• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian sosial pokok bahasan (12)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metodologi Penelitian sosial pokok bahasan (12)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

“TEKNIK PELEDAKAN DEKAT BATUBARA”

TUGAS AKHIR

Oleh:

M. RAFSANJANI AB 1309013002

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan Pertambangan tidak lepas dari kegiatan peledakan yaitu suatu kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.

Dalam Industri Pertambangan, pada tahapan eksploitasi khususnya operasi yang menggunakan sistem tambang terbuka sebelum mendapatkan Batubara terlebih dahulu memindahkan material-material diatas lapisan Batubara yang biasa disebut dengan istilah overburden. Kegiatan pengupasan overburden dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis namun untuk pengupasan. Overburden yang tidak efektif untuk itulah sebuah kegiatan peledakan dapat dilakukan. Suatu kegiatan peledakan dianggap memberikan suatu solusi terhadap kendala-kendala yang sering muncul pada alat-alat mekanis dalam kegiatan pengupasan lapisan Overburden.

(3)

Latar Belakang:

1. Uraikan tata cara :

a. Ancangan pembahasan, maksudnya darimana peneliti mengawali hal yang diteliti. Pengambilan ancangan yang tepat akan memberikan gambaran yang tepat pula atas masalah yang diangkat oleh peneliti.

b. Alur logika pemikiran yang digunakan, merupakan urutan berfikir penulis dalam menuangkan gagasan yang ingin disampaikan yang tercermin dalam susunan kalimat-kalimat dan susunan paragraf-paragraf dalam latar belakang. Hal ini agar arah pemikiran yang dikembangkan dalam latar belakang lebih mengarah, fokus, jelas dan mudah dipahami

c. Penggunaan sumber teori sebagai dasar pemikiran, sebagai sandaran berfikir sekaligus indikator obyektifitas tulisan.

d. Penggunaan fakta dan data lingkungan, maksudnya penggunaan fakta dan data dalam perumusan latar belakang adalah penting untuk mengetahui indikator-indikator dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh peneliti.Dari fakta dan data tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah permasalahan yang ada.

e. Panjang dan kecukupan, maksudnya adalah penggambaran identifikasi dan perumusan masalah dalam latar belakang dan permasalahan penelitian harus secara cukup dan tuntas dapat mengarahkan pembaca akan masalah nyata yang dihadapi dan alasan munculnya masalah dan alasan perlunya permasalahan tersebut diatasi atau diteliti.

2. Penilaian / Koreksi :

(4)

b. Kurang kecukupannya dari maksud penelitian. c. Kurangnya fakta dan data lingkungan.

3. Latar Belakang Baru

Peledakan merupakan bagian penting dari siklus pertambangan. Hampir semua bentuk pertambangan, batu dipecahkan oleh pengeboran dan peledakan. Teknologi peledakan adalah proses patahan (fracturing) material dengan menggunakan sejumlah perhitungan dari ledakan sehingga volume material pecah dapat ditentukan.

Sejak awal peledakan dengan menggunakan bubuk hitam (black powder), telah terjadi banyak perkembangan dalam pemahaman dan dalam penggunaan: bahan peledak, detonator, teknik penundaan dan dalam pemahaman tentang mekanisme pecahnya batuan dengan bahan peledak.

Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi pertambangan yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau buruk dalam peledakan memiliki dampak sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan bahan peledak yang berlebihan di lokasi tambang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur batuan dan menyebabkan lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah peningkatan besar dalam biaya pendukung.

Peledakan digunakan di kedua sistem penambangan terbuka dan operasi penambangan bawah tanah. Sementara peledakan tradisional biasanya menggunakan bubuk hitam dan dinamit, ada banyak jenis bahan peledak yang digunakan saat ini. Bahan peledak yang umum digunakan dalam industri saat ini adalah ANFO (ammonium nitrate/ fuel oil), slurries, dan emulsi (emulsions).

(5)

Hybrid ANFO, Slurries mixtures. Bahan Peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible, Shaped Charges, Binary, LOX, Liquid. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion Agents, Mechanical Methods, Waterjets, Jet Piercing.

Antara tahun 1978 dan 2000, tercatat ada sekitar 106 penambangan tewas dan 1.050 terluka oleh bahan peledak dan pecahan batu. Pada tahun 2001, ada 7 luka terkait peledakan dan kematian di industri pertambangan. Selama dua dekade terakhir, sebagian besar bahan peledak terkait cedera dan kematian di tambang permukaan terjadi ketika pekerja sedang terkena batu, baik karena mereka terlalu dekat dengan ledakan atau batu terlempar lebih jauh dari yang diharapkan.

Di Indonesia telah mengatur mengenai penggunaan bahan peledak yang diatur di dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Tentang

“Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil”. Pada Peraturan Pemerintah tersebut, berisikan mengenai penggunaan dan pengawasan dalam penggunaan bahan peledak, termasuk pada industri pertambangan. Dalam BAB I, Pasal 1 dan ayat 2, dimana bahan peledak komersil adalah bahan peledak yang dipakai untuk kepentingan pembangunan dan proses produksi pada industri pertambangan yang bersifat komersil. Adapun Salinan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur, Nomor 11 tahun 2012 tentang “Pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Penggunaan Bahan Peledak, Penimbunan Bahan Bakar Cair dan Kartu Izin Meledakkan (KIM) di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara”.

(6)

1.2 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan di Pit Roto Selatan.

2. Geometri peledakan disesuaikan dengan rancangan di perusahaan.

3. Pola pemboran dan peledakan disesuaikan dengan ketentuan di perusahaan.

Batasan Masalah 1. Uraian Tata Cara

Batasan masalah ini biasanya berupa batasan-batasan dan ditentukan buat memecahkan masalah dan ada dalam skripsi atau tugas akhir. Batasan masalah ini berfungsi agar penulisan atau pembahasan di dalam skripsi ini fokus pada masalah dan diajukan pada rumusan masalah saja dan tak melebar kemana-mana.

2. Penilaian / Koreksi

Saya menambahkan batasan masalah pada Tugas Akhir ini diatas.

3. Batasan Masalah Baru

1. Penelitian dilakukan di Pit Roto Selatan.

2. Geometri peledakan disesuaikan dengan rancangan di perusahaan.

3. Pola pemboran dan peledakan disesuaikan dengan ketentuan di perusahaan.

4. Penelitian dilakukan hanya dekat batubara yang ingin di ambil.

1.3 Perumusan Masalah

1. Dimana kegiatan peledakan tersebut dilaksanakan?

2. Bagaimana rancangan geometri peledakan di PT. Pamapersada Nusantara Job Site PT. Kideco Jaya Agung. Khususnya di Pit Roto Selatan?

(7)

Perumusan Masalah

1. Uraikan Tata Cara

a) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

b) Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.

c) Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.

d) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).

e) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

2. Penilaian / Koreksi

(8)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan tugas akhir ini ialah :

1. Mengetahui bagaimana teknik peledakan yang benar dekat Batubara untuk mencapai target produksi Overburden.

2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan suatu peledakan dekat

Tujuan Penelitian 1. Uraian Tata Cara

Cara yang relatif mudah untuk menulis tujuan penelitian adalah menghubungkannya dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Rumusan masalah berupa kalimat pertanyaan, jadi tujuan penelitian tulislah dengan hasil yang ingin dicapai dari rumusan masalah tersebut.

2. Penilaian / Koreksi

Menurut saya, masih kurangnya tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian tersebut. Dan masih belum semua mencakup dari hasil capaian rumusan masalah yang telah dibuat.

3. Tujuan Penelitian Baru

1. Mengetahui bagaimana teknik peledakan yang benar dekat Batubara untuk mencapai target produksi Overburden.

2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan suatu peledakan dekat Batubara.

3. Mengetahui rancangan geometri peledakan yang digunakan pada perusahaan tersebut.

(9)

1.5 Manfaat Penelitian

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya tentang kegiatan peledakan di dekat Batubara, disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama.

Manfaat Penelitian 1. Uraikan Tata Cara

Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni (IPTEKS).

2. Penilaian / Koreksi

Pada Laporan Tugas Akhir diatas, tidak mencantumkan manfaat dari penelitian. Maka dari itu saya membuat manfaat dari suatu penelitian diatas agar lebih baik dan benar.

(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peledakan merupakan bagian penting dari siklus pertambangan. Hampir semua bentuk pertambangan, batu dipecahkan oleh pengeboran dan peledakan. Teknologi peledakan adalah proses patahan (fracturing) material dengan menggunakan sejumlah perhitungan dari ledakan sehingga volume material pecah dapat ditentukan.

Sejak awal peledakan dengan menggunakan bubuk hitam (black powder), telah terjadi banyak perkembangan dalam pemahaman dan dalam penggunaan: bahan peledak, detonator, teknik penundaan dan dalam pemahaman tentang mekanisme pecahnya batuan dengan bahan peledak.

Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi pertambangan yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau buruk dalam peledakan memiliki dampak sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan bahan peledak yang berlebihan di lokasi tambang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur batuan dan menyebabkan lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah peningkatan besar dalam biaya pendukung.

Peledakan digunakan di kedua sistem penambangan terbuka dan operasi penambangan bawah tanah. Sementara peledakan tradisional biasanya menggunakan bubuk hitam dan dinamit, ada banyak jenis bahan peledak yang digunakan saat ini. Bahan peledak yang umum digunakan dalam industri saat ini adalah ANFO (ammonium nitrate/ fuel oil), slurries, dan emulsi (emulsions).

(11)

Permisible, Shaped Charges, Binary, LOX, Liquid. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion Agents, Mechanical Methods, Waterjets, Jet Piercing.

Antara tahun 1978 dan 2000, tercatat ada sekitar 106 penambangan tewas dan 1.050 terluka oleh bahan peledak dan pecahan batu. Pada tahun 2001, ada 7 luka terkait peledakan dan kematian di industri pertambangan. Selama dua dekade terakhir, sebagian besar bahan peledak terkait cedera dan kematian di tambang permukaan terjadi ketika pekerja sedang terkena batu, baik karena mereka terlalu dekat dengan ledakan atau batu terlempar lebih jauh dari yang diharapkan.

Di Indonesia telah mengatur mengenai penggunaan bahan peledak yang diatur di dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Tentang

“Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil”. Pada Peraturan Pemerintah tersebut, berisikan mengenai penggunaan dan pengawasan dalam penggunaan bahan peledak, termasuk pada industri pertambangan. Dalam BAB I, Pasal 1 dan ayat 2, dimana bahan peledak komersil adalah bahan peledak yang dipakai untuk kepentingan pembangunan dan proses produksi pada industri pertambangan yang bersifat komersil. Adapun Salinan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur, Nomor 11 tahun 2012 tentang “Pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Penggunaan Bahan Peledak, Penimbunan Bahan Bakar Cair dan Kartu Izin Meledakkan (KIM) di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara”.

Berdasarkan hal tersebut dan bahwa mengingat perlunya kegiatan peledakan pada suatu kegiatan penambangan, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir yaitu, “Teknik Peledakan Dekat Batubara” di PT. Pamapersada Nusantara Job Site PT. Kideco Jaya Agung, Kalimantan Timur.

1.2 Batasan Masalah

(12)

2. Geometri peledakan disesuaikan dengan rancangan di perusahaan.

3. Pola pemboran dan peledakan disesuaikan dengan ketentuan di perusahaan.

4. Penelitian dilakukan hanya dekat batubara yang ingin di ambil.

1.3 Perumusan Masalah

1. Dimana kegiatan peledakan tersebut dilaksanakan?

2. Bagaimana rancangan geometri peledakan di PT. Pamapersada Nusantara Job Site PT. Kideco Jaya Agung. Khususnya di Pit Roto Selatan?

3. Bagaimana pola pemboran dan peledakan di Pit Roto Selatan?

1.4 Tujuan Penelitian

4. Mengetahui pola pemboran dan peledakan pada perusahaan tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

(13)

Umiyati, Reno, 2007, Skripsi : Evaluasi Rancangan Geometri Peledakan Terhadap Tingkat Fragmentasi Batuan Pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Gunung Bayan Pratama Coal, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Fakultas Teknik : Samarinda

http://learnmine.blogspot.co.id/2014/12/dasar-teknik-peledakan-mine-blasting_81.html

http://aysigahat.blogspot.co.id/2013/04/makalah-peledakan.html

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Tentang “Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil”.

Salinan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur, Nomor 11 tahun 2012 tentang

Referensi

Dokumen terkait

oleh para informan pada saat wawancara yang tidak sesuai dengan

Langkah-langkahnya adalah bagikan kertas kosong kepada setiap peserta didik, kemudian mintalah peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi (bisa

pengambilan keputusan yang terdiri dari tahap masukan, proses

Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Walikota Semarang tahun 2010: Studi Kasus Pemilih Pemula di Kota

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis / Medical Record Rumah Sakit.. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis / Medical Record

Sumber daya pada sistem komputer adalah semua komponen yang memberikan fungsi (manfaat) atau semua yang terdapat atau terhubung ke sistem komputer yang dapat untuk

Siswa yang memiliki kecendrungan gaya belajar kinestetik setelah diberikan tes kemampuan representasi matematis diperoleh siswa mampu untuk membuat langkah-langkah

Dengan mempergunakan perspektif gender dalam analisis politik, kajian ini berupaya untuk menghadirkan pemahaman baru dan empiris tidak saja mengenai faktor-faktor yang