• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Live Streaming - Analisis Perbandingan Kinerja Codec H.264 Dan Codec Dirac Untuk Kompresi Live Streaming Pada Perangkat Nsn Flexi Packet Radio(Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DASAR TEORI 2.1 Aplikasi Live Streaming - Analisis Perbandingan Kinerja Codec H.264 Dan Codec Dirac Untuk Kompresi Live Streaming Pada Perangkat Nsn Flexi Packet Radio(Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II DASAR TEORI

2.1 Aplikasi Live Streaming

Live streaming adalah salah satu bentuk penyiaran gambar secara visual

atau suara seperti radio, yang melalui jaringan kabel, wireless maupun jaringan

internet secara langsung (real time). Proses ini tidak memerlukan penyimpanan

lokal untuk media datanya. Dengan semakin majunya teknologi dapat dapat

memudahkan pemilik jasa multimedia untuk mencari cara mengirimkan media

data yang berupa fileaudio, video maupun data melalui jaringan berbasis Internet

Protokol. Teknologi live streaming banyak digunakan oleh radio maupun televisi.

Keberadaan live streaming ini menjadikan alternatif bagi pengguna internet yang

tidak ingin ketinggalan berita secara langsung, cukup dengan mengakses situs

yang menyediakan live streaming [1].

Aplikasi live streaming pada TV dengan mengambil video dan penyiaran

itu berlangsung melalui jaringan internet. Proses ini menggunakan kamera untuk

video, encoder untuk mendigitalkan isi data. Media kemudian dapat dilihat oleh

pengguna akhir secara langsung. Komunikasi live streaming lainnya dengan

menggunakan skype dengan menggunakan jaringan internet. Skype dapat berjalan

dalam sistem operasi Windows, Linux dan Mac. Voice conference call hingga 9

orang menelpon gratis ke sesama pengguna skype. Fitur lain dalam skype yang

berbayar yaitu dapat mengirim sms dan melakukan panggilan pesawat telepon dan

(2)

Secara umum arsitektur streaming terdapat 4 komponen yaitu :

1. Capture dan encoding

2. Pelayanan oleh server (serving)

3. Distribusi pengiriman

4. Media Player

Capture dan encoding adalah proses pengambilan data audio video dari

microphone dan camera serta memprosesnya menjadi sebuah file yang

terkompresi. File ini akan disimpan pada server penyimpanan data yang

mempunyai software khusus untuk bisa mengontrol pengiriman data stream

secara real time.

Pada proses serving, file yang telah di-encode-kan di kirim ke server untuk

didistribusikan melalui jaringan. Server pada streaming yang berbasis web,

memiliki dua fungsi pokok, pertama sebagai web server, web server ini berfungsi

untuk mengatur komunikasi antara client dengan server streaming. Kedua

berfungsi untuk mengontrol pengiriman data stream menuju jaringan.

Ada dua tipe video streaming menurut bentuk layanan yaitu :

1. Video on demand (VoD), yaitu suatu bentuk streaming pada permintaan

data yang sudah ada atau tersimpan dalam server. Video on demand

mengijinkan pengguna untuk dapat melakukan proses pause, rewind, fast

forward atau melakukan indeks isi multimedia [2].

2. Live streaming, aplikasi live streaming dapat dijumpai dalam teknologi

broadcast radio dan televisi. Aplikasi ini mengijinkan pengguna untuk

menerima siaran radio dan televisi secara langsung (live). Dalam live

(3)

klien tidak dapat melakukan fast forward dalam media yang diakses.

Proses capture dan encoding secara langsung dilakukan sesuai dengan

format videonya sebelum video itu ditransmisikan kepada client.

2.1.1 Metode Live Streaming

Ada tiga jenis cara data multimedia dapat ditansmisikan dalam internet,

yaitu :

1. Download mode, client dapat memainkan media setelah semua file media

telah dilakukan proses download dari server. Penggunaan cara ini

mengharuskan keseluruhan file multimedia harus diterima secara lengkap

di sisi client.

2. Streaming mode, client dapat memainkan media secara langsung tanpa

melakukan proses download. Bagian media yang diterima melalui proses

transmisi dapat langsung dimainkan seketika itu juga.

3. Progressive download, media yang dapat dimainkan beberapa detik

setelah proses download dimulai atau client dapat melihat media selama

media itu dalam proses download. Secara langsung terlihat seperti

streaming tetapi kenyataannya adalah melakukan download. Istilah

lainnya juga menyebutkan sebagai pseudo streaming [3].

2.1.2 Komponen Live Streaming

Secara umum, terdapat empat buah komponen dari streaming, yaitu

sebagai berikut [3]:

1. Sumber / Input

Sumber dari video yang akan di-stream, dapat berupa file video, DVD,

(4)

2. Encoder

Bagian dari aplikasi server yang bertugas untuk mengubah video sumber

menjadi sebuah format yang sesuai untuk transmisi streaming, dimana

format ini umumnya memiliki tingkat kompresi tinggi supaya dapat

ditransmisikan dengan baik pada media jaringan.

3. Server

File hasil encoding kemudian didistribusikan oleh server kepada client.

Pada aplikasi yang digunakan, encoder dan server berada pada satu

aplikasi yang sama yang terintegrasi satu sama lain.

4. Player / Output

Player berfungsi untuk melakukan decoding terhadap file hasil streaming

dan menampilkan pada sisi client.

Gambar 2.1 menunjukkan empat buah komponen streaming pada suatu

sistem.

Gambar 2.1 Diagram Komponen dari Metode Streaming [3].

Streaming dapat dibagi atas dua subkategori, yaitu on-demand stream dan

webcast stream. On-demand stream dikontrol oleh client sedangkan webcast

stream dikontrol oleh server. On-demand stream diaktifkan oleh permintaan

(5)

On-demand stream ini dapat dimisalkan seperti melihat video-kaset, dimana client

dapat melakukan fast-forward, rewind, pause dan lainnya. Pada webcast stream,

client hanya dapat mengontrol apakah akan terus menerima content atau tidak.

2.2 Coder dan Decoder

Coder adalah proses mengkompresi informasi baik berbentuk audio,video

maupun data. Decoder adalah proses mendapatkan informasi baik audio, video

maupun data yang telah terkompresi [4].

Kompresi audio, video maupun data dapat dilakukan secara lossy maupun

lossless. Lossy adalah sebuah metode untuk mengkompresi data dan

mendekompresinya, data yang diperoleh mungkin berbeda dari yang aslinya tetapi

cukup dekat perbedaannya. Lossy kompresi ini paling sering digunakan untuk

kompres data multimedia (suara atau gambar diam). Sebaliknya, kompresi lossless

diperlukan untuk data teks dan file, seperti catatan bank, artikel teks dan lainnya.

Lossy kompresi ini paling sering digunakan untuk kompres data multimedia (suara

atau gambar diam). Sebaliknya, kompresi lossless diperlukan untuk data teks dan

file, seperti catatan bank, artikel teks dan lainnya.

Metode ini menghasilkan rasio kompresi yang lebih besar daripada metode

lossless. Misal terdapat image asli berukuran 12,249 bytes, kemudian dilakukan

kompresi dengan JPEG kualitas 30 dan berukuran 1,869 bytes berarti image

tersebut 85% lebih kecil dan rasio kompresi 15%. Contoh metode lossy adalah

metode CS&Q (Coarser Sampling and/or Quantization), JPEG, dan MPEG.

Lossless adalah data kompresi yang memungkinkan data asli dapat disusun

kembali dari data hasil kompresi. Lossless data kompresi digunakan dalam

(6)

sebagai komponen dalam teknologi kompresi data lossy. Kompresi lossless

digunakan ketika sesuatu yang penting pada kondisi asli.

Beberapa format gambar seperti PNG atau GIF hanya menggunakan

kompresi lossless, sedangkan yang lainnya sperti TIFF dan MNG dapat

menggunakan metode lossy atau lossless. Metode lossless menghasilkan data yang

identik dengan data aslinya, hal ini dibutuhkan untuk banyak tipe data, contohnya:

executable code, word processing files, tabulated numbers dan sebagainya.

Misalnya pada citra atau gambar dimana metode ini akan menghasilkan hasil yang

tepat sama dengan citra semula, pixel per pixel sehingga tidak ada informasi yang

hilang akibat kompresi. Namun rasio kompresi (rasio kompresi yaitu, ukuran file

yang dikompresi dibanding yang tak terkompresi dari file) dengan metode ini

sangat rendah.

Metode ini cocok untuk kompresi citra yang mengandung informasi

penting yang tidak boleh rusak akibat kompresi, misalnya gambar hasil diagnosa

medis. Contoh metode lossless adalah Aritmetic Coding, Run-Length, Huffman,

Delta dan LZW.

2.3 Bitrate Video

Bitrate video adalah jumlah jumlah bit yang diproses per satu satuan

waktu. Bitrate video dapat disamakan dengan transfer speed, kecepatan koneksi,

bandwidth, throughput maksimum. Bitrate juga bisa diartikan sebagai jumlah bit

yang diproses dalam satu satuan waktu untuk mewakili media seperti video dan

audio setelah dilakukan kompresi. Satunya adalah bit per second (bps). Kualitas

(7)

semakin banyak informasi data videonya. Oleh karena itu, gambar akan menjadi

semakin baik kedalaman warnanya.

2.3.1 Bit Depth (Kedalaman Warna)

Banyaknya warna yang dimiliki oleh video seiring dengan kedalaman

warna. Sebuah frame yang memiliki bit depth 8 bit dapat menampilkan warna 28 =

256 warna, sedangkan pada frame memiliki bit depth 24 bit dapat menampilkan

warna lebih dari 16 juta warna. Dengan basarnya bit yang dimiliki video maka

akan membuat kualitas gambar semakin baik dan tajam selain itu juga menambah

ukuran file video tersebut.

Komputer menggunakan pewarnaan 24 bit RGB sedangkan sinyal video

dan TV menggunakan standar 16 bit YUV sehingga jangkauan warnanya terbatas.

Oleh karena itu, untuk pembuatan video yang ditayangkan di TV biasa berbeda

warnanya dengan video pada saat dimainkan dimonitor komputer. Tabel 2.1

memperlihatkan bit depth (kedalaman warna).

Tabel 2.1 Pengelompokan Bit Depth (kedalaman warna).

Bit Depth Warna

1 bit Monokrom (2 warna)

4 bit Grayscale atau color (16 warna)

8 bit Grayscale atau color (256 warna)

16 bit High color (512 warna)

(8)

2.4 Kompresi Video

Video terdiri dari informasi spatial dan temporal. Spatial adalah

perbedaan gambar yang terjadi didalam frame. Temporal adalah perbedaan

gambar yang terjadi antar frame. Spatial encoding dilakukan dengan

memanfaatkan keuntungan bahwa mata manusia tidak mampu mengenali

perbedaan kecil pada warna sehingga daerah pada gambar yang memiliki warna

yang sama akan dilakukan proses penyederhanaan. Temporal encoding dilakukan

dengan menghitung bagian frame yang memiliki gambar yang sama dan

disederhanakan menjadi jumlah bit yang lebih sedikit.

Standar kompresi video terhadap kompresi informasi audio dan visual

diperlukan untuk memfasilitasi pertukaran data berupa video maupun audio digital

secara global. Untuk komunikasi multimedia, terdapat dua organisasi standar yang

utama yaitu ITU-T dan International Organization for Standardization (ISO).

Beberapa standar dari ITU-T G.1010 dan ISO, seperti H.261, H.263,

H.264 dan dirac telah dikembangkan untuk banyak domain aplikasi. Standar -

standar tersebut mendefinisikan bitstream dari data audio visual dan menentukan

sekumpulan aturan yang harus dipatuhi dalam pengambangan hardware maupun

software untuk solusi kompresi. Standarisasi kompresi video tidak dengan tegas

menentukan proses pengkodean, tetapi mengambil kelebihan dari riset-riset dalam

bidang teknik kompresi yang banyak dilakukan dan merekomendasikan sejumlah

(9)

2.4.1 Kompresi H.261

Standar H.261 adalah standar yang diterbitkan oleh ITU-T pada tahun

1990. Standar H.261 didesain untuk kompresi video yang akan ditansmisikan

melalui jaringan ISDN dengan bandwidth sebesar px64 Kbit/s, dimana p berkisar

antara 1 sampai 30. Standar H.261 ini diimplementasikan untuk aplikasi

conference dan videophone. Pengiriman video melalui H-261 (ISDN) berbeda

dengan H.263. H.261 di rancang untuk pengiriman video melalui jaringan ISDN

(Integrated Services Digital Network) yang merupakan standar video coding yang

dibuat oleh CCITT (Consultative Commitee for International Telephone and

Telegraph).

H.261 merekomendasikan sebuah standar coding untuk pengiriman data

dengan kelipatan m x 384Kbps (m=1,2,..5) dan dirancang untuk video conference.

Aplikasi video telepon menggunakan jaringan telepon ISDN. Pada aplikasi ini,

keterbatasan gerakan video menjadi bagian terpenting. Kecepatan bitrate antara p

x 64 Kbps. Dimana p adalah frame rate (antara 1 sampai 30). Susunan frame

H.261 berurutan dimana tiap - tiap 3 buah frame (I) dibatasi dengan 1 buah

inter-frame (P).

2.4.2 Kompresi H.263

Pada Februari 1995 ITU-T SG15 mengeluarkan standar H.263 yang

dirancang untuk penggunaan komunikasi bitrate namun tidak pernah berjalan

dengan baik ketika melalui jaringan POTS (Plain Old Telephone Service). Standar

H.263 telah menggantikan standar H.261 untuk video conference dibeberapa

aplikasi yang mendominasi standarisasi untuk beberapa aplikasi internet video

(10)

Prinsip kerja H.263 adalah sebagai berikut. Video frame akan ditangkap di

sumber / pengirim dan di encode (dikompresi) dengan video encoder. File video

yang terkompres kemudian dikirimkan melalui jaringan atau saluran

telekomunikasi dan di decode (dekompresi) menggunakan video decoder. Frame

yang di decode ini yang kemudian akan di tampilkan. Pada saat ini, cukup banyak

standar yang ada, masing-masing di disain untuk keperluan tertentu.

Standar H.263 menentukan kebutuhan untuk encoder dan decoder video.

H.263 tidak menjelaskan tentang encoder atau decoder itu sendiri. Akan tetapi,

H.263 menspesifikasikan format dan isi dari aliran data yang di encode (kompres).

2.4.3 Kompresi H.264

Codec H.264 dapat melakukan proses decoding secara lengkap, inverse

transform untuk menghasilkan sebuah urutan video yang telah di-encode.

Dibandingkan dengan standar seperti MPEG-2 dan MPEG-4 Visual, H.264

memiliki kelebihan antara lain:

1. Kualitas gambar yang lebih baik pada bitrate kompresi yang sama

2. Kecepatan bit kompresi yang lebih rendah untuk kualitas gambar yang

sama.

Standar H.264 menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dari segi

kompresi dan transmisi. Sebuah encoderH.264 dapat memilih dari berbagai jenis

alat kompresi, sehingga cocok untuk aplikasi mulai dari bitrate rendah hingga

(11)

2.4.4 Kompresi Dirac

Spesifikasi diselesaikan pada bulan Januari 2008, dan perkembangan lebih

lanjut hanya perbaikan bug dan kendala. Pada bulan September tahun itu, versi

1.0.0 dariDirac Pro dirilis dan

sejak telah distandarisasi oleh Dirac mendukung

resolusi

penghematan yang signifikan dalam kecepatan data dan peningkatan kualitas atas

format kompresi video seperti

pesaingnya, misalnya dirac membuat klaim

awal "pengurangan dua kali lipat dalam bit rate lebih dari MPEG-2 untuk video

definisi tinggi", yang membuatnya sebanding dengan standar generasi terbaru

seperti

2.5 Protokol Streaming

Protokol streaming adalah sebuah aturan untuk membimbing sebuah

aktifitas pertukaran data informasi. Adapun tujuannya ialah sebagai standarisasi

komunikasi antara streamingsever dan streaming client.

Transmision Control Protokol/Internet Protokol pertama kali

diperkenalkan olah Departement of Defence (DoD) untuk memastikan dan

menjaga integritas data sama seperti halnya menjaga komunikasi dalam situasi

apapun. TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel dan dapat

diterapkan dengan mudah dari setiap jenis komputer dan interface jaringan,

karena perubahan pada protokol yang sehubungan dengan interface jaringan saja.

(12)

1.Application Layer

Layer ini mengintegrasikan berbagai macam aktivitas dan tugas-tugas

yang melibatkan fokus dari layer OSI yaitu Application, Presentation dan

Session. Layer ini juga mengendalikan spesifikasi tatap muka pengguna.

2.Transport Layer

Layer ini sejalan dengan layer transport di model OSI. Layer ini

mendefinisikan protokol untuk mengatur tingkat layanan transmisi untuk

aplikasi. Layer ini juga menangani masalah seperti menciptakan

komunikasi end to end yang handal dan memastikan data bebas dari

kesalahan saat pengiriman, serta menangani urutan paket dan menjaga

integritas data.

3.Internet Layer

Layer ini setara dengan layer network dalam OSI, yaitu mengalokasikan

protokol yang berhubungan dengan transmisi logika sejauh paket

keseluruh network. Layer ini menjaga pengalamatan host dengan

memberikan alamat IP dan menangani routing dari paket yang melalui

beberapa jaringan.

4.Network Access Layer

Layer ini merupakan gabungan dari layer physical dan data link di OSI.

Layer ini memantau pertukaran data antara host dan jaringan, dan

bertugas mengawasi pengalamatan secara hardware dan mendefinisikan

protokol untuk transmisi fisik data.

Gambar 2.2 adalah gambar susunan struktur protokol pada TCP/IP yang

(13)

Gambar 2.2 Struktur Protokol pada TCP/IP [7].

TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang artinya menjaga

reliabilitas hubungan komunikasi end – to – end. Konsep dasar cara kerja TCP

adalah mengirim dan menerima segmen– segmen informasi dengan panjang data

bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan

komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau

kesalahan kirim.

UDP yang merupakan salah satu protokol utama diatas IP merupakan

transport protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP

digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. UDP

melakukan pengiriman informasi yang tidak membutuhkan keandalan. Walaupun

pengiriman dengan UDP kurang handal dibandingkan dengan protokol TCP,

pengiriman dengan UDP mengurangi overhead jaringan.

Real-time Transport Protokol (RTP) menerapkan fungsi- fungsi untuk

transport dari awal ke akhir data real time, seperti audio, video, multimedia atau

(14)

RTCP (Real-time Control Protokol) merupakan protokol pengendalian

paket data pada RTP yang juga berguna untuk menjamin QoS video streaming.

RTCP digunakan secara periodik untuk mentransmisikan control packet untuk

pengemasan pada sesi video streaming.

RTSP (Real Time Streaming Protocol) adalah protokol level aplikasi yang

bertujuan untuk menyediakan sebuah protokol yang kuat untuk multimedia

streaming satu ke banyak aplikasi secara unicast dan multicast, dan untuk

mendukung interoperabilitas antara klien dan server dari vendor yang berbeda.

RTSP dianggap lebih dari kerangka daripada protokol. RTSP didesain untuk

bekerja di atas RTP untuk mengontrol dan menyampaikan konten secara real-time

[7].

Gambar 2.3 Operasi RTSP [7].

2.6 Parameter Kinerja Live Streaming

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas real time video

streaming, yaitu waktu tunda (delay), throughput, packet loss dan pemilihan jenis

codec. Ukuran dan pengalokasian kapasitas jaringan juga mempengaruhi kualitas

real time video streaming secara keseluruhan. Berikut penjelasan dari beberapa

(15)

2.6.1 Waktu Tunda (Delay)

Waktu tunda (delay) adalah waktu tunda saat paket yang diakibatkan oleh

proses transmisi dari satu titik lain yang menjadi tujuannya. Waktu tunda

mempengaruhi kualitas layanan (QoS) karena waktu tunda menyebabkan suatu

paket lebih lama mencapai tujuan. ITU-T G.114 merekomendasikan waktu tunda

tidak lebih besar dari 150 ms untuk berbagai aplikasi, dengan batas 300 ms untuk

komunikasi suara yang masih dapat diterima. Rata - rata delay diperoleh dari

jumlah pengiriman satu paket delay dibagi dengan banyak delay yang ada. Untuk

menghitung rata - rata delay digunakan rumus [8] :

Rata

Rata

𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑

=

𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑑𝑑𝑑𝑑 ℎ𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑

𝑏𝑏𝑑𝑑𝑏𝑏𝑑𝑑𝑑𝑑𝑏𝑏 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 (2.1)

Keterangan :

Jumlah delay = total delay pengiriman paket

Banyak delay = banyaknya delay yang terjadi

ITU G.1010 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat

kenyamanan user, dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Pengelompokan Waktu Tunda berdasarkan ITU-T G.114

Waktu Tunda Kualitas

0-150 ms Baik

150-300 ms Cukup, masih dapat diterima

>300 ms Buruk

Ada beberapa komponen waktu tunda yang terjadi dijaringan. Komponen

(16)

waktu tunda propagasi dan waktu tunda akibat adanya jitter buffer diterminal

penerima. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa jenis waktu tunda yang dapat

mempengaruhi kualitas layanan ialah :

1. Waktu tunda pemrosesan.

2. Waktu tunda yang terjadi akibat proses pengumpulan dan pengkodean

sampel analog menjadi digital.

3. Waktu tunda paketisasi, waktu tunda ini terjadi akibat proses paketisasi

sinyal suara menjadi paket-paket yang siap ditransmisikan ke dalam

jaringan.

4. Waktu tunda antrian, waktu tunda yang disebabkan oleh antrian paket data

terjadinya kongesti jaringan.

5. Waktu tunda propagasi, waktu tunda ini disebabkan oleh medium fisik

jaringan dan jarak yang harus dilalui olah sinyal suara pada media

transmisi data antara pengirim dan penerima.

6. Waktu tunda akibat jitter buffer, waktu tunda ini terjadi akibat jitter buffer

yang digunakan untuk meminimalisasi nilai jitter yang terjadi.

2.6.2 Throughput

Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran

waktu tertentu. Throughput lebih menggambarkan bandwidth yang sebenarnya

(actual) pada suatu waktu tertentu yang digunakan untuk men-download suatu file

dengan ukuran tertentu. Throughput merupakan jumlah bit yang berhasil dikirim

pada suatu jaringan.

Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur

(17)

diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval

waktu tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung throughput adalah :

𝑇𝑇ℎ𝑟𝑟𝑟𝑟𝑗𝑗𝑟𝑟ℎ𝑝𝑝𝑗𝑗𝑝𝑝 =𝑝𝑝𝑟𝑟𝑝𝑝𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑏𝑏𝑑𝑑𝑝𝑝𝑑𝑑𝑏𝑏

𝑑𝑑𝑗𝑗𝑟𝑟𝑑𝑑𝑝𝑝𝑑𝑑𝑟𝑟 𝑏𝑏 (2.2)

Keterangan:

Bytes = jumlah bit yang dikirim

Duration = total waktu pengiriman paket

2.6.3 Packet Loss

Packet loss adalah jumlah paket data yang hilang per detik. Packet loss

dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mencakup penurunan signal dalam media

jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk

transit, dan kesalahan keras jaringan. Paket hilang dapat disebabkan oleh

pembuangan paket di jaringan (network loss) atau pembuangan paket di gateway

(terminal) sampai kedatangan terakhir (late loss). Network loss secara normal

disebabkan kemacetan (router buffer overflow), perubahan rute secara seketika,

kegagalan link, dan lossy link seperti saluran nirkabel.

Kemacetan atau kongesti pada jaringan merupakan penyebab utama dari

paket hilang.

Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang

Tingkat paket hilang Kualitas

0-1% Baik

1-2% Cukup

(18)

Rumus yang digunakan untuk menghitung packetloss adalah :

𝑃𝑃𝑑𝑑𝑃𝑃𝑏𝑏𝑑𝑑𝑝𝑝𝐿𝐿𝑟𝑟𝑏𝑏𝑏𝑏 =𝑃𝑃𝑑𝑑𝑃𝑃𝑏𝑏𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑇𝑇𝑑𝑑𝑟𝑟𝑏𝑏𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑗𝑗 −𝑃𝑃𝑑𝑑𝑃𝑃𝑏𝑏𝑑𝑑𝑝𝑝 𝐷𝐷𝑑𝑑𝑝𝑝𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑗𝑗𝑑𝑑

𝑃𝑃𝑑𝑑𝑃𝑃𝑏𝑏𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑇𝑇𝑑𝑑𝑟𝑟𝑏𝑏𝑑𝑑𝑟𝑟𝑑𝑑𝑗𝑗 𝑥𝑥 100% (2.3)

Keterangan:

Paket terkirim = total RTP packet yang terkirim

Gambar

Gambar 2.1  Diagram Komponen dari Metode Streaming [3].
Tabel 2.1 Pengelompokan Bit Depth (kedalaman warna).
Gambar 2.2 Struktur Protokol pada TCP/IP [7].
Gambar 2.3 Operasi RTSP [7].
+3

Referensi

Dokumen terkait

streaming video karena pada sistem IPTV yang melalui suatu jaringan LAN, data yang dihasilkan memiliki QoS yang baik dan dapat menghasilkan gambar serta audio

Data yang berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat

Merupakan library JAVA yang memungkinkan aplikasi berbasis bahasa pemrograman JAVA untuk menjalankan file multimedia baik audio maupun video.. 

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis kualitas layanan Video Call menggunakan codec H.263 dan H.264 pada perangkat NSN FlexiPacket Radio yang ada pada Laboratorium

Implementasi dan analisa perbandingan QoS pada PPTP dan L2TP/IPSEC Remote Access VPN untuk layanan secured.. mobile IP based

Proses Streaming Melalui Jaringan Pada awalnya, data dari source (bisa berupa audio maupun video) akan di- capture dan disimpan pada sebuah buffer yang berada pada memori

Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar

Pada jaringan wireless ruang guru SMA Negeri 1 Tumijajar digunakan para guru untuk mengirim file berupa gambar, audio, video, akses data mencari bahan pelajaran dan sebagainya, sehingga