• Tidak ada hasil yang ditemukan

Piagam Ottawa :

Dalam dokumen Komitmen Global Promkes (Halaman 30-46)

GERAKAN MENUJU KESEHATAN MASYARAKAT BARU

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang pertama dilaksanakan di Ottawa, Canada, yang berlangsung tanggal 17 – 21 November 1986. Konferensi Promosi Kesehatan yang pertama ini mengambil tema “Menuju Kesehatan Masyarakat Baru” (The Move Towards a New Public Health).

Konferensi diikuti oleh perwakilan dari kurang lebih 100 negara, baik yang berasal dari negara-negara maju dan maupun negara berkembang. Konferensi Promosi Kesehatan yang pertama ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang “Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care”. Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam konferensi ini merupakan peletakan dasar pembaharuan Promosi Kesehatan, dalam konteks seperti tema konferensi ini, yakni Gerakan Menuju Kesehatan Masyarakat Baru. Kesepakatan bersama tersebut dituangkan dalam Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Isi Piagam Ottawa beserta pembahasannya dapat diikuti dalam uraian dibawah ini.

BATASAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesahatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health). Untuk mencapai status kesehatan paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan , dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik. Karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung jawab sektor kesehatan, tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup sehat dan kesejahteraan sosial.

DETERMINAN KESEHATAN

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adan 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau PIAGAM OTTAWA

20 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a). lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik (sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya), b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan d). keturunan atau herediter.

Determinan lingkungan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana dan parasarana, dan sebagainya), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagianya.

Derajat kesehatan dalam pengertian tersebut di atas jelas dibedakan antara derajat kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena derajat kesehatan perorangan (individu), kelompok dan masyarakat memang berbeda. Determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas mungkin sama, tetapi untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut, juga faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.

Faktor-faktor atau determinan-determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam Piagam Otawa (Ottawa Charter) disebut prasyarat untuk kesehatan (prerequisites for health).

Piagam Ottawa, 1986 mengidentifikasikan prasayarat untuk kesehatan ini dalam 9 faktor, yakni:

a. Perdamaian atau keamanan (peace) b. Tempat tinggal (shelter)

c. Pendidikan (education) d. Makanan (food) e. Pendapatan (income)

f. Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)

g. Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources) h. Keadilan sosial (social justice)

i. Pemerataan (equity)

Faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi kesehatan tidaklah berdiri sendiri melainkan bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing faktor tersebut saling mempengaruhi. Seperti rincian yang akan diuraikan berikut ini.

21 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

Perdamaian :

Perdamaian, termasuk didalamnya keamanan ditempatkan pada urutan pertama dalam Piagam Ottawa, karena perdamaian merupakan prakondisi yang diperlukan oleh semua sektor, termasuk kesehatan. Dalam kondisi aman dan damai semua sektor kehidupan manusia dapat berjalan dengan baik untuk mencapai visi dan misinya masing-masing. Dalam kondisi masyarakat yang aman dan damai maka semua sektor perekonomian (pertanian, perindustrian, perdagangan, perbankan, dan sebagainya) dapat berjalan dengan baik, tanpa hambatan. Lancarnya perekonomian baik di tataran individu, keluarga dan masyarakat jelas akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga dan masyarakat. Dengan meningkatnya pendapatan keluarga dan masyarakat maka akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, baik untuk makanan, gizi, perumahan, dan kebutuhan hidup yang lain termasuk meningkatnya daya beli pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Disamping itu perdamaian dan kemanan secara psikologis dan sosiologis, akan berpengaruh kepada menurunnya sumber stress masyarakat, yang akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan, terutama kesehatan mental.

Sebaliknya, kondisi masyarakat tidak aman dan damai, terjadinya konflik sosial dan politik, terjadinya petikaian sosial dan politik dalam masyarakat, baik secara horizontal maupun vertikal akan menggangu proses perekonomian di masyarakat. Para buruh, petani dan nelayan tidak bisa bekerja secara optimal, sehingga produktifitas menurun, para pedagang dan pengusaha baik di sektor formal maupun informal terganggu usahanya dan menurun produktivitasnya. Dengan kondisi perdamaian dan keamanan yang tidak kondusif ini jelas akan menurunkan daya beli masyarakat. Daya beli yang rendah baik untuk makanan, perumahan, pendidikan, pelayanan (termasuk pelayanan kesehatan) , dan sebagainya akan berpengaruh kepada rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.

Perumahan (Shelter ) :

Sebagian besar hidup manusia, lebih-lebih pada usia dini dihabiskan di dalam keluarga, atau lebih jelasnya lagi di tempat tinggal atau rumah masing-masing anggota keluarga yang bersangkutan. Di tempat tinggal atau rumah tangga inilah sebenarnya kesehatan kita dibentuk atau ditentukan. Oleh sebab itu apabila ada ungkapan bahwa kesehatan diciptakan dalam kehidupan sehari-hari (health is created in everyday life) adalah tepat sekali. Kehidupan sehari-hari manusia sebagian besar waktunya dihabiskan didalam rumah atau tempat tinggal (shelter). Kesehatan kita pada saat ini secara jujur adalah merupakan hasil kumulasi lingkungan rumah tangga, keluarga atau tempat tinggal kita masing-masing. Rumah tangga atau tempat tinggal disini, bukan dalam arti bangunan dan fasilitas fisik saja, tetapi juga semua orang dimana kita berinteraksi sehari-hari dalam rumah tangga atau keluarga kita.

22 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

Suatu kondisi tempat tinggal seseorang baik fisik maupun non fisik adalah merupakan prasyarat untuk terwujudnya derajat kesehatan seseorang. Derajat kesehatan seseorang sebenarnya telah ditentukan bukan hanya dari sejak lahir saja, bahkan sejak dalam kandungan ibu. Seorang anak yang dikandung, dilahirkan, dan dibesarkan dalam suatu rumah tangga atau tempat tinggal yang secara fisik (rumah yang memenuhi syarat kesehatan), dan nonfisik (ekonomi yang baik, rukun, damai, dan sebaginya) akan menjadi orang dengan derajat kesehatan yang optimal. Sebaliknya seorang anak yang dikandung, dilahirkan, dan dibesarkan dalam lingkungan tempat tinggal yang kurang menguntungkan, baik secara fisik maupun non fisik akan menjadi seseorang yang derajat kesehatannya rendah.

Pendidikan :

Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang dikembangkan oleh Badan Pembangunan-Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) mencakup 3 indikator, yakni: pendidikan (education), kesehatan (health), dan ekonomi (economy). Hal ini sangat beralasan, karena memang ketiga faktor ini bukan hanya karena saling tekait dan mempengaruhi, tetapi saling melengkapi dalam membentuk kulitas hidup manusia. Oleh sebab itu rendahnya ketiga indikator tersebut, jelas akan menimbulkan masalah di masyarakat. Kalau kita amati dalam masyarakat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia ini 3 masalah sosial yaitu : a). kebodohan (ignorancy) - akibat rendahnya pendidikan, b). berbagai macam penyakit (diseases) - akibat rendahnya derajat dan pelayanan kesehatan, dan c). kemiskinan (proverty) - akibat rendahnya ekonomi. Ketiga hal ini saling mempengaruhi dan membentuk lingkaran setan :

a. Kebodohan --- kemiskinan --- penyakit (sakit-sakitan)

b. Kemiskinan --- penyakit (tak mampu-memelihara kesehatannya) --- kebodohan Penyakit --- kemiskinan (tak produktif) --- kebodohan (tak mampu sekolah) Oleh sebab itu solusi untuk memutus mata rantai tersebut dapat dilakukan melaui ketiga upaya secara bersama, yang hasilnya juga akan saling berpengaruh :

a. Pendidikan : bertujuan untuk memerangi kebodohan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berusaha atau bekerja, yang selanjutnta dapat meningkatkan pendapatan (ekonomi). Demikain akan dapat meningkatkan kemampuan mencegah penyakit, meningkatkan kemampuan, memelihara dan meningkatkan kesehatannnya.

b. Ekonomi : bertujuan untuk peningkatkan pendapatan per kapita untuk memerangi kemiskinan, dapat berpengaruh terhadap peningakatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang tinggi. Masyarakat yang berpendidikan tinggi dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kemampuan mencegah penyakit, meningkatkan kemampuan memelihara dan meningkatkan kesehatan.

c. Kesehatan : bertujuan untuk memerangi penyakit dapat meningkatkan derajat kesehatan. Derajat kesehatan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas. Selanjutnya produktivitas tinggi berarti ekonomi meningkat, dan dengan tingka ekonomi yang tinggi akan meningkatkan akses terhadap pendidikan yang tinggi pula, yang berarti kebodohan menurun.

23 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

Tingkat pendidikan masyarakat yang dihitung dari rata-rata lama sekolah adalah merupakan prasyarat untuk derajat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui ekonomi. Uraian tentang hubungan yang saling mempengaruhi antara: penyakit - kebodohan - kemiskinan, dan : kesehatan - pendidikan -ekonomi sebagai upaya atau kegiatan intervensi terhadap 3 faktor tersebut dapat diilustrasikan diagram berikut :

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT, KEBODOHAN DAN KEMISKINAN

KESEHATAN

PENYAKIT

KEMISKINAN KEBODOHAN

EKONOMI PENDIDIKAN

Makanan :

Makanan dan gizi merupakan asupan utama untuk kesehatan. Tanpa asupan makanan yang cukup baik kualitas (gizi seimbang) maupun kuantitasnya (jumlah asupan) niscaya orang dapat mencapai derajat kesehatan yang optimum. Makanan, disamping diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan menggantikan sel-sel yang rusak, juga diperlukan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai ancaman dari luar termasuk bibit penyakit. Kecukupan asupan makanan kedalam tubuh, dalam tataran individu sangat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dalam keluarga. Ketersediaan makanan dalam keluarga pada gilirannya dipengaruhi oleh pendapatan keluarga yang bersangkutan. Pada tataran kelompok atau masyarakat, ketersediaan makanan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain sistem pengelolaan pangan oleh pemerintah setempat, tingkat pendapatan daerah, keadaan geografi, dan iklim. Secara global, kecukupan ketersediaan makanan bagi penduduk sangat terkait dengan pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan, yang biasanya diukur dengan pendapatan nasional bruto (gross national product) . Secara statistik memang terbukti bahwa makin tinggi pendapatan nasional bruto, makin baik tingkat kesehatan penduduknya. Dibawah ini dikutipkan pendapatan nasional bruto, angka harapan hidup, dan angka kematian balita yang merupakan bagian dari derajat kesehatan masyarakat dari beberapa negara di Asia.

Dari 5 negara di Asia, angka kematian bayi (AKB) paling tinggi adalah Indonesia, pendapatan nasional bruto per kapita paling rendah, dan angka harapan hidup bersama dengan Philipina juga paling rendah.

24 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

Pendapatan Nasional Bruto, Angka Harapan Hidup,

Angka Kematian Balita di 5 Negara Asia

PENDP.NAS.BRUT ANGKA UMUR

NEGARA (GNP: KEMATIAN HARAPAN

US$)/CAP BALITA HIDUP (TAHUN)

Singapura 31.710 3/1000 80 Malaysia 11.300 12/1000 74

Thailand 9.140 8/1000 71

Filipina 5.980 32/1000 69 Indonesia 3.950 34/1000 69

Ekosistem Yang Stabil :

Manusia hidup didunia ini adalah dalam suatu sistem yakni bumi dan seisinya. Masing-masing isi dunia atau bumi mempunyai sistem sendiri, antara lain manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk hidup, dan ciptaan Tuhan yang lain, yakni : tanah, air, dan udara. Semuanya baik makhluk hidup maupun yang tidak hidup berada di dalam suatu sistem ekosistem. Semua sistem yang menyatu dalam ekosistem ini, masing-masing mempunyai peran dalam menyeimbangkan sistem yang besar. Apabila salah satu dari sistem terganggu, akan berakibat terhadap sistem yang lain.

Contoh tumbuh-tumbuhan atau hutan berfungsi untuk menyerap zat sisa pembakaran (CO2) dari udara sehingga udara yang dihirup manusia tetap bersih, disamping itu, hutan juga berfungsi menyerap air hujan. Tetapi kalau pohon-pohonan berkurang atau hutan gundul jelas akan menggangu penyerapan CO2 dan air tersebut, sehingga menyebabkan polusi udara, erosi tanah dan banjir.

Akibat lebih lajut jelas akan mengganggu kesehatan manusia, yang berarti mengganggu sistem kehidupan manusia.

Contoh lain, apa akibat dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dalam suatu komunitas atau negara, jelas akan mengganggu sitem yang lain. Antara lain penggundulan hutan untuk lahan transmigrasi, kurangnya lahan pertanian akibat digunakan untuk perumahan. Pertumbuhan penduduk yang besar juga dapat merusak lahan untuk dieksploitasi, karena sempitnya mata pencaharian yang lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa ekosistem yang tidak “stable” akan mengganggu kesehatan, karena memang kesehatan memerlukan prasyarat ekosistem yang seimbang.

Sumber Daya Yang Berkesinambungan :

Sumber daya yang mencakup sumber daya fisik yang terdiri dari sumber daya alam (natural resources) dan sumber daya yang berupa hasil cipataan manusaia yang berupa teknologi, serta sumber daya manusia (human resources). Dalam suatu komunitas, PIAGAM OTTAWA

25 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

seyogyanya senantiasa terjadi kesinambungan sumber daya dari waktu ke waktu, dan dari zaman ke zaman. Hal ini penting karena sumber daya inilah merupakan aset pembangunan disemua sektor, termasuk kesehatan. Oleh sebab itu para pihak yang mempunyai otoritas untuk pengelolaan sumber daya ini harus bertanggung jawab terjadinya kesinambungan sumber daya.

Kesinambungan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, adalah tanggung jawab dari para penguasa dalam hal ini adalah pemerintahan diberbagai tingkat, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten, sampai yang paling bawah. Sumber daya alam yang terdiri dari tanah, air udara dan yang terkandung di dalamnya adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengeksploitasi dan pengelolaannya, agar senantiasa berkesinambungan dalam mendukung kehidupan masyarakatnya. Apabila disuatu komunitas berhenti mengeksplotasi sumber daya alamnya demi untuk kesejahteraan rakyatnya terhenti, maka sumber daya manusia di dalamnya harus mempersiapkan sumber daya lain (man made resources) demi kesinambungan sumber daya guna mendukung semua sektor pembangunan, utamanya kesehatan.

Keadilan Sosial :

Terjadinya kesenjangan sosial disuatu masyarakat akan jelas menggangu kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila terjadi kesempatan yang sama untuk hidup sehat bagi semua orang. Hal ini akan tercapai apabila keadilan sosial terwujud dalam masyarakat itu. Selama keadilan beluam ada, mustahil terjadi pemerataan yang sama bagi semua anggota masyarakat untuk hidup sehat. Keadilan sosial bukan berarti setiap orang atau keluarga berada dalam tingkat ekonomi yang sama, dan memperoleh hak yang sama. Keadilan sosial terjadi apabila setiap orang memperoleh hak utuk memenuhi secara minimal kebutuhan hidupnya secara layak, termasuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Apabila di dalam masyarakat masih terjadi kesenjangan sosial yang dalam, disatu pihak sangat berlebihan untuk terpenuhi kebutuhan hidup, tetapi dipihak lain untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari saja tidak cukup. Oleh sebab itu jelas dalam kondisi masih adanya kesenjangan sosial yang dalam, adalah merupakan kendala terwujudnya kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan kesehatan memang memerlukan prasyarat adanya “keadilan sosial”.

Pemerataan :

Berbeda dengan keadilan sosial, pemerataan adalah adanya kesempatan yang sama untuk memperoleh akses pelayanan. Pemerataan terjadi apabila semua orang atau keluarga bisa membeli sembako yang terjangkau. Namun apabila disemua tempat tersedia sembako, tetapi ada beberapa orang atau keluarga meskipun dekat dengan penjualan sembako tetapi tidak mampu membeli, maka hal ini belum terjadi pemerataan. Pada umumnya pemerataan terkait dengan kesejahteraan sosial. Apabila masih terjadi kesenjangan sosial di masyarakat, maka sulit adanya pemerataan. Oleh sebab itu untuk terwujudnya kesehatan masyarakat memang diperlukan adaya pemerataan, utamanya pemerataan bidang ekonomi. Memang PIAGAM OTTAWA

26 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

secara statistik pelayanan kesehatan di Indonesia sudah tersebar diseluruh tanah air, namun masih banyak anggota masyarakat yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan tersebut. Bukan semata-mata karena terjangkau jaraknya, tetapi terjangkau biayannya. Namun dipihak lain, bagi masyarakat golongan mampu, mereka dapat mengakses pelayananan yang semahal mungkin, bahkan di luar negeri sekalipun. Untuk terwujudnya kesehatan masyarakat memerlukan prasyarat tersebut diatas.

Namun sebaliknya, kesehatan masyarakat yang baik menentukan fondasi yang mantap untuk terwujudnya prasyarat tersebut. Sehingga terjadi hubungan timbal balik antara faktor-faktor prayarat tersebut dengan kesehatan. Dalam mewujudkan prasyarat sehingga kondusif untuk kesehatan diperlukan 3 hal yang merupakan misi dari promosi kesehatan, yakni : advokasi (advocacy), memampukan (empower), dan mediasi (mediate).

MISI PROMOSI KESEHATAN

Dalam Ottawa Charter secara implisit dirumuskan 3 hal yang penting untuk mengimplementasikan Promosi Kesehatan, atau dapat juga disebut sebagai misi Promosi Kesehatan, yakni :

Advokasi (Advocacy) :

Kesehatan yang baik merupakan sumber utama untuk perkembangan sosial, ekonomi, dan personal, dan merupakan dimensi penting dari kualitas hidup. Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, perilaku dan biologis, yang semuanya.

Memampukan atau Memperkuat :

Promosi Kesehatan fokus pada pencapaian kesetaraan atau keadilan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Aksi atau gerakan promosi kesehatan bertujuan untuk mengurangi perbedaan di dalam status kesehatan dan menjamin sumber dan kesempatan yang sama yang memungkinkan semua orang mencapai potensi kesehatan yang seluas-luasnya. Ini menliputi fondasi keamanan pada lingkungan yang mendukung, akses terhadap informasi, kesempatan memperoleh kemampuan dan kesempatan untuk menentukan pilihan untuk menjadi sehat. Orang tidak dapat mencapai potensi kesehatan yang utuh, kecuali mereka mampu mengendalikan hal-hal yang menentukan kesehatan mereka. Hal ini harus berlaku sama pada pria dan wanita.

Menjembatani :

Persyaratan dasar dan prospek kesehatan tidak dapat diselenggarakan oleh sektor kesehatan saja. Lebih penting lagi, Promosi Kesehatan membutuhkan aksi yang terkordinasi dengan sektor lain: oleh pemerintah, sektor kesehatan, sektor sosial, ekonomi dan dengan organisasi-organisasi pemerintah lainnya seperti relawan, swasta, pemerintah daerah, sektor PIAGAM OTTAWA

27 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

industri serta media. Sepanjang perjalanan hidupnya, orang selalu terlibat, baik sebagai individu, anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Para professional, kelompok-kelompok sosial dan petugas kesehatan memiliki tanggung jawab utama untuk melakukan mediasi atau menjembatani antara kepentingan manyarakat dengan berbagai pihak untuk mencapai hidup sehat masyarakat.

Strategi-strategi dan program promosi kesehatan sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan lokal, sesuai dengan sistem sosial, budaya dan ekonomi setempat. Berbagai pemangku kepentingan atau “Stakeholders” perlu dilibatkan dalam upaya promosi kesehatan . Oleh karena itu betapa pentingnya mengembangkan mekanisme institusional untuk menyatupadukan “stakeholders” tersebut.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Berdasarkan pada 3 hal tersebut sebagai arahan atau dapat dikatakan sebagai misi promosi kesehatan, Piagam Otawa merumuskan makna atau arti dari gerakan kegiatan promosi kesehatan. Selanjutnya gerakan ini dapat dipandang sebagai strategi promosi pesehatan, sebagi pelengkap dari strategi promosi kesehatan yang telah dirumuskan oleh WHO tahun 1984. Gerakan atau strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan Kebijakan Publik Berwawasan Sehat (Build Healthy Public Policy): Promosi kesehatan tidak sekedar pada tingkat pelayanan kesehatan semata. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda di tingkat pengambil keputusan di berbagai sektor di tiap lapisan sistem sosial, mengarahkan mereka untuk menyadari konsekuensi kesehatan dari keputusan yang mereka ambil serta menerima tanggung jawab mereka dalam upaya kesehatan.

Kebijakan promosi kesehatan mengkombinasikan pendekataan yang berbeda, tapi saling terkait, mencakup perubahan perundang-undangan, pengukuran fiskal, pajak dan perubahan organisasi. Harus ada aksi yang terkordinir yang mengarah pada kebijakan kesehatan, penghasilan dan kebijakan umum (sosial) yang mempercepat upaya kesetaraan/keadilan yang lebih baik. Kerja sama aksi membantu jaminan pelayanan yang lebih aman dan lebih sehat, lebih bersih dan lingkungan yang lebih nyaman. Kebijakan promosi kesehatan membutuhkan upaya identifikasi hambatan-hambatan dalam mengadopsi kebijakan umum yang sehat untuk sektor non kesehatan, dan cara mengatasi hambatan tersebut.

Dalam menentukan sasaran harus dapat menciptakan berbagai pilihan yang lebih sehat dan lebih mudah bagi pembuat kebijakan.

2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)

Masyarakat kita sangat kompleks, saling terkait, saling mempengaruhi dan saling tergantung. Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan hidup lainnya. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya merupakan dasar pendekatan PIAGAM OTTAWA

28 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

sosio-ekologis untuk kesehatan. Seluruh prinsip dasar bagi dunia, negara, wilayah dan masyarakat pada umumnya merupakan suatu kebutuhan untuk mendorong saling menjaga, saling menolong sesama anggota masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Konservasi lingkungan alam di kawasan dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.

Perubahan gaya hidup, cara kerja dan kegiatan rekreasi mengandung dampak yang signifikan terhadap kesehatan. Aktivitas kerja dan rekreasi seharusnya merupakan sumber kesehatan manusia. Cara masyarakat mengatur pekerjaan harus membantu menciptakan masyarakat sehat. Promosi kesehatan menggerakan kondisi kerja dan kehidupan yang aman, merangsang, memuaskan serta nyaman.

Perkiraan yang sistematik dari dampak kesehatan yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan yanga cepat, khususnya di bidang teknologi, pekerjaan, produksi bahan bakar dan urbanisasi merupakan hal penting dan harus diikuti oleh aksi untuk menjamin manfaat yang positif bagi kesehatan masyarakat. Pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya alam harus dicanangkan dalam setiap strategi Promosi kesehatan.

3. Memperkuat Aksi/Gerakan Masyarakat (Strengthening Community Action)

Mekanisme promosi kesehatan berfungsi melalui aksi atau gerakan masyarakat yang

Dalam dokumen Komitmen Global Promkes (Halaman 30-46)