• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendukung Keputusan Dalam Penanganan Gan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendukung Keputusan Dalam Penanganan Gan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pendukung Keputusan Dalam Penanganan Gangguan Jaringan Distribusi Listrik

Menggunakan

Neural Network

Oman Somantri*), Mohammad Khambali**), Dody Herdiana***) *Teknik Informatika, Politeknik Harapan Bersama Tegal

** Teknik Listrik, Politeknik Negeri Semarang ***Teknik Informatika, STMIK Sumedang

E-Mail: *oman_mantri@yahoo.com, **mc.chambali.poltek@gmail.com, *** dody@stmik-sumedang.ac.id

Abstrak

Ketepatan dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat pada suatu keadaan dimana perlu sebuah keputusan yang optimal, menjadi sebuah permasalahan yang terkadang sulit untuk dilakukan. Hampir setiap orang menggunakan intuisi sebagai pola dasar dalam membuat keputusan. Penanganan sebuah gangguan jaringan distribusi listrik harus ditangani dengan optimal, hal ini mungkin akan sangat membahayakan bagi para pekerja dilapangan yang bekerja apabila salah dalam menentukan sebuah keputusan dalam penanganannya. Model Neural Network dengan algoritma backpropagation digunakan sebagai sebuah solusi sebagai pendukung keputusan untuk dapat mengoptimalkan penanganan gangguan jaringan distribusi listrik. Dengan menerapkan Jaringan syaraf tiruan menggunakan algoritma backpropagation ternyata memiliki kemampuan untuk membentuk suatu pola model jaringan terawasi sehingga dapat diterapkan kedalam proses pengambilan sebuah keputusan. Dari hasil yang didapatkan setelah dilakukan penelitian ternyata model yang digunakan sekitar 75 % mengenali data target.

Kata kunci: Backpropagation , Gangguan listrik, Neural Network, Pendukung keputusan

1.

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah PP Republik Indonesia No.3 tahun 2005 Pasal 21 tentang keselamatan ketenagalistrikan isinya mengatakan bahwa setiap usaha peyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan yang meliputi standarisasi, pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik, untuk mewujudkankonsidi andaldan aman bagi instalasi dan kondisi akarab lingkungan serta tersertifikasi. Menurut undang-undang Republik Indonesia mengenai ketenagalistrikan bahwa keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan atau ramah lingkungan di sekitar instalasi tenaga listrik [1].

Terkait dengan keamanan instalasi listrik, sebuah perusahaan besar PT. PLN yang hampir seluruh kegiatannya berkecimpung dalam penyediaan tenaga listrik sangat berkepentingan menerapkan sistem dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut, mengingat begitu pentingnya tujuan utama diberlakukannya peraturan tersebut bagi perusahaan dan keselamatan para pekerja yang bekerja pada perusahaan. Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan instalasi tidak dapat berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi [2].

(2)

sistem ketenagalistrikan. Ketepatan dalam mendapatkan sebuah jawaban penyebab gangguan distribusi listrik menjadi sebuah prioritas yang harus dilakukan, hal ini mengingat bahwa kesalahan yang dilakukan dalam menyimpulkan penyebab gangguan distribusi serta penanganannya akan mengakibatkan ketidaktepatan dalam mengatasi gangguan sistem yang dihadapi, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya kesalahan dalam pengerjaan penanganan gangguan yang mengakibatkan adanya kecelakaan kerja.

Penelitian dalam menangani gangguan jaringan listrik sebelumnya telah dilakukan oleh E.A. Mohamed (1995) yaitu menerapkan neural network sebagai pendiagnosa kesalahan sistem distribusi energi listrik penyulang feeder yaitu low impedance faults (LIFs) dan High impedance faults (HIFs) [3]. Penelitian lain dilakukan oleh S.R. Samantaray, dkk (2006) mengenai klasifikasi kesalahan jaringan listrik dengan menggunakan HS transform dan Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) [4]. Inigo Mondero, dkk (2007) dalam penelitiannya menerapkan neural network untuk mengklasifikasikan gangguan listrik secara real time, pada penelitian ini dibangun sebuah detektor real-time untuk dapat mengklasifikasikan gangguan listrik [5]. Tahun 2012, A.H.A. Bakar, dkk meneliti mengenai studi penerapan aplikasi relay proteksi untuk arus lebih (overcurrent) dan gangguan arus tanah (earth-fault), dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat sebagai aplikasi relay proteksi arus lebih dan gangguan arus tanah dapat digunakan dengan baik dalam memproteksi gangguan feeder [6].

Pada penelitian ini optimalisasi dalam penanganan gangguan jaringan distribusi listrik diimplementasikan kedalam sebuah model sistem dengan menerapkan neural network menggunakan algoritma backpropagation dan terfokus pada klasifikasi untuk menentukan apakah penanganan gangguan jaringan distribusi listrik tersebut perlu dilakukan lokalisir atau tidak dilokalisir, sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah pendukung keputusan dalam penanganan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien serta lebih optimal.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Studi

Studi penelitian terkait dengan penanganan gangguan listrik telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian dilakukan oleh Amitava Chatterjee, Madhubanti Maitra dan Swapan Kumar Goswami pada tahun 2009 untuk mengklasifikasikan gangguan overcurrent (arus lebih ) dan inrush current untuk kehandalan sistem menggunakan Slantlet transform dan artificial neural network. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa BPNN (Backpropagation Neural network) dapat meningkatkan performance ST (Slantlet transform) sebagai alat feature extracting pada klasifikasi gangguan listrik feeder [7].

Tahun tahun 2013, J. Zhang, dkk melakukan penelitian menerapkan ANFIS

digunakan untuk pendekatan

mengklasifikasikan gangguan kesalahan pada sistem distribusi tenaga listrik. Pada penelitian ini ANFIS digunakan untuk mengklasifikasikan 10 tipe kesalahan short-circuit jaringan listrik yaitu phasa AG, BG,CG,ABG, ACG, BCG, ABC/ABCG, AB, AC dan BC [8]. Penelitian dilakukan oleh Xiangtian Deng, dkk (2015), mengenai penggunaan SVM dalam menanggulangi kesalahan lokasi dalam jaringan distribusi listrik. Pada penelitian ini SVM digunakan untuk mencari letak kesalahan dalam single-phase grounding (SPG) yang terjadi dalam dua topologi jaringan yang berbeda [9].

(3)

backpropagation neural network sebagai model yang digunakan.

2.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh sebuah model yang tepat dalam menentukan prediksi klasifikasi sebuah keputusan dalam penanganan gangguan feeder beban listrik sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih tepat dan mendapatkan tingkat akurasi prediksi lebih baik.

2.3 Neural Network

Neural Network (NN) atau disebut juga dengan Jaringan Saraf Tiruan (JST) merupakan upaya untuk meniru fungsi otak manusia. Otak manusia diyakini terdiri dari jutaan unit pengolahan kecil yang bekerja secara paralel, yang disebut neuron. Neuron saling terhubung satu sama lain melalui koneksi neuron. Setiap individu neuron mengambil input dari satu set neuron. Hal ini kemudian memproses input tersebut dan melewati output untuk satu set neuron. Output dikumpulkan oleh neuron lain untuk diproses lebih lanjut [10].

Algoritma backpropagation adalah sebuah metode yang sistematik untuk pelatihan multilayer jaringan syaraf tiruan. Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward) [11].

3.

METODE PENELITIAN

3.1 Dataset

Dataset yang digunakan adalah data gangguan beban feeder distribusi listrik pada perusahaan PT.PLN persero distribusi Jabar dan Banten Gardu Induk sisi 20 KV GI Parakan Kondang Sumedang yang diambil selama 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2010. Atribut yang digunakan pada penelitian ini diantaranya arus beban keluar, relay kerja, arus gangguan, cuaca, dan action (Tabel 1).

Tabel 1. Dataset gangguan feeder

A

Sebelum dimasukan kedalam pemrosesan pada model, dilakukan terlebih dahulu tahapan preprocessing data. Pada tahapan ini dilakukan normaliasi data dimana nilai record data dijadikan nilainya menjadi bilangan 1 dan 0 (Tabel 2).

Tabel 2. Ketentuan nilai atribut

Atribut Rentang nilai Nilai

A Out 0 – 15

action Lokalisir

Close

0 1

Tabel 3. Dataset hasil preprocessing

A Out Relay

Kerja

Arus

gangguan Cuaca action

(4)

3.2 Metode Yang diusulkan

Metode yang diusulkan adalah menerapkan neural network algoritma backpropagation sebagai model yang digunakan untuk klasifikasi sebagai pendukung keputusan dalam menentukan tindakan penanganan gangguan penyulang distribusi listrik dan di komparasi hasilnya dengan model lain sehingga menghasilkan model dengan tingkat akurasi data terbaik (Gambar 1).

Gambar 1. Metode yang diusulkan Pada tahap evaluasi dilakukan dengan memperoleh hasil AUC dan accuracy. Evaluasi terhadap model dilakukan untuk mengukur akurasi dengan confusion matrix (Tabel 4) yang menitik beratkan pada class secara umum, sedangkan AUC menggunakan ROC Curve dan validasi dilakukan dengan menggunakan 10 Fold cross validation.

Tabel 4. Confusion Matrix

Predicted Class

Positive Negative

Actual

Class Positive

True Positive

False Negative (FN)

(TP)

Negative

False Positive

(FP)

True Negative (TN)

Persamaan perhitungan yang digunakan [12] adalah sebagai berikut :

TN FP FN TP

TN TP

  

 

Accuracy (1)

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan menggunakan komputer dengan spesifikasi processor CPU Intel Core i5 2.67 GHz, RAM 4 GB, serta sistem operasi Windows 7 Professional 32-bit. Aplikasi yang digunakan adalah RapidMiner 5.3.

Hasil eksperimen yang didapatkan oleh neural network dengan menggunakan metode sampling shuffled. Nilai paramater NN di setting untuk training cycle = 500, learning rate = 0.5, dan momentum 0.9 kemudian dibandingkan hasilnya dengan model lain diantaranya Linear Regresion dan Naive Bayes sebagai evaluasi dari model yang diusulkan.

Pada tabel 5 dan gambar 2 diperlihatkan hasil komparasi tingkat akurasi prediksi dari model yang diusulkan yaitu Neural network, Naive Bayes dan linear regression. Dengan menggunakan Shuffled sampling pada tahapan evaluasi, maka didapatkan hasil akurasi ketiga model (Tabel 5).

Tabel 5. Perbandingan LR, NB dan NN

No Algoritma Akurasi

1 Linear Regression (LR) 40.00% 2 Naïve Bayes (NB) 50.00% 3 Neural Network (NN) 75.00%

(5)

5.

KESIMPULAN

Penelitian dengan menerapkan Neural Network yang diusulkan sebagai pendukung keputusan dalam menentukan penanganan gangguan feeder distribusi listrik telah dilakukan untuk mendapatkan sebuah model yang optimal untuk mendapatkan nilai akurasi yang lebih baik. Dari hasil ekperimen yang telah dilakukan terlihat bahwa Neural network terbukti lebih baik dibandingkan dengan Linear Regression dan Naïve Bayes yaitu dimana neural network menghasilkan tingkat akurasi sebesar 75%.

Meskipun model yang telah dihasilkan memberikan hasil yang lebih baik tetapi untuk penelitian selanjutnya sebaiknya jumlah record dataset ditambahkan lebih banyak lagi, sehingga data training yang digunakan dalam proses training dari model yang diusulkan bisa menjadi lebih banyak dan dapat menghasilkan tingkat akurasi prediksi yang lebih baik lagi. Kemudian kedepannya diharapkan adanya upaya untuk optimalisasi peningkatan akurasi.

6.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, lembaran negara RI tahun 2000. No.133. Sekretariat negara Jakarta.

[2] Erhaneli & Riski, A. “Pengaruh Penambahan Jaringan Terhadap Drop Tegangan pada SUTM 20 KV Feeder Kersik Tuo Rayon Rayon Kersik Tuo Kabupaten Kerincipriyambodo TK”. Jurnal Momentum.Vol.15. No.2. Agustus 2013.

[3] Mohamed,E.A and Rao, N.D. “Artificial neural network based fault diagnostic system for electric power distribution feeders”. Electric Power Systems Research 35. (1995). pp.1-10.

[4] Samantaray,S.R., Dask, P.K and Panda, G. “Fault classification and location using HS-transform and radial basis function neural network”. Electric Power Systems Research. Vol.76. (2006). pp.897-905.

[5] Monedero, Inigo., Leon,C., Ropero,J., Garcia, A., Manuel, J and Montano, J.C. “Classification of electrical disturbances in real time using neural network”. IEEE Transaction on Power Delivery. 2007. [6] Bakar, A.H.A., Mokhlis, H.A., Illias &

Chong, P.L. “The study of directional overcurrent relay anda directional earth-fault protection application for 33 KV underground cable system in Malaysia”. Electrical Power System and Energy System 40. (2012). pp.113-119.

[7] Chatterjee, A., Maitra, M and Goswami, S.K. “Classification of overcurrent and inrush current for power system reliability using Slantlet transform and artificial neural network”. Expert Systems with Applications 36. (2009). pp.2391-2399.

[8] Zhang, J., He, Z.Y., Lin,S., Zhang, Y.B and Qian, Q.Q. “An ANFISS-based fault classification approach in power distribution system”. Electrical Power and Energy System 49. (2013). pp.243-252.

[9] Deng, X., Yuan, R., Xiao, Z., Li, T and Liu Wang, K.L. “Fault location in loop distribution network using SVM technology”. Electrical Power and Energy System 65. (2015). Pp.254-261. [10] Shukla, A., Tiwari, R & Kala, R. Real

Life Application of Soft Computing. CRC Press. 2010

[11] Kusrini & Luthfi, E.T. (2009). Algoritma Data Mining. Yogjakarta: Andi

Gambar

Tabel 2.  Ketentuan nilai atribut
Tabel 5.  Perbandingan LR, NB dan NN

Referensi

Dokumen terkait

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporanT. Hasil Pengujian Senyawa Alkaloid Tabel Hasil Pengujian

 T ujuan program Seminari dan Insti- tut adalah untuk membantu para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar pada ajaran- ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi

Persyaratan dasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tebal lapis keras lentur menggunakan metode AASHTO 1986 adalah : jalan harus memiliki permukaan yang tetap, rata, kuat

1) Output daya listrik dari kapal yang didesain sebesar 144 MW. 3) Perhitungan teknis yang dilakukan telah memenuhi. Perhitungan berat yang telah dilakukan menghasilkan

Sedangkan proses pencocokan menggunakan metode backpropagation, koefisien yang didapatkan dari hasil ekstraksi ciri pada data uji, akan diproses dengan menggunakan

1) Masukan (bagaimana tingkat atau besaran sumber daya yang digunakan), contoh: peralatan, perlengkapan, uang, personil dll.. 3) Hasil, wujud pencapaian kinerja,

Diberitahukan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan laporan KP untuk dapat mengikuti seminar KP yang dilaksanakan pada hari Senin, 07 September 2020 –1. Selasa,

Seperti yang diketahui bahwa industri rokok telah memperkerjakan banyak tenaga kerja, untuk industri rokok kretek kelas menengah ke bawah dimana mereka rata-rata adalah