Informasi Dokumen
- Penulis:
- Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo
- Dr. Tri Krianto
- Drs. Anwar Hasan
- Dr. Zulazmi Mamdy
- Pengajar:
- dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH
- dr. Sjafii Ahmad, MPH
- Sekolah: Universitas Indonesia
- Mata Pelajaran: Kesehatan Masyarakat
- Topik: Komitmen Global Promkes
- Tipe: buku
- Tahun: 2009
- Kota: Jakarta
Ringkasan Dokumen
I. Pendahuluan: Alma Ata ke Ottawa
Pendahuluan ini menjelaskan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia yang harus dipenuhi dalam pembangunan bangsa. Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB menekankan bahwa setiap individu berhak atas standar hidup yang layak untuk kesehatan. Konferensi Alma Ata 1978 menjadi tonggak penting dalam pelayanan kesehatan primer, menegaskan bahwa kesehatan untuk semua adalah hak yang harus diwujudkan melalui pelayanan kesehatan dasar yang mencakup berbagai aspek, termasuk pendidikan kesehatan. Hal ini menjadi dasar bagi Piagam Ottawa yang menekankan promosi kesehatan sebagai strategi utama dalam mencapai kesehatan bagi semua.
II. Piagam Ottawa: Gerakan Menuju Kesehatan Masyarakat Baru
Piagam Ottawa, yang dihasilkan dari Konferensi Promosi Kesehatan pertama di Ottawa pada 1986, menetapkan kerangka kerja untuk promosi kesehatan global. Lima strategi utama yang diusulkan meliputi pengembangan kebijakan publik berwawasan sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat gerakan masyarakat, pengembangan keterampilan individu, dan reorientasi sistem pelayanan kesehatan. Strategi-strategi ini bertujuan untuk memberdayakan individu dan komunitas dalam mengontrol kesehatan mereka, serta meningkatkan kolaborasi antara berbagai sektor untuk mencapai hasil kesehatan yang lebih baik.
III. Rekomendasi Adelaide: Membangun Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan
Rekomendasi Adelaide menekankan pentingnya kebijakan publik yang mendukung kesehatan. Kebijakan tersebut harus didasarkan pada bukti ilmiah dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada kesehatan dapat mencakup pengaturan lingkungan, perlindungan terhadap faktor risiko kesehatan, dan promosi gaya hidup sehat. Ini menunjukkan bahwa kebijakan kesehatan yang efektif memerlukan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif dari masyarakat.
IV. Pernyataan Sundsvall: Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung
Pernyataan Sundsvall menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. Lingkungan fisik dan sosial yang sehat dapat mempengaruhi perilaku kesehatan individu dan komunitas. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan infrastruktur yang memadai, akses terhadap layanan kesehatan, dan kebijakan yang mendukung kesehatan masyarakat. Lingkungan yang mendukung juga mencakup pendidikan kesehatan yang memadai, sehingga masyarakat dapat membuat pilihan yang tepat untuk kesehatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif.
V. Deklarasi Jakarta: Pemeran Baru di Era Baru
Deklarasi Jakarta menyoroti peran baru dalam promosi kesehatan, dengan menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan masyarakat sipil. Ini menunjukkan bahwa semua pihak memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Deklarasi ini juga menegaskan pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam promosi kesehatan, yang dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan dapat tercipta program-program yang lebih efektif dan berkelanjutan.
VI. Kesepakatan Meksiko: Menjembatani Kesenjangan Pemerataan
Kesepakatan Meksiko menekankan perlunya menjembatani kesenjangan dalam akses terhadap layanan kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, terutama yang kurang beruntung, dapat menikmati layanan kesehatan yang setara dan berkualitas. Kesepakatan ini menyerukan pengembangan kebijakan yang inklusif dan berkeadilan, serta kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan. Dengan demikian, kesetaraan dalam kesehatan dapat tercapai.
VII. Piagam Bangkok: Promosi Kesehatan Dalam Globalisasi
Piagam Bangkok menggarisbawahi tantangan dan peluang yang dihadapi dalam konteks globalisasi. Dalam era global, kesehatan masyarakat harus dipandang sebagai isu lintas batas yang memerlukan kerjasama internasional. Piagam ini menekankan pentingnya strategi promosi kesehatan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan global, termasuk dampak perubahan iklim dan migrasi. Hal ini menunjukkan bahwa promosi kesehatan harus mempertimbangkan dinamika global untuk mencapai hasil yang efektif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
VIII. Kesepakatan Nairobi: Meningkatkan Kesehatan dan Pembangunan, Menghapus Kesenjangan Pelaksanaan
Kesepakatan Nairobi menekankan pentingnya mengintegrasikan promosi kesehatan dengan pembangunan berkelanjutan. Kesehatan dan pembangunan saling terkait, dan upaya untuk meningkatkan kesehatan harus dilakukan bersamaan dengan upaya pembangunan sosial dan ekonomi. Kesepakatan ini menyerukan perlunya pemantauan dan evaluasi yang lebih baik dalam implementasi program kesehatan, serta penguatan kapasitas lokal untuk mengatasi tantangan kesehatan. Dengan demikian, kesehatan dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan yang berkelanjutan.
IX. Dari Ottawa Sampai Nairobi: Pilar-Pilar Promosi Kesehatan
Bab ini merangkum perjalanan dan perkembangan promosi kesehatan dari Ottawa hingga Nairobi, menyoroti pilar-pilar utama yang telah dibangun melalui berbagai konferensi internasional. Pilar-pilar ini mencakup kebijakan publik, lingkungan yang mendukung, partisipasi masyarakat, dan pemberdayaan individu. Setiap pilar memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan memahami pilar-pilar ini, praktisi dan akademisi dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan yang lebih efektif dan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen global.