• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KOGNITIF SAINS ANAK USIA 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN KOGNITIF SAINS ANAK USIA 5 "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN KOGNITIF (SAINS) ANAK USIA 5-6 TAHUN

MENURUT JEAN PIAGET

Memenuhi tugas mata kuliah Sains Anak Usia Dini 2

Yang diampu oleh ; Ibu Eriva Syamsyiatin, S.Pd., M.Si.

Oleh :

Asri Rahma Indahsari 1615153310

Dina Rosalini 1615151443

Luthfiah 1615151621

Mifta Aulia Hasanah 1615153206

Rezi Shafiyyah O 1615154513

Yuwanda Zerlinda 1615151742

Kelas C PG PAUD 2015

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun (Pra Operasional) menurut

Pandangan Jean Piaget

Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang teroganisasikan. Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda –tanda dan simbol.

Perkembangan bahasa memainkan peran besar dalam periode ini. Anak-anak menggunakan bahasa lisan mereka mengubah tindakan dan pengalaman fisik mereka menjadi pemikiran mental (Thomas 1992). Mereka mampu memikirkan hal-hal yang tidak terlihat atau sangat jauh. Sampai saat ini, Anak-anak dalam periode perkembangan kognitif ini akan membutuhkan Anda untuk terus memberi mereka banyak kegiatan nyata. Mereka masih membutuhkan banyak kesempatan untuk melihat, mendengar, mencium, menyentuh dan berbicara tentang objek dan pengalaman baru untuk belajar. Harapan yang tepat tentang bagaimana kemampuan mental anak berkembang termasuk berasal dari pemahaman persepsi, sentrasi, pidato egosentris dan pemikiran intuitif.

Selama tahap pra operasi (usia 2 sampai 7 tahun), kemampuan intelektual anak berkembang sangat. Anak, selama tahap ini, mampu memperoleh pengalaman dengan benda langsung. Pada tahap lebih tinggi praoperasional mampu mewakili benda-benda tanpa adanya benda tersebut, sehingga mengembangkan kemampuan untuk memanipulasi dalam pikiran. Dengan demikian anak dapat terlibat dalam kegiatan seperti permainan simbolis, menggambar, citra mental dan bahasa.

Pada usia 4-7 tahun anak mampu meningkatkan pemahaman berpikirnya menjadi lebih tinggi, berikut adalah contoh kemampuan berpikir anak pada fase intiutif ;

 Mampu membentuk kelas-kelas atau kategori-kategori suatu objek

 Mampu memahami hubungan yang lebih kompleks secara logis

 Mampu memahami penggunaan angka atau bilangan

(3)

Cara Berpikir Tahap Praoperasional

Anak pada tahap ini belum mampu mengembangkan cara berpikir logika dan abstrak. Penalaran juga belum dapat mengarah pada pembentukan konsep logika. Hal ini disebabkan oleh;

1. Anak pada tahap praopersional menggunakan persepsi sebagai landasan berpikir. Persepsi untuk anak kecil berarti mengenal sesuatu berdasarkan apa yang bisa mereka lihat,mendengar, mencium, merasakan atau menyentuh. Anak-anak antara 2 dan 5 belajar tentang dunia dan memecahkan masalah dengan melihat, menyentuh, mencicipi, mendengar, mencium dan menggunakan benda, bukan yang mereka ingat. Proses ini adalah fondasi dari segala sesuatu yang mereka pelajari.

2. Anak pada tahap praoperasional hanya berfokus pada awal atau akhir keadaan sebuah perubahan, bukan pada perubahan itu sendiri.

3. Anak pada tahap praoperasional belum mampu mengenali suatu objek saat pengaturan spasial objek berubah.

4. Pada tahap praoperasional berpikir secara egosentris.

5. Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat atau di dengar

6. Mental experiment, yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya

7. Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu cirri yang paling menarik dan mengabaikan ciri lainnya.

8. Pemikiran Intuitif, Anak-anak berusia lima dan enam tahun juga mulai dapat berfokus pada lebih dari satu karakteristik sebuah benda yang bisa mereka lihat.

Ketidak mampuan anak berpikir secara logis bukan menjadikan mereka sebagai pemikir yang gagal, namun dalam hal lain anak mengeksplorasi, memanipulasi, mempertanyakan, membandingkan, membedakan, memberi label dan membentuk mentalnya. Hal tersebut merupakan dasar anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir logisnya.

Cara Pandang Tahap Praoperasional pada Suatu Realitas

(4)

1. Animism, anak memahami bahwa suatu objek-matahari, bulan, pohon, angin bergerak sesuai apa yang objek itu inginkan. Anak memenadang objek tersebut memiliki kesadaran dan dengan demikian dapat bertindak secara sukarela

2. Artificialism, anak meyakini bahwa suatu objek diciptakan oleh manusia atau oleh tuhan yang menciptakan suatu hal denga cara-cara manusiawi

3. Magic, suatu hal yang tidak memiliki kaitan sebab-akibat atau tidak logis

Sampai pada umur 7 atau 8 tahun anak masih menjelaskan suatu hubungan sebab-akibat dengan cara animism, artificalism, atau magic atau percampuran dari ketiganya. Namun, seiring dengan pemahaman dan pengalaman mereka mengambangkan pemikirannya menuju penjelasan yang lebih obejktif mengenai hubungan sebab-akibat.

Science Process Skill

Kemampuan sains pada anak usia dini dimulai dari mengembangkan keterampilan dasar sains atau basic science process skills. Menurut Science A Process Salah satu tujuan sekolah yang paling penting dan meluas adalah mengajarkan para siswa untuk berpikir. Semua mata pelajaran sekolah harus berbagi dalam mencapai tujuan keseluruhan ini. Ilmu pengetahuan memberikan ketrampilan uniknya, dengan penekanan pada hipotesis, manipulasi dunia fisik dan penalaran dari data.

Metode ilmiah, pemikiran ilmiah, dan pemikiran kritis telah digunakan pada berbagai waktu untuk menggambarkan keterampilan sains ini. Saat ini istilah "science process skills" biasa digunakan. Dipopulerkan oleh proyek kurikulum, Science - A Process Approach (SAPA), keterampilan ini didefinisikan sebagai seperangkat kemampuan yang dapat dipindahtangankan secara luas, sesuai dengan banyak disiplin sains dan mencerminkan perilaku ilmuwan.

SAPA mengelompokkan keterampilan proses menjadi dua tipe-basic dan integrated. Keterampilan proses dasar (sederhana) memberikan landasan untuk belajar keterampilan terpadu (lebih kompleks). Keterampilan ini tercantum dan dijelaskan di bawah ini;

1. Observing- menggunakan indra untuk mengumpulkan informasi tentang suatu objek atau peristiwa

2. Inferring- membuat “dugaan” tentang suatu objek atau peristiwa berdasarkan data atau informasiyang dikumpulkan sebelumnya

3. Measuring- menggunakan ukuran dan taksiran standar maupun tidak standar untuk menggambarkan dimensi objek atau peristiwa

4. Communicating- menggunakan kata-kata atau symbol grafis untuk menggambarkan suatu tidakan objek atau peristiwa

(5)

6. Predicting- menyatakan hasil dari peristiwa yang akan terjadi berdasarkan pada suatu pola bukti

Pemahaman lain, sebagaimana yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, science process skills yang dapat dikembangkan pada anak adalah sebagai berikut;

1. Observing : menggunakan indra untuk mengumpulkan informasi tentang suatu objek atau peristiwa

2. Comparing : membandingkan beberapa benda, mencari perbedaan dan persamaan dari objek tersebut

3. Classifying : mengelompokkan atau ordering objek atau kejadian kedalam kegiatan berdasarkan criteria

4. Predicting : menyatakan hasil dari peristiwa yang akan terjadi berdasarkan pada suatu pola bukti

5. Experimenting : melakukan percobaan untuk mencari jawaban dari suatu prediksi 6. Recording : mencatat hal-hal yang ditemukan dalam proses sains

7. Communicating : menggunakan kata-kata atau symbol grafis untuk menggambarkan suatu tidakan objek atau peristiwa.

Science Proses Skill pada tahap Pra Operasional (5-6 tahun) menurut Piaget.

Sains anak usia dini adalah menemukan sebuah penemuan tentang dunia disekitar anak. Anak usia dini menemukan penemuan melalui pengalamannya sendiri. Pengalaman ini penting bagi anak, karena menurut Piaget melalui pengalaman dapat membangun pengembangan kemampuan kognitif anak. Anak harus secara aktif membangun pengalaman barunya untuk dihubungkan dengan pengalaman yang sudah dimilikinya.

Anak dapat dikembangkan kemampuan dasar sainsnya melalui pengalaman yang diperoleh disekitarnya. Contohnya empat kemampuan dasar; observing, predicting, classifying, dan communicating. Kemampuan ini dapat membuat anak memahami tentang beragam pengalaman, pengalaman menantang, dan pengalaman yang menarik.

Observing, adalah Keterlibatan total oleh anak-anak, menggunakan semua indera, untuk mencari tahu tentang suatu benda, sifat-sifatnya, dan bagaimana reaksi tersebut dalam berbagai keadaan. Menurut Piaget menyatakan bahwa pengetahuan datang dari objek itu sendiri sebagai pengetahuan fisik.

(6)

siapa lebih tinggi dan siapa yang lebih pendek, siapa yang mampu berlari lebih cepat, dan anak mana yang mampu tuliskan nama mereka Guru bisa memperhatikan perbandingan anak-anak sebagai cara untuk membantu mereka mengukur atribut dengan baik untuk menggunakan dan memahami perbandingan kata-kata. Pada tahap ini anak mampu Mengenl perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari” dan “paling/ter”, mencari perbedaan 3 variasi,

Predicting, anak merasa senang memprediksikan hal apa yang akan terjadi. Membuat prediksi mampu mengembangkan proses berpikirnya kepada suatu pengalaman baru. Melalui predicting anak mengexplore, bertanya, dan menjelajah. Mereka mampu memperkirakan urutan pola berikutnya setelah melihat 3-4 pola sebelumnya. Serta mengetahui apa yang terjadi apabila balon ditiup lalu dilepaskan.

Classifying, walaupun pada tahap praoperasional anak hanya mampu mengklasifikasi benda sesuai persepsinya, namun hal itu sebagai pengawal skema tingkat tinggi mereka. Dalam mengklasifikasi mereka menggunakan kemampuan logika-matematikanya. Anak mungkin akan menggabungkan, mengurangi atau mengatur menjadi sebuah ordering. Anak pada umur 5-6 tahun dapat menghubungkan pengamatan dan pengalaman mereka dengan pengetahuan sebelumnya. Seperti apa ini? Apakah mereka merasakan tekstur yang sama? Apa yang mereka ketahui atau apa yang mereka baca tentang ini? Seiring anak mengklasifikasikan dan

mengelompokkan barang, mereka mulai mengembangkan konsep yang lebih luas. Mereka bisa mulai melihat bahwa benda-benda itu termasuk dalam kategori yang berbeda atau dapat

diklasifikasikan dalam berbagai cara (ukuran, bentuk, warna). Mereka memahami

pengelompokan yang berbeda. Klasifikasi adalah keterampilan dasar dalam sains, matematika, dan keaksaraan. Pada classifying, Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, anak mampu mengklasifikasikan suara (tinggi-rendah), binatang (berbulu-tidak berbulu), dan

mengklasifikasikan daun menurut warna-bentuk-ukuran dan lainnya. Anak pada umur ini mengklasifikasian sesuai dengan skema klasifikasinya sendiri.

(7)

mengintegrasikan keaksaraan juga. Kemampuan ini harus dikembangkan pada tahap praoperasional, karena pada tahap ini anak memiliki sifat egosentris yang dapat dikurangi dengan cara melakukan kegiatan mengkomunikasikan hasil penelitian yang dilakukan.

Measuring- Anak-anak prasekolah dapat menggunakan penggaris, alat ukur, timbangan keseimbangan, dan alat ukur lainnya dalam pengamatan mereka. Mereka juga bisa menggunakan tindakan yang tidak standar. ("Apel ini memiliki berat 10 anggur.") Ukur dengan menghitung; menghitung daun pada tanaman atau kaki pada serangga. Ukur sesuatu dari waktu ke waktu; perhatikan berapa hari dibutuhkan kacang untuk tumbuh atau berapa hari antara badai hujan.mereka jug amampu membedakan konsep tebal-tipis, tinggi-rendah,besar-kecil, dan cepat-lambat. Menggunakan angka untuk mewakili beberapa pengamatan membangun pemahaman anak akan data dan mengintegrasikan matematika dengan sains. Contoh kemampuan Measuring pada tahap ini adalah ; gunakan batu untuk mengukur satu sama lain, temukan berapa banyak penanda panjang meja cari berapa beruang yang dapat berbaris di atas meja, ukur bahan untuk mengikuti resep menggunakan sendok teh, sendok makan,dan cangki, membandingkan bobot berbagai item menggunakan skala keseimbangan

Inferring- Anak-anak prasekolah bisa berbicara tentang mengapa mereka berpikir hal-hal terjadi. Keterampilan dalam memberikan penjelasan atau interprestasi terhadap suatu data yang

didasarkan dari hasil observasi. Menggunakan keterampilan inferensi sering menimbulkan lebih banyak pertanyaan dan lebih banyak bereksperimen. Penyampaian dapat menggunakan

(8)

Kesimpulan

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Elmira Ratnasari, Skripsi : Studi Deskriptif Pengembangan Keterampilan proses Sains Anak Usia Dini Di TK Dharma Wanita Persatuan Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2015/2016, PG PAUD UNILA : 2016

Ibda Fatimah, Jurnal : Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget,Vol. 3, No. 1, Intelektualita:2015

Kathy Morrison, Jurnal : Integrate Science and Arts Process Skills in the Early Childhood Curriculum, Vol 40, No 1, SERVE Center University of North Carolina at Greensboro : 2012

Mela Murti Roza, Skripsi: Pelaksanaan Pembelajaran Sains Anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 29 Padang, Vol.1 No.1, Pesona Paud :2012

Michael J. Padilla, The Science Process Skills, No. 9004 , NARST :1990

R. Scott. Wiley, Science Process Skill in Preschool,

www.reallygoodstuff.org/community/science-process-skills/ : oktober 2016

Ratna Wilis Dahar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Cet. V, Jakarta: Erlangga, 2011, hal. 34

(10)

Referensi

Dokumen terkait

dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,

Bahwa tingkat pengetahuan melakukan pemeriksaan IVA pada kelompok eksperimen sebelum penyuluhan paling banyak yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup

Menumbuhkan kesadaran kepada seseorang agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri adalah

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak

Kendala yang terjadi dalam implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Solusi dari kendala yang terjadi dalam implementasi pendidikan

digunakan dalam proses penanganan keluhan. Bengkel Clink perlu meningkatkan.. upaya sosialisasi prosedur pelayanan, meningkatkan kecepatan dan memberi kemudahan dalam

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

21 orang siswa (70%) menyatakan bahwa mereka seringkali merasa berhasil untuk melakukan apa yang menjadi tugas mereka, hal ini dikarenakan aturan yang ditetapkan oleh