• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK Seksi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK Seksi 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Seksi 100 Prinsip-prinsip dasar Etika Profesi. Dalam hal ini memuat berbagai prinsip dasar yakni prinsip integritas, objektivitas, kompetensi, kerahasiaan, dan perilaku professional

Seksi 110 Prinsip integritas yakni mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya serta tidak boleh ada kesalahan yang material/menyesatkan, informasi yang diberikan secara tidak hati-hati, dan penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan.

Seksi 120 Prinsip Objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan professional atau pertimbangan bisnisnya.

Seksi 130 Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional. Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Mememlihara pngetahuan dan keahlian professional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa professional yang kompeten kepada klien atau pemberi kerja dan

b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.

Seksi 140 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk melakukan tindakan – tindakan sebagai berikut :

a. Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku dan

b. Menggunakan informasih yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga

(2)

terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengeetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan sebagai berikut :

a. Membuat peryataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.

b. Membuat peryataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang telah diperoleh

Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan. Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual yang tercantum pada bagian A dari kode etik ini oleh praktisi.

Seksi 210 Penunjukan praktisi, KAP, atau jaringan KAP. Penerima Klien. Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas atau perilaku professional antara lain dapat terjadi dari isu – isu yang dapat dipertanyakan yang terkait dengan klien (Pemilik, manajemen, atau aktivitasnya).

Penerimaan Perikatan. Setiap Praktisi hanya boleh memberikan jasa profesionalnya jika memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan tersebut. Sebelum menerima perikatan, setisap praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap kepatuan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterrimanya perikatan tersebut.

Seksi 220 Benturan Kepentingan. Setiap praktisi harus mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

(3)

Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya.Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang dibeikan, Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah imbalanjasa professional yang diusulkan oleh praktisi yang satu lebih rendah dari praktisi yang lain merupakan pelangggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa professional yang diusulkan.

Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional. Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi ketika praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya.

Seksi 260 Penerimaan hadiah atau Bentuk Keramah – tamahan lainnya. Praktisi maupun anggota keluarga Langsung atau anggota keluarga dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahan tamhan lainnya oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut data menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi

Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien. Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau asset lainnya milik klien., kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, praktisi wajib menyimpan aset tersebut dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Seksi 280 Obkektivitas Semua Jasa Profesional. Dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap Praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objktivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam atau hubungan dengan klien maupun direktur, pejabat atau karyawannya.

(4)

a. Independensi dalam pemikiran artinya bahwa sikap mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat menganggu pertimbangan professional.

b. Independensi dalam penampilan artinya bahwa sikap yang menghindari tindakan atau situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga meragukan integritas, objektivitas, atau skeptisisme professional dari anggota tim assurance, KAP, atau jaringan KAP.

Dalam hal periode perikatan assurance berulang, berakhirnya periode perikatan ditentukan terjadinya lebih akhir salah satu dari peristiwa diantaranya : salah satu pihak yang mengadakan perikatan memberitahukan berakhirnya hubungan professional diantara mereka atau ketika laporan assurance final diterbitkan.

Dalam hal pinjaman yang diberikan kepada KAP oleh klien assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis tidak akan menimbulkan ancaman terhadap independensi jika pinjaman atau penjaminan tersebut diberikan melalui prosedur, kondisi dan persyaratan lazim dan jumlah pinjaman tersebut lazim dan jumlah pinjamna tersebut tidak material bagi KAP dan klien assurance.

Dalam hal penugasan personel KAP atau jaringan KAP yang bersifat sementara pada klien audit laporan keuangan ada situasi yang harus dianalisis secara seksama untuk mengidentifikasi ada tidaknya ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan yang harus diterapkan setiap situasi untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

Dalam hal besaran imbalan Jasa Profesional, ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP menerima perikatan assurance dengan jumlah imbalan jasa professional yang secara signifikan lebih rendah dari jumlah yang dikenakan oleh KAP sebelumnya atau yang dtawarkan oleh KAP lainnya.

Dalam penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya merupakan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat terjadi ketika anggota tim assurance, KAP, atau jaringan KAP menerima suatu hadiah. Tindakan yang dapat diambil yakni menolak untuk menerima hadiah atau bentuk keramah-tamaan lainnya tersebut.

(5)

KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS

Dalam kerangka ini menjelaskan unsur-unsur dan tujuan perikatan asurans, dan mngidentifikasi perikatan-perikatan yang diterapi Standar Audit (SA),Standar Perikatan Reviu (SPR) dan Standar Perikatan Asurans (SPA). Kerangkan ini menyediakan kerangka acuan untuk :

a. Akuntan professional dalam praktik public pada waktu melaksanakan perikatan asurans. b. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam perikatan asurans, termasuk pengguna laporan

asurans yang dituju dan pihak yang bertanggung jawab terhadap hal pokok

c. Dewan Standar Profesi (DSP) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada waktu mengembangkan SA, SPR, dan SPA selain audit dan reviu.

Defenisi dan tujuan perikatan Asurans

Perikatan Asurans berarti suatu perikatan yang di dalamnya seorang praktisi menyatakan suatu kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan derajat kepercayaan pengguna yang dituju terhadap hasil pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok dibandingkan dengan kriteria. Ruang Lingkup Kerangka

Laporan atas Perikatan Non-asurans

Suatu pelaporan praktisi yang tidak melakukan perikatan asurans sesuai dengan ruang lingkup kerangkap ini, harus secara jelas dibedakan dengan laporan yang dihasilkan dari laporan asurans.

Penerimaan Perikatan

Praktisi menerima perikatan asurans hanya jika pengetahuan awal praktisi atas kondisi perikatan menunjukkan bahwa ketentuan etika profesi yang relevan seperti independensi dan kompetensi professional akan terpenuhi dan perikatan tersebut memiliki karateristik .\

Unsur-unsur Perikatan Asurans Hubungan tiga pihak

(6)

Hal pokok

Hal pokok memiliki beberapa karateristik yang berbeda, yang mencakup seberapa kuantitatif atau kualitatif, obektif atau subjktif, dan historis atau prospektif informasi tentang hal pokok tersebut, serta apakah informasi tersebut terkait dengan suatu titik waktu atau suatu periode.

Kriteria

Kriteria adalah pembanding yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal pokok, termasuk jika relevan, pembanding untuk penyajian dan pengungkapan. Kriteria dapat bersifat formal yang dapat digunakan Standar Akuntansi Keuangan. Kriteria yang tepat diperlukan dalam melakukan evaluasi yang konsisten atau pengukuran atas hal pokok dalam konteks pertimbangan professional. Kriteria terbagi atas :

 Relevan : kriteria yang memberikan kontribusi terhadap kesimpulan yang membantu dalam pengambilan keputusan

 Kelengkapan : kriteria yang dapat berdampak terhadap kesimpulan dalam konteks kondisi

perikatan tidak dihilangkan

 Keandalan : kriteria yang andal memungkinkan pengevaluasiandan pengukuran yang konsisten dan masuk akal terhadap hal pokok termasuk, jika relevan, penyajian dan pengungkapan.

 Kenetralan : Kriteria yang netral memberikan kontribusi kepada kesimpulan yang bebas dari

keberpihakan

 Dapat dipahami : kriteria yang dapat dipahami memberikan kontibusi kepada kesimpulan yang jelas, komprehensif, secara signifikan.

Bukti

Praktisi merencanakan dan melaksanakan perikatan asurans dengan suatu sikap skeptisisme professional untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah informasi hal pokok bebas dari kesalahan penyajian material.

(7)

Kecukupan dan Ketepatan bukti. Kecakupan adalah ukuran kuantitas bukti. Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti tersebut; yaitu relevansi dan keandalan bukti tersebut.

Materialitas adalah relevan ketika praktisi menentukan sifat, saat dan luas prosedur pengumpulan bukti, da ketika menilai apakah informasi hal pokok bebas dari kesalahan penyajian material. Ketika mempertimbangkan materialitas, praktisi harus memahami dan menilai faktor apa yang dapat memengaruhi keputusan pengguna yang dituju.

Risiko Perikatan Asurans adalah risiko yang timbul sebagai akibat praktisi menyatakan kesimpulan yang tidak tepat ketika terjadi kesalahan penyajian material atas informasi hal pokok. Sifat, Saat, dan Luas Prosedur Pengumpulan Bukti. Secara teori, keberagamaan yang tidak terbataas dalam prosedur pengumpulan bukti dimungkinkan. Namun dalam praktik, hal ini sulit untuk dikomunikasikan secara jelas dan tidak meragukan.

Kuantitas dan Kualitas Bukti yang Tersedia.

Kuantitas atau kualitas bukti yang tersedia dipengaruhi oleh: a. Karakteristik hal pokok dan informasihhal pokok.

b. Kondisi perikatan selain karakteristik hal pokok, seperti ketika bukti yang diharapkan tersedia teryata tidak tersedia.

Suatu kesimpulan wajar tanpa pengecualian tidak tepat diberikan untuk kedua jenis perikatan asurans ketika terdapat pembatasan material atas ruang lingkup pekerjaan praktisi

Laporan Asurans

Praktisi membuat suatu laporan tertulis yang berisi suatu kesimpulan yang menyampaikan kenyakinan yang diperoleh tentang informasi hal pokkok. SA, SPR , dan SPA menetapkan unsur – unsur dasar laporan asurans. Selain itu, praktisi mempertimbangkan tanggung jawab pelaporan lain, termasuk mengomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitass, jika relevan.

Dalam perikatan yang memberikan keyakinan memadai, praktisi menyatakan kesimpulannyaa dalam bentuk positif. Dalam perikatan yang memberikan keyakian terbatas, praktisi menyatakan kesimpulannya dalam bentuk negative

(8)

a. Terdapat atas ruang lingkup pekerjaan praktisi. Praktisi menyatakaan kesimpulan wajar dengan pengeecualian atau tidak memberikan pendapat tergantung pada seberapa material atau pervaif pembatasan tersebut. Dalam beberapa kasus, praktisi mempertimbangkan untuk menarik diri dari perikaatan.

b. Dalam kasus dengan kondisi sebagai berikut

i. Kesimpulan praktisi dinyatakan atas aserssi pihak yang bertanggung jawab dan asersi tersebut tidak disajikan secara wajar dalam semua hal yang material dan ii. Kesimpulan praktisi dinyatakan secara langsung atas poko dan kriterianya, dan

terjadi kesalahan penyajian material atas informaasi hal pokok, praktisi menyatakaan kesimpulan wajar dengan pengeeccualian atau tidak wajar tergantung dari seberapa material atau pervasif hal tersebut.

Penggunaan nama praktisi yang tidak semestinya

(9)

STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Ruang lingkup

SPM mengatur tanggung jawab Kantor akuntan publik (KAP) atas sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan asurans (Audit, reviu, dan perikatan Asurans lainnya) dan perikataan selain asurans. SPM ini harus dibaca dalam kaitanya dengan standar audit dan kode etik profesi akuntan public (Kode etik) yang ditetapkan oleh IAPI.

Standar profesi lainnya tercantum dalam standart profesi yang ditetapkan oleh IAPI mengatur standard an pedoman tambahan mengenai tanggung jawab personel KAP atas prosedur pengendalian mutu dalam perikatan tertentu.

Keterterapan

SPM ini berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan perikatan asurans (Audit, reviu, serta perikatan asurans lainnya) dan perikatan selain asurans.

Tujuan SPM ini memberikan konteks ketentuan yang ditetapkan dan ditujukan untuk membantu KAP dalam:

 Memahami hal – hal yang perlu dicapai; dan

 Memustuskan ada tidaknya hal – hal lain yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

tersebut.

Tanggal efektif

KAP harus menetapkan suatu sistem pengendalian mutu yang isinya sesuai dengan SPM ini paling lambat tangggal 1 januari 2013

Tujuan

Tujuan KAP dalam menetapkan dan menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu adalah untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:

a. KAP dan personelnya mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku; dan

(10)

Unsur – unsur sistem pengendalian mutu

Setiap KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu yang mencakup unsur – unsur sebagai berikut :

a. Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu b. Ketentuan etika profesi yang berlaku

c. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu. d. Sumber daya manusia.

e. Pelaksanaan perikatan f. Pemantauan

Ketentuan etika profesi yang berlaku

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.

Independesi

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya, serta jika relevan, kepada pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi (termasuk personel jaringan KAP) , untuk menjaga independesinya sesuai dengan ketentuan etika profesi yang berlaku. Kebijakan dan prosedur tersebut harus memungkinkan KAP untuk:

a. Mengomunikasikan ketentuan independesi kepada personel KAP dan, jika relevan, kepada pihak lain yang juga kewajibannya untuk mematuhi ketentuan independesi dan

(11)

Penugasan Tim Perikatan

KAP harus melibatkan tangggung jawab atas setiap perikatn kepada seorang rekan perikatan dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengatur hal – hal sebagai berikut:

a. Identitas dan peran dari rekan perikatan tersebut dikomunikasikan kepada anggota manajemen kunci klien dan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata kelola

b. Rekan perikatan memiliki kompetensi, kemam puan, dan wewenang yang tepat untuk melaksanakan fungsinya; dan

c. Tanggung jawab sebagai rekan perikatan ditetapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada rekan perikatan tersebut.

Konsultassi

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:

a. Konsultasi yang tepat teloah dilakukakan untuk hal – hal yang rumit dan kontravesional; b. Tersedianya sumber daya yang cukup untuk memungkinkan terlaksanya konsultasi yang

tepat;

c. Sifat, lingkup, dan kesimpulan, yang dihasilkan dari konsultasi tersebut di dokumentasikan dan disepakati oleh kedua belah pihak, baik personal yang diminta konsultasi; dan

d. Diterapkan kesimpulan yang dihasilkan dari konsultan tersebut.

Perbedaan pendapat

Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menghadapi dan menyelesaikan perbedaan pendapat:

 Dalam tim perikatan

 Antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan konsultasi dan

 Jika relevan, antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan.

Kebijakan dan prosedur tersebut harus mensyaratkan bahwa:

a. Keputusan yang dihasilkan telah didokumentasikan dan dilaksanakan ; dan

(12)

Pengevaluasian, pengomunikasian, penaganan defisiensi yang terindentifikasi

Rekomendasi untuk tindakan perbaikan yang tepat harus atas defisiensi yang ditemukan harus mencakup satu atau lebih hal – hal sebagai berikut:

a. Melakukan tindakan perbaikan yang tepat terhadap perikatan atau personel KAP

b. Mengomunikasikan temuan kepada pihak yang bertanggung jawab atas pelatihan dan pengembangan professional;

c. Mengubah kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dan

d. Mengenakan sanksi indisipliner bagi mereka yang tidak mematuhi kebijakan dan prosedur KAP, terutama yang telah melakukannya berulang kali.

Ketentuan etika profesi yang berlaku

Kepatuhan terhadap ketentuan etika profesi yang berlaku

Kode etik menetapkan lima prinsip – prinsip dasar etika profesi yaitu: a. Integritas

b. Objektivitas

c. Kompetensi serta kecermatan dan kehati – hatian professional d. Kerahasiaaan dan

e. Perilaku professional

Prinsip – prinsip dasar secara khusu diperkuat oleh:

 Kepemimpinan dalam KAP

 Pendidikan dan pelatihan

 Pengawasan dan proses dalam menghadapi ketidakpatuhan.

Penetuan kriteria yang tepat untuk menghadapi ancaman kedekatan dapat mencakup hal – hal sebagai berikut:

 Sifat perikatan, termasuk seberapa luas perikatan tersebut melibatkan kepentingan public; dan

 Lamanya penugasan staf senior tersebut dalam perikatan.

Integritas klien

(13)

 Reputasi pribadi dan bisnis dari pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung jawab atas kelola klien.

 Sifat operasi klien, termasuk praktis bisnisnya.

 Infromasih yang berhubugan dengan perilaku pemilik utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung jawab.

 Apakah klien secara agresif berusaha menekan jasa professional KAP serendah mungkin.

 Indikasi terjadinya pembahasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar

 Indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang tidak wajar

 Indikasi bahwa klien mungkin terlibat dalam pencurcian uang atau aktivitas criminal lainnya.

 Alasan penunjuk KAP dan penggantian KAP sebelumnya

 Identittas dan reputusasi bisnis dari pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Keberlanjutan hubungan dengan klien

Keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan klien mencakup pertimbangan atas hal – hal tertentu dan implikasinya dalam melanjutkan hubugan tersebut.

Sumber daya manusia

Isu – isu personel yang relevan dengan kebijakan dan prosedur KAP yang berhubungan dengan sumber daya manusia mencakup:

1. Rekrutmen 2. Evaluasi kinerja

3. Kemampuan, termasuk waktu pelaksaan penugasan 4. Kompetensi

5. Pengembangan karier 6. Promosi

7. Kompensasi

8. Estimasi kebutuhan personel

Kompetensi dapat dikembangkan melalui berbagai metode yang mencakup:

 Pendidikan professional

(14)

 Pengalaman kerja

 Bimbingan oleh staf yang lebih berpengalaman

 Pendidikan mengenai independensi bagi personel yang diisyaratkan untuk independesi

Penugasan tim perikatan.

Kebijakan dan prosedur dapat mencakup sistem untuk memantau beban kerja dan ketersedian waktu rekan perikatan sehingga memungkinkan setiap rekan perikatan memiliki waktu

Tim Perikatan

KAP mendukung konsistensi dalam kualitas pelaksanaan perikatan melalui kebijakan dan prosedur yang ditetapkanya.

Dalam hal konsultasi mencakup pembahasan pada jenjang professional yang tepet, yaitu dengan personel yang berasal dari dalam KAP maupun dari luar KAP yang memiliki keahlian tertentu serta menggunakan sumberdaya penelitian yang tepat, pengalaman dan keahlian teknis yang dimiliki oleh KAP.

Dalam hal kriteria atas kelayakan penalaah pengendalian mutu perikatan, kecakupan dan kelayakan kemampuan teknis, pengalaman, dan wewenang tergantung dari kondisi perikatan. Rekan perikatan dapat berkonsultasi dengan penalaah pengendalian mutu selama berlangsungnya perikatan.

Dalam hal perbedaan pendapat, prosedur yang paling efektif mendukung identifikasi atas perbedaan pendapat pada tahap awal, memberikan panduan yang jelas atas tindakan yang harus dilaksanakan selanjutnya, dan mengharuskan dokumentasi penyelesaian atas perbedaan tersebut dan pelaksanaan dari kesimpulan yang ditelah dicapai.

Dalam hal dokumentasi perikatan, jika dua atau lebih laporan yang berbeda diterbitkan untuk informasi keuangan yang sama ppada sebuah entitas, kebijakan dan prosedur KAP sehubungan dengan batas waktu untuk menyusun kertas kerja final dari suatu perikatan mengatur seolah-olah setiap laporan diterbitkan untuk perikatan yang berbeda.

Dalam hal pemantauan, Diperlukan evaluasi atas :

 Ketaatan terhadap standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku

 Adanya system pengendalian mutu yang telah dirancang dan diimplementasikan secara

(15)

 Adanya kebijakan dan prosedur KAP yang telah diterapkan secara tepat shinggga laporan yang telah diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan sesuai dengan kondisinya.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan

Laporan akhir yang berjudul “Rancang Bangun Alat Penguji Generator Set dengan Variasi Bahan Bakar Hidrocarbon”, bertujuan untuk menguji suatu generator set sesuai

Beberapa penyebab tidak dilakukannya proses pengeringan jagung oleh masyarakat mitra adalah: lahan untuk mengeringkan yang semakin sempit, hasil panen yang semakin

Indikator dalam prinsip-prinsip Islam yang dapat menjadi penyebab dalam pelayanan terhadap nasabah yang loyal di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), penulis merumuskan

Usaha PPN Perlis menyediakan khidmat pemasaran bukan sahaja untuk membantu ahli-ahli peladang memasar atau meluaskan pasaran bagi hasil dan produk keluaran mereka

Datang/Pergi * Way in/way out service Outdoor Parkir Area parkir service In/ Outdoor Melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan karantina Ruang Pemeriksaan

a) the constant demand rate assumed by all multi-item, multi-echelon, multi-indenture spares optimization models is a very good approxima- tion also if components are assumed to

Pada penelitian ini diharapkan prototype yang dihasilkan dapat membantu para petambak khususnya petambak udang windu untuk menjaga dan mengawasi kondisi tambak yang sesuai dan