Nama: Dwi Haryati Ningsih NIM: 201210320311024 Jurusan: Kehutanan Tugas: AMDAL
KRITERIA PERUSAHAAN YANG WAJIB AMDAL ATAU TIDAK
Proses penapisan (screening) disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses yang menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Menurut pasal 22 UUPPLH ayat (1), setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting bagi lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Ketentuan umum PP amdal, dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
Pasal 22 UUPPLH ayat (2) menjelaskandampak penting yang dimaksud ditentukan berdasarkan kriteria:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha/kegiatan. b. Luas wilayah penyebaran dampak.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
d. Banyak komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak. e. Sifat kumulatif dampak.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan,
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 23 UUPPLH ayat (1), kriteria usaha dan kegiatan yang berdampak penting wajib dilengkapi dengan amdal, terdiri dari:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b. Eksploitasi sumber daya alam,baik yang terbarukan maupun tidak terbarukan.
c. Proses yang dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta kebocoran dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya.
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan, konservasi sumber daya alam dan perlindungan cagar budaya.
f. Introduksi jenis tanaman, hewan dan jasad renik.
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati.
i. Penerapan teknologi yang diperkirakan memiliki potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
Pasal 23 ayat (2) UUPPLH, ketentuan lebih lanjut mengenai jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan amdal sebagai dimana maksud ayat (1) di atur dengan
peraturan menteri.
Secara rinci kemudian atur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (PerMenLH) No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Lampiran 1 menetapkan berbagai bidang kegiatan yang wajib dilengkapi Amdal, antara lain:
a. Usaha/Kegiatan dalam bidang Pertahanan b. Usaha/Kegiatan dalam bidang Pertanian c. Usaha/Kegiatan dalam bidang Perikanan d. Usaha/Kegiatan dalam bidang Kehutanan e. Usaha/Kegiatan dalam bidang Perhubungan f. Usaha/Kegiatan dalam bidang Teknologi Satelit g. Usaha/Kegiatan dalam bidang Perindustrian h. Usaha/Kegiatan dalam bidang Pekerjaan Umum
i. Usaha/Kegiatan dalam bidang Sumber Daya Energi dan Mineral j. Usaha/Kegiatan dalam bidang Pariwisata
k. Usaha/Kegiatan dalam bidang Pengembangan Nuklir l. Usaha/Kegiatan dalam bidang Pengelolaan Limbah B3 m. Usaha/Kegiatan dalam bidang Rekayasa Genetika.
Selain kegiatan yang ada dalam Lampiran PerMenLH tersebut, kegiatan yang wajib amdal juga ditentukan apabila:
Lokasi usaha/lokasi perbatasan/ berada didalam kawasan Lindung.
Usaha/ kegiatan tersebut ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/ walikota sebagai kegiatan yang wajib amdal.
Kegiatan yang disetujui oleh menteri LH apabila diajukan secara tertulis oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan masyarakat untuk ditetapkan sebagai kegiatan yang wajib amdal.
Kegiatan yang disetujui oleh menteri LH setelah mendengarkan dan memperhatikan saran serta pendapat Menteri lain dan Pimpinan dan Lembaga Pemerintah non Departemen yang terkait lainnya.
Kegiatan yang memiliki ketidakpastian (ketiadaan) kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan. (Lampiran 1 PerMenLH) akan dapat digolongkan sebagai kegiatan yang wajib amdal. Khusus untuk bidang rekayasa genetika, ketentuan tengtang jenis rencana usaha dan