• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ETIKA DALAM KOMPUTER MK Etika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN ETIKA DALAM KOMPUTER MK Etika"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ETIKA DALAM

KOMPUTER

MATA KULIAH : Etika-Hukum

DOSEN PENGAMPU : Dr. Bambang Sutioso, S.H, M.Hum

WISNU PRANOTO 17917130

PRODI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas malakah ini. Dalam makalah ini penulis membahas tentang “ Penerapan Etika dalam Komputer”. Makalah disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Etika Dan Hukum TIK dan juga diharapkan memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca.

Bagaimana usaha yang telah dilakukan untuk menyelesaikan tugas makalah ini, tetapi penulis menyadari bahwa hasil yang dikerjakan mungkin masih belum sempurna. Namun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini dengan baik-baiknya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir dari kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat.

Yogyakarta, 31 Oktober 2017

(3)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 2

BAB II LANDASAN TEORI... 3

2.1 Pembahasan Penerapan Etika Dalam Komputer ... 3

2.1.1 Etika Dalam Komputer ………... 3

2.1.2 Pentingnya Etika Komputer... 3

2.1.3 Hak-Hak Atas Informasi Komputer... 4

2.1.4 Kontrak Sosial Jasa Informasi ... 6

2.1.5 Etika Didalam Perusahaan ... 6

2.1.6 Perencanaan Komputer Yang Etis Di Perusahaan…………... 8

2.1.7 Pihak-Pihak Sebagai Pengawas Dalam Perilaku TIK... 9

2.1.8 Perspektif Cyber Law Dalam Indonesia ………... 10

2.1.8.1 Ruang Lingkup Cyberlaw……….... 10

2.1.8.2 Pentingnya Cyber Law Dan Support Dari Lembaga... 11

2.1.9 Pentingnya Cyber Law Dan Support Dari Lembaga Khusus... 12

BAB III KESIMPULAN ... 16

3.1 Kesimpulan ... 16

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembang pesatnya teknologi saat ini, mendorong kita untuk senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi, Dengan banyaknya tindakan pelanggaran etika dalam penggunan teknologi kita juga harus memperhatihkan etika dalam penggunaan teknologi yaitu komputer atau informasi teknologi informasi. Etika bisa dikatakan sebagai suatu kepercayaan atau pemikiran yang mengisi suatu induvidu, yang keberadaannya bisa dipertanggung jawabkan terhadap masyarakat atas prilaku yang dibuat. Dalam kata lain etika adalah ilmu atau norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang maupun kelompok, sebagai nilai dan aturan secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik ataupun yang tidak benar. Etika dalam penggunakan teknologi yaitu komputer sedang mendapatkan perhatian lebih luas dari pada sebelumnya. Pada umumnya masyarakat memberikan perhatian lebih karna kesadaran bahwa teknologi komputer dapat mengganggu hak privasi seseorang maupun kelompok.

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut : a. Apa yang dimaksud dengan etika dalam komputer ?

b. Bagaimana pentingnya etika dalam komputer ?

c. Bagaimana penerapan etika teknologi komputer pada perusahaan ? d. Bagaimana ruang lingkup cyberlaw ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pembelajaran dan pengetahuan tentang etika dalam penggunaan komputer.

b. Untuk mengetahui penerapan etika komputer pada perushaan. c. Untuk mengetahui ruang lingkup dari cyberlaw.

Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan dari hasil makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan dan pentingnya tentang bagaimana etika dalam komputer.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pembahasan Penerapan Etika Dalam Komputer

2.1.1 Etika Dalam Komputer

Dalam buku yang ditulis oleh Bambang Sutioso (2015)[1] Etika dulunya berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)[10], etika berarti ilmu tentang apa yang baik atau apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Menurut supriyanto (2005)[2] Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah yang diakui oleh manusia secara universal. Perbedaannya bahwa etika akan menjadi berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat lain.

Dan dalam buku yang sama menurut Bertens[1] adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika dengan kata moral yang berarti adat kebiasaan. Serta kumpulan nilai yang berkaitan dengan akhlak nilai mengenai benar atau salah yang dianuti suatu masyarakat.

Sedangkan komputer atau disebut dengan teknologi informasi komputer dalam konteks yang lebih luas, merangkum semua aspek-aspek yang berhubungan tengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan cara yang digunakan untuk mengkap, menyimpan, memanipulasi, dan menampilkan suatu informasi. Sehingga jika disimpulkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data.

2.1.2 Pentingnya Etika Komputer

(8)

a. Mempunyai kelebihan Kelenturan logika sangat perlu agar bisa memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita tuju. Komputer akan menjalankan apa yang diperintahkan atau diilustrasikan oleh programmernya. Keahlian inilah yang menghantui masyarakat. Sebenarnya masyarakat tidak takut kepada teknologi komputer, tetapi takut kepada orang-orang yang mempunyai keahlian atau kelenturan logika terhadap komputer, jika memprogramnya untuk berbuat kriminal.

b. Faktor Transpormasi teknologi komputer ini bisa mengubah secara cepat cara melakukan sesuatu, dengan contoh yang paling umumnya ialah bahwa kita dapat mengirimkan data melalui fasilitas e-mail dan lainnya, yang bisa sampai ketujuan dan dapat diakses dimanapun kita berada.

c. Faktor tidak kasat mata ialah apapun pengoprasian internal komputer yang tersembunyi dari penglihatan, yang memberikan kesempatan pada komponen pemrograman yang tidak terlihat.

2.1.3 Hak-Hak Atas Informasi Komputer

Hak-hak atas informasi ini terdapat dua bagian, yaitu : a. Hak sosial dan komputer

Didalam buku yang sama menurut Jahnson, profesor dari Rensselaer Polytechnic Institute, mengemukakan bahwa masyarakat memiliki beberapa hak atas komputer yaitu :

 Hak atas akses komputer, yaitu setiap masyarakat umum berhak untuk mengoprasikan komputer dengan tidak harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan memanfaatkan software yang ada.

(9)

keahlian dibidang teknologi komputer ini dapat membuka lapangan mengklarifikasikan hak atas informasi berupa :

 Hak Atas Privasi sesuatu informasi yang bersifat pribadi ataupun diri sendri maupun dalam suatu kelompok organiasi yang mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiaannya.

 Hak Atas Akurasi sesuatu informasi yang diberikan harus benar, akurat dan bisa dipertanggung jawabkan karena apa yang diinformasikan bisa menjadi bahan referensi dalam membuat keputusan. Apa bila tidak ada keakurasian sebuah informasi dapat menibulkan sesuatu yang merugikan bahkan membahayakan diri sendri ataupun oranglain.

 Hak Atas Kepemilikan (property) yaitu yang berhubungan tentang hak kepemilikan intelektual, umumnya dalam bentuk software komputer yang dengan mudahnya dilakukan dublikat atau pembajakan secara ilegal. Ini bisa dituntut dingadilan sesuai UU hak cipta.

(10)

yang harus dibayar untuk mendapatkan hak aksesnya atau membaca data-data penelitian atau buku-buku online (e-book) di internet.

2.1.4 Kontrak Sosial Jasa Informasi

Menurut Supriyanto (2005)[2] kontrak sosial jasa informasi ini berguna untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk kedalam kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Selain itu jasa informasi ini membuat kontrak tersebut dengan induvidu dan kelompok yang menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output informasinya. Dan kontrak tersebut tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan oleh jasa informasi. Kontrak tersebut menyatakan bahwa :

 Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi orang

 Mempunyai standarisasi ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan data

 Hak milik intelektual akan dilindungi (HKI)

 Apabila mempergunakan informasi dan macam-macam informasi

atau sitasi milik orang lain harus mencantumkan sumber dan pemilik hak ciptanya jika ada.

2.1.5 Etika Didalam Perusahaan

(11)

dipengaruhi akan adanya kesadaran hukum, budaya, etika, dan kode etik propesionalisme oleh CIO. Dari adanya beberapa faktor yang paling berpengaruh sangat penting adalah hukum disertai oleh budaya etika perusahaan dan kode etik propesional. Dalam jurnal Reymond (2001)[3] Salah satu hadirnya petunjuk yang baik dari penelitian yang diciptakan oleh dua profesor dari University of Missisippi yaitu Scott J. Vitell dan Donald L. Davis. Mereka mengumpulkan data dari 61% propesionalisme SIM, mulai dari pemogrammer hingga SIM yang menggambarkan etika mempunyai pengaruh kenerja manajer sesuai dengan ketentuan manajer di bawahnya. Adapun data-data berikut menunjukkan prilaku propesionalisme Sistem Informasi Manajement (SIM) yaitu :

 Memanfaatkan kesempatan untuk berprilaku tidak etis. Terdapat banyak peluang bagi manajer SIM untuk terlibat dalam prilaku tidak etis di perusahaannya, yang menjawab setuju 47,5%, dan yang menjawab tidak setuju 37,7%. Sedangkan para manajer SIM di perusahaan terlibat prilaku yang tidak etis, yang menjawab setuju 19,7%, dan yang menjawab tidak setuju 80,3%. Hal tersebut berarti menujukkan bahwa CIO memiliki kesempatan untuk bertindak tidak etis, tetapi mereka melakukan.

 Etika yang memberikan sebuah hasil yaitu hubungan antara etika dan keberhasilan menunjukkan bahwa para CIO yang berhasil berprilaku etis, dan untuk sukses seseorang tidak perlu mengkompromikan etikanya. Manajer yang mendapatkan hasil tidak perlu menyembunyikan informasi, menjelekkan saingan, mencari kambing hitam atau mengambil pujian yang bukan haknya. Karna hal tersebut menunjukkan bahwa CIO dan manajer lain menciptakan budaya etika.

(12)

telah menyatakan tidak dapat toleransi perilaku tidak etis dan akan mengambil tindakan terhadap pelanggaran standart itu.

 Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial. Manajer harus sering mendahulukan tanggung jawab mereka pada masyarakat dari pada tanggung jawab mereka pada perusahaan, serta perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial yang melebihi tanggung jawab pada pemegang saham.

Dapat disimpulkan etika dan CIO menurut Scort J. Vitell dan Donald L. Davis bahwa etika mempengaruhi kinerja manajer yaitu etika menghasilkan kesuksesan, perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial, terkadang memanfaatkan kesempatan untuk bertindak tidak benar/ tidak etis, manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan

2.1.6 Perencanaan Tindakan Pengoprasian Komputer Yang Etis Di Perusahaan

Dalam jurnal Raymond menurut Donn Parker SRI Internasional[4], tindakan untuk menggapai operasi komputer yang etis dalam sebuah perusahaan menyarankan agar CIO ada beberapa rencana dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standart etika yaitu :

 Formulasikan suatu kode perilaku.

 Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas software dan data computer.

 Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggaran, seperti teguran, pengertian, dan tuntunan.

 Kenali prilaku etis.

(13)

 Promosikan undang undang ITE pada karyawan. Simpan suatu cacaran formal yang menetapkan pertanggung jawaban tiap spesialis informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan pemograman sperti tim audit etika.

 Mendorong penggunaan pemogram-pemogram rehabilitas yang memperlakukan pelanggaran etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalahgunaan obat bius.

 Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.

 Berikan contoh.

2.1.7 Pihak-Pihak Sebagai Pengawas Dalam Perilaku TIK

Didalam buku Sutioso pihak sebagai pengawas dalam perilaku TIK menurut Robert Ellickson’s ada 5 pihak sebagai pengawas dalam perilaku TIK (Teknologi Informasi Komputer)[1] yaitu :

 Pengawasan oleh aktornya sendri dapat diterapkan peraturan subtantif berupa etika pribadi dengan konsekwensi berupa sanksi sendri (self sanction).

 Pengawas oleh pihak kedua, aturan subtantifnya berupa penetapan kontraktual (comtractual provisioans), sanksinya dalam bentuk various self help mechanismes.

 Pengawasan oleh kekuatan sosial yang di organisasi secara non hierarkhis, dengan aturan substantif berupa norma-norma sosial (social norm).

(14)

 Pengawas oleh pemerintah dengan aturan berupa hukum (law) dengan sanksi hukuman yang ditegakkan oleh negara.

2.1.8 Perspektif Cyber Law Dalam Indonesia

Dalam buku Sutioso ada beberapa pandangan cyeber law di Indonesia, yaitu :

 Dilihat dari kejadian-kejadian kriminalitas internet dan begitu berkembangnya pemakaian dan pemanfaaatan internet di Indonesia maupun di Dunia Internasional, sudah saatnya pemerintah Indonesia menerapkan cyber law sebagai prioritas yang utama.

 Urgensi cyber law bagi indonesia terletak pada keharusan Indonesia untuk mengarahkan transaksi-transaksi lewat internet saat ini agar sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati dan keharusan untuk meletakkan dasar legal dan kultural bagi masyarakat indonesia untuk masuk dan menjadi perilaku dalam masyarakat informasi.

2.1.8.1 Ruang Lingkup Cyberlaw

Pembahasan mengenai ruang lingkup ”cyber law” dimaksudkan sebagai inventarisasi atas persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang diperkirakan berkaitan dengan pemanfaatan Internet. Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup dari cyber law diantaranya :

1. Hak Cipta (Copy Right)

(15)

3. Pencemaran nama baik (Defamation)

4. Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)

5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)

6. Pengaturan sumber daya internet seperti IP Address, domain name

7. Kenyamanan Individu (Privacy)

8. Prinsip kehati-hatian (Duty care)

9. Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat

10. Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll

11. Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital

12. Pornografi

13. Pencurian melalui Internet

14. Perlindungan Konsumen

15. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti ecommerce, e-government, e-education dll.

2.1.8.2 Pentingnya Cyber Law Dan Support Dari Lembaga Khusus

(16)

a. Perkembangan teknologi yang sangat pesat, membutuhkan peraturan hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut.

b. Pertumbuhan ekonomi di era informasi ini akan menularkan manfaat dalam penggunaannya, seperti dengan adanya e-ecommerce, e-government, foreign direct investment (FDI), industri penyediaan informasi dan pengembangan UKM

c. Permasalahan yang sering muncul adalah menjaring sebagai kejahatan komputer yang dikaitkan dengan ketentuan pidana yang berlaku karena pidana yang mengatur tentang kejahatan komputer yang berlaku saat ini belum maksimal .

d. Optimalisasi peranan hukum dalam perkembangan teknologi membutuhkan kelengkapan perundang-undangan yang berkualitas.

Perlunya support dari lembaga khusus, yaitu :

a. Lembaga-lembaga khusus, baik pemerintah maupun NGO (Non Government Organization)[5], diperlukan sebagai upaya penanggulangan kejahatan internet.

b. Dan lembaga Nasional Infrastructure Protection Center (NIPC)[6] sebagai institusi di Amerika Serikat yang menangani masalah yang berhubungan dengan infrastruktur

(17)

2.1.9 Contoh Kasus Penerapan Etika Dalam Teknologi

Terhubung contoh kasus dalam penerapan etika dalam teknologi ada 2 contoh kasus yang diberikan, yaitu :

1. Kasus Buni Yani merupakan salah satu pengunggah penggalang video pidato mantan gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tentang surat Al-maidah ayat 51[8] saat berkunjung ke pulauan seribu dalam kasus ini polisi tidak mempermasalahkan konten video yang diunggah namum capption atau diskripsi yang ditulis oleh Buni Yani diakun Facebooknya di anggap melanggar pasal 32 ayat 1 dan pasal 48 ayat 1 UU ITE yang berbunyi tentang pengubahan, penambahan, dan pengurangan satu informasi atau dokumen elektronik dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara. Selain itu Buni yani dikenakan juga, UU ITE pasal 28 ayat 2 dan pasal 45 ayat 2 tentang membuat rasa kebencian atau permusuhan induvidu dan atau kelompok masyarakat tertentu atas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. Buni yani sempat menggugat pra peradilan tetapi ditolak PN (Pengadilan Negeri) Jakarta Selatan. Sampai saat ini kasus masih bergulir.

(18)

2. Kasus Florence Sihombing adalah Mahasiswi Pasca Serjana Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada yang dianggap menghina Yogyakarta lalu Florence divonis 2 bulan penjara dan mendapatkan masa percobaan selama 6 bulan oleh pengadilan negeri Yogjakarta, Florence juga didenda 10 juta rupiah mendapatkan subsider 1 bulan kurungan karna telah mendistribusikan informasi elektronik yang melalui jaringan telekomunikasi, dan tanpa hak. Menurut kutipan Yanuar[9] Florence yang kerap di katakan Flo ini dinyatakan terbukti bersalah dijerat dengan pasal 27 ayat 3 UU ITE dan pasal 45 ayat 1, yang menguatkan Flo bersalah karna penghinaan dan pencemaran nama baik Kota Yogjakarta melalui media sosial (Path) pada saat Florence menulis status terkait hal itu karna kesal mengantri pada jalur antrian mobil disebuah SPBU di Yogjakarta sementara Flo menggunakan sepeda motor. JPU memberikan tuntutan itu karena memertimbangkan sikap Flo yang kooperatif selama persidangan. Selain itu itikad baik Flo yang sudah meminta maaf kepada warga Yogjakarta dan Sri Sultan Hamengkuwono X selaku Gubernur DIY. Sementara itu pertimbangan yang memberatkan Florence adalah penghinaan melalui media Path sudah membuat keresahan dan pertentangan di masyarakat.

(19)

Gambar 2.2 Alat Bukti Yang Sah Dalam UU KUHP dan ITE

(20)

Gambar 2.4 Alat Bukti Informasi Pengakuan Perminta Maaf Kasus Florence

(21)

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Seorang saksi ahli mempunyai salah satu barang bukti yang sah yangdapat digunakan dalam pengadilan, saksi ahli mengetahui dan memiliki kode etik agar kesaksiannya bisa diterima oleh hakim saat persidagan. Dalam hal ini telah ditentukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(22)

REFERENSI

[1]. Sutiyoso, Manajemen, Etika & Hukum Teknologi Informasi. Yogyakarta: UII Press, 2015

[2]. Supriyanto, Aji .(2005) “Pengantar Teknologi Informasi”, Edisi Pertama , Salemba Infotek Jakarta

[3]. Reymond Mc.Leod, Jr. (2001): Sistem Informasi Manajemen, Jilid I, Edisi Ketujuh, Penerbit Prenhallindo, Jakarta

[4]. Donn B. Parker, (1988).“Ethics for Information Systems Personnel” Journal of Information Systems Management.

[5]. NGO –“Non Governmental Organization”

http://whatis.techtarget.com/definition/NGO-non-governmental-organization diakses pada tanggal 30-Okt-2017

[6]. NIPC – “National infrastructure Protection Center” https://en.wikipedia.org/wiki/National_Infrastructure_Protection_Center diakses pada tanggal 30-Okt-2017

[7]. IDCERT - “Indonesia Camputer Emergency Response Team” https://www.cert.or.id/tentang-kami/id/ diakses pada tanggal 30-Okt-2017 [8]. News.detik.com. “Buni yani disebut sengaja hilangkan kata “pakai”di video

Ahok”.2016.https://news.detik.com/berita/d-3528813/buni-yani-disebut-sengaja-hilangkan-kata-pakai-di-video-ahok (diakses pada tanggal 1 November 2017)

[9]. News.liputan6.com.”Florence Sihombing Menangis divonis 2 tahun penjara” http://news.liputan6.com/read/2201796/florence-sihombing-menangis-divonis-2-bulan-penjara?source=search” (diakses pada tanggal 1 November 2017) [10]. KBBI - “Etika” https://kbbi.web.id/etika diakses pada tanggal

(23)

[11]. Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jakarta: Sekretaris Negara.

[12]. Republik Indonesia, Undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Jakarta: Sekretaris Negara. 1981. [13]. Republing Indonesia, Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi

Gambar

Gambar 2.1 Bukti permasalahan Buni Yani tidak sesuai dengan ucapanAhok divideo.
Gambar 2.3 Alat Bukti Informasi Kasus Florence
Gambar 2.4 Alat Bukti Informasi Pengakuan Perminta Maaf Kasus

Referensi

Dokumen terkait

Apa yg akan dilakukan pada pasien dewasa tidak sadar dengan nadi dan napas agonal sekitar 8x /menit.C. Bantu napas dapat menggunakan bagging

 Memperbaiki prestasi pelajar dalam peperiksaan di peringkat sekolah dan peperiksaan awam bagi subjek sejarah berpandukan sasaran yang ditetapkan oleh pihak sekolah.. 

Selain itu Poskestren juga melakukan upaya pemberdayaan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam bidang kesehatan serta peningkatan lingkungan yang sehat

a. Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pemanfaatan model pembelajaran yang dapat membantu dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia anak tunarungu. Memberikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk

 Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya Yang

Suatu perjanjian yang disepakati antar bank syariah dengan nasabah dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku/modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah yang

Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian lebih fokus kepada penelitian tentang nilai-nilai etika kebahagiaan dalam Novel Khotbah Di Atas Bukit Karya