[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 1.PelaksanaandanHasilPercobaanPendahuluan
1a. Mempelajari Proses Ekstraksi Propolis dengan Menggunakan Cara Ekstraksi Modifikasi Hasan (2006).
Pendahuluan
Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Produknya berupa ekstrak dengan menyisakan sejumlah ampas. Komponen yang terekstrak umumnya berupa cairan dari suatu bahan campuran padat-cair atau cair-cair(Setiasih dan Nurhasanah, 2009).
Bahan
100 g propolis mentah, etanol destilat dan propilen glikol.
Alat
Wadah plastik, blender, pisau, talenan, saringan kain, kertas saring Whatman No. 1, beaker glass, spatula, elenmeyer, timbangan digital, plastik hitam, gelas ukur, rotary evaporator, dan pompa vakum.
Kriteria yang Diamati
Rendemen dan deskripsi karakteristik inderawi
Prosedur Ekstraksi Propolis
Proses ekstraksi propolis dengan cara modifikasi Hasan (2006) dapat dilihat pada Gambar. 1.
Hasil Pengamatan
a. Rendemen
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
= ℎ ( )( ) 100%
= 10026 100% = 26% ( )
b. Deskripsi Karakteristik Inderawi Ekstrak Propolis
Tabel 1. Hasil Pengamatan Deskripsi Karakteristik Ekstrak Propolis
Sampel Warna Aroma Rasa Ket
Ekstrak Propolis Hitam Khas propolis Pahit Menggumpal
dan hanya sebagian larut propilen glikol
Kesimpulan
Rendemen ekstrak propolis sebesar 26% (b/b). Ekstrak propolis yang dihasilakan memiliki warna hitam, aroma khas propolis dan rasa yang pahit tetapi ekstrak tersebut menggumpal dan hanya sebagian yang larut propilen glikol.
Saran
Perhatikan proses pemekatan yang meliputi suhu, keadaan vakum dan titik akhir ekstraksi agar ekstrak yang dihasilkan memiliki karakteristik inderawi yang baik.
Daftar Pustaka
Setiasih, I. S. dan S. Nurhasanah. 2009. BukuAjarTeknikSeparasiBahanPangan. TeknologiPanganUniversitasPadjadjaran. Bandung.
Hasan, A.E.Z. 2006.Potensi Propolis Lebah Madu Trigona sp Sebagai Zat Antimikrobial. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Cara Modifikasi Hasan (2006) Propolis Mentah
100 g
Pengecilan ukuran (kurang lebih 1 cm x 1 cm)
Penambahan pelarut dengan perbandingan propolis mentah dan
pelarut sebesar 1:3 (b/v) Etanol
Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udara selama 24 jam)
Penyaringan
Filtrat
Ampas
Pemekatan dengan Rotary Evaporator (40oC, 35 rpm)
Ekstrak propolis pekat
Proplilen Glikol(2x Vol.ekstrak pekat popolis (b/v)) Pencampuran Ekstrak propolis
Pemblenderan selama kurang lebih 3 menit
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
1b. Membandingkan Ekstrak Propolis yang Dihasilkan dari Pelarut Etanol 50%, 70% dan 90%
Pendahuluan
Ekstraksi adalah salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Produknya berupa ekstrak dengan menyisakan sejumlah ampas. Komponen yang terekstrak umumnya berupa cairan dari suatu bahan campuran padat-cair atau cair-cair(Setiasih dan Nurhasanah, 2009).
Bahan
50 g propolis mentah, etanol (konsentrasi 50%, 70% dan 90%,) dan propilen glikol.
Alat
Wadah plastik, blender, pisau, talenan, saringan kain, kertas saring Whatman No. 1, beaker glass, spatula, elenmeyer, timbangan digital, plastik hitam, gelas ukur, rotary evaporator, dan pompa vakum.
Tabel 1. Daftar Perlakuan
Bahan Propolis Mentah (g) Konsentrasi Etanol (%)
Perlakuan A 50 50
Perlakuan B 50 70
Perlakuan C 50 90
Kriteria yang Diamati
Rendemen dan deskripsi karakteristik inderawi
Prosedur Ekstraksi Propolis
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Cara Modifikasi Hasan (2006) Propolis Mentah
50 g
Pengecilan ukuran (kurang lebih 1 cm x 1 cm)
Penambahan pelarut dengan perbandingan propolis mentah dan
pelarut sebesar 1:3 (b/v) Perlakuan
Perendaman (keadaan kedap cahaya dan udara selama 24 jam)
Penyaringan
Filtrat
Ampas
Pemekatan dengan Rotary Evaporator (40oC, 35 rpm)
Ekstrak propolis pekat
Proplilen Glikol(2x Vol.ekstrak pekat popolis (b/v)) Pencampuran Ekstrak propolis
Pemblenderan selama kurang lebih 3 menit
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil Pengamatan
a. Rendemen
Rumus perhitungan rendemen adalah sebagai berikut :
= ℎ ( )( ) 100%
Tabel 2. Hasil Pengamatan Rendemen Ekstrak Propolis
Perlakuan Rendemen (%)
A 15
B 21
C 25
b. Deskripsi Karakteristik Inderawi Ekstrak Propolis
Tabel 3. Hasil PengamatanDeskripsi Karakteristik Ekstrak Propolis Kriteria
Pengamatan
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
Foto Ekstrak Propolis Warna Cokelat +++ Cokelat +++ Cokelat bening
Aroma Khas propolis
+++ Khas propolis +++ Alkohol Rasa Pahit +++ Pahit +++ Pahit ++
Ket Menggumpal dan
sedikit larut
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Kesimpulan
Perlakuan C memiliki rendemen paling tinggi tetapi karakteristik inderawinya kurang baik karena beraroma alkohol, menggumpal dan hanya larut sedikit dalam propilen glikol. Perlakuan A dan B memiliki rendemen yang lebih sedikit dari perlakuan C tetapi keduanya memiliki karakteristik inderawi yang baik.
Saran
Perlakuan C yaitu ekstraksi dengan pelarut etanol 90% tidak digunakan sebagai perlakuan pada penelitian utama.
Daftar Pustaka
Hasan, A.E.Z. 2006.Potensi Propolis Lebah Madu Trigona sp Sebagai Zat Antimikrobial. Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, Bogor.
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 2. Prosedur Pengamatan Penelitian
2a. Rendemen (AOAC, 1999)
Rendemen didapatkan dari hasil perbandingan ekstrak propolis pekat yang diperoleh, terhadap berat propolis mentah. Rendemen dinyatakan dalam persen (b/b).
= ℎ ( )( ) 100%
2b. Deskripsi Karakteristik Indrawi/Organoleptik Ekstrak Propolis
Pelaksanaan penilaian deskripsi dilakukan oleh panelis perseorangan.Panelis perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh dari kebiasaan, sehingga panelis tersebut sangat mengenal sifat dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dengan sangat baik (Soekarto, 1985). Deskripsi karakteristikinderawi ekstrak propolis, meliputi warna, aroma, dan rasa. Pendeskripsian dilakukan dengan cara mengamati sifat inderawi ekstrak popolis. Untuk warna, dilakukan pendeskripsian dari warna yang terlihat pada ekstrak propolis. Pendeskripsian aroma, dilakukan berdasarkan aroma yang tercium dari ekstrak propolis.Sedangkan pendeskripsian rasa, dilakukan dengan mencicipi ekstrak propolis.Berikut adalah form pengujian deskripsi karakteristik indrawi/organoleptik.
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
FORMAT UJI DESKRPSI
Nama Panelis :
Tanggal Uji :
Nama Bahan : Instruksi
1. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel
2. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa
3. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. Terima kasih atas kesediaan saudara
No Kode Sampel
Karakteristik
Warna Aroma Rasa
1 2 3 4
2c. Intensitas Warna dengan Kromameter (Man, 1997)
Warna ekstrak propolis diukur dengan menggunakan kromameter. Sifat notasi
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
100. Nilai L menyatakan parameter kecerahan, L mempunyai kisaran nilai dari 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai a menggambarkan tingkat kemerahan dan kehijauan yang berkisar antara -80 sampai 100. Nilai a negatif menunjukan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai a positif menunjukan kecenderungan warna merah. Nilai b menggambarkan tingkat kekuningan dan kebiruan yang berkisar antara -80 sampai 70. Nilai b negatif menunjukan kecenderungan warna biru, sedangkan nilai b positif menunjukan kecenderungan warna kuning.Konversi nilai L, a, b menjadi nilai HUE
(oHUE) dan nilai chroma (C) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
=
= ( + ) /
HUE menyatakan panjang gelombang dominan dari suatu warna. Chroma menunjukan intensitas warna yang menggambarkan ukuran intensitas sinar dominan yang dipantulkan. Semakin besar nilai C menunjukan semakin tinggi intensitas warna yang dihasilkan.Nilai HUE dan warna yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai HUE dan Warna
Nilai HUE Warna
3420–180 Red Purple 180–540 Red 540–900 Yellow Red 900–1260 Yellow 1260–1620 Yellow Green 1620–1980 Green 1980–2340 Blue Green
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Prosedur penggunaan Chromameter CR 300 :
1. Koneksikan device 1 (head) dan device 2 (processor) dengan menggunakan kabel data yang tersedia.
2. Sambungkan device 2 dengan adaptor yang tersedia dan koneksikan dengan arus listrik.
3. Aktifkan kedua device tersebut dengan menggeser saklar utama ke posisi ON. Tunggu hingga proses pendeteksian selesai (muncul nilai L, a, b atau x, y, z). 4. Lakukan kalibrasi pada alat.
5. Pastikan nilai Y, x, y sesuai dengan nilai yang tertera pada calibration plate. 6. Kemudian tekan measure enter. Tunggu hingga measuring head mengkalibrasi.
Proses kalibrasi selesai jika nilai pada monitor sama dengan nilai pada calibration plate.
7. Untuk mengukur sampel, tekan tombol Esc sebanyak 4x sehingga nilai X, Y, dan Z atau L, a, b mucul kemudian tekan tombol target. Untuk mengubah satuan pengukuran (contoh : dari X, Y, Z ke L, a, b) tekan tombol color space sebanyak beberapa kali hingga satuan yang diinginkan muncul pada layar, kemudian tekan tombol target.
8. Pilih Target value dengan menggeser kursor dan tempelkan measuring head yang ada pada device 1 ke sampel yang akan diukur kemudian tekan measure enter. Kemudian hasil pembacaan akan muncul padalayar.
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
2d. Aktivitas Antioksidan Metode DPPH
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)(Sawaya,2009).
Analisis aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Ekstrak propolis dilakukan pengenceran dalam pelarut metanolmenjadi berbagai konsentrasi (5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm). Larutan DPPH dibuat dengan cara mencampurkan 1,6 mg DPPH ke dalam metanol sampai 10 mL, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 0,016%. Larutan DPPH ini dijaga kestabilannya pada suhu rendah di dalam refrigerator dan terlindungi cahaya sebelum digunakan.Kemudian dibuat larutan blanko dengan menambahkan 1mL larutan DPPH dengan metanol 4 mL. Sampel berbagai konsentrasi masing-masing sebanyak 4 mL ditambahkan 1 mL larutan DPPH, dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya larutan blanko dan larutan sampel dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50dihitung dari kurva regresi linier antara %
inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi larutan uji dengan rumus:
%inhibisi=A DPPH - A sampel
A DPPH × 100%
Keterangan:
A DPPH = serapan hitung DPPH
% inhibisi = persentase kapasitas penghambatan radikal bebas
Nilai IC50diperoleh dengan mengganti Y (ordinat) dari persamaan regresi linier yang
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
2e. Skrining Fitokimia (Harbone, 1987)
Skrining atau penapinasan fitokimia sebenarnya dilakukan sebagai salah satu pendekatan untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi.Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid.
Skrining Senyawa Alkaloid
1. Sampel dibasakan dengan amoniak, kemudian ditambahkan kloroform 2. Lapisan kloroform dipipet, kemudian ditambahkan asam klorida 2 N 3. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan
4. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi 3 bagian
5. Bagian 1 ditambahkan pereaksi Mayer bila ada endapan berwarna putih atau keruh berarti terdapat alkaloid
6. Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorf bila ada endapan berwarna jingga atau kuning berarti terdapat alkaloid
7. Bagian 3 adalah blanko.
Skrining Senyawa Flavonoid
1. Sampel diencerkan dengan metanol, perbandingan sampel dan metanol 1 : 2 (v/v), kemudian dicampur dengan asam klorida 2 Ndan magnesium
2. Campuran dipanaskan di atas penangas air
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Skrining Senyawa Polifenolat
1. Sampel diencerkan dengan metanol, perbandingan sampel dan metanol 1 : 2 (v/v)
2. Ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida (FeCl3)
3. Adanya senyawa fenolat ditandai dengan terjadinya warna hijau-biru hitam hingga hitam.
Skrining Senyawa Tanin
1. Sampel diencerkan dengan air panas, perbandingan sampel dan air 1 : 2 (v/v)
2. Ditambahkan larutan gelatin besi (III) klorida (FeCl3)
3. Terbentuknya andapan berwarna hijau sampai biru atau hitam menunjukan adanya senyawa tanin.
Skrining Senyawa Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid
1. Sampel ditambahkan eter
2. Dituangkan ke dalam cawan penguap dan biarkan hingga menguap hingga kering
3. Selanjutnya ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat
4. Terjadinya warna-warna menunjukkan adanya senyawa mono dan seskuiterpenoid.
Skrining Senyawa Steroid dan Triterpenoid
1. Sampel ditambahkan eter
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
3. Selanjutnya ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat dengan perbandingan 2 : 1 (v/v)
4. Terjadinya warna ungu atau cokelat kemerahan menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan adanya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid.
Skrining Senyawa Kuinon
1. Sampel dipanaskan dengan pengangas air
2. Kemudian ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 5 tetes
3. Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah.
Skrining Senyawa Saponin
1. Sampel ditambahkan air lalu dipanaskan dengan penangas air
2. Kemudian sampelditambahkan asam klorida 2N sebanyak 5 tetes dan dikocok kuat-kuat secara vertikal selama kurangg lebih 5 menit
3. Terbentuknya busa yang mantap dan tidak hilang selama 30 menit dengan tinggi busa minimal 1 cm menunjukkan adanya saponin.
2f. Pengujian Residu Pelarut Menggunakan GC (Gas Chromatography) (Whetstein et al., 2003)
1. GCMS dinyalakan dan diatur seluruh komponen yang terkait hingga sampel
sebanyak 1 μl siap diinjeksikan
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
3. Data sampel diisikan pada monitor sambil menunggu GC dan MS pada keadaan siap.
4. Kemudian tombol start ditekan, sehingga automatic injector membersihkan syringe sesuai setting, kemudian sampel sebanyak 1 μl diinjeksikan ke dalam
autoinjector.
5. Puncak grafik diidentifikasi pada tiap waktu retensi dari puncak awal sampai puncak akhir dan dicocokkan dengan references pada program GC-MS. Hasil identifikasi akan menunjukkan komponen yang paling mirip dari beberapa komponen dari bobot molekul serta tinggi intenspeak-nya dan yang paling atas adalah yang paling mendekati.
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 3. Rendemen Ekstrak Pekat Propolis
Data hasil ekstraksi propolis pada semua perlakuan ulangan 1
Perlakuan Kode Sampel Berat Awal Sampel (g) Berat Labu Awal (g) Berat Labu Akhir (g) Rendemen (%) Etanol 50% (A) A1U1 50,01 480,54 488,15 15,21 A1U2 50,01 482,56 489,99 14,85 Etanol 60% (B) B1U1 50,02 480,25 488,32 16,13 B1U2 50,01 480,65 489,44 17,58 Etanol 70% (C) C1U1 50,01 481 491,68 21,35 C1U2 50,03 481,67 491,96 20,57 Etanol 80% (C) D1U1 50,01 481,52 491,31 19,58 D1U2 50 482,02 492,09 20,14
Data hasil ekstraksi propolis pada semua perlakuan ulangan 2
Perlakuan Kode Sampel Berat Awal Sampel (g) Berat Labu Awal (g) Berat Labu Akhir (g) Rendemen (%) Etanol 50% (A) A2U1 50,01 498,45 506,65 16,40 A2U2 50,02 482,66 490,07 14,82 Etanol 60% (B) B2U1 50,02 482,69 491,42 17,46 B2U2 50,03 482,33 490,69 16,71 Etanol 70% (C) C2U1 50,01 482,46 492,89 20,85 C2U2 50,02 483,02 493,56 21,07 Etanol 80% (C) D2U1 50,04 481,52 491,99 20,92 D2U2 50,01 482,02 491,64 19,24
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan rendemen pada ulangan 1
Perlakuan Kode sampel Rendemen (%) Rata-rata
Etanol 50% (A) A1U1 15,21 15,03
A1U2 14,85 Etanol 60% (B) B1U1 16,13 16,855 B1U2 17,58 Etanol 70% (C) C1U1 21,35 20,96 C1U2 20,57 Etanol 80% (C) D1U1 19,58 19,86 D1U2 20,14
Hasil perhitungan rendemen pada ulangan 2
Perlakuan Kode sampel Rendemen (%) Rata-rata
Etanol 50% (A) A2U1 16,40 15,61 A2U2 14,82 Etanol 60% (B) B2U1 17,46 17,09 B2U2 16,71 Etanol 70% (C) C2U1 20,85 20,96 C2U2 21,07 Etanol 80% (C) D2U1 20,92 20,08 D2U2 19,24
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan rendemen rata-rata ulangan 1 dan ulangan 2
Perlakuan Ulangan Rendemen (%) Rata-rata
Etanol 50% (A) 1 15,03 15,32 2 15,61 Etanol 60% (B) 1 16,86 16,98 2 17,09 Etanol 70% (C) 1 20,96 20,96 2 20,96 Etanol 80% (C) 1 19,86 19,97 2 20,08
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 4. Hasil Pengujian Deskripsi Karakteristik Indrawi Ekstrak Propolis
FORMAT UJI DESKRPSI
Nama Panelis : Mahani, SP., M.Si
Tanggal Uji : 2 November 2011
Nama Bahan : Ekstrak Propolis Instruksi
1. Isilah kolom kode sampel dengan huruf sesuai dengan yang tertera pada sampel
2. Penilaian ditunjukan untuk penilaian terhadap warna, aroma dan rasa
3. Beri tanda positif (+) jika rangsangan semakin kuat pada setiap kriteria sedangkan negatif (-) jika rangsangan semakin lemah pada setiap kriteria. Dihadapan saudara telah tersedia 4 sampel ekstrak propolis, saudara diminta untuk menilai produk tersebut dengan teliti. Terima kasih atas kesediaan saudara
No Kode Sampel
Karakteristik
Warna Aroma Rasa
1 772 (80) Cokelat agak bening (+) Khas propolis Pahit getir
2 627 (50) Cokelat (++) Khas propolis Pahit getir
3 833 (60) Cokelat (+++) Khas propolis Pahit getir
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 5. Hasil Pengujian Kecerahan Warna dengan Crhomameter
Hasil pengujian nila L* ulangan 1
Perlakuan Kode Sampel L* Rata-rata
Etanol 50 % A1U1 32,20 32,18 A1U2 32,16 Etanol 60 % B1U1 31,68 31,69 B1U2 31,70 Etanol 70 % C1U1 28,44 28,46 C1U2 28,48 Etanol 80 % D1U1 39,20 39,16 D1U2 39,12
Hasil pengujian L* ulangan 2
Jenis Pelarut Kode Sampel L* Rata-rata
Etanol 50 % A2U1 31,15 31,16 A2U2 31,17 Etanol 60 % B2U1 33,35 33,36 B2U2 33,37 Etanol 70 % C2U1 26,88 26,87 C2U2 26,86 Etanol 80 % D2U1 39,44 39,44 D2U2 39,44
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil perhitungan rata-rata nilai L* ulangan 1 dan ulangan 2
Perlakuan Kode sampel L* Rata-rata
Etanol 50 % A1 32,18 31,67 A2 31,16 Etanol 60 % B1 31,69 32,53 B2 33,36 Etanol 70 % C1 28,46 27,67 C2 26,87 Etanol 80 % D1 39,16 39,30 D2 39,44
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Metode DPPH
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan A
Konsentrasi awal pengenceran : 200 ppm
Absorbansi Referensi : 0,806
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi
160 0,42 47,981
80 0,565 29,901
40 0,709 12,035
20 0,752 6,700
10 0,779 3,350
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan
persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,3032 + 1,1787 = 0,99
50 = 0,3032 + 1,1787
= 160,99 (Jadi IC50yang didapat adalah 160,99 ppm)
47.891 29.901 12.035 6.700 3.350 0 10 20 30 40 50 60 160 80 40 20 10 % In hi bi si Konsentrasi (ppm)
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan
% Inhibisi
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan B
Konsentrasi awal pengenceran : 100 ppm
Absorbansi Referensi : 0,423
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi
80 0,325 23,168
40 0,354 16,312
20 0,397 6,147
10 0,402 4,965
5 0,41 3,073
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan
persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,2679 + 2,1475 = 0,98 50 = 0,2679 + 2,1475 23.168 16.312 6.147 4.965 3.073 0 10 20 30 40 80 40 20 10 5 % In hi bi si Konsentrasi (ppm)
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan
% Inhibisi
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan C
Konsentrasi awal pengenceran : 200 ppm
Absorbansi Referensi : 0,717
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi
160 0,291 59,414
80 0,503 29,847
40 0,583 18,689
20 0,659 8,089
10 0,687 4,184
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan
persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,362 + 1,58 = 0,99
50 = 0,362 + 1,58 = 133,757
Jadi IC50yang didapat adalah 133,757 ppm
59.414 29.847 18.689 8.089 4.184 0 10 20 30 40 50 60 160 80 40 20 10 % In hi bi si Konsentrasi (ppm)
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan
% Inhibisi
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Hasil pengujian dan perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) perlakuan D
Konsentrasi awal pengenceran : 400 ppm
Absorbansi Referensi : 0,662
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi
320 0,214 67,674
160 0,355 46,375
80 0,47 29,003
40 0,537 18,882
20 0,601 9,215
Nilai IC50dihitung dari konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dengan menggunakan
persamaan linear, berikut adalah persamaannya : = 0,1867 + 11,0776 = 0,98 50 = 0,1867 + 11,0776 67.674 46.375 29.003 18.882 9.215 0 10 20 30 40 50 60 70 80 320 160 80 40 20 % In hi bi si Konsentrasi (ppm)
Grafik Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan
% Inhibisi
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
Lampiran 7. Hasil Skrining Fitokimia
No Senyawa Gambar Hasil
1 Alkaloid +
2 Saponin
-3 Tanin +
4 Flavonoid +
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
6 Siskuiterpen/Monoterpen +
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
[2] [3] [1]
HAK CIPT
A DILINDUNGI UND
ANG
-UND
ANG
Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
T
idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan