• Tidak ada hasil yang ditemukan

FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FTIP001645/077 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG LAMPIRAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

(2)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

1.1. Pengamatan Utama 1. Rendemen (AOAC, 1999)

Rendemen didapatkan dari hasil perbandingan ekstrak propolis pekat yang diperoleh, terhadap berat propolis mentah. Rendemen dinyatakan dalam persen (b/b).

= ℎ ( )( ) 100%

2. Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis

Pelaksanaan penilaian deskripsi dilakukan oleh panelis perseorangan. Panelis perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh dari kebiasaan, sehingga panelis tersebut sangat mengenal sifat dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dengan sangat baik. Deskripsi karakteristik inderawi ekstrak propolis, meliputi warna, aroma, dan rasa. Pendeskripsian dilakukan dengan cara mengamati sifat inderawi ekstrak popolis. Untuk warna, dilakukan pendeskripsian dari warna yang terlihat pada ekstrak propolis. Pendeskripsian aroma, dilakukan berdasarkan aroma yang tercium dari ekstrak propolis, sedangkan pendeskripsian rasa, dilakukan dengan mencicipi ekstrak propolis. Format pengujiannya sebagai berikut:

(3)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

67

FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis :

Tanggal Uji : Nama Bahan : Instruksi

1. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti.

2. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel 3. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa

4. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria

sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Terima kasih atas kesediaan saudara

No Kode

Sampel

Karakteristik

Keterangan

Warna Aroma Rasa

1 2 3 4

3. Intensitas warna dengan kromameter (Man, 1997)

Warna ekstrak propolis diukur dengan menggunakan kromameter. Sifat notasi warna Hunter dicirikan 3 parameter L, a dan b, masing-masing dengan kisaran 0 – 100. Nilai L menyatakan parameter kecerahan, L mempunyai kisaran nilai dari 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan

(4)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

yang berkisar antara -80 sampai 100. Nilai a negatif menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan yang berkisar antara -80 sampai 70. Nilai b negatif menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif menunjukan kecenderungan warna kuning. Konversi nilai L, a, b menjadi nilai HUE (oHUE) dan nilai chroma (C) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

=

= ( + ) /

HUE menyatakan panjang gelombang dominan dari suatu warna. Chroma menunjukan intensitas warna yang menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai C menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan. Nilai HUE dan warna yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel Nilai HUE dan Warna

Nilai HUE Warna

3420–180 Red Purple 180–540 Red 540–900 Yellow Red 900–1260 Yellow 1260–1620 Yellow Green 1620–1980 Green 1980–2340 Blue Green 2340–2700 Blue 2700–3060 Blue Purple 3060–3420 Purple

(5)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

69

2. Sambungkan device 2 dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik.

3. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). 4. Lakukan kalibrasi pada alat.

5. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. 6. Kemudian tekan measure enter. Tunggu hingga measuring head mengkalibrasi.

Proses kalibrasi selesai jika nilai pada monitor sama dengan nilai pada calibration plate.

7. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b mucul kemudian tekan tombol target. Untuk mengubah satuan pengukuran (contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol target.

8. Pilih Target value dengan menggeser kursor dan tempelkan measuring head yang ada pada device 1 ke sampel yang akan diukur kemudian tekan measure enter. Kemudian hasil pembacaan akan muncul pada layar.

4. Skrining Fitokimia (Harbone, 1987)

Skrining atau penapinasan fitokimia sebenarnya dilakukan sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas

(6)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

biologi. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid.

a. Skrining Senyawa Alkaloid

1. Sampel dibasakan dengan amonia, kemudian ditambahkan kloroform 2. Lapisan kloroform dipipet, kemudian ditambahkan asam klorida 2 N 3. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan

4. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi 3 bagian

5. Bagian 1 ditambahkan pereaksi Mayer bila ada endapan berwarna putih atau keruh berarti terdapat alkaloid

6. Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorf bila ada endapan berwarna jingga atau kuning berarti terdapat alkaloid

b. Skrining Senyawa Flavonoid

1. Samel dicampur dengan magnesium dan asam klorida 2 N 2. Campuran dipanaskan di atas penangas air

3. Setelah itu ditambahkan amil alkohol kemudian kocok kuat-kuat

4. Jika terbentuk warna kuning hingga merah yang ditarik amil alkohol berarti terdapat flavonoid.

c. Skrining Senyawa Polifenolat

(7)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

71

d. Skrining Senyawa Tanin

1. Sampel dipanaskan di atas penangas air 2. Ditambahkan larutan gelatin 1%

3. Terbentuknya andapan berwarna putih menunjukan adanya senyawa tanin. e. Skrining Senyawa Steroid dan Triterpenoid

1. Sampel ditambahkan eter

2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering 3. Selanjutnya ditambahkan pereaksi Liebermann Burchard

4. Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan adanya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid.

f. Skrining Senyawa Kuinon

1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air 2. Kemudian ditambahkan larutan KOH 5%

3. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah. g. Skrining Senyawa Saponin

1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air

2. Sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi dan dikocok kuat-kuat secara vertikal selama kurangg lebih 5 menit

3. Terbentuknya busa yang mantap dan tidak hilang selama 30 menit dengan tinggi busa minimal 1 cm menunjukkan adanya saponin.

(8)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

5. Aktivitas antioksidan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (Sawaya, 2009).

Analisis aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Ekstrak propolis dilakukan pengenceran dalam pelarut metanol menjadi berbagai konsentrasi (5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm). Larutan DPPH dibuat dengan cara mencampurkan 4,0 mg DPPH ke dalam metanol sampai 100 mL, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 0,004%. Larutan DPPH ini dijaga kestabilannya pada suhu rendah di dalam refrigerator dan terlindungi cahaya sebelum digunakan. Kemudian dibuat larutan blanko dengan menambahkan 3 mL larutan DPPH dengan metanol 2 mL. Sampel berbagai konsentrasi masing-masing sebanyak 2 mL ditambahkan 3 mL larutan DPPH, dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya larutan blanko dan larutan sampel dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara % inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi larutan uji dengan rumus:

%inhibisi=A DPPH - A sampel

A DPPH × 100%

Keterangan:

A DPPH = serapan hitung DPPH

% inhibisi = persentase kapasitas penghambatan radikal bebas

Nilai IC50diperoleh dengan mengganti Y (ordinat) dari persamaan regresi linier yang diperoleh dalam kurva dengan nilai 50.

(9)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

73

1.2. Pengamatan Penunjang

1. Residu pelarut dengan kromatografi gas (Pritchard, 1989)

Analisi residu pelarut dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas. Tujuan analisis residu adalah untuk mengidentifikasi dan mengukur kuantitas (sangat) kecil residu pelarut dalam ekstrak propolis. Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan komponen campuram kimia dalam suatu bahan, berdasarkan perbedaan polaritas campuran. Fase gerak akan membawa campuran menuju kolom. Campuran dalam fase gerak akan berinteraksi dengan fase diam. Setiap komponen yang terdapat dalam campuran berinteraksi dengan kecepatan yang berbeda dimana interaksi komponen dengan fase diam pada waktu yang paling cepat akan keluar pertama dari kolom dan yang paling lambat akan keluar paling akhir (Eaton, 1989). Alat yang digunakan berupa GC-MS yaitu alat yang menggabungkan kromatografi gas dan spektrometer massa, dimana kromatografi gas sebagai alat pemisah dan spektrometer massa sebagai alat pendeteksi komponen yang telah dipisahkan. Prosedur penggunaan alat GC-MS adalah sebagai berikut:

1. GC-MS dinyalakan dan diatur seluruh komponen yang terkait hingga sampel sebanyak 1 µ L siap diinjeksikan dan siap running.

2. Tampilan analisis diatur.

3. Data sampel diisikan atau ditekan sampel log in pada monitor sambil menunggu GC dan MS pada monitor dalam kondisi ready.

4. Tombol start pada monitor ditekan, sehingga secara otomatis injektor membersihkan syringe sesuai setting, kemudian sampel sebanyak 1 µ L diinjeksikan ke dalam auto injektor tipe AOC-20i Shimadzu.

(10)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

5. Selama setting waktu awal atau bila grafik menunjukkan sedikit datar analisis GC dapat dihentikan dengan menekan tombol stop pada monitor.

6. Puncak grafik diidentifikasi pada tiap waktu retensi dari puncak awal samapi puncak akhir dan dicocokan dengan referensi dalam program GC-MS tekan similary search. Hasil identifikasi akan menunjukkan komponen yang paling mirip dari beberapa komponen dari bobot molekul serta tinggi intens peek dan yang teratas adalah yang paling mendekati.

(11)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

Lampiran 2. Rendemen Ekstrak Propolis

1. Hasil Rendemen Ekstrak Propolis Ulangan 1

Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Perlakuan Ulangan 1

Perlakuan Kode Sampel Berat Awal Sampel (g) Berat Labu Awal (g) Berat Labu Akhir (g) Berat Ekstrak Propolis Pekat (g) Rendemen (%) Rata-Rata Rendemen (%) A. Etanol 70% AU1D1 50,37 484,60 493,89 9,29 18,58 18,58 AU1D2 50,30 483,41 492,70 9,29 18,58 B. Metanol BU1D1 50,21 493,84 518,81 24,97 49,73 49,46 BU1D2 50,21 483,16 507,75 24,59 49,18 C. IPA CU1D1 50,36 480,76 498,28 17,52 34,79 42,27 CU1D2 50,37 483,16 508,22 25,06 49,75 D. Etil Asetat DU1D2 50,30 493,11 515,15 22,04 43,81 43,64 DU1D2 50,29 480,67 502,53 21,86 43,47

2. Hasil Rendemen Ekstrak Propolis Ulangan 2 Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Kode Sampel Berat Awal Sampel (g) Berat Labu Awal (g) Berat Labu Akhir (g) Berat Ekstrak Propolis Pekat (g) Rendemen (%) Rata-Rata Rendemen (%) A. Etanol 70% AU2D1 50,02 494,91 504,21 9,30 18,59 18,93 AU2D2 50,01 483,28 492,92 9,64 19,27 B. Metanol BU2D1 50,03 481,40 505,36 23,96 47,89 48,75 BU2D2 50,02 481,30 506,11 24,81 49,60 C. IPA CU2D1 50,05 481,88 506,79 24,91 49,77 49,39 CU2D2 50,04 484,43 508,83 24,40 49,00 D. Etil Asetat DU2D2 50,02 481,24 503,37 22,13 44,24 44,28 DU2D2 50,03 483,28 505,45 22,17 44,31

(12)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

3. Hasil Rendemen Ekstrak Propolis Ulangan 2 Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Kode Sampel Berat Awal Sampel (g) Berat Labu Awal (g) Berat Labu Akhir (g) Berat Ekstrak Propolis Pekat (g) Rendemen (%) Rata-Rata Rendemen (%) A. Etanol 70% AU3D1 50,04 481,46 490,63 9,17 18,33 18,38 AU3D2 50,03 493,43 502,65 9,22 18,43 B. Metanol BU3D1 50,03 480,12 504,27 24,15 48,27 47,70 BU3D2 50,04 480,15 503,73 23,58 47,12 C. IPA CU3D1 50,03 480,30 504,97 24,67 49,31 49,39 CU3D2 50,03 480,24 504,99 24,75 49,47 D. Etil Asetat DU3D2 50,01 480,99 503,55 22,56 45,14 45,06 DU3D2 50,02 482,44 504,94 22,50 44,98

4. Rata-Rata Rendemen Ekstrak Propolis Setiap Ulangan Tabel Rata-Rata Ekstraksi Propolis pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Rata-Rata Rendemen Ekstrak Propoli (%)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-Rata

A. Etanol 70% 18,58 18,93 18,38 18,63

B. Metanol 49,46 48,75 47,70 48,63

C. IPA 42,27 48,89 49,39 46,85

(13)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

Lampiran 3. Hasil Pengujian Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis

FORMAT UJI DESKRPSI Nama Panelis : Mahani, SP., M.Si

Tanggal Uji : 1 Mei 2012 Nama Bahan : Ekstrak Propolis Instruksi

1. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti.

2. Isilah kolom perlakuan sesuai dengan yang tertera pada sampel. 3. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa 4. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria

sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Terima kasih atas kesediaan saudara

Perlakuan Warna Aroma Rasa Keterangan

A. Etanol 70% Coklat kehitaman +++ Khas propolis ++++ Pahit +++ -B. Metanol Coklat kehitaman ++ Khas propolis + Pahit ++ (sedikit pedas)

Lengket, tidak larut dalam air, sangat kental. C. IPA Coklat Khas propolis ++ Pahit ++ (sedikit pedas)

Terbagi menjadi dua fase atau bagian, bagian atas berupa

gumpalan, agak lengket. D. Etil

asetat Coklat muda

Khas propolis ++ Pahit ++++ (pedas) Terdapat gumpalan Keterangan: tanda plus (+) menunjukkan peningkatan atau tingkatan.

(14)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

1. Nilai L* Ekstrak Propolis Ulangan 1

Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Nilai L* Ulangan 1 Rata-Rata

Nilai L* D1 D2 A. Etanol 70% 28,79 29,63 29,21 B. Metanol 35,8 35,18 35,49 C. IPA 38,87 38,94 38,91 D. Etil Asetat 45,68 44,41 45,05 Keterangan :

 Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0– 100). Meningkatnya nilai Lkecerahan produk semakin

meningkat.

2. Nilai L* Ekstrak Propolis Ulangan 2

Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Nilai L* Ulangan 1 Rata-Rata

Nilai L* D1 D2 A. Etanol 70% 28,81 29,72 29,27 B. Metanol 35,25 35,78 35,52 C. IPA 38,91 38,98 38,95 D. Etil Asetat 45,08 45,11 45,10 Keterangan :

 Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0– 100). Meningkatnya nilai Lkecerahan produk semakin

meningkat.

3. Nilai L* Ekstrak Propolis Ulangan 3

Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Nilai L* Ulangan 1 Rata-Rata

Nilai L*

D1 D2

A. Etanol 70% 29,51 29,05 29,28

B. Metanol 35,22 35,71 35,47

(15)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

79

4. Rata-Rata Nilai L* Setiap Ulangan

Tabel Rata-Rata Nilai L* Ekstrak Propolis pada Tiga Kali Ulangan

Perlakuan Rata-Rata Nilai L* Rata-Rata

Nilai L*

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

A. Etanol 70% 29,21 29,27 29,28 29,25

B. Metanol 35,49 35,52 35,47 35,49

C. IPA 38,91 38,95 38,88 38,91

D. Etil Asetat 45,05 45,10 45,01 45,05

Keterangan :

 Nilai L* = derajat kecerahan (nilai 0– 100). Meningkatnya nilai Lkecerahan produk semakin

(16)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

1. Hasil Pengujian Senyawa Alkaloid Tabel Hasil Pengujian Senyawa Alkaloid

Perlakuan Pereaksi Meyer Hasil Uji Pereaksi Dragendorf

A. Etanol 70% ++ ++++ B. Metanol + +++ C. IPA - ++ D. Etil asetat - + Keterangan: - : negatif + : positif lemah ++ : positif +++ : positif kuat ++++ : positif kuat sekali

Keterangan:(1) Pereaksi Meyer, positif jika keruh atau terbentuk endapan.

(2) Pereaksi Dragendorf, positif jika terbentuk endapan jingga atau kuning.

2. Hasil Pengujian Senyawa Flavonoid

Tabel Hasil Pengujian Senyawa Flavonoid

Perlakuan Hasil Uji

A. Etanol 70% ++++ B. Metanol +++ C. IPA ++ D. Etil asetat + Keterangan: - : negatif + : positif lemah +++ : positif kuat ++++ : positif kuat sekali

(17)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

81

Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah metanol.

(2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna kuning sampai merah. 3. Hasil Pengujian Senyawa Polifenol

Tabel Hasil Pengujian Senyawa Polifenol

Perlakuan Hasil Uji

A. Etanol 70% ++++ B. Metanol ++++ C. IPA ++++ D. Etil asetat ++++ Keterangan: - : negatif + : positif lemah ++ : positif +++ : positif kuat ++++ : positif kuat sekali

Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah metanol.

(2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna hijau-biru kehitaman atau hitam. 4. Hasil Pengujian Senyawa Tanin

Tabel Hasil Pengujian Senyawa Tanin

Perlakuan Hasil Uji

A. Etanol 70% +++ B. Metanol ++++ C. IPA +++ D. Etil asetat +++ Keterangan: - : negatif + : positif lemah ++ : positif +++ : positif kuat ++++ : positif kuat sekali

(18)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah air panas.

(2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna hijau-biru kehitaman atau hitam. 5. Hasil Pengujian Senyawa Steroid dan Triterpenoid

Tabel Hasil Pengujian Senyawa Steroid dan Triterenoid

Perlakuan Steroid Hasil Uji Triterpenoid

A. Etanol 70% - ++ B. Metanol - ++ C. IPA - ++++ D. Etil asetat - +++ Keterangan: - : negatif + : positif lemah ++ : positif +++ : positif kuat ++++ : positif kuat sekali

Keterangan: Steroid positif jika terbentuk warna hijau, sedangkan triterpenoid positif jika terbentuk warna coklat atau ungu.

6. Hasil Pengujian Senyawa Kuinon Tabel Hasil Pengujian Senyawa Kuinon

Perlakuan Hasil Uji

A. Etanol 70% ++

B. Metanol ++++

(19)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

83

Keterangan: (1) Blanko berupa sampel ditambah air panas.

(2) Hasil uji, positif jika terbentuk warna merah sampai merah kehitaman. 7. Hasil Pengujian Senyawa Saponin

Tabel Hasil Pengujian Senyawa Saponin

Perlakuan Hasil Uji

A. Etanol 70% -B. Metanol -C. IPA -D. Etil asetat -Keterangan: - : negatif + : positif lemah ++ : positif +++ : positif kuat ++++ : positif kuat sekali

(20)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

62.334 34.748 16.711 9.284 7.029 y = 0.377x + 2.641 R² = 0.997 0 10 20 30 40 50 60 70 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 % Inhi bi si konsentrasi (ppm)

Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut Etanol 70%

1. Uji DPPH Ekstrak Propolis Etanol 70% Konsentrasi Awal = 200 ppm

Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis Etanol 70% pada Berbagai Konsentrasi

Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi Keterangan

160 0,284 62,334 Nilai absorbansi DPPH = 0,754 80 0,492 34,748 40 0,628 16,711 20 0,684 9,284 10 0,701 7,029

Keterangan:%inhibisi= A DPPH - A sampel

A DPPH × 100%

Persamaan linear : y = 0,3771x +2,6415 Nilai IC50, dimana y =50, maka

50 = 0,3771x +2,6415 0,3771x= 47,359

(21)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

85

2. Uji DPPH Ekstrak Propolis Metanol Konsentrasi Awal = 200 ppm

Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis Metanol pada Berbagai Konsentrasi

Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi Keterangan

160 0,339 54,860 Nilai absorbansi DPPH = 0,751 80 0,553 26,365 40 0,657 12,517 20 0,713 5,060 10 0,724 3,595

Keterangan:%inhibisi= A DPPH - A sampel

A DPPH × 100%

Persamaan linear : y = 0,3479x–1,0874 Nilai IC50, dimana y =50, maka

50 = 0,3479x - 1,0874 0,3479x= 51,087

x= 146,845

Kesimpulan: nilai IC50ekstrak propolis metanol adalah sebesar 146,845 ppm. 54.860 26.365 12.517 5.060 3.595 y = 0.347x - 1.087 R² = 0.998 0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 % In hi bi si konsentrasi (ppm)

Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut Metanol

(22)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

3. Uji DPPH Ekstrak Propolis Isopropil Alkohol (IPA) Konsentrasi Awal = 200 ppm

Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis IPA pada Berbagai Konsentrasi

Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi Keterangan

160 0,399 50,801 Nilai absorbansi DPPH = 0,811 80 0,550 32,182 40 0,715 11,837 20 0,739 8,878 10 0,774 4,562

Keterangan:%inhibisi= A DPPH - A sampel

A DPPH × 100%

Persamaan linear : y = 0,315x + 2,121 Nilai IC50, dimana y =50, maka

50 = 0,315x + 2,1219 0,315x= 47,878

x= 151,994

Kesimpulan: nilai IC50ekstrak propolis IPA adalah sebesar 151,994 ppm. 50.801 32.182 11.837 8.878 4.562 y = 0.315x + 2.121 R² = 0.976 0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 % In hi bi si konsentrasi (ppm)

Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut IPA

(23)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

87

4. Uji DPPH Ekstrak Propolis Etil Asetat Konsentrasi Awal = 200 ppm

Tabel % Inhibisi Ekstrak Propolis Etil Asetat pada Berbagai Konsentrasi

Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi Keterangan

320 0,200 69,136 Nilai absorbansi DPPH = 0,648 160 0,400 38,272 80 0,528 18,519 40 0,599 7,562 20 0,615 5,090

Keterangan:%inhibisi= A DPPH - A sampel

A DPPH × 100%

Persamaan linear : y = 0,2176x + 0,7381 Nilai IC50, dimana y =50, maka

50 = 0,2176x + 0,7381 0,2176x= 49,262 x= 226,387

Kesimpulan: nilai IC50ekstrak propolis etil asetat adalah sebesar 226,387 ppm. 69.136 38.272 18.519 7.562 5.090 y = 0.217x + 0.738 R² = 0.995 0 10 20 30 40 50 60 70 80 10 40 70 100 130 160 190 220 250 280 310 % In hi bi si konsentrasi (ppm)

Grafik % Inhibisi terhadap berbagai konsentrasi Ekstrak Propolis Pelarut Etil Asetat

(24)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

1. Nilai IC50(Bobot 30)

Tabel Total Skor Setiap Perlakuan Berdasarkan Nilai IC50

Perlakuan Nilai IC50(ppm) Skor

Total Skor (Bobot*Skor) A. Etanol 70% 125,586 4 120 B. Metanol 146,845 3 90 C. IPA 151,994 2 60 D. Etil asetat 226,387 1 30

Keterangan: Nilai IC50semakin kecil akan semakin baik kualitas ekstrak propolis.

2. Rendemen (Bobot 20)

Tabel Total Skor Setiap Perlakuan Berdasarkan Nilai Rendemen

Perlakuan Rendemen (%) Skor Total Skor

(Bobot*Skor)

A. Etanol 70% 18,63 1 20

B. Metanol 48,63 4 80

C. IPA 46,85 3 60

D. Etil asetat 44,33 2 40

Keterangan: Nilai rendemen semakin besar akan semakin baik kualitas ekstrak propolis. 3. Karakteristik Inderawi (Bobot 20)

Tabel Total Skor Setiap Perlakuan Berdasarkan Karakteristik Inderawi

Perlakuan Skor Total Skor (Bobot*Skor)

A. Etanol 70% 4 80

B. Metanol 3 60

C. IPA 2 40

D. Etil asetat 1 20

Keterangan: Semakin baik karakteristik inderawi ekstrak propolis semakin tinggi skornya. 4. Skrining Fitokomia (Bobot 20)

Tabel Total Skor Setiap Perlakuan Berdasarkan Skrining Fitokimia

Perlakuan Skrining Fitokimia Skor Total Skor

(Bobot*Skor)

(25)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

89

5. Nilai L* (Bobot 10)

Tabel Total Skor Setiap Perlakuan Berdasarkan Nilai L*

Perlakuan Nilai L* Skor Total Skor

(Bobot*Skor)

A. Etanol 70% 24,36 4 40

B. Metanol 29,57 3 30

C. IPA 29,94 2 20

D. Etil asetat 38,18 1 10

Keterangan: Nilai L* semakin kecil akan semakin baik kualitas ekstrak propolis.

6. Total Skor Setiap Perlakuan

Tabel Total Skor Setiap Perlakuan dari Setiap Kriteria Pengamatan

Kriteria Pengamatan Skor Perlakuan

Etanol 70% Metanol IPA Etil Asetat

Nilai IC50 120 90 60 30 Rendemen 20 80 60 40 Karakteristik Inderawi 80 60 40 20 Skrining Fitokimia 80 60 40 20 Nilai L* 40 30 20 10 Total Skor 340 320 220 120

(26)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

(27)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

91

2. Grafik Penentuan Luas Area Standar Etanol 70%

(28)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

4. Laporan Hasil Pengujian Residu Etanol 70% pada Ekstrak Propolis Etanol 70%

(29)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

Lampiran 9. Gambar–Gambar Propolis

1. Propolis Mentah 2. Filtrat Propolis Perlakuan Gambar A. Etanol 70% B. Metanol C. IPA D. Etil Asetat

(30)

[2] [3] [1]

HAK CIPT

A DILINDUNGI UND

ANG

-UND

ANG

T

idak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis

T

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

Gambar

Tabel Nilai HUE dan Warna
Tabel Hasil Ekstraksi Propolis pada Setiap Perlakuan Ulangan 1 Perlakuan Kode Sampel BeratAwal Sampel (g) BeratLabuAwal(g) BeratLabu Akhir(g) Berat Ekstrak Propolis Pekat (g) Rendemen(%) Rata-Rata Rendemen(%) A
Tabel Nilai L* Ekstrak Propolis pada Setiap Perlakuan
Tabel Rata-Rata Nilai L* Ekstrak Propolis pada Tiga Kali Ulangan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, pesan yang terdapat pada kumpulan haiku Kaeru to Nare Yo Hiyashi Uri, Issa ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa sesulit apapun tantangan hidup yang

Menurut Sugiono (2010: 41), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesambungan mulai dari analisis deskriptif,

Menjadi perusahaan Jasa Keuangan Ritel terbaik di Indonesia, melampaui pengaharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan pemegang saham dengan memberikan

Dari hal ini investasi mengenai prulink yang terdapat fixed income fund ada banyak keuntungan yang bisa kita nikmati antara lain keuntungan investasi yang lebih tinggi dari pada

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 (tidak

Pada akhirnya demokrasi politik diharapkan bisa menjamin setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengerjakan kegiatan ekonomi, tidak seperti dalam

Dalam pemenuhan kebutuhannya, apa yang telah dilakukan oleh para buruh harian lepas tidak memberikan hasil yang maksimum hal ini dapat dilihat dari kebutuhan primer mereka yang

metode survei tes, yaitu dengan cara tes dari multitahap bentuk penelitian deskriptif kualitatif, Populasi dalam penelitian ini adalah atlet PPLP cabang Olahraga Sepak