• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesepakatan Meksiko :

Dalam dokumen Komitmen Global Promkes (Halaman 100-114)

BAB 6

KESEPAKATAN MEKSIKO

MENJEMBATANI KESENJANGAN PEMERATAAN

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang ke lima diselenggarakan di Kota Meksiko (mexico City), Keksiko, pada tanggal 5-9 Juni 2000. Konferensi ini mengambil tema: Menjembatani kesenjangan pemerataan atau “Bridging the equity gap”, dengan dihadir oleh para peserta dari sekitar 100 negara, baik dari negera-negara maju maupun negara-negara berkembang. Konferensi global ke lima ini agak berbeda dengan ke empat konferensi sebelumnya, karena konferensi melibatkan program-program Kementrian, yang memungkinkan para menteri dan delegasinya berbagi pengalaman serta tantangan yang dihadapi dalam mempromosikan kesehatan di Negara masing-masing. Para Menteri dan delegasinya diundang untuk mengesahkan Pernyataan Kementrian Meksiko tentang Promosi kesehatan. Pernyataan tersebut ditanda tangani oleh sekitar 100 negara dengan tingkat komitmen politik yang tinggi. Di bawah ini adalah butir-butir kesepakatan dan rencana gerakan (aksi) yang dihasilkan oleh Konferensi Meksikio.

DARI IDE KE AKSI (TINDAKAN):

Kesepakatan tingkat Menteri sebagai hasil Konferensi Promosi Kesehatan di Kota Meksiko, dan merupakan upaya untuk mewujudkan ide-ide menjadi tindakan-tindakan. Kesepakatan upaya untuk mewujudkan ide-ide tersebut secara lengkap adalah sebagai berikut:

1. Menghargai bahwa pencapaian standar kesehatan setinggi mungkin merupakan aset positif bagi kenyamanan hidup dan penting bagi pertumbuhan pembangunan sosial ekonomi dan pemerataan.

2. Menyadari bahwa promosi kesehatan dan pembangunan sosial merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan seluruh sektor yang ada di dalam masyarakat. 3. Mengakui bahwa beberapa tahun terakhir ini, melalui upaya yang serius dari pemerintah

dan masyarakat telah terjadi perbaikan dan kemajuan di bidang pelayanan kesehatan. 4. Menyadari bahwa walaupun telah terjadi peningkatan, berbagai masalah kesehatan belum teratasi sehubungan dengan pembangunan sosial ekonomi. Oleh karena itu hal ini bersifat “urgent” dan perlu cermati dalam mencapai kesetaraan di dalam pelayanan kesehatan.

5. Perlu pula disimak bahwa pada saat yang sama, pertumbuhan dan terjadinya penyakit infeksi baru telah mengurangi keberhasilan yang dicapai di bidang kesehatan.

6. Menyadari pentingnya determinan sosial ekonomi dan lingkungan bagi kesehatan dan hal ini membutuhkan mekanisme kolaborasi yang kuat untuk mempromosikan kesehatan di berbagai sektor dan di setiap tatanan masyarakat.

90 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

7. Sepakat bahwa promosi kesehatan harus menjadi komponen dasar kebijakan dan kegiatan publik di setiap negara untuk mencapai kesetaraan dan kesehatan yang lebih baik untuk semua.

8. Menunjukan ada bukti kuat bahwa strategi promosi kesehatan dalam mempromosikan kesehatan cukup efektif

Berdasarkan pernyataan di atas, maka diperlukan aksi atau gerakan sebagai berikut: 1. Menempatkan promosi kesehatan sebagai prioritas utama baik di tingkat lokal, regional,

nasional maupun di tingkat internasional.

2. Mengambil peran utama dalam pengembangan partisipasi aktif di setiap sektor terkait dan di kalangan masyarakat madani, di dalam implementasi gerakan-gerakan promosi kesehatan dengan memperkuat memperluas kemitraan di bidang kesehatan.

3. Memperkuat persiapan rencana kegiatan di kabupaten/kota di seluruh dunia, bila di butuhkan. Rencana ini akan berbeda sesuai dengan konteks negara yang bersangkutan, namun akan mengikuti pedoman yang disepakati, yakni:

a. Identifikasi skala prioritas untu memperkuat kebijakan publik yang berwawasan kesehatan dan program-program lain yang dibutuhkan.

b. Dukungan riset dengan teknologi terbaru terhadap prioritas pilihan.

c. Mobilisasi finasial dan sumber daya operasional untuk membangun kapasitas sumber data manusia dan institusi untuk pengembangan, implementasi, monitoring dan evaluasi rencana kegiatan di kota/kabupaten

4. Membangun dan memperkuat jaringan promosi kesehatan di tingkat nasional dan intenasional.

5. Melakukan advokasi terhadap lembaga lembaga ddi dalam PBB yang peduli yang peduli akan dampak kesehatan agar menjadi agenda mereka.

6. Memberikan informasi kepada Dierktorat.

Jendral organisasi kesehatan dunia (WHO) agar dicantumkan dalam laporan Badan eksekutif tentang perkembangan program-program di atas.

Kesepakatan ini ditanda tangani di Kota Meksiko pada tanggal 5 Juni 2000 dalam bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia. Portugis dan Spanyol.

KERANGKA KERJA (RENCANA AKSI) TINGKAT NASIONAL

Konferensi ke lima di Meksiko juga menghasilkan kerangka kerja rencana aksi (plan of action) program promosi kesehatan tingkat nasional : Menjembatani kesenjangan dalam kesetaraan merupakan tantangan terbesar bagi promosi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan salah satu strategi yeng efektif untum mengurangi kesenjangan ini. Untuk mencapai kesehatan bagi semua, harus fokus pada upaya peningkatan kondisi yang kondusif pada kelompok-kelompok marjinal di tiap lapisan masyarakat, baik di negara-negara berkembang maupun di negara maju.

91 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

Promosi kesehatan selama ini telah banyak berkontribusi dalam menjembatani kesenjangan baik vertikal seperti perbedayaan kaya-miskin, maupun horizontal seperti perpedaan perlakuan jender dan perbedaan kesempatan lainnya. Kontribusi ini diselenggarakan melalui perencanaan partisipatif. Semua ini harus dipertimbangkan dalam pencapaian kesempatan sama dalam peluang kesehatan secara global. Secara umum, penjelasan tentang konferensi ini bertujuan memberikan gagasan untuk pengembangan suatu kerangka kerja (framework) perencanaan kegiatan di tingkat kota/kabupaten untuk menindak lanjuti kesepakatan yang dihasilkan oleh konferensi Promosi Kesehatan di Meksiko. Secara khusus, kerangka kerja ini bertujuan:

1. Menempatkan kesehatan sebagai dasar hak azasi manusia serta sebagai sumber untuk pembangunan sosial ekonomi

2. Memobilisasi dana dan sumber data teknis untuk membangun kelangsungan hidup masyarakat, kapasitas manusia dan institusi untuk menentukan determinan kesehatan pokok.

3. Mengarahkan perhatian pada kesetaraan sosial dan kesetaraan jender di setiap tingkat pemerintahan maupun berbagai sektor yang ada dalam masyarakat.

4. Menunjang pengembangan pengetahuan dan pemahaman untuk membangun potensi sumber data manusia dan kapasitas institusi/organisasi.

5. Meningkatkan partisipasi dan memelihara lingkungan yang kondusif untuk memperkuat kohesi atau kesatuan masyarakat serta modal sosial.

6. Mengintegrasikan program promosi kesehatan ke dalam agenda reformasi sistem pelayanan kesehatan.

Prinsip Pencapaian Keberhasilan

Rencana aksi tersebut akan akan berhasil secara efektif bila memenuhi prinsip-prinsip anatara lain sebagai berikut:

1. Mempunyai sasaran dan tujuan yang jelas

2. Peran dan tanggung jawab “stakeholder” sudah diklarifikasi dan diterima 3. Mekanisme yang transparan untuk akuntabilitas

4. Strategi yang dikembangkan telah difahami (komprehensif) 5. Perencanaan meliputi mekanisme untuk monitoring dan evaluasi

Pertimbangan-pertimbangan kunci dalam mewujudkan rencana aksi tersebut di atas juga di rumuskan, dan rumusan tersebut mencakup :

1. Partisipasi: Publik, perorangan dan sektor-sektor yang ada di setiap lapisan masyarakat akan dirangsang untuk terlibat aktif dalam tahap persiapan rencana aksi yang difasilitasi oleh Menteri Kesehatan.

2. Adaptabilitas: Rencana aksi harus tanggap terhadap kebutuhan lokal. Setiap negara akan mempersiapkan perencanaan berdasarkan kondisi lingkunngan, tatanan, program dan investasi yang tersedia di negara masing-masing.

92 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

3. Feasibilitas: aktivitas yang diajukan harus memperhitungkan waktu yang sesuai, sehingga memungkinkan sumber data yang ada, dukungan ekonomi, kebijakan legal dan sosial serta kapasitas yang tersedia untuk memperkuat kemitraan dan aliansi.

4. Terukur: Evaluasi proses dan dampak harus dilakukan

5. Inovasi: Proses pengembangan rencana harus melibatkan pendekatan baru dalam komunikasi dan dapat merangsang tumbuhnya kegiatan kreatif serta dialog.

Dukungan dan Fasilitas

Pengembangan rencana aksi ini harus dapat membangun atau memperkuat infrastruktur yang ada, seperti jaringan institusi, Program-program pengembangan pengetahuan dan keterampilan, penelitian yang terpusat pada implementasi. Hal ini menggambarkan bahwa dukungan akan diperoleh, terutama dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia pada setiap negara, termasuk sektor non-kesehatan.

Menteri Kesehatan memiliki komitmen untuk mendukung dan memfasilitasi proses ini. Mereka harus dapat berkordinasi dengan departemen dan kementrian lain di tingkat yang lebih tinggi. Mitra-mitra lain yang dianggap relevan untuk juga perlu dilibatkan, seperti WHO. PAHO, organisasi-organisasi bilateral dan multi lateral, akademisi, Pusat Promosi Kesehatan, Yayasan Prormosi Kesehatan Nasional, IUHPE dan Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya, sektor swasta, kelompok asuransi sosial, koperasi dan sebagainya.

Keluaran (outcomes) yang diharapkan

Berdasarkan pernyataan hasil konferensi Promosi kesehatan di Meksiko, maka langkah-langkah di bawah ini perlu diambil:

1. Memperkuat jaringan nasional, regional dan internasional dalam rangka promosi kesehatan.

2. Melakukan advokasi tentang tentang dampak kesehatan dari agenda masing-masing.

3. Melaporkan secara periodik kepada panitia regional dan pertemuan organisasi kesehatan dunia tentang kemajuan yang dihasilkan oleh rencana aksi tersebut di atas.

Proses perkembangan dan implementasi rencana di tiap Negara akan menghasilkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama sehingga dapat meningkatkan kapasitas untuk menjembatani kesenjangan dalam pemerataan.

93 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

STRATEGI OPERASIONAL

1. Proses Perencanaan:

a. Penilaian Kebutuhan (needs assessment) meliputi:

“ Identifikasi skala prioritas isu-isu kesehatan yang penting

“ Identifikasi asset-aset yang ada, seperti kebijakan, legislasi, sumber data manusia dan sumber daya alam yang tersedia

“ Identifikasi kapasitas sumber data manusia dan infrastruktur yang tersedia. Rencana aksi di tingkat nasional sebaiknya dikembangkan berdasarkan data dan pengalaman yang terpercaya. Definisi masalah meliputi telaah (review): (a) Informasi epidemiologis dan demografis, (b) Riset perilaku dan sosial mengenai determinan kesehatan, (c) Kebutuhan masyarakat sesuai dengan skala prioritas . Proses identifikasi kebutuhan dan penentuan skala prioritas harus melibatkan anggota masyarakat dan sektor-sektor publik dan swasta yang relevan, yang meliputi:

a. Tujuan yang jelas dan hasil yang diharapkan sesuai dengan waktu yang tersedia. b. Dampak yang diharapkan dan indikator pencapaian harus diidentifikasi secara jelas. c. Kontribusinya terhadap pengembangan perencanaan nasional, terutama di bidang

kesehatan harus nyata

d. Keterlibatan “stakeholder” dan kontributor kunci harus diarahkan pada tingkat yang tepat, mencakup anggota masyarakat, LSM,sektor swasta, akademisi, lembaga-lembaga agama, WHO, PAHO, UN serta penyandang dana.

Diantara perangkat yang digunakan untuk identifikasi masalah, kebutuhan dan isu-isu merupakan “pohon masalah”, meliputi konsultasi bagi anggota masyarakat, Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan survei-survei lainnya. Dalam rangka mencari solusi dan ide-ide untuk aksi yang diajukan, perlu menelaah teori-teori sosial dan perilaku serta model-model intervensi, analisis fakta dari program-program lain.

Tujuan akhir rencana promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan individu serta uintuk mencapai tingkat kesetaraan dalam kesempatan kesehatan. Kombinasi strategi untuk menjembatani kesenjangan kesetaraan dalam rencana aksi promosi kesehatan merupakan suatu yang vital. Perangkat yang dapat memberikan diskriminasi positif untuk mengurangi perbedaan adalah mengarahkan sasaran pada: kegiatan spesifik kelompok spesifik. Kriteria untuk menentukan sasaran tergantung pada kebutuhan dan keluaran yang diharapkan.

b. Menentukan skala prioritas, tujuan dan hasil yang diharapkan.

Langkah dalam tahap ini biasanya terdiri dari daftar masalah yang harus diselesaikan, kebanyakan memerlukan pengukuran untuk mengontrol dan mencegah terjadinya penyakit yang spesifik. Fokus dari pencegahan penyakit dan promosi kesehatan sedikit berbeda. Tujuan pencegahan untuk meniadakan penyakit, sedangkan promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan yang KESEPAKATAN MEKSIKO

94 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

kondusif bagai kesehatan, penjaminan perlindungan pada tingkat kebijakan dan komunitas, penyelenggaraan pendidikan keterampilan diri serta mengembangkan kondisi dan gaya hidup sehat. Namun keduanya berkontribusi dalam penyelenggaraan sistem kesehatan secara menyeluruh.

Ketika skala prioritas telah tersusun, maka tujuan dan hasil yang diharapkan dapat ditentukan. Dengan proses ini maka diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pihak-pihak yang terlibat: anggota masyarakat, sektor terkait dan institusi lainnya. Telah sumber-sumber dan aset yang tersedia merupakan suatu yang penting. Selama proses berlangsung, upaya penyadaran masyarakat dan lobi politik. Konsultasi dan komunikasi juga perlu ditingkatkan, terutama kepada jaringan yang lebih luas, seperti pengambil keputusan dan pembuat kebijakan.

c. Pemilihan strategi dan intervensi yang paling efektif

Upaya ini meliputi pemilihan dan pertimbangan arah gerakan yang sesuai dengan situasi obyektif, subyek utama (target sasaran), tujuan yang diharapkan, bentuk dan mekanisme intervensi, teknik intervensi (mekanisme penjenjangan), serta setting tempatnya. Promosi Kesehatan pada prinsipnya diarahkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, akibat yang ditimbulkan serta faktor risiko, bukan pada konsekuensi yang ditimbulkan faktor-faktor tersebut. Mengingat keragaman faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, kerja sama lintas sektor merupakan keharusan. Terutama antar sektor ekonomi, sosial budaya dan tanggung jawab dalam menjaga lingkungan yang aman dan sehat. Disamping itu, adanya tumpang tindih antar sektor juga harus diperhitungkan dengan teliti ketika merencanakan suatu strategi promosi kesehatan.

Strategi Promosi Kesehatan yang terbukti sangat efektif adalah kombinasi gerakan atau aksi-aksi komplementer yang berasal dari sektor-sektor berbeda yang ada di dalam masyarakat Mitra yang paling umum dalam gerakan tersebut adalah agen-agen pemerintah, institusi kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Sekolah dan Universitas, Media massa, kelompok-kelompok tokoh agama serta organisasi kemasyarakatan dan swasta.

Selanjutnya rencana aksi yang telah dibuat perlu dilakukan uji coba (pre-test) metode dan bahan-bahan yang akan digunakan. Gerakan Promosi Kesehatan sering kali menggunakan strategi pendidikan seperti pendidikan informal bagi masyarakat, usaha kesehatan sekolah, pelatihan untuk meningkatkan keterampilan diri, pendidikan pada pasien, penguatan kelompok keluartga pendukung. Strategi komunikasi sosial yang meliputi program penyiaran dan media cetak, juga sangat efektif. Sedangkan strategi mobolisasi sosial, yang meliputi pengembangan masyarakat, penguatan jaringan kelompok pendukung, fasilitasi kelompok, komunikasi masa spesifik dan sebagainya kerap digunakan untuk memperkuat gerakan promosi kesehatan. Advokasi merupakan strategi yang sangat penting penting, yang mencakup lobi, pendekatan terhadap kelompok-kelompok politik, KESEPAKATAN MEKSIKO

95 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

aktivis dan birokrasi, pencarian pemimpin masyarakat yang potensial mampu untuk mengendalikan konflik kepentingan yang mungkin terjadi.

2. Implementasi

Dalam implementasi penekanan harus pada penguatan kapasitas masyarakat di setiap lapisan, pengembangan aset dan sumber data, dan jaminan infrastruktur yang tepat untuk promosi kesehatan. Sekali kebutuhan dan skala prioritas telah ditentukan maka tujuan dan hasil yang diharapkan sudah dapat dikembangkan. Kemudian perencanaan dengan mudah dapat di rancang dengan baik, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan. Perencanaan untuk monitoring dan kendali mutu juga harus dikembangkan, lengkap dengan mekanisme untuk melakukan kaji ulang hasil yang telah dicapai. Dalam implementasi, semua sumber harus memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dengan semangat kerja sama yang setara.

Rencana aksi upaya promosi kesehatan yang efektif harus melibatkan berbagai macam kegiatan seperti di bawah ini:

a. Peningkatkan kesadaran public dan para pelaku politik diberbagai lapisan, seperti tingkat pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kecamatan, bahkan di tingkat desa

b. Bagaimana pesan-pesan promosi kesehatan dapat dikomunikasikan secara efektif. c. Menawarkan atau mengusulkan kebijakan public yang berwawasan kesehatan d. Memperkuat gerakan masyarakat dalam upaya kesehatan

e. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan serta merangsang terciptranya gaya hidup sehat di setiap lapisan masyarakat.

3. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi. Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi hasil (Out-come evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya.

Ada beberapa pendekatan dalam melakukan evaluasi. Salah satunya menganggap bahwa dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan tergantung pada keputusan masyarakat yang bersangkutan. Pendekatan lain menyatakan bahwa setiap keputusan tergantung pada sponsor, politisi dan akademisi secara luas, harus terukur secara spesifik.

Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa indikator, antara lain seperti di bawah ini:

a. Ukuran tentang pemahaman tentang kesehatan, yang meliputi tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan kepercayaan diri.

96 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

b. Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat, yang meliputi unsur partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik

c. Ukuran yang mencakup unsur kebijakan public yang berwawasan kesehatan yang meliputi pernyataan politik, legislasi, regulasi, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.

d. Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat (healthy lifestyle) yang meliputi unsur-unsur penggunaan tembakau, pilihan dan kesempatan untuk memperoleh makanan sehat, aktivitas fisik, alcohol, narkoba, rasio tentang faktor-faktor yang protektif dan berisiko pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. e. Ukuran efektivitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan

pencegahan, akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor sosial budaya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.

f. Ukuran lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan tembakau, alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok usia lanjut, kebebasan dari kekerasan dan berbagai bentuk penyalahgunaan.

g. Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan sosial, diskriminasi positif dan pemerataan atau keadilan.

h. Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan,kematian dan ketidak mampuan,kompetensi psiko sosial serta keterampilan diri.

i. Ukuran pengembangan kapasitas (capacity building) yang meliputi ukuran kelangsungan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan.

MEKANISME AKSI (MECHANISM FOR ACTION)

Lima (5) Mekanisme aksi pelengkap yang di usulkan dalam konferensi ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Kebijakan Publik yang Berwawasan Kesehatan

Merupakan sebuah mekanisme untuk melakukan infestasi di bidang kesehatan dan pengembangan sumber data manusia dan sosial yang berkelanjutan. Kebijakan publik yang sehat merupakan merupakan mekanisme kunci untuk menjamin prasyarat kesehatan yang mencakup kesempatan kerja, situasi aman dan damai, pemerataan pendidikan, keadilan sosial dan persamaan hak.

Pengembangan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan meliputi idendifikasi faKtor-faktor perlindungan lingkungan fisik dan psiko sosial yang berkontribusi terhadap perbaikan determinan kesehatan. Determinan ini mencakup :

1) Kesempatan kerja 2) Keamanan finansial 3) Perumahan yang memadai

4) Akses terhadap pendidikan yang berkualitas 5) Makanan yang aman dan sehat

97 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI 6) Akses terhadap informasi,

7) Tersedianya transportasi yang aman,

8) Ketersediaan fasilitas rekreasi dan aktivitas fisik, 9) Kesempatan untuk mengembangkan keterampilan diri

Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan sering kali diterjemahkan dalam perundang undangan yang dapat melindungi kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan gaya hidup sehat. Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan melindungi masyarakat, keluarga dan individu dari faktor risiko dan kondisi yang memungkinkan pilihan sehat menjadi lebih mudah. Kebijakan harus tercermin di berbagai tingkat. Di tingkat lokal, peraturan yang dibuat berfungsi ganda, di satu sisi, peraturan-peraturan tersebut dapat menyediakan berbagai instrument untuk mempraktikan aspek-aspek konkrit dari kebijakan nasional.

Di sisi lain, peraturan tersebut merupakan alat untuk memutuskan tanggung jawab politis tertentu di tingkat ini, dan mengadopsinya untuk kebutuhan lokal. Di tingkat nasional, isu-isu legislatif yang menyangkut kesehatan jelas bukan tanggung jawab Departemen atau kementrian kesehatan saja. Pedoman yang ada perlu mengadopsi pendekatan yang tepat untuk mengidentifikasi instrument pengukuran di tingkat lokal dan pengukuran yang terkait dengan makro ekonomi dan kebijakan umum yang berhubungan dengan kesehatan.

Kebijakan publik yang berwawasan kesehatan merupakan dekrit , peraturan dan norma-norma yang diadopsi oleh negara untuk menjaga stabilitas kondisi sosial ekonomi yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung

Pada tahun 2010, mayoritas populasi dunia dan aktivitas ekonomi akan berada di daerah perkotaan. Situasi ini akan meningkatkan kekhawatiran dalam hal alokasi sumber daya, distribusi pendapatan dan pemerataan pelayanan, seperti air bersih, sanitasi dan pencegahan polusi. Kemiskinan dan ketidak merataan menimbulkan masalah lingkungan psikososial, di mana kekerasan merupakan isu utama.

Pada situasi seperti ini, promosi kesehatan memberikan beberapa inisiatif untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan kemitraan di antara otoritas lokal tertpilih, perwakilan dari sektor yang berbeda, pemimpin masyarakat dan swasta untuk mengembangkan rtencana aksi serta menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif. Tim multi sektor di seluruh dunia harus berjuang bersama untuk merencanakan strategi yang akan menciptakan lingkungan yang mendukung dan meningkatkan status kesehatan di setiap lapisan masyarakat, di rumah, sekolah, tempat bermain dan sebagainya. Lingkungan yang sehat dan aman tercipta oleh berbagai investasi sektor-sektorn yang terkait dengan kesehatan. Keterkaitan antara lingkungan sosial dan lingkungan psikologis juga harus benar-benar dipertimbangkan.

98 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI 3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan

Reorientasi sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian struktur dan fungsi terhadap permintaan baru daalam kesehatan. Komponen yang paling umum adalah:

1. Pengukuran upaya preventif

2. Strategi pertumbuhan (pembangunan) kesehatan 3. Keterlibatan lintas sektor

4. Partisipasi masyarakat 5. Peningkatan kesetaran dan 6. Memperluas desentralisasi

Seperti telah diketahui bersama, bahwa kesehatan ditentukan oleh faktor biologis, gaya hidup dan faktor lingkungan. Konsekuensinya adalah, pelayanan kesehatan harus bekerja daalam satu aliansi dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan kesehatan.

Untuk pelayanan kesehatan dasar, petugas kesehatan memegang peran penting dalam

Dalam dokumen Komitmen Global Promkes (Halaman 100-114)