TUGAS ISU-ISU HUBUNGAN INTERNASIONAL
Dosen Pengampu : Dian Azmawati, S.IP., M.A.
Nama Lengkap : Endratna Kartika Agustin
Nomor Mahasiswa : 20130510359
Kelas : H
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Rangkuman BAB XII Buku Prof. Drs. Budi Winarno, Ma, Ph.D Global Governance dan Tata Kelola Dunia Internasional
A. Definisi Global Governance
Global governance mulai dipelajari sebagai studi hubungan internasional sejak awal decade 1990-an ketika hal ini menjadi gagasan sentral dalam sebuah buku yang terbit tahun 1992. Global Governance merupakan subjek yang luat dan belom tereksplorasi ssehingga miskin legitimasi untuk menjadikannya sebagai sebuah konsep yang definitif.
Alasan kenapa subjek ini muncul adalah karena menguatnya aktor-aktor non-state sebagai pusat kekuasaan baru dalam interaksi hubungan internasional, kemudian juga karena munculnya berbagai persoalan baru yang dampaknya sangat luas, namun dalam mengatasi dampak ini bukanlah kemampuan negara.
Jadi, global governance muncul dikarenakan perlunya regulasi, upaya atau peraturan yang mengatur dan mengakomodir semua aktor dalam hubungan internasional, termasuk aktor non-state serta mengambil alih peran regulasi itu sendiri yang mana kini sudah tidak bisa dimainkan secara maksimal oleh negara. Dengan begitu, global governance dapat dimaknai sebagai interaksi politik dari aktor-aktor transnasional yang bertujuan memecahkan berbagai persoalan yang muncul ditingkat global.
Global governance bisa berbentuk formal dan juga informal. Global governance dalam bentuk formal, memiliki perangkat hukum serta institusi untuk mengatur beragam aktor internasional seperti negara, NGOs, sektor privat, civil society, hingga individu. Dalam bentuk informal misalnya koalisi yang memiliki bentuk pertemuan yang bersifat temporal.
B. Faktor Pendorong Kemunculan Global Governance
Gagasan tentang global governance muncul sebagai konsekuensi dari fenomena globalisasi ekonomi telah diutarakan oleh Prakash and Hart. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong global governance muncul antara lain ;
a. Semakin pentingnya pemaknaan akan tataran lain dalam politik internasional selain negara bangsa (nation-state)
b. Mengemukanya masalah kapasitas atau kontrol negara bangsa
c. Semakin besarnya peran aktor-aktor politik non negara, seperti NGO dan perusahaan swasta lainnya serta individu
C. Konsern Global Governance
Terkait persoalan dan ancaman yang dihadapi umat manusia dalam dunia internasional, setidaknya terdapat dua aspek yakni persoalan keamanan dan persoalan ekonomi. Dalam aspek keamanan, konsepsi mengenai keamanan saat ini terus berkembang lebih kompleks, tidak lagi semata-mata ancaman terhadap entitas negara yang dulu lebih sering dimaknai hadir melalui negara lain. Karena kini ancaman tersebut lebih beragam dan bisa berasal dari entitas paling kecil seperti kelompok atau individu. Konsep ini juga berkembang lebih jauh dimana dulu lebih bersifat tradisional yang menekankan kepada ancaman terhadap negara melalui kekuatan militer dan senjata ke konsep yang lebih non-tradisional yang bertumpu pada keamanan secara luas yang dihadapi manusia atau human-oriented. Berbagai kasus ancaman keamanan yang banyak terjadi di berbagai belahan dunia membuat banyak pihak kini merasa perlu untuk merestrukturisasi sistem regional dan global dari security governance yang dalam hal ini diartikan sebagai sebuah sistem penanganan yang melibatkan proses koordinasi, managemen dan pengaturan isu-isu oleh otoritas yang berbeda satu sama lain dan beragam, intervensi oleh aktor-aktor public dan swasta, pengaturan formal dan informal, dan secara khusus ditujukan kepada output dari sebuah kebijakan.
internasional, kelompok, atau bahkan individu sekalipun. Contoh lembaga-lembaga yang dimaksud adalah WTO, IMF, dan World Bank.
a. WTO
Lembaga ini terbentuk pada tahun 1995, berawal dari terbentuknya system of rules untuk mengatur perundingan perdagangan internasional, yang diprakarsai oleh Presiden AS Harry Truman pada tahun 1947. Sistem ini kemudian dikenal sebagai GATT yang merupakan cikal bakal WTO. GATT dalam sebuah perundingan yang disebut Putaran Uruguay dinaikkan statusnya menjadi sebuh institusi global pada tahun 1993. Lalu pada 1 Januari 1995 GATT berubah menjadi WTO, WTO sendiri memiliki 3 aspek penting, yaitu :
1. Peningkatan komitmen negara-negara anggota untuk mendukung berdirinya sebuah rezim perdagangan internasional.
2. Peningkatan kapasitas administratif
3. Pemberian wewenang yang lebih besar dalam proses negosiasi perdagangan dalam berbagai forum ekonomi global.
Dalam konteks global governance, kontribusi WTO dalam sistem perdagangan internasional sangat signifikan. Pertama, meningkatnya intensifitas pertukaran informasi antar anggota WTO terutama dalam rangka pembuatan kebijakan perdagangan. Kedua, WTO lebih terintegrasi dengan institusi keuangan dan perbankan dunia. Ketiga, WTO dapat memberikan kepastian melalui upaya klarifikasi tata aturan yang disepakati bersama, serta memiliki mekanisme perselisihan perdagangan yang otoritasnya diakui oleh anggota.
b. IMF dan World Bank