

2

1 2

2

0

2

dimana R2 = P merupakan gaya yg digunakan oleh pegas pada balok

(28)

Menggunakan metode singularity untuk menghitung defleksi pada seluruh balok :

(29)
(30)

Harga C1 masuk ke pers (2), maka :

Integral persamaan (3) :

(31)

Pada tumpuan engsel di A : untuk x = 0  y = 0, maka C2 = 0. Harga C2 = 0 masuk ke pers (4) menjadi :

(32)

6) Konstruksi balok AB ditumpu dengan tumpuan jepitan di kedua ujungnya A dan B mendapat beban merata

sepanjang L seperti terlihat pada gambar. Tentukan reaksi tumpuan di A dan B.

M1

R1

A B

x y

R1 M1 C

L

q

(33)

Penyelesaian :

Dalam kondisi pembebanan simetri maka reaksi tumpuan di masing – masing ujung balok adalah sama, dan masing

reaksi diberi notasi R1.

Dalam keseimbangan statis maka :

2

qL

R

0

qL

R

2

F

V

1

1

Untuk menghitung reaksi momen M1  menggunakan defleksi balok AB dengan metode luasan bidang momen.

(34)

Gambar Diagram Bidang Momen

M1

R1

A B

x y

R1 M1 C

L

q

R1L

M1

qL2

(35)
(36)

Pegas menggunakan gaya :

) (

2

ky

x L

R

Maka :

3

3

16

16

L

EI

k

atau

EI

PL

k

P

Gambar

Gambar Diagram Bidang Momen

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi pasca 60-an, petanya berubah total, karena salah satu partai Islam terbesar saat itu, yaitu Nahdhatul 'Ulama (NU), justru memilih berkalaborasi dengan

Ini terlihat dari intensitas puncak-puncak khas montmorilonit pada bentonit fraksi 3 lebih tinggi dibandingkan dengan bentonit alam, fraksi 1,2 dan 4, seperti

Kideco Jaya Agung, Kalimantan Timur, faktor yang harus diperhatikan adalah kegiatan untuk memecah suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak yang biasanya dalam

perlu adanya pembatasan pemberian fasilitas penyesuaian       tarif guna menjaga kesinambungan pendapatan asli

Didesa Dlingo partisipasi masyarakat yang peduli dengan pertanian organik diwujudkan oleh petaninya yang banyak tergabung dalam kelompok tani, jadi pertemuan

Tingkat kematangan gonad ikan sepatung jantan dan betina pada setiap selang ukuran panjang

Oosit dalam tahap perkembangan ini ditandai dengan keberadaan butiran kuning telur dalam sitoplasma, sedangkan pada individu dewasa yang istirahat ditemukan oosit

Kriteria evaluasi menentukan hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan digunakan metode SmartPLS dan AHP untuk menentukan prioritas perbaikan,