• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Ottawa Sampai Nairobi :

Dalam dokumen Komitmen Global Promkes (Halaman 142-159)

PILAR-PILAR PROMOSI KESEHATAN

PERJALANAN KONFERENSI PROMOSI KESEHATAN

Perjalanan Konferensi Internasinal Promosi Kesehatan dari yang pertama (Ottawa) sampai dengan yang ketujuh (Nairobi) telah diuraiakan dalam bab-bab sebelumnya. Demikian pula ulasan setiap hasil Konferensi yang tertuang dalam piagam, deklarasi, atau pernyataan telah pula dipaparkan.

Apabila dilihat dari negara-negara tempat penyelenggaraan konferensi hampir terjadi keseimbangan, antara negara-negara maju dengan negara berkembang. Dari ketujuh konferensi tersebut, 3 konferensi diselenggarakan di negara maju (Canada, Australia, dan Swedia), dan 4 konferensi diselenggarakan di negara berkembang (Indonesia, Mexico, Bangkok, dan Kenya). Akan tetapi bila dilihat selang waktu penyelenggaraan konferensi, antara Konferensi yang pertama dan selanjutnya memang tidak konsisten. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Konferensi pertama di Ottawa , 17-21 Oktober 1986, ke konferensi kedua Adelaide (5-9 April 1988), dengan selang waktu: 2 tahun 6 bulan

b. Konfrensi kedua (Adelaide) ke konferensi ketiga di Sundsvall (9-15 Juni 1991), dengan selang waktu : 3 tahun 4 bulan.

c. Konferensi ketiga (Sundsvall) ke konferensi keempat di Jakarta (21-25 Juli 1997), dengan selang : waktu : 7 tahun.

d. Konferensi keempat (Jakarta) ke konferensi kelima di Kota Mexico (5-9 Juni 2000), dengan selang waktu : 3 tahun.

e. Konferensi kelima (Kota Meksiko) ke konferensi keenam di Bangkok (8-11 Agustus 2005), dengan selang waktu : 5 tahun.

f. Dari konferensi keenam (Bangkok) ke konferensi ketujuh di Nairobi (26-30 Oktober 2009), dengan selang waktu : 3 tahun.

PILAR-PILAR PROMOSI KESEHATAN

Rangkaian kesinambungan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang pertama (Ottawa) sampai dengan yang ketujuh (Nairobi) dapat dilihat dari tema dan deklarasi, piagam atau kesepakatan sebagai hasil masing-masing konferensi tersebut. Tema dan isi kesepakatan, deklarasi atau piagam tersebut adalah merupakan tonggak atau pilar-pilar promosi kesehatan, sebagai berikut :

132 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

1. Gerakan Menuju Kesehatan Masyarakat Baru

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang pertama merupakan barometer bagi kemajuan Promosi Kesehatan sejak Deklarasi Alma Ata. Konferensi yang dipandu dengan tema : Gerakan Menuju Kesehatan masyarakat baru (Move toward a new public health) meletakkan dasar pembaruan promosi kesehatan, sebagai pilar utama menuju pembaharuan kesehatan masyarakat. Disamping itu, pada waktu konferensi promosi kesehatan yang pertama di Ottawa tahun 1986, tinggal 4 tahun lagi batas akhir pencapaian kesehatan bagi semua tahun 2000. Hal tersebut menjadikan perhatian dan sekaligus keprihatian dan tantangan bagi para peserta konferensi. Oleh karena itu kesepakatan bersama sebagai hasil konferensi promosi kesehatan yang pertama ini merupakan rencana tindakan (action) untuk mencapai kesehatan bagi semua tahun 2000 dan setelahnya.

Kesepakatan bersama ini tertuang dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang intinya adalah piagam tindakan (action) untuk mencapai kesehatan bagi semua (tahun 2000 keatas). Dalam mencapai kesehatan bagi semua, diperlukan pembaruan konsep dan tindakan-tindakan atau “aksi” promosi kesehatan dalam rangka menuju pembaruan kesehatan masyarakat baru.

Promosi kesehatan sebagai bagian dari aksi atau kegiatan untuk mencapai kesehatan bagi semua dalam lingkup kesehatan masyarakat baru, dengan sendirinya harus mengembangkan konsep dan strategi baru. Untuk itu maka dirumuskan kembali promosi kesehatan yang lebih dinamis dan komprehensif. Rumusan baru tersebut adalah “Health Promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve their health” (Promosi Kesehatan adalah proses memampukan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya). Selanjutnya kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan sebagai obyek atau tujuan kehidupan.

Mengingat promosi kesehatan mempunyai jangkauan yang luas, maka selanjutnya peserta konferensi, sebelum merumuskan startegi promosi kesehatan yang baru ini, terlebih melakukan analisis determinan kesehatan terlebih dahulu, antara lain melakukan identifikasi persyaratan untuk kesehatan (prerequisite for health), yang disebut kondisi dasar sumber daya kesehatan, yakni : suasana damai, papan, pendidikan, makanan, penghasilan, sistem lingkungan yang stabil, sumber daya yang tersedia, dan keadilan sosial kesetaraan. Mengingat prakondisi yang diperlukan untuk kesehatan sangat luas, maka promosi kesehatan tidak cukup hanya mengandalkan 3 strategi yang telah dikembangkan oleh WHO (1984), yakni : advocacy (advokasi), social support (dukungan sosial), dan empowerment (pemberdayaan) saja.

Melengkapi Strategi Promosi Kesehatan yang telah dirumuskan oleh WHO sebelumnya, maka Ottawa Charter juga merumuskan strategi promosi kesehatan yang baru, yakni : a. Membuat kebijakan berwawasan kesehatan (Built healthy public policy)

b. Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create supportive environment) DARI OTTAWA SAMPAI NAIROBI PILAR-PILAR PROMOSI KESEHATAN

133 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

c. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action)

d. Mengembangkan kemampuan/keterampilan petugas (Develop personal skill) e. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health services).

Dari proses dan pengalaman konferensi Promosi Kesehatan di Ottawa, dapat diambil dua hal penting yakni :

a. Konforensi ini merupakan peristiwa untuk mengingatkan kembali terhadap komitmen bersama, khususnya negara-negara berkembang tentang pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Primer untuk mewujudkan : “sehat untuk semua (health for all)”. Di Indonesia disebut “kesuma” (kesehatan untuk semua), dimana pendidikan atau promosi kesehatan menjadi pilar utamanya.

b. Ottawa Charter sebagai hasil kesepakatan bersama, adalah merupakan “peletakkan dasar pembaharuan promosi kesehatan dan kesinambungannya “. Karena prinsip dasar Promosi Kesehatan, utamanya adalah strategi Promosi Kesehatan dan implementasinya akan dipantau melalui konferensi-konferensi promosi kesehatan berikutnya. Setiap konferensi Internasional Promosi Kesehatan, masing-masing Negara peserta melaporkan perkembangan promosi kesehatan dari masing-masing, termasuk negara Indonesia.

2. Mengembangkan Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Built Healthy Public Policy) Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang kedua di Adelaide, Australia menindak lanjuti dalam bentuk penjabaran strategi yang diamanatkan dalam Ottawa Charter. Maka tema konferensi yang kedua adalah mengacu kepada strategi pertama Promosi Kesehatan dari Ottawa Charter, yakni : “Kebijakan Berwawasan Kesehatan” atau lebih tegas lagi “Membuat Kebijakan Masyarakat sehat” (built healthy public policy). Tema ini mengarahkan kepada peserta seminar, dan juga memandu kepada kesepakatan yang dihasilkan yaitu : adanya dikembangkannya kebijakan-kebijakan public yang dapat mempunyai dampak positif terhadap kesehatan. Hasil akhir dari kebijakan ini dengan sendirinya adalah “masyarakat sehat”.

Hasil Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang kedua dituangkan dalam rekomendasi Adelaide (The Adelaide Recommendation). Membuat kebijakan masyarakat sehat atau kebijakan berwawasan kesehatan sebagai Strategi Promosi Kesehatan yang pertama didasrakan pada asumsi bahwa :

a. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama diantara sektor-sektor pembangunan di setiap negara. Telah disebutkan diatas bahwa semua pembangunan mempunyai dampak ikutan terhadap masalah kesehatan. Oleh sebab itu maka semua sektor juga harus ikut bertangung jawab terhadap masalah kesehatan yang ditimbulkannya tersebut. Tanggung jawab ini antara laian adalah dalam bentuk keluarnya kebijakan-kebijakan yang mendukung pemecahan masalah atau program-program kesehatan. b. Kesehatan adalah hak azasi manusia yang sangat fundamental dan merupakan investasi sosial. Oleh sebab itu, pemerintah dan para pemegang otoritas dimanapun, serta sektor apapun perlu membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan, atau kebijakan masyarakat sehat.

134 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

c. Masih terkait dengan kesehatan merupakan hak azasi manusia, maka perlu adanya pemerataan pelayanan kesehatan. Pemerataan pelayanan kesehatan perlu untuk mencapai pemerataan derajat kesehatan bagi semua orang seperti yang diamanatkan oleh Alma Ata (health for all). Untuk mencapai pemerataan ini perlu adanya dukungan kebijakan dari para pemegang otoritas diberbagai sektor, dan tingkat atau jenjang adiministrasi pemeritahan dan swasta.

Dengan kebijakan yang berwawasan kesehatan atau kebijakan masyarakat sehat ini penting, karena terkait dengan hak dasar masyarakat (hak azasi manusia) . Oleh sebab itu peserta konferensi dari masing-masing negara diharapkan mampu meyakinkan pemerintahnya untuk mengembangkan kebijakan pemerataan pelayananan kesehatan dasar utamanya untuk memprioritaskannya kepada rakyat miskin dan pada kelompok yang rentan (underprivileged and vulnerable groups). Kelompok-kelompok inilah terutama di Negara-negara berkembang yang tidak memperoleh pemerataan pelayanan kesehatan. Sehingga jelas kelompok ini tidak mempunyai derajat kesehatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang lainnya.

Kebijakan yang berwawasan kesehatan bukan hanya berarti kebijakan yang langsung berdampak kepada kesehatan masyarakat saja, tetapi juga kebijakan yang tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan. Misalnya, kebijakan terhadap determinan kesehatan antara lain : lingkungan fisik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sebagainya. Sebagai contoh kebijakan larangan penggunaan bensin tanpa timbal dan larangan penggunaan pupuk kimia untuk mencegah polusi lingkungan (udara dan air), larangan merokok di tempat-tempat umum, larangan penggunaan zat pewarna pada makanan, dan sebagainya. kebijakan ini memang tidak langsung akan menyentuh kesehatan masyarakat, tetapi akan bepengaruh secara tidak langsung, antara lain masyarakat akan hidup di lingkungan dan perilaku yang tidak kondusif untuk kesehatan mereka. 3. Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung Kesehatan (Create supportive Environment)

Tema konferensi Internasional Promosi Kesehatan ketiga di Sundsvall, Swedia mengacu strategi kedua Promosi Kesehatan yang tertuang di dalam Ottawa charter. Apabila konferensi yang kedua di Adelaide -Australia merupakan penjabaran strategi pertama promosi kesehatan dalam Ottawa Charter, maka konferensi ketiga diarahkan untuk lebih mengelaborasi atau penjabaran strategi kedua, yakni terciptanya lingkungan yang mendukung kesehatan (supportive environment). Tema ini masih merupakan kesinambungan dari tema konferensi Adelaide. Kedua konferensi (Adelaide dan Sundsvall) mengacu kepada strategi 1 dan 2 strategi dalam Ottawa Charter, maka pokok pembahasan dan rumusannya adalah merupakan bentuk operasionalisasi dari Strategi Promosi Kesehatan dalam Ottawa Charter.

Meskipun hasil yang diharapkan sama, yakni terciptanya kondisi yang mendukung terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan merata bagi seluruh kelompok masyarakat, tetapi hasil antaranya berbeda :

135 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

a. Strategi 1: Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan atau kebijakan masyarakat sehat (healthy public policy).

Dari hasil Rekomendasi Adelaide yang diharapkan adalah keluarnya atau dikembangkannya kebijakan yang mendukung kesehatan. Kebijakan ini bentuknya perangkat lunak (software), berupa Undang-Undang, Peraturan-Peraturan Pemerintah Pusat atau Daerah, Surat keputusan Presiden, Gubernur, Bupati, atau Camat, dan para penjabat yang memegang otoritas diberbagai sektor pembangunan baik pemerintah maupun swasta (Industri, Perdagangan, Pertanian, Pendidikan, Perusahaan, dan sebagainya). Undang-Undang atau peraturan-peraturan tersebut berisikan : anjuran-anjuran untuk terciptanya perilaku dan lingkungan yang sehat, dan larangan tehadap sesuatu yang merugikan kesehatan, atau anjuran-anjuran untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan kesehatan dirinya sendiri, kesehatan kelompok atau kesehatan masyarakat. b. Startegi 2: Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan (supportive

environment).

Dari Pernyataan Sundsvall hasil atau output yang diharapkan adalah lingkungan (baik fisik maupun non fisik) yang mendukung terhadap terwujudnya kesehatan masyarakat. Lingkungan yang mendukung kesehatan dalam bentuk perangkat keras (hardware), yaitu lingkungan fisik misalnya : jamban keluarga, tersedianya air bersih, tersedianya perumahan, tersediannya makanan sehat, dan sebagainya. Disamping itu, lingkungan yang mendukung kesehatan dapat dalam bentuk atau berwujud perangkat lunak (soft ware) misalnya : keamanan, ketenangan, kedamaian, kesejahteraan sosial, dan sebaginya.

Munculnya pernyataan Sundsvall terkait dengan strategi promosi kesehatan yang kedua adalah karena adanya kesadaran bersama bahwa derajat kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang masih sangat rendah. Disamping itu, terkait dengan isu pemerataan pelayanan kesehatan, terjadi kesenjangan yang sangat lebar antara kelompok kaya dengan kelompok masyarakat miskin. Ketimpangan atau kesenjangan ini dapat dipengaruhi karena terjadinya kesenjangan antara lingkungan yang mendukung, antara negara maju dengan negara berkembang, dan antara kelompok masyarakat kaya dan kelompok masyarakat miskin disuatu negara.

Banyak kelompok masyarakat yang belum terpenuhi dan terakses lingkungan yang mendukung kesehatan, antara lain rumah sehat, air bersih, sarana pembuangan limbah, udara bersih dan sebagainya. Sebagian kelompok masyarakat juga masih banyak yang belum memperoleh lingkungan non fisik yang mendukung, antara lain keamanan, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Namun disisi lain, banyak kelompok masyarakat serba kelebihan, hidup dilingkungan serba mewah, rumah tinggal dengan fasilitas memadai, kemudahan hidup yang berlebihan, dan sebagainya.

136 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

Kesenjangan lingkungan yang mendukung kesehatan tersebut dapat diperpendek, bahkan dapat dihilangkan sama sekali, apabila pihak atau sektor pembangunan dimasing-masing negara peserta konferensi mengambil bagian. Pengadaan sarana dan prasarana air bersih, pembuangan limbah, perumahan perlu keterlibatan sektor perumahan, pekerjaan umum, keuangan, dan sebagainya. Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dari segi sosial, pendidikan, keamanan, kesejahteraan sosial diperlukan keterlibatan sektor sosial, pendidikan, pertahanan dan kemanan, dan seterusnya.

4. Pemeran Baru Pada Era Baru (New Player for The New Era)

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan keempat di Jakarta dengan tema “Pemeran baru pada era baru : Mengantarkan Promosi Kesehatan pada abad ke 21” (New player for the new era : Leading health promotion into the 21 century) merupakan saat yang sangat menentukan dalam pengembangan Strategi Promosi Kesehatan . Seperti telah disebutkan diatas bahwa konferensi Adelaide dan Sundsvall telah membahas dan menjabarkan strategi Promosi Kesehatan (strategi 1 dan 2) yang tertuang dalam Piagam Ottawa hasil konferensi pertama di Ottawa. Pada konferensi yang ketiga di Jakarta ini dibahas tentang bagaimana melibatkan pihak lain khususnya dunia usaha (sektor swasta) atau para pemegang otoritas untuk mengeluarkan kebijakan berwawasan kesehatan dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan (strategi 2). Untuk menghadapi tantangan promosi kesehatan pada khususnya, dan kesehatan masyarakat pada umumnya untuk memasuki abad ke 21, maka sektor swasta perlu lebih ditingkatkan perannya. Oleh sebab ini dalam Konferensi Promosi Kesehatan yang keempat di Jakarta ini lebih menargetkan “sektor swasta” sebagai pemeran baru dalam promosi kesehatan.

Apabila konferensi promosi kesehatan sebelumnya (pertama sampai ketiga) peserta konferensi didominasi oleh perwakilan peserta dari pemerintahan baik dari perguruan tinggi maupun kementerian kesehatan, maka pada konfrensi kempat di Jakarta ini sudah banyak dihadiri oleh perwakilan peserta dari swasta, baik dari LSM (lembaga swadaya masyarakat ), maupun dari perusahaan swasta. Dalam konferensi keempat di Jakarat, promosi kesehatan menghasilkan kesepakatan dan prioritas kegiatan dalam menghadapi tantangan abad ke 21 ini, yakni :

a. Untuk sektor kesehatan dan sektor non kesehatan, baik untuk institusi pemerintah maupun swasta, diharapkan meningkatkan tanggung jawab sosialnya, termasuk kesehatan. Ditekankan bahwa kesehatan masyarakat bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga tanggung jawab semua.

b. Pembangun kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia dalam pembangunan. Oleh sebab itu investasi dalam sektor kesehatan harus ditingkatkan di semua sektor baik pemerintah maupun swasta untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa. c. Untuk menghadapi tantangan abad ke 21 ini, promosi kesehatan pada khususnya, dan sektor kesehatan pada umumnya tidak dapat berjalan sendiri. Oleh sebab itu kemitraan dengan sektor lain baik pemerintah maupun swsata perlu dikembangkan dan ditingkatkan.

137 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

d. Sasaran promosi kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah masyarakat yang berdaya dalam bidang kesehatan. Yaitu masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Hal ini berarti setiap orang dalam masyarakat harus berperan dalam pemberdayaan kesehatan mereka. Oleh sebab itu promosi kesehatan harus dilakasanakan “oleh”, “ dengan”, dan “untuk” masyarakat, bukannya untuk dan kepada masyarakat saja.

e. Bahwa semua kegiatan ditujukan untuk masyarakat yang berdaya dalam kesehatan memerlukan sarana dan prasarana atau infrastruktur promosi kesehatan. Untuk terwujudnya sarana prasarana tersebut memerlukan biaya. Adalah kewajiban bagi penyelenggara program kesehatan di setiap negara dan sektor-sektor terkait dengan kesehatan untuk menggali dan memfasilitasi terwujudnya biaya atau dana sarana prasarana guna terlaksananya program promosi kesehatan ini.

5. Menjembatani Kesenjangan Pemerataan (Bridging the Equity gap)

Konfrensi Internasional Promosi Kesehatan yang kelima di Kota Mexico mengambil tema : Menjembatani Kesenjangan Keadilan atau Pemerataan atau “bridging the equity gap”. Diakui bersama bahwa masalah ketidakadilan atau ketidakmerataan itu bukan hanya masalah ekonomi dan kesejahteraan saja. Dalam kesehatanpun terjadi ketidakadilan atau tidaknya pemerataan (equity gap atau inequity). Keadilan atau pemerataan dalam konteks kesehatan adalah terjaminnya semua orang untuk memperoleh kesempatan untuk hidup sehat. Namun pada kenyataannya dalam masyarakat, terutama di negara-negara berkembang terjadi kesejangan (gap) untuk memperoleh kesempatan tersebut. Untuk mencapai agar setiap orang mempunyai kesempatan hidup sehat ini, promosi kesehatan mempunyai peran yang sangat penting. Dengan perkataan lain promosi kesehatan diharapkan menjadi jembatan untuk kesenjangan masyarakat dalam memperoleh kesempatan hidup sehat.

Konferensi Promosi Kesehatan yang ke-lima memang berbeda dengan konferensi-konferensi sebelumnya (yang pertama sampai keempat). Karena dalam konferensi-konferensi ini diselenggarakan juga program untuk pertemuan para menteri atau setingkat menteri dari negara-negara peserta konferensi. Dalam pertemuan ini, masing-masing menteri atau perwakilan menteri dari negara-negara peserta, diberi kesempatan untuk membagi pengalaman dan tantangan-tantangan yang dihadapi masing-masing negara utamanya dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Para menteri atau perwakilan menteri juga diminta untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan terkait dengan Promosi Kesehatan. Selanjutnya hasil pertemuan para Menteri inilah yang menjadi dasar untuk merumuskan hasil konferensi yang ke-lima di Kota Mexico ini.

Maka dari itulah hasil Konferensi Promosi Kesehatan yang kelima di Mexico disebut “Mexico Ministerial Statement for the Promotion of Health: From the ideas to action”. Pernyataan ini ditandatangani oleh ratusan lebih dari negara-negara peserta konferensi, termasuk Indonesia. Pernyataan para Menteri Kesehatan didasari adanya tantangan yang besar terhadap program kesehatan, yakni adanya kesenjangan tingkat kesehatan masyarakat yang tajam. Untuk itu diperukan terobosan-terobosan baru guna menutup DARI OTTAWA SAMPAI NAIROBI PILAR-PILAR PROMOSI KESEHATAN

138 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

kesenjangan tersebut, paling tidak mengurangi atau memperpendek kesenjangan tersebut. Dalam mengurangi atau memperpendek kesenjangan ini promosi kesehatan dituntut kontribusinya lebih besar. Dalam hal ini, upaya-upaya yang dilakukan bukan hanya ditujukan kepada perilaku saja, melainkan ditujukan kepada semua determinan kesehatan. Hal ini penting, karena promosi kesehatan mempunyai strategi intervensi atau pendekatan yang cukup efektif terhadap para pemegang otoritas terhadap determinan-determinan kesehatan tersebut.

Pernyataan Menteri-Menteri di Mexico ini diberi sub tema : dari ide-ide menjadi tindakan (from ideas to action). Maka dari itu guna merealisasikan ide-ide menjadi tindakan-tindakan tersebut, dirumuskanlah pernyataan-pernyatan sebagai berikut: a. Memposisikan kesehatan sebagai hal yang prioritas utama dalam kebijakan dan

program-program lokal, regional, nasional dan internasional

b. Mengambil posisi peran kunci dalam melibatkan atau partisipasi dari semua sektor dan masyarakat madani dalam mengimplementasikan upaya-upaya peningkatan kesehatan dengan cara memperkuat dan memperluas kemitraan dalam kesehatan. c. Mendukung dalam mempersiapkan perencanaan program-program yang dilakukan oleh sektor-sektor dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat, mulai dari identifikasi dan analisis masalah, membantu menentukan prioritas masalah, menyediakan data-data penelitian, dan sebagainya.

d. Memantapkan dan memperkuat jaringan kerja baik nasional maupun internasional guna meningkatkan kesehatan masyarakat.

e. Melakukan advokasi kepada badan dunia atau bangsa-bangsa, agar lebih bertanggung jawab terhadap dampak setiap sektor pembangunan (pertanian, kehutanan, transportasi, perdagangan, dan sebaginya) terhadap kesehatan. 6. Promosi Kesehatan di Dunia yang Menglobal (Health Promotion in Globalized World)

Konferensi Internasinal Promosi Kesehatan yang keenam di Bangkok, Thailand mengambil tema : Promosi Kesehatan di Dunia yang Mengglobal (Health promotion in Globalized World). Hasil konferensi Bangkok dituangkan dalam Piagam Bangkok yang intinya suatu kesepakatan para peserta konferensi dalam memperkuat dan meningkatkan kebijakan dan kemitraan untuk memberdayakan masyarakat, serta meningkatkan kesehatan dan pemerataan derajat kesehatan mayarakat. Oleh sebab itu masalah pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesehatan dan pemerataan kesehatan adalah merupakan pusat pembangunan global dan nasional. Untuk peningkatan dan pemerataan kesehatan bagi semua orang ini peran Promosi Kesehatan sangat besar. Maka dari itu dikatakan bahawa peran promosi Kesehatan sejak konferensi di Bangkok ini sudah harus menjadi isu dunia atau “mendunia”.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengakui bahwa mencapai standar atau derajat kesehatan yang setingginya adalah kerupkan hak azasi (fundamental right) bagi setiap bangsa dan setiap orang tanpa adanya perbedaan (diskriminasi). Promosi kesehatan dilaksanakan untuk mempermudah terwujudnya derajat kesehatan yang seoptimal mungkin bagi setiap orang. Hal ini berarti terjaminnya salah satu hak azasi manusia DARI OTTAWA SAMPAI NAIROBI PILAR-PILAR PROMOSI KESEHATAN

139 PROMOSI KESEHATAN KOMITMEN GLOBAL OTTAWA-JAKARTA-NAIROBI

bagi setiap orang. Dalam mewujudkan hak azazi manusia bagi setiap orang ini promosi kesehatan tidak hanya memfokuskan pada tujuan akhirnya yakni derajat kesehatan yang optimal tersebut, tetapi juga memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan tersebut (determinants of health).

Oleh sebab itu dalam rangka globalisasi promosi kesehatan untuk mewujudkan salah satu hak azazi manusia, konferensi Bangkok ini berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang kritis dan penting (critical factors) yang mempengrauhi, bahkan sebagai ancaman kesehatan masyarakat global, yakni :

a. Meningkatnya ketidakadilan didalam dan antar Negara :

Ketidakadilan antar kelompok masyarakat baik dinegara-negara berkembang maupun dinegara-negara maju cenderung meningkat Jurang pemisah antara kelompok yang “beruntung”(kaya) dan “tidak beruntung” (miskin) semakin tajam. Perbedaan antara kedua kelompok ini berdampak juga terhadap perbedaan derajat kesehatan. Ketidakadilan atau kesenjangan terjadi antar negara, juga antara Negara maju (developed countries) dan Negara berkembang (developing countries). Upaya menjembatani kesenjangan ini sebenarnya juga telah dibahas dan bahkan menjadi tema dalam konferensi Promosi Kesehatan yang kelima di Kota Mexico : “bridging the equity gap”. Tetapi dalam perjalan di masing-masing Negara belum terjadi seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu pada konferensi yang keenam di Bangkok ini masih tetap menjadi isu dan masih tetap dibahas.

b. Pola baru konsumsi dan komunikasi :

Baik di negara-negara maju maupun dinegara-negara berkembang terjadi

Dalam dokumen Komitmen Global Promkes (Halaman 142-159)