• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nutrisia A Sayuti., M.Sc., Apt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nutrisia A Sayuti., M.Sc., Apt"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Nutrisia A Sayuti., M.Sc., Apt

Pengantar

(2)

PENDAHULUAN

 Kata " farmakokinetika" berasal dari kata-kata :

"pharmacon“ , kata Yunani untuk obat dan racun,

&

"kinetic“ untuk proses obat dalam tubuh yang terdiri dari

A D M E

(3)

Dasar kerja obat

Hancurnya bentuk sediaan & melarutnya bahan obat

Hancurnya bentuk sediaan & melarutnya bahan obat

Invasi : proses

pengambilan bahan obat ke dalam

organisme

Invasi : proses

pengambilan bahan obat ke dalam

organisme

adsorbsi

distribusi

Eliminasi/ evasi : proses yang

menurunkan

konsentrasi obat dlm organisme Eliminasi/ evasi : proses yang

menurunkan

konsentrasi obat dlm organisme

biotransformasi

ekskresi

Interaksi obat –reseptor

Proses yg terlibat pada akhir efek farmakologik

Interaksi obat –reseptor

(4)

Bentuk kerja obat bergantung

pada :

Sifat farmakodinamik bahan obat.

Bentuk sediaan & bahan pembantu yang

digunakan

Jenis & tempat pemberian

Keterabsorbsian & kecepatan absorbsi

Distribusi dalam organisme

Ikatan & lokalisasi dalam jaringan

Biotransformaso (metabolisme)

Keterekskresian & kecepatan eksresi

(5)

2.1. PEMAKAIAN

Tempat, cara pemberian & bentuk

sediaan obat diatur menurut :

1.

Sifat fisika & kimia bahan obat

2.

Munculnya kerja & lama kerja yang

diinginkan

(6)

2.1. PEMAKAIAN

BENTUK PEMAKAIAN &

KETERSEDIAAN HAYATI

1.

Pada semua bentuk sediaan yang

melibatkan proses absorbsi terdapat

masalah ketersediaan hayati

2.

Pembuatan sediaan galenik yang salah

menurunkan ketersediaan hayati seperti

halnya biotransformasi pada jalur lambung

usus dan jalur hati

(7)

Pengertian

Sawar absorbsi

Mekanisme

Absorbsi obat

(8)

ABSORBSI

ADALAH batas pemisah antara lingkungan dalam dan lingkungan luar sel atau membran permukaan sel

Model Fluid-Mozaik : terdiri atas lapisan

rangkap lipid-protein seperti pulau, terkait di atas atau di dalamnya membentuk mozaik

Dinamis

Terdapat 2 struktur berbeda :

a. Lapisan lipid : utk pengambilan bahan lipofil

b. Pori berisi air : utk penetrasi zat hidrofil

SAWAR

ABSORBSI

(9)
(10)

MEKANISM

•Sesuai hk. Fick : transport seny berbanding lurus dgn gradien

konsentrasi & luas permukaan membran. Koeff distribusi berbanding terbalik dgn tebal membran

•Zat larut lemak lebih mudah diabsorbsi, pori membran utk seny. Non elektrolit yang larut dalam air.

•Sesuai hk. Fick : transport seny berbanding lurus dgn gradien

konsentrasi & luas permukaan membran. Koeff distribusi berbanding terbalik dgn tebal membran

•Zat larut lemak lebih mudah diabsorbsi, pori membran utk seny. Non elektrolit yang larut dalam air.

•Seny hidrofil berikatan kompleks dgn

pembawa (protein membran) (SC) shg dpt bergerak bebas dlm membran

•SC stl mencapai bag dlm membran

memisah krn kons. Substrat < sitoplasma

•Seny hidrofil berikatan kompleks dgn

pembawa (protein membran) (SC) shg dpt bergerak bebas dlm membran

•SC stl mencapai bag dlm membran

memisah krn kons. Substrat < sitoplasma

•Seny ditransport melawan gradien konsentrasi  perlu energi.

•Energi didapat dr pompa natrium melalui penguraian ATP krn lperbedaan[Na] luar-dlm membran.

•Dpt dihambat seny yg mpy struktur kimia mirip

•Seny ditransport melawan gradien konsentrasi  perlu energi.

•Energi didapat dr pompa natrium melalui penguraian ATP krn lperbedaan[Na] luar-dlm membran.

•Dpt dihambat seny yg mpy struktur kimia mirip

Tetesan (pino), partikel zat pdt (fago) diambil dr sal. Cerna, membran berputar ke ats shg bag padat berhasil mencapai organisme (persorpsi)

(11)

Absorbsi Obat

Kecepatan absorbsi & kuosien absorbsi (hub. Bag yg diabsorbsi thd jml yg diberikan) :

 Sifat fisikokimia bahan obat, terutama sifat

stereokimia dan kelarutannya:

 Besar partikel & dengan demikian permukaan jenis  Sediaan obat

 Dosis

 Rute pemberian dan tempat pemberian  Waktu kontak dengan permukaan absorbsi

 Besarnya luas permukaan yang mengabsorbsi  Nilai pH dalam darah yang mengabsorbsi

 Integritas membran

(12)

Kecepatan larut bahan aktif menentukan laju

absorbsi

Ditentukan oleh sifat senyawa dan sifat

sediaan obat.

Seny lipofil diabsorbsi bersama lipid sbg

kilomikron ke dlm sistem limfe

Pada ion anorganik, kemampuan absorbsi

menurun sebanding dgn naiknya jumlah

muatan & besarnya ion.

Jml bahan organik yg diabsorbsi bergantung

pada koeff. Distribusi.

Bahan organik asam & basa diabsorbsi

terutama dlm bentuk tak terionisasi & dalam

bentuk yang larut dalam lemak..

Asam lemah diabsorbsi dalam lingkungan

(13)

Absorbsi melalui rute

bukal atau sublingual

Rongga mulut & tenggorokan

memiliki sifat absorbsi baik

untuk senyawa tak terionisasi,

lipofil.

Keuntungan : kerja cepat  tdk

lewat sal. Cerna dan tidak

(14)

Absorbsi melalui rute oral :

pH asam lambung mengabsorbsi asam

lemah & zat netral lipofil.

Basa lemah tidak terionisasi dalam plasma

& berdifusi bersama cairan ekstrasel

melalui dinding lambung ke lambung

Etanol dapat mempercepat pelarutan

karena sifatnya.

Bahan peka asam harus dilinsungi dgn zat

penyalut yang tahan asam.

pH asam lemah dalam duodenum, basa

lemah dalam usus halus.

Usus halus yang panjang membuat waktu

(15)

Absorbsi pemakaian

melalui rektum :

Menghindari alur melalui hati.

Bagian yang di absorbsi pada 2/3

bagian bawah rektum langsung

mencapai vena cava inverior & tidak

melalui vena porta.

Kuosien absorbsi jauh lebih rendah

dari pada pemakaian oral.

(16)

Absorbsi pemakaian

melalui hidung:

Cocok untuk obat yang menurunkan

pembengkakan mukosa secara

topikal pada rinitis.

Perlu diperhatikan efek samping

yang juga terjadi secara sistemik,

misal : kenaikan tekanan darah dan

takhikardia pada bayisetelah

(17)

Absorbsi pemakaian pada mata:

 Obat harus menembus bagian dalam mata, baik

struktur lipofil mau pun struktur hidrofilnya.

 Epitel kornea dan endotel kornea berfungsi sebagai

(18)

Absorbsi melalui

paru-paru :

 Yang paling cocok jika zat dalam bentuk gas.

 Luas permukaan alveolar yang besar ( 70 – 100 m2)

(19)

Absorbsi pemakaian pada

kulit :

 Kulit secara fisiologi tidak mempunyai fungsi

absorbsi.

 Absorbsi terjadi secara transepidermal &

trnsfolikular.

 Absorbsi lewat kulit utuh lebih rendah dibanding

melalui mukosa. Pada kulit yang meradang, jumlah absorbsi dipertinggi.

 Stratum korneum merupakan sawar absorbsi &

tandon absorbsi, dan dapat dihilangkan melalui kerusakan mekanis, kimia atau termal dari

permukaan kulit

 Zat yang dapat diabsorbsi baik melalui kulit adalah

zat yang terlarut dalam lemak tapi sedikit larut dalam air.

(20)

Absorbsi pemakaian pada

kulit (cont):

 Kenaikan suhu kulit menambah kemampuan zat

penetrasi zat yang dipakai melalui kerja panas dari luar

 Perbedaan absorbsi melalui kulit bergantung pada

usia.

 Hanya cocok untuk senyawa dengan dosis rendah (

dosis harian sampai 10 mg).

 Pemakaian melalui kulit berguna jika bahan

mempunyai frist pass effect yang tinggi & waktu paruh plasma yang rendah.

 Pemakaian perkutan secara luas yang

menyebabkan hiperemia sebagai obat gosok pada penyakit rematik menyebabkan sedikit hasil

(21)

Absorbsi pada pemakaian

parenteral

 Pada pemakaian parenteral melalui kulit, subkutan

mau pun otot, kecepatan absorbsi tergantung pada pasokan darah dari jaringan.

 Pasokan dari otot tergantung dari aktivitas otot yang

bersangkutan.

 Pada bagian kapiler, absorbsi dipermudah oleh pori

endotel.

 Dinding kapiler bersifat lebih lemah dari lapisan

epitel maka zat yang tak larut lemak atau hidrofil dapat juga berdifusi dengan cepat melalui kapiler.

 Senyawa makromolerkul tidak mampu menembus

(22)

Pengaruh absorbsi

Pada larutan suntik dapat dicapai kerja depot dengan cara :

1. Melarutkan atau mensuspensi bahan obat dalam

pembawa minyak.

2. Penambahan makromolekul yang menaikkan

viskositas, dengan demikian difusi bahan obat yang larut tertunda.

3. Absorbsi bahan obat pada molekul pembawa yang

cocok, misalnya Aluminium hidroksida.

(23)

Pengaruh absorbsi

Pada tablet atau tablet salut, pembebasan bahan berkasiat dapat ditunda dengan :

1. Penyalutan bahan obat dengan bahan pembantu

yang sukar larut.

2. Pembenaman bahan obat dalam lemak atau

malam.

(24)
(25)

Ruang Distribusi

Ikatan Protein

Faktor yang mempengaruhi distribusi

(26)

Pendahuluan

 Obat didistribusikan melalui aliran darah dalam

sistem sirkulasi.

 Obat meninggalkan darah menuju organisme

keseluruhan karena landaian konsentrasi darah terhadap jaringan.

 Distrubusi tergantung pada :

1. Pasokan darah pada organ & jaringan

masing-masing.

2. Ukuran molekul, ikatan pada protein plasma &

protein jaringan.

3. Kelarutan & sifat kimia.

4. Ketebalan membran.

(27)

Ruang distribusi

(28)

Penggolongan jenis obat

berdasar distribusinya.

Obat yang hanya terdistribusi

dalam plasma

Obat yang terdistribusi dlm

plasma & ruang ekstrasel sisa

Obat yang terdistribusi dalam

(29)

Keterangan distribusi obat

dalam ruang distribusi :

Konsentrasi bahan dalam plasma

merupakan ukuran terpenting.

Bahan obat makromolekul tidak dapat

meninggalkan ruang plasma

Pertukaran mudah terjadi pada tempat

endotel kapiler dan membran basal

menunjukkan ruang (misal : hati & limfa)

Ruang intrasel dipisahkan oleh membran

sel lipofil menjadi ruang usus dan ruang

plasma sehingga hanya zat yang lipofil

(30)

Ikatan Protein

 Penting dalam distribusi obat terutama protein plasma,

protein jaringan dan sel darah merah.

 Pada ikatan protein dapat terlibat ikatan ion, ikatan

jembatan hidrogen, ikatan dipol-dipol, ikatan hidrofob.

 Relatif tidak khas untuk seny. Asing.  Merupakan ikatan bolak-balik.

 Makin besar tetapan afinitas bahan, makin kuat ikatan

protein.

 Ikatan protein bergantung pada sifat zat berkhasiat, pH

plasma dan umur.

 Ikatan protein mempengaruhi intensitas kerja, lama kerja,

dan eliminasi bahan obat  bagian obat yang terikat protein plasma tidak dapat berdifusi dan pada umumnya tidak mengalami biotransformasi & eliminasi  hanya bentuk bebas yang mencapai tempat kerja.

 Penurunan konsentrasi bentuk bebas menyebabkan

(31)

Faktor yang

mempengaruhi distribusi

 Obat yang larut dalam lemak terkonsentrasi dalam

jaringan lemak, sedangkan zat hidrofil ditemukan dalam ekstrasel.

 Distribusi ditentukan oleh pasokan darah dari organ

& jaringan.

 Seny. Yang diekskresi dengan empedu ke dalam

usus 12 jari, sebagian atau seluruhnya dapat

direabsorbsi dalam bagian usus yang lebih dalam (Sirkulasi enterohepatik)

 Penetrasi senyawa basa dari darah ke lambung

dan dirabsorbsi dalam usus halus (sirkulasi enterogaster)

 Plasenta bersifat permeable, sangat baik untuk

(32)

Faktor yang

mempengaruhi distribusi

(cont)

 Cara mempengaruhi distribusi adalah pengarahan

obat (drug targetting), artinya membawa obat terarah kepada tempat kerja yang diingnkan.

 Sbg pembawa yang mungkin adalah makromolekul

(33)

Reaksi fase I

Reaksi fase II

Pengaruh lintas pertama (First pass efect)

Induksi Enzim

Inhibisi Enzim

Bioinaktivasi & bioaktivasi

Pengaruh usia terhadap biotransformasi

(34)

Pendahuluan

 Seny. Lipofil sebagian besar direabsorbsi kembali ke

dalam tubuli ginjal setelah filtrasi glomerolus & diekskresi dengan lambat melalui ginjal.

 Biotransformasi terjadi terutama dalam hati & hanya

dalam jumlah yang sangat rendah terjadi dalam organ lain (misal : usus, ginjal, paru-paru, limpa, otot, kulit atau darah)

 Enzim yang terlibat :

Terikat

struktur # Terikat struktur

Terlokalisasi pada

retikulum endoplasma Terlokalisasi pada metokondria

Misal : monooksigenase, glukuroniltransperase

Enzim yang larut

Tak spesifik

terhadap substrat

Mampu mgubah substrat dgn struktur kimia berbeda

(35)
(36)

Reaksi

Biotrans

-formasi

Reaksi Fase I

Reaksi Fase II

Oksidasi

Reduksi Hidrolisis

Konjugasi molekul2 obat & metabolit reaksi fase I dgn seny tubuh

Reaksi fase I adalah syarat reaksi konjugasi

First Pass Effect

Induksi Enzim

Inhibisi Enzim

Bioinaktivasi & bioaktivasi

(37)

Reaksi Biotransformasi Fase I

A. Reaksi Oksidasi

 Yang sangat penting adalah yang melibatkan

oksidase, monooksidase dan dioksigenase

 Monooksigenase (mikrosom) yang mengandung

sitrokom P-450 & juga sitokrom P-448 sangat berarti untuk biotransformasi oksidasi obat

 Mikrosom adalahbagian pecahan retikulum

endoplasma pada saat sentrifugasi terfraksinasi dari homogenat sel hati (fraksi mikrosom dimana enzim yan terikat pada mikrosom disebut enzim mikrosom

Oksidase Penarikan hidrogen/ elektron

Monooksigenase Satu atom dari molekul oksigen diikat pada bahan asing, atom oksigen lain direduksi menjadi air

(38)

Reaksi Oksidasi (Cont)

 Substrat (PH) terikat sitokrom P450 dgn besi

bervalensi 3.

 Terjadi pengalihan elektron besi  besi jadi bervalensi

2 pada sitokrom P450

 Setelah pelekatan oksigen & pengambilan 1 elektron

lain melalui rangkaian alih kedua, kompleks terner terurai menjadi substrat terhidroksilasi (P-OH) dan air

P-H + O2 + NADPH +H+ P-OH + H

20 + NADP+

 Enzim pengoksidasi penting lainnya

Alkoholdehidrogenase Mendehidrasi alkohol menjadi aldehide

Monoaminoksidase Bekerja secara oksidasi pada amina biogenik

Aldehida-oksidase Mengubah aldehide menjadi asam

N-oksidase Tidak mgd sitokrom P 450 melainkan FAD & mengubah

(39)

Reaksi Biotransformasi Fase I

B. Reaksi Reduksi

 Memagang peranan penting dalam biotransformasi

 Seny. Karbonil Alkohol

 Azo Amina Primer

 Nitro Amino  Toksik : dehalogenasi reduktif, misal : karbon

tetraklorida ,menjadi kloroform

Alkoholdehidrogenase

Aldoketoreduktase sitoplasma

NADPH-Sitokrom-P450-reduktase

Reaksi antara: hidrazo

(40)

Reaksi Biotransformasi Fase I

C. Reaksi Biohidrolisis

 Reaksi yang penting :

Ester Asam + Alkohol

Amida Asam + Amina

Epoksida Diol berdampingan (visinal)

Hidrolisis asetal (glikosida) oleh glikosidase

 Ketentuan : Ester lebih cepat dihidrolisis dari pada amida

Esterase

Amidase

(41)

Reaksi Biotransformasi Fase II

 Reaksi Konjugasi melibatkan transferase yang

kebanyakan spesifik

 Mencakup :

1. Reaksi antara seny. Yg mgd gugus hidroksil alkohol/ fenol,

gugus amino, gugus sulfhidril & sebagian juga gugus karboksil dgn seny. Tubuh yang kaya energi.

2. Reaksi penggabungan antara senyawa asing, setelah

diaktivasi dengan seny tubuh.(misal : rx. Asam karboksilat & asam amino)

 Reaksi Fase II yang terpenting adalah konjugasi

dengan :

1. Asam glukuronat aktif

2. Asam amino (terutama glisin) 3. Sulfat aktif

4. Pembentukan turunan merkapturat 5. Asam Asetat aktif

6. S- adenosilmetionin

 Konjugat asam cepat dieliminasi melalui ginjal &

melalui proses aktif  rx. Bioinaktivasi & detoksifikasi Tjd pemasukan gugus asam dlm molekul sehingga terbentuk garam yg dpt

meningkatkan

(42)
(43)

Reaksi Biotransformasi Fase II

A. Konjugasi dgn Asam glukuronat aktif.  Yang terkonjugasi :

1. Alkohol skunder & tersier (tidak cepat dioksidasi) 2. Fenol, asam karboksilat dan amina.

 Asam glukuronat adl asam kuat yg mempunyai

tambahan gugus OH alkohol tambahan karena itu sangat hidrofil.

 Perubahan asam glukuronat selama pengubahan

senyawa

Asam Glukuronat Asam Glukuronat aktif (UDP-asam glukuronat)

Hati, ginjal, usus

(44)

Reaksi Biotransformasi Fase II

B. Konjugasi dengan Glisin

 Mengkonjugasi asam karboksilat yang tidak dapat

diuraikan lebih lanjut secara oksidasi.

 Termasuk di dalamnya asam karboksilat yang

tersubstitusi pada atom ά-C dan aromatik, misalnya asam benzoat dan asam salisilurat membentuk asam hipurat dengan katalisis transasilase

C. Konjugasi dengan Asam Sulfat :

 Untuk senyawa yang mengandung gugus fenol

membentuk ester asam sulfat yang diekskresi dalam urine

 Dibantu oleh enzim sulfotransferase

 Perbandingan sufat organik & anorganik dlm urin

(45)

Reaksi Biotransformasi Fase II

D. Pembentukan Turunan Asam Merkapturat  Reaksi konjugasi berlangsung beberapa tahap

 Enzim yang berperan adalan

glutation-S-epoksida-transferase.

(46)

Reaksi Biotransformasi Fase II

E. Metilasi

 Jarang terdapat dalam biotransformasi

 Umumnya N-Metilasi dan metilasi heterosiklik jenuh  Membentuk basa amonium kuartener yang bersifat

hidrofil dan mudah diekskresi

F. Asetilasi

 Untuk mengkonjugasi Xenobiotik bergugus amino yang

tidak dapat diuraikan secara oksidasi, amina aromatika, & alkilamina (gugus amino terletak pada C tersier)

 Enzim yang berperan adalah asetiltransferase  Hati-hati pada asetilasi sulfonamide menjadi

(47)

Pengaruh-lintas-pertama

(First Pass Efeett

Agar senyawa berkhasiat, yang terpenting

adalah berapa besar senyawa tersebut

dimetabolisme pada lintasan pertamaoleh

mukosa saluran cerna serta diekstraksi secara

biokimia oleh hati.

Jadi… First Pass Effect adalah bagian suatu

bahan yang dimetabolisme pada lintasan

pertama oleh hati.

Obat-obat dengan first pass effect besar,

misalnya : Betablocker, propranolol, alprenolol,

anaestesi lokal, antiaritmia, khemoterapuitka,

obat penyakit koroner nitroglycerin.

Obat-obat tersebut biasanya diberikan

(48)
(49)

Induksi Enzim

 Senyawa larut lemak + masa kontak hati lama 

menginduksi enzim.  disebut induktor enzim

 Pembagian induktor enzim berdasar enzim yang diinduksi :

1. Jenis fenobarbital 2. Jenis metilkolantren

 Induktor jenis fenobarbital

 Menaikkan proliferasi retikulum endoplasma  menaikkan bobot hati  mempercepat kerja obat

 Berhubungan langsung dengan sitokrom P-450, glukoroniltransferase, glutationtransferase dan epoksidahidrolase.

 Akibat induksi enzim  kapasitas penguraian dan laju biotransformasi meningkat  t1/2 biologi dipersingkat,  Induktor jenis metilkonlantren

 Termasuk karbohidar aromatik dan beberapa herbisida

 Meningkatkan sitokrom P448 dan sintesisglukoroniltransferase.

(50)

Induksi Enzim (lanjutan)

Untuk terapi obat, induktor enzim memberi

pengaruh sbb :

1. Pada pengobatan jangka panjang  penurunan

konsentrasi bahan obat dalam plasma pada awal pengobatan dengan dosis tertentu.

2. Kadar bahan berkhasiat tubuh dalam plasma dapat

menurun sampai angka di bawah normal.

3. Jika diberikan dengan obat lain, terkadang terjadi

interaksi obat yang berbahaya, karena selama

(51)

Inhibisi Enzim

Dapat menghambat biotransformasi

memperpanjang kerja

Mekanisme kerja :

Bahan obat menyebabkan penurunan

sintesis atau menaikkan penguraian

enzim retikulum endoplasma

Terdapat persaingan tempat ikatan

pada enzim jika terdapat 2 obat

Mengakibatkan penghambatan

(52)

Bioinaktivasi & Bioaktivasi

Biotransformasi dapat menyebabkan :

1. Penurunan kerja / inaktivasi sempurna

(detoksifikasi) (jarang)

2. Bioaktivasi

Jika metabolit aktif lebih toksik

keracunan

Efek toksik disebabkan lesi kimia

perubahan erreversible dalam struktur

essensial sel akibat interaksi dengan obat

Efek toksik misal : teratogenik, mutagenik,

(53)

Bioinaktivasi & Bioaktivasi

Cara mencegah metabolit toksik :

 Pengembangan bahan obat yang dibiotransformasi

secara oksidasi dalam organisme dalam jumlah yang dapat diabaikan

 Pengembangan obat lunak (soft drug)  bahan

berkhasiat yang tidak dibiotransformasi secara oksidasi pada tempat yang diingnkan

 Bisa juga soft drug yang diatur sedemikian rupa,

sehingga di organisme dibiotransformasi lagi

menjadi metabolit asal (Prodrug : seny yg secara biologi tidak aktif, tapi dalam organisme diubah scr enzimatik & nonenzimatik menjadi bentuk yang aktif)

Misal : pada zat yang tak enak, kelarutan dalam air tidak cukup, fpe besar, lama kerja singkat,

(54)

Pengaruh usia terhadap

biotransformasi

 Yang paling menonjol pada bayi baru lahir & orang

lanjut usia.

 Pada bayi baru lahir / prematur:

1. Enzim yg terlibat pada proses biotransformasi masih

belum mencukupi

2. Pada anak usia 1-8 tahun, laju lebih cepat daripada

dewasa  bobot hati terhadap bobot badan lebih besar.

 Pada lanjut usia :

1. Reaksi yg bergantung pada sitokrom P-450 lebih

lambat.

2. Pasokan darah pada hati berkurang karena

biotransformasi berkurang

3. FPE menurun pada biotransformasi propranolol, 4. Ikatan protein menurun akibat berkurangnya

konsentrasi albumin plasma

5. Obat bebas meningkat & laju biotransformasi dapat

(55)

Eliminasi melalui ginjal

Ekskresi melalui empedu & usus

Ekskresi melalui paru-paru

(56)

Pendahuluan

Ekskresi untuk menurunkan

konsentrasi bahn berkhasiat di

dalm tubuh

Ekskresi bergantung kepada

sifat fisikokimia (bobot

molekul, harga, pKa, kelarutan,

tekanan uap)

Ekskresi melalui susu ibu

(57)

Eliminasi melalui ginjal

 Besarnya ditentukan oleh filtrasi glumerulus, reabsorbsi

tubulus dan sekresi tubulus

 Filtrasi glumerulus :

1. Sifat kelarutan obat tidak berpengaruh

2. Laju filtrasi meningkat pada kenaikan tekanan darah dalam

kapiler glumerulus, pada peningktan luas permukaan filtrasi pada kondisi glumerolus tenang dan karena berkurangnya ikatan protein oleh obat.

3. Kerja obat dapat dipersingkat.

 Reabsorbsi tubulus :

1. Merupakan proses difusi pasif yang tergantung pada sifat

kelarutan obat, harga pKa nya dan harga pH urin.

2. Senyawa larut dalam minyak diabsorbsi dalam usus,

mudah menembus epitel tubulus & direabssorbsi dengan baik

3. Senyawa larut dalam air sukar berdifusi dalam tubulus.

4. Basa lemah diekresi kuat pada penurunan harga pH urine,

(58)

Eliminasi melalui ginjal

 Sekresi tubulus :

1. Berdasarkan proses aktif

2. Asam organik, misal penisilin dengan dengan sifat kelarutan

amfoter dikeluarkan lewat sel-sel tubulus proksimal dengan cara melawan landaian konsentras dalam urin

3. Basa organik diekskresi secara aktif dari sel tubulus dengan

(59)
(60)

Ekskresi melalui Empedu & usus

Terutama senyawa yang mempunyai bobot

molekul lebih dari 500 & senyawa yang

diperoleh dari metabolisme.

Penetrasi dalam kapiler empedu terjadi

melalui difusi atau transpor aktif.

Dalam usus, konjugat yang diekskresi

(61)

Ekskresi melalui Paru-paru

Terjadi sesuai landaian konsentrasidan

landaian tekanan antara darah & udara

pernafasan

Terjadi proses difusi murni.

Pengambilan bahan oleh paru-paru

arah

landaian konsentrasi yang berlawanan.

Kelarutan zat dalam darah menurun

ekskresi melalui paru-paru meningkat.

Ekskrsei juga dapat ditingkatkan melalui

(62)

Gambar

Gambar Membran

Referensi

Dokumen terkait

45S rRNA hasil transkripsi bergabung dengan protein (RNP), tetapi tidak semua molekul kompleks tersebut menjadi bagian dari sub unit ribosom yang lengkap.. Ada

Proses fermentasi berlangsung di dalam reaktor Erlenmeyer yang telah dipasangkan dengan leher angka yang telah diisi dengan larutan asam sulfat pekat sebanyak

Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah rute terpendek jalur evakuasi menggunakan algoritma Dijkstra, penentuan titik kumpul (assembly point)

Kecuali Anda mengecualikan diri Anda Sendiri Anda akan tetap dalam gugatan perwakilan kelompok dan menyerahkan hak untuk secara terpisah menuntut Tergugat Penyelesaian

Alur penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yakni: penentuan kondisi optimum, validasi metode analisis dan tahap terakhir penetapan kadar rhodamin B

pengendalian atas review events log system computer. Pada perubahan SAS No.99 mengakui bahwa manajemen sering kali dalam posisi mengesampingkan pengendalian

No text of specified style in document..42 Halaman Form Menambah Dimensi Proses Berikut adalah beberapa potongan source code untuk menambah pada halaman form dimensi

Interaksi timbal balik dalam tidak hanya dapat dilakukan dalam struktur sosial yang paling kecil yakni individu, tetapi juga dapat dilakukan pada struktur sosial yang lebih besar