• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Tri Wahyudi

13111167

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

(2)

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S1

Program Studi Seni Karawitan Jurusan Seni Karawitan

Oleh :

Tri Wahyudi

13111167

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

(3)

Dipertahankan dan disusun oleh Tri Wahyudi

NIM 13111167

Telah dipertahankan didepan dewan penguji Pada tanggal, 19 Mei 2017

Susunan dewan penguji Ketua penguji

Dwi Wahyudiarto, S.Kar., M.Hum NIP.196102021983031004

Penguji Bidang

Darno, S.Sn., M.Sn

NIP. 196602051992031001

Penguji Utama

Prof. Dr. Pande Made Sukerta, S.Kar., M.Si NIP. 195312311976031014

Karya komposisi ini telah diterima sebagai salah satu syarat mencapai derajat S1

pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Surakarta,...2017 Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

(4)

NIM : 13111167

Tempat, Tgl, lahir : Boyolali, 25 April 1995

Alamat : Kawengen RT 007/002, Mriyan, Musuk, Boyolali

Program Studi : S-1 Seni Karawitan

Fakultas : Seni Pertunjukan

Menyatakan bahwa deskripsi karya seni saya dengan judul “Hitam Putih” adalah benar-benar hasil karya cipta sendiri sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, dan bukan jiplakan (plagiasi). Jika dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam deskripsi

karya seni saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

deskripsi karya seni saya ini, maka gelar kesarjanaan yang saya terima

dapat dicabut.

Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh

rasa tanggung jawab atas segala akibat hukum.

Surakarta, 19 Mei 2017 Penyaji

(5)
(6)

kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa, dukungan

secara moral, dan material kepada penyusun sehingga penyusun dapat

(7)

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya karena telah

terselesaikannya karya komposisi karawitan yang berjudul “Hitam Putih”

sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Seni di Institut

Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Disadari terselesaikannya karya komposisi

ini berkat dukungan dari berbagai pihak, baik tenaga, pikiran, waktu,

bimbingan, dan doa. Maka penyusun menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada Dr. Nil Ikhwan, S.Kar, M.Si., selaku

pembimbing Tugas Akhir, Bapak Suyoto, S.kar., M.Hum., selaku ketua

jurusan Karawitan, Prof. Dr. Pande Made Sukerna, S.Kar., M.Si., selaku

penguji utama, Ibu Muriah Budiarti, M.Sn., selaku Penasihat Akademik.

Ibu Soemaryatmi, S.kar, M.Hum selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan.

Ucapan terimakasih kepada seluruh pendukung sajian ini dan

teman-teman HIMA (Himpunan Mahasiswa) yang telah membantu dalam

proses karya komposisi ini. Ucapan terimakasih kepada kedua orang tua

yang selalu mendoakan dan memberi dukungan sehingga karya

komposisi ini dapata terselesaikan.

Kepada semua pihak yang telah mendukung karya ini, semoga

mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, disadari

(8)

Surakarta, 19 Mei 2017

Penyusun

(9)

DAFTAR ISI vii

BAB II PROSES PENCIPTAAN KARYA 8

A. Tahap persiapan 8

1. Tahap Orientasi 9

2. Tahap Observasi 10

3. Tahap Eksplorasi 10

B. Tahap Penggarapan 11

1. Bagian Pertama 11

2. Bagian Kedua 12

3. Bagian Ketiga 13

4. Bagian keempat 13

BAB III DESKRIPSI KARYA 15

A. Bagian Pertama 15

DAFTAR PUSTAKA 30

DAFTAR NARASUMBER 31

(10)

DAFTAR PENDUKUNG 41

(11)

kalangan tertentu saja. Dalam seni Karawitan memang terdapat istilah maupun simbol yang tidak diketahui oleh masyarakat umum. Berikut simbol dan singkatan yang dimaksud:

1. Notasi Kepatihan : tyu1234567!@# Keterangan:

- Titik dibawah notasi adalah nada rendah. - Notasi tanpa titik adalah nada sedang. - Titik diatas notasi adalah nada tinggi. 2. Simbol Bunyi

P : thung

B : bem

D : dhang

I : tak

3. Simbol Bunyi untuk instrumen cak dan cuk

d : pola tabuhan cak

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Reog Campur Baur kesenian rakyat hidup berkembang di daerah

Boyolali di Desa Mriyan, Kecamatan Musuk. Kesenian Reog Campur

Baur sebagai tradisi kuno, muncul dan diciptakan oleh Widi dan Karso

sejak tahun 1974 (Widi, wawancara 25 Mei 2016). Reog yang didirikan

oleh Widi dan Karso ini selaku sesepuh desa ini dinamakan Reog Campur

Baur dikarenakan isi atau ceritanya menggambarkan kehidupan semua

makhluk hidup di dunia ini, baik kehidupan manusia, hewan dan

makhluk-makhluk lain yang kasat mata dan hidup berdampingan. Segala

hal yang baik dan buruk seperti halnya pertarungan, permusuhan dan

perebutan wilayah digambarkan di dalam pertunjukan Reog Campur

Baur melalui penokohan yang ada. Kesenian ini diciptakan dengan tujuan

sebagai sarana atau alat untuk mengikat supaya mengikuti petuah-petuah

yang baik dan menghindari contoh-contoh sikap atau perilaku buruk

yang disampaikan melalui cerita Reog Campur Baur (Widi, wawancara 25

Mei 2016).

Penciptaan karya musik dengan judul “Hitam Putih”, sebuah karya

(13)

dan kera dimana perang ini menggambarkan perang batin diri sendiri ada

dua kera yang satu baik dan satu buruk dalam arti sifatnya. Adegan

perang kera tersebut menggambarkan tentang kehidupan manusia

terhadap fenomena gejolak hati dan perasaan seseorang. Pada hakikatnya

setiap manusia diciptakan dan dianugerahi hati dengan potensi yang

sama yaitu untuk merasakan, namun pada perkembangannya, hati setiap

individu mengalami perbedaan. Perasaan seseorang dapat berubah-ubah

dikarenakan hal-hal tertentu seperti disimbolkan pada kera yang

berwarna merah dan putih. Perasaan respon dari sebuah keadaan yang

dihasilkan dari emosional sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan

hidup. Respon emosional seseorang berinteraksi dengan orang lain dan

lingkungan sekitarnya menimbulkan berbagai rasa seperti sedih, bahagia,

kecewa, cemas, bingung, dan gejolak. Fenomena tersebut, dijadikan

pijakan utama sebagai gagasan isi untuk menciptakan karya musik

berjudul “Hitam Putih”.

Hitam putih yang dimaksud memberi makna, hitam adalah gelap

dan putih adalah terang. Kehidupan sehari-hari hitam putih dapat

diartikan sebagai ungkapan penilaian kebaikan dan keburukan. Karya ini

penyaji mencoba mengartikan hitam putih yang berhubungan dengan

perasaan hati seseorang dalam kondisi gejolak hati gundah, memerangi

batin menentukan pilihan antara baik dan buruk. Gejolak diartikan

(14)

sesuatu. Dari hasil cerita penyaji merasa terdorong untuk

mengekspresikan melalaui sebuah karya musik baru.

Tiap orang memiliki komposisi, acuan dan juga pendekatan

sendiri-sendiri. Ada orang yang nyaris selalu melakukan pendekatan

niskala untuk menyelesaikan atau melihat suatu masalah/kejadian,

namun ada juga yang selalu menggunakan pendekatan skala. Semua

orang cenderung memilih apa yang dianggapnya bagus. Tidak ada yang

salah dan juga tidak ada yang benar, paling Cuma akan disebut atheis

kalau selalu berfikir sains dan logika atau dicap gila kalau selalu

membahas sekala atau dunia gaib”.

(https://dongengbudaya.wordpres.com/2016/04/02/sekala-niskala/)

B. Ide Penciptaan

Fenomena adegan perang kera, dituangkan kejadian tersebut

kedalam sebuah karya musik baru. Seorang manusia dianugerahi akal

dan perasaan, mampu merasakan segala sesuatu ketika berinteraksi

dengan lingkungan sekitar, mempengaruhi emosional menimbulkan

beberapa suasana hati seperti sedih, bahagia, kecewa, cemas, bingung dan

gejolak.

Karya komposisi “Hitam Putih” dilatarbelakangi suasana hati yang

bimbang untuk menentukan baik dan buruk, diungkap dalam suasana

(15)

1. Gejolak hati, diekspresikan dengan suasana tegang. Tegang karena

perang batin, bimbang untuk menentukan pilihan. Suasana ini digarap

dengan alat musik bonang barung, kendhang jaipong, kempul, saron

diatonis dibunyikan secara bersama sebagai awal komposisi musik.

2. Bingung, diekspresikan dengan suasana tidak menentu. ekspresi dari

kegalauan hati untuk menentukan baik dan buruk, digarap vokal

untuk memperkuat karakter.

3. Kemenangan, diekspresikan dalam suasana bahagia. Ekspresi dari

perasaan bahagia telah menentukan pilihan sesuai keyakinan hati.

Suasana ini digarap pola keroncong untuk memperkuat suasana.

4. Ketenangan, memerangi batin. Digarap alunan melodi yang mengalir.

C.Tujuan Dan Manfaat

Karya komposisi musik “Hitam Putih” ini bertujuan dan

bermanfaat sebagai berikut:

A. Tujuan

1. Memperkenalkan karya musik berjudul “Hitam Putih” ke khalayak

umum, khusus dilingkup akademis ISI Surakarta.

2. Memunculkan ide baru dalam penciptaan karya musik yang berasal

(16)

B. Manfaat

1. Mengembangkan dan menuangkan ide baru dalam sebuah karya

musik di Musuk, Boyolali.

2. Salah satu acuan generasi penerus dalam pengkaryaan yang

bersumber dari seni daerah

D. Tinjauan Sumber

Karya komposisi ini mengacu terhadap karya komposisi yang

sudah ada sebelumnya, baik dalam bentuk tulisan maupun audio visual.

Namun begitu, dalam penciptaan karya komposisi musik ini penyusun

mencoba membuat pembaharuan dengan menggunakan alat musik barat

dan sebagian gamelan Jawa sebagai media ungkap. Karya ini mengacu

pada beberapa karya komposisi musik, di antaranya:

1. Karya komposisi “Diam Bergejolak”, oleh David Andria Nova Tugas

Akhir Karya Seni Tahun 2015 Jurusan Karawitan, ISI Surakarta. Dalam

karya ini penyaji mengungkapkan kepribadian seseorang yang

memiliki sifat pendiam. Penyaji mengangkat fenomena kehidupan

seseorang yang hampir di dalam melakukan semua aktivitasnya

diawali dan diakhiri dengan diam sehingga orang lain tidak mengerti

apa yang dipikirkan dan dirasakan. Meskipun latar belakang

penciptaan karyanya hampir sama dengan karya “Hitam Putih”,

(17)

2. menekankan suasana hati yang bingung untuk menentukan antara

yang baik dan buruk. Perbedaan yang menonjol antara karya “Diam

Bergejolak” dengan karya “Hitam Putih” ini terletak pada pemilihan

alat yang digunakan. Dalam karya “Diam Bergejolak” penyaji memilih

untuk membuat instrumen baru seperti sasanfa, sasanpa, tren-tren dan

jingfaying, sedangkan dalam karya “Hitam Putih” penyaji

menggunakan instrumen-instrumen yang sudah ada seperti biola,

saron, bonang barung, kecapi, kendhang jaipong, cak, cuk, flute,

slenthem dan kempul.

3. Karya komposisi “Ganong Reog”, oleh Christopher Tugas Akhir Karya

Seni tahun 2015 Jurusan Karawitan, ISI Surakarta. Dalam karya ini

penyaji lebih ke suasana lucu ( gecul ) meskipun ada sedikit suasana

mistik dan enerjik. Instrumen yang digunakan gong, kendhang reog,

kendhang sunda, angklung, slompret, drum, saron, bas, saxophone,

bonang, sedangkan dalam karya “Hitam Putih” lebih ke suasana

tegang, tidak menentu, bahagia dan tenang. Penyaji menggunakan

instrumen biola, saron, bonang barung, kecapi, kendhang jaipong, cak,

cuk, flute, slenthem dan kempul.

4. Karya komposisi “Poleng”, oleh Ari Nugroho Tugas Akhir Karya Seni

Tahun 2016 Jurusan Karawitan, ISI Surakarta. Secara keseluruhan

karya ini menyampaikan tentang keselarasan dari kain poleng yang

(18)

5. berasal dari Pulau Bali tersebut oleh penyaji dimaknai sabagai dua

sifat yang berlawanan tetapi selalu berjalan beriringan seperti

baik-buruk, siang-malam, air-api, bumi-langit. Dalam karya ini terdapat

kemiripan dengan karya “Hitam Putih” yaitu penggambaran warna

hitam dan putih sebagai simbol sesuatu yang berlawanan, namun

terdapat perbedaan isi yaitu penggambaran makna hitam putih

(19)

BAB II

PROSES PENCIPTAAN KARYA

A. Tahap Persiapan

Penciptaan karya komposisi musik baru ini berawal dari ide yang

terlahir saat mencoba menafsirkan pandangan dan pendengaran terhadap

gejala perubahan musik yang terjadi saat ini. Ciptaan komposisi musik

baru membuka wacana merangsang daya interpretasi, inspirasi serta

memberikan suasana baru terlahir saat ada ransangan dari pikiran dan

rasa. Proses untuk mewujudkan komposisi musik baru ini, berawal dari

ide, gagasan dituangkan melalui alat-alat musik yang di olah sesuai

dengan unsur musik yang dimiliki. Ide tersebut tertuju pada rasa musikal,

cerita, dari adegan perang kera Reog Campur Baur. Kemudian mulai

mengamati perang kera dan suasana yang ada dalam adegan perang kera

Reog Campur Baur.

Komposisi musik baru dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu

Orientasi, Observasi, dan Eksplorasi. Orientasi, yaitu penjelasan tentang

pijakan karya dengan perumusan seputar masalah perang kera. Observasi

yaitu pengamatan obyek yang akan dihubungkan dengan pemilihan

(20)

ada. Eksplorasi adalah penjelajahan instrumen dan musikal yang

dikaitkan dengan ide dari perang kera.

1. Orientasi

Komposisi musik “Hitam Putih”, membangun suasana perwujudan

dari salah satu adegan reog campur baur dalam suasana adegan perang

antara kera dengan kera, kemudian ditafsirkan suasana tersebuet

diaplikasikan ke dalam bentuk rasa musikal. Untuk mewujudkan

terhadap suasana-suasana dalam adegan perang antara kera dengan kera

ke dalam bangunan komposisi musik baru, mengaplikasakan terhadap

media berupa instrumen gamelan dan instrumen musik Barat. Instrumen

yang digunakan dalam komposisi musik ini berupa, slenthem, kempul,

kendhang jaipong, bonang barung, flute, biola, cak dan cuk. Kesan yang

dihadirkan dalam komposisi musik “Hitam Putih”, dapat memberikan

suasana dari adegan perang kera, rasa musikal dengan memakai pola

ritme, dan melodi yang dijadikan.

Pertama, penggambaran suasana ketegangan dikarenakan gejolak

hati menentukan pilihan, melodi-melodi yang membangun suasana

tegang dengan penggunaan instrumen berkarakter suara keras seperti

bonang barung, kempul, kendhang jaipong dan saron. Bagian kedua

(21)

2. Observasi

Orientasi, berdasarkan ide ciptaan, karya komposisi musik baru ini

berawal dari adegan perang kera dalam pertunjukan reog campur baur

sebagai pijakan utama. Pengamatan langsung pertunjukan reog campur

baur, terfokus terhadap adegan perang antara kera dan kera sehingga

dapat ditafsirkan muncul suasana tegang, gaduh, kecemasan dan

bingung. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengiringi adegan

perang antara kera dan kera seperti saron, bonang barung, kendhang

jaipong, slenthem, kempul, kecapi, flute, biola, cak, cuk, dan kecapi. Hasil

dari pengamatan tersebut kemudian ditafsikan untuk dijadikan dalam

karya komposisi musik “Hitam Putih”.

3. Eksplorasi

Eksplorasi ini diawali dengan mencari efek bunyi yang terjadi pada

instrumen saron, bonang barung, kendhang jaipong, slenthem, kempul,

kecapi, flute, biola dan kecapi, kemudian penyusun mencoba untuk

menjadikan instrumen saron diatonos sebagai alat musik ritmis, yang

dapat memainkan melodi dan ritme.

Karakter bunyi berpengaruh tahap alat pukul. Alat pukul saron

biasanya terbuat dari kayu. Untuk bisa menghasilkan suara yang keras

dan lembut, eksplorasi mencoba membuat alat pemukul saron dengan

(22)

digabungkan dengan instrumen lain yang memiliki karakter berbeda

seperti : biola, flute, dan kecapi, dapat menghasilkan berbagai ragam

karakter bunyi yang berbeda sesuai dengan suasana diinginkan.

Menentukan garap untuk menghasilkan keseimbangan antara saron dan

instrumen lain. Alur melodi yang diawali dari nada rendah sampai nada

tinggi, kemudian melodi tersebut dimainkan dengan teknik kinthilan.

B. Tahap Penggarapan

Ciptaan, merealisasikan dan menyajikan suatu karya komposisi

musik baru pada dasarnya melibatkan unsur-unsur musikalitas serta

garap. Garap memberi warna, kualitas, suasana, dan karakter musik. Karya

musik tidak akan terbentuk tanpa adanya gagasan dan ide yang akan

disampaikan.

1. Bagian awal

Bagian ini menyampaikan tentang suasana ketegangan gejolak hati

dalam memilih bebar atau salah, baik dan buruk. Suasana ini dilahirkan

melalui :

Bonang ...1 j235j321 j235j321 j235j352

j356j532 j356j532 j356j532 j356j353

j567j653 567j653 567j653 j567j321

(23)

6564 5342 6564 5321

Kendhang .... .... .... ...B

j.B.BI j.I.IB .B.BI j.I.IB

Kempul 5.51 5.51

Penggunaan instrumen memakaikan unsur musik terhadap pola

ritme yang keras.

2. Bagian kedua

Vokal seperti macapat. Menyertai pathetan dengan flute dan biola,

kemudian permainan kecapi dengan pola ritme dan diisi dengan suara

flute dan biola. Pola permainan ritme ini membentuk suasana

kebingungan.

Syair Vokal

Tak pernah tau apa yang terjadi

Tak tau apa yang kuungkapkan

Semua merasuk dalam pikiran

Sesak dengan serdadu

Bagai medan tanpa perang

Vokal tunggal dan bersama digarap dengan suara 1 dan 2 agar

terbentuk suasana bingung.

_.j1j j 1 j1j j 1 1_

(24)

Penambahkan alat musik agar lebih memperkuat suasana, vokal selesai

membuat pola bonang, kempul, dan kendhang.

Bonang barung _trtw trtq_

Kendhang jaipong _PIjIPjDB BPIjIPjDB BPIjIPjDB BPIjIPjDB_

Kempul _67.j673 j67.j673_

3. Bagian ketiga

a. Keroncong yang diawalI vokal, alat dan nada membebaskan dalam

pemakaian pola cak dan cuk namun disesuaikan dengan pola ritme

yang sudah ada.

b. pola jdj d . jdj d . d j.j d j.j d d dengan setiap satu gatra

dalam notasi gamelan Jawa.

..IjBB jBBjBBjBB. Kemudian penyusun membuat ater

kendhangan untuk masuk pada bagian ¾.

4. Bagian keempat

Bagian terakhir penggambaran suasana ketenangan seseorang yang

telah menentukan pilihan hatinya, diawali instrumen saron dengan teknik

(25)

_1122 3355 5566 5533

1122 3355 5566 5533

3333 3355 5566 5533

1122 3322 5533 2211

1111 1yy2 2222 2553

3112 2332 2553 3221_

Setelah satu rambahan mulai masuk flute dan biola melodi yang sama

(26)

BAB III

DESKRIPSI SAJIAN

Bagian pertama

No. Instrumen Notasi Keterangan

1. Bonang

...1 j235j321 j235j321 j235j352

j356j532 j356j532 j356j532 j356j353

j567j653 567j653 567j653 j567j321

6453 4231 6453 4212

6564 5342 6564 5321

(27)

Kendhang jaipong

Saron 1

Saron 2

Ij.Ij.IjIB Ij.Ij.IB Bj.BII Bj.BII

Bj.BIjIB BBIjBB IBBI j.DjDDjIBI

...y 2u31 4253 6475

7!6! 5746 3524 13u2

...u 3242 5364 756!

!646 4635 241y 12&6

yang

.5j561 .2j321 .5j561 .2j321

(28)

2 2 3 1 u z1c2 1

Barung ...1 j235j321 j235j321 j123j234 .j345j456

(29)

Kempul

jDBIjDBD jDBIjDBD jDBIjDBD jDBIjDBD

...3 j57j.6j.54 j56j.5j673 ....

...6 j56j.5j.63 5 6 7 6 5323

...3 j57j.6j.54 j56j.5j673 ....

(30)

Biola

Biola+flute

...6 j56j.5j.63 5 6 7 6 5323

.j.7j.5 7 @j7@j.7 @ j&@ & 5 3

...j3k53 j53j53j53j57 j57j65 3

masuk

IjPPjIPP IjBBjIBD IjPPjIPP IjBBjIBD

IjPPjIK. j.BD.. IjPPjIP. jBBj.Bj.BB

IjPPjIP. jBBj.Bj.BB IjPPjIP.

jBBj.Bj.BB

IjPPjIP. jBBj.Bj.BB IjPPjIP. D.I.

(31)

7. Gong

jBBBjBBjBBB jIk.Ij.IjBIB

Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB

.xKxjxIxHxPxjxIxPx.xDxPxD x.xKxjxIxHxPxxjIxPx.xDxPxD

x.xKxjxIxHxPxjxIxPx.xDxPxD

Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB

Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB

Diawali oleh

13j.13j13 j.7j777 13j.13j13 j.6j666

Setelah

Biola j1t jt1jttj111

(32)

Bagian Ketiga

jdddj.dd jdd.jdd. dj.dj.dd

(33)
(34)

Kendhang ...I jBDDD.

345676 345675 123453 123476

(35)

Flute

Kendhang

Kempul

..! .7! .7! #@!

.j765 .45 .45 67!

.75 .45 .43 456

KjIPD IjPID KjIPD IjPID KjIPD

IjPID KjIPD IjPID KjIPD IjPID

KjIPD ID.

_357 753_

Saron 1

Saron 2

3 5 6 7 5 6 5 6 3 5 6 7

6 5 7 6 5 3 1 2 3 5 7 6

6 3 . 2 . 1 2 3 . 2 u y

. 1 3 4 . 2 .j43 . j34 .j56

. 3 . 2 1 3 . 1 2 3 . 2

(36)

4.

.j.6j53j53j56! y12 123 235 567!

Setelah biola dan flute masuk pada bagian

(37)

Kendhang DjIPDjIPD jIPjDBjDPD Bj.IjPDB Pj.BjBBP BjIPjIPjDDjDDI ...D

PjIPjPIjPID IPD IPD IPD BBDI

Bagian Keempat suasana tenang

(38)

BAB IV

PENUTUP

Penciptaan karya Komposisi musik dengan judul „‟Hitam Putih‟‟,

sebuah karya terinspirasi pada kesenian tradisi Reog Campur Baur,

perang antara kera dan kera dimana perang ini menggambarkan perang

batin diri sendiri ada dua kera yang satu baik dan satu buruk dalam arti

sifatnya. Adegan perang kera tersebut menggambarkan tentang

kehidupan manusia terhadap gejolak hati dari perasaan seseorang.

Perang kera dalam pertunjukan Reog Campur Baur banyak

memberi inspirasi dalam pembuatan karya ini. Gerak tari dan musikalitas

dalam perang kera menjadi pijakan utama penyusun menuangkan ide-ide

garap. Suasana perang yang tidak menentu penyusun gambarkan dalam

ketegangan dengan penggarapan vokal diiringi permainan instrumen

kecapi, biola, dan flute. Kesan tegas, keras, dan berani suasana ini

dituangkan melalui instrumen-instrumen berkarakter bunyi keras seperti

bonang barung, saron, dan kempul dengan penggarapan ritme dan

tempo. Penuangan ide-ide garap tersebut dilakukan melalui beberapa

tahap penggarapan dengan observasi dan eksplorasi. Hasil observasi dan

eksplorasi tersebut yang kemudian diolah sehingga terbentuklah karya

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita. 2009.“Kamus Bahasa Indonesia “, PT Indahjaya Adipratama, IKAPI.

Andria, David Nova. 2015. “Diam Bergejolak”, Deskripsi Tugas Akhir Karya Seni, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta.

Nugroho, Ari. 2016. “Poleng”, Deskripsi Tugas Akhir Karya Seni, Fakultas

(40)

NARASUMBER

(41)

WEBTOGRAFI

(42)

GLOSARIUM

Gatra :Jumlah baris dalam setiap bait tembang, jumlah sabetan

balungan

Gecul :Istilah lain dari lucu

Imbal :Memainkan melodi atau ritme secara bergantian

Kempyung :Permainan dua nada yang mempunyai selisih nada dua

jangkah

Lirih :Suara yang pelan atau lembut

Rambahan :Putaran permainan dalam melodi

Seleh :Nada akhir dari gending yang memberikan kesan selesai

Tabuhan :Permainan instrumen

Tempo :Waktu, kecepatan, dalam ukuran langkah tertentu

Unisono :Pola tabuhan yang serentak atau dengan ketukan yang

sama antara instrumen satu dengan yang lainnya

Kinthilan :Pola tabuhan yang dilakukan secara begantian dengan

(43)

LAMPIRAN

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

SETING PANGGUNG

4 3

10

6

11

8

13

5 2

(49)

1. Biola

2. Cak

3. Saron

4. Saron

5. Cuk

6. Kempul

7. Slenthem

8. Bonang

9. Kendhang Jaipong

10.Flute

11.Vocal

12.Kecapi

(50)

DAFTAR PENDUKUNG

No. NAMA SEMESTER INSTRUMEN YANG

DIMAINKAN

1. Nyenyep Sukandar II Saron + Cak

2. Wijang Pramudhito II Saron

3. Bagas Surya muhamad II Bonang

4. Firdaus Adhi Widagdo II Kempul + Cuk

5. Diana Restu Nugroho II Kendhang Jaipong

6. Eka Prihatiningsih II Vokal + Slenthem

7. Wibi Endah Pambudhi IV Flute

(51)

BIODATA

Nama : Tri Wahyudi

TTL : Boyolali, 25 April 1995

Alamat : Kawengen RT 007/002, Mriyan, Musuk, Boyolali.

Riwayat pendidikan :

1. Lulus TK Mriyan tahun 2001

2. Lulus Sekolah Dasar Negeri 1 Mriyan tahun 2007

3. Lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Musuk tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

In the production of consonants, the vocal cords in the larynx may or may not be made to vibrate simultaneously. When the production of a consonant is followed by the vibration of

(Michele in Fadila: 2009). In learning process, the students will able to comprehend the material through involvement, where involvement can be defined as act of sharing in the

This study investigated the types of grammatical errors in writing invitation card and their causes to the eight graders of SMP Negeri 2 Purwokerto in academic year

4.. Aspek penilaian menyimak teks drama, dengan indikator terdiri dari 1) Menyimak dengan berkonsentrasi, 2) Menelaah materi simakan, 3) Menyimak dengan kritis, 4) Membuat

GABUNGAN INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL LISTING DATA BARANG MILIK NEGARA. NAMA UAPKPB : 005.01.19.307491.000 PENGADILAN

002 Jumlah Pelaksanaan Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Agama 003 Jumlah Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Peradilan Agama 004 Jumlah Pelaksanaan Pengawasan Pelayanan

The conference will address current issues and/or debates related to sustainable rural development namely disaster management, training and education, entrepreneurship and

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara WFC dengan OCB pada perawat