BAB XI
RANCANGAN CAMPURAN (Design Mix Formula) Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga 2010
Revisi 2 Devisi 6
7.1 Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall. Rancangan ini telah distandarisasi oleh Prinsip dasar yaitu pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran tertentu, sesuai dengan spesifikasi campuran. Metode Marshall dikembangkan untuk rancangan campuran aspal beton bergradasi baik. Adapun langkah perancangan campuran aspal beton berdasarkan spesifikasi Bina Marga tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari spesifikasi gradasi agregat campuran yang diinginkan dari spesifikasi campuran pekerjaan.
2. Merancang proporsi dari masing-masing fraksi agregat yang tersedia untuk mendapatkan agregat campuran dengan gradasi sesuai butir 1. Perhitungan rancangan campuran dilakukan dengan mengadopsi cara grafis (Metode Rothluchs
Tipe A) yang kemudian mengacu pada spesifikasi Bina Marga tahun 2010 untuk memperoleh persentase masing-masing agregat dalam campuran aspal beton.
3. Menentukan kadar aspal total dalam campuran. Kadar aspal total dalam campuran beton aspal adalah kadar aspal efektif yang membungkus atau menyelimuti butir-butir agregat, mengisi pori antara agregat, ditambah dengan kadar aspal yang akan terserap masuk ke dalam pori masing-masing butir agregat.
P = 0,035 (% F1) + 0,045 (% F2) + 0,18 (% F3) + K Keterangan :
P = kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran. F1 = persen fraksi 1
F2 = persen fraksi 2 F3 = persen fraksi 3 K = K
aspal tengah.Jika kadar aspal tengah adalah p%, maka benda uji dibuat untuk kadar aspal (p-1)%; (p-0,5)%; p%; (p + 0,5%) dan (p + 1%). Masing-masing kadar aspal dibuat 3 buah benda uji.
4. Menetukan kadar aspal yang digunakan : Kadar aspal (P) rencana
P = 0,035 (% F1) + 0,045 (% F2) + 0,18 (% F3) + K Kadar aspal (P) rencana – 0,5 %
Kadar aspal (P) rencana + 0,5 %
7.2 Prosedur pelaksanaan :
b. Komposisi agregat terdiri dari agregat kasar, agregat halus dan filler serta aspal, masing-masing tiap sampel berat nya ±1200 gram.
c. Bersihkan cetakan dan beri oli.
e. Tuangkan aspal kemudian aduk sampai merata dengan suhu 150 ºC.
f. Setelah suhu 160 ºC, pindahkan kedalam cetakan bagian dasar dilapisi kertas dan ditumbuk.
=5,5%
P3 = kadaraspal (P1) rencana+0,5% = 6%+0,5%
= 6,5%
P4 = kadaraspal (P1) rencana + 1% = 6% + 1%
= 7%
P5 = kadaraspal (P1) rencana- 1% = 6% - 1%
= 5%
Tabel Proporsi campuran
Material P1 (gr) P1 - 0,5 (gr) P1 + 0,5 (gr) P1 + 1 (gr) P1 – 1 (gr)
Agregat Kasar 328 328 328 328 328
Agregat Halus 766 766 766 766 766
Filler 107 107 107 107 107
Aspal 72 66 78 84 60
7.4 Analisis Perhitungan Tabel Agregat Kasar :
= 100F1+1200
= 27,3
100 +1200 = 328 gr
Agregat Halus :
= 63,8 27,3% untuk agregat kasar, 63,8 % untuk agregat halus dan 8,9 % untuk filler. 2. Jumlah total agregat kasar yang dibutuhkan untuk 15 sampel sebanyak 4920 gr (satu
0.01 0.1 1 10 100 0
10 20 30 40 50
Ayakan
R
at
a-ra
ta
lo
lo